Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“PRINSIP DASAR MUAMALAH ( TEORI AKAD DAN TRANSAKSI


TRANSAKI YANG DILARANG )”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah:

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

DOSEN PENGAMPUN :

Endin Lidinillah, S.Ag., M.Ag

Disusun Oleh :

Ahmad samsul bahri

Angga Permana

Abdul rouf

1
FAKULTAS SYARIAH JURUSAN EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG

SINGAPARNA-TASIKMALAYA

2020/2021

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan
makalah prinsip dasar muamalah mata kuliah lembaga keuangan syariah

Kami menyadari makalah ini tentu belum sempurna, oleh karena itu kami
memohon maaf apabila banyak kekurangan dalam makalah ini.

Harapan kami seoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terutama
menambah wawasan mengenai prinsip dasar muamalah.

Singaparna,17 Februari 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................................................

BAB I.......................................................................................................................................................

PENDAHULUAN...................................................................................................................................

A.Latar Belakang.................................................................................................................................

B.Rumusan Makalah............................................................................................................................

C.Tujuan..............................................................................................................................................

BAB II.....................................................................................................................................................

PEMBAHASAN.....................................................................................................................................

A.Pengertian Akad...............................................................................................................................

B.Rukun dan Syarat Akad...................................................................................................................

1.Rukun akad...................................................................................................................................

2.Syarat-Syarat Akad.......................................................................................................................

C.Teori Akad.......................................................................................................................................

3
D.Transaki-Transaksi Yang dilarang dalam islam..............................................................................

a. Riba..............................................................................................................................................

b. Larangan Judi (Maisir/Qimar).....................................................................................................

c. Larangan Gharar..........................................................................................................................

d. Larangan paksaan........................................................................................................................

e. Larangan Penipuan.......................................................................................................................

BAB III....................................................................................................................................................

PENUTUPAN..........................................................................................................................................

A.Kesimpulan......................................................................................................................................

B.Saran.................................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................

4
BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar Belakang

Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep
dasar tentang sesuatu yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang
yang sadar dan berfikir dewasa dalam segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi
yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.

Cara terbaik untuk mendekati filsafat adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan
filosofis: Bagaimana dunia di ciptakan? Adakah kehidupan setelah kematian?. Pada dasarnya,
tidak banyak pertanyaan filosofis yang diajukan. Namun sejarawan memberi kita jawaban yag
berbeda untuk setiap pertanyaan. Maka, lebih mudah untuk mengajukan pertanyaan filosofis
daripada menjawabnya.

Dengan lahirnya filsafat pasti tidak akan lepas dari para tokoh yang mengemukakan
berbagai pemikiran-pemikirannya. Pemikiran-pemikiran itu menjadikan seseorang untuk
menggunakan akal pikirannya untuk berfikir lebih dalam untuk menggali ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bahkan digunakan hingga kini. Para Filsuf pertama berkompetensi satu sama lain
dalam menawarkan argumen kompleks yang memperjuangkan landasan pendekatan lawan
mereka.

Ajaran bahwa semua kebenaran itu relatif telah menggoyahkan teori-teori sains yang telah
mapan, mengguncahkan keyakinan agama. Ini menyebabkan kebingungan dan kekacauan dalam
kehidupan. Inilah sebabnya Socrates harus bangkit. Ia harus meyakinkan orang Athena bahwa
tidak semua kebenaran itu relatif. Sebagian kebenaran memang relatif, tetapi tidak semuanya.
Sayangnya, Socrates tidak meninggalkan tulisan. Ajarannya kita peroleh dari tulisan murid-
muridnya. Untuk lebih jelasnya mengenai Socrates ini akan dibahas penulis dalam makalah ini.

B.Rumusan Makalah

a. siapakah Socrates?
b. Apasaja ajaran filsafat Socrates ?

5
c. Bagaimana langkah-langkah menggunakan metode filsafat Socrates ?

C.Tujuan

a. Untuk Mengetahui siapakah Socrates.


b. Untuk Mengetahui Apasaja ajaran filsafat Socrates.
c. Untuk Mengetahui Bagaimana langkah-langkah menggunakan metode filsafat Socrates.

6
BAB II

PEMBAHASAN
A.Socrates

Mengenai riwayat Socrates tidak banyak diketahui, akan tetapi sebagai sumber utama
keterangan tentang darinya dapat diperoleh dari tulisan Aristophanes, Xenophon, Plato, dan
Aristoteles. Karena ia sendiri tidak meninggalkan tulisan, sedangkan keterangan tentang dirinya
didapat dari para muridnya. Yang paling banyak menulis tentang Socrates adalah Plato yang
berupa dialog-dialog.

Ia anak seorang pemahat Sophroniscos, dan ibunya bernama Phairnarete, yang pekerjaannya
seorang bidan. Istrinya bernama Xantipe yang dikenal sebagai seorang yang judes (galak dan
keras). Ia dari keluarga yang kaya dengan mendapatkan pendidikan yang baik, kemudian menjadi
prajurit Athena. Ia terkenal sebagai prajurit yang gagah berani. Karena ia tidak suka terhadap
urusan politik, maka ia lebih senang memusatkan perhatiannya kepada filsafat, yang akhirnya ia
dalam keadaan miskin.

Seperti halnya kaum Sofis, Socrates mengarahkan perhatiannya kepadamanusiasebagai objek


pemikiran filsafatnya. Berbeda dengan kaum Sofis, yang setiap mengajarkan pengetahuannya
selalu memungut bayaran, tetapi Socrates tidak memungut bayaran kepada murid-muridnya.
Sehingga ia kemudian oleh kaum Sofis sendiri dituduh memberikan ajaran barunya, merusak
moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara. Kemudian ia ditangkap dan akhirnya
dihukum mati dengan minum racun pada umur 70 tahun yaitu pada tahun 399 SM. Pembelaan
Socrates atas tuduhan tersebut telah ditulis oleh Plato dalam karangannya ‘Apologia’.

Sejak muda Socrates telah terlibat sifat kebijaksanaannya, karena selain ia cerdas juga pada setiap
perilakunya dituntun oleh suara batin (daimon) yang selalu membisikkan dan menuntun ke arah
keutamaan moral. Cara memberikan pelajaran kepada para muridnya dengan dialog (tanya
jawab), yang bertujuan untuk mengupas kebenaran semu yang selalu menyelimuti muridnya.
Kebenaran semu tersebut muncul karena ketidaktahuan para muridnya tentang hal-hal tertentu.
Dengan cara dialog pengetahuan semu akan terdobrak sehingga mampu keluar dan melahirkan
pengetahuan yang sejati.

Peran Socrates dalam mendobrak pengetahuan semu itu meniru pekerjaan ibunya sebagi seorang
bidan dalam upaya menolong kelahiran bayi, akan tetapi ia berperan sebagai bidan pengetahuan.

7
Teknik dalam upaya menolong kelahiran (bayi) pengetahuan itu disebut majeutike (kebidanan)
yaitu dengan cara mengamat-amati hal-hal yang konkret dan yang beragam coraknya tetapi pada
jenis yang sama. Kemudian unsur-unsur yang berbeda dihilangkan sehingga tinggalah unsur yang
sama dan bersifat umum, itulah pengetahuan sejati.

Pengetahuan sejati atau pengertian sejati sangat penting dalam mencapai keutamaan moral.
Barangsiapa yang mempunyai pengertian sejati berarti memiliki kebajikan (arete) atau keutamaan
moral berarti pula memiliki kesempurnaan manusia sebagai manusia.

Socrates dengan pemikiran filsafatnya untuk menyelidiki manusia secara keseluruhan, yaitu
dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan rohaniah, di mana keduanya tidak dapat dipisahkan
karena dengan keterkaitan kedua hal tersebut banyak nilai yang dihasilkan.

B.Ajaran Filsafat Socrates

Perbedaan antara kaum Sofis dengan Socrates adalah bahwa pemikiran filsafat Socrates
sebagai suatu reaksi dan kritik terhadap pemikiran kaum Sofis. Socrates mengarahkan
perhatiannya kepada manusia sebagai obyek pemikiran filsafatnya.Socrates tidak memungut
bayaran kepada murid-muridnya, sehingga ia dituduh oleh kaum Sofis memberikan ajaran baru,
merusak moral para pemuda, dan menentang kepercayaan negara. Pembelaan Socrates atas
tuduhan tersebut telah ditulis oleh Plato dala “Apologia”. Plato memberikan pembelaan Socrates
di pengadilan dengan mengatakan bahwa Socrates adalah seorang yang paling baik, paling
bujaksana, paling jujur, dan merupakan manusia paling adil dari seluruh zamannya.

Dalam mengajarkan ilmu kepada muridnya dan untuk menghadapi kaum Sofis, Socrates
menggunakan metode dialektik-kritis. dialektik mengandung arti “dialog antara dua pendirian
yang bertentangan ataupun merupakan perkembangan pemikiran dengan memakai pertemuan
(interplay) antar ide”.Sedangkan sikap kritis berarti Socrates tidak mau menerima begitu saja
sesuatu pengertian sebelum dilakukan pengujian untuk membuktikan benar atau salahnya. Oleh
karena itu, Socrates selalu meminta penjelasan tentang sesuatu pengertian dari orang yang
dianggapnya ahli dalam bidang tersebut. Misalnya ia bertanya kepada seorang seniman tentang
apa yang dimaksud dengan “keindahan”. Jadi, Socrates selalu menuntut kemampuan para ahli
untuk mempertanggngjawabkan pengetahuannya dengan alasan yang benar. Apabila diperoleh
jawaban di dukung dengan alasan yang benar maka ide yang telah teruji tadi akan diterimanya
sebagai pengetahuan yang benar untuk sementara sebelum dilakukan pengujian lebih lanjut
melalui cara perbandingan (komparasi), tapi jika tidak sanggup mengajukan alasan yang benar

8
maka ide tersebut akan ditolaknya karena dianggap tidak mencerminkan realitas yang
sesungguhnya.[5]Ia membangun pengetahuan dengan cara mengamati hal-hal yang konkret dan
beragam. Dan ia menggunakan Unsur-unsur yang sama dan bersifat umum (tidak adanya
perbedaan), inilah merupakan pengetahuan sejati, yang sangat penting untuk mencapai keutamaan
moral. Maksudnya orang yang mempunyai pengetauan sejati berarti memiliki kebajikan (arete)
atau keutamaan moral dan berarti memiliki kesempurnaan manusia sebagai manusia. Socrates
menyelidiki manusia secara keseluruhan yaitu dengan menghargai nilai-nilai jasmaniah dan
rohaniah.

Menurut Plato negara mempunyai tugas untuk mewujudkan kebahagiaan warga negaranya,
membuat jiwa mereka sebaik mungkin. Oleh karena itu penguasa harus tahu “apa yang baik”. Di
dalam pemerintahan yang penting bukan demokrasi atau suara rakyat, tetapi keahlian yang khusus
yaitu pengenalan tentang “yang baik”.

Dari tulisan murid-muridnya, terutama Plato, ajaran Socrates dapat dirangkumkan sebagai
berikut:

Jiwa manusia bukan hanya nafasnya saja, tetapi asas hidup manusia dalam arti yang lebih
mendalam. Jiwa adalah inti sari manusia, hakikat manusia sebagai pribadi yang
bertanggungjawab. Karena jiwa adalah inti sari manusia, maka manusia harus mengutamakan
kebahagiaan jiwanya atau eudaimonia yang berarti memiliki daimon atau jiwa yang baik, dari
pada kebahagiaan tubuhnya atau kebahagiaan lahiriah seperti: kaya, sehat, dan lain-lain.[8]
Menurut Socrates, baik atau jahat berhubungan dengan pengetahuan yang di miliki manusia dan
tidak ditentukan oleh kemauan hatinya. Seseorang yang mempunyai pengetahuan tentang hidup
yang baik maka akan hidup sesuai dengan pengetahuannya itu, tapi jika seseorang hidup tidak
baik, itu bukan karena kehendak dirinya tetapi karena orang itu tidak mempunyai pengetahuan
tentang hidup yang baik. Pendapatnya tentang hal ini disebut dengan “keutamaan adalah
pengetahuan”.

C. langkah-langkah menggunakan metode filsafat Socrates

Socrates tidak pernah menulis. Ia tidak pernah mengajarkan filosofi, melainkan hidup
berfilosofi. Bagi dia, filosofi bukan misi, bukan hasil, bukan ajaran yang bersandarkan dogma,
melainkan fungsi yang hidup. Filosofinya mencari kebenaran, ia bukan ahli pengetahuan
melainkan pemikir.

9
Ajarannya itu hanya di kenal dari catatan murid-muridnya, terutama Xenephon dan Plato. Untuk
mengetahui ajaran Socrates, orang banyak bersandar kepada Plato. Tetapi kesulitannya adalah
dalam tulisannya, Plato banyak menuangkan pendapatnya sendiri kedalam ajaran Socrates.

Tujuan Socrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-lamanya. Socrates
berpendapat, bahwa kebenaran itu tetap dan harus dicari. Dalam mencari kebenaran itu ia tidak
berpikir sendiri melainkan tanya jawab. Kebenaran harus lahir dari jiwa. Metodenya disebut
maieutik, menguraikan, seolah-olah menyerupai pekerjaan ibunya sebagai bidan.

Socates mencari pengertian, yaitu bentuk yang tetap. Sebab itu ia selalu bertanya : apa itu ? apa
yang dikatakan berani, apa yang disebut indah, apa yang bernama adil ?. Tanya jawab, yang
dilakukan secara meningkat dan mendalam, melahirkan pikiran yang kritis.

Oleh karena itu Socrates mencari kebenaran yang tetap dengan tanya jawab, maka jalan yang
ditempuhnya ialah metode induksidan definisi. Kedua-duanya yaitu bersangkutan. Induksi
menjadi dasar definisi.Induksi yang menjadi metode Socrates ialah memperbandingkan secara
kritis. Dengan melalui induksi sampai kepada definisi.Definisi yaitu pembentukan pengertian
yang umum. Induksi dan definisi menuju pengetahuan yang berdasarkan pengertian.

Kita dapat membagi Metode Sokrates menjadi enam bagian. Bagian-bagian ini, jika dilakukan
secara berurutan, dapat digunakan kapan saja ketika kita mencoba menyusun ulang suatu
pemikiran atau keyakinan.Metode Socrates telah digunakan selama ribuan tahun untuk membantu
orang memikirkan kembali cara kita memandang dunia dan menyingkirkan keyakinan negatif,
destruktif, dan membatasi yang dapat menghambat kebahagiaan dan kesejahteraan kita dari
dalam.

Langkah Langkah Menggunakan metode socrates adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi apa yang Anda pikirkan

a. Mengapa saya mengatakan itu?

b. Jelaskan lebih detail apa yang saya maksud.

c. Apa reaksi saya terhadap pemikiran ini?

2. Tantang pemikiran itu

a. Apakah ini selalu benar?

b. Dalam kondisi apa hal ini tidak terjadi?

10
c. Asumsi apa yang saya buat?

d. Apakah saya harus selalu bereaksi seperti ini terhadap pemikiran


tersebut?

3. Periksa fakta di balik keyakinan Anda

a. Apakah sumber saya dapat dipercaya?

b. Apakah ada bukti yang membantahnya?

c. Bagaimana saya tahu itu benar?

4. Lihatlah dari sudut yang berbeda

a. Mungkinkah seseorang melihat hal ini dengan cara yang berbeda?

b. Apa argumen tandingannya?

5. Jelajahi Implikasi dan Konsekuensinya

a. “Tetapi jika…..terjadi, apa lagi yang akan terjadi?”

b. “Bagaimana…mempengaruhi…?”

6. Pertanyakan Pertanyaannya

a. “Menurutmu mengapa aku menanyakan pertanyaan itu?”

b. “Mengapa pertanyaan itu penting?”

c. “Pertanyaan Anda yang manakah yang paling berguna?”

Kita kemudian dapat merenungkan pertanyaan tersebut:

b. Apakah perspektif kita berubah? Jika ya, pertanyaan manakah yang membantu
kami memandangnya secara berbeda?

c. Apakah saya mengetahui sesuatu tentang proses berpikir atau bias saya?

Secara budaya, kita tampaknya semakin miskin dalam mengatasi permasalahan


yang kompleks. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh ketidakmampuan kita untuk
berpartisipasi dalam diskusi terbuka, wacana yang saling menghormati, dan
perdebatan.Kemampuan kita untuk melakukan percakapan satu sama lain adalah alat
paling ampuh yang kita miliki untuk memecahkan masalah, dan pentingnya komunikasi

11
terbuka menjadi lebih penting lagi ketika ada masalah yang kompleks, dan masalah yang
melibatkan banyak orang.Namun, saat ini, pada saat iklim sosial dan politik kita semakin
berkembang dalam kebisingan, kompleksitas, perpecahan, dan ketidakpercayaan, dan
pada saat, bagi saya, kita sangat membutuhkan pendekatan yang obyektif, terbuka, dan
jujur. diskusi, tampaknya ada gerakan aktif untuk menghentikan diskusi apa pun yang
mungkin tidak nyaman, tidak menyenangkan, sulit, atau menantang (pada dasarnya
percakapan diperlukan untuk memecahkan masalah terbesar kita.Semakin kita menutup
diskusi, semakin sedikit orang yang dapat memahami dan mengarahkan permasalahan
kita yang paling kompleks, dan semakin besar kesenjangan dalam pemahaman, semakin
banyak orang yang harus bergantung pada media yang disetujui untuk mengisinya.
Mengingat sifat media modern yang bias, situasi ini sangat berbahaya.Salah satu cara
terbaik untuk membantu kita mengatasi masalah yang kompleks dan mengembangkan
opini yang lebih menyeluruh tentang dunia, diri kita sendiri, dan orang lain adalah
metode Socrates

D.Para Pengikut Ajaran Socrates


Setelah Socrates meninggal ada pengikut pengikut Socrates selain plato yang di
tunjukan dengan nama "the minor Socratich"artinya pengikut pengikut Socrates yang
kecil. Maksudnya bahwa plato di pandang sebagai pengikut socrtes yang " Besar-
besar".pengikut pengikut kecil itu meneruskan beberapa aspek dari filsafat Socrates,
tetapi mereka juga di pengaruhi oleh pengaruh pengaruh lain, khususnya madzhab elea
dan kaum sofis. Diantara pengikut Socrates:
1,madzhab megara
Madzhab ini didirikan oleh pengikut Socrates yang bernama Euklides dari megara,ia
mencoba memperdamaikan "yang ada" Dari madzhab ela dengan"yang baik" Dari
Socrates
2,madzhab elis dan eretria
Phaidon dari elis adalah kawan sewaktu plato tetapi lebih muda dari dia. Plato memakai
namanya untukdialog yang mempercakapkan hari terakhir Socrates dalam penjara.
Rupanya phaidon teruma mengajar persoalan-persoalan dalam bidang etika.
Medeos dari eretria adalah murid phaidon kemudian ia mendirikan suatu madzhab di kota
eretria. Terutama ia menaruh perhatian terhadap pesoalan persoalan berhubungan dengan
dialektika
3,madzhab sinis(the cynic scholl)
Tokoh utama ialah anthisthenes, ia mengajar dalam gymnasion di athena yang bernama
kynosarges, dalam bidang etika ia ber anggapan bahwa manusia mempunyai ke utamaan,
bila ia tau melepaskan diri dari barang jasmani dan segala macam kesenangan.

12
4,madzhab hedonis
Aristippos adalah murid Socrates yang dianggap sebagai madzhab kyrene. Madzhab ini
juga dinamakan madzhab hedonis, karena ajarannya dalam bidang etika.
Aristippos menyetujui ajaran Socrates bahwa keutamaan tidak lain mencari "yang
baik".akan tetapi seorang yang bijaksana tidak akan mengejar kesenangan tanpa batas,
karena kesenangan yang tidak terbatas pada akhirnya mengakibatkan kesusahan. Yang
harus di kejar adalah maksimum kesenangan yang di sertai minimun kesusahan, jadi
dalam prespektif hedonisme, pengendalian diri dan pertakaran perlu sekali untuk
mencapai cara hidup yang ideal

E.Perbedaan Filsafat masa Pra Socrates dan Masa Socrates


1. Filosof masa pra socrates
Filsafat Pra Socrates juga dapat dikatakan sebagai filsafat alam, karena para ahli
filsafat dimasa tersebut menjadikan alam semesta sebagai objek pemikirannya. Tujuan
filosofi mereka dalam memikirkan soal alam semesta yaitu untuk mengetahui darimana
terjadinya alam atau darimana alam ini berasal, hal inilah yang menjadi sentral persoalan
bagi mereka. Pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju,
rasional dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja
keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa
mempersoalkannya lebih jauh. Sedang di lain pihak orang cukup puas menerima
keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.
Filosuf yang hidup pada masa pra Socrates disebut para filosuf alam karena objek yang
mereka jadikan pokok persoalan adalah alam. Yang dimaksud dengan alam (fusis) adalah
kenyataan hidup dan kenyataan badaniah. Jadi, perhatian mereka mengarah kepada apa
yang dapat diamati.
2. Filosof masa socrates
Filsafat pada masa Socrates sering juga di sebut dengan filsafat periode klasik. Akan
tetapi, Socrates belum sampai pada suatu system filosofi, yang memberikan nama klasik
kepada filosofi itu. Ia baru membuka jalan. Ia baru mencari kebenaran. Ia belum sampai
menegakkan suatu system pandangan. Tujuannya terbatas hingga mencari dasar yang
baru dan kuat bagi kebenaran dan moral.
Sistem ajaran filsafat klasik baru dibangun oleh Plato dan Aristoteles, berdasarkan ajaran
Socrates tentang pengetahuan dan etika beserta filosofi alam yang berkembang sebelum
Socrates.

13
BAB III

PENUTUPAN

A.Kesimpulan
Sejak muda Socrates telah terlibat sifat kebijaksanaannya, karena selain ia cerdas juga
pada setiap perilakunya dituntun oleh suara batin (daimon) yang selalu membisikkan dan
menuntun ke arah keutamaan moral. Cara memberikan pelajaran kepada para muridnya dengan
dialog (tanya jawab), yang bertujuan untuk mengupas kebenaran semu yang selalu menyelimuti
muridnya. Kebenaran semu tersebut muncul karena ketidaktahuan para muridnya tentang hal-hal
tertentu. Dengan cara dialog pengetahuan semu akan terdobrak sehingga mampu keluar dan
melahirkan pengetahuan yang sejati.

Socrates tidak pernah menulis. Ia tidak pernah mengajarkan filosofi, melainkan hidup
berfilosofi. Bagi dia, filosofi bukan misi, bukan hasil, bukan ajaran yang bersandarkan dogma,
melainkan fungsi yang hidup. Filosofinya mencari kebenaran, ia bukan ahli pengetahuan
melainkan pemikir.

Dalam mengajarkan ilmu kepada muridnya dan untuk menghadapi kaum Sofis, Socrates
menggunakan metode dialektik-kritis. dialektik mengandung arti “dialog antara dua pendirian
yang bertentangan ataupun merupakan perkembangan pemikiran dengan memakai pertemuan
(interplay) antar ide”

B.Saran
Inilah yang dapat saya paparkan dalam makalah Filsafat socrates, yang tentunya
pembahasan tentang filsafat socrates belum maksimal,serta perlu diperdalam dan diperluas lagi.
Dan untuk memperluas serta mendalaminya itu butuh reverensi buku serta sumber yang banyak

14
DAFTAR PUSTAKA

Asmoro Ahmadi, Filsafat Umum, (Jakarta:Rajawali Press) di Akses Pada 1 November 2023
https://hwraocha.wordpress.com/2013/01/01/makalah-socrates/

Tobias Waifer.(2018).pemikiran Filsafat Socrates.Malang:UBB Press. Diakses pada 1 November


2023 https://www-orionphilosophy-com.translate.goog/stoic-blog/the-socratic-method?_

Akbar, Fauzan. (2019). Makalah Pemikiran Filsafat Socrates dan Plato serta Konstribusinya
terhadap Pendidikan. Pekanbaru : UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Diakses pada 1
november 2023 http://alfauzalakbar.blogspot.com/2014/05/makalah-pemikiran-filsafat-
socates-dan.html

15

Anda mungkin juga menyukai