Anda di halaman 1dari 20

Daftar Isi

Daftar Isi..........................................................................................................................................................1
Daftar Gambar..................................................................................................................................................2
Daftar Tabel.....................................................................................................................................................2
1. Penjelasan Kerja Relay Circuit Breaker...................................................................................................3
a) Cara kerja Circuit Breaker....................................................................................................................3
b) Tabel Kebenaran Relay.........................................................................................................................5
2. Pengertian Relay Circuit Breaker...........................................................................................................12
3. Contoh Beban dan Perhitungan Relay Circuit Breaker...........................................................................12
4. Kesimpulan.............................................................................................................................................17
5. Daftar pustaka.........................................................................................................................................18
Daftar Gambar
Gambar 1: Tuas hubung dalam circuit breaker.................................................................................................3
Gambar 2: Magnetisasi pada tuas-tuas circuit breaker....................................................................................4
Gambar 3: Mekanisme Pemindahan posisi ON-OFF.........................................................................................4
Gambar 4: Skema Temperature Overload Circuit breaker................................................................................4
Gambar 5: Plate Name Motor........................................................................................................................12
Gambar 6: Saklar dan Karakteristik Long Time Trip........................................................................................14
Gambar 7: Saklar dan Karakteristik LTD..........................................................................................................14
Gambar 8: Saklar dan karakteristik STPU.......................................................................................................15
Gambar 9: Saklar dan Karakteristik STD.........................................................................................................15
Gambar 10: Saklar dan Karakteristik Instantaneous.......................................................................................16
Gambar 11: Switch Ground Fault...................................................................................................................16
Gambar 12: Karakteristik Motor Induksi dan karakteristik proteksi...............................................................17

Daftar Tabel
Tabel 1: Nomor Relay dan Fungsinya...............................................................................................................7
Tabel 2: Kebenaran Sistem Proteksi Motor...................................................................................................11
1. Penjelasan Kerja Relay Circuit Breaker
Relay yang saya pilih dalam tugas ini adalah Circuit Breaker (Kode ANSI 52).
Fungsi dari relay ini adalah memutuskan hubungan antara sisi sumber tenaga listrik dan sisi
beban secara otomatis jika terjadi kelebihan arus yang melebihi nominal dari circuit breaker
itu sendiri yang mana biasanya kelebihan arus tersebut disebabkan oleh hubung singkat.
Dengan kata lain circuit breaker berfungsi sebagai current limiter/pembatas arus beban.
Relay ini harus dioperasikan secara manual bilamana sebelumnya mengalami trip dan saat
akan dilakukan perawatan/penggantian komponen di sisi beban.

Relay : Circuit Breaker (52)

Koordinasi : Overload Relay

Ground Fault Relay

a) Cara kerja Circuit Breaker


Terdapat 2 jenis konstruksi circuit breaker, yaitu magnetic overload dan
temperature overload. Kedua jenis konstruksi yang berbeda ini juga mewakili cara kerjanya
yang berbeda.

 Magnetic Overload Circuit Breaker

Prinsip kerja circuit breaker jenis ini adalah apabila ada arus yang berlebih akan
menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas hubung terminal sehingga antara
terminal beban dan terminal sumber terputus.

Gambar 1: Tuas hubung dalam circuit breaker


Arus dari sumber ke beban mengalir melalui tuas hubung pada circuit breaker. Tuas hubung
ini terdiri dari bagian yang dapat bergerak (moveable contact arm) dan bagian yang statis
(stationary contact arm). Pada saat arus mengalir, pada kedua tuas hubung akan
termagnetisasi dengan kutub yang berbeda. Pada kondisi arus normal, medan magnet yang
terbentuk antara kedua kutub ini tidak cukup kuat untuk saling tarik menarik (ditahan oleh
adanya pegas) sehingga titik hubung antara sumber dan beban tetap tersambung. Pada saat
arus yang mengalir melebihi nominal circuit breaker, maka medan magnet antar kedua tuas
hubung tersebut akan lebih kuat sehingga bagian tuas yang dapat bergerak akan tertarik
menempel pada bagian yang statis, sehingga memisahkan titik hubung antara sumber dan
beban.
Gambar 2: Magnetisasi pada tuas-tuas circuit breaker
Selanjutnya, tuas pengoperasian circuit breaker pada bagian luar akan dihubungkan dengan
tuas yang dapat bergerak. Pegas pada bagian bergerak disini berfungsi agar titik hubung
antara sumber dan beban kuat, dan juga menahan kontak yang dapat bergerak tidak selalu
ditarik oleh bagian yang statis (jika tidak ada pegas maka tentu saja kedua tuas akan saling
menempel).

Gambar 3: Mekanisme Pemindahan posisi ON-OFF

 Temperature Overload Circuit Breaker

Seperti Magnetic Overload Circuit Breaker, Temperature Overload Circuit Breaker juga
mengalirkan arus dari sumber ke beban melalui tuas penghubung terminal. Pada circuit
breaker jenis ini tuas hubung terbuat dari pelat bimetal.

Gambar 4: Skema Temperature Overload Circuit breaker


Pada gambar 4 di atas, tombol berfungsi untuk mengoperasikan circuit breaker secara
manual untuk menekan tuas penghubung bimetal sehingga terminal sumber dan beban
terhubung sehingga arus dapat mengalir. Sifat bimetal itu sendiri akan membengkok jika
panas yang ada bimetal tersebut melebihi ambang batas koefisien muainya. Ketika arus yang
mengalir melalui circuit breaker normal, maka panas yang muncul pada pelat bimetal
tersebut normal dan tidak melampaui koefisien muainya, sehingga terminal tetap terhubung.
Sebaliknya, jika arus yang mengalir melebihi nominal circuit breaker tersebut, maka suhu
pelat bimetal tersebut akan cepat meningkat dan mengakibatkan membengkoknya pelat
tersebut. Pembengkokan ini akan membuat hubungan terminal sumber dan terminal beban
terputus, sehingga beban aman dari arus lebih. Hubungan terminal sumber dan terminal
beban ini dapat dihubungkan kembali dengan menekan tombol. Perlu waktu untuk
mendinginkan pelat bimetal ini agar kembali ke bentuknya semula.

b) Tabel Kebenaran Relay


No. Penjelasan Relay Manfaat proteksi Koordinasi Relay
Relay
Distance reley. Tujuan ; Untuk rotor terkunci
21 sebagai pengukur dapat di capai dengan
impedansi saluran menerapkan relay jarak, 49,50,51,52,62
transmisi, dimana untuk menentukan
Impedansi pada saluran perbandingan antara
transmisi berbanding besaran tegangan dan
lurus dengan panjang besaran arus.
saluran itu sendiri.

Flame detector. Tujuan Gangguan pada sisi


27 ; sumber maupun pada
Sebagai penandaan sisi beban, yang dimana 46,47,49,50,51
gangguan pada suatu hal ini menimbulkan
sistem transmisi yang keseimbangan terhadap
dimana akan sistem penyalaannya.
menimbulkan suatu
pengaman sistem
terhadap rel – rel
penghubung.
Reverse phase . Untuk keseimbangan
46 Tujuan ; sebagai terhadap fasa masukan
pengaman terhadap dengan keluaran
kerja balik fasa,ataupundimana daya 49,50,51
daya pembalik pada pembaliknya tetap
motor stabil. Atau Pergerakan
awal untuk motor pada
waktu start.
Phase sequence voltage Untuk penanggulangan
47 relay. Tujuan ; Sebagai gangguan pada fasa ke
pengaman tegangan fasa terhdap tanah 46,49,50,51,
agar dapat di urutkan secara simetri.
fasa nol serta pengaman Memngatasi arus bocor
gangguan langsung yang melalui gangguan
tanah. lngsng le tanah ataupun
tidak ke tanah.
Transformmer Untuk pengasutan pada
49 thermal relay. Tujuan ; motor atau pun
mengatasi beban lebih pengereman yang 21,27,81
ataupun arus yang terjadi akibat beban yg
timbul akibat hubung melebihi batas, atau
singkat. juga dapat di katakan
arus ny melebihi batas
arus nominalnya.
Instantaneous Mengatasi gangguan
50 overcurrent. Tujuan ; seimbang atau pun tak
Untuk mengatasi seimbang di dalam 21,27,59
gangguan yang dekat ke suatu saluran transmisi
sumber ketika arus agar tetap dalam
gangguan tinggi, waktu keadaan normal.
operasi kira-kira 10 mS

AC time overcurrent Untuk pengoperasian


51 relay. Tujuan ; sebagai pada saat arus melebihi
pengaman bagi arus batas minimunnya. Atau 21,27,62
besar dengan waktu untuk hal ini beroperasi
yang telah di set agar pada saat arus besar.
relay bekerja denga
cepat.

AC circuit breaker. Untuk mencegah


52 Tujuan : sebagai tegangan ataupun arus
penghubung dan lebih yang timbul akibat 21,81
pemutus pada jaringan beban yang berlebihan.
transmisi ataupun Memonitor tegangan
rangkaian listrik untuk yang keluar dari salah
sistem kontrol pada satu fasa incoming pada
motor itu sndri. beban.

Voltage atau Current Ganguan antar


59 balance relay. Tujuan ; saluran , dimana
sebagai pembanding tegangan dan arus
arus ataupun tegangan rationya kurang dari
gangguan yang batas normal. 50,51
dirasakan oleh relay
terhadap tegangan
/lokasi dimana relay di
pasang. Maka dapat
membandingkan dua
besaran impedansi
saluran transmisi dari
lokasi relay sampai
lokasi ganguan dapat di
ukur.
Time delay stopping Gangguan pada beban ,
62 atau opening relay. baik itu pada transmisi
Tujuan ; sebagai maupun pada daya 21
pembatas gangguan yg pembalik motor yang di
di timbulkan oleh setip timbulkan akibat beban
rel-rel pada saluran lebih.
transmisi.
Frequency relay. Gangguan pada sistem
81 Tujuan ; Sebagai beban , yang dimana
monitoring tegangan apabila beban melebihi
yang keluar dari salah batas normal pada 49
satu fasa incoming pada sistem itu sendiri maka
beban. Baik itu dalam akan timbul perubahan
hal sistem saluran kedudukan pada
transmisi maupun frekuensinya.
menjaga kestabilan kerja
motor (generator).

Differential protective Untuk ganggguan pada


87 relay. Tujuan ; sebagai sumber, untuk
pengaman utama (main mengatasi gangguan
protection) pada yang timbul diluar dari
transformator daya yang pada perbedaan dalam
berguna untuk hal ratio terhadap nilai 52,52a,52aa,52b,52bb
mengamankan belitan arus hubung singkat
transformator bila External yang tinggi.
terjadi suatu gangguan. Relay differensial
Relay ini dengan persentase
sangat selektif dan memiliki Coil (belitan)
sistem kerjanya sangat peredam tambahan
cepat. yang dihubungkan
dengan pilot wire

Tabel 1: Nomor Relay dan Fungsinya


NO Perlindungan
Jenis Gangguan Gejala KemungkinanPenyebab
. Rele Utama Rele Pembantu
1. Kegagalan phasa (phasa terbuka) Motor tidak lagi mampu mencapai 1. PMS terbuka, konektor atau Negative Thermal relay
kemampuan kerja normalnya, apalagi konduktor terbuka sehingga Sequence (49)
untuk pemakaian yang terus menerus motor menjadi bekerja Relays (46)
sehingga akhirnya efisiensi motor dengan keadaan tegangan Instantinous over
akan berkurang. tidak seimbang (terutama current relay (50)
motor 3 phasa).
2. Arus yang melewati masing- Instantinous over
masing kumparan motor current relay
menjadi tidak seimbang digunakan untuk
dengan beda phasa yang proteksi
sangat jauh. gangguan tanah
3. Kumparan akan panas dan (50G) atau (50N)
kecepatan motor juga akan
mengalami perubahan. AC time over
current relay (51)

Phase squence
voltage relay
(47)

2. Tegangan lebih Isolasi motor rusak karena mengalami Motor mendapatkan suplay Over voltage Instantinous over
kebocoran setelah mendapat tegangan tegangan yang sangat besar relay (58) current relay(50)
tembusnya. diluar dari kebutuhannya dan
petir. Voltage atau
current balance
relay (59)
3. Tegangan kurang Motor kehilangan kecepatannya dan Kegagalan pengasutan atau Under voltage Thermal relay
berhenti secaraberulang. rotor terkunci untuk mencapai relay (26) (49)
rating kecepatan normal motor.
Instantinous over
current relay (50)
AC time over
current relay (51)
4. Pembalikan phasa 1. Kumparan panas dan munculnya Perubahan phasa dan ketidak Phase squence Thermal relay
fluks pada celah udara motor. seimbangan sistem pada suplay voltage relay (49)
2. Motor berputar kearah yang atau sirkit sumber sehingga (47)
berlawanan dari yang seharusnya. muncul arus dan tegangan AC time over
urutan negatif. current relay (51)

5. Kondisi kehilangan sinkronisasi 1. Motor tidak akan kembali bekerja Berkurangnya tegangan masukan Field relay (40) Power factor
akibat gangguan dari sistem normal. motor dalam sesaat. relay (55)
2. Motor menyerap daya reaktif dari
sistem, dan arus lagging mengalir Overspeed
ke motor. device (11)
6. Sinkronisasi, penutupan atau Motor mengalami torsi transien yang Hilangnya suplay motor karena Frequency relay Under voltage
penutup balik phasa tinggi setiap saat re-energize ulang, beberapa gangguan. (81) relay (27)
lahar motorakanrusak.
7. Pembalikan cepat atau plug Motor mengalami torsi transien yang Hilangnya suplay motor karena Frequency relay Under voltage
tinggi setiap saat re-energize ulang, beberapa gangguan. (81) relay (27)
lahar motorakanrusak.
8. Kegagalan isolasi Munculnya arus gangguan yang Rotor terkunci. Differential Instantinous over
besarnya melebihi arus pengasutan. protection relay current relay (50)
(87)
9. Kegagalan bearing Arus yang diserap motor akan sangat Keadaan bearing motor yang Underspeeddevi AC time over
besar yang berakibatnya kumparan sudah tidak bagus ataupun macet ce (13) current relay (51)
motor akan terbakar. sebab kurang perawatan.
10. Kegagalan mekanis Arus yang muncul sangat besar, Rotor terkunci atau gagalnya Distance relay Instantinous over
bahkan bisa melewati arus pengasutan proses pengasutan motor untuk (21) current relay (50)
motor. bekerja pada kondisi normal.
AC Time delay
(62)
11. Kehilangan medan pada motor 1. Berkurangnya tegangan masukan Motor menyerap daya reaktif Field relay (40) Power factor
sinkron motor dalam sesaat. dari sistem, dan arus lagging relay (55)
2. Motor tidak bekerja normal. mengalir ke motor.
Overspeed
device (11)
12. Beban lebih dan atau beban Arus lebih yang mengancam Motor diberikan beban yang AC time over Thermal relay
berkurang keamanan kumparan motor yang bisa melebihi dari kemampuannya current relay (49)
panas dan terbakar. dan atau motor juga diberi beban (51)
yang kurang dari kemampuan
normalnya.
13. Jamming Kemacetan karena beban ataupun Arus yang meningkat dan AC time over Thermal relay
lingkungan sekitar operasi motor. temperatur motor yang current relay (49)
meningkat. (51)
14. Momen inersia yang tinggi (Wk2) Motor terhentak keras dan arus akan motor mengalami putaran yang Frequency relay Overspeed
meningkat menghasilkan panas pada tinggi yang mungkin disebabkan (81) device (11)
kumparan motor. terlepasnya beban secara tiba-
tiba karena beberapa kesalahan. Thermal relay
(49)

AC time over
current relay (51)
15. Temperatur ambient yang tinggi Kenaikan suhu ambein yang Temperatur lingkungan yang Temperatur AC time over
mengakibatkan kenaikan temperatur tinggi. control device current relay (51)
motor. (23)
Permissive
control device
(69)

16. Tingkat kontaminasi yang tinggi Beberapa bagian motor mengalami Pengaratan pada bearing yang Underspeeddevi AC time over
kerusakan seperti pengaratan dan mengakibatkan kondisi ce (13) current relay (51)
macet. kegagalan bearing.
17. Temperatur ambein yang terlalu Motor teredam putarannya yang bisaTemperatur yang terlalu dingin AC time over Thermistor
dingin dan damp mengakibatkan hubung singkat. yang memungkinkan terjadinya current relay
pembekuan pada bagian-bagian (51)
motor.
18. Siklus kerja yang tinggi Kondisi isolasinya memburuk serta Motor dibebani dengan beban Thermal relay Instantinous over
kumparan yang panas akan terbakar yang berat dalam kurun waktu (49) current relay (50)
juga. yang melewati prosedur kerja
optimalnya.
19. Jogging Arus subsquen yang rendah pada Pengoperasian motor dengan Thermal relay Thermistor
operasi normal. variasi beban yang ekstrim. (49)
AC time over
current relay (51)

20. Gagal start Saat di-ONkan 1. Salah operasi Distance Relay AC circuit
switching/kontakutama/MCB trip. 2. Rotor terkunci (21) breaker (62)
3. Salah phasa
4. Teganganrendah Time delay
stopping (52)

Tabel 2: Kebenaran Sistem Proteksi Motor


2. Pengertian Relay Circuit Breaker
Circuit breaker (dalam PUIL=PMT) adalah saklar atau perangkat elektromekanis yang
berfungsi sebagai pelindung rangkaian instalasi listrik dari arus lebih (over current). Terjadinya
arus lebih ini, mungkin disebabkan oleh beberapa gejala, seperti: hubung singkat (short circuit)
dan beban lebih (overload). Circuit breaker (CB) sebenarnya memiliki fungsi yang sama
dengan sekring (fuse), yaitu akan memutus aliran arus listrik circuit ketika terjadi gangguan arus
lebih. Yang membedakan keduanya adalah saat terjadi gangguan, CB akan trip dan ketika
rangkaian sudah normal, CB bisa di ON-kan lagi (reset) secara manual, sedangkan fuse akan
terputus dan tidak bisa digunakan lagi.

Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh sebuah pemutus tenaga yaitu:

 Mampu menyalurkan arus maksimum (beban penuh) sistem secara terus-menerus.


 Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
 Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung
singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan
kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.

3. Contoh Beban dan Perhitungan Relay Circuit Breaker


Misalnya CB digunakan sebagai pengaman motor. Berikut ini diberikan data platename motor.

Gambar 5: Plate Name Motor


Dari plate name di atas dapat kita peroleh bahwa:

V : 380 P : 50 hp/37Kw

I : 70Amp η : 0.9

f : 50 Hz p.f : 0.89

Rpm : 2940

Jika arus asut motor kurang dari 2,5 arus nominalnya maka:

I A =125 %×In

IA = Rating arus CB
Jika arus asut motor lebih dari 2,5 kali arus nominalnya maka :

I No min al ×5
I A=
2,5
IA = Arus nominal CB

INominal = Arus beban penuh

Dari plate name di atas, kita peroleh bahwa I nominal motor adalah 70A pada saat beban
penuh. Dari gambar 5 diatas juga kita peroleh bahwa motor dihubungkan secara delta
terhadap sumber (pengasutan secara DOL), artinya arus asut motor dapat mencapai 6-7 kali
arus nominalnya, sehingga:

I No min al ×7 70×7
I A= = =196 A
2,5 2,5
Rating CB yang tersedia yang mendekati 196 A adalah 200A. Maka kita pilih circuit
breaker dengan IA = 200A.

Selanjutnya untuk mengatur tripping circuit breaker, hal ini penting agar circuit breaker
memutuskan daya sesuai dengan yang dibutuhkan. Perlu dicatat bahwa agar kita dapat
mengatur kinerja CB, maka CB yang digunakan harus CB yang dapat diatur penuh (fully
adjustable). Dalam tugas ini saya menggunakan Siemens Sentron Series Circuit Breaker
(lampiran datasheet di bagian akhir tugas.

Long Time Trip Function

 Pick-UP LTPU (Ir)

Bagian ini diatur agar CB tidak trip selama pengasutan, sehingga pengaturannya harus diatas
arus beban penuh (FLC). Pada gambar 6 di bawah arus ini dapat diatur dari 0.2-1 kali I A.
Jika terjadi overload/beban lebih dan arus yang mengalir melebihi I r (Arus Long Trip) yang
telah di set maka CB akan trip.

Dari contoh beban motor yang saya pilih In=70A, IA=200A, misalnya kita atur Ir=IA sehingga
:

 I r =1×I A =200 A
Gambar 6: Saklar dan Karakteristik Long Time Trip

 Delay LTD (Tr)

Fungsi ini berfungsi untuk membatasi waktu mengalirnya arus lebih (selama pengasutan
motor) tanpa menyebabkan CB trip.

Gambar 7: Saklar dan Karakteristik LTD


Short Trip Function

 Pick-Up STPU (Isd)

Digunakan jika terjadi hubung singkat/short circuit yang nilainya kecil. Setting STPU lebih
tinggi dibandingkan LTPU. Bekerja berdasarkan funsgi inverse dimana semakin besar arus
maka semakin cepat waktu trippingnya. Selain itu untuk menjaga selektivitas sistem proteksi
adalah dengan memberikan setelan waktu yang pendek agar memberikan kesempatan pada
CB sisi downstream untuk mengisolasi gangguan sehingga tidak mentripkan CB sisi
upstream. Ring setting pada contoh switch trip unit dibawah ini adalah antara 1.5 – 10 kali
Ir.

Gambar 8: Saklar dan karakteristik STPU

 Delay STD (Tsd)

Settingan waktu tsd terkait dengan settingan arus pick up STPU diatas untuk menjamin
selektivitas koordinasi antara CB.

Gambar 9: Saklar dan Karakteristik STD


Instantaneous (Ii)

Digunakan untuk mentripkan CB tanpa waktu tunda dengan ring 2 – 40 kali Ir. Interupsi
seketika ini terjadi ketika arus lebih short circuit yang sangat besar terjadi, sehingga
meminimalisasikan dampak kerusakan pada sistem elektrikal motor.

Gambar 10: Saklar dan Karakteristik Instantaneous


Ground Fault

Fungsi tambahan dari trip unit untuk mendeteksi arus hubung singkat ke tanah yang nilainya
lebih kecil dibandingkan short circuit non hubung tanah. 

Gambar 11: Switch Ground Fault


Terminologi lain yang digunakan :

In = Rated Current adalah arus rating kontinyu/arus nominal pada CB.


Icu = Rated Ultimate Breaking Capacity adalah kemampuan CB untuk dapat
memutuskan arus hubung singkat maksimum  tanpa menyebabkan kerusakan/meleleh pada
contact contacnya.
FLC  Full Load Current : arus kontinyu beban tanpa menyebabkan CB trip.
Selanjutnya dengan menggabungkan karakteristik parameter-parameter adjustable CB
tersebut diperolehlah karakteristik sebagai berikut:

Gambar 12: Karakteristik Motor Induksi dan karakteristik proteksi

4. Kesimpulan
 Magnetic overload CB lebih efisien dibandingkan dengan thermal overload CB dikarenakan
respon magnetic overload CB lebih cepat dibandingkan dengan thermal overload CB.
Disamping itu juga thermal overload CB membutuhkan waktu untuk mendinginkan tuasnya
sehingga lebih lama untuk beban dapat terhubung kembali.
 Rating arus CB yang digunakan harus di atas arus nominal motor agar CB tidak trip pada
saat yang tidak dibutuhkan.
 Agar CB dapat diatur sesuai kebutuhan maka CB yang dipilih harus CB yang adjustable.
5. Daftar pustaka
http://dunia-listrik.blogspot.com/2013/04/trip-unit-circuit-breaker-1.html

https://koloniaksara.wordpress.com/2013/07/28/miniature-circuit-breaker-sizing/

http://www.chauvetlighting.com/downloads/Sizing_circuit_breakers_rev03_WO.pdf

https://www.siemens.ca/web/portal/en/ProductsServices/Documents/SPEEDFAX/SECTION%205.pdf

http://www.downloads.siemens.com/download-center/Download.aspx?
pos=download&fct=getasset&id1=BTLV_26620

http://dunia-listrik.blogspot.com/2013/04/trip-unit-circuit-breaker-1.html
PERTANYAAN :

1. Apa fungsi relay kode ANSI52?


2. Apa fungsi current limiter?
3. Terdapat 2 jenis konstruksi circuit breaker, yaitu ?
4. Apa prinsip kerja Magnetic Overload Circuit Breaker?
5. Apa prinsip kerja Temperature Overload Circuit Breaker ?
6. Apa apa saja yang harus dipeuhi sebagai syarat pemutus tegangan?
7. Apa fungsi Delay LTD (Tr)
8. Apa fungsi Pick-Up STPU (Isd)
9. Apa fungsi Instantaneous (Ii)
10. Apa fungsi Ground Fault

JAWABAN :

1. Fungsi dari relay (Kode ANSI 52) adalah memutuskan hubungan antara sisi sumber tenaga
listrik dan sisi beban secara otomatis jika terjadi kelebihan arus yang melebihi nominal dari
circuit breaker itu sendiri yang mana biasanya kelebihan arus tersebut disebabkan oleh
hubung singkat.
2. berfungsi sebagai current limiter/pembatas arus beban. Relay ini harus dioperasikan secara
manual bilamana sebelumnya mengalami trip dan saat akan dilakukan
perawatan/penggantian komponen di sisi beban.
3. Terdapat 2 jenis konstruksi circuit breaker, yaitu magnetic overload dan temperature
overload. Kedua jenis konstruksi yang berbeda ini juga mewakili cara kerjanya yang
berbeda.
4. Prinsip kerja Magnetic Overload Circuit Breaker jenis ini adalah apabila ada arus yang
berlebih akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas hubung terminal
sehingga antara terminal beban dan terminal sumber terputus.
5. Temperature Overload Circuit Breaker juga mengalirkan arus dari sumber ke beban
melalui tuas penghubung terminal. Pada circuit breaker jenis ini tuas hubung terbuat dari
pelat bimetal.
6. Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh sebuah pemutus tenaga yaitu:
 Mampu menyalurkan arus maksimum (beban penuh) sistem secara terus-menerus.
 Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
 Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung
singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan
kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.
7. Fungsi ini berfungsi untuk membatasi waktu mengalirnya arus lebih (selama pengasutan
motor) tanpa menyebabkan CB trip.
8. Digunakan jika terjadi hubung singkat/short circuit yang nilainya kecil. Setting STPU lebih
tinggi dibandingkan LTPU.
9. Digunakan untuk mentripkan CB tanpa waktu tunda dengan ring 2 – 40 kali Ir. Interupsi
seketika ini terjadi ketika arus lebih short circuit yang sangat besar terjadi, sehingga
meminimalisasikan dampak kerusakan pada sistem elektrikal motor.
10. Fungsi tambahan dari trip unit untuk mendeteksi arus hubung singkat ke tanah yang
nilainya lebih kecil dibandingkan short circuit non hubung tanah. 

Anda mungkin juga menyukai