Anda di halaman 1dari 12

TERAPI KOMPLEMENTER

Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Keluarga

Dosen Pembimbing: Heri Triwibowo,SKM,Skep.Ns,M.Kes

Disusn Oleh:

Kelompok 4

1. Lailatul Dewi Masthuro (201701154)


2. Dewi Arifah (201701135)
3. Moni Miftakhul H (201701168)
4. Siti Nur Khavilah (201701151)
5. Miftakhus Solichah (201701153)
6. Ririn Prihatin (201701155)
7. Putra Willytama (201701150)
8. Yudianto (201701158)
9. Dhiaulhuq Helmi I.M (201701172)
10. Luqmanul Hakim (201701157)

STIKES BINA SEHAT PPNI KAB. MOJOKERTO

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat-Nya


sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Terapi
Komplementer. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan dalam mata kuliah Keperawaatan Gawat Darurat di Stikes Bina Sehat
PPNI Mojokerto.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Mojokerto, 20 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................iii

BAB I...........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2

1.3 Tujuan.............................................................................................2

BAB II..........................................................................................................3

2.1 Pengertian Terapi Komplementer..................................................3

2.2 Tujuan Terapi Komplementer........................................................4

2.3 Jenis-Jenis Terapi Komplementer..................................................4

2.4 Teknik Terapi Komplementer........................................................5

2.5 Persyaratan Terapi Komplementer.................................................6

2.6 Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer.................................7

BAB III........................................................................................................8

3.1 Kesimpulan.....................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Perkembangan terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi sorotan


banyak negara. Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting
dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder &
Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika Serikat 627 juta orang adalah pengguna
terapi alternatif dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik konvensional
(Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi peningkatan jumlah pengguna
terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991 menjadi 42% di tahun
1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002). Klien yang
menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa alasan. Salah satu alasannya
adalah filosofi holistik pada terapi komplementer, yaitu adanya harmoni dalam
diri dan promosi kesehatan dalam terapi komplementer. Alasan lainnya karena
klien ingin terlibat untuk pengambilan keputusan dalam pengobatan dan
peningkatan kualitas hidup dibandingkan sebelumnya. Sejumlah 82% klien
melaporkan adanya reaksi efek samping dari pengobatan konvensional yang
diterima menyebabkan memilih terapi komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan masyarakat.
Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien bertanya tentang terapi
komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan seperti dokter ataupun
perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk penggunaan terapi alternatif
(Smith et al., 2004). Hal ini terjadi karena klien ingin mendapatkan pelayanan
yang sesuai dengan pilihannya, sehingga apabila keinginan terpenuhi akan
berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat menjadi peluang bagi perawat untuk
berperan memberikan terapi komplementer. Peran yang dapat diberikan perawat
dalam terapi komplementer atau alternatif dapat disesuaikan dengan  peran
perawat yang ada, sesuai dengan batas kemampuannya. Pada dasarnya,

1
perkembangan perawat yang memerhatikan hal ini sudah ada. Sebagai contoh
yaitu American HolisticNursing Association (AHNA), Nurse HealerProfesional
Associates (NHPA) (Hitchcock et al., 1999). Ada pula National Center
forComplementary/Alternative Medicine (NCCAM) yang berdiri tahun 1998
(Snyder & Lindquis, 2002).
Kebutuhan masyarakat yang meningkat dan berkembangnya penelitian
terhadap terapi komplementer menjadi peluang perawat untuk berpartisipasi
sesuai kebutuhan masyarakat. Perawat dapat berperan sebagai konsultan untuk
klien dalam memilih alternatif yang sesuai ataupun membantu memberikan terapi
langsung. Namun, hal ini perlu dikembangkan lebih lanjut melalui penelitian
(evidence-based practice) agar dapat dimanfaatkan sebagai terapi keperawatan
yang lebih baik.

I.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian terapi komplementer?


2. Bagaimana tujuan terapi komplementer?
3. Bagaimana jenis-jenis terapi komplementer?
4. Bagaimana teknik terapi komplementer?
5. Apa sajakah persyaratan dari terapi komplementer?
6. Apa saja peran perawat dalam terapi komplementer?

I.3 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui pengertian terapi komplementer


2. Mahasiswa mengetahui tujuan terapi komplementer
3. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis terapi komplementer
4. Mahasiswa mengetahui teknik terapi komplementer
5. Mahasiswa mengetahui persyaratan dari terapi komplementer
6. Mahasiswa mengetahui peran perawat dalam terapi komplementer

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Pengertian Terapi Komplementer

Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer


adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan. Jadi untuk Indonesia, jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan
komplementer tetapi merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional
yang dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan
diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Tapi di Philipina misalnya,
jamu Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan komplementer.
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang digabungkan
dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan terapi tradisional
ke dalam pengobatan modern (Andrews et al., 1999). Terminologi ini dikenal
sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang menambahkan pendekatan ortodoks
dalam pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, 2001). Terapi komplementer juga
ada yang menyebutnya dengan pengobatan holistik. Pendapat ini didasari oleh
bentuk terapi yang mempengaruhi individu secara menyeluruh yaitu sebuah
keharmonisan individu untuk mengintegrasikan pikiran, badan, dan jiwa dalam
kesatuan fungsi (Smith et al., 2004).

Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang


dilakukan sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang
konvensional. (Andriana, dana, 2013)

Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Kesehatan Dunia pada tahun
2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia pernah menjalani
pengobatan non-konvensional. Di Indonesia sendiri, kepopuleran pengobatan non-
konvensional, termasuk pengobatan komplementer ini, bisa diperkirakan dari
mulai menjamurnya iklan – iklan terapi non – konvensional di berbagai media.

3
II.2 Tujuan Terapi Komplementer

Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem -


sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya
mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau
mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik
lengkap serta perawatan yang tepat.

Menurut NCCAM terapi komplementer menjadi pengobatan untuk kondisi


tertentu dan merupakan bagian integral dari system pelayanan kesehatan termasuk
profesi perawat. Basis filosofis yang mendasari penggunaan terapi komplementer
berbeda dengan model biomedis konvensional. Biomedis berusaha untuk
menghilangkan dan memperbaiki etiologi atas masalah yang mendasari serta
menekankan pada pengobatan trauma maupun situasi darurat lainnya (Well,
1995).

Sementara tujuan terapi komplementer dalam sintesis keperawatan adalah


untuk mencakup keselarasan dan keseimbangan dalam diri seseorang. Zollman
dan Vickers (1999) menyatakan tujuan dari intervensi terapeutik adalah untuk
mengembalikan keseimbangan dan memfasilitasi respon tubuh daripada
penyembuhan proses penyakit atau penghentian gejala. Oleh karena itu, perawat
memberikan perawatan yang mencakup modifikasi gaya hidup, perubahan diet,
olahraga, pengobatan khusus, konseling, latihan, bimbingan pada pernapasan,
relaksasi serta resep herbal. Konsep ini menekankan pentingnya system perawatan
yang menerapkan pendekatan kepedulian secara holistis terhadap perawatan yang
akan meningkatkan pelayanan kesehatan.

II.3 Jenis-Jenis Terapi Komplementer

Terdapat lebih dari 1800 terapi komplementer yang diidentifikasi


berdasarkan sistem perawatan, terapi yang cukup dikenal luas dan digunakan,
variasi dan terapi, praktik budaya asli yang tidak dikenal, dan mekanisme yang
mendasar tindakan terapi yang tidak diketahui.

4
Jenis – jenis terapi Komplementer sesuai PERMENKES No:
1109/Menkes/Per/IX/2007, antara lain:

1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) meliputi :


Hipnoterapi, mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif meliputi: akupuntur,
akupresur, naturopati, homeopati, aromaterapi, Ayurveda
3. Cara penyembuhan manual meliputi: chiropractice, healing touch,
tuina, shiatsu, osteopati, pijat urut
4. Pengobatan farmakologi dan biologi meliputi: jamu, herbal, gurah
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan meliputi: diet
makro nutrient, mikro nutrient
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan meliputi: terapi ozon,
hiperbarik, EECP

II.4 Teknik Terapi Komplementer

Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah


ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk  dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :

1. Akupuntur
Akupunktur medik yang dilakukan oleh dokter umum berdasarkan
kompetensinya. Metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan
juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan
mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai
komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah
pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi  hiperbarik
Terapi heperbarik yaitu suatu metode terapi dimana pasien
dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 –
3 kali lebih besar daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer),

5
lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien
boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada
telinga akibat tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik
Terapi herbal medik yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan
alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian
maupun berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah
melalui uji preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap
keamanan maupun efektivitasnya. Terapi dengan menggunakan herbal
ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Dari 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang ada, daya
efektivitasnya untuk mengatasi berbagai jenis gangguan penyakit tidak bisa
dibandingkan satu dengan lainnya karena masing – masing mempunyai teknik
serta fungsinya sendiri – sendiri. Terapi hiperbarik misalnya, umumnya digunakan
untuk pasien – pasien dengan gangren supaya tidak  perlu dilakukan
pengamputasian bagian tubuh. Terapi herbal, berfungsi dalam meningkatkan daya
tahan tubuh. Sementara, terapi akupunktur berfungsi memperbaiki keadaan
umum, meningkatkan sistem imun tubuh, mengatasi konstipasi atau diare,
meningkatkan nafsu makan serta menghilangkan atau mengurangi efek samping
yang timbul akibat dari pengobatan kanker itu sendiri, seperti mual dan muntah,
fatigue (kelelahan) dan neuropati.

II.5 Persyaratan Terapi Komplementer

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut :

1. Sumber daya manusia harus tenaga dokter dan atau dokter gigi yang sudah
memiliki kompetensi.
2. Bahan yang digunakan harus yang sudah terstandar dan dalam bentuk
sediaan farmasi.

6
3. Rumah sakit yang dapat melakukan pelayanan penelitian harus telah
mendapat izin dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan akan
dilakukan pemantauan terus – menerus

II.6 Peran Perawat Dalam Terapi Komplementer

1. Perawat adalah sebagai pelaku dari terapi komplementer selain dokter dan
praktisi terapi.
2. Perawat dapat melakukan intervensi mandiri kepada pasien dalam
fungsinya secara holistik dengan memberikan advocate dalam hal
keamanan, kenyamanan dan secara ekonomi kepada pasien.

7
BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Terapi komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang


dilakukan sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan medis yang
konvensional.

Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem -


sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh dapat
menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita sebenarnya
mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita mau
mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan nutrisi yang baik
lengkap serta perawatan yang tepat.

Di Indonesia ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah


ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk  dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :

1. Akupuntur
2. Terapi  hiperbarik
3. Terapi herbal medik

8
DAFTAR PUSTAKA

Andrews, M., Angone, K.M., Cray, J.V., Lewis,  J.A., & Johnson, P.H.
(1999). Nurse’s  handbook of alternative and complementary therapies.
Pennsylvania: Springhouse
Widyatuti, W. 2008. Terapi Komplementer Dalam Keperawatan.
jki.ui.ac.id/index.php / jki/ articledownload /200/pdf_65. Diakses tanggal 20
Februari 2015.
Hadibroto dan Alam, S. (2006). Seluk Beluk Pengobatan Komplementer.
Jakarta: Buana Ilmu Populer
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar.
Salemba Medika : Jakarta.

Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan


Komunitas 1. Cv Sagung Seto : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai