Anda di halaman 1dari 14

Tugas Makalah

“KLASIFIKASI”

Di ajukan sebagai tugas makalah untuk di presentasikan

Di susun oleh :

ALFIRA ARSYAD ( 1835006 )

Dosen pembimbing :

Ahsan Taqwim , S.Pd.i.,M.Pd.

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAI’YAH ( PGMI ) SEM III

STAI DDI MAROS

2019/2020
KATA PENGANTAR

‫ف ْاألَ ْنبِيَا ِء َو ْال ُمرْ َسلِ ْينَ َسيِّ ِدنَا‬


ِ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َعلَى أَ ْش َر‬
َّ ‫ َوال‬، َ‫اَ ْل َح ْم ُد ِهللِ َربِّ ْال َعالَ ِم ْين‬ ،‫بِس ِْم هللاِ الرَّحْ َم ِن ال َّر ِحي ِْم‬
)ُ‫ (أَ َّما بَ ْعد‬ . َ‫ُم َح َّم ٍد َو َعلَى اَلِ ِه َواَصْ َحبِ ِه أَجْ َم ِع ْين‬
Artinya: Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, shalawat dan salam semoga
tercurah pada pemimpin para nabi dan rasul, baginda kita Muhammad SAW,
beserta keluarga dan sahabat-sahabat beliau. 

Karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, makalah yang berjudul


“KLASIFIKASI” ini dapat terselesaikan.
Makalah ini, dibuat guna memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
LOGIKA Bapak Ahsan Taqwim , S.Pd.i.,M.Pd. kami juga mengucapkan
kepada semua pihak yang terlibat dan berkenan membantu dalam proses
pembuatan makalah ini.
Penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu,kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat positif guna perbaikan
penulisan makalah yang akan datang. Walaupun demikian, kami berharap
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

Maros, Rabu 09 Oktober 2019

Penulis

Alfira Arsyad
(1835006)

i
DAFTAR ISI
BAB  I...............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A.      Latar Belakang Masalah........................................................................................1
B.       Rumusan Masalah.................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN...............................................................................................................2
A.      PENGERTIAN KLASIFIKASI............................................................................2
B.       PEMBAGIAN KLASIFIKASI.............................................................................2
C.      PENGGOLONGAN...............................................................................................5
D.      CARA MELAKUKAN KLASIFIKASI................................................................5
E.       MODEL KLASIFIKASI DIKOTOMI.................................................................6
F. KLASIFIKASI SILOGISME KATEGORIS.......................................................7
G.      FUNGSI TERM DALAM PROPOSISI (SILOGISME).....................................8
BAB III.............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
A.      KESIMPULAN.......................................................................................................9
B.       SARAN...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................11

ii
BAB  I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah


Berpikir merupakan aktivitas manusia untuk menemukan pengetahuan yang
benar, sedang kebenaran itu tidaklah persis sama pada setiap individu. Maka
setiap jalan pikiran manusia mempunyai kriteria kebenaran yang berfungsi
sebagai landasan proses penemuan kebenaran tersebut, dan setiap penalaran
mempunyai kriteria kebenarannya masing-masing.

B.       Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengambil rumusan
masalah dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.        Apa pengertian klasifikasi?
2.        Bagaimana pembagian klasifikasi?
3.        Bagaimana penggolongan klasifikasi?
4.        Bagaimana cara melakukan klasifikasi?
5.        Bagaimana model klasifikasi dikotomi?
6.        Bagaimana klasifikasi silogisme kategoris?
7.        Bagaimana fungsi term dalam proposisi atau silogisme?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN KLASIFIKASI
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari
yang berbeda menurut spesianya. Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan
mengelompokan semacam itu sangat sering kita lakukan. Para penjual buah-
buahan menyusun degangannya dengan beberapa cara, berdasarkan harganya, dan
mungkin pula berdasarkan besar kecilnya buah-buahan itu.
Manusia primitif mengelompokan binatang menjadi binatang berbisa dan
tidak berbisa, membedakan antara tumbuh-tumbuhan menjadi tumbuhan yang
bisa dimakan dan tidak bisa dimakan.
Pengelompokan barang-barang ini tidak lain agar kita mudah dalam
berhubungan dengan benda-benda itu. Bisa dibayangkan sulitnya mencari satu
judul buku bila buku-buku dalam perpustakaan ditumpuk begitu saja tanpa dibuat
klasifikasinya.
Ada dua macam cara membuat klasifikasi, pertama dengan pembagian dan
kedua dengan pengelompokan.

B.       PEMBAGIAN KLASIFIKASI
Pembagian (logical division) adalah membagi suatu jenis kepada spesia
yang dicakupnya. Definisi yang telah kita pelajari membahas pengertian kata
sedangkan pembagian membicarakan denotasinya. Jika definisi merupakan
analisis konotasi maka pembagian merupakan analisis denotasi. Jadi pembagian
merupakan penjelasan yang lebih lengkap mengenai suatu genera kepada
spesianya.

2
3

Kita telah mengetahui tentang jenis (genera) dan spesia (kelas,nau)


sekedarnya. Telah disebut bahwa manusia adalah spesia, jenisnya adalah binatang.
Perlu kita pahami bahwa pembagian logika atas jenis dan spesia suatu benda
adalah tidak mutlak.
Manusia adalah spesia bila dilihat dari jurusan binatang, tetapi bila dilihat
dari ras bangsa-bangsa, maka ia menjadi jenis. Ras adalah spesia, tetapi bila
dilihat dari bangsa-bangsa yang tercakup di dalamnya, maka ia menjadi jenis.
Demikian juga bangsa, ia adalah spesia, tetapi bila dilihat dari suku-suku bangsa
yang dicakupnya maka ia menjadi jenis. Jadi spesia yang kita kehendaki
tergantung daripada  keluasan klasifikasi yang hendak kita buat. Bila kita datang
diperpustakaan  akan terlihat disana klasifikasi buku-buku menjadi: karya umum,
filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, ilmu murni, teknologi, seni, sastra dan
sejarah. Di sini subyek-subyek tersebut diperlukan sebagai jenis. Tetapi apabila
kita menanyakan kepada seorang pustakawan apa saja jenis koleksinya, ia akan
menjawab, buku, surat kabar, selebaran, jurnal, peta, film, mikrofilm, maka buku
di sini diperlukan sebagai spesia.
Agar didapat spesia yang benar, maka dalam pembagian perlu diperhatikan
patokan berikut:
a.       Pembagian harus didasari atas sifat persamaan yang ada pada genera secara
menyeluruh. Misalnya kita hendak membagi bidang datar, maka kita harus
membagikan berdasarkan perubahan tertentu dari sifat generanya, yakni jumlah
sisi yang membentuknya. Kita akan mendapatkan pembagian berikut:
Segi tiga, segi empat, segi lima, segi ennam, segi lebih dari  ennam, (tiga sisi),
(empat sisi), (lima sisi), (ennam sisi).
4

Jika kita membagi “bidang datar” misalnya dengan: belah ketupat, bujur sanggar,
jajaran genjang, maka kita tidak membagikan berdasarkan sifat yang  ada pada
genera secara menyeluruh dari bidang datar, melainkan perubahan tertentu dari
segi empat.
b.      Setiap pembagian harus berlandasan satu dasar saja. Pembagian yang
berlandasan lebih dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpang siur
(overlap, cross divition, terslip tidak karuan). Contoh dari
pembagian overlap membagi manusia menjadi; manusia berkulit putih, manusia
aria, manusia asia, manusia penyabar. Disini terdapat empat macam dasar
pembagian yaitu: warna kulit, ras, ragional, dan sifat dari manusia.
c.       Pembagian harus lengkap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang
dicakup oleh suatu genera. Membagi manusia atas dasar warna kulit menjadi
manusia berkulit putih dan manusia berkulit hitam tidak benar karena ada spesia
yang masih tertinggal, Pembagian dikotomi. Suatu ketika, kita tidak bisa membagi
dengan model diatas, karena terbatasnya pengetahuan kita akan kelompok barang-
barang dan juga sering kita dapati pembagian tersebut tidak bisa kita laksanakan,
maka kita menggunakan model pembagian logika jenis lain, yaitu pembagian
dikotomi. Pembagian dikotomi adalah pembagian dari satu genera kepada spesia
yang di cakupnya dengan cara mengelompokkan menjadi dua golongan yang di
bedakan “ada” dan “tidak adanya” kualitas tertentu. Dikotomi diambil dari bahasa
latin dichotomia, artinya pembagian secara dua-dua, berpasangan, dalam bahsa
arab disebut sunaiyyah.
5

C.      PENGGOLONGAN
Jika dalam pembagian kita menguraikan denotasi suatu genera maka dalam
kelompok spesia. Jadi antara pembagian dan penggolongan mempunyai arah
bertentangan. Pembagian bergerak dari atas kebawah, yakni dari genera kepada
spesia, sedangkan penggolongan bergerak dari bawah ke atas, dari individu-
individu menuju spesianya. Ada dua macam penggolongan, penggolongan alam
dan penggolongan buatan. Penggolongan alam adalah penggolongan yang disusun
atas kecerdasan kita, seperti penggolongan melati, mawar,  kedalam golongan
bunga. Pengolongan buatan adalah penggolongan yang didasarkan atas satu sifat.
Dikatakan buatan karena penggolongan itu dimaksudkan untuk mengabdi tujuan
tertentu. Contoh: dari penggolongan ini misalnya penyusunan kata dalam kamus,
penyusunan buku dalam perpustakaan. Penggolongan ini tujuannya untuk
mendapatkan kemudahan sejauh mungkin.1

D.      CARA MELAKUKAN KLASIFIKASI


Dalam melakukan klasifikasi aturan yang harus dilakukan berupa
pemisahan yang tegas. Misalnya ketika terdapat kelereng berwarna merah dan
kelereng berwarna putih, maka dasar pemisahan yang habis adalah menyediakan
kotak untuk kelereng berwarna merah dan kotak untuk kelereng berwarna putih.
Patokan lain yang harus diperhatikan menyangkut soal konsistensi. Dengan
demikian patokan yang digunakan harus digunakan selama proses pemisahan
tersebut.

Berikut ini disajikan bapak Taksonomi Carl linnaeus, salah satu penggemar
berat buku aristoteles Historia Animalium. Ia telah menggunakan cara klasifikasi
1 Mundiri, Logika, (Jakarta: Rajawali Pers,2014), hlm, 45-51
6

untuk tumbuhan dan hewan. Ia juga membuat klasifikasi untuk manusia yang
kemudian diberi nama Homo Sapiens. Klasifikasinya tentang manusia menjadi
pionir konsep ras yang berkembang pada abad berikutnya. Sebagai Homo
Sapiens manusia terbagi menjadi empat kategori yaitu :
a.       Amiricanus
b.      Asiaticus
c.       Africanus
d.      Europanus

E.       MODEL KLASIFIKASI DIKOTOMI


Prinsip pokok dalam melakukan klasifikasi dengan cara konsisten
menggunakan cara untuk mengklasifikasi itu sendiri. Artinya pada saat
mengklasifikasi harus menggunakan  hanya satu cara (maksudnya konsiten)
hingga proses pengklasifikasian tersebut selesai.hal demikian dilakukan untuk
menghindari terjadinya proses pembagian yang tidak habis.
Namun demikian terdapat model mengklasifikasikan dengan cara membagi
dua habis. Artinya proses pembagian tersebut dilakukan dengan membuat
negasinya. Hal demikian dilakukan dengan cara membagi satu kelompok menjadi
dua bagian, bagian pertama berposisi dengan kualitas positif dengan sedangkan
term lainnya berposisi sebaliknya (menggunakan kualitas negatif).
Pola pembagian dua habis ini diasumsikan tidak memiliki atau tidak mungkin
menggunakan prinsip yang lain. Alhasil, pola ini lebih lengkap,.
Namun  demikian tidak dipungkiri jika melihat isinya (maksudnya isinya yang
dibaginya) tidak dengan pasti diketahui.2

F. KLASIFIKASI SILOGISME KATEGORIS


Silogisme dapat dibagi menjadi da kelas yaitu :
a.       Silogisme kategoris standar
b.      Silogisme kategoris menyimpang

2 Wagiman, Pengantar Studi Logika  (Yokyakarta: Pustaka Book


Publisher, 2009), hlm 82-84
7

1.      Silogisme kategoris standar


Adalah sebuah argumen yang terdiri darI tiga proposisi kategoris standar,
yang susunan ketiga proposisi itu sedemikian rupa sehingga hanya ada tiga term
(tidak boleh lebih) yang terdapat dalam rangkaian proposisi itu. Term-term itu
adalah : 1. Term Mayor 2. Term Minor 3. Term Menengah (term M)
2.      Silogisme kategoris menyimpang
Adalah silogisme ini terdiri dari proposisi-proposisi yang tidak standar. Ada
beberapa penyebabnya antara lain:
a)        Term predikat dalam salah satu primis berupa kata sifat atau kata kerja dan
bkan kata benda.
b)        Salah satu proposisi dalam silogisme tidak dinyatakan secara ekslisit. Bentuk
silogisme seperti ini dalam logika disebut entimema (suatu bentuk silogisme
dimana salah satu dari premisnya ataukesimpulannya, tidak dinyatakan). Ada
empat  bentuk  entimema yaitu:
1.  Entimema tanpa premis mayor
2.  Entimema tanpa premis minor
3.  Entimema tanpa premis kesimpulan
4. Entimema hanya dengan satu prosisi. Entah hanya premis mayor, atau premis
minor atau hanya kesimpulan saja.3

G.      FUNGSI TERM DALAM PROPOSISI (SILOGISME)


a.       Term subjek, yakni term yang mendapatkan pengakuan atau afirmasi atau
pengingkaran atau negasi dari term predikat. Contoh mahasiswa adalah orang
yang terpelajar, mahasiswa adalah term subjek.

3 F. Warsito Djoko, Logika (Jakarta, 2011) hlm,46-48


8

b.      Term predikat, adalah term yang mendapatkan pengakuan atau afirmasi atau
pengingkaran atau negasi dari term subjek. Contoh mahasiswa adalah orang yang
terpelajar, orang yang terpelajar menjadi predikat.
c.       Term menengah atau terminos medius adalah term yang dalam silogisme
berfungsi sebagai penghubung dari term minor dan term mayor. Contoh:
Semua negarawan adalah orang bijaksana
            (premis mayor)
Nelson Mandela adalah negarawan
            (premis minor)
Jadi Nelson Mandela adalah orang bijaksana
            (konklusi).4

4 Beryamin Molan, Logika, Ilmu Dan Seni Berfikir Kritis, (Jakarta:


Indeks,2014),hlm, 70-71
BAB III

PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Klasifikasi adalah pengelompokan barang yang sama dan memisahkan dari
yang berbeda menurut spesianya. Dalam kehidupan sehari-hari pekerjaan
mengelompokan semacam itu sangata sering kita lakukan.
Manusia primitif mengelompokan binatang menjadi binatang berbisa dan
tidak berbisa, membedakan antara tumbuh-tumbuhan menjadi tumbuhan yang
bisa dimakan dan tidak bisa dimakan.
Pembagian (logical division) adalah membagi suatu jenis kepada spesia
yang dicakupnya. Definisi yang telah kita pelajari membahas pengertian kata
sedangkan pembagian membicarakan denotasinya. Jika definisi merupakan
analisis konotasi maka pembagian merupakan analisis denotasi.
Ada dua macam cara membuat klasifikasi, pertama dengan pembagian dan
kedua dengan pengelompokan. Pembagian harus didasari atas sifat persamaan
yang ada pada genera secara menyeluruh. Misalnya kita hendak membagi bidang
datar,.
Setiap pembagian harus berlandasan satu dasar saja. Pembagian yang
berlandasan lebih dari satu dasar akan menghasilkan spesia yang simpang siur
(overlap, cross divition, terslip tidak karuan).
Pembagian harus lenggap, yakni harus menyebut keseluruhan spesia yang
dicakup oleh suatu genera. Jika dalam pembagian kita menguraikan denotasi suatu
genera maka dalam kelompok spesia. Jadi antara pembagian dan penggolongan
mempunyai arah bertentangan.
Dalam melakukan klarifikasi aturan yang harus dilakukan berupa
pemisahan yang tegas. Misalnya ketika terdapat kelereng berwarna merah dan
kelereng berwarna putih,

9
10

Klasifikasinya tentang manusia menjadi pionir konsep ras yang


berkembang pada abad berikutnya. Sebagai Homo Sapiens manusia terbagi
menjadi empat kategori yaitu :
a.       Amiricanus
b.      Asiaticus
c.       Africanus
d.      Europanus
Prinsip pokok dalam melakukan klasifikasi dengan cara konsisten
menggunakan cara untuk mengklasifikasi itu sendiri.
Silogisme dapat dibagi menjadi dua kelas, yaitu:
a.       Silogisme kategoris standar
b.      Silogisme kategoris menyimpang

B.       SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kesalahan-kesalahan. Oleh karna itu, kami harap agar pembaca dapat
menyampaikan kritik dan juga sarannya supaya kedepannya menjadi lebih baik,
dan semoga makalah yang kami tulis ini dapat membantu pembaca untuk
mengetahui bagaimana  dan apa itu Klasifikasi
DAFTAR PUSTAKA

 Beryamin Molan, Logika, Ilmu Dan Seni Berfikir Kritis, (Jakarta:


Indeks,2014),hlm, 70-71
 F. Warsito Djoko, Logika (Jakarta, 2011) hlm,46-48
 Mundiri, Logika,  (Jakarta: Rajawali Pers,2014), hlm, 45-51
Wagiman, Pengantar Studi Logika (Yokyakarta: Pustaka Book Publisher,
2009), hlm 82-84

11

Anda mungkin juga menyukai