KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI

DOSEN : ROHIAT
PERTEMUAN : I dan II (SATU)
WAKTU: Jum’at, 16.30– 19.30

TUJUAN : MAHASISWA DAPAT MENGETAHUI

DAN MEMAHAMI KEPEMIMPINAN DAN
PERILAKU ORGANISASI SEBAGAI
BAGIAN STUDI DARI MANAJEMEN DAN
DAPAT MENGANALISIS PENDEKATAN-
PENDEKATAN KEPEMIMPINAN SECARA
SEKSAMA.
MATERI: HAKEKAT STUDI MANAJEMEN,
PENDEKATAN KEPEMIMPINAN DAN
PERILAKU ORGANISASI
 HAKIKAT MANAJEMEN SEBAGAI ILMU
 MEMILIKI SERANGKAIAN PRINSIP, RUMUS, DALIL DAN
YANG SIFATNYA UNIVERSAL MONDIAL.
 PRINSIP, RUMUS, DALIL DAN KAIDAH TERSEBUT LULUS
UJI LABORATORIUM, BAIK YANG SIFATNYA FISIK
MAUPUN YANG BERSIFAT SOSIAL EKSPERIMENTAL.
 PRINSIP, RUMUS, DALIL DAN KAIDAH ITU DAPAT
DIPELAJARI DAN DIAJARKAN PADA TINGKAT
SOFISTIKASI YANG TINGGI.
 MEMPEROLEH PENGAKUAN DUNIA INTELEKTUAL
ANTARA LAIN DALAM BENTUK PEMBERIAN GELAR-
GELAR KESARJANAAN DALAM ILMU YANG
BERSANGKUTAN KEPADA ORANG-ORANG YANG
DINILAI MEMILIKI KELELUASAAN DAN KEDALAMAN
YANG DIHARAPKAN MENURUT STANDAR YANG
OBYEKTIF OLEH LEMBAGA PENDIDIKAN TINGGI YANG
MEMPUNYAI REPUTASI YANG DAPAT
DIPERTANGGUNGJAWABKAN
SELAIN SEBAGAI MANAGEMENT SCIENCE, MANAJEMEN JUGA
SEBAGAI CABANG DARI ILMU SOSIAL (SOCIAL SCIENCES)

BERARTI BAHWA SASARAN ANALISISNYA ADALAH SEGI-SEGI

TERTENTU DARIPADA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, YANG
BERARTI KEHIDUPAN BERORGANISASI.

MENGARTIKAN APA ITU MANAJEMEN BISA SEDERHANA (UPAYA

SESEORANG ATAU ORGANISASI MEMANFAATKAN SUMBERDAYA
YANG DIMILIKI (MAN, MONEY, AND MATERIAL) SECARA EFEKTIF
DAN EFISIEN, UNTUK MENCAPAI TUJUAN YANG TELAH
DITETAPKAN.

NAMUN SECARA LUAS CAKUPAN STUDI MANAJEMEN

MEMPERLIHATKAN KEKOMPLEKANNYA, DAN HAL INI AKAN
MELIPUTI PENDEKATAN:
 PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI
MANAJEMEN

 KERJASAMA, BERARTI MANAJEMEN PENDIDIKAN MEMILIKI UNSUR

KERJA SAMA DALAM MENCAPAI TUJUAN PENDIDIKAN.

 TUJUAN PENDIDIKAN MERUPAKAN HAL YANG BERHIRARKHI,

 TUJUAN PENDIDIKAN TERGANTUNG PADA TINGKAT LEMBAGA

PENDIDIKAN ITU.

 TUJUAN PENDIDIKAN DI KELAS , DI SEKOLAH, DAN TUJUAN

PENDIDIKAN NASIONAL MELIBATKAN KERJASAMA BANYAK ORANG
(GURU, KEPALA SEKOLAH, PENGAWAS, ORANG TUA, TATAUSAHA,
PEJABAT DIKNAS KABUPATEN/KOTA, PROPINSI, DEPARTEMEN DAN
MENTERI) , MASYARAKAT, TOKOH-TOKOH, ILMUWAN

 KERJASAMA INI BILA TIDAK DALAM SUATU WADAH YANG DISEBUT

ORGANISASI RASANYA TIDAK MUNGKIN
 PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI
MANAJEMEN

 Kepemimpinan, diperlukan untuk memberikan

arahan, mempengaruhi, memberikan motivasi,
rangsangan terhadap orang-orang terlibat dalam
mencapai tujuan, berkembangnya studi
kepemimpinan merupakan suatu fakta bahwa
kepemimpinan dalam manajemen tidak dapat
diabaikan
 Proses, untuk mencapai tujuan perlu dipikirkan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pelaksanaan, pemantauan dan penilaian.
 PROSES MANAJEMEN
STRATEGIK
 VISI
 MISI
 TUJUAN
 SASARAN
 PROGRAM
 PEMBIAYAAN
(SEBELUMNYA PPBS)
 PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI
MANAJEMEN
 Manajemen, melihat apakah pemanfaatan
sumber-sumber yang ada untuk mencapai
tujuan sudah mencapai sasaran yang telah
ditetapkan dan tidak terjadi pemborosan.
Apakah waktu yang digunakan sesuai dengan
ketentuan, adakah komplik dalam pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan dengan kerjasama itu,
bagaimana mutu kinerja, proses, dan produk
dari kerjasama itu. Apakah strategi mencapaian
tujuan itu sudah tepat, apakah perlu ada
perubahan-perubahan dalam upaya kerjasama
itu.
 PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI
MANAJEMEN

 SISTEM, MANAJEMEN MERUPAKAN

SUATU KESATUAN YANG TERDIRI DARI
IN PUN, PROSES, OUT PUT. SISTEM
ADALAH KESELURUHAN YANG TERDIRI
DARI BAGIAN-BAGIAN, DAN BAGIAN-
BAGIAN ITU BERINTERAKSI DALAM
SUATU PROSES UNTUK MENGUBAH
MASUKAN MENJADI KELUARAN
 PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI MANAJEMEN

 PENGAMBILAN KEPUTUSAN, DALAM KERJASAMA

MENCAPAI TUJUAN DIBAWAH PIMPINAN
SESEORANG TERHADAP KELOMPOK-KELOMPOK,
PEMIMPIN DIHADAPKAN DENGAN BERBAGAI
PERMASALAHAN DAN HARUS DAPAT MEMECAHKAN
PERMASALAHAN YANG BERAGAM.

 UNTUK MEMECAHKAN MASALAH-MASALAH ITU

HARUS DIAMBIL KEPUTUSAN (KEMAMPUAN UNTUK
MENGAMBIL KEPUTUSAN DENGAN MENENTUKAN
TINDAKAN YANG TERBAIK DARI SEJUMLAH
KEMUNGKINAN YANG ADA).

 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SELALU ADA

RISIKONYA MAKA DIPERLUKAN KEMAMPUAN
MENGAMBIL KEPUTUSAN YANG BAIK
 PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI
MANAJEMEN
 KOMUNIKASI, SECARA SEDERHANA DAPAT DIARTIKAN
KEMAMPUAN UNTUK MENJADIKAN ORANG LAIN MENGERTI,
MEMAHAMI APA YANG DISAMPAIKAN MANAJER, PEMIMPIN
DAN SEBAGAINYA MENGERTI APA YANG KLIN MAKSUDKAN.
KOMUNIKASI MERUPAKAN URAT SYARAF DARI SUATU
ORGANISASI.

 KETATAUSAHAAN. BIASANYA KETATAUSAHAAN MERUPAKAN

ARTI SEMPIT DARI ADMINISTRASI, KEGIATAN
KETATAUSAHAAN INTINYA ADALAH KEGIATAN RUTIN CATAT-
MENCATAT, MENDOKUMENTASIKAN KEGIATAN,
MENYELENGGARAKAN SURAT-MENYURAT DENGAN SEGALA
ASPEKNYA, MEMPERSIAPKAN LAPORAN. KETATAUSAHAAN
MERUPAKAN PEKERJAAN RUTIN DALAM MENUNJANG
OPERASIONAL ORGANISASI, NAMUN KINI PERANNYA MULAI
SANGAT DIBUTUHKAN, APALAGI DENGAN PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI KOMUNIKASI, KETATAUSAHAAN AKHIRNYA
DIIKUTSERTAKAN SEBAGAI PROFESI YANG DISERTIFIKASIKAN.
PERTEMUAN 2

BANYAK CARA YANG DAPAT DIPERGUNAKAN DALAM

MENDEFENISIKAN KEPEMIMPINAN. CARA YANG DIPERGUNAKAN
ITU DIWARNAI ANTARA LAIN OLEH:

 TITIK TOLAK PEMIKIRAN DAN PENDEKATAN YANG

DIPERGUNAKAN.

 DENGAN MEMBERIKAN DEFENISI TENTANG KEPEMIMPINAN.

 DEFENISI KEPEMIMPINAN DAPAT DIBUAT, MISALNYA DENGAN

BERTITIK TOLAK DARI ASAL-USUL KEPEMIMPINAN

 DEFENISI KEPEMIMPINAN DAPAT MENJADI LAIN APABILA TITIK

TOLAK PEMIKIRAN DAN PENDEKATAN YANG DIPERGUNAKAN
BERSIFAT HISTORIS.
KEPEMIMPINAN DAN
PERILKAKU ORGANISASI

 DEFENISI LAIN DAPAT DIBUAT APABILA YANG INGIN DITONJOLKAN

ADALAH SEGI-SEGI KEPEMIMPINAN YANG IDEAL DENGAN SEGALA
CIRINYA.

 KEPEMIMPINAN DAPAT PULA DISOROTI DARI SUDUT WEWENANG

DAN TANGGUNG JAWAB.

 PENDEKATAN LAIN YANG DAPAT DILAKUKAN ADALAH DENGAN

PENINJAUAN YANG BERSIFAT TIPOLOGIS.

 PENDEKATAN YANG DIPERGUNAKAN ADALAH PENDEKATAN YANG

BERSIFAT KEPERILAKUAN (BEHAVIORAL). DENGAN PENDEKATAN
DEMIKIAN DAPAT DIKATAKAN BAHWA DEFENISI KEPEMIMPINAN
BERHUBUNGAN DENGAN ”KETERAMPILAN DAN KEMAMPUAN
SESEORANG MEMPENGARUHI PERILAKU ORANG LAIN, BAIK YANG
KEDUDUKANNYA LEBIH TINGGI, SETINGKAT MAUPUN YANG LEBIH
RENDAH DARIPADANYA, DALAM BERPIKIR DAN BERTINDAK AGAR
PERILAKU YANG SEMULA MUNGKIN INDIVIDUALISTIK DAN EGO-
SENTRIK BERUBAH MENJADI PERILAKU ORGANISASIONAL.”
KEPEMIMPINAN DAN
PERILAKU
ORGANISASI DAN

BEBERAPA IDE POKOK YANG TERDAPAT DALAM DEFENISI

TERSEBUT ADALAH:

PERTAMA: KEPEMIMPINAN MERUPAKAN SUATU FAKTOR PADA

DIRI SESEORANG YANG DAPAT DITUMBUHKAN, DIPUPUK DAN
DIKEMBANGKAN;

KEDUA: EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN SESEORANG TIDAK

SEMATA-MATA TERTUJU ”KE BAWAH”, YAITU KEPADA

SEKELOMPOK ORANG YANG MENJADI BAWAHANNYA, AKAN

TETAPI JUGA SECARA HORISONTAL TERHADAP REKAN-
REKANNYA SETINGKAT DAN BAHKAN JUGA VERTIKAL KE
ATAS, YAITU TERHADAP PIMPINAN YANG SECARA HIRARKHIS
LEBIH TINGGI DARIPADANYA;
KEPEMIMPINAN DAN PERILAKAU
ORGANISASI

 KETIGA: ADALAH LUMRAH DAN MANUSIAWI BAGI SESEORANG

UNTUK BERUSAHA KERAS DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN
DAN MENCAPAI TUJUAN PRIBADINYA TANPA MELUPAKAN
BAHWA DALAM DUNIA MODERN SEKARANG INI TIDAK ADA
LAGI KEBUTUHAN PRIBADI YANG MUNGKIN TERPENUHI OLEH
SESEORANG TANPA BERGABUNG DALAM BERBAGAI JENIS
ORGANISASI, DUS MENJADI MANUSIA ORGANISASIONAL;

 KEEMPAT: DALAM USAHA MEMENUHI KEBUTUHAN DAN

MENCAPAI TUJUAN PRIBADI, SERING ORANG MENUNJUKKAN
PERILAKU YANG BAGI ORANG LAIN TAMPAK SEPERTI
PERILAKU YANG MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI, ATAU DENGAN
PERKATAAN LAIN PERILAKU YANG INDIVIDUALISTIK, BAHKAN
MUNGKIN TAMPAK EGO-SENTRIK.
 KEPEMIMPINAN DAN
PERILAKAU
ORGANISASI

KIRANYA PENTING UNTUK MENYADARI BAHWA

PERILAKU YANG NAMPAKNYA INDIVIDUALISTIK DAN
EGO-SENTRIK ITU PADA DIRINYA TIDAK SELALU
OTOMATIS BERSIFAT DESTRUKTIF DAN BERAKIBAT
NEGATIF TERHADAP PEMBINAAN USAHA KERJASAMA
YANG SERASI.

HANYA SAJA MEMANG PERILAKU DEMIKIAN HARUS

DIPENGARUHI SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA
INTENSITASNYA MERUPAKAN PERILAKU YANG
DIBAWAHKAN KEPADA PERILAKU ORGANISASIONAL
YANG DIHARAPKAN DARI ORGANISASI SEBAGAI
KESELURUHAN.
KEPEMIMPINAN DAN
PERILAKU ORGANISASI

BERBAGAI LITERATUR TENTANG TEORI

ORGANISASI MEMBERIKAN PETUNJUK BAHWA
PARA AHLI LUMRAH MELAKUKAN PEMBAHASAN
TENTANG ORGANISASI DARI DUA SEGI
PANDANGAN, YAITU:

ORGANISASI YANG DITELAAH DENGAN

PENDEKATAN STRUKTURAL DAN

ORGANISASI YANG DISOROTI DENGAN

PENDEKATAN KEPERILAKUAN (BEHAVIORAL
APPROACH).
 KEPEMIMPINAN DAN
PERILAKU ORGANIASASI

 PENDEKATAN YANG SIFATNYA STRUKTURAL

MENYOROTI ORGANISASI SEBAGAI WADAH.
DENGAN DEMIKIAN DAPAT DIKATAKAN
BAHWA PENDEKATAN DEMIKIAN MELIHAT
ORGANISASI SEBAGAI SESUATU YANG
RELATIF STATIS, SEPERTI TERGAMBAR
DALAM ORGANOGRAM YANG BERWARNA-
WARNI. MENYOROTI ORGANISASI SEBAGAI
WADAH YANG RELATIF SATATIS ITU ANTARA
LAIN BERARTI BAHWA:
PANDANGAN PERTAMA

–ORGANISASI DIPANDANG MERUPAKAN

PENGGAMBARAN JARINGAN HUBUNGAN
KERJA YANG SIFATNYA FORMAL SERTA
TERGAMBAR PADA ”KOTAK-KOTAK”
KEDUDUKAN DAN JABATAN YANG
DIDUDUKI OLEH ORANG-ORANG;

–ORGANISASI DIPANDANG SEBAGAI

RANGKAIAN HIRARKHI KEDUDUKAN DAN
JABATAN YANG MENGGAMBARKAN
SECARA JELAS GARIS WEWENANG DAN
TANGGUNG JAWAB;
PANDANGAN PERTAMA

ORGANISASI DIPANDANG SEBAGAI ALAT

PENCAPAIAN TUJUAN YANG TELAH DITENTUKAN
SEBELUMNYA YANG STRUKTURNYA BERSIFAT
RELATIF PERMANEN TANPA MENUTUP
KEMUNGKINAN TERJADINYA REORGANISASI
APABILA HAL ITU DIPANDANG PERLU, BAIK DEMI
PERCEPATAN LAJU USAHA PENCAPAIAN TUJUAN
MAUPUN DALAM USAHA PENINGKATAN
EFESIENSI, EFEKTIFITAS DAN PRODUKTIFITAS
KERJA.
 PANDANGAN PERTAMA

ATAS DASAR INILAH DAPAT DIKATAKAN

BAHWA ORGANISASI DALAM ARTI STATIS
ADALAH WADAH TEMPAT
PENYELENGGARAAN BERBAGAI KEGIATAN
DENGAN PENGGAMBARAN YANG JELAS
TENTANG HIRARKHI KEDUDUKAN, JABATAN
SERTA JARINGAN SALURAN WEWENANG
DAN PERTANGGUNG JAWABAN.
PANDANGAN KEDUA

 PANDANGAN KEDUA ADALAH MENYOROTI ORGANISASI SEBAGAI

SUATU ORGANISME YANG DINAMIK. SOROTAN DEMIKIAN
BERTITIK TOLAK DARI LATAR BELAKANG PEMIKIRAN BAHWA
DINAMIKA ORGANISME ITULAH YANG MEMBERIKAN MAKNA
KEPADA ORGANISASI SEBAGAI ALAT PENCAPAIAN TUJUAN.

 DENGAN PERKATAAN LAIN, ORGANISASI SEBAGAI ALAT

HANYALAH BENDA MATI YANG PERLU DIHIDUPKAN.
PERWUJUDAN HIDUPNYA SUATU ORGANISASI TERLIHAT PADA
ADANYA KEGIATAN MANUSIA ORGANISASIONAL YANG MENJADI
ANGGOTA ORGANISASI YANG IDEALNYA DILAKUKAN DALAM
SUASANA KERJA YANG HARMONIS.
 MENYOROTI ORGANISASI SEBAGAI ORGANIME YANG
DINAMIS

 BAHWA ORGANISASI MEMANG TERUS MENERUS

BERGUMUL UNTUK MEMPERTAHANKAN
EKSISTENSINYA. PERGUMULAN MEMPERTAHANKAN
EKSISTENSI TERSEBUT MERUPAKAN KENYATAAN
HIDUP. ALASAN UTAMANYA IALAH BAHWA SETIAP
ORGANISASI DICIPTAKAN UNTUK MENGHASILKAN
BARANG DAN/ ATAU JASA YANG DIPERUNTUKKAN
BAGI BAGIAN TERTENTU DARI MASYARAKAT LUAS
YANG MERUPAKAN KLIENTELENYA. SUKAR UNTUK
MEMBAYANGKAN ADANYA ORGANISASI YANG
DALAM MELAKSANAKAN KEGIATANNYA
MENGHASILKAN BARANG DAN/ATAU JASA
TERSEBUT BETUL-BETUL BEBAS ADRI SUASANA
PERSAINGAN
MENYOROTI ORGANISASI SEBAGAI ORGANIME YANG
DINAMIS

DALAM SITUASI DI MANA ORGANISASI MEMEGANG

MONOPOLI SEKALIPUN, PERSAINGAN ITUPUN
SESUNGGUHNYA DAPAT DIKATAKAN ADA, YAITU DENGAN
DIRI SENDIRI, KARENA DALAM ORGANISASI YANG
BAGAIMANAPUN BAIKNYA PENGELOLAAN YANG
DILAKUKAN, PENINGKATAN USAHA MENGHASILKAN
BARANG DAN/ATAU JASA DENGAN LEBIH EFISIEN DAN
EKONOMIS SELALU DILAKUKAN,

ATAU SEYOGYANYA TERUS MENERUS DILAKUKAN.

DEMIKIAN JUGA HALNYA DENGAN CARA DAN
TEKNIKPENYAMPAIAN BARANG DAN/ATAU JASA TERSEBUT
SELALU DIUSAHAKAN AGAR TERLAKSANA DENGAN LEBIH
BAIK.
MENYOROTI ORGANISASI SEBAGAI ORGANIME YANG
DINAMIS

– BAHWA DALAM PENGERTIAN ORGANISASI SEBAGAI

ORGANISME YANG DINAMIS SECARA IMPLISIT
TERGAMBAR KEBUTUHAN UNTUK TUMBUH.

– DALAM ARTI YANG SEBENAR-BENARNYA

DINAMISME TANPA PERTUMBUHAN ADALAH
CONTRADICTIO IN TERMINUS. DALAM PADA ITU
KIRANYA PERLU DITEKANKAN BAHWA
PERTUMBUHAN DISINI TIDAK SELALU HARUS
DIARTIKAN SEBAGAI PERTUMBUHAN YANG
SIFATNYA KUANTITATIF. BAHKAN LEBIH PENTING
ARTINYA ADALAH PERTUMBUHAN YANG BERSIFAT
KUALITATIF.
KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI

– BAHWA ORGANISASI SEBAGI ORGANISME YANG HIDUP SELALU

DIHADAPKAN PULA KEPADA ANCAMAN KEMATIAN. ANCAMAN
TERSEBUT DAPAT BERSUMBER PADA DIRI ORGANISASI SENDIRI,
AKAN TETAPI DAPAT JUGA BERSUMBER DARI LUAR ORGANISASI.

– SALAH SATU “ANCAMAN MAUT” DARI DALAM ADALAH APABILA

PARA ANGGOTA ORGANISASI PUAS DENGAN SITUASI YANG
DIHADAPI SEKARANG DAN HANYA BERKEINGINAN UNTUK
MEMELIHARA STATUS QUO.

– SEDANGKAN ANCAMAN MAUT YANG BERSIFAT EKSOGEN

MENAMPAKKAN DIRINYA ANTARA LAIN DALAM BENTUK
PERSAINGAN YANG SERING AMAT GENCAR. BAHKAN KADANG-
KADANG KOTOR DAN TIDAK SEHAT. TIDAK KURANG
BERBAHAYANYA ADALAH BERBAGI BENTUK KETIDAKPUASAN,
BAIK SECARA TERANG-TERANGAN MAUPUN SECARA
TERSELUBUNG, OLEH KLIENTELE ORGANISASI.
 KEPEMIMPINAN DAN
PERILAKUK ORGANISASI

– BAHWA MENYOROTI ORGANISASI SEBAGAI ORGANISME

YANG DINAMIS PADA ANALISA TERAKHIR BERARTI
MENYOROTI UNSUR MANUSIA DI DALAMNYA KARENA DARI
SELURUH UNSUR ORGANISASI HANYA MANUSIALAH YANG
SECARA INHERENT MEMILIKI KEDINAMISAN.

– SEPERTI TELAH DITEKANKAN DI MUKA, SARANA DAN

PRASARANA YANG DIMILIKI OLEH ORGANISASI MENJADI
“DINAMIS” APABILA DIPERGUNAKAN DAN DIKELOLA
SECARA BAIK OLEH MANUSIA. APABILA TIDAK, SARANA
DAN PRASARANA TERSEBUT HANYA MERUPAKAN BENDA
MATI BELAKA. PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN SARANA
DAN PRASARANA DALAM ORGANIASI BESERTA SELURUH
PERMASALAHAN YANG MENYERTAINYA TIDAK TERUTAMA
MENYANGKUT SOAL PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
TEKNIS, AKAN TETAPI PADA AKHIRNYA BERAKAR PADA
MASALAH-MASALAH KEPERILAKUAN JUA.
 KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI

 OLEH KARENA ITU PENGERTIAN ORGANISASI

DITINJAU DARI SEGI DINAMIKANYA DAPAT
DIKATAKAN MERUPAKAN PROSES KERJASAMA
YANG SERASI ANTARA ORANG-ORANG DI DALAM
PERWADAHAN YANG SISTEMATIS, FORMAL DAN
HIRARKHIKAL YANG BERPIKIR DAN BERTINDAK
SEIRAMA DEMI TERCAPAINYA TUJUAN YANG
TELAH DITENTUKAN DENGAN EFISIEN, EFEKTIF,
PRODUKTIF DAN EKONOMIS YANG PADA
GILIRANNYA MEMUNGKINKAN TERJADINYA
PERTUMBUHAN BAIK DALAM ARTI KUANTITATIF
MAUPUN KUALITATIF.
 – PERILAKU ADALAH KESELURUHAN TABIAT
DAN SIFAT SESEORANG YANG TERCERMIN
DALAM UCAPAN DAN TINDAK TANDUKNYA
SEBAGAI ANGGOTA SESUATU ORGANISASI.

 PERILAKU YANG TERCERMIN DALAM TABIAT

DAN SIFAT TERSEBUT MERUPAKAN
PENCERMINAN PULA DARI KEPRIBADIAN
ORANG YANG BERSANGKUTAN.
 KEPRIBADIAN SESEORANG ITU BIASANYA DITEMPA OLEH
BEBERAPA FAKTOR SEPERTI:
– FAKTOR GENETIK, YAITU SIFAT-SIFAT YANG
DIBAWANYA SEJAK LAHIR DAN YANG DIWARISINYA
DARI ORANG TUANYA.
– FAKTOR PENDIDIKAN, YAITU SIFAT-SIFAT YANG
TUMBUH DAN BERKEMBANG SEBAGAI HASIL DARI HAL-
HAL YANG DIPEROLEH DI SEKOLAH.
– FAKTOR LINGKUNGAN KELUARGA DIMANA SESEORANG
DIBESARKAN DENGAN SEGALA KONDISI DAN
PERMASALAHANNYA.
– FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL YAITU LINGKUNGAN
KEMASYARAKATAN DI LUAR LINGKUNGAN KELUARGA.
– FAKTOR PENGALAMAN DI LUAR KEDUA LINGKUNGAN
TERSEBUT DI ATAS.
 SESUNGGUHNYA KEPRIBADIAN SESEORANG PADA GILIRANNYA
MENIMBULKAN HARAPAN, CITA-CITA, TUJUAN PRIBADI DAN
KEMAMPUAN YANG OLEH SESEORANG DIBAWANYA KE DALAM
ORGANISASI DI MANA DIA MENJADI ANGGOTA.
 1. KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI
DOSEN : ROHIAT
PERTEMUAN : IV
WAKTU: MINGGU, 15 APRIL 2007

Tujuan: Mahasiswa dapat mengetahui dan

memahami kemampuan dan keterampilan
kepemimpinan dalam membangun dan
mencapai tujuan-tujuan organisasi secara
efektif.
Materi: Pendekatan - pendekatan studi
kepemimpinan, pendekatan sifat-sifat
kepemimpinan, pendekatan perilaku
kepemimpinan, teori X dan Teori Y dari
McGregor, sistem manajemen dari Likert,
Kisi-kisi manajerial dari Blake dan Mounton,
studi Ohio State, kepemiminan ideal,
pendekatan situasional (contingency)
 PENDAHULUAN

 Kepemimpinan tidak dapat diabaikan, ia dapat mempengaruhi moral

dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan
perkembangan organisasi. Pemimpin memainkan peranan kritis
dalam membantu kelompok, organisasi, masyarakat sekolah untuk
mencapai tujuan. Pemimpin yang bagaimana pemimpin yang
secara efektif dapat memberikan berbagai faktor yang di sebutkan di
atas, akan menjadi studi kita.
 Selain hal di atas dipertanyakan juga mengenai kemampuan dan
keterampilan kepemimipnan sehingga manajerila jadi efektif. Perlu
dipelajari bagaimana organisasi dapat mengidentifikasikan kualitas-
kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kemampuan
untuk menseleksi pemimpin-pemimpin efektif akan ditetapkan. Bila
organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik
kepemimpinan efektif, organisasi akan dapat mempelajari berbagai
perilaku dan teknik kepemimpinan, dengan demikian
pengembangan efektifitas personalia dalam organisasi dapat
dicapai secara efektif.
 Pendekatan-Pendekatan Kepemimpinan
 Penelitian dan teori kepemimpinan dapat diklasifikasikan sebagai
pendekatan-pendekatan kesifatan, perilaku, dan situasional.
PENDAHULUAN

 Pendekatan sifat memandang kepemimpinan sebagai

suatu kombinasi sifat-sifat (traits) yang tampak.
Pendekatan Perilaku mengidentifikasikan perilaku-
perilaku (behaviors) pribadi yang berhubungan dengan
kepemimpinan efektif. Pendekatan situasional muncul
dari sifat-sifat kepemimpinan dan perilaku-perilaku
pemimpin yang dalam suatu situasi kelompok dimana
pemimpin itu berada.
 Pemikiran dan penelitian yang akir-akir ini muncul lebih
menekankan pada pendekatan situasional. Pandangan ini
beranggapan bahwa kondisi yang menentukan efektivitas
kepemimpinan bervariasi antara situasi, tugas-tugas yang
dilakukan, keterampilan dan pengharapan bawahan, dan
faktor-faktor lainnya. Pandangan ini memunculkan
pendekatan cotingency kepemimpinan , yang
mengidentifikasikan faktor-faktor situasional yang
menentukan seberapa besar efektivitas situasi gaya
kepemimpinan tertentu.
 Pendekatan Sifat-Sifat Kepemimpinan
 Para teoritis kesifatan adalah kelompok pertama
yang bermaksud menjelaskan tentang aspek
kepemimpinan. Para teoritis percaya bahwa
para pemimpin memiliki ciri-ciri atau sifat-sifat
tertentu yang menyebabkan mereka dapat
memimpin para pengikutnya. Daftar sifat-sifat ini
dapat menjadi sangat panjang, tetapi cenderung
mencakup energi, pandangan, pengetahuan,
kecerdasan, imajinasi, kepercayaan diri,
integritas, kecakapan retorika, pengendalian dan
keseimbangan mental maupun emosional,
bentuk fisik, pergaulan sosial dan persahabatan,
dorongan, antusiasme, berani, dan sebagainya.
 Penelitian Awal Sifat-Sifat Kepemimpinan
 Usaha sistematik pertama yang dilakukan oleh para
psikolog dan para peneliti lainnya untuk memahami
kepemimpinan adalah mengidentifikasikan sifat-sifat
pemimpin. Sebagian besar peneliti-peneliti awal tentang
kepemimpinan ini bermaksud untuk: (1) membandingkan
sifat-sifat orang yang menjadi pemimpin dengan sifat-sifat
yang menjadi pengikut, (2) mengidentifikasi sifat-sifat dan
ciri-ciri yang dimiliki oleh para pemimpin efektif.
 Berbagai studi pembanding sifat-sifat pemimpin dan bukan
pemimpin sering menemukan bahwa pemimpin cenderung
memiliki kecerdasan lebih tinggi, lebih ramah, dan lebih
percaya diri daripada yang lain dan mempunyai kebutuhan
akan kekuasaan lebih besar. Tetapi kombinasi sifat-sifat
tertentu yang akan membedakan antara pemimpin atau
calon pemimpin dari pengikut, belum pernah dipelajari.
Sehingga timbul anggapan para peneliti sifat-sifat
kepemimpinan bahwa pemimpin dilahirkan, bukan dibuat,
atau seseorang itu dilahirkan membawa atau tidak
membawa sifat-sifat yang diperlukan bagi seorang
Penelitian Awal Sifat-Sifat
Kepemimpinan
 Peneliti-peneliti lain mencoba untuk
membandingkan sifat-sifat pemimpin yang efektif
dan tidak efektif. Berbagai sifat dipelajari untuk
menentukan apakah hal-hal tersebut berhubungan
dengan pemimpin efektif. Pertanyaan utama
adalah ”Dapatkah sifat-sifat tertentu membedakan
pemimpin efektif dengan yang tidak efektif?”,
belum ditemukan dalam penelitian yang
membedakan sifat-sifat yang dapat membedakan
efektifitas pemimpin dari sifat dan ketidak
efektivitasannya.
 SIFAT-SIFAT TERTENTU BAGI KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF
(Edwin Ghiselli)
1. Kemampuan sebagai pengawas (supervisory ability)
atau pelaksanaan fungsi-fungsi dasar manajemen,
terutama pengarahan dan pengawasan pekerjaan
orang lain.
2. Kebutuhan akan prestasi dalam pekerjaan,
mencakup pencarian tanggung jawab dan keinginan
untuk sukses.
3. Kecerdasan, mencakup kebijakan, pemikiran kreatif
dan daya pikir.
4. Ketegasan (decisiveness), atau kemampuan untuk
membuat keputusan-keputusan dan memutuskan
masaqlah dengan cakap dan tepat.
5. Kepercayaan diri, atau pandangan terhadap dirinya
sebagai kemampuan untuk menghadapi masalah.
6. Inisiatif, atau kemampuan untuk bertindak tidak
tergantung, mengembangkan serangkaian kegiatan
dan menentukancara-cara baru atau inovasi.
 SIFAT-SIFAT TERTENTU BAGI KEPEMIMPINAN YANG
EFEKTIF (KEITH DAVIS)

1. Kecerdasan
2. Kedewasaan dan keleluasaan hubungan
sosial
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi,
dan
4. sikap-sikap hubungan manusiawi
 KETERBATASAN PENDEKATAN KESIFATAN

 Ada banyak keterbatasan dalam pendekatan yang

melihat sifat-sifat kepemimpinan. Sebagai contoh,
telah banyak orang tahu tentang tokoh-tokoh seperti
Napoleon, Alexander the Great, Abraham Lincoln,
Sukarno, Mahatma Gandhi, Mao The-Tung, Adolf Hilter,
Winston Churchill, Suharto, dan sebagainya yang
dalam berbagai hal berbeda satu dengan yang lain,
namun tidak tampak sifat-sifat kepemimpinan yang
ditemukak secara umum pada tokoh-tokoh tersebut.
Dalam kenyataannya, banyak dari mereka seperti Hilter
dan Lincoln, mempunyai sifat-sifat yang berbeda. Ada
juga berbagai kasus di mana seorang pemimpin
sukses dalam suatu situasi tetapi tidak dalam situasi
lain. Akhirnya walaupun semua sifat yang
dikemukakan para peneliti dapat menjadi yang
diinginkan ada dalam diri pemimpin, tetapi tidak
satupun sifat yang secara absolut esensial.
 PENDEKATAN PERILAKU KEPEMIMPINAN

 Pendekatan perilaku mencoba untuk menentukan apa yang

dilakukan oleh para pemimpin efektif, bagaimana mereka
mendelegasikan tugas, bagaimana mereka berkomunikasi
dengan dan memotivasi bawahan mereka, bagaimana
mereka menjalankan tugas-tugas dan sebagainya. Perilku-
perilaku dipelajari untuk membuat sekumpulan perilaku
yang menjadikan pemimpin itu lebih efektif.
 Di samping itu, berbagai penelitian menunjukan bahwa
perilaku-perilaku kepemimpinan yang sesuai dalam suatu
situasi tidak perlu harus cocok dalam situasi lain.
 Pendekatan perilaku memusatkan perhatiannya pada dua
aspek perilaku kepemimpinan, yaitu rungsi-fungsi dan
gaya-gaya kepemimpinan. Teor-teori dan penelitian-
penelitian yang paling terkenal adalah: (1) Teori X dan
Teori Y dari Douglas McGregor, (2) Studi Michigan oleh ahli
psikologi sosial Rensis Likert, (3) Kisi-kisi Manajerial dari
Blake dan Mounton, dan Studi Ohio State, serta banyak lagi
yang lain.
 FUNGSI-FUNGSI KEPEMIPINAN

 Pendekatan perilaku membahas orientasi atau

identifikasi pemimpin. Penekanan pertama pada
fungsi-fungsi yang dilakukan pemimpin dalam
kelompoknya. Agar kelompok berjalan dengan
efektif, seseorang harus melaksanakan dua fungsi
utama: (1) fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
tugas (task-related) atau pemecahan masalah, (2)
fungsi-fungsi pemeliharaan kelompok (group
maintenance). Fungsi pertama menyengkut
pemberian saran penyelesaian, informasi dan
pendapat. Fungsi kedua, mencakup segala sesuatu
yang dapat membantu kelompok berjalan lebih
lancar, persetujuan dengan kelompok lain,
penengahan perbedaan pendapat, dan lain
sebagainya.
 GAYA-GAYA KEPEMIMPINAN
 Pendekatan kedua tentang perilaku kepemimpinan
memusatkan pada gaya kepemimpinan dalam
hubungannya dengan bawahan. Para peneliti telah
mengidentifikasikan ua gaya kepemimpinan: gaya dengan
orientasi tugas tugas (task oriented) dan gaya dengan
orientasi orang (people oriented). Manajer bergaya
orientasi tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan
secara tertutup untuk menjamin bahwa tugas dilaksanakan
sesuai dengan keinginannya. Manajer dengan gaya
kepemimpinan ini lebih memperhatikan pelaksanaan
pekerjaan dari pada pengembangan dan pertumbuhan
orang/karyawan. Manajer berorientasi orang mencoba lebih
memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka.
Mereka mendorong para anggota kelompok untuk
melaksanakan tugas-tugas dengan memberikan
kesempatan bawahan untuk berpartisipasi dalam
pembuatan keputusan, menciptakan situasi persahabatan
serta hubungan-hubungan saling mempercayai dan
menghormati dengan para anggota kelompok.
TEORI X DAN TEORI Y DARI MCGREGOR

 Teori kepemimpinan efektif yang mempergunakan

manajemen partisipatif dikemukakan oleh Douglas
McGregor, dalam buku klasiknya, The Human Side of
Enterprise. Buku ini mempunyai dampak besar pada
para manejer, sehingga walaupun sudah dua
dekade, konsep-konsepnya masih dipelajari dalam
program-program pengembangan manajemen saat
ini. Konsep McGregor yang paling terkenal adalah
bahwa strategi kemepinpinan dipengaruhi
anggapan-anggapan seorang pemimpin tentang sifat
dasar manusia. Sebagai hasil pengalaman menjadi
konsultan McGregor menyimpulkan dua kumpulan
anggapan yang saling berlawanan yang dibuat oleh
para manajer.
 ANGGAPAN-ANGGAPAN TEORI X:

1. Rata-rata pembawaan manusia malas atau

tidak menyukai pekerjaan dan akan
menghindarinya bila mungkin.
2. Karena karakteristik manusia tersebut,
orang harus dipaksa, diawasi, diarahkan,
atau diancam dengan hukuman agar
mereka menjalankan tugas untuk mencapai
tujuan-tujuan organisasi.
3. Rata-rata manusia lebih menyukai
diarahkan, ingin menghindari tanggung
jawab, mempunyai ambisi relatif lebih kecil,
dan menginginkan keamanan/jaminan
hidup di atas segalanya.
 1. KEPEMIMPINAN DAN PERILAKU ORGANISASI
DOSEN : ROHIAT
PERTEMUAN : V
WAKTU: JUMAT, 13.00 – 15.30

Tujuan: Mahasiswa dapat mengetahui dan

memahami kemampuan dan keterampilan
kepemimpinan dalam membangun dan
mencapai tujuan-tujuan organisasi secara
efektif.
Materi: Pendekatan - pendekatan studi
kepemimpinan, pendekatan sifat-sifat
kepemimpinan, pendekatan perilaku
kepemimpinan, teori X dan Teori Y dari
McGregor, sistem manajemen dari Likert,
Kisi-kisi manajerial dari Blake dan Mounton,
studi Ohio State, kepemiminan ideal,
pendekatan situasional (contingency)
 Sistem Manajemn dari Likert
 LEMBAGA PENELITIAN SOSIAL UNIVERSITAS YANG
DIKETUAI RENSIS LIKERT MELAKUKAN MELAKUKAN
PENELITIAN DALAM BEBERAPA PEKERJAAN NYANG
BEBEDA UNTUK MEMPELAJARI PRINSIP-PRINSIP
YANG VALID. PENELITIAN INI MEMPERLIHATKAN
PENEMUANNYA BAHWA PARA SUPERVISOR YANG
MELAKSANAKAN PENGAWASAN UMUM
BERORIENTASI PADA PEKERJA MEMPUNYAI
SEMANGAT YANG LEBIH TINGG DAN PRODUKTIVITAS
YANG LEBIH BESAR DARI PADA PENYELIA YANG
MEMPRAKTEKAN PENGAWASAN TERTUTUP DAN
BERORIENTASI PADA TUGAS. LIKER MENGGUNAKAN
DUA KATAGORI GAYA DASAR INI, ORIENTASI TUGAS,
MENYUSUN SUATU MODEL EMPAT TINGKATAN
EFEKTIVITAS MANAJEMEN.
 Sistem Manajemn dari Likert
 SISTEM 1, MANAJER MEMBUAT SEMUA KEPUTUSAN YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KERJA DA MEMERINTAH PARA
BAWAHAN UNTUK MELAKSANAKANNYA. STANDAR DAN METODE
PELAKSANAAN JUGA SECARA KAKU DITETAPKAN OLEH
MANAJER.
 SISTEM 2, MANAJER TETAP MENENTUKAN PRINTAH-PERINTAH,
TETAPI MEMBERI BAWAHAN KEBEBASAN UNTUK MEMBERIKAN
KOMENTAR TERHADAP PERINTAH-PERINYAH TERSEBUT.
BAWAHAN JUGA DIBERIKAN BERBAGAI FLEKSIBELITAS UNTUK
MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS MEREKA DALAM BATAS-BATAS
DAN PROSEDUR-PROSEDUR YANG TELAH DITETAPKAN.
 SISTEM 3, MANAJER MENETAPKAN TUJUAN-TUJUAN DAN
MEMBERIKAN PERINTAH-PERINTAH SETELAH HAL-HAL ITU
DIDISKUSIKAN TERLEBIH DAHULU DENGAN BAWAHAN. BAWAHAN
DAPAT MEMBUAT KEPUTUSAN-KEPUTUSAN MEREKA SENDIRI
TENTANG CARA PELAKSANAAN TUGAS. PENGHARGAAN LEBIH
DUGUNAKAN UNTUK MEMOTIVASI BAWAHAN DARIPADA
ANCAMAN HUKUMAN.
 Sistem Manajemn dari Likert
 SISTEM 4, ADALAH SISTEM YANG PALING IDEAL MENURUT
LIKERT TENTANG CARA BAGAIMANA ORGANISASI
SEHARTUSNYA B ERJALAN. TUJUAN-TUJUAN DITETAPKAN DAN
KEPUTUSAN-KEPUTUSAN KERJA DIBUAT OLEH KELOMPOK.
BILA MANAJER SECARA FORMAL YANG MEMBUAT KEPUTUSAN,
MEREKA MELAKUKAN SETELAH MEMPERTIMBANGKAN SARAN-
SARAN DAN PENDAPAT-PENDAPAT DARI PARA ANGGOTA
KELOMPOK. UNTUK MEMOTIVASI BAWAHAN, MANAJER TIDAK
HANYA MEMPERGUNAKAN PENGHARGAAN-PENGHARGAAN
EKONOMIS TETAPI JUGA MEMCOBA MEMBERIKAN KEPADA
BAWAHAN PERASAAN DIBUTUHKAN DAN PENTING.
 DALAM KENYATAAN, PEMIMPIN YANG LEBIH BERORIENTASI
PADA BEKERJA DENGAN DAN MELALUI KARYAWAN DALAM
BEBERAPA HAL AKAN MEMBERIKAN HASIL-HASIL YANG
EFEKTIF. INI TIDAK BERARTI PEMIMPIN TERSEBUT
MENGABAIKAN KEBUTUHAN-KEBUTUHAN PRODUKSI ATAU
TUGAS DALAM ORGANISASINYA.
 Kisi-Kisi Manajerial dari Blake dan
Mounton
 KISI-KISI MANAJERIAL (MANAGERIAL GRID) YANG
DIKEMBANGKAN OLEH ROBERT BLAKE DAN JANE
MONTON JUGA BERKENAAN DENGAN ORIENTASI-
ORIENTASI MANAJER PADA TUGAS (PRODUKSI) DAN
KARYAWAN (ORANG), SERTA KOMBINASI ANTARA
KEDUA EKSTRIM.
 MANAGERIAL GRID MENUNJUKAN SUATU JARINGAN
ATAU KISI DENGAN SUMBU HORIZONTAL PERHATIAN
TERHADAP PRODUKSI DAN SUMBU VERTIKAL
PERHATIAN TERHADAP ORANG, DI DALAMNYA
TERDAPAT LIMA GAYA KEPEMIMPINAN DASAR.
PERLU DICATAT BAHWA, SECARA TEORITIK,
PENGGUNAAN SISTEM SEMBILAN – TITIK DALAM KISI-
KISI BERARTI DAPAT DIIDENTIFIKASIKAN 81
KOMBINASI.
 GAMBAR MANAJERIAL GRID

tinggi

P 9 1.9. 9.9.
E MANAJEMEN SANTAI MANAJEMEN TIM
Perhatian sepenuhnya pada kebutuhan- Penyelesaian pekerjaan adalah dari
R kebutuhan karyawan yang mengarahkan ke dedikasi karyawan, saling bergantung
H 8 suatu suasana persahabatan dan kecepatan melalui suatu pancangan umum dalam
A kerja yang menyenangkan dalam organisasi tujuan organisasi yang mengarahkan
untuk hubungan-hubungan yang saling
T mempercayai dan menghormati
I 7
5.5.
MANAJEMEN MANUSIA
T 6 ORGANISASI
E Pretasi organisasi yang memadai Dapat Dicapai melalui penyeimbangan
H 5 Keperluan pelaksanaan kerja dengan pemeliharaan semangat
A kerja karyawan pada tingkat
D 4 yang memuaskan
1.1. 9.1.
MANAJEMEN JATUH MISKIN WEWENANG KETAATAN
O 3
Pencurahan usaha minimum untuk Efesiensi operasi dihasilkan dari
R melaksanakan pekerjaan yang diperlukan penciptaan kondisi kerja dengan
A 2 sesuai dengan kebutuhan untuk memotong Suatu cara di mana unsur manusia
keanggotaan organisasi
N
dilibatkan pada derajat minimum
G 1

RENDAH 1 2 3 4 5 6 7 8 9
PERHATIAN TERHADAP PRODUKSI
 GAMBAR MANAJERIAL GRID

 MANAJER 1.1. TERLETAK PADA SUDUT KIRI BAWAH

DALAM KISI-KISI, DIGAMBARKAN SEBAGAI SEORANG
MANAJER YANG ”TURUN TAKHTA” PERHATIANNYA
RENDAH TERHADAP ORANG MAUPUN PRODUKSI. INI
ADALAH BENTUK EKSTRIM DARI GAYA
KEPEMIMPINAN LAISSEZ-FAIRE.
 MANAJER 1.9. MENGGUNAKAN KEPEMIMPINAN
”SANTAI”, SERBA MENGIJINKAN, DENGAN TEKANAN
PEMELIHARAAN KEUANGAN DAN KEPUASAN
KARYAWAN. MANAJER SISTEM INI CENDERUNG
MENGHINDARKAN KETEGANGAN DALAM
PELAKSANAAN PEKERJAAN, DENGAN PERHATIAN
TERHADAP ORANG TINGGI TETAPI PERHATIAN
TERHADAP PRODUKSI RENDAH.
 GAMBAR MANAJERIAL GRID

 MANAJER 5.5. (MIDDLE OF THE ROAD MANAGEMENT

OR ORGANIZATION MAN MANAGEMENT)
MEMPEHATIKAN BAIK TERHADAP PRODUKSI
MAUPUN TERHADAP KARYAWAN, KADANG-KADANG
MANAJER TIPE INI MENGGUNAKAN PENDEKATAN
TAWAR-MENAWAR IMPLISIT UNTUK
MENYELESAIKAN PEKERJAAN.
 MANAJER 9.1. DIGAMBARKAN SEBAGAI SEORANG
OTOKRAT, PEMEGANG TUGAS YANG KERAS,
DENGAN BERBAGAI KARAKTERISTIK PENGAWASAN
TERTUTUP. MANAJER TUGAS DAN OTORITER INI
PERHATIANNYA TERHADAP PRODUKSI DAN
EFESIENSI TINGGI TETAPI TERHADAP KARYAWAN
RENDAH. TEKANANNYA PADA PENYELESAIAN
KERJA-BILA PERLU DENGAN PENERAPAN
KETEGANGAN TERTENTU.
 GAMBAR MANAJERIAL GRID

 MANAJER 9.1. PERAYA BAHWA SALING MEMAHAMI DAN

MENYETUJUI TENTANG APA TUJUAN-TUJUAN ORGANISASI
DAN CARA-CARA PENCAPAIANNYA ADALAH INTI
PENGARAHAN KERJA. MANAJEMEN TEAM ATAU DEMOKRATIK
INI MEMBERIKAN PERHATIAN PENUH BAIK TERHADAP
PRODUKSI MAUPUN SEMANGAT KERJA DAN KEPUASAN
KARYAWAN MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN
PARTISIPATIM ATAU TEAM DALAM PEKERJAAN PEKERJAAN.
BLAKE DAN MOUNTUN MENGEMUKAKAN BAHWA GAYA
KEPEMIMPINAN 9.9. ADALAH TIPE PERILAKU KEPEMIMPINAN
YANG PALING EFEKTIF. PENDEKATAN INI HAMPIR DALAM
SEMUA SITUASI, MENGHASILKAN PENINGKATAN PRESTASI,
TINGKAT ABSENSI DAN PERPUTARAN KARYAWAN YANG
RENDAH, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN YANG TINGGI.
MANAGEMENT GRID BLAKE AND MOUNTON DIGUNAKAN
SECARA MELUAS SEBAGAI PERALATAN LATIHAN.
 Pendekatan Situasional
 PENDEKATAN KESIFATAN DAN PERILAKU BELUM
SEPENUHNYA DAPAT MENJELASKAN
KEPEMIMPINAN. DISAMPING ITU, SEBAGIAN BESAR
PENELITIAN MASA KINI MENYIMPULKAN BAHWA
TIDAK ADA SATUPUN GAYA KEPEIMPINAN YANG
TEPAT BAGI SETIAP MANAJER DI BAWAH SELURUH
KONDISI. PENDEKATAN SITUASIONAL-CONTINGENCY
MENGGAMBARKAN BAHWA GAYA YANG DIGUNAKAN
ADALAH BERGANTUNG PADA FAKTOR-FAKTOR
SEPERTI SITUASI, KARYAWAN, TUGAS, ORGANISASI,
DAN VARIABEL-VARIABEL LINGKUNGAN LAINNYA.
TEORI-TEORI SITUASIONAL YANG TERKENAL
DIANTARANYA: (1) KEPEMIMPINAN TANNEMBAUN
DAN SCHMIDT, (2) TEORI ”COTINGENCY” FIELDER,
DAN (3) TEORI SIKLUS KEHIDUPAN DARI HERSEY
DAN BLANCHARD.
 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Kepemimpinan
KEPEMIMPINAN
 DAN KUALITAS
PEMIMPIN

KEMAMPUAN
SITUASI DAN
KUALITAS

BAWAHAN

 Gambar 4: Hubungan Antara Pemimpin, Bawahan, dan Situasi

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KEPEMIMPINAN
Faktor-faktor makro

Organisasi Sosial dan

Kebudayaan

Faktor-faktor mikro

Pengharapan
dan perilaku
atasan

Tingkat Organisasi Perilaku Kepribadian dan

dan besarnya Kepemimpinan Latar Belakang
klompok pemimpin

Pengharapan dan
Perilaku Bawahan

Kondisi perekonomian Industri

 LEADERSHIP ROLE METAPHOR
 LINKS TO EXCELLENCE
CULTURAL
 PRESENT ABSENCE
(High Priest) ESSENTIAL TO DOES NOT
ERGIOVAN EXCCELENCE NEG AFFECT
NI’S SYMBOLIC ROUTINE
EADESHIP (Chief) COMPETENCE
FORCES -ESSENTIAL TO RESULT IN
IRARCHY
RUTINE COMP. INEFFECTIVE
EDUCATIONAL STRONGLY LINKED NESS
(Clinical Practitioner TO BUT NOT SUFFICIENT
FOR EXCELLENCE
HUMAN -INFORTANT TO RESULT
(HUMAN ENGINEER) ACHIEVE AND IN SCHOOL
MAINTAIN ROUTINE INEFFECTI
SCHOOL COMP. NENESS
TECHNICAL -NOT SUFFICIENT AND POOR
(MANAGEMENT ENGINEER) TO ACHIEVE MORALE
EXCELLENCE
 SERGIOVANNI’S LEADERSHIP FORCES HIERARCHY (CONTOH)

 TECHNICAL  PLAN, ORGANISE, COORDINATE,

SCHEDULE
 SUPPORT, ENCOURAGE, BUITD AND
 HUMAN MAINTAIN MORALE, USE PARTICIPATORY
DECISION MAKING
 DEVELOP CURRICULUM PROVIDE
 EDUCATIONAL INSERVICE, SUPERVISION, AND
EVALUATION, DIAGNOSE, EDUCATIONAL
PROBLEMS
 SYMBOLIC  TOUR SCHOOL, VISIT CLASSES, KNOW
STUDENTS, PRESIDE OVER CEREMONIES
(CHIEF) AND RITUAL, PROVIDE A UNIFIELD
VISION.
 ARTICULATE SCHOOL MISSION,
 CULTURAL SOCIALISE NEW MEMBERS, TELL
(HIGH PRIEST) STORIES AND MAINTAIN, DEFINE
UNIQUENESS, SYSTEM, REWARD THOSE
WHO REFLECT THE CULTURE
 KOMPONEN SBM
MANAJEMEN PBM SDM SD & ADM

MENYEDIAKAN MEMPROMOSIKAN MENYEBAR STSF MENGIDENTIFIKASI

MANAJEMEN, KUALITAS BELAJAR YANG DAPAT KEN SDM YANG
ORGANISASI DAN SISWA MEMENUHI PERLU DAN ALO-
KEPEMIMPINAN KEBUTUHAN SISWA KASI SESUAI KEB.
MENYUSUN RPS MENYUSUN MEMELIHARA STAF MENGELOLA
DAN RPPS KURIKULUM YANG YANG MEMILIKI ALOKASI DANA
COCOK DAN WAWASAN SBN SEKOLAH
TANGGAP
MENGELOLA MENAWARKAN MENYEDIAKAN MENYEDIAKAN
OPERASONAL PENGAJARAN YANG PENGEMBANGAN DUKUNGAN
SEKOLAH EFEKTIF PROFESIONAL STAF ADMINISTRATIF
MENJAMIN MENYEDIAKAN MENJAMIN MENGELOLA
KOMUNIKASI PROGRAM KESEJAHTERAAN PEMELIHARAAN
EFEKTIF PENGEMBANGAN STAF DAN SISWA GEDUNG DAN
DIRI SISWA SARANA LAIN
MENDORONG PAR. - MENGETUR/BAHAS
MASY. SCHOOL
PERFORMANCE
MENJAMIN TERPE- -
LIHARA SEKOLAH
 SUATU MODEL
KONDISI KEORGANISASIAN KEPEMIMPINAN
= KEKUASAAN KONSTRUKTIF
= PENGETAHUAN
= INFORMASI
= PENGHARGAAN-PENGHARGAAN
 =MEKANISME BIMBINGAN
INSTRUKSIONAL
 =SUMBER-SUMBER

PRAKTEK-PRAKTEK INOVASI
KEPEMIMPINAN
KONSTRUKTIF =MENGAJAR PEMAHAMAN
=PENGGUNAAN TEKNOLOGI
PROSES PEMBELAJARAN DAN
PENGITEGRASIAN KEORGANISASIAN
=PENDIDIKAN BAGI SEMUA
PESERTA DIDIK
=DIALOG TENTANG TUJUAN-TUJUAN
=PELAYANAN TERINTEGRASI
=KERELASIAN ANTAR PERTISIPAN
=BERPIKIR HOLISTIK
=BELAJAR DARI PENGALAMAN
=RELASI DENGAN LINGKUNGAN
=PENGUASAAN PERSONIL
=KETERLIBATAN SEMUA PARTISIPAN
 KEBERHASILAN PEMIMPIN
 MENINGKATNYA HASIL PRODUKSI DAN PEMBERIAN
PELAYANAN ORGANISASI
 SEMAKIN RAPINYA SISTEM ADMINISTRASI DAN
MAKIN EFEKTIFNYA MANAJEMEN YANG MELIPUTI:
A. PENGELOLAAN SDM, SUMBER ALAM, DANA,
SARANA DAN WAKTU YANG MAKIN EFISIEN
B. THE RIGH MAN IN THE RIGHT PLACE DENGAN
DELEGATION OF AUTHORITY YANG LUAS
C. STRUKTUR ORGANISASI YANG SESUAI DAN ADA
INTEGRASI
D. TARGET DAN SASARAN YANG INGIN DICAPAI
SELALU TERPENUHI, SESUAI JADWAL
E. ORGANISASI CEPAT BERADAPTASI TERHADAP
TUNTUTAN LUAR DAN DALAM
 KEBERHASILAN PEMIMPIN
 SEMAKIN MNINGKATNYA AKTIVITAS MANUSIAWI
ATAU ASPEK SOSIAL YANG LEBIH HUMAN
SIFATNYA DIANTARANYA:
1. IKLIM PSIKIS YANG MANTAP
2. ADA DISIPLIN KERJA, DISIPLIN DIRI, RASA
TANGGUNG JAWAB, DAN MORAL YANG TINGGI
DALAM ORGANISASI
3. KOMUNIKASI FORMAL DAN INFORMAL YANG
LANCAR DAN AKRAB
4. GAIRAH KERJA DAN LOYALITAS TINGGI
5. TIDAK BANYAK TERDAPAT PENYELEWENGAN
DALAM ORGANISASI
6. ADA JAMINAN-JAMINAN SOSIAL YANG MEMUASKAN
 KEBERHASILAN PEMIMPIN
 SEMAKIN MNINGKATNYA AKTIVITAS MANUSIAWI
ATAU ASPEK SOSIAL YANG LEBIH HUMAN
SIFATNYA DIANTARANYA:
1. IKLIM PSIKIS YANG MANTAP
2. ADA DISIPLIN KERJA, DISIPLIN DIRI, RASA
TANGGUNG JAWAB, DAN MORAL YANG TINGGI
DALAM ORGANISASI
3. KOMUNIKASI FORMAL DAN INFORMAL YANG
LANCAR DAN AKRAB
4. GAIRAH KERJA DAN LOYALITAS TINGGI
5. TIDAK BANYAK TERDAPAT PENYELEWENGAN
DALAM ORGANISASI
6. ADA JAMINAN-JAMINAN SOSIAL YANG MEMUASKAN
 TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT