Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN TUTORIAL

SISTEM STOMATOGNATIK

Disusun Oleh :

1. Clarissa Irene Arif(04031281924048)


2. Salsabila Resti Fauziah(04031281924050)
3. Nadyah Maharani (04031381924056)
4. Mir’atunisa (04031381924057)
5. Salsabila Maulana (04031281924024)
6. Marcella Gusnico (04031281924025)
7. Malsha Yuniza Athallah (04031281924040)
8. Annisa Ahmad (04031281924041)
9. Dian Putri Natasya (04031381924085)
10. Zahara Fitri Meydilina (04031381924086)
11. Yollanda Graciela Sitepu (04031281924039)
12. Dimas Ahmad Zulfikar (04031281924044)
13. Feby Mutia (04031181924008)
14. Muhammad Arif Saputra (04031381924063)
15. Lara Duta Agustini (04031381924064)
16. Fatimah Tasya (04031381924055)

Dosen Pengampu :

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan kepada kami sehingga mampu
menyelesaikan Laporan Tutorial Sistem Stomatonagtik dengan Skenario yang telah
ditentukan. Shalawat serta salam tercurah kepada baginda suri tauladan yaitu Nabi
Muhammad SAW serta para sahabat, keluarga, dan pengikutnya. Kami sadar bahwa Laporan
Tutorial Sistem Stomatonagtik dengan Skenario yang telah ditentukan belum sempurna oleh
karena itu kami akan sangat menghargai segala kritik dan saran yang bersifat membangun
untuk perbaikan kami dimasa yang akan datang sebagai media pembelajaran kami untuk
membuat skripsi kelak. Semoga Allah SWT memberi pahala atas segala amal bagi orang
yang telah mendukung kami dan semoga Laporan Tutorial Sistem Stomatonagtik dengan
Skenario yang telah ditentukan ini bermanfaat bagi kita.

Palembang,April 2020

Kelompok C
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Skenario Kasus
B. Klarifikasi Istilah
C. Identifikasi Masalah
D. Analisis Masalah
E. Learning Issue
F. Hipotesis
G. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
A. Skenario Kasus

Judul : Susah mengunyah

Seorang anak perempuan berusia 8 tahun datang bersama dengan ibunya ke RSGM
dengan keluhan bentuk gigi anaknya yang aneh sehingga anaknya susah kalau mengunyah
makanan. Anak tersebut memiliki riwayat penyakit infeksi pada saat umur 3 tahun.
Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya perubahan bentuk dan warna gigi pada seluruh
gigi permanen. Gigi insisif sentral atas dan insisif bawah menunjukkan bentuk tepi insial
yang tidak beraturan dan berwarna kuning , serta tampak opasitas email yang berwarna
putih pada sepertiga insisal permukaan labial gigi insisif lateral atas. Seluruh gigi molar
satu permanen berwarna kekuningan dan memiliki bentuk cusp yang tidak beraturan.
Seluruh gigi molar susu sudah hilang karena pencabutan. Gambaran dari gigi yang
mengalami masalah adalah sebagai berikut. Dokter gigi menjelaskan bahwa anak tersebut
menderita kelainan struktur email akibat gangguan pada salah satu tahap tumbuh kembang
gigi karena penyakit infeksi yang diderita anak sewaktu kecil, sehingga menurunkan
kemampuan mastikasi/pengunyahannya.

B. Klarifikasi Istilah
1. Email : jaringan ikat yang mengalami mineralisasi yang berfungsi sebagai lapisan
pelindung dari seluruh permukaan mahkota gigi.
2. Kelainan pada struktur email : terjadinya perubahan yang terjadi karena kerusakan
pada permukaan mahkota gigi dan dapat mengalami kelainan berupa amelogenesis
imperfekta dan enamel hypoplasia
3. Infeksi : invasi dan multiplikasi mikroorganisme di jaringan tubuh, terutama yang
menyebabkan cedera selular lokal akibat metabolisme yang
kompetitif,toksin,replikasi intraseluler, atau respons antigen-antibodi
4. Opasitas email atau hipokalsifikasi : bercak putih yang tampak pada gigi geligi tetap
dan gigi geligi sulung dan insisifus sentral atas merupakan gigi yang paling sering
terkena.
5. Mastikasi : unit fungsi-onal dalam pengunyahan yang mempunyai komponen terdiri
dari gigi geligi, sendi temporomandibula, otot kunyah, dan sistem saraf.
6. Pemeriksaan klinis : tindakan untuk mengkaji bagian tubuh pasien guna untuk
memperoleh informasi/ data dari keadaan pasien secara komprehensif untuk
menegakkan suatu diagnosa kedokteran.
7. Tumbuh kembang gigi : proses bertambahnya ukuran fisik struktur gigi-geligi secara
keseluruhan yang diiringi dengan diferensiasi fungsi gigi-geligi tersebut dari
sederhana menjadi kompleks yang dimulai sejak masa prenatal.
C. Identifikasi Masalah

1.Seorang anak perempuan berusia 8 tahun datang dengan keluhan susah mengunyah
dan memiliki riwayat penyakit infeksi saat umur 3 tahun.

2.Pada pemeriksaan klinis menunjukan adanya perubahan bentuk insisal yang tidak
beraturan , berwarna kuning serta tampak opasitas email pada gigi insisif sentral atas
dan insisif bawah.

3. Seluruh gigi molar satu permanen berwarna kekuningan dan memiliki bentuk cusp
yang tidak beraturan

D. Analisis Masalah
1. Faktor apa yang menyebabkan anak tersebut mengalami gangguan sulit
mengunyah?
2. Bagaimana hubungan memiliki riwayat infeksi dengan keluhan sulit mengunyah?
3. Faktor apakah yang menyebabkan pasien mengalami infeksi pada usia dini?
4. Apa hubungan antara perubahan warna pada gigi dengan infeksi yang di derita
anak sewaktu kecil?
5. Apa yang menyebabkan adanya perubahan bentuk insisal yang tidak beraturan,
berwarna kuning serta tampak opasitas email pada gigi insisif sentral atas dan
insisif bawah ?
6. Mengapa opasitas email hanya terjadi pada gigi insisif rahang atas?
7. Bagaimana mekanisme terjadinya perubahan warna dan bentuk pada gigi tersebut
hingga dapat mengubah strukturnya?
8. faktor apa yang dapat menyebabkan gigi mengalami perubahan warna menjadi
kuning?
9. Bagaimana hubungan bentuk cusp molar yang tidak teratur dengan keluhan sulit
mengunyah?
10. Mengapa perubahan bentuk dan warna terjadi pada keseluruhan gigi molar 1
permanen?

E. LEARNING ISSUE
1. Struktur gigi

Struktur Gigi Enamel, dentin, pulpa gigi, sementum, dan tulang alveolar
adalah bagian dari gigi yang sebagian besar terdiri dari jaringan keras. Enamel
mengandung zat anorganik dalam jumlah yang besar sehingga merupakan bagian
yang terkeras. Namun, karena letaknya paling luar, maka kerusakan enamel sangat
dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam rongga mulut. Faktor yang berpengaruh pada
kerusakan enamel salah satunya adalah keasaman makanan dan minuman yang akan
menyebabkan keausan enamel yang disebut erosi gigi
a) Enamel
Enamel merupakan jaringan yang tidak mempunyai kemampuan untuk
mengantikan bagian-bagian yang rusak, oleh karena itu setelah gigi erupsi enamel
akan terlepas dari jaringan-jaringan lainnya yang ada dalam gusi. Enamel terdiri dari
96% bahan anorganik sisanya bahan organik dan air, sebagian besar bahan anorganik
terdiri dari ion kalsium fosfat dan hidroksiapatit [Ca10(PO4)6(OH)2].

b) Dentin
Dentin merupakan salah satu jaringan keras gigi yang terletak di bawah
lapisan enamel yang menyusun sebagian besar gigi. Struktur dentin hampir sama
dengan tulang namun dentin dibentuk oleh odontoblas dimana pembentukan dentin
dikenal dengan dentinogenesis. Dentin terdiri dari 70% kristal hidroksiapatit
(anorganik), 18% zat organik yang tersusun dari kolagen, substansi dasar
mukopolisakarida, dan 12% air.

c) Pulpa gigi
Pulpa gigi merupakan jaringan ikat yang unik karena dikelilingi oleh
jaringan keras. Pulpa gigi berasal dari sel-sel ektomesenkim papila dentis. Dalam
pembentukannya, sel-sel ektomesenkim tersebut baru dapat dikatakan sebagai
jaringan pulpa gigi setelah dentin terbentuk. Fungsi utama pulpa gigi adalah fungsi
formatif, yaitu berperan dalam membentuk odontoblas yang akan membentuk
dentin.16 Fungsi lainnya adalah :
1. Induktif, menginduksi pembentukkan email dengan mengembangkan sel
odontoblas yang dapat membentuk dentin.
2. Nutritif, menyediakan nutrisi yang diperlukan bagi pembentukkan dentin.
3. Defensif, membentuk pertahanan dari invasi bakteri atau benda asing yang masuk
melalui tubuli dentin.
4. Sensatif, memberikan rasa atau sensasi sebagai respons terhadap berbagai
rangsangan
d) Sementum
Sementum gigi yang strukturnya menyerupai tulang dan melpisi
permukaan akar, fungsi utamanya sebagai perekat serabut ligament periodontial yang
menahan gigi untuk tetap berhubungan dengan jaringan sekitarnya. Sementum
merupakan jaringan ikat klasifikasi yang menyelubungi dentin akar dan tempat
berinsersinya bundle serabut kolagen.

e) Tulang Alveolar
Tulang alveolar merupakan bagian tulang rahang atas dan bawah yang
berfungsi tempat melekatnya gigi, tulang alveolat terbentuk saat gigi erupsi.
(Sumber jurnal : Sadewi, Betanty Prasetya. “Pengaruh Penambahan Aditif Polistiren
pada Karakteristik Semen Gigi Zinc Oxide Eugenol Secara In Vivo,” 2015.)

2. Karakteristik gigi permanen normal dan tidak normal


1. Pengertian Gigi
Gigi adalah jaringan tubuh yang sangat keras dibanding yang lainnya.
Strukturnya berlapis-lapis mulai dari email yang keras, dentin (tulang gigi) di
dalamnya, pulpa yang berisi pembuluh darah, pembuluh saraf, dan bagian lain yang
memperkokoh gigi. Namun demikian, gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah
sekali mengalami kerusakan. Menurut (Irma, dan Intan,2013) Gigimerupakan
bagian dari alat pengunyahan pada sistem pencernaan dalam tubuh manusia.
Manusia mempunyai 2 macam gigi yaitugigi susu dan gigi dewasa. Gigi susu
merupakan gigi yang tumbuh pada anak usia 6 bulan hingga 8 tahun. Jumlah gigi ini
pada anak yakni 20 buah dengan rincian 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, dan 8
buah gigi geraham. Sejak usia 6 tahun hingga usia 14 tahun, gigi susu akan tanggal
satu persatu dan digantikan dengan gigi dewasa.Gigi dewasa atau gigi tetap
merupakan gigi orang dewasa yang berjumlah 32 buah. Rinciannya 8 buah gigi seri, 4
buah gigi taring, 8 buah gigi geraham depan, dan 12 buah gigi geraham belakang
(Isro’in dan Andarmoyo, 2012).
2. Bagian-bagian gigi permanen
Menurut (Ramadhan,2010), gigi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
a. Mahkota gigi adalah bagian gigi yang terlihat di dalam mulut dan berwarna putih.
b. Leher gigi adalah bagian gigi yang terletak diantara mahkota gigi dan akar gigi.
c. Akar gigi adalah bagian gigi yang tertanam di tulang rahang.
3. Ciri-ciri gigi permanen
Menurut Wangidjaja(2015), gigi geraham pertama baik rahang atas maupun
rahang bawah memiliki ciri-ciri tersendiri, adapun ciri-ciri tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Gigi molar pertama rahang atas, ciri-cirinya:
1) Mempunyai lima cusp, termasuk tuberculum carabelli
2) Mempunyai tiga akar, akar palatal terpanjang dan terbesar
3) Pada pandangan oklusal tampak fissure berbentuk huruf “H”
4) Memiliki lima bidang pada mahkota, yaitu: bidang bukal, palatal, mesial, distal dan
oklusal.
b. Gigi molar pertama rahang bawah, ciri-cirinya:
1) Mempunyai lima cusp
2) Mempunyai dua akar, yaitu akar mesial dan distal
3) Pada pandangan oklusal tempatpitdan fissure, serta mempunyai empat groove.
Menurut Kumar, Dutta, dan Namdev(2014),menunjukkan molar pertama
permanen pada rahang bawah memiliki persentase karies sebesar 65,77% dan pada
rahang atas sebesar 34,74%. Tingginya presentase karies pada molar pertama
permanen pada rahang bawah dapat diakibatkan oleh jumlah pit dan groove yang
lebih banyak.
3. Fungsi gigi permanen
MenurutRamadhan (2010), fungsi gigi permanen sebagai berikut :
a. Pengunyah Pertama kali makanan dipotong dan diremuk dengan gigi.Kemudian
dikunyah lalu ditelan.
b. Penyangga Gigi memberikan sandaran yang kuat dengan bantuan tulang rahang
pada struktur wajah.
c. Perlindungan dan pengendalian Gigi melindungi dari debu, kuman, dan benda-
benda luar yang masuk dalam mulut dengan bantuan bibir.
d. Pemegang Gigi berguna untuk memegang benda seperti sedotan dan lain-lain

3. Proses mastikasi normal dan tidak normal


4. Infeksi pada gigi

5. Opasitas pada enamel

 Defek email merupakan kelainan struktur email, menurut Cameron dibagi


berdasarkan manifestasi klinisnya yaitu diskolorasi, hipomineralisasi dan hipoplasia.
Penyebab hipoplasia email dapat juga menjadi penyebab hipokalsifikasi
email.Hipoplasia berat dapat terjadi misalnya pada kelainan genetik amelogenesis
imperfekta dan sifilis kongenital Hipokalsifikasi bermanifes suatu keadaan tanpa
kehilangan email tetapi menunjukkan gigi dengan area buram tidak tembus cahaya
disebut juga enamel opacity, atau opasitas enamel, dapat juga berwarna kuning,
coklat, dapat juga disertai sensitif terhadap perubahan suhu.

(sumber : Rencana Perawatan Defek Email Gigi Sulung Pada Anak Kecil Masa Kehamilan
Berdasarkan Prediksi Keparahannya -Willyanti Soewondo Syarif )

 Cacat enamel (amelogenesis imperfekta) dan dentin (dentinogenesis


imperfekta)Merupakan gangguan autosomal dominan genetik atau hipoplasia atau
hipomineralisasi sporadic karna lingkungan dari jaringan keras. Gigi-gigi sangat
sensitif terhadap kekurangan vitamin tertentu dan hormon, terhadap gangguan
metabolik, infeksi bakteri dan virus serta obat-obat tertentu (misal, fluoride,
tetrasiklin) selama pembentukannya. Kekurangan ini mendorong timbulnya lesi pada
jaringan keras, yang bersifat menetap.Hipokalsifikasi email juga merupakan salah
satu kelainan yang disebabkan oleh karena kekurangan kalsium, biasanya terjadi
selama stadium kalsifikasi. Kerusakan tersebut tampak sebagai bercak putih karena
kekurangan kalsium pada saat serangan.

(Sumber : PENGARUH KALSIUM TERHADAP TUMBUH KEMBANG GIGI GELIGI


ANAK -Amandia Dewi Permana Shita, Sulistiyani )

6. Gangguan Tumbuh Kembang Gigi


A. Gangguan Tumbuh Kembang Gigi yang Mempengaruhi Jumlah Gigi
1. Anodontia
Anodontia adalah kelainan/gangguan yang terjadi pada gigi sehingga
mengakibatkan tidak adanya gigi secara keseluruhan di dalam rongga mulut.
Dibagi menjadi :
a. Anodontia sebenarnya, yaitu gagalnya pertumbuhan gigi di gusi.
b. Pseudoanodontia, yaitu tidak adanya gigi tetapi benih gigi ada di gusi.
c. False anodontia, yaitu tidak adanya gigi di dalam rongga mulut dikarenakan
ektraksi gigi.
2. Partial Anodontia
Partial anodontia adalah gangguan/kelainan pada tumbuh kembang gigi
yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan satu atau beberapa gigi. Gigi yang
paling sering tidak tumbuh adalah gigi molar ketiga, gigi premolar kedua, dan
gigi insisivus lateral sedangkan gigi yang paling jarang mengalami partial
anodontia adalah gigi molar pertama dan insisivus lateral mandibula. Kelainan ini
paling sering terjadi pada perempuan. Partial anodontia dibagi menjadi hipodontia
dan oligodontia. Hipodontia adalah gagalnya pertumbuhan satu atau lebih gigi
sedangkan oligodontia adalah gagalnya pertumbuhan enam atau lebih gigi.
3. Supernumerary Teeth
Supernumerary teeth adalah kelainan yang menyebabkan adanya satu
atau lebih elemen gigi yang melebihi jumlah gigi normal. Kelainan ini dapat
terjadi pada gigi sulung maupun gigi permanen. Terjadi pada tahap inisiasi dan
proliferasi.

B. Gangguan Tumbuh Kembang Gigi yang Mempengaruhi Bentuk Gigi


1. Talon Cusp
Talon cusp adalah kelainan pada tumbuh kembang gigi yang
menyebabkan adanya tonjolan kecil dari enamel gigi pada bagian singulum gigi
anterior atas dan bawah permanen yang menyerupai tanduk. Terjadi pada tahap
morfodiferensiasi.
2. Hutchinson Teeth
Hutchinson teeth adalah gangguan pada tumbuh kembang gigi yang
menyebabkan bentuk gigi menjadi abnormal pada sifilis kongenital. Terjadi
karena adanya perubahan benih gigi pada tahap morfodiferensiasi. Perubahan
pada benih gigi ini berupa inflamasi di dalam dan sekitar gigi yang ditandai
dengan hiperplasia organ.
3. Peg-Shapped
Peg-shapped adalah gangguan pada tumbuh kembang gigi yang
menyebabkan akar dan mahkota yang konikal dan berukuran lebih kecil dari gigi
normal. Biasanya terjadi pada daerah midline dari insisivus permanen maksila.
Terjadi pada tahap morfodiferensiasi.
4. Geminasi
Geminasi adalah suatu gangguan pada tumbuh kembang gigi yang
menyebabkan gigi menjadi besar akibat satu benih gigi berkembang membentuk
dua gigi. Dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi permanen. Gigi yang paling
sering mengalami geminasi adalah gigi insisivus sulung mandibula dan gigi
insisivus permanen maksila.
5. Fusion
Fusion adalah gangguan tumbuh kembang gigi yang menyebabkan
terjadinya penggabungan dua benih gigi yang berdekatan pada bagian dentin yang
menghasilkan penggabungan dua gigi bagian dentin dan enamel. Gigi sulung dan
gigi permanen dapat mengalami fusion tetapi lebih sering terjadi pada gigi
sulung.

C. Gangguan Tumbuh Kembang Gigi yang Mempengaruhi Ukuran Gigi


1. Makrodontia
Makrodontia adalah gangguan/kelainan tumbuh kembang gigi yang
mengakibatkan ukuran gigi lebih besar dari gigi normal. Biasanya terjadi pada
gigi molar ketiga permanen mandibula, premolar kedua permanen mandibula, dan
insisivus sentral permanen maksila. Umumnya terjadi pada penderita pituitary
gigantism.
2. Mikrodontia
Mikrodontia adalah gangguan/kelainan tumbuh kembang gigi yang
mengakibatkan ukuran gigi lebih kecil dari gigi normal. Biasanya terjadi pada
gigi molar ketiga permanen maksila.

D. Gangguan Tumbuh Kembang Gigi yang Mempengaruhi Struktur Gigi


1. Hipoplasia Enamel
Hipoplasia enamel merupakan suatu kondisi yang terjadi di dalam mulut yang
menyebabkan pembentukan enamel gigi yang tidak sempurna. Kondisi ini
ditunjukan dengan perubahan warna enamel menjadi kuning, kemerahan atau
coklat pada gigi.
2. Fluorosis
Fluorosis adalah suatu kondisi yang terjadi ketika seseorang terlalu
banyak mengonsumsi fluor sehingga mengakibatkan kerusakan pada enamel gigi
karena konsentrasi fluor yang meningkat di sekitar ameloblast selama
pembentukan enamel gigi.
3. Ghost Teeth
Ghost teeth adalah gangguan pada tumbuh kembang gigi yang
menyebabkan kamar/ruang pulpa menjadi besar dan saluran akar yang menjadi
lebar karena hipoplasi dentin yang tipis. Enamelnya tipis karena kepadatannya
berkurang sehingga sulit terlihat pada gambaran radiograf. Terjadi pada fase
histodiferensiasi.
4. Shell Teeth
Shell teeth adalah gangguan pada tumbuh kembang gigi yang
menyebabkan enamel menjadi hilang dengan dentin yang sedikit tersisa. Mahkota
gigi mungkin menjadi bulat pada gigi posterior.
5. Hipoklasifikasi Email
Hipoklasifikasi email adalah gangguan pada tumbuh kembang gigi
yang menyebabkan bercak putih opak yang tampak pada gigi geligi sulung dan
permanen. Insisivus sentral adalah gigi yang paling sering terkena kelainan ini.

E. Gangguan Tumbuh Kembang Gigi yang Mempengaruhi Warna Gigi


1. Tetracycline Stain
Tetracycline stain adalah kelainan tumbuh kembang gigi yang terjadi karena
pemakaian antibiotik tetracycline saat masa kehamilan yang mengganggu proses
pertumbuhan gigi sehingga menyebabkan gigi menjadi berwarna kuning hingga
coklat.
2. Neonatal Hyperbilirubinemia
Merupakan kelainan pada tumbuh kembang gigi yang terjadi karena
peningkatan serum bilirubin sehingga gigi memiliki bercak biru, kecoklatan,
kehijauan, ataupun hitam.
3. Porphyria
Porphyria adalah gangguan tumbuh kembang gigi yang terjadi karena jumlah
porphyrin yang banyak dalam darah dan urin sehingga menyebabkan warna gigi
menjadi merah kecoklatan hingga abu-abu dan hitam.

(Sumber : KAJIAN TUMBUH KEMBANG DENTOKRANIOGASIAL UNTUK


KEDOKTERAN GIGI, oleh Retno Hayati, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia)

7. Karakteristik gigi susu

a.
Gigi sulung adalah gigi yang tumbuh pada masa anak – anak yang akan
tanggal dan digantikan oleh gigi tetap. Pada perkembangan yang normal tahap
eksfoliasi gigi sulung biasanya diikuti oleh gigi tetap. Kelainan tahap eksfoliasi
biasanya dapat dilihat tanpa benih gigi tetap erupsi .

Manusia
mempunyai 2 macam gigi yaitu gigi susu dan gigi dewasa. Gigi susu
merupakan gigi yang tumbuh pada anak usia 6 bulan hingga 8 tahun. Jumlah gigi ini
pada anak yakni 20 buah dengan rincian 8 buah gigi seri, 4 buah gigi taring, dan 8
buah gigi geraham. Sejak usia 6 tahun hingga usia 14 tahun, gigi susu akan tanggal
satu persatu dan digantikan dengan gigi dewasa. (Isro’in dan Andarmoyo, 2012).

b. Fungsi gigi sulung:

1. Membantu fungsi bicara, hal ini gigi berperan serta dalaam pembentukan
kata, walaupun efek ini bersifat sementara.

2. Membentuk wajah, sehingga dapat berpenampilan baik.

3. Alat untuk mengunyah, makanan dapat dihaluskan sehingga mudah ditelan


dan dicerna.

4. Menyediakan tempat bagi gigi – gigi tetap penggantinya. Benih gigi tetap
berada tepat dibawah gigi sulung.

5. Penunjuk jalan bagi erupsi atau tumbuhnya gigi tetap penggantinya. Benih
gigi tetap yang berada tepat dibawah gigi sulung akan meresorpsi akar gigi
sulung kemudian benih gigi tetap akan menggantikan tempat dari gigi sulung
tersebut.

6. Memacu pertumbuhan tulang rahang. Munculnya seluruh gigi sulung pada


anak maka pertumbuhan rahang akan terus bertambah lebar. Pada saat terjadi
proses pengunyahan gigi atas dan gigi bawah bertemu untuk menghaluskan
makanan , pada saat mengunyah gigi pada rahang bawah menekan makanan,
ketegangan otot rahang meningkat dan gerakan gigi pada waktu mengunyah
membuat tekanan secara kontinyu dan dilanjutkan kearah akar dan kemudian
ketulang rahang, tekanan ini yang dapat meransang rahang untuk berkembang.

7. Gigi sulung sebagai pembimbing pertumbuhan gigi tetap. Benih gigi berada
tepat dibawah Bifurkasi dari gigi sulung, benih gigi tetap akan mendorong
tanggalnya gigi sulung yang diawali dengan terkikisnya akar gigi sulung atau
resorpsi akar, sehingga gigi sulung akan goyang dan tanggal kemudian
digantikan oleh gigi tetap.

c.Karakteristik Gigi Sulung

1. Primate Spaces (Celah Primata)

Celah yang terdapat di antara gigi–gigi sulung merupakan suatu karakteristik


dan diperlukan untuk mempersiapkan tempat yang dibutuhkan untuk gigi
insisivus permanen. Sekitar 70% anak memiliki celah pada bagian anterior ini.
Celah yang paling lebar disebut sebagai celah primata, yakni berlokasi di
antara

gigi insisivus lateral dan kaninus sulung, serta di antara kaninus sulung dan
molar satu sulung. Lebar celah ini diperkirakan 0–3 mm. (English, J. Dkk.,
2013)

2. Ugly Ducking

Spacing midline yang berhubungan dengan erupsi gigi kaninus permanen


dapat terlihat pada periode gigi bercampur. Keadaan ini disebut sebagai ugly
duckling stage. Spacing ini terjadi karena benih gigi kaninus yang sedang
berkembang menggeser akar gigi insisif lateral ke mesial. Gaya ini kemudian
diteruskan ke insisif sentral sehingga mahkota gigi-gigi insisif memencar dan
terlihat seperti diastema sentral. Setelah gigi kaninus erupsi, keadaan ini akan
terkoreksi dengan sendiri (Iswari, 2013)

E. Hipotesa
Seorang anak perempuan 8 tahun mengalami gangguan pada tahap tumbuh kembang
gigi permanen dikarenakan infeksi yang dialami pada gigi susu yang sudah dicabut
sehingga menyebabkan gangguan pada mastikasi.

Anda mungkin juga menyukai