Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

GOOD GOVERNANCE

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“Kewarganegaraan”
Dosen Pengampu: Indra Fajar Nurdin, S.Pd., M.Ag.

Disusun Oleh :

Robi Firmansyah (14410195)

Habibah Ella Tasya (18104010008)

Alif Ilham Adha (18104010026)

Tamama Zuhriyah (18104010032)

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kami. Sehingga
kami mampu menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin


berdasarkan bantuan dari berbagai buku dan jurnal sehingga bisa
memperlancar dalam pembuatan makalah ini. Dan juga dalam rangka
melengkapi tugas dari Mata Kuliah Kewarganegaraan dengan judul “Good
Governance” yang nantinya akan membahas dari segi Pengertian,
Prinsip/Asas, Urgensinya serta manfaatnya.

Walaupun dalam penyusunan makalah kali ini kami dari penilus


hanya bisa membahasnya melalui via online tanpa tatap muka dan
berdialektika, hal tersebut dikarenakan musibah yang sedang melanda
Indonesia dan dunia saat ini, semoga walaupun kita semua Study and work
from home tidak mengurangi antusias kita sebagai civitas akademik UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah


ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi susunan kalimat, maupun isi
dari makalah serta tata bahasanya. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan
masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, agar kami
kedepan kami bisa menulis dengan lebih baik lagi.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberi manfaat
serta inspirasi kepada pembaca. Dan menjadikan makalah ini sebagai
referensi mengenai bagaimana sih pemerintah yang baik itu, baik dari segi
pemerintahnya maupun rakyatnya.

Yogyakarta, 05 April 2020

Penulis

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I ............................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................. 2

C. Tujuan Penulisan..............................................................................2

BAB II ........................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ........................................................................................... 3

A. Pengertian Good Governance .......................................................... 3

B. Urgensi Good Governance ............................................................... 5

C. Prinsip/Asas Good Governance ....................................................... 7

D. Implementasi Good Governance ................................................... 12

BAB III ............................................................ Error! Bookmark not defined.

PENUTUP ................................................................................................... 18

A. Kesimpulan ...................................................................................... 18

B. Saran................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Persoalan kepemerintahan merupakan suatu kenyataan yang tak dapat di
hindarkan dalam hidup setiap warga negara, baik secara perorangan atau secara
bersama-sama. Pemerintah sebagai harapan serta peluang guna mewujudkan hidup
yang sejahtera dan berdaulat melalui pengelolaan kebebasan dan persamaan yang di
miliki oleh warga negara. di sisi lain pemerintah merupakan tantangan serta kendala
bagi warga negara terutama jika pemerintah tidak meiliki etika dalam menjalankan
kepemerintahannya. Suatu masyarakat tanpa pemerintah adalah sebuah kekacauan
massal. Dalam peradaban manusia di perlukan lebih banyak peraturan, di perlukan juga
lebih banyak upaya serta kekuatan untuk menjamin bahwa peraturan-peraturan itu di
taati.
Harapan lain yang ingin di wujudkan oleh setiap warga negara melalui proses
pemerintahan yakni berlangsungnya kehidupan secara ideal, dalam semua bidang dan
ukuran kehidupan mereka. Pemerintah di harapkan dapat membentuk kesepakatan
dengan warga negara melalui bingkai kepatutan dalam proses kehidupan kolektif
sertaip warga negaranya. Dengan demikian, kebutuhan akan kehidupan yang ideal
mensyaratkan kewajiban pemerintah untuk membentuk hukum yang adil serta
melakukan penegakkan hukum demi keadilan untuk semua warga negara. Guna
mewujudkan tujuan dan harapan tersebut, maka di perlukan suatu sistem pemerintahan
yang baik dan efektif yang sesuai dengan prinsip-prinsip bersifat demokratis. Konsep
pemerintahan yang baik itu di sebut dengan good governance.
Dalam makalah ini berisi pemaparan dari pengertian good governance, urgensi
good governance, prinsip-prinsip/asas good governance, dan implementasinya di
Indonesia. Diharapkan juga dengan penulisan makalah ini dapat menambah wawasan
tentang good governance secara lebih mendalam. Yang tidak kalah pentingnya adalah
peran semua lapisan untuk menjalankan tata pemerintahan yang baik.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Good Governance?
2. Bagaimana Urgensi Good Governance?
3. Apa Saja Prinsip-Prinsip/Asas dalam Good Governance?
4. Bagaimana Bentuk Implementasi Good Governance?

C. Tujuan Penulisan
1. Guna Mengetahui Pengertian Good Governance
2. Guna Mengetahui Bagaimana Urgensi Good Governance
3. Guna Mengetahui Apa Saja Prinsip-Prinsip/Asas dalam Good Governance
4. Guna Mengetahui Bagaimana Bentuk Implementasi Good Governance

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Good Governance

Berikut beberapa definisi good governance dari referensi yang kami peroleh :

“Governance dimaknai suatu mekanisme, praktek dan tata cara pemerintahan dan
warga mengatur sumber daya untuk memecahkan masalah-masalah publik. Dalam
konsep governance, pemerintah hanya menjadi salah satu aktor dan tidak selalu
menjadi aktor yang menentukan.”1

Dilansir dari situs resmi bulelengkab.go.id:

“Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang


solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar
yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan korupsi
baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin anggaran
serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas
usaha.”2

Dalam PP No. 101 tahun 2000 Good governance memiliki arti

“Suatu pemerintahan yang dapat mengembangkan dan menetapkan prinsip-


prinsip profesionalitas, akuntabilitas, transparansi, pelayanan prima, demokrasi,
efisiensi, efektivitas, supremasi hukum dan dapat diterima oleh seluruh
masyarakat3”
UNDP (United Nations Development Program dalam dokumen kebijakannya yang
berjudul “Governance for sustainable human development” mendefinisikan
governance sebagai :

1
Sumarto Hetifa Sj, Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, (Bandung: Yayasan Obor Indonesia, 2003), hal
1-2
2
Dilansir dari web https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/pengertian-prinsip-dan-penerapan-good-governance-
di-indonesia-99, diakses pada tanggal 04 April 2020 pukul 10.00 WIB

3
https://www.banyumaskab.go.id/read/15538/pelaksanaan-good-governance-di-indonesia#.XonItYgza00 diakses
pada tanggal 02 April 2020 pukul 21.00 WIB

3
“Governance is exercise of economic, political, and administrative author to
manage a country’s affair at all levels and means by which states promote social
cohesion, integration, and ensure the well being of their population.”
“Kepemerintahan adalah pelaksanaan kewenangan/kekuasaan di bidang
ekonomi, politik dan administratif untuk mengelola berbagai urusan negara
pada setiap tingkatannya dan merupakan instrumen kebijakan negara untuk
mendorong terciptanya kondisi kesejahteraan intergritas, dan kohesivitas
sosial dalam masyarakat.”

Sedangkan definisi good governance menurut UNDP sebagai berikut 4 :

““Hubungan yang sinergis dan konstruktif di antara negara, sektor swasta dan
masyarakat.”

Bank Dunia mendefinisikan good governance demikian5 :

“Penyelenggaraan manajemen pembangunan solid dan bertanggung jawab


yang sejalan dengan demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah
alokasi dana investasi yang langka, dan pencegahan korupsi secara politik dan
administratif, menjalankan disiplin anggaran serta menjalankan kerangka
kerja politik dan hukum bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan.”

Dari beberapa definisi yang dikemukakan diatas, menurut penulis good governance
memiliki arti suatu sistem kepemerintahan yang berjalan degan benar sesuai asas dan
prinsip yang ada dalam menjalankan semua kegiatan kepemerintahan hingga
menghadapi permasalahan pemerintahan untuk menciptakan hubungan timbal balik
antara masyarakat dan pemerintahan yang kondusif.

4
https://www.researchgate.net/publication/313782616_MENUJU_GOOD_GOVERNANCE_BAGI_PEMERI
TAHAN_DAN_PERUSAHAAN_DI_INDONESIA diakses pada tanggal 03 April 2020 pukul 14.00 WIB

5
http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/gogo_all.pdf diakses pada tanggal 02 April 2020 pukul
11.00 WIB

4
B. Urgensi Good Governance

Good governance merupakan bentuk pemerintahan yang baik dalam standar proses
dan maupun yang lainnya , segala unsur pemerintahan dapat bergerak secara sinergis,
tidak saling berbenturan, memperoleh dukungan dari rakyat dan terlepas dari perbuatan
anarkis yang dapat menghambat proses pembangunan. Dikategorikan pemerintahan yang
baik, jika pembangunan itu dapat dilakukan dengan biaya yang sangat minimal menuju
cita-cita kesejahteraan dan kemakmuran, mengasilkan tujuan dengan indikator
perekonomian rakyat meningkat, kesejahteraan spritualitasnya dengan capaian rasa
aman, tenang, bahagia dan penuh dengan kedamaian dalam kehidupan di masyarakat6.

Di era sekarang ini, Indonesia dirasa sangat perlu untuk menerapkan konsep- good
governance dalam segala aspek kepemerintahannya. Menurut Lingkaran Survei
Indonesia (LSI) yang melakukan survei pada saat peringatan satu tahun pemerintahan
presiden Susilo Bambang Yudhoyono disebutkan bahwa pemerintahan SBY
menghasilkan dua rapor biru dan empat rapor merah.

Empat angka merah itu diberikan untuk kinerja hubungan internasional, kinerja
ekonomi, kinerja hukum dan kinerja politik. Kinerja pemerintahan SBY dalam hubungan
internasional dinilai sangat buruk karena konflik antar Indonesia-Malaysia yang
penanganannya tidak jelas dan menimbulkan perpecahan pada saat itu. Sedangkan dua
angka biru didapat dalam bidang keamanansertasosial, bidang keamanan contohnya alam
penyelesaian konflik di Aceh, sedangkan dalam bidang sosial perihal ketanggapan dalam
menghadapi bencana7.

Dengan fakta survei tersebut good governance seyogyanya diterapkan di Indonesia


iniagar cita-cita bangsa Indonesia menjadi negara yang makmur segera tercapai. Good
governance ini harus pula di dukung oleh semua lembaga yang menyusun kelembagaan
governance itu sendiri.

6
Anonim, 2011. pengertian tata pemerintahan yang baik (good governance)
(http://perencanaankota.blogspot.com). Diakses pada tanggal 03 April 2020
7
Solihin,Dadang, 2007. Pemahaman terhadap tata keperintahan yang baik (dadang-solihin.blogspot.com).
Diakses pada tanggal 03 April 2020

5
Oleh karenanya Dari uraian di atas dapat disimpulkan keurgensian dari Good governance
di Indonesia yaitu8:

a. Memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN).


Masih banyaknya korupsi dan penyimpangan dalam penyelenggaraan negara di
Indonesia memicu munculnya reformasi dengan salah satu isu reformasi yang
fundamental yakni recovery economy dari unsur KKN dengan cara menjalankan
good governace di Indonesia.
b. Memperbaiki sistem pemerintahan atau tata kenegaraan yang selama ini di
gerogoti unsur KKN, sehingga terwujud suatu pemerintahan yang bersih yang
sesuai dengan keinginan warganegara indonesia.
c. Pelayanan publik,
Salah satu tugas pokok pemerintahan yakni memberikan pelayanan publik
seperti pelayanan jasa kepada masyarakat. Pelayanan publik ini tidak hanya di
tekankan kepada pemerintah, tetapi juga pada sektor swasta guna memenuhi
kebutuhan atau kepentingan masyarakat.
d. Pelaksanaan otonomi daerah
Kebijakan otonomi daerah merupakan harapan besar bagi proses demokrasi dan
sekaligus kekhawatiran akan kegagalan program tersebut. Alas an lain adalah
masih belum optimalnya pelayanan birokrasi pemerintahan dan juga sektor
swasta dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan publik. Ini menjadi salah
satu sebab utama mengapa Goodgovernance mendapatnya relevansinya di
Indonesia.
e. Perwujudan nilai demokrasi.
Indonesia menganut paham demokrasi pancasila sebagai falsafah hidup
bernegara. Good governance mampu merefleksikan nilai-nilai demokrasi
karena dalam konsep good governance pada dasarnya menekankan kesetaraan
antara lembaga-lembaga negara, baik di tingkat pusat maupun daerah sektor
swasta dan masyarakat madani.
f. Terselenggarahnya good governance merupakan prasyarat utama mewujudkan
aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara.

8
Iriawan,Beta. Good Governence (http://www.scribd.com). Diakses pada tanggal 04 April 2020

6
Adapun Tabel Ciri-Ciri Tata Pemerintahan Yang Baik (Good Governance) Dan Tata
Pemerintahan Yang Buruk (Bad Governance)9
Perbandingan Ciri-Ciri Pemerintahan Yang Baik Dengan Pemerintahan Yang
Buruk
Pemerintahan Yang Baik Pemerintahan Yang Buruk

1. Proaktif 1. Lamban Dan Bersifat Reaktif


2. Ramah Dan Profesional 2. Arogan
3. Transparan 3. Korup
4. Mengutamakan Proses Dan Produk 4. Birokratisme
5. Proporsional Dan Profesional 5. Boros
6. Bekerja Secara Sistemik 6. Bekerja Secara Naluriah
7. Pembelajaran Sepanjang Hayat 7. Enggan Berubah
8.Menempatkan Stakeholder 8.
& Kurang Berorientasi Pada
Shareholder Ditempat Utama Kepentingan Publik

C. Prinsip – Prinsip Good Governance

Pemahaman mengenai prinsip – prinsip good governance sangatlah penting, prinsip


– prinsip ini menjadi tolak ukur kinerja suatu pemerintahan. baik buruk nya
pemerintahan dapat kita lihat ketika ia bersinggungan dengan semua unsur prinsip good
governance. Maka dari itu dibawah ini kami uraikan beberapa prinsip yang menjadi
landasan tata pemerintahan yang baik.

Pada awalnya good gevernance digunakan oleh dunia usaha (Corporate) karena
adanya desakan untuk menyusun sebuah konsep dan pengendalian pada korporasi maka
diterapkan good corporate governance dengan prinsip – prinsip sebagai berikut10 :

 Transparansi
 Fairness
o Responsibilitas

9
Listiati,Nainggolan,2012. Prinsip-prinsip good governance .(http://listilumbaraja.blogspot.co.id). Diakses
pada tanggal 04 April 2020
10
Riant D. Nugroho, Kebijakan Publik, Formulasi Implementasi dan Evaluasi, Jakarta : Gramedia, 2004, hal,
216.

7
o Responsivitas

Nah, prinsip – prinsip diatas cenderung pada dunia usaha, lebih lanjut UNDP
melalui LAN menyebutkan, karena adanya hubungan sinergis konstruktif antara
pemerintah dan masyarakat maka disusunlah 9 pokok karakteristik good
governance, yaitu11 :

1. Partisipasi
2. Penerapan hukum
3. Transparansi
4. Responsivitas
5. Orientasi
6. Keadilan
7. Efektivitas
8. Akuntabilitas
9. Visi strategi

Lembaga Adminsistrasi Negara (LAN) merumuskan 9 aspek fundamental yang


harus diperhatikan dalm good governance, yaitu12 :

1. Partisipasi (Participation)
Masyarakat memiliki hak suara dalam penyelenggaraan suatu Negara
dan pengambilan keputusan, baik secara langsung maupun diwakili oleh
lembaga perwakilan yang sah. Prinsip partisipasi ini bertujuan untuk menjamin
setiap kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah sebagai cerminan dari
aspirasi masyarakat.
2. Penegakan Hukum (Rule of Law)
Penegakan hukum yang tidak seimbang akan mepengaruhi tata
pemerintahan, maka dari itu untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik,

11
Hessel Nogi S. Tangkilisan, Manajemen Publik, Jakarta : Grassindo, 2005, hal, 115.

12
. A.Ubaedillah dan Abdul Razak. Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta : UIN Syarif
Hidayatullah. 2006. Hlm.218

8
perlu adanya komitmen dalam penegakan hukum dengan berpedoman pada
beberapa karakter sebagai berikut13:
a) Supremasi hukum
b) Kepastian hukum
c) Hukum yang responsif
d) Penegakan hukum yang konsisten dan non diskriminatif untuk semua orang
e) Independensi peradilan
3. Transparansi (Transparency)
Keterbukaan pemerintah dalam setiap tindakan dan kebijakan yang
diambil. Prinsip transparansi ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintahan, dan juga untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan, serta untuk mengurangi pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan.
4. Responsif (Responsive)
Pemerintah harus cepat tanggap dalam setiap persoalan yang terjadi di
tengah masyarakat, terkait apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, tanpa
menunggu keluh kesah dari masyarakat pemerintah seharusnya tanggap dan
peka terhadap dinamika yang terjadi di masyarakat.
5. Konsensus (Consensus)
Segala keputusan yang diambil oleh pemerintah harus berdasakan pada
keputusan bersama atau musyawarah. Hal ini bertujuan untuk memuaskan
semua pihak dan juga untuk mengikat artinya keputusan adalah milik bersama,
sehingga keputusan memiliki kekuatan untuk memaksa setiap anggota untuk
menjalankan keputusan tersebut.
6. Kesetaraan (Equity)
Kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Prinsip ini perlu
diperhatikan oleh setiap penyelenggara Negara mengingat Indonesia adalah
Negara majemuk yang memiliki aneka ragam budaya, suku, ras, agama, dan
etnis, untuk menghindari adanya perpecahan.
7. Efektivitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency)

13
Sumarto Hetifa Sj, Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, (Bandung: Yayasan Obor Indonesia, 2003),hal
56

9
Efektivitas pemerintahan dapat diukur dari parameter produk yang dapat
menjangkau sebesar-besarnya kepentingan masyarakat dari berbagai kelompok
dan lapisan social.
Sedangkan Efisiensi dapat diukur dari rasionalitas biaya pembangunan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Agar pemerintahan menjadi efektif
dan efisien lembaga pemerintah harus mampu menyusun perencanaan yang
sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat, serta disusun secara rasional dan
terukur.
8. Bertanggung jawab (Accountability)
Pertanggungjawaban seluruh pejabat publik terhadap masyarakat yang
memberinya kewenagan untuk mengurusi kepentingan mereka.
Pertanggungjawabannya dalam bentuk pertanggungjawaban politik,
pertanggungjawaban hukum, pertanggungjawaban professional,
pertanggungjawaban keuangan dan pertanggungjawaban moral.
9. Visi Strategis (Strategic Vision)
Pemerintah dan masyarakat memiliki perspektif luas yang jauh kedepan
atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan manusia, hal ini
membutuhkan kepekaan untuk mewujudkan perkembangan tersebut. Namun
hal yang perlu diketahui bahwa walaupun memiliki visi yang jauh kedepan tata
pemerintahan yang baik juga memiliki pemahaman tentang kesejarahan,
budaya, dan social yang menjadi dasar perspektif tersebut.

Dalam peraturan pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 prinsip – prinsip tata
pemerintahan yang baik terdiri dari14 :

1. Profesionalitas
Penyelenggara pemerintahan diharapkan memiliki kemampuan dan moral
yang tinggi agar mampu melayani masyarakat secara professional.
2. Akuntabilitas
Meningkatkan rasa tanggung jawab penyelenggara Negara dalam segala
bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.
3. Transparansi

14
Yenny, Prinsip-prinsip Good Governance, vol. 1, 2013, p. 3, (http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id (03-02-13-
06-48-29.pdf).

10
Adanya kepercayaan timbal balik antara pemerintah dan masyarakat.
4. Demokrasi dan Partisipasi
Masyarakat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan memiliki hak
menyampaikan aspirasi nya baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Efisiensi dan Efektivitas
Mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk kepentingan masyarakat.
6. Supremasi Hukum
Penegakan hukum yang adil bagi setiap lapisan masyarakat.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG) juga ikut merumuskan


prinsip good governance setidaknya ada 10 rumusan prinsip good governance menurut
KNKG, yaitu15 :

1. Akuntabilitas
2. Pengawasan
3. Daya Tanggap
4. Profesionalisme
5. Efisiensi dan Efektivitas
6. Transparansi
7. Kesetaraan
8. Wawasan kedepan
9. Partisipasi
10. Penegakan hukum

Dari keseluruhun rumusan prinsip diatas memiliki tujuan yang sama yaitu untuk
mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih, dan adil, demi terciptanya
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

15
Anonim, sepuluh prinsip Good Governance, 2010, (http://knkg-indonesia.com) diakses pukul 18.00 tangga 01
April 2020

11
D. Implementasi Good Governance

Supaya good governance terwujud dengan sukses, maka perlu adanya


komitmen dari semua pihak, pemerintah, dan masyarakat16. Efektivitas good
governance menuntut adanya koordinasi dan integritas yang baik, profesionalisme, dan
etos kerja dan moral yang tinggi. Maka dari itu penerapan konsep good governance
menjadi tantangan tersendiri dalam penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara.
Untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa
dan negara, terselenggaranya good governance merupakan prasyarat yang utama.
Dalam hal itu, maka perlu adanya pengembangan dan penerapan sistem
pertanggungjawaban, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
dapat langsung secara baik, sukses dan bermanfaat, bersih, dan bertanggung jawab,
serta bebas dari KKN.17
Dua hal mendasar yang melatarbelakangi penerapan good governance di Indonesia:
a. Tuntutan eksternal: Pengaruh globalisasi telah memaksa kita untuk menerapkan
good governance. Istilah good governance mulai terlihat di Indonesia pada akhir
tahun 1990-an, yaitu bersamaan dengan hubungan interaksi antara pemerintah
Indonesia dengan negara-negara luar dan lembaga-lembaga donor yang melihat
kondisi objektif situasi perkembangan ekonomi dan politik dalam negeri Indonesia.
b. Tuntutan internal: Masyarakat melihat dan merasakan bahwa salah satu penyebab
terjadinya krisis multidimensional saat ini adalah terjadinya juse of power yang
terwujud dalam bentuk KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), dan telah mewabah
dalam segala aspek kehidupan. Masyarakat menilai praktik KKN yang paling
terlihat kualitas dan kuantitasnya yaitu yang dilakukan oleh cabang-cabang
pemerintahan, eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Jika bertumpu pada tiga pilar yang saling berhubungan, yaitu
negara/pemerintah dan perangkatnya sebagai regulator, dunia usaha atau swasta
sebagai pelaku pasar, dan masyarakat sebagai pengguna produk dari dunia usaha,
maka dalam pelaksanaan dan penerapannya good governance dapat berjalan

16
https://www.banyumaskab.go.id/read/15538/pelaksanaan-good-governance-di-indonesia#.XonItYgza00
diakses pada tangga 01 April 2020

17
Nasrullah Nazsir, Good Governance, (Mediator, Vol. 4 No. 1, 2003), hlm. 135

12
dengan baik. Maka, jika pelaksanaan hanya diberatkan pada pemerintah saja,
keberhasilannya kurang optimal dan bahkan memerlukan waktu yang panjang.18
Good governance meliputi sistem administrasi negara, maka upaya untuk
mewujudkan good governance juga merupakan upaya memperbaiki pada sistem
administrasi negara yang berlaku pada suatu negara secara keseluruhan.Jika dilihat
dari ketiga domain tersebut maka domain pemerintah (state) menjadi domain yang
paling penting dalam mewujudkan good governance karena fungsi pengaturan
yang memfasilitasi bagian dunia usaha swasta dan masyarakat, serta fungsi
administratif penyelenggara pemerintahan paham pada domain ini. Upaya-upaya
mewujudkan ke arah good governance dapat dimulai dengan membangun landasan
demokratisasi penyelenggaraan negara dan dilakukan upaya dengan pembenahan
penyelenggaraan pemerintahan agar dapat terwujud good governance.
Dari aspek pemerintahan, good governance dapat dilihat melalui aspek-aspek:
1) Rule of Law. Hukum/kebijakan ditujukan pada perlindungan kebebasan sosial,
politik, dan ekonomi.
2) Administrative Competence and Tranparency. Kemampuan membuat
perencanaan dan melakukan implementasi secara efisien, kemampuan
penyederhanaan organisasi, penciptaan disiplin dan keterbukaan informasi.
3) Decentralization. Desentralisasi regional dan dekonsentrasi di dalam
departemen.
4) Creating Competitive Market. Penyempurnaan mekanisme pasar, dan segmen
lain dalam sektor swasta, deregulasi, dan kemampuan pemerintahan dalam
mengelola kebijakan makro ekonomi.19
Kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang paling
menemuka dalam pengelolaan administrasi publik saat ini. Prasetyantoko (2008)
mengatakan bahwa untuk meningkatkan kinerja perlu diterapkannya prinsip good
governance. Apabila aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan publik
sesuai dengan prinsip good governance maka pemberian pelayanan publik yang
dilakukan tersebut sudah maksimal dalam kegiatannya.
Pelayanan publik merupakan tugas wajib daripada aparatur pemerintah
sebagai abdi masyarakat. Pengertian tersebut memiliki arti bahwa dalam

18
Neneng Siti Maryam, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, (Ilmu Politik dan Komunikasi,
Vol. 6 No. 1, 2016), hlm. 7-8
19
Nasrullah Nazsir, Good Governance, (Mediator, Vol. 4 No. 1, 2003), hlm. 139

13
melaksanakan tugasnya harus berusaha melayani kepentingan masyarakat dengan
mengikuti peraturan yang berlaku. Oleh karena itu, pelayanan publik merupakan
hal dasar bagi instansi pemerintah. Pemerintah sebagai pelayan masyarakat (public
servant) mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan pelayanan
yang baik dan profesional. Menurut Kurniawan (2005:) pelayanan publik adalah
pemberian pelayanan (melayani) keperluan orang lain atau masyarakat yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata
cara yang telah ditetapkan.20
Dalam penerapan tugas-tugas pemerintahan di lingkungan pemerintahan
daerah/kota dituntut untuk bisa menerapkan prinsip-prinsip good governance, atau
dengan kata lain Pemerintah Daerah/Kota dalam memberikan pelayanan publik
harus memberikan ruang bagi masyarakat untuk memberikan pedapat, akses
informasi dan juga mengontrol terhadap jalannya pemerintahan. Pemerintah harus
berorientasi pada kepentingan masyarakat, karena pada hakekatnya pelaksanaan
prinsip good governance sebagai upaya untuk mendekatkan pemerintah dengan
rakyatnya.
Untuk itu peranan Pemerintah Daerah/Kota harus fokus pada upaya
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat selain pemberdayaan masyarakat dan
pembangunan. Tugas pokok pemerintahan modem menurut Rasyid pada
hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat, dengan kata lain pemerintahan
tidak diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat
serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota mengembangkan
kemampuan dan kreativitasnya demi tercapainya tujuan bersama. Tuntutan ini
sebagai sebab akibat dari pola-pola lama dalam penyelenggaraan pemerintahan
yang tidak sesuai lagi bagi tatanan masyarakat yang telah berubah atau dengan kata
lain semakin tidak efektifnya pemerintahan di samping semakin berkembangnya
kualitas demokrasi, hak asasi manusia dan partisipasi publik dalam rangka
pelayanan publik.
Kebutuhan akan karakteristik good governance dalam penyelenggaraan
pelayanan publik diantaranya juga menyangkut efektiftas dan efisiensi pelayanan.
Masyarakat sangat mengharapkan dalam melakukan transaksi-transaksi dengan

20
Arif Cahyadi, Penerapan Good Governance dalam Pelayanan Publik, (Penelitian Administrasi Publik, Vol.2
No.2, 2016), hlm. 479

14
organisasi pemerintah yang berkaitan dengan kepentingan pelayanan dapat
dilaksanakan secara mudah, murah, cepat dan tepat. Agar terwujudnya hal tersebut,
juga tetap mampu eksis dalam persaingan global yang semakin ketat, maka setiap
organisasi pemerintah daerah/kota harus melakukan perubahan ke arah perbaikan
secara bertahap, sistematis dan berkelanjutan (sustainable) sebagai sarana untuk
mempermudah pencapaian tujuan. Dalam rangka itulah dibutuhkan kreativitas
terkait pengimplementasian good governance dalam pelayanan publik.21
Implementasi prinsip-prinsip good governance dalam menciptakan
pemerintahan yang baik yaitu salah satunya melalui sistem pelayanan publik yang
akuntabel. Pelayanan Publik di saat ini mempunyai berbagai kelemahan,
sebagaimana diungkapkan oleh Mohamad: Kurang responsif, kurang informatif,
kurang accessible, kurang koordinasi, kurang Birokratis, kurang mau mendengar
keluhan, saran, dan aspirasi masyarakat, Kurang Inefisien. Sedangkan, dari sisi
kelembagaan, kelemahan yang paling menonjol dalam sistem pelayanan publik
adalah terletak pada desain organisasi yang tidak dibuat khusus untuk pemberian
pelayanan kepada masyarakat. Hal itu mengakibatkan pelayanan yang diberikan
penuh dengan birokrasi yang berbelit-belit juga tidak terkoordinasi. Beberapa
kelemahan dasar dari pelayanan publik oleh pemerintah antara lain menurut
Suprijadi : Kesulitan pengukuran output maupun kualitas pelayanan yang diberikan
oleh pemerintah.22
Dalam mewujudkan good governance maka dibutuhkan komitmen dan
konsistensi dari seluruh pihak, aparatur negara, dunia usaha, dan masyarakat, dan
pelaksanaannya selain menuntut adanya koordinasi yang baik, juga menuntut
persyaratan integritas, profesionalitas, etos kerja dan moral yang tinggi. Dalam hal
itu, diperlukan penerapan prinsip-prinsip good governance secara konsisten seperti
akuntabilitas, transparansi dan penegakan hukum, agar penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung dengan baik, sukses dan
bermanfaat. Perlu juga dipahami bahwa penerapan good governance, khususnya
yang berhubungan dengan pemberantasan korupsi dan nepotisme maka harus

21
Muhammad Amirul Haq Muis, Analisis Implementasi Good Governance dalam Pelayanan Publik di Kecamatan
Panakukkang Kota Makassar, (Ilmu Pemerintahan, Vol. 7 No. 2, 2014), hlm. 75
22
Sondil E. Nubatonis, Sugeng Rusmiwari, dan Son Suwasono, Implementasi Prinsip-Prinsip Good Governance
dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi Pelayanan Publik, (Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 3 No. 1, 2014),
hlm 16-17

15
dilakukan yaitu dengan strategi pencegahan (preventif) dan strategi penindakan
(represif) yang efektif dan seimbang.23
Sebenarnya upaya-upaya dalam perwujudan good governance telah
dilakukan pula, antara lain diwujudkan dalam Tap MPR NomorXI/MPR/1999
tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme. Dan dalam UU Nomor 28/1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang
Bersih dan Bebas dari KKN, sebagaimana dalam Pasal 3, tertulis asas-asas
penyelenggaraan negara yang meliputi: (1) asas kepastian hukum; (2) asas tertib
penyelenggaraan negara; (3) asas kepentingan umum; (4) asas keterbukaan; (5) asas
proporsionalitas; (6) asas profesionalitas; dan (7) asas akuntabilitas. Kedua
peraturan ini adalah langkah awal reformasi di bidang penyelenggaraan tata kelola
pemerintahan yang baik.
Selain kedua peraturan perundangan di atas, reformasi peraturan
perundangan tentang korupsi secara khusus sudah dilakukan yaitu dengan dicabut
dan digantikannya UU Nomor 15 tahun 2002 yaitu tentang Tindak Pidana
Pencucian Uang, dan yang terakhir adalah UU Nomor 32 tahun 2002 yaitu tentang
Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Komitmen dalam pemberantasan
korupsi kemudian dipertegas melalui Inpres Nomor 5 Tahun 2004 tentang
Percepatan Pemberantasan Korupsi.
Upaya pemerintah untuk mencegah pemberantasan korupsi dalam banyak
hal telah memberikan hasil, tetapi di lain pihak sepertinya upaya ini dianggap masih
belum cukup menjadikan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih. Seluruh
upaya yang telah dilakukan tersebut setidaknya merupakan langkah awal dalam
mendirikan reformasi di bidang peraturan perundangan, yang baiknya dilanjutkan
dengan penerapan secara sungguh-sungguh dan dilaksanakan dengan penuh
tanggungjawab.24
Dalam perspektif Islam, dalam kebijakan politik, beberapa khalifah dari
kalangan sahabat membuat banyak kebijakan berdasarkan mashlahah. Diantaranya,
‘Umar ra. mendirikan badan-badan administratif pemerintahan, menciptakan good
governance (pemerintahan yang baik) dengan memungut dan memilah-milah harta

23
Sjahruddin Rasul, Penerapan Good Governance DI Indonesia dalam Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi,
(Mimbar Hukum, Vol. 21 No. 3, 2009), hlm. 553
24
Sjahruddin Rasul, Penerapan Good Governance di Indonesia dalam Upaya Pencegahan Tindak Pidana Korupsi,
(Mimbar Hukum, Vol. 21 No. 3, 2009), hlm. 539

16
di tangan para pelayan publik bawahannya yang diduga telah mecampuradukkan
kekayaan pribadi dan kekayaan negara, menjadikan negeri Irak, Syam dan Mesir
menjadi tanah rampasan perang sebagai investasi dan aset negara, menaruh
tindakan keras terhadap seorang penjual susu dengan menumpahkan dagangannya
karena ketahuan mengoplos susu dagangannya dengan air, para sahabat sepakat
dalam menentukan bentuk sanksi hukuman bagi peminum arak dengan 80 kali
pukulan dan lain sebagainya semua ini dilakukan dengan motif kemaslahatan.
“Tindakan pemimpin atas rakyatnya harus berdasarkan kemashlahatan.”
Gerakan good governance di Indonesia semakin digencarkan hingga saat
ini, misalnya pada tahun 2015 pemerintah di bawah pimpinan Joko Widodo, beliau
membuat gerakan “ayo kerja”, lalu pada tahun 2016 bertepatan pada tanggal 17
Agustus 2016, presiden Joko Widodo memperbarui gerakannya dengan istilah:
“ayo kerja nyata”. Upaya KPK dalam memberantas korupsi, dan lain sebagainya.
Semua ini menandakan i’tikad baik pemerintah untuk mengupayakan terwujudnya
tata kelola pemeritahan yang bagus.25

25
Muhammad Sholikhudin, Penerapan Good Governance di Indonesia dalam Tinjauan Hukum Islam
Kontemporer, (Al-Daulah, Vol. 7 No. 1, 2017), hlm. 184

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Good governance didefinisikan sebagai suatu kesepakatan yang menyangkut
pengaturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat, serta swasta
untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik secara umum. Dalam menciptakan tata
pemerintahan yang baik sangat tergantung dari ketiga lembaga yang menyusun
governance tersebut yaitu pemerintah (government), dunia usaha (swasta), serta
masyarakat. Ketiga domain itu harus saling berinteraksi antar satu dengan yang lain.
Ketiga lembaga ini harus bersinergi guna mencapai tujuan, karena ketiga domain ini
merupakan suatu sistem yang saling bergantung dan tidak dapat dipisahkan.

Dikategorikan pemerintahan yang baik, jika pembangunan di daerah tersebut dapat


dicapai dengan biaya yang sangat minimal dan mencapai hasil yang maksimal guna
terciptanya cita-cita kesejahteraan dan kemakmuran, memperlihatkan hasil dengan
indikator kemampuan ekonomi rakyat meningkat, kesejahteraan spritualitasnya
meningkat dengan indikator masyarakat rasa aman, tenang, bahagia dan penuh dengan
kedamaian.

B. Saran
Demikian mengenai makalah di atas. Sependek pemikiran yang kami miliki, good
governance ini dapat dijadikan sumber referensi bacaan dan diulas lebih mendalam lagi,
sebab hal ini berbicara bagaimana seharusnya kita menjadi rakyat dan bagaimana
seharusnya kelak kita menjadi pemerintah. Sebagai warga negara kita dilarang apatis
namun jika ada yang tidak beres baru mengeluh saya sini. Indonesia negara yang
demokrasi, dari rakyat, dan untuk rakyat. Untuk itu kami juga mengharapkan saran dari
pembaca sekalian beserta tanggapannya, baik dari kekurangan kami dalam mengulas
good governance ini atau jika pembaca sekalian memiliki tanggapan atau pertanyaan
silahkan kita bisa diskusikan dalam forum classroom mendatang.
Terimakasih.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arif Cahyadi. 2016. Penerapan Good Governance dalam Pelayanan Publik. JPAP: Jurnal
Penelitian Administrasi Publik.
Anonim, 2011. pengertian tata pemerintahan yang baik (good governance)
(http://perencanaankota.blogspot.com). Diakses pada tanggal 04 April 2020
Anonim, sepuluh prinsip Good Governance, 2010, (http://knkg-indonesia.com)

Barumbung,Caan,2013. 10 prinsip tata pemerintahan (https://hikmawansp.wordpress.com).


Diakses pada tanggal 04 April 2020
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/pengertian-prinsip-dan-penerapan-good-governance-
di-indonesia-99

https://www.banyumaskab.go.id/read/15538/pelaksanaan-good-governance-di-
indonesia#.XonItYgza00

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/gogo_all.pdf

https://www.researchgate.net/publication/313782616_MENUJU_GOOD_GOVERNANCE_
BAGI_PEMERINTAHAN_DAN_PERUSAHAAN_DI_INDONESIA

https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/download/831/465
Iriawan,Beta. Good Governence (http://www.scribd.com). Diakses pada tanggal 04 April
2020
Listiati,Nainggolan,2012. Prinsip-prinsip good governance
.(http://listilumbaraja.blogspot.co.id). Diakses pada tanggal 04 April 2020
Muhammad Amirul Haq Muis. 2014. Analisis Implementasi Good Governance dalam
Pelayanan Publik di Kecamatan Panakkukang Kota Makassar. Jurnal Ilmu
Pemerintahan.
Muhammad Sholikhudin, 2017. Penerapan Good Governance di Indonesia dalam Tinjauan
Hukum Islam Kontemporer. Al-Daulah: Jurnal Hukum dan Perundangan Islam.
Nugroho, D. Riant. 2004. Kebijakan Publik, Formulasi Implementasi dan Evaluasi. Jakarta :
Gramedia.
Nasrullah Nazsir. 2003. Good Governance. Jurnal Mediator.
Neneng Siti Maryam. 2016. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik. JIPSi:
Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi

19
Sjahruddin Rasul. 2009. Penerapan Good Governance di Indonesia dalam Upaya Pencegahan
Tindak Pidana Korupsi. Jurnal Mimbar Hukum.
Solihin,Dadang, 2007. Pemahaman terhadap tata keperintahan yang baik
(dadang-solihin.blogspot.com). Diakses pada tanggal 04 April 2020
Sondil E. Nubatonis, Sugeng Rusmiwari, dan Son Suwasono. 2014. Implementasi Prinsip-
Prinsip Good Governance dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi Pelayanan Publik.
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Sumarto Hetifa Sj, Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, (Bandung: Yayasan Obor
Indonesia, 2003),
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : Grassindo.
Ubaedillah, A. dkk. 2006. Demokrasi, HAM dan Masyarakat Madani. Jakarta : ICCF UIN
Syarif Hidayatullah.
Yenny. Prinsip-prinsip Good Governance. 2013. http://ejournal.an.fisip-unmul.ac.id (03-02-
13-06-48-29).pdf

20

Anda mungkin juga menyukai