2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/10940
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
PERBEDAAN KADAR PROFIL LIPID PADA PASIEN
STROKE DENGAN OBESITAS DAN TANPA OBESITAS DI
RSUP HAJI ADAM MALIK 2016-2017
SKRIPSI
Oleh :
RIZKI RAHMADANI DALIMUNTHE
150100004
SKRIPSI
Oleh :
RIZKI RAHMADANI DALIMUNTHE
150100004
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan berkat-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini tepat pada
waktunya. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Kadar Profil Lipid pada Pasien Stroke
dengan Obesitas dan Tanpa Obesitas di RSUP Haji Adam Malik 2016-2017” yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran
program studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat banyak
kritik dan saran yang bersifat sangat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan tambahan pengetahuan
khususnya kepada penulis dan kepada pembaca. Dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini, saya telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, saran-saran dan
bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan kerendahan hati saya ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Dr. dr. Aldy
Safruddin Rambe, Sp.S(K), yang banyak memberikan dukungan secara
psikologi selama proses penyusunan skripsi.
2. Dosen Pembimbing, Dr. Jelita Siregar, M.Ked(Clin Path),Sp.Pk, yang
banyak memberikan arahan, masukan, ilmu, dan motivasi kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan sedemikian rupa.
3. Ketua Penguji, dr. Mustafa Mahmud Amin, M. Ked (KJ), SpKJ dan
Anggota Penguji, Dr. dr. Rodiah Rahmawaty Lubis, M.ked(Oph),
SpM(K), untuk setiap kritik dan saran yang membangun selama proses
pembuatan skripsi ini.
4. Dosen Pembimbing Akademik, dr., Dewi Masyithah Darlan, DTM&H
yang senantiasa membimbing dan memberikan motivasi selama masa
perkuliahan 7 semester.
ii
Universitas Sumatera Utara
5. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara atas bimbingan dan ilmu yang diberikan
dari mulai awal perkuliahan hingga penulis menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh pihak RSUP Haji Adam Malik yang banyak membantu dalam
proses penyelesaian skripsi ini.
7. Kedua orang tua, Ir. Abdul Jalil Dalimunthe dan Nur Asiah Hannum
Harahap, yang selalu mendukung, memberikan semangat, doa, kasih
sayang, bantuan dan rasa kebersamaan yang tidak pernah berhenti
sampai penulis menyelesaikan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat penulis, Ulfah Hidayah Al-madani, Lina Sari Siregar,
Anita Rahmawati, F. Audri Dhania Wulina, Adlin Martua Lubis, Novita
Putri Lubis, Dian Nasution, Fadillah Oliv dan sahabat terbaik lainnya
yang tak bisa disebut satu per satu yang selalu memberikan kasih
sayang, dukungan, doa dan motivasi dari awal perkuliahan sampai
selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
baik dari segi konten maupun cara penulisannya. Oleh sebab itu, dengan segala
kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran agar penulis dapat
menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat dan mampu
memberikan sumbangsih bagi bangsa dan Negara terutama dalam bidang
pendidikan terkhususnya ilmu kedokteran.
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3. Tinjauan Penelitian ..................................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum ................................................................................4
1.3.2. Tujuan Khusus ..............................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
iv
v
Universitas Sumatera Utara
dan Tanpa Obesitas ............................................................................38
4.7 Perbedaan Pendidikan Terakhir antara Pasien Stroke Obesitas
dan Tanpa Obesitas ...........................................................................39
4.8 Analisa Perbedaan .............................................................................39
4.9 Keterbatasan Penelitian ....................................................................43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 44
5.1. Saran ........................................................................................... 44
vi
vii
viii
ix
Lampiran Judul
LatarBelakang: Stroke merupakan salah satu penyebab utama morbiditas, kecacatan dengan
prevalensi tertinggi. Obesitas merupakan salah satu factor risiko stroke. Kejadian stroke iskemik
terus meningkat dan sama halnya dengan peningkatan kejadian obesitas. Keduanya berhubungan
dengan profil lipid yang tidak terkontrol. Penyebab utama stroke iskemik adalah aterosklerosis,
dimana dipicu oleh kolesterol. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar
profil lipid pada pasien stroke dengan obesitas dan tanpa obesitas. Metode: Penelitian ini
menggunakan observasional analitik dengan desaincross sectional yaitu dengan mengukur IMT
pasien stroke sebagai populasi untuk menentukan obesitas atau tanpa obesitas yang dijadikan
sebagai variable independen dan profil lipid sebagaivariabeldependen. Data penelitian ini berasal
dari rekam medik. Uji statistik yang digunakan adalah Mann-Whitney Test. P value ≤0,05.
Kesimpulan: Hasil penelitian ini adalah tidak ditemukan perbedaan bermakna antara pasien
stroke dengan obesitas dan tanpa obesitas. Profil lipid pada pasien stroke tanpa obesitas lebih
tinggi daripada kelompok dengan obesitas sehingga indeks massa tubuh (IMT) tidak ada
kaitannya dengan kadar profil lipid.
xi
Background: Stroke is one of the main causes of morbidity, and has thehighest prevalence of
disability. Obesity is one of the risk factors for stroke. The incidence of ischemic stroke continues
to increase as long as the incidence of obesity. Both are associated with uncontrolled lipid
profiles. The main cause of ischemic stroke is atherosclerosis, which is triggered by cholesterol.
Objective: This study aimed to compare the levels of lipid profiles in obese and non-obese stroke
patients. Method: This study used observational analytic with cross sectional design by measuring
BMI of patients as a population to determine obesity or non-obesity as an independent variable
and lipid profile as the dependent variable. The research data comes from medical records. The
statistical test used was Mann-Whitney Test. p value ≤0.05. Conclusion: The results of this study
are not found to be significant differences between stroke patients with obesity and without
obesity. Lipid profiles in stroke patients without obesity were higher than those in the obesity
group so that the body mass index (BMI) was not related to the level of lipid profile.
xii
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apakah ada perbedaan kadar lipid antara pasien stroke dengan obesias
dan tanpa obesitas?
2. Apakah terdapat hubungan antara IMT pasien stroke dengan kadar
lipid?
Mengetahui perbedaan kadar profil lipid pada pasien stroke dengan obesitas
dan tanpa obesitas di RSUP Haji Adam Malik.
1. Mengetahui gambaran profil lipid antara pasien stroke obesitas dan tanpa
obesitas.
2. Mengetahui ada tidaknya perbedaan kadar lipid antara pasien stroke
dengan obesitas dan tanpa obesitas.
3. Mengetahui ada tidaknya hubungan IMT dengan kadar lipid profil pada
pasien stroke.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Lipid
Lipid adalah senyawa heterogen meliputi lemak, minyak, steroid, dan malam
(wax), yang secara umum bersifat tidak larut air tetapi larut dalam pelarut
nonpolar misalnya eter dan kloroform. Lemak disimpan di jaringan adiposa, yang
juga berfungsi sebangai insulator panas di jaringan subkutan dan di sekitar organ
tertentu. Kombinasi lipid dan protein (lipoprotein) berfungsi sebagai pengangkut
lipid dalam darah (Botham dan Mayet, 2014).
Lipid dapat beredar bebas dalam tubuh kita ataupun terikat dengan suatu
kompleks.
Adapun jenis-jenis lipid tersebut dimetabolisme dan diangkut sebagai berikut:
a. Kolesterol
Kolesterol merupakan suatu zat lemak yang bersumber dari seluruh produk
binatang, contoh : daging, produk susu dan telur. Fungsi tubuh banyak
menggunakan kolesterol sebagai bahan bakar seperti untuk membentuk
membran sel, memproduksi hormon seks dan membentuk asam empedu. Bila
kadar kolesterol darah terlalu tinggi akan terjadi pengendapan pada dinding
pembuluh darah yang akan menyebabkan kelainan pada pembuluh darah
(Guyton dan Hall, 2014).
Kolesterol dalam tubuh kita akan selalu diserap tiap hari dari saluran
pencernaan, yang disebut dengan kolesterol eksogen sedangkan kolesterol
endogen yang beredar dalam lipoprotein plasma akan dibentuk oleh hati.
Kolesterol akan disintesis dari asetil koenzim A melalui beberapa tahapan
reaksi. Secara garis besar koenzim A akan diubah menjadi isopentenil
piroposfat dan dimetalil piroposfat melalu beberapa tahapan yang dibentuk
dengan beberapa reaksi enzim. Kemudian isopentenil piroposfat dan dimetalil
piroposfat akan diubah menjadi kolesterol (Guyton dan Hall, 2014).
Perlu suatu sebagai pengangkut untuk kolesterol masuk ke dalam sirkulasi
darah yang disebut lipoprotein. VLDL merupakan lipoprotein yang terdiri
dari trigliserid endogen yang dibentuk oleh sel hati dari karbohidrat. VLDL
bertugas membawa kolesterol yang dikeluarkan dari hati ke jaringan otot dan
disimpan sebagai cadangan bagi tubuh (Guyton dan Hall, 2014).
2.1.4.1. Lipoprotein
Partikel lipoprotein berupa komponen protein dan lipid yang beredar di dalam
tubuh. Bagian dalamnya terdiri dari trigliserida dan kolesterol ester, sedangkan
bagian permukaan dikelilingi oleh fosfolipid, kolesterol bebas dan apolipoprotein
(Feingold dan Grunfeld, 2018).
Selain mengangkut lipid, lipoprotein juga mengandung bahan yang penting
untuk energi, bahan baku membran sel, bahan baku hormon steroid, sehingga
perlu disampaikan pada organ atau jaringan yang membutuhkannya. Karakteristik
fisik lipoprotein dengan lipoprotein yang lainnya berbeda.
Perbedaan ini berdasarkan dari densitas masing-masing lipoprotein sehingga
lipoprotein dapat dibedakan menjadi :
a. Kilomikron
Kilomikron adalah partikel besar yang dihasilkan oleh usus yang
merupakan transportasi dari lipid diet. Kilomikron sangat kaya trigliserida
namun relatif miskin di kolesterol bebas, fosfolipid, dan protein. Partikel ini
disekresikan ke limfatik mesenterika dan akan mencapai sirkulasi. Pada
lipoprotein ini terdapat APOC-II, kofaktor untuk lipoprotein lipase, dari
plasma. Pada saat kilomikron sampai dalam sirkulasi darah, kilomikron akan
berinterksi dengan lipoprotein lipase pada permukaan endotel kapiler,
jaringan lemak dan otot. Akibat dari interkasi ini kilomikron akan dipecah
menjadi trigliserida yang akan disimpan pada tubuh dan sisanya akan menjadi
kilomikron remnant yang beredar dalam sirkulasi darah (Chen et al., 2017).
b. VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
Partikel VLDL diproduksi oleh hati. Dibandingkan dengan kilomikron,
partikel VLDL lebih kecil dan ketika berlebihan akan menyebabkan plasma
keruh. VLDL kaya akan trigliserida, meskipun pada tingkat lebih rendah
daripada kilomikron. Partikel VLDL mengandung sekitar 50% trigliserida,
40% kolesterol dan fosfolipid, dan 10% protein, sebagian besar apoB-100 dan
APOC-I, APOC-II, dan apoCIII, juga apoE. Komposisi kimia dan ukuran
partikel VLDL bervariasi. Partikel yang lebih besar kaya akan trigliserida dan
apo C. Lipoprotein lipase menghidrolisis VLDL, dan ini meningkatkan
aterogenik, trigliserida yang lebih kecil dan sisanya VLDL akan menjadi
VLDL remnan dan IDL (Chen et al., 2017).
c. IDL (Intermediate Density Lipoprotein)
IDL merupakan hasil dari metabolism VLDL dan hanya ditemukan dalam
kosentrasi yang sangat rendah pada individu. Memiliki densitas 1,006 – 1,019
g/ml (Chen et al., 2017).
d. LDL (Low Density Lipoprotein)
Merupakan pembawa kolesterol utama ke dalam plasma. Lipoprotein ini
mentranspor kolesterol ke sel-sel perifer untuk sintesis membran dan produksi
hormon dan ke hepar guna memproduksi asam empedu LDL dihasilkan
melalui metabolisme VLDL di sirkulasi dan merupakan sekitar 50% dari total
massa lipoprotein dalam plasma manusia. LDL jauh lebih kecil dari
lipoprotein kaya trigliserida (VLDL dan CM) dan tidak mengeruhkan plasma
bahkan pada peningkatan konsentrasi. LDL terdiri dari kolesterol sekitar
50%, sebagian besar diesterifikasi: 25% protein, sebagian besar apoB-100
dengan jejak apo C; 20% fosfolipid; dan beberapa trigliserida. Meskipun
masing-masing partikel VLDL dan LDL diduga hanya berisi satu molekul
apoB-100. Liver mengambil sebagian LDL yang beredar (sekitar 75%),
dengan cara berikatan dengan apoB-100 pada reseptor hati. LDL yang tersisa
dikirim ke jaringan lain. Beberapa LDL dimodifikasi dan dihapus dari
peredaran seperti yang ditemukan dalam plak ateromatosa (Chen et al., 2017).
e. HDL ( High Density Lipoprotein)
HDL adalah pembawa kolesterol dari jaringan perifer ke hepar untuk
diekskresi. HDL adalah partikel kecil, yang sebagian besar terdiri dari
protein, kolesterol, dan fosfolipid, dengan sedikit trigliserida. ApoA-I adalah
apolipoprotein utama untuk HDL, yang disintesis di hati dan usus kecil. HDL
terlibat dalam reverse cholesterol transport. HDL terlibat dalam anti-
inflamasi, antioksidan, antitrombotik, dan mekanisme induksi nitrat oksida.
Fungsi utama HDL adalah mengangkut kolesterol bebas yang terdapat di
2.1.4.2. Aporotein
Lipid dalam makanan diemulsi oleh asam empedu dan kemudian dihidrolisis
menjadi asam lemak dan kolesterol oleh lipase pankreas dalam lumen usus. Di
dalam sel-sel usus, asam lemak dan kolesterol di esterifikasi kembali dan
kemudian dibawa dengan apolipoprotein (Apo) B48 ke dalam kilomikron.
Kilomikron disekresikan ke dalam getah bening usus dan dikirim ke sirkulasi
sistemik. Pada jaringan perifer, gliserida dihidrolisis oleh lipoprotein lipase
dengan ApoCII bertindak sebagai kofaktor. Dihasilkanlah asam lemak bebas yang
kemudian diambil untuk dimetabolisme lebih lanjut atau disimpan. sisa-sisa
kilomikron diambil oleh hati melalui reseptor kilomikron remnant (Jongoh dan
Chan, 2018).
Tabel 2.1. Klasifikasi kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL, dan
trigliserida menurut Association of Clinical Endocrinologists and America
Collage of Endocrinology (AACE) Guidelines 2017
Frekuensi pemeriksaan profil lipid ditentukan oleh usia, jenis kelamin, dan
faktor risiko penyakit kardiovaskular. Sebuah profil lipid puasa (puasa selama 9 -
12 jam) dianjurkan untuk memastikan penilaian lipid yang paling tepat, khususnya
trigliserida. Profil lipid tidak puasa memberikan pengukuran yang akurat dari lipid
lainnya, termasuk kolesterol total, kolesterol HDL, Apo B, dan Apo AI (Jongoh
dan Chan, 2018).
2.1.8. Aterosklerosis
2.2 STROKE
2.2.1 Definisi
gejala peningkatan tekanan darah systole >200 mmHg pada hipertonik dan 180
mmHg pada nonmotonik, bradikardi, wajah keunguan, sianosis, dan pernapasan
mengorok. Stroke iskemik (infark atau kematian jaringan ). Serangan sering
terjadi pada usia 50 tahun atau lebih dan pada malam hingga pagi hari. Iskemik
terjadi akibat suplai darah ke otak berkurang, hal ini disebabkan karena obstruksi
total atau sebagian pembuluh darah otak (Pajri et al., 2018).
Berdasarkan kelainan patologis, stroke dapat dibagi menjadi:
a. Stroke hemoragik
i. Perdarahan intraserebral
ii. Perdarahan ekstraserebral (sub-arakhnoid)
b. Stroke non-hemoragik
i. Trombosis serebri
Stroke trombotik yaitu stroke yang disebabkan karena adanya penyumbatan
lumen pembuluh darah otak karena trombus yang makin lama makin menebal,
sehingga aliran darah menjadi tidak lancar. Penurunan aliran darah ini
menyebabkan iskemia. Trombosis serebri adalah obstruksi aliran darah yang
terjadi pada proses oklusi satu atau lebih pembuluh darah lokal.
ii. Emboli serebri
Infark iskemik dapat diakibatkan oleh emboli yang timbul dari lesi
ateromatus yang terletak pada pembuluh yang lebih distal. Gumpalan-
gumpalan kecil dapat terlepas dari trombus yang lebih besar dan dibawa ke
tempat-tempat lain dalam aliran darah. Bila embolus mencapai arteri yang
terlalu sempit untuk dilewati dan menjadi tersumbat, aliran darah fragmen
distal akan terhenti, mengakibatkan infark jaringan otak distal karena
kurangnya nutrisi dan oksigen. Emboli merupakan 32% dari penyebab
stroke non hemoragik (Wijaya, 2013).
2.2.3 Epidemiologi
2.2.4 Patofisiologi
perbatasan daerah suplai pembuluh darah, yaitu pada perbatasan daerah arteri
serebri anterior, media, dan posterior (Sitorus dan Ranakusuma, 2014).
Pada stroke ditemukan daerah dengan aliran darah otak >10 mL/100 g
jaringan/menit disebut secara kolektif sebagai inti. Sel-sel ini diduga mati dalam
beberapa menit dari onset stroke. Zona dengan aliran darah otak <25 mL /100 g
jaringan/menit) secara kolektif disebut penumbra iskemik yang dapat tetap
bertahan selama beberapa jam (Jauch et al., 2018).
Stroke iskemik akut menyebabkan hipoksia sel dan menipisnya Adenosin
Trifosfat (ATP) selular. Tanpa ATP, tidak ada lagi energi untuk mempertahankan
gradien ionik yang melintasi membran sel. Gangguan metabolisme sel juga
merusak pompa membran natrium-kalium plasma normal, sehingga menghasilkan
peningkatan sodium intraseluler lalu meningkatkan kadar air intraseluler,
menyebabkan edema. Edema dan herniasi adalah penyebab paling umum
kematian dini pada pasien stroke hemisfer (Jauch et al., 2018).
Masuknya kalsium menyebabkan pelepasan sejumlah neurotransmiter,
termasuk glutamat, yang akan mengaktifkan N Metil-D-Aspartat (NMDA). Dan
mengakibatkan neuron terdepolarisasi, menyebabkan masuknya kalsium berlanjut,
pelepasan glutamat lebih lanjut. Kalsium jumlah besar ini juga mengaktifkan
berbagai enzim degradatif, yang merusak membran sel dan struktur saraf penting
lainnya. Radikal bebas, asam arakidonat, dan oksida nitrat dihasilkan oleh proses
ini, yang menyebabkan kerusakan saraf lebih lanjut (Jauch et al., 2018).
Iskemik juga langsung menghasilkan disfungsi pembuluh darah otak, dengan
rincian dari penghalang darah-otak terjadi dalam waktu 4-6 jam setelah infark.
Setelah penghalang ini rusak, protein dan air masuk dalam ruang ekstraselular,
menyebabkan edema vasogenik. Ini menghasilkan tingkat yang lebih besar dari
pembengkakan otak dan efek massa puncak yang di 3-5 hari dan menyelesaikan
selama beberapa minggu ke depan dengan resorpsi air dan protein (Jauch et al.,
2018).
Dalam beberapa jam ke hari setelah stroke, gen-gen tertentu diaktifkan, yang
mengarah pada pembentukan sitokin dan faktor-faktor lain yang menyebabkan
peradangan lebih lanjut. Pada akhirnya, penumbra iskemik secara progresif,
menjadi inti infark, dalam beberapa jam dari timbulnya stroke. Pada akhirnya inti
mengalami nekrosis dan dimusnahkan oleh makrofag (Jauch et al., 2018).
2.2.5 Diagnosa
2.3 OBESITAS
2.3.3 Pengukuran
Mengukur lemak tubuh secara langsung sangat sulit dan sebagai pengukur
pengganti dipakai body mass index (BMI) untuk menentukan berat badan lebih
dan obesitas pada orang dewasa. BMI merupakan indikator yang paling sering
digunakan dan praktis untuk mengukur tingkat populasi berat badan lebih dan
obes pada orang dewasa (Sugondo, 2006).
Tabel 2.2. International Classification of Adult underweight, overweight, and
obesity according to BMI
Darah mengandung 80% kolesterol yang diproduksi oleh tubuh sendiri dan 20
% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri atas 2 jenis yaitu
kolesterol HDL dan kolesterol LDL. Kolesterol LDL yang jumlahnya berlebih di
dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk
bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah, sedangkan HDL kolesterol,
mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari LDL kolesterol yang
berlebihan. Selain itu trigliserida sebagai hasil dari metabolisme makanan,
berbentuk lemak (Pinzon dan Asanti, 2010).
Penelitian Okki, dkk (2006) menyimpulkan bahwa dengan indeks masa tubuh
(IMT)≧30 akan memiliki risiko stroke 2,46 kali (Pinzon dan Asanti, 2010).
Meningkatnya lemak mempengaruhi kekakuan pembuluh darah arteri utama yang
memberikan darah ke organ-organ tubuh. Sel adiposa akan mensekresikan sitokin
yang mempengaruhi resitensi insulin, peradangan dan dinding pembulluh darah.
Obesitas tidak secara tunggal meningkatkan risiko terjadinya stroke iskemik,
diperlukan interaksi dengan faktor dasar dan perlu risiko lainnya untuk bisa
meningkatkan risiko stroke (Harahap et al., 2017; Katsiki et al.,2011).
Foam Cell
Tekanan
Trombosis Emboli Perfusi↓
Lipid core +
Fibrous cap
-Aterosklerosis
-Displasia
-Fibromuskular
-Arteritis
Keterangan:
= Variabel yang diteliti
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat analitik dan desain penelitian berupa cross sectional
dengan studi retrospektif dengan melakukan pengumpulan data pasien stroke
berdasarkan data rekam medik. Kemudian dilakukan observasi untuk mengetahui
perbedaan kadar profil lipid pada pasien stroke dengan obesitas dan tanpa obesitas
di RSUP Haji Adam Malik.
3.3.1. Populasi
A. Populasi Target
Pasien stroke dengan obesitas dan tanpa obesitas yang memiliki data
kadar profil lipid darah.
B. Populasi Terjangkau
26
RSUP Haji Adam Malik pada 1 Januari 2016-31 Desember 2017 yang
memenuhi kriteria penelitian.
Besar sampel untuk menemukan perbedaan kadar profil lipid pada pasien
stroke dengan obesitas dan tanpa obesitas pada penelitian ini dihitung
berdasarkan rumus uji hipotesis terhadap rerata dua populasi independen.
n = n = 2 (Z + Z )s 2
1 2 − x1 x2
(1,96 + 0.842)50 2
n1 = n2 = 2
25
2
140,1
n1 = n2 = 2
25
n1 = n2 = 2(31,4)
n1 = n2 = 63
Berdasarkan rumus diatas, jumlah sampel dari kedua kelompok adalah
126 pasien
Keterangan:
n = Jumlah subjek kelompok satu
n2= Jumlah subjek kelompok dua
Zα= Nilai distribusi normal baku (table Z) pada α ,digunakan α = 0,05, pada
rumus = 1,96
Zβ= Nilai distribusi normal baku (table Z) pada β, digunakan β = 0,10,
pada rumus = 0,842
S= Simpang baku gabungan pada rumus = 50
x1-x2 = Selisih rerata minimal kedua kelompak, pada rumus= 25
1. Kriteria Inklusi
Seluruh pasien rawat inap dan rawat jalan RSUP H. Adam Malik Medan
pada 1 Januari 2016-31 Desember 2017 yang didiagnosa stroke dan
melakukan pemeriksaan kadar profil lipid.
2. Kriteria Eksklusi
a. Variabel Dependen
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yaitu data
rekam medis yang diperoleh dari RSUP H. Adam Malik, Medan dalam rentang
waktu 1 Januari 2016 - 31 Desember 2017. Dilakukan pencatatan data yang
diperlukan dari rekam medis.
Stroke
Obesitas
Definisi : Berat badan berlebih berdasarkan WHO yang dimodifikasi untuk Asia yaitu, indeks masa
tubuh (IMT) ≧ 25 kg/m2
Cara ukur : Berat Badan (Kg)
= --------------------------------------------------
IMT
Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)
Alat ukur : Data rekam medis
Hasil ukur : Berdasarkan ketentuan WHO untuk Asia, yang dikatakan
obesitas jika BMI >25 kg/m2 dan tidak obesitas <25 kg/m2
.
Classification BMI (kg/m2)
Underweight <18,5
Normal range 18,5 - 22,9
Overweight ≥23
At risk 23 - 24,9
Obese I 25 - 29,9
Obese II ≥30
Skala : Nominal
Skala : Numerik
72 × ( / )
× (0,742
× 1.210−
Skala : Nominal
Usia (Tahun)
20-29 4 3.2
30-39 8 6.3
40-49 20 15.9
50-59 53 42.1
60-70 30 23,8
>70 11 8,7
Suku
Angkola 2 1.6
Jawa 33 26.2
Karo 55 43.7
Mandailing 10 7.9
Nias 3 2.4
Toba 23 18.3
Agama
Islam 58 46.0
Katolik 11 8.7
Protestan 57 45.2
Pekerjaan
IRT 31 24.6
Mahasiswa/i 2 1.6
Pegawai Swasta 2 1.6
Pensiun 9 7.1
Petani 10 7.9
PNS 28 22.2
Tidak Bekerja 4 3.2
34
Wiraswasta 40 31.7
Pendidikan Terakhir
Sarjana 12 9.5
SD 26 20.6
SLTA 83 65.9
SLTP 5 4.0
Total 126 100
4.2 Perbedaan Jenis Kelamin antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa
Obesitas
Tabel 4.2 Tabel Perbedaan Jenis Kelamin antaraPasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
Obesitas/Tanpa Obesitas Obesitas 32 31 63
Tanpa Obesitas 37 26 63
Total 69 57 126
Gambar 4.1 Perbedaan Jenis Kelamin antaraPasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Dari tabel 4.2 dapat dilihat Penderita stroke mayoritas berjenis kelamin laki-
laki baik dengan obesitas yaitu sebanyak 32 orang dan tanpa obesitas 37 orang.
4.3 Perbedaan Rentang Usia antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa
Obesitas
Tabel 4.3 Tabel Perbedaan Rentang Usia antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Rentang Usia
20-2930-39 40-49 50-59 60-70 >70 Total
Obesitas/ Obesitas 4 4 10 18 18 9 63
Tanpa Obesitas Tanpa Obesitas 0 4 10 35 12 2 63
Total 4 8 20 53 30 11 126
Gambar 4.2 Perbedaan Rentang Usia antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Dari tabel 4.3 dapat dilihat Penderita stroke dengan obesitas mayoritas
berusia antara 50-70 tahun, tanpa obesitas mayoritas berusia 50-59 tahun.
4.4 Perbedaan Suku antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Tabel 4.4. Tabel Perbedaan Suku antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Suku
Ang- Mandai
kola Jawa Karo ling Nias Toba Total
Obesitas/Tanpa Obesitas 2 18 25 2 2 14 63
Obesitas Tanpa Obesitas 0 15 30 8 1 9 63
Total 2 33 55 10 3 23 126
Gambar 4.3 Perbedaan Suku antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Dari tabel 4.4 dapat dilihat Penderita stroke dengan obesitas mayoritas
bersuku batak karo yaitu sebanyak 25, dan pasien stroke tanpa obesitas juga
mayoritas bersuku batak karo yaitu sebanyak 30.
4.5 Perbedaan Agama antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Tabel 4.5 Perbedaan Agama antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Agama
Islam Katolik Protesta Total
Obesitas/Tanpa Obesitas Obesitas 29 3 31 63
Tanpa Obesitas 29 8 26 63
Total 58 11 57 126
Gambat 4.4 Perbedaan Agama antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Dari tabel 4.5 dapat dilihat Penderita stroke dengan obesitas mayoritas
beragama Protestan yaitu sebanyak 31 orang, sedangkan pasien stroke tanpa
obesitas juga mayoritas beragama islam yaitu sebanyak 29 orang.
4.6 Perbedaan Pekerjaan antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Tabel 4.6 Perbedaan pekerjaan antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Pekerjaan
Maha Pensi Tidak Wira-
IRT siswa/i Pegawai unan Petani PNS Bekerja swasta Total
Obesitas/ Obesitas 16 2 2 7 6 9 3 18 63
Tanpa Obesitas Tanpa 15 0 0 2 4 19 1 22 63
Obesitas
Total 31 2 2 9 10 28 4 40 126
Gambar 4.5 Perbedaan pekerjaan antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Dari tabel 4.6 dapat dilihat Penderita stroke dengan obesitas mayoritas
bekerja sebagai wiraswatsa yaitu sebanyak 18 orang, dan pasien stroke tanpa
obesitas juga mayoritas bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 22 orang.
Gambar 4.6 Perbedaan pekerjaan antara Pasien Stroke Obesitas dan Tanpa Obesitas
Dari tabel 4.7 dapat dilihat Penderita stroke dengan obesitas mayoritas
berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 42 orang, dan pasien stroke tanpa obesitas
juga mayoritas berpendidikan SLTA yaitu sebanyak 41 orang.
kelompok kolesterol total tanpa obesitas dan kelompok LDL tanpa obesitas tidak
berdistribusi normal (p<0,05).
Dengan diperolehnya hasil data tidak berdistribusi normal dan data tidak
homogen, maka syarat penggunaan T-Test Independent tidak terpenuhi, lalu untuk
dapat melanjutkan analisis maka uji yang digunakan adalah uji non-parametrik
yaitu Mann-Whitney Test, uji ini identik dengan T-Test Independent pada
pengujian parametris, sehingga uji ini merupakan alternatif bagi uji T-Test
Independent apabila tidak memenuhi syarat.
Tabel 4.10Mann-Whitney Test.
Profil Lipid Obesitas/Tanpa Obesitas x ± SD p value
Obesitas 179,59±49,174
Kolesterol Total 0,345
Tanpa Obesitas 185,73±38,283
Obesitas 134,87±45,425 0,521
Trigliserida
Tanpa Obesitas 140,67±53,188
HDL Obesitas 36,17±11,752 0,222
Setelah dilakukan Mann-Whitney Test, tertera pada table 4.3 diperoleh nilai
p=0,345 pada kolesterol total antara pasien strokedengan obesitas dan tanpa
obesitas.Pada trigliserida didapatkan nilai p=0,521 antara antara pasien stroke
dengan obesitas dan tanpa obesitas. Pada HDL didapatkan nilai p=0,222 antara
antara pasien stroke dengan obesitas dan tanpa obesitas serta nilai p=0,113 pada
LDL.Interpretasinya adalah tidak terdapatnya perbedaan yang bermakna
dikarenakan keempatnya memiliki nilai p>0,05.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan perbedaan nilai dari setiap jenis
profil lipid antara pasien stroke dengan obesitas dan tanpa obesitas namun
perbedaan tersebut tidak bermakna, dapat dilihat dengan p value>0,05.Dan dapat
dilihat bahwa pada penelitian ini keempat profil lipid pada pasien stroke tanpa
obesitas justru lebih tinggi dibandingkan pada pasien pasien stroke dengan
obesitas.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan Babu et
al. (2017), dimana membandingkan profil lipid pada pria dengan obesitas dan
tanpa obesitas ditemukan hasil trigliserida, HDL, dan LDL memiliki perbedaan yg
tidak signifikan sedangkan untuk total kolesterol didapatkan berbeda secara
signifikan antara dua kelompok.
Hal ini dapat terjadi disebabkan pasien dengan obesitas kemungkinan lebih
mengkontrol dan menjaga profil lipidnya dibanding pasien tanpa obesitas.
Hasil yang didapatkan tidak sejalan dengan penelitian Aljaffar (2018) yang
dilakukan di Karbala, Iraq. Dimana pada penelitian Aljaffar didapatkan perbedaan
signifikan (p value<0,05) profil lipid antara orang dengan obesitas dan tanpa
obesitas. Pada penelitian tersebut juga ditemukan kadar profil lipid berupa:
kolesterol total, trogliserida, dan LDL lebih tinggi pada kelompok obesitas dan
HDL lebih tinggi pada kelompok tanpa obesitas.
Sedangkan pada penelitian Khan dan Khaleel (2016), yang membandingkan
kadar profil lipid pada pelajar pria dengan obesitas dan non-obesitas ditemukan
jumlah total kolesterol, LDL, dan trigliserida secara signifikan lebih tinggi pada
Pada setiap individu dapat ditemukan perbedaan profil lipid yang dapat
dipengaruhi banyak hal, seperti usia, gender, massa tubuh,olahraga, merokok,
alkohol, diet, wanita menopause, pengunaan obat serta berbagai
penyakitmenyertai, contohnya diabetes mellitus, hipertensi, penyakit hati kronik,
dan penyakit ginjal.
Untuk melihat hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar
profil lipid digunakan Chi-Square Test, dan diperoleh hasil bahwa tidak ada
hubungan( pvalue<0,05) yang dapat dilihat pada tabel 4.4, 4.5, 4.6, dan 4.7 . Hal
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan di RSUP Haji Adam Malik oleh
Harahap,Taya(2011), bahwa tidak ada hubungan bermakna IMT dengan
kolesterol total ( p value =0,092) dan trigliserida (p value =0,250).
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan:
1. Terdapat perbedaan dari keempat kadar profil lipid antara pasien stroke
dengan obesitas dan tanpa obesitas namun tidak bermakna ( p value
>0,05).
2. Kadar profil lipid pada pasien stroke tanpa obesitas lebih tinggi
dibandingkan kelompok stroke dengan obesitas.
3. Tidak ditemukannya hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan kadar
profil lipid.
5.2 SARAN
Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalani oleh penulis
dalammenyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran
yangmungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berperan dalam penelitian
ini.
Adapun saran tersebut, yaitu:
1. Perlunya penelitian lebih lanjut yang dilakukan dengan menggunakan data
primer sehingga didapatkan data yang lebih menyeluruh.
2. Himbauan pada masyarakat bahwa pentingnya mengontrol kadar profil
lipid baik pada orang obesitas maupun indeks massa tubuh normal
dikarenakan profil lipid yang tidak terkontrol merukan faktor risiko stroke.
3. Untuk pendidikan ada baiknya dilakukan penitian yang lebih banyak lagi
tentang kaitan profil lipid terhadap Indeks Massa Tubuh (IMT)
4. Bagi RSUP HAM Medan khususnya instalasi rekam medis agar
memperhatikan kelengkapan dari data rekam medis, kelengkapan data
akan sangat membantu peneliti dalam melakukan penelitian yang
berhubungan dengan pengambilan data rekam medis dan dalam
mempelajari perjalanan penyakit pasien.
44
DAFTAR PUSTAKA
Aljaffar, Ammar Gany Yassin, 2018, A Study of Serum Lipid Profile among Obese
and Non-Obese Individuals: A Hospital based Study from Karbala, Iraq,
5(4)
Cantika, G., 2014, Perbedaan Profil Lipid pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2
Obese dan Non-Obese di Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar
Guyton A.C dan JE Hall, 2014, Textbook of Physiology, edisi 13, Elseiver, Jakarta
Indrawati, L., W. Sari, dan C. S. Dewi, 2016, Care Your Self Stroke,
Penebar Plus+, Jakarta
Laulo A., M. J. Tumboimbela, dan C.N. Mahama, 2016, Gambaran Profil Lipid
pada Pasien Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik yang di Rawat Inap di
Irina F RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, Jurnal e-Clinic(eCl),4(2).
Swastini, D. A., 2013. Buku Ajar Mata Kuiah Farmakoterapi-1: Stroke Iskemik.
Watuseke A.E., P. Hedison, dan M.P. Wowor, 2016, Gambaran Kadar Lipid
Trigliserida pada Pasien Usia Produktif di Puskesmas Bahu Kecamatan
Malalayang Kota Manado periode November 2014 – Desember 2014,
Jurnal e-Biomedik (eBm), 4(2)
Widjaja A. C., 2010, Uji Diagnostik Pemeriksaan Kadar D-Dimer Plasma Pada
Diagnosis Stroke Iskemik, Tesis, Program S2 Patologi Klinik Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro, ,Semarang
Agama : Islam
Alamat : Jl. Jamin Ginting, Gang Haji Arief, kel. Padang Bulan,
Kec. Medan Baru, Medan
Statistics
No.Rekam Pendidikan
Medik JK Suku Agama Pekerjaan Terakhir Rentang Usia
N Valid 126 126 126 126 126 126 126
Missin 0 0 0 0 0 0 0
g
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-laki 69 54.8 54.8 54.8
Perempuan 57 45.2 45.2 100.0
Total 126 100.0 100.0
Rentang Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 20-29 4 3.2 3.2 3.2
30-39 8 6.3 6.3 9.5
40-49 20 15.9 15.9 25.4
50-59 53 42.1 42.1 67.5
60-70 30 23.8 23.8 91.3
>70 11 8.7 8.7 100.0
Total 126 100.0 100.0
Suku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Angkola 2 1.6 1.6 1.6
Jawa 33 26.2 26.2 27.8
Karo 55 43.7 43.7 71.4
Mandaili 10 7.9 7.9 79.4
Nias 3 2.4 2.4 81.7
Toba 23 18.3 18.3 100.0
Total 126 100.0 100.0
Agama
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid IRT 31 24.6 24.6 24.6
Mahasisw 2 1.6 1.6 26.2
Pegawai 2 1.6 1.6 27.8
Pensiun 9 7.1 7.1 34.9
Petani 10 7.9 7.9 42.9
PNS 28 22.2 22.2 65.1
Tidak Be 4 3.2 3.2 68.3
Wiraswas 40 31.7 31.7 100.0
Total 126 100.0 100.0
Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sarjana 12 9.5 9.5 9.5
SD 26 20.6 20.6 30.2
SLTA 83 65.9 65.9 96.0
SLTP 5 4.0 4.0 100.0
Total 126 100.0 100.0
Ranks
Obesitas/TanpaObesitas n Mean Rank Sum of Ranks
Kolesterol Total Obesitas 63 60.43 3807.00
TanpaObesitas 63 66.57 4194.00
Total 126
Trigliserida Obesitas 63 61.41 3869.00
TanpaObesitas 63 65.59 4132.00
Total 126
HDL Obesitas 63 59.53 3750.50
TanpaObesitas 63 67.47 4250.50
Total 126
LDL Obesitas 63 58.34 3675.50
TanpaObesitas 63 68.66 4325.50
Total 126
Test Statisticsa
Kolesterol Total Trigliserida HDL LDL
Mann-Whitney U 1791.000 1853.000 1734.500 1659.500
Wilcoxon W 3807.000 3869.000 3750.500 3675.500
Z -.944 -.642 -1.221 -1.586
Asymp. Sig. (2-tailed) .345 .521 .222 .113
a. Grouping Variable: Obesitas/TanpaObesitas
Chi-Square Test
Obesitas/TanpaObesitas * TrigliseridaCrosstabulation
Trigliserida
Optimal Diinginkan Tinggi Total
Obesitas/ Obesitas Count 39 21 3 63
TanpaObesitas % within Obesitas/TanpaObesitas 61.9% 33.3% 4.8% 100.0%
% within Trigliserida 50.6% 56.8% 25.0% 50.0%
TanpaObesitas Count 38 16 9 63
% within Obesitas/TanpaObesitas 60.3% 25.4% 14.3% 100.0%
% within Trigliserida 49.4% 43.2% 75.0% 50.0%
Total Count 77 37 12 126
% within Obesitas/TanpaObesitas 61.1% 29.4% 9.5% 100.0%
% within Trigliserida 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 3.689 2 .158
Likelihood Ratio 3.830 2 .147
Linear-by-Linear Association .876 1 .349
N of Valid Cases 126
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 1.305 2 .521
Likelihood Ratio 1.352 2 .509
Linear-by-Linear Association .906 1 .341
N of Valid Cases 126
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.00.
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 4.629 2 .099
Likelihood Ratio 4.711 2 .095
Linear-by-Linear Association 2.551 1 .110
N of Valid Cases 126
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.00.