Anda di halaman 1dari 3

Metode pembebanaan atau alokasi yang umum diperoleh dari teori akuntansi biaya adalah :

 Menurut metode nilai pasar netto/nilai realisasi neto atau nilai pasar relatif setiap jenis produk;
 Metode kuantitatif atau unit fisik, misalnya ukuran panjang volume dari timbangan;
 Metode harga pokok rata-rata;
 Metode rata-rata dengan pembobotan.

Didalam suatu proses pembahasan ini sebagai ilustrasi hanya dipergunakan dua metode yaitu,
metode unit dan metode nilai pasar.
CONTOH :
Dari suatu proses bersama dengan biaya bersama sebesar Rp. 120.000,- dihasilkan serangkaian
produk A, B, C, dan produk D. Dengan kuantitas dihasilkan :
(A) 20.000 unit; (B) 15.000 unit; (C) 10.000 unit; dan produk (D)15.000 unit. Harga jual (A) =
Rp. 0,25; (B) = Rp. 3; (C) =Rp 3,50; dan (D) = Rp. 5, (Harga jual ini merupakan harga pada titik pisah
(split off ) atau tanpa proses.
Menurut Metode Fisik Alokasi Biaya sebagai berikut :

Alokasi
Kuantitas dihasilkan Rasio
Joint Cost

A. 20.000 Unit 20.000/60.000 = 33,33% x 120.000 = Rp. 40.000,-

B. 15.000 Unit 15.000/60.000 = 25 % x 120.000 = Rp. 30.000,-

C. 10.000 Unit 10.000/60.000 = 16,67 % x 120.000 = Rp. 20.000,-

D. 15.000 Unit 15.000/60.000 = 25% x 120.000 = Rp. 30.000,-

60.000 Unit 100 % Rp. 120.000,-

Hasil alokasi tersebut disebut nilai biaya titik pisah atau harga pokok jika langsung dijual. Maka
laba ruginya sebagai tampak dibawah ini :

Penjualan Harga Pokok Laba/Rugi

A. 20.000 x 0,25 = Rp. 5000,- Rp. 40.000,- Rugi Rp. 35.000,-

B. 15.000 x 3,- = Rp. 45.000,- Rp. 30.000,- Laba Rp. 15.000,-

C. 10.000 = Rp. 35.000,- Rp. 20.000,- Laba Rp. 14.996,-

D. 15.000 = Rp. 75.000,- Rp. 30.000,- Laba Rp.45.000,-

TOTAL LABA Rp. 39.996,-


Sedangkan menurut Metode Nilai Pasar sebagai berikut :

Kuantit To
as Dihasilkan Nilai tal Nilai Rasio Nilai Pasar Alokasi Joint Cost
Pasar Pasar

A. 20.000 Rp. 0,25 Rp. 5.000,- 3,125 % x JC = Rp. 35.000,-

B. 15.000 Rp. 3,- Rp. 45.000,- 28,125 % x JC = Rp. 15.000,-

C. 10.000 Rp. 3,50 Rp. 35.000,- 21,875% x JC = Rp. 14.996,-

D. 15.000 Rp. 5,- Rp. 75.000,- 46,875% x JC = Rp. 45.000,-

Rp. 120.000,-

Metode pasar menegaskan bahwa :


 Joint Cost dibebankan berdasarkan nilai pasar, karena jika tidak ada biaya itu, nilai jualnya tidak
ada pula;
 Masing- masing produk bersama akan menghasilkan persentase laba kotor yang sama, dengan
asumsi masing-masing produk dijual tanpa diproses lebih lanjut.
Perhitungan jika ada biaya separable (biaya proses lanjutan). Jika produk bersama setelah terpisah
memerlukan proses lebih lanjut dengan biaya tambahan (biaya separable tertentu, maka harga pasar yang
baru menjadi dasar perhitungan dengan menggunakan rasio baru yaitu, harga pasar relative/hipotesis atau
harga relative yang sintetis, yaitu nilai pasar dikurangi biaya separable (dasar alokasi joint cost).
Misalnya dari contoh di muka harga jual jika diproses lebih lanjut :
A = Rp 0,50 dengan biaya separable Rp. 2.000, (total)
B = Rp 5,- dengan biaya separable Rp. 10.000,-
C = Rp 4,50 dengan biaya separable Rp. 10.000,-
D = Rp 8,- dengan biaya separable Rp. 28.000,-
Maka perhitungan alokasi biaya seperti berikut :

Jumlah Nilai Biaya Nilai Pasar Rasio Alokasi Alokasi Harga Pokok
(a) Separabel Relatif (d) (e) (b+e)
(Harga x Unit) (b) (c)
(a b )

A. Rp.10.000,- Rp. 2.000,- Rp.8.000,- 8.000/200.000 = 0,04%x120.000 = Rp. Rp. 6.800,-


4.800,-

B. Rp. 75.000,- Rp. 10.000,- Rp.65.000,- 65.000/200.000 = 0,325%x120.000 = Rp. Rp. 49.000,-
39.000,-

C. Rp. 45.000,- Rp. 10.000,- Rp. 35.000,- 35.000/200.000 = 0,175%x120.000 = Rp. Rp. 31.000,-
21.000,-

D. Rp. 120.000,- Rp.28.000,- Rp. 92.000,- 92.000/120.000 = 0,46%x120.000 = Rp. Rp. 83.200,-
55.200,-
Rp. 120.000,- Rp. 170.000,-

Untuk pengambilan keputusan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :


1. Alokasi biaya bersama tidak perlu di perhatikan, tapi besarnya pertambahan harga jual yang
menjadi titik perhatiah dan dibandingkan dengan biaya setelah diproses/separable.
2. Biaya bersama harus dialokasikan pada titik pisah (spilt off), karena itu tidak akan berbeda untuk
kedua, ketiga dan alternative berikutnya dan tidak relevan untuk pengambilan keputusan,
misalnya apakah produk setelah titik pisah harus diproses lebih lanjut atau tidak.
3. Selain alokasi biaya, ada pula fktor lainnya yang harus dipertimbangkan, seperti kapasitas
tersedia, tetapi alokasi kapasitas pun akan dipertimbangkan atau dialokasikan menurut
incremental yang terbesar dari serangkaian produk bersama.

TTD

PARIF/STEAVEN

Anda mungkin juga menyukai