Daftar Isi..........................................................................................................................................................1
Daftar Gambar..................................................................................................................................................2
Daftar Tabel.....................................................................................................................................................2
1. Penjelasan Kerja Relay Circuit Breaker...................................................................................................3
a) Cara kerja Circuit Breaker....................................................................................................................3
b) Tabel Kebenaran Relay.........................................................................................................................5
2. Pengertian Relay Circuit Breaker...........................................................................................................12
3. Contoh Beban dan Perhitungan Relay Circuit Breaker...........................................................................12
4. Kesimpulan.............................................................................................................................................17
5. Daftar pustaka.........................................................................................................................................18
Daftar Gambar
Gambar 1: Tuas hubung dalam circuit breaker.................................................................................................3
Gambar 2: Magnetisasi pada tuas-tuas circuit breaker....................................................................................4
Gambar 3: Mekanisme Pemindahan posisi ON-OFF.........................................................................................4
Gambar 4: Skema Temperature Overload Circuit breaker................................................................................4
Gambar 5: Plate Name Motor........................................................................................................................12
Gambar 6: Saklar dan Karakteristik Long Time Trip........................................................................................14
Gambar 7: Saklar dan Karakteristik LTD..........................................................................................................14
Gambar 8: Saklar dan karakteristik STPU.......................................................................................................15
Gambar 9: Saklar dan Karakteristik STD.........................................................................................................15
Gambar 10: Saklar dan Karakteristik Instantaneous.......................................................................................16
Gambar 11: Switch Ground Fault...................................................................................................................16
Gambar 12: Karakteristik Motor Induksi dan karakteristik proteksi...............................................................17
Daftar Tabel
Tabel 1: Nomor Relay dan Fungsinya...............................................................................................................7
Tabel 2: Kebenaran Sistem Proteksi Motor...................................................................................................11
1. Penjelasan Kerja Relay Circuit Breaker
Relay yang saya pilih dalam tugas ini adalah Circuit Breaker (Kode ANSI 52).
Fungsi dari relay ini adalah memutuskan hubungan antara sisi sumber tenaga listrik dan sisi
beban secara otomatis jika terjadi kelebihan arus yang melebihi nominal dari circuit breaker
itu sendiri yang mana biasanya kelebihan arus tersebut disebabkan oleh hubung singkat.
Dengan kata lain circuit breaker berfungsi sebagai current limiter/pembatas arus beban.
Relay ini harus dioperasikan secara manual bilamana sebelumnya mengalami trip dan saat
akan dilakukan perawatan/penggantian komponen di sisi beban.
Prinsip kerja circuit breaker jenis ini adalah apabila ada arus yang berlebih akan
menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas hubung terminal sehingga antara
terminal beban dan terminal sumber terputus.
Seperti Magnetic Overload Circuit Breaker, Temperature Overload Circuit Breaker juga
mengalirkan arus dari sumber ke beban melalui tuas penghubung terminal. Pada circuit
breaker jenis ini tuas hubung terbuat dari pelat bimetal.
Phase squence
voltage relay
(47)
2. Tegangan lebih Isolasi motor rusak karena mengalami Motor mendapatkan suplay Over voltage Instantinous over
kebocoran setelah mendapat tegangan tegangan yang sangat besar relay (58) current relay(50)
tembusnya. diluar dari kebutuhannya dan
petir. Voltage atau
current balance
relay (59)
3. Tegangan kurang Motor kehilangan kecepatannya dan Kegagalan pengasutan atau Under voltage Thermal relay
berhenti secaraberulang. rotor terkunci untuk mencapai relay (26) (49)
rating kecepatan normal motor.
Instantinous over
current relay (50)
AC time over
current relay (51)
4. Pembalikan phasa 1. Kumparan panas dan munculnya Perubahan phasa dan ketidak Phase squence Thermal relay
fluks pada celah udara motor. seimbangan sistem pada suplay voltage relay (49)
2. Motor berputar kearah yang atau sirkit sumber sehingga (47)
berlawanan dari yang seharusnya. muncul arus dan tegangan AC time over
urutan negatif. current relay (51)
5. Kondisi kehilangan sinkronisasi 1. Motor tidak akan kembali bekerja Berkurangnya tegangan masukan Field relay (40) Power factor
akibat gangguan dari sistem normal. motor dalam sesaat. relay (55)
2. Motor menyerap daya reaktif dari
sistem, dan arus lagging mengalir Overspeed
ke motor. device (11)
6. Sinkronisasi, penutupan atau Motor mengalami torsi transien yang Hilangnya suplay motor karena Frequency relay Under voltage
penutup balik phasa tinggi setiap saat re-energize ulang, beberapa gangguan. (81) relay (27)
lahar motorakanrusak.
7. Pembalikan cepat atau plug Motor mengalami torsi transien yang Hilangnya suplay motor karena Frequency relay Under voltage
tinggi setiap saat re-energize ulang, beberapa gangguan. (81) relay (27)
lahar motorakanrusak.
8. Kegagalan isolasi Munculnya arus gangguan yang Rotor terkunci. Differential Instantinous over
besarnya melebihi arus pengasutan. protection relay current relay (50)
(87)
9. Kegagalan bearing Arus yang diserap motor akan sangat Keadaan bearing motor yang Underspeeddevi AC time over
besar yang berakibatnya kumparan sudah tidak bagus ataupun macet ce (13) current relay (51)
motor akan terbakar. sebab kurang perawatan.
10. Kegagalan mekanis Arus yang muncul sangat besar, Rotor terkunci atau gagalnya Distance relay Instantinous over
bahkan bisa melewati arus pengasutan proses pengasutan motor untuk (21) current relay (50)
motor. bekerja pada kondisi normal.
AC Time delay
(62)
11. Kehilangan medan pada motor 1. Berkurangnya tegangan masukan Motor menyerap daya reaktif Field relay (40) Power factor
sinkron motor dalam sesaat. dari sistem, dan arus lagging relay (55)
2. Motor tidak bekerja normal. mengalir ke motor.
Overspeed
device (11)
12. Beban lebih dan atau beban Arus lebih yang mengancam Motor diberikan beban yang AC time over Thermal relay
berkurang keamanan kumparan motor yang bisa melebihi dari kemampuannya current relay (49)
panas dan terbakar. dan atau motor juga diberi beban (51)
yang kurang dari kemampuan
normalnya.
13. Jamming Kemacetan karena beban ataupun Arus yang meningkat dan AC time over Thermal relay
lingkungan sekitar operasi motor. temperatur motor yang current relay (49)
meningkat. (51)
14. Momen inersia yang tinggi (Wk2) Motor terhentak keras dan arus akan motor mengalami putaran yang Frequency relay Overspeed
meningkat menghasilkan panas pada tinggi yang mungkin disebabkan (81) device (11)
kumparan motor. terlepasnya beban secara tiba-
tiba karena beberapa kesalahan. Thermal relay
(49)
AC time over
current relay (51)
15. Temperatur ambient yang tinggi Kenaikan suhu ambein yang Temperatur lingkungan yang Temperatur AC time over
mengakibatkan kenaikan temperatur tinggi. control device current relay (51)
motor. (23)
Permissive
control device
(69)
16. Tingkat kontaminasi yang tinggi Beberapa bagian motor mengalami Pengaratan pada bearing yang Underspeeddevi AC time over
kerusakan seperti pengaratan dan mengakibatkan kondisi ce (13) current relay (51)
macet. kegagalan bearing.
17. Temperatur ambein yang terlalu Motor teredam putarannya yang bisaTemperatur yang terlalu dingin AC time over Thermistor
dingin dan damp mengakibatkan hubung singkat. yang memungkinkan terjadinya current relay
pembekuan pada bagian-bagian (51)
motor.
18. Siklus kerja yang tinggi Kondisi isolasinya memburuk serta Motor dibebani dengan beban Thermal relay Instantinous over
kumparan yang panas akan terbakar yang berat dalam kurun waktu (49) current relay (50)
juga. yang melewati prosedur kerja
optimalnya.
19. Jogging Arus subsquen yang rendah pada Pengoperasian motor dengan Thermal relay Thermistor
operasi normal. variasi beban yang ekstrim. (49)
AC time over
current relay (51)
20. Gagal start Saat di-ONkan 1. Salah operasi Distance Relay AC circuit
switching/kontakutama/MCB trip. 2. Rotor terkunci (21) breaker (62)
3. Salah phasa
4. Teganganrendah Time delay
stopping (52)
Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh sebuah pemutus tenaga yaitu:
V : 380 P : 50 hp/37Kw
I : 70Amp η : 0.9
f : 50 Hz p.f : 0.89
Rpm : 2940
Jika arus asut motor kurang dari 2,5 arus nominalnya maka:
I A =125 %×In
IA = Rating arus CB
Jika arus asut motor lebih dari 2,5 kali arus nominalnya maka :
I No min al ×5
I A=
2,5
IA = Arus nominal CB
Dari plate name di atas, kita peroleh bahwa I nominal motor adalah 70A pada saat beban
penuh. Dari gambar 5 diatas juga kita peroleh bahwa motor dihubungkan secara delta
terhadap sumber (pengasutan secara DOL), artinya arus asut motor dapat mencapai 6-7 kali
arus nominalnya, sehingga:
I No min al ×7 70×7
I A= = =196 A
2,5 2,5
Rating CB yang tersedia yang mendekati 196 A adalah 200A. Maka kita pilih circuit
breaker dengan IA = 200A.
Selanjutnya untuk mengatur tripping circuit breaker, hal ini penting agar circuit breaker
memutuskan daya sesuai dengan yang dibutuhkan. Perlu dicatat bahwa agar kita dapat
mengatur kinerja CB, maka CB yang digunakan harus CB yang dapat diatur penuh (fully
adjustable). Dalam tugas ini saya menggunakan Siemens Sentron Series Circuit Breaker
(lampiran datasheet di bagian akhir tugas.
Bagian ini diatur agar CB tidak trip selama pengasutan, sehingga pengaturannya harus diatas
arus beban penuh (FLC). Pada gambar 6 di bawah arus ini dapat diatur dari 0.2-1 kali I A.
Jika terjadi overload/beban lebih dan arus yang mengalir melebihi I r (Arus Long Trip) yang
telah di set maka CB akan trip.
Dari contoh beban motor yang saya pilih In=70A, IA=200A, misalnya kita atur Ir=IA sehingga
:
I r =1×I A =200 A
Gambar 6: Saklar dan Karakteristik Long Time Trip
Fungsi ini berfungsi untuk membatasi waktu mengalirnya arus lebih (selama pengasutan
motor) tanpa menyebabkan CB trip.
Digunakan jika terjadi hubung singkat/short circuit yang nilainya kecil. Setting STPU lebih
tinggi dibandingkan LTPU. Bekerja berdasarkan funsgi inverse dimana semakin besar arus
maka semakin cepat waktu trippingnya. Selain itu untuk menjaga selektivitas sistem proteksi
adalah dengan memberikan setelan waktu yang pendek agar memberikan kesempatan pada
CB sisi downstream untuk mengisolasi gangguan sehingga tidak mentripkan CB sisi
upstream. Ring setting pada contoh switch trip unit dibawah ini adalah antara 1.5 – 10 kali
Ir.
Settingan waktu tsd terkait dengan settingan arus pick up STPU diatas untuk menjamin
selektivitas koordinasi antara CB.
Digunakan untuk mentripkan CB tanpa waktu tunda dengan ring 2 – 40 kali Ir. Interupsi
seketika ini terjadi ketika arus lebih short circuit yang sangat besar terjadi, sehingga
meminimalisasikan dampak kerusakan pada sistem elektrikal motor.
Fungsi tambahan dari trip unit untuk mendeteksi arus hubung singkat ke tanah yang nilainya
lebih kecil dibandingkan short circuit non hubung tanah.
4. Kesimpulan
Magnetic overload CB lebih efisien dibandingkan dengan thermal overload CB dikarenakan
respon magnetic overload CB lebih cepat dibandingkan dengan thermal overload CB.
Disamping itu juga thermal overload CB membutuhkan waktu untuk mendinginkan tuasnya
sehingga lebih lama untuk beban dapat terhubung kembali.
Rating arus CB yang digunakan harus di atas arus nominal motor agar CB tidak trip pada
saat yang tidak dibutuhkan.
Agar CB dapat diatur sesuai kebutuhan maka CB yang dipilih harus CB yang adjustable.
5. Daftar pustaka
http://dunia-listrik.blogspot.com/2013/04/trip-unit-circuit-breaker-1.html
https://koloniaksara.wordpress.com/2013/07/28/miniature-circuit-breaker-sizing/
http://www.chauvetlighting.com/downloads/Sizing_circuit_breakers_rev03_WO.pdf
https://www.siemens.ca/web/portal/en/ProductsServices/Documents/SPEEDFAX/SECTION%205.pdf
http://www.downloads.siemens.com/download-center/Download.aspx?
pos=download&fct=getasset&id1=BTLV_26620
http://dunia-listrik.blogspot.com/2013/04/trip-unit-circuit-breaker-1.html
PERTANYAAN :
JAWABAN :
1. Fungsi dari relay (Kode ANSI 52) adalah memutuskan hubungan antara sisi sumber tenaga
listrik dan sisi beban secara otomatis jika terjadi kelebihan arus yang melebihi nominal dari
circuit breaker itu sendiri yang mana biasanya kelebihan arus tersebut disebabkan oleh
hubung singkat.
2. berfungsi sebagai current limiter/pembatas arus beban. Relay ini harus dioperasikan secara
manual bilamana sebelumnya mengalami trip dan saat akan dilakukan
perawatan/penggantian komponen di sisi beban.
3. Terdapat 2 jenis konstruksi circuit breaker, yaitu magnetic overload dan temperature
overload. Kedua jenis konstruksi yang berbeda ini juga mewakili cara kerjanya yang
berbeda.
4. Prinsip kerja Magnetic Overload Circuit Breaker jenis ini adalah apabila ada arus yang
berlebih akan menimbulkan medan magnet yang akan menarik tuas hubung terminal
sehingga antara terminal beban dan terminal sumber terputus.
5. Temperature Overload Circuit Breaker juga mengalirkan arus dari sumber ke beban
melalui tuas penghubung terminal. Pada circuit breaker jenis ini tuas hubung terbuat dari
pelat bimetal.
6. Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh sebuah pemutus tenaga yaitu:
Mampu menyalurkan arus maksimum (beban penuh) sistem secara terus-menerus.
Mampu memutuskan dan menutup jaringan dalam keadaan berbeban maupun
terhubung singkat tanpa menimbulkan kerusakan pada pemutus tenaga itu sendiri.
Dapat memutuskan arus hubung singkat dengan kecepatan tinggi agar arus hubung
singkat tidak sampai merusak peralatan sistem, membuat sistem kehilangan
kestabilan, dan merusak pemutus tenaga itu sendiri.
7. Fungsi ini berfungsi untuk membatasi waktu mengalirnya arus lebih (selama pengasutan
motor) tanpa menyebabkan CB trip.
8. Digunakan jika terjadi hubung singkat/short circuit yang nilainya kecil. Setting STPU lebih
tinggi dibandingkan LTPU.
9. Digunakan untuk mentripkan CB tanpa waktu tunda dengan ring 2 – 40 kali Ir. Interupsi
seketika ini terjadi ketika arus lebih short circuit yang sangat besar terjadi, sehingga
meminimalisasikan dampak kerusakan pada sistem elektrikal motor.
10. Fungsi tambahan dari trip unit untuk mendeteksi arus hubung singkat ke tanah yang
nilainya lebih kecil dibandingkan short circuit non hubung tanah.