MODUL IDENTIFIKASI II
Oleh:
BANDUNG
2014
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Tumbuhan adalah salah satu makhluk hidup yang tumbuh di bumi ini.
Ilmu tumbuhan pada saat ini telah mengalami kemajuan yang
demikian pesat sehingga bidang-bidang pengetahuan yang semula
merupakan cabang-cabang ilmu tumbuhan saja sekarang ini telah
menjadi ilmu yang telah berdiri sendiri. Maksud penyusunan laporan
ini adalah untuk memenuhi tugas praktikum farmakognosi tentang
identifikasi simplisia campuran. Pada laporan ini penyusun memberi
penjelasan kepada pembaca mengenai nama simplisia, dan
identifikasi mengenai makroskopik dan mikroskopik dari simplisia
campuran yang telah diberikan dengan simplisia tunggal yang dibahas
antara lain:
1. Amylum Oryzae
2. Rhei Officinalis Radix
3. Alyxiae Reindwartii Cortex
I.2. Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat
mengidentifikasi simplisia campuran yang diberikan untuk diamati
secara makroskopik dan mikroskopik serta untuk mengetahui
fragmen-fragmen khas yang ada pada simplisia-simplisia tersebut
yang nantinya dapat ditentukan kebenaran bahan apa saja yang ada di
dalam simplisia campuran tersebut..
Dalam hal simplisia sebagai bahan baku (awal) dan produk siap
dikonsumsi langsung, dapat dipertimbangkan tiga konsep untuk
menyusun parameter standar mutu simplisia yaitu sebagai berikut
(Dirjen POM, 1989):
1. Bahwa simplisia sebagai bahan kefarmasian seharusnya
mempunyai tiga parameter mutu umum suatu bahan (material),
yaitu kebenaran jenis (identifikasi), kemurnian (bebas dari
kontaminasi kimia dan biologis), serta aturan penstabilan
(wadah, penyimpanan dan transportasi).
2. Bahwa simplisia sebagai bahan dan produk konsumsi manusia
sebagai obat tetap diupayakan memiliki tiga paradigma seperti
produk kefarmasian lainnya, yaitu Quality-Safety-Efficacy
(mutu-aman-manfaat).
3. Bahwa simplisia sebagai bahan dengan kandungan kimia yang
bertanggung jawab terhadap respons biologis untuk
mempunyai spesifikasi kimia, yaitu informasi komposisi (jenis
dan kadar) senyawa kandungan.
b. Perajangan
Perajangan dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan
dan perwadahan. Setelah dicuci dan dibersihkan dari kotoran
dan benda-benda asing, materi dijemur dulu kurang lebih 1 hari
kemudian dipotong-potong kecil dengan ukuran antara 0,25-
0,6 cm yang setara dengan ayakan 4/18. Pembuatan serbuk
simplisia kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus
dihaluskan menjadi serbuk (4/18). (Winda, 2013)
c. Pengeringan
Pengeringan simplisia bisa dilakukan dengan cara diangin-
anginkan di atas koran pada suhu tertentu (misalnya daun,
buah, biji, bunga, kulit batang, rimpang) ataupun dikeringkan
dibawah sinar matahari dengan menggunakan kain hitam
(misalnya pada akar, batang, dan kayu). Jika dikeringkan pada
ada suhu kamar berkisar 15-300C, pada suhu sejuk berkisar 5-
150C, pada suhu dingin 0-50C. Menurut Dirjen POM (1985),
ada dua pengeringan alami: Dengan panas dari cahaya
matahari langsung dan dengan cara dianginkan dan tidak kena
cahaya matahari langsung.
Tujuan pengeringan pada tanaman:
Untuk mendapatkan simplisia yang awet, tidak rusak
dan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif
lama.
Mengurangi kadar air, sehingga mencegah
pertumbuhan mikroorganisme seperti terjadinya
pembusukan oleh jamur atau bakteri karna terhentinya
proses enzimatik dalam jaringan tumbuhan yang selnya
telah mati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat
berlangsung, kadar air yang dianjurkan adalah kurang
dari 10%.
Mudah dalam penyimpanan dan dihaluskan bila dibuat
serbuk.
(Winda, 2013)
d. Sortasi kering
B. Mikroskopik
Pengamatan Fragmen dengan Histokimia
o Amylum Oryzae
Butir, persegi banyak, ukuran 2µm sampai 5µm, tunggal atau
majemuk bentuk bulat telur ukuran 10µm sampai 20 µm. Hilus
ditengah, tidak terlihat jelas, tidak ada lamela konsentris.
Amati di bawah cahaya terpolarisasi, tampak bentuk silang
berwarna hitam, memotong pada hilus. (Depkes, 1980)
III.3. Pembahasan
Amylum Oryzae
Pada praktikum ini dilakukan identifikasi simplisia campuran
untuk diketahui simplisia-simplisia tunggal apa saja yang ada
di dalam simplisia campuran tersebut. Pertama-tama dilakukan
pembuatan preparat simplisia campuran dengan pereaksi I2KI
untuk mengetahui apakah di dalam simplisia campuran
tersebut terdapat pati atau tidak. Lalu preparat yang telah jadi
diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10×. Setelah
dilihat, di bawah mikroskop, didapatkan hasil bahwa ada
fragmen butir pati berbentuk persegi banyak dengan ukuran
yang kecil-kecil (fragmen khas Amylum Oryzae) yang sesuai
dengan literatur. Sehingga dapat disimpulkan pada simplisia
campuran tersebut terdapat pati beras dengan nama simplisia
Amylum Oryzae.
IV. KESIMPULAN
Sampel teridentifikasi terdiri dari tiga simplisia tunggal, namun hanya dua
simplisia tunggal yang berhasil ditentukan yaitu, Amylum Oryzae, dan
Rhei Officinalis Radix. Sementara yang tidak terjawab oleh praktikan
adalah Alyxiae Reindwartii Cortex.
V. DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.1979.Farmakope Indonesia Edisi ke III.Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Winda.2013.http://windapoerwanty.blogspot.com/2013/11/laporanku-
farmakognosi-ekstraksi.html
Diakses pada 26 Desember 2014
Pukul 14:22