Referat Soft Tissue Tumor
Referat Soft Tissue Tumor
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Soft tissue atau jaringan lunak merupakan semua jaringan nonepitel selain
tulang, tulang rawan, otak dan selaputnya, sistem saraf pusat, sel hematopoietik,
dan jaringan limfoid. Tumor jaringan lunak umumnya diklasifikasikan
berdasarkan jenis jaringan yang membentuknya, termasuk lemak, jaringan
fibrosa, otot dan jaringan neurovaskular. Namun, sebagian tumor jaringan lunak
tidak diketahui asalnya.2 Tumor (berasal dari tumere bahasa Latin, yang berarti
"bengkak"), merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi. Namun,
istilah ini sekarang digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan jaringan
biologis yang tidak normal. Pertumbuhannya dapat digolongkan sebagai ganas
(malignant) atau jinak (benign). Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor
(STT) adalah suatu benjolan atau pembengkakan abnormal yang disebabkan
pertumbuhan sel baru.4
a. Jaringan lemak
2
Jaringan lemak adalah jenis jaringan ikat khusus yang terutama terdiri
atas sel lemak (Adiposit). Pada pria dewasa normal, jaringan lemak
merupakan 15-20% dari berat badan, pada wanita normal 20-25% dari berat
badan.5
b. Jaringan fibrosa
c. Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai
tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot
polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme
maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.7
- Otot lurik
Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga
disebut otot volunteer. Pergerakannya diatur sinyal dari sel saraf motorik.
Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk pergerakan.
- Otot polos
Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah
bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf otonom.
- Otot jantung
Kontraksi otot jantung bersifat involunter, kuat dan berirama.5
3
d. Pembuluh darah
Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:
a. Arteri
Suatu rangkaian pembuluh eferen yang setelah bercabang akan
mengecil dengan fungsi mengangkut darah bersama nutrient dan oksigen
ke jaringan.
b. Kapiler
Jalinan difus saluran-saluran halus yang beranastomosis secara luas
dan melalui dinding pembuluh inilah terjadi pertukaran darah dan jaringan.
c. Vena
Bagian konvergensi dari kapiler ke dalam system pembuluh-
pembuluh yang lebih besar yang menghantar produk metabolism (CO2 dan
lain-lain) kea rah jantung.5
e. Saraf perifer
Komponen utama dari susunan saraf tepi adalah serabut saraf, ganglia,
dan ujung saraf. Serabut saraf adalah kumpulan serat saraf yang dikelilingi
selubung jaringan ikat. Tumor pada serabut saraf neurofibroma. Pada serat
saraf tepi, sel penyelubung yaitu sel schwann. Tumor pada penyeluubung sel
saraf tepi yaitu schwannoma.5
4
terjadi di ekstermitas bawah, terutama daerah paha, 20% di ekstermitas atas, 10%
di kepala dan leher, dan 30% di badan.
Proses alami dari kebanyakan tumor ganas dapat dibagi atas 4 fase yaitu :
1. Perubahan ganas pada sel-sel target, disebut sebagai transformasi.
3. Invasi lokal.
4. Metastasis jauh.8
Lipoma
1. Tumor Jaringan Lemak
Liposarkoma
Fasilitis Nodularis
Fibromatosis
Tumor dan Lesi Mirip-Tumor pada Jaringan Fibromatosis
2.
Fibrosa Superfisialis
Fibromatosis Profunda
Fibrosarkoma
5
Histiositoma Fibrosa
Dermatofibrosarkoma
3. Tumor Fibriohistiositik Protuberans
Histiositoma Fibrosa
Maligna
Rabdomioma
4. Tumor Otot Rangka
Rabdomiosarkoma
Leiomioma
Leiomiosarkoma
5. Tumor Otot Polos
Tumor otot polos dengan
potensi keganasan tidak
jelas
Hemangioma
Limfangioma
6. Tumor Vaskular Hemangioendotelioma
Hemangioperisitoma
Angiosarkoma
Neurofibroma
Schwannoma
7. Tumor Saraf Perifer
Tumor ganas selubung
saraf perifer
6
Tabel Klasisikasi Tumor Jaringan Lunak Berdasarkan Pertumbuhan Jinak dan
Ganas 9
7
1. Tumor Jaringan Lemak
a. Lipoma
1) Definisi
Lipoma adalah suatu tumor (benjolan) jinak yang berada dibawah
kulit yang terdiri dari lemak. Jenis yang paling sering adalah yang berada
lebih ke permukaan kulit (superficial). Biasanya lipoma berlokasi di
kepala, leher, bahu, badan, punggung, atau lengan. Jenis yang lain adalah
yang letaknya lebih dalam dari kulit seperti dalam otot, saraf, sendi,
ataupun tendon.4
2) Prevalensi
Biasanya lipoma dijumpai pada usiia 40-70 tahun. Lipoma adalah
tumor jaringan lunak yang paling umum dengan prevalensi sebesar 2,1
per 1.000 orang.4
3) Etiologi
Idiopati.4
4) Gambaran Klinis
Lipoma berbentuk seperti benjolan dengan diameter 2-10 cm,
terasa kenyal dan lembut. Serta bergerak bebas di kulit (free mobility of
overlying skin), namun overlying skin ini secara khas normal. Sering
terdapat pada leher, lengan dan dada. Tetapi bisa muncul di bagian tubuh
manapun. Pada umumnya orang-orang tidak menyadari jika mereka
mengidap lipoma sampai benjolannya tumbuh besar dan terlihat.4
8
Lipoma kebanyakan berukuran kecil, namun dapat tumbuh hingga
mencapai lebih dari diameter 6 cm. Memiliki batas dengan jaringan yang
tidak nyata. Kapsul yang membungkus merupakan pseudokapsul yang
berasal dari jaringan normal yang terdesak oleh pertumbuhan jaringan
tumor. Oleh karena berasal dari jaringan lemak yang tidak rata maka
akan muncul gambaran pseudolobulated pada palpasi. Oleh karena sifat
sel lemak yang lunak seperti cairan maka sering dikatakan sebagai
pseudokistik.4
5) Jenis-jenis Lipoma
1. Angiolipoma
9
Angiolipoma varian membentuk dengan co-existing
perkembangbiakan vaskuler. Angiolipoma menyebabkan nyeri dan
pada umumnya muncul tidak lama sesudah pubertas.
2. Pleomorphiclipoma
3. Adipocytes
4. Adenolipoma
6) Diagnosis
Walaupun lipoma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan klinis,
namun untuk menegakkan diagnosis secara pasti dibutuhkan biopsi dan
pemeriksaan histopatologi. CT Scan, MRI juga bisa dilakukan untuk
mengetahui tentang lipoma. Kadar kolesterol umumnya normal ,
walaupun lipoma seharusnya menjadi tumor dari jaringan lemak.4
10
7) Terapi
Untuk suatu lipoma, sebenarnya tidak ada perawatan pada
umumnya. Namun jika lipoma tersebut sudah mengganggu, menyakitkan
atau bertambah besar, penatalaksanaan dapat berupa :
1. Steroid Injection
Perawatan ini mengecilkan lipoma tetapi tidak dengan
sepenuhnya menghilangkan tumor itu. Tetapi ini mungkin tidak
berguna untuk lipoma yang sudah berukuran besar.
2. Liposuction
Perawatan ini menggunakan suatu jarum dan suatu semprotan
besar untuk memindahkan lipoma yang besar. Tindakan ini dilakukan
dalam keadaan pasien terbius lokal. Liposuction biasa dilakukan untuk
menghindari suatu jaringan parut yang besar. Namun masih tetap
sukar untuk memindahkan keseluruhan lipoma dengan menggunakan
tehnik ini.
3. Surgical Removal
Perawatan ini dilakukan dengan operasi lebih besar yaitu
lipoma dipindahkan dengan memotong lipoma tersebut. Pasien yang
menjalani tehnik ini dilakukan pembiusan secara local maupun general
anesthesia. Dan biasanya lipoma hilang setelah pembedahan.4
Indikasi pembedahan pada lipoma antara lain :
1. Alasan kosmetik
2. Untuk mengevaluasi histologi (adakah keganasan pada jaringan)
sehingga dapat menyingkirkan kemungkinan liposarkoma.
3. Jika menimbulkan gejala yang mengganggu
4. Jika berkembang menjadi lebih dari 5 cm.4
11
b. Liposarkoma
1) Definisi
Liposarkoma adalah neoplasma ganas adiposit. Berbeda dengan
lipoma, sebagian besar liposarkoma timbul di jaringan lunak dalam atau
visera. Ekstremitas bawah dan abdomen sering menjadi tempat timbulnya
tumor ini.2
2) Prevalensi
Dengan kejadian tahunan sebesar 2,5 kasus per juta penduduk,
liposarkoma adalah sarkoma jaringan lunak yang paling umum. Tumor
ini biasanya timbul pada orang dewasa, dengan insidensi puncak pada
dekade kelima dan keenam.2
3) Etiologi
Terdapat kelainan translokasi pada kromosom band 12q13
translokasi kromosom yang paling umum adalah fusi FOS-CHOP gen ,
yang mengkode faktor transkripsi yang diperlukan untuk diferensiasi
adiposit.2
4) Gambaran Klinis
5) Klasifikasi
12
WHO mengklasifikasikan liposarkoma menjadi 5 kategori : 2
6) Diagnosis
7) Terapi
13
Pada sarkoma jaringan lunak seperti liposarkoma penatalaksanaan
bukan hanya tumornya saja yang diangkat, namun juga dengan jaringan
sekitarnya sampai bebas tumor menurut kaidah yang telah ditentukan,
tergantung dimana letak tumor ini. Tindakannya berupa operasi eksisi
luas. Penggunaan radioterapi dan kemoterapi hanyalah sebagai
pelengkap. Untuk tumor yang ukurannya besar, setelah operasi ditambah
dengan radioterapi. Setelah penderita operasi harus sering kontrol untuk
memonitor ada tidaknya kekambuhan pada daerah operasi ataupun
metastase.2
9) Prognosis
14
2. Tumor Jaringan Fibrosa
15
a. Fibroma
1) Definisi
Fibroma ialah tumor jinak yang berasal dari jaringan ikat. 2 Seperti
halnya dengan lipoma, fibroma itu dapat bercampur dengan tumor
jaringan lainnya, sehingga ada bermacam-macam tipe fibroma.4
2) Prevalensi
Fibroma umumnya didapatkan pada orang dewasa dan anak-anak
namun terjadinya sangat individual dapat mengenai segala umur dan jenis
kelamin. Angka kejadian pada wanita menunjukkan 66% terjadi pada
segala usia namun paling sering pada dekade keempat sampai dengan
keenam dalam kehidupan. Fibroma sering terjadi di rongga mulut (71%)
pada daerah bukal, labial, dan lidah bagian lateral.4
3) Etiologi
Jaringan ini tumbuh akibat adanya trauma tunggal dan ringan
yang berlangsung terus-menerus sehingga terjadi inflamasi kronis atau
infeksi.4
4) Gambaran Klinis
Ukuran tidak lebih dari 3 cm yang tidak menimbulkan rasa sakit
dan terlokalisir. Massa fibroma dapat berbentuk bulat, bertangkai, dan
mencapai ukuran maksimal dalam beberapa bulan. Umumnya
mempunyai ukuran 1,5 cm tidak menimbulkan gejala, padat, warnanya
seperti jaringan sekitar, sedikit dilapisi jaringan keratin, dapat timbul
ulserasi oleh karena trauma yang berulang.4
16
5) Klasifikasi
Macam-macam Fibroma 4
No. Jenis Fibroma
1. Fibroma durum
2. Myxofibroma
3. Periostalfibroma
4. Fascial fibroma
5. Elastofibroma
6. Fibrohistiocytoma
7. Neurofibroma
8. Fibroma mobile
9. Aggressive fibromatosis
10. Abdominal fibromatosis
11. Desmoplastic fibroma
12. Atyp. Fibroxanthoma
13. Atyp. Fibrohistiocytoma
14. Neurofibromatosis
6) Diagnosis
Pada biopsi ditemukan permukaan lesi ditutupi oleh selapis epitel
skuamosa bertingkat dan umumnya terlihat teratur dan menunjukkan
pemendekan dan rete pegs yang rata. Pada saat trauma terjadi pada
jaringan akan timbul vasodilatasi, edema dan infiltrasi sel inflamasi
17
dengan berbagai tingkatan. Daerah tersebut akan terlihat difus, kalsifikasi
lokal dan terjadi osifikasi.4
7) Terapi
Eksisi surgical (ekstirpasi) merupakan terapi pilihan untuk
perawatan fibroma tanpa harus menghilangkan batas mukosa normal
sekitarnya.4
8) Prognosis
Baik.4
b. Fibromatosis
1) Definisi
Sekelompok proliferasi fibroblast yang dibedakan berdasarkan
kecenderungannya untuk tumbuh secara infiltratif dan pada banyak kasus
kambuh setelah eksisi bedah. Meskipun sebagian lesi bersifat agresi
lokal, tidak seperti difibrosarkoma, lesi ini tidak bermetastasis.2
2) Prevalensi
Rata-rata usia 35 - 45 tahun. 2
3) Etiologi
Genetik dan trauma.2
4) Gambaran Klinis
18
Gambaran fibromatosis cukup bervariasi, tergantung pada tempat.
Sebagian lesi bermanisfestasi sebagai nodus yang berbatas tegas. Yang
lain tampak sebagai massa infiltratif tanpa batas yang jelas.
5) Klasifikasi
Fibromatosis dibagi menjadi 2 kelompok klinikpatologis utama:
Fibromatosis superfisial
Fibromatosis superfisial yang mencakup seperti fibromatosis
palmar (kontraktur dupuyutren) dan fibromatosis penis (penyakit
peyronie), timbul di fascia superfisial. Lesi superfisial biasanya lebih
tidak berbahaya dibandingkan dengan lesi letak dalam dan pada
umumnya menimbulkan perhatian klinis karena kecenderungannya
menyebabkan deformitas pada struktur yang terkena. 2
Fibromatosis profunda.
Fibromatosis profunda mencakup apa yang disebut tumor
desmoid yang timbul di abdomen dan otot badan setelah ekstremitas. Lesi
ini mungkin timbul tersendiri, atau sebagai komponen dari sindrom
gardner, suatu penyakit dominan autosomal yang ditandai dengan polip
adenomatosa kolon, osteoma tulang, dan fibromatosis. Dibandingkan
dengan lesi superfisial, fibromatosis dalam ditandai dengan
kecenderungannya untuk kambuh dan tumbuh agresif secara lokal.2
6) Diagnosis
19
Diagnosis pasti tergantung pada konfirmasi histologis. Secara
mikroskopis, fibromatosis terdiri atas fibroblast proliferatif yang kadang-
kadang gemuk dan cukup seragam. Sebagian lesi mungkin cukup seluler,
terutama pada awal perkembangannya, sementara yang lain, terutama
fibromatosis superfisial mengandung banyak kolagen padat.2
7) Terapi
Eksisi.2
8) Prognosis
Baik.2
c. Fibrosarkoma
1) Definisi
Fibrosarkoma adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan ikat
fibrosa dan ditandai oleh adanya perkembangan fibroblast yang belum
matang secara banyak atau tidak dibedakan anaplastik sel spindle. Tumor
ganas ini berasal dari jaringan fibrosa tulang dan menyerang tulang
panjang atau flat sepeeti femur, tibia, dan mandibula. Hal ini juga
melibatkan periosteum dan otot atasnya.3
2) Prevalensi
Fibrosarkoma biasanya ditemukan pada orang dewasa, paling
sering umur antara 30-55 tahun.3
3) Etiologi
Idiopati. Pada penelitian akhir-akhir ini menunjukkan bahwa
diduga adanya hubungan antara fibrosarkoma dengan mutasi genetik.
20
Defek genetik yang paling sering antara lain yaitu : hilangnya allel, poin
mutasi dan translokasi kromosom.3
4) Gambaran Klinis
Gejala pada awal penyakit sering tidak tampak ataupun tanpa rasa
nyeri. Biasanya tumor pada awalnya tidak diketahui, sampai kemudian
timbul gejala, baik secara mammografi maupun teraba benjolan. Pada lesi
yang besar dapat terjadi peregangan kulit sehingga tampak berkilat dan
berwarna keunguan, dan terjadi perubahan pada kulit disekitar lesi. Pada
massa sangat besar dapat timbul pelebaran pembuluh vena.2
5) Diagnosis
Diagnosis ditegakan berdasarkan gambaran klinis, radiologis dan
pemeriksaan patologi. Sejumlah prosedur pemeriksaan secara histologi
maupun sitologi dapat dilakukan pada jaringan sebelum dilakukan terapi.
Prosedur tersebut antara lain yaitu: fine needle aspirasi, aspirasi nipple,
ductal lavage, core needle biopsy dan local surgical biopsy. Aktiivitas
tumor dapat diperiksa pada darah melalui tumor marker Ca 15,3
(Karbohidrat antigen 15,3, epithelial mucin).3
a. Pemeriksaan Radiologi
21
Pemeriksaan imaging dilakukan untuk mendeteksi adanya
metastase, yaitu : foto rontgen thorak, scan tulang dan MRI.
Fibrosarkoma memberikan gambaran yang mirip dengan lesi jinak
seperti pada kista ataupun fibroadenoma. Gambaran yang tampak
berupa bayangan yang sangat padat dengan batas yang jelas.dan tidak
terlihat adanya aktifitas infasif.4
b. Pemeriksaan Patologi
Gambaran Mikroskopis
Gambaran fibrosarkoma pada sitologi smear tampak adanya :
Sejumlah sel yang malignan yang terpisah - pisah tidak beraturan.
Sel bentuk spindel dengan inti yang memanjang, pleomorfis dan
hiperkromatin
Kromatin kasar bergranul.
Adanya nekrosis
Adanya mitosis
Dapat dijumpai multinukleated giant sel dan bizzare nukleus.4
b. Pemeriksaan Histopatologi
Histologi grading pada fibrosarkoma terutama berdasarkan
derajat selularitas, derajat diferensiasi selular, jumlah gambaran mitotik
dan sejumlah kolagen yang dihasilkan oleh sel tumor dan nekrosis yang
luas.4
6) Terapi
Pembedahan dapat dilakukan pada tumor fibrosarkoma berupa
eksisi, mastektomi. Pada tindakan eksisi harus diperhatikan dengan baik
batas sayatan, karena sering terjadi lokal rekuren pada batas sayatan yang
inadekuat. Total mastektomi dianjurkan pada tumor yang high grade.
Terapi radiasi sebagai ajuvant dapat dilakukan terutama bila diduga
terjadi inkomplit eksisi. Sedangkan kemoterapi dapat dikombinasi pada
tumor yang high grade.4
7) Prognosis
Prognosis tergantung pada jumlah mitosis per lapangan pandang,
ukuran tumor dan sifat tumor pada jaringa. Tumor yang mempunyai
23
jumlah mitosis kurang dari 5 per HPF mempunyai prognosa yang baik
dibandingkan dengan tumor mempunyai mitotic 8 - 10 per HPF. Adanya
tulang dan tulang rawan juga mempunyai prognosa yang buruk. Pada usia
dewasa muda terdapat korelasi yang baik antara gambaran histologi
tumor dengan kecepatan rekuren lokal dan metastase serta survival.
Metastase terjadi melalui pembuluh darah, sangat jarang melalui
pembuluh lymph. Metastase dapat timbul pada 50 % kasus. Lokal
rekuren sering terjadi, yaitu sekitar 60% kasus fibrosarkoma yang low
grade.3
24
25
3. Tumor Jaringan Otot
a. Leiomioma
1) Definisi
Leiomioma adalah neoplasma jinak jaringan lunak yang timbul
dari otot polos.4
2) Prevalensi
Leiomioma genitalia cenderung menjadi yang paling umum dari 3
jenis. Angioleiomioma lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan
pria, dengan perbandingan 2:1 secara keseluruhan. Menurut usia
leiomioma dapat dilihat beberapa sebagai berikut :
Beberapa piloleiomioma umumnya terjadi pada mereka yang berusia
10-30 tahun. Ketika soliter, piloleiomiomas biasanya muncul
kemudian.
Angioleiomioma paling sering terjadi pada tahun-tahun usia 20-60,
meskipun beberapa peneliti melaporkan jendela sempit insiden
meningkat pada tahun-tahun 20-40 tua.10
3) Etiologi
Idiopati kemungkinan berhubungan dengan genetik.4
4) Gambaran Klinis
Piloleiomioma merupakan tumor tunggal dengan permukaan halus
,papula, atau nodul, biasanya lebih kecil dengan diameter 2 cm dan
berwarna coklat kemerahan. Tempat predileksi pada tubuh, wajah atau
ekstremitas. Pola distribusi bilateral simetris, dikelompokkan
dermatomal dan pola linier.
26
Angioleiomioma biasanya didefinisikan sebagai nodul pada kulit yang
cukup dalam dengan diameter 4 cm. biasanya dirasakan nyeri
terutama pada saat palpasi. Angioleiomioma umumnya soliter dan
terjadi terutama pada ekstremitas bawah.
Leiomioma genitalia pada vulva atau skrotum biasanya berukuran
lebih besar dari kedua jenis leiomioma yang lainnya.4
5) Klasifikasi
Leiomioma dapat dikategorikan ke dalam 4 jenis berikut:
Beberapa piloleiomioma
Piloleiomioma (Soliter)
Angioleiomioma (soliter)
Leiomioma genitalia (soliter)
Tiga jenis yang cukup berbeda dari leiomioma kulit ada:
piloleiomioma, angioleiomioma, dan leiomioma genitalia. Klasifikasi ini
mencerminkan asal yang paling logis dari tumor otot polos dan sesuai
dengan histologis atau anatomi dimana leiomioma ditemukan.
Piloleiomioma berasal dari otot pili arrector unit pilosebaceous,
sedangkan angioleiomioma berasal dari otot polos (yaitu, tunika media)
dalam dinding-dinding arteri dan vena. Leiomioma genitalia berasal dari
otot dartos skrotum dan labia majora. Tumor pada klasifikasi masing-
masing memiliki karakteristik klinis dan atau histologis yang berbeda.4
27
6) Diagnosis
Pemeriksaan Histologi
Inti otot karakteristik halus yang memanjang dengan ujung
tumpul, dan mereka sering digambarkan sebagai cerutu atau belut
berbentuk. Ketika serat ini dipotong di penampang, vacuolization
perinuklear dapat dihargai. Dengan mikroskop elektron, sel-sel otot polos
leiomioma yang tampak normal. Piloleiomiomas terjadi terutama dalam
dermis retikular dan tidak dikemas. Berkas otot polos tumor ini interlaced
dengan jumlah variabel kolagen. Tingkat aktivitas mitosis, jika ada,
rendah. Leiomioma genital mirip dengan piloleiomiomas dalam
penampilan histologis mereka.4
Sebaliknya, angioleiomioma mengandung banyak pembuluh
darah melebar di tengah-tengah kumpulan otot polos diatur dengan cara
yang lebih konsentris. Ruang-ruang pembuluh darah dilapisi oleh
endotelium sebuah. Untuk perbedaan lebih lanjut, angioleiomiomas baik
dibatasi atau dienkapsulasi dan mengandung kolagen minimal. Selain itu,
angioleiomioma lebih besar sering memiliki bidang perubahan
mucinous.4
7) Terapi
Pemeriksaan jaringan harus dilakukan untuk menetapkan
diagnosis, dapat dilakukan biopsi insisi atau biopsi eksisi. Selain itu
beberapa penelitian melaporkan bahwa calcium channel blockers,
sehingga dapat digunakan nifedipin sebagai pengurang rasa sakit untuk
kasus piloleiomioma.4
8) Prognosis
Baik.4
28
b. Leiomiosarkoma
1) Definisi
Leiomiomasarkoma adalah tumor mesenkim yang berasal dari
otot polos terutama terjadi pada usus. Leiomiosarkoma berasal antara
propria muskularis dan lapisan mukosa muskularis dinding usus.11
Metastasis terutama hematologi. Metastasis kelenjar getah bening
jarang, terjadi pada 0-15% kasus. Menyebar ke paru-paru lebih jarang
terjadi daripada menyebar ke hati dan peritoneum. Hal ini berbeda
dengan lainnya sarkoma jaringan lunak di mana paru-paru adalah yang
paling umum dari metastasis. Sekitar 20-40% pasien memiliki metastasis
pada laparotomi awal.12
2) Prevalensi
Leiomiosarkoma usus cukup langka, dengan frekuensi sekitar 1,4
kasus per 100.000 pasien. Sebuah studi tahun 2004 oleh Jun Zhan dan
rekan menentukan bahwa tumor ganas adalah penyakit yang paling
umum usus kecil. Dari 125 pasien dengan tumor ganas, 11% memiliki
leiomiosarkoma, 11% memiliki adenokarsinoma, dan 9% memiliki
limfoma usus kecil. Pasien dengan penyakit usus kecil primer yang
paling sering nyeri periumbilikalis. Menurut usia leiomiosarkoma terjadi
pada kisaran usia antara decade kelima hingga ketujuh.12
3) Etiologi
Idiopati kemungkinan berhubungan dengan genetik.11
4) Gambaran klinik
Tidak dapat terlihat dengan jelas kecuali terdapat perdarahan akut
dan massa jarang teraba.2
29
Gambar. Leimiosarkoma colon
5) Diagnosis
Pemeriksaan Histologi
Dapat dilakukan pemeriksaan dengan biopsi pada dinding lumen
yang dipadukan dengan endoskopi.11
Tumor ini spindle sel dalam karakter, dengan selularitas tinggi.
Hitungan angka mitosis adalah yang sangat penting. Sebuah hitungan
lebih dari 5 angka mitosis per 10 bertenaga tinggi bidang menempatkan
tumor ke dalam kategori high grade. Nekrosis sering terjadi pada tumor
dengan stadium tinggi.11
7) Terapi
Kemoterapi dan radiasi telah menunjukkan manfaat hanya terbatas
dalam pengobatan leiomiosarkoma. Tingkat Respon untuk resimen
kemoterapi berbagai umumnya sudah di bawah 40%.11
30
8) Prognosis
Faktor prognosis yang paling penting tergantung pada
leiomiosarkoma berasal dari kulit atau subkutan. Meskipun kedua kulit
dan lesi subkutan bisa kambuh secara lokal di sampai satu-sepertiga
sampai setengah dari kasus, resiko metastasis adalah 5% menjadi 10%
untuk leiomiosarkoma kulit dibandingkan dengan 30% menjadi 60%
untuk subkutan 4/5 leiomiosarkoma.11
1) Definisi
Rabdomioma adalah tumor otot lurik. Ada 2 jenis rabdomioma
adalah neoplastik dan hamartoma. Hamartoma dibagi menjadi
rabdomioma jantung dan mesenchymal rabdomiomatous kulit. Paling
banyak terdapat terdapat pada daerah kepala dan leher. Penyebab dari
rabdomioma kemungkinan terbesar merupakan varian genetik dari
perkembangan otot lurik.13
2) Prevalensi
Secara khusus dalam kategori tumor primer jinak jantung,
rabdomioma memiliki insiden yang relatif sekitar 5,8%. Biasa terjadi
pada sebagian besar pada pria.13
3) Etiologi
Rhabdomyoma antenatal karena adanya hydrops foetalis akibat
aritmia selama perkembangan janin. Rhabdomyoma tanpa tuberus
sclerosis pada kedua orang tuanya, kemungkinan akibat mutasi de novo
31
pada kromosom 9 atau 16, atau salah satu orang tuanya menderita tuberus
sclerosis ringan sehingga tidak terdeteksi secara klinis.13
4) Gambaran Klinis
Pemeriksaan fisik pada pasien dewasa dengan rabdomioma
mengungkapkan adanya massa polypoid di wilayah leher, dan bisa
terdapat pada daerah kepala serta leher.
Pasien dengan rabdomioma jantung terdapat murmur jantung.13
5) Diagnosis
Diagnosis berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis. Dapat
dilakukan juga pemeriksaan penunjang lain. Dapat dilakukan
pemeriksaan radiografi seperti MRI dan CT scan jantung.13
32
Pada gambar terlihat adanya atrial rabdomioma.
Pemeriksaan Histologi
Setiap massa pada kepala dan leher harus dilakukan biopsi untuk
menentukan diagnosa. Temuan histologist yang terdapat pada
rabdomioma adalah ditandai oleh adanya sel-sel besar yang menyerupai
otot lurik, sel-sel ini sangat eosinofilik poligonal dengan inti di perifer.13
6) Terapi
Pasien dengan rabdomioma dewasa mungkin akan mengalami
kesulitan progresif bernafas dan menelan. Dalam hal ini dapat diberikan
oksigen melalui lubang hidung dengan kesulitan bernafas. Dan dalam
keadaan sulit menelan dapat diberikan cairan infuse tambahan sampai
pembedahan dilakukan. Pasien dengan rabdomioma jantung harus di
tangani kardiologi.13
7) Prognosis
Walaupun mortalitas bedah pada kasus seperti ini dilaporkan
hanya 5%3, namun tindakan bedah pada kasus ini berisiko tinggi dan
33
sangat kecil keberhasilannya, mengingat tumor multiple dan lokasinya
tidak hanya pada rongga LV tetapi sudah berinfiltrasi pada miokard.13
b. Rabdomiosarkoma
1) Definisi
Rabdomiosarkoma (RMS) kata ini berasal dari bahasa Yunani,
(rhabdo yang artinya bentuk lurik, dan myo yang artinya otot).
Rabdomiosarkoma merupakan suatu tumor ganas yang aslinya berasal
dari jaringan lunak (soft tissue) tubuh, termasuk disini adalah jaringan
otot, tendon dan connective tissue. Rabdomiosarkoma merupakan
keganasan yang sering didapatkan pada anak-anak. Respon pengobatan
dan prognosis dari penyakit ini sangat bergantung dari lokasi dan
gambaran histologi dari tumor ini sendiri.14
2) Prevalensi
Rabdomiosarkoma dapat terjadi pada semua usia dengan insiden
terbanyak pada usia 1-5 tahun dan 15-19 tahun. Lokasi pada umumnya
pada kepala dan leher (30-65%), anggota gerak (24%), sistem urogenital
(18%), badan (8%), retroperitoneal (7%) dan tempat lain (2-3%).14
3) Etiologi
Idiopati.14
4) Klasifikasi
1. Embrional : Jenis ini merupakan jenis yang tersering didapati pada
anak-anak didapati >60% kasus. Tumor bisa tumbuh dimana saja,
tetapi tempat yang paling sering terkena adalah pada bagian
genitourinaria atau pada bagian kepala dan leher.
34
2. Alveolar : Tumor jenis ini kurang lebih 31% dari semua kasus
Rabdomiosarkoma. Tumor ini banyak didapati pada orang dewasa dan
tumbuh pada bagian ekstremitas, perianal dan atau perirektal.
3. Botryoid embrional : Terdapat 6% dari seluuruh kasus dari
Rabdomiosarkoma.Tipe ini khas muncul di atas permukaan mukosa
mulut, dengan bentuk tumor seperti polipoid dan seperti buah anggur.
4. Sel Spindel Rabdomiosarkoma : Tumor ini terdapat kurang lebih 3%
dari semua kasus Rabdomiosarkoma, dan memiliki pola pertumbuhan
yang fasikuler, spindle, dan leimimatous. Jenis ini jarang muncul
didaerah kepala dan leher, dan sering muncul didaerah paratestikuler.
5. Anaplastik Rabdomiosarkoma : Dulunya jenis ini dikenal dengan
nama Pleomorfik Rabdomiosarkoma, tumor ini adalah tumor yang
paling jarang terjadi, paling sering diderita oleh pasien berusia 30-50
tahun.14
5) Gambaran Klinis
Penderita RMS terutama anak-anak mungkin mendapat gejala-
gejala yang berbeda satu dengan yang lain tergantung dari lokasi tumor
itu sendiri. Gejala sering kali tidak muncul sebelum tumor mencapai
ukuran yang besar, teristimewa jika tumor terletak pada jaringan otot
yang dalam pada perut. Ini adalah manifestasi klinik yang paling sering
terjadi pada RMS.
Massa dari RMS yang dapat dilihat dan dirasakan, bisa dirasakan nyeri
maupun tidak.
Perdarahan pada hidung, vagina, rectum, atau mulut dapat terjadi jika
tumor terletak pada area ini.
Rasa geli, nyeri serta pergerakan dapat terjadi jika tumor menekan
saraf pada area yang terkena.
35
Penonjolan serta kelopak mata yang layu, dapat mengindikasikan
suatu tumor dibelakang area ini.14
6) Diagnosis
Diagnosis berdasarkan anamnesa dan gambaran klinis serta dapat
juga melalui pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Histopatologi
Biopsi
b. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan darah: Dapat dijumpai anemia, hal ini dapat
diakibatkan adanya suatu proses inflamasi, atau pansitopenia dapat
terlihat pada bone marrow.
Tes fungsi hati, termasuk pemeriksaan LDH, AST, ALT, alkalin
fosfatase, dan level bilirubin. Suatu proses metastase pada hati
dapat membuat perubahan pada jumlah dari protein-protein
tersebut. Tes fungsi hati juga perlu dilakukan sebelum memulai
kemoterapi.
36
Tes fungsi ginjal, termasuk pemeriksaan pada BUN dan kreatinin:
Fungsi ginjal juga harus diperiksa sebelum dilakukan kemoterapi.
Urinalisis (UA): Terdapatnya hematuria dapat mengindikasikan
terlibatnya GU tract dalam proses metastase tumor.
Elektrolit dan kimia darah: perlu dilakukan pengecekan terhadap
natrium, kalium, klorida, karbon dioksida, kalsium, fosfor, dan
albumin.14
c. Pemeriksaan Radiologi
MRI : MRI meningkatkan kejelasan jika terdapat invasi tumor
pada organ-organ tubuh. Terutama pada orbita, paraspinal, bagian
parameningeal
CT-Scan : CT-Scan pada dada perlu dilakukan sebagai evaluasi
apakah terdapat metastase pada paru-paru. CT-Scan dada baik
dilakukan sebelum dilakukan operasi untuk menghindari
kesalaham dimana atelektasis dapat disangka sebagai proses
meastase. CT juga dapat membantu dalam mengevaluasi tulang,
apakah terdapat erosi tulang dan untuk follow up terhadap respon
dari terapi. CT pada hati dengan tumor primer pada bagian
abdomen atau pelvis sangat membantu untuk mengetahui jika
adanya metastase.
Pada foto polos : foto pada dada sangat membantu untuk
mengetahui adanya kalsifikasi dan keterlibatan tulang dalam pada
tumor primer dan untuk mengetahui apakah terdapat metastase
pada paru-paru.
Bone scanning : Untuk mencari jika terdapat metastase pada
tulang.
37
USG : Untuk memperoleh gambaran sonogram dari hati pada
pasien dengan tumor primer pada abdomen dan pelvis.14
7) Terapi
Terapi pada penderita RMS melibatkan kombinasi dari operasi,
kemoterapi, dan terapi radiasi. Karena pengobatan yang akan dijalani
kompleks dan lama, terlebih khusus pada anak-anak banyak hal yang
perlu diperhatikan, maka pasien yang akan menjalani pengobatan, perlu
dirujuk ke pusat-pusat kanker yang lengkap terlebih khusus buat anak-
anak. Rabdomiosarkoma yang terdapat pada lengan atau kaki
dipertimbangkan untuk diamputasi. Setelah terapi dilaksanakan seorang
penderita tetap harus dipantau untuk melihat apakah tumor tersebut telah
hilang atau tetap ada, dalam hal ini digunaka pemeriksaan penunjang
seperti CT-Scan, bone-scans, x-ray.
Terapi Operatif
Terapi operatif pada penderita RMS bervariasi, bergantung dari
lokasi dari tumor itu. Jika memungkinkan dilakukan operasi
pengangkatan tumor tanpa menyebabkan kegagalan fungsi dari tempat
lokasi tumor. Walaupun terdapat metastase dari RMS, pengangkatan
tumor primer haruslah dilakukan, jika hal itu memungkinkan.
Terapi Medikamentosa
Terapi ini dimaksudkan untuk membunuh sel-sel tumor melalui
obat-obatan. Kemoterapi kanker adalah berdasarkan dari pemahaman
terhadap bagaimana sel tumor berreplikasi/bertumbuh, dan bagaimana
obat-obatan ini mempengaruhinya. Setelah sel membelah, sel memasuki
periode pertumbuhan (G1), diikuti oleh sintesis DNA (fase S). Fase
berikutnya adalah fase premiosis (G2) dan akhirnya tiba pada fase miosis
sel (fase M). Obat-obat anti neoplasma bekerja dengan menghambat
38
proses ini. Beberapa obat spesifik pada tahap pembelahan sel ada juga
beberapa yang tidak.14
8) Prognosis
Prognosis dari penyakit RMS bergantung pada :
• Staging dari penyakit
• Lokasi serta besar dari tumor.
• Ada atau tidaknya metastase
• Respon tumor terhadap terapi.
• Umur serta kondisi kesehatan dari penderita.
• Toleransi penderita terhadap pengobatan, prosedur terapi.
• Penemuan pengobatan yang terbaru.
Pada pasien dengan RMS yang terlokalisasi, dapat mencapai
angka harapan hidup 5 tahun >80% dengan kombinasi dari operasi, terapi
radiasi, dan kemoterapi. Pada pasien dengan tumor yang telah
bermetastase, telah terjadi peningkatan serta perkembangan yang baik
dalam hal angka harapan hidup 5 tahun, dimana telah mencapai <30%
dalam satu dekade terakhir ini. Pengobatan yang tepat dan terarah dapat
membantu pasien dalam mencapai angka harapan hidup yang maksimal.
Sehingga dibutuhkan kerjasama yang baik antara terapis serta keluasrga,
dan terutama semangat pederita untuk mendapat kesembuhan.14
4. Tumor Fibriohistiositik
Tumor Fibriohistiositik terdiri atas campuran fibroblast dan sel
fagositik penuh-lemak dengan gambaran histiositik.2
a. Histiositoma Fibrosa
1) Definisi
39
Histiositoma fibrosa adalah lesi jinak yang bermanisfestasi sebagai
nodus berbatas tegas, dapat digerakan, dan terletak di dermis atau jaringan
subkutis.2
2) Prevalensi
Sebagian kasus terjadi pada orang dewasa.2
3) Etiologi
Idiopati diduga proses reaktif terhadap trauma.2
4) Gambaran klinis
Nodus berbatas tegas, dapat digerakan, dan terletak di dermis atau
jaringan subkutis.2
5) Diagnosis
Biopsi insisi atau biopsi eksisi terdapat proliferasi sel gelondong
yang saling kait dan lesi yang kaya akan sel berbusa penuh lemak dengan
morfologi histiosit.2
6) Terapi
Biopsi eksisi.2
40
7) Prognosis
Baik.2
b. Dermatofibrosarkoma Protuberans
1) Definisi
Neoplasma yang menempati posisi intermediate antara tumor
fibriohistiositik jinak dan histiositoma fibrosa ganas.2
2) Prevalensi
Sebagian besar pasien orang dewasa.2
3) Etiologi
Chromosom 17 dan 22 yang bertranslokasi.2
4) Gambaran klinis
Tumor ini bermanisfestasi sebagai lesi nodular yang tumbuh
lambat dan terutama mengenai dermis dan jaringan subkutis.2
5) Diagnosis
41
Biopsi insisi atau biopsi eksisi ditemukan sel fibroblastik gemuk
yang tersusun dalam pola “storiform”. Aktivitas mitotik umumnya
jarang, dan hanya sedikit ditemukan atipia sitologik.2
6) Terapi
Eksisi lokal luas.2
7) Prognosis
Baik.2
2) Prevalensi
Sebagian besar terjadi pada orang dewasa berusia 50-70 tahun.2
3) Etiologi
Idiopati.2
4) Gambaran klinis
Tumor retroperitoneum dapat mencapai ukuran yang sangat besar
sebelum menimbulkan perhatian klinis.2
5) Diagnosis
Biopsi ditemukan gambaran sel gelondong atipikal yang tersusun
dalam kumparan, kadang-kadang bercampur dengan sel mirip histiosit
yang aneh.2
42
6) Terapi
Reseksi luas.2
7) Prognosis
Agresif, metastasis 30-50%.2
43
44
4. Tumor Vaskular
a. Hemangioma
1) Definisi
2) Prevalensi
45
keluarga (sporadis), tetapi ada beberapa penelitian yang melaporkan
bahwa hemangioma berhubungan dengan gen autosom-dominan.19
3) Etiologi
4) Gejala Klinis
46
Bayi perempuan mempunyai resiko tiga kali lebih besar untuk
menderita hemangioma dibanding bayi laki-laki, dan insidensi meningkat
pada bayi prematur. Kurang lebih 55% hemangioma ditemukan pada saat
lahir, dan perkembangannya pada saat minggu pertama kehidupan.
Dulunya, hemangioma menunjukkan fase proliferasi awal, involusinya
lambat, dan kebanyakan terjadi resolusi yang komplit. Jarang sekali
hemangioma menunjukkan pertumbuhan tumor pada saat lahir.
Walaupun perjalanan penyakit dari hemangioma sudah diketahui, sangat
sulit untuk memprediksi durasi dari pertumbuhan dan fase involusi untuk
setiap individu. Superfisial hemangioma biasanya mencapai ukuran yang
maksimal sekitar 6-8 bulan, tapi hemangioma yang lebih dalam mungkin
berproliferasi untuk 12-14 bulan. Pada beberapa kasus dapat mencapai 2
tahun. Onset dari involusi lebih susah untuk diprediksi tapi biasanya
digambarkan dari perubahan warna dari merah menyala ke ungu atau
keabu-abuan. Kira-kira 20-40% dari pasien mempunyai sisa perubahan
dari kulit, hemangioma pada ujung hidung, bibir, dan daerah parotis
biasanya involusinya lambat dan sangat besar. Hemangioma superfisial
pada muka sering meninggalkan noda berupa sikatrik.15,20
5) Klasifikasi
47
Pada dasarnya hemangioma dibagi menjadi dua yaitu
hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum. Hemangioma kapiler
(superficial hemangioma) terjadi pada kulit atas sedangkan hemangioma
kavernosum terjadi pada kulit yang lebih dalam, biasanya pada bagian
dermis dan subkutis. Pada beberapa kasus kedua jenis hemangioma ini
dapat terjadi bersamaan atau disebut hemangioma campuran.17,22
a) Hemangioma kapiler
b) Granuloma piogenik
48
Lesi ini terjadi akibat proliferasi kapiler yang sering terjadi
sesudah trauma, jadi bukan oleh karena proses peradangan, walaupun
sering disertai infeksi sekunder. Lesi biasanya soliter, dapat terjadi
pada semua umur, terutama pada anak dan tersering pada bagian distal
tubuh yang sering mengalami trauma. Mula-mula berbentuk papul
eritematosa dengan pembesaran yang cepat. Beberapa lesi dapat
mencapai ukuran 1 cm dan dapat bertangkai, mudah berdarah.17,25
c) Hemangioma kavernosum
d) Hemangioma campuran
Jenis ini terdiri atas campuran antara jenis kapiler dan jenis
kavernosum. Gambaran klinisnya juga terdiri atas gambaran kedua
jenis tersebut. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior,
biasanya unilateral, soliter, dapat terjadi sejak lahir atau masa anak-
anak. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna merah kebiruan yang
kemudian pada perkembangannya dapat memberi gambaran keratotik
dan verukosa. Lokasi hemangioma campuran pada lapisan kulit
superfisial dan dalam, atau organ dalam.17,20,22,24
49
Gambar Hemangioma kapiler dan hemangioma kavernosum21
1) Hemangioma Intramuskular
50
a) Gambar Hasil pencitraan T1 dan T2 MRI dari Hemangioma
Intramuskular pada kaki. Gambaran yang menyerupai ular pada
pembuluh darah menunjukkan tanda yang kuat dari hemangioma; b)
Gambar T1 (time to repetition [TR]=500, time to echo [TE]=15.0/1)
dan T2 (TR=3000, TE=15/Ef) hasil pencitraan pada intramuscular
hemangioma pada kaki. Hemangioma radiolusen pada T1 dan
radioopak pada T2 menunjukkan bahwa hemangioma seperti
gambaran lemak atau hasil nonliquid.15
2) Sinovial hemangioma
51
3) Osseus hemangioma
52
Gambar Kortek tibia berbatasan dengan intramuscular
hemangioma pada kaki15
4) Choroidal hemangioma
53
Spindle cell hemangioma (hemangioendothelioma) merupakan
lesi vaskular yang tidak jelas dimana biasanya berlokasi di dermis atau
subkutis dari ekstremitas distal (terutama sekali pada tangan). 15,30
6) Gorham disease
7) Kassabach-Merritt syndrome
54
dengan banyaknya trombosit yang tertahan dan terjadi penggunaan faktor
koagulan yang tidak diketahui sebabnya (consumptive coagulopathy).15,20
6) Diagnosis
55
Hemangioma dapat didiagnosa dengan pemeriksaan fisik. Pada
kasus hemangioma dalam atau campuran, CT Scan atau MRI dapat
dikerjakan untuk memastikan bahwa struktur yang dalam tidak terlibat.33
7) Komplikasi
1. Perdarahan
2. Ulkus
3. Trombositopenia
56
4. Gangguan penglihatan
5. Masalah psikososial21
57
7) Terapi
1) Cara konservatif
2) Cara aktif
a) Pembedahan
Indikasi :
58
Lesi yang terletak pada wajah, leher, tangan atau vulva yang
tumbuh cepat, mungkin memerlukan eksisi local untuk
mengendalikannya.17
b) Radiasi
c) Kortikosteroid
59
sebaiknya dilakukan pada masa proliferatif, karena bila diberikan
pada masa involusi kurang bermanfaat. Dosisnya per oral 20-30 mg
perhari selama 2-3 minggu dan perlahan-lahan diturunkan, lama
pengobatan sampai 3 bulan atau atau 2-3 mg/kg/hari, 1 kali sehari
pada pagi hari. Terapi dengan kortikosteroid dalam dosis besar
kadang-kadang akan menimbulkan regresi pada lesi yang tumbuh
cepat. Beberapa peneliti menganjurkan dosis yang lebih besar
(prednison 5 mg/kg/hari) untuk menghasilkan terapi efektif, cepat,
dan cukup aman, dilanjutkan hingga 6 – 8 minggu dan pada kasus
yang lebih berat dapat diberikan hingga 12 minggu.17
60
Penggunaan kortikosteroid peroral dalam waktu yang lama
dapat meningkatkan infeksi sistemik, tekanan darah, diabetes, iritasi
lambung, serta pertumbuhan terhambat.24
d) Obat sklerotik
e) Elektrokoagulasi
f) Pembekuan
g) Antibiotik
8) Prognosis
61
b. Angiosarkoma
1) Definisi
2) Prevalensi
3) Etiologi
o
Radioterapi
o
Bahan asing (Dacron, bahan graft,dll)
o
Terkait dengan lingkungan karsinogen (pekerja industry)
62
o
Dapat meningkat pada pasien dengan AIDS 34
4) Gambaran Klinis
Angiosarkoma ekstremitas biasanya datang dengan massa yang
berkembang cukup di ekstremitas saja.
Angiosarkoma retroperitoneal biasanya tanpa disertai gejala dan massa
sulit diketahui. Pasien akan merasakan gejala neurologis jika tumor
sudah menekansaraf lumbal.
Angiosarkoma tulang : tumor ini dapat multifokal, yang mempengaruhi
tulang yang sama dengan beberapa luka, atau multicentric, yang
melibatkan beberapa tulang sama ekstremitas. Para pasien tidak hadir
gejala khusus, meski rasa sakit adalah umum.
Angiosarkoma cutaneous : 4 varian adalah angiosarkoma dari kulit
kepala dan wajah, angiosarkoma dalam lymphedema (Stewart-Treves
syndrome), radiasi angiosarkoma, dan angiosarkoma epitheloid.34
5) Diagnosis
63
6) Terapi
-
Terapi adjuvant pada angiosarkoma jaringan lunak
o
Kemoterapi dengan Doxorubicin
o
Radioterapi
-
Terapi adjuvant pada angiosarkoma tulang
o
Kemoterapi dengan Doxorubicin dan Ifosfamid yang dapat digunakan
bersama-sama atau berurutan. Bisa juga dengan mempertimbangkan
rejimen kedua dengan Siklofosfomid, Etoposid, dan Cisplatin.
-
Terapi adjuvant pada angiosarkoma kulit
o
Kemoterapi dengan Doxorubicin
o
Terapi dengan pembedahan yang diikuti dengan radioterapi
memberikan hassil yang lebih baik.34
7) Prognosis
64
5. Tumor Jaringan Saraf Perifer
a. Neurofibroma
1) Definisi
65
genetic yang diturunkan. Neurofibroma muncul dari non-myelin jenis sel
Schwann yang menunjukkan inaktivasi bialelic dari gen NF1 yang kode
untuk protein neurofibromin. Berbeda dengan Schwannomas, jenis lain
dari tumor yang timbul dari sel Schwann, neurofibroma menggabungkan
jenis tambahan sel dan elemen struktur selain sel-sel Schwann, sehinggga
sulit untuk mengidentifikasi dan memahami semua mekanisme sel
berasal dan berkembang.36
2) Prevalensi
3) Etiologi
4) Klasifikasi
Neurofibroma dibagi
menjadi tipe yaitu dermal dan
plexiform. Neurofibroma kulit
berhubungan dengan saraf tepi
66
tunggal, sementara plexiform Neurofibroma berhubungan dengan berkas
saraf ganda. Plexiform neurofibroma lebih sulit untuk diobati dan bisa
berubah menjadi tumor ganas. Neurofibroma Dermal tidak menjadi
ganas.
-
Neurofibroma Dermal
-
Neurofibroma Plexiform
67
5) Diagnosis
6) Terapi
7) Prognosis
Baik.36
b. Neurofibrosarkoma
1) Definisi
68
2) Prevalensi
3) Etiologi
4) Gambaran klinis
-
Pembengkakan pada ekstremitas (lengan atau kaki), juga disebut
edema perifer, pembengkakan sering tidak menimbulkan rasa sakit.
-
Kesulitan dalam menggerakkan ekstremitas yang terdapat tumor,
termasuk pincang.
-
Nyeri terlokalisasi pada area tumor atau ekstremitas.37
5) Diagnosis
6) Terapi
69
adalah vascularized (memiliki suplai darah sendiri) dan memiliki banyak
saraf melalui itu dan atau di sekitarnya, amputasi ekstremitas mungkin
diperlukan. Beberapa ahli bedah berpendapat bahwa amputasi harus menjadi
prosedur pilihan bila mungkin, karena kesempatan peningkatan kualitas
hidup yang lebih baik. Radiasi jarang digunakan sebagai pengobatan
tunggal. Dalam beberapa kasus, ahli onkologi dapat memilih kemoterapi
ketika merawat pasien dengan neurofibrosarkoma, biasanya bersamaan
dengan operasi.37
7) Prognosis
c. Schwannoma
1) Definisi
2) Prevalensi
3) Etiologi
70
4) Gambaran klinis
5) Diagnosis
71
intensitasnya meningkat dan memberikan enhancement pada pemberian
zat kontras.2
6) Terapi
Eksisi.2
7) Prognosis
Baik.2
72
6. Tumor Jaringan Penyambung
Sarkoma sinovial
1) Definisi
Sarkoma sinovial adalah salah satu tumor jaringan lunak yang paling
umum terjadi pada remaja dan pasien muda, dengan sekitar 1 dari 3 kasus
yang terjadi dalam 2 dekade pertama kehidupan. Rata-rata pasien yang
didiagnosa adalah sekitar 30 tahun. Analisis yang dialakukan lokasi tumor
dapat terpadi di 3 daerah yaitu :
Lokasi trunkal melibatkan kepala,leher, dada, perut, dan panggul.
Ekstremitas distal melibatkan tangan, kaki, dan pergelangan kaki.
Ekstremitas proksimal melibatkan lengan, lengan, paha, dan kaki.38
2) Prevalensi
73
Insiden sarkoma sinovial diperkirakan sekitar 2,75 per 100000.
Sebagian besar kassus melibatkan ekstremitas bawah. Sekitar 800 kasus
baru terjadi di Amerika Serikat setiap tahun dan itu mewakili sekitar 5-10%
dari semua sarkoma jaringan lunak. Sarkoma sinovial adalah yang paling
umum dari ketiga tumor jaringan lunak pada orang dewasa remaja dan
muda.38
3) Etiologi
4) Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
74
Pemeriksaan Histologi
-
Tipe monophasic : sel disusun dalam fasikula dengan diferensiasi
sitoplasma buruk.
-
Tipe biphasic : memiliki lapisan epitel komlumnar selain sel spindle dan
berbentuk gelendong fibroblast dan mengandung musin.
-
Tepi ketiga yang disebut dengan diferensiasi buruk : memiliki banyak
mitosis, dan jaringan nekrosis.38
5) Terapi
75
6) Prognosis
76
BAB III
G, Histologic Grade
G1 Well differentiated
G2 Moderately differentiated
G3 Poorly differentiated
G4 Undifferentiated
T2 Tumor 5 cm or greater
77
T2b Deep tumor
N, Regional Nodes
M, Distant Metastasis
M0 No distant metastasis
BAB III
KESIMPULAN
1. Jaringan lunak adalah bagian dari tubuh yang terletak antara kulit dan tulang
serta organ tubuh bagian dalam. Yang tergolong jaringan lunak adalah yang
berasal dari jaringan embrional mesoderm yaitu jaringan ikat, otot,pembuluh
darah dan limfe, jaringan lemak, dan selaput saraf.
2. Tumor jaringan lunak atau Soft Tissue Tumor (STT) adalah suatu benjolan atau
pembengkakan abnormal yang disebabkan pertumbuhan sel baru.
3. Etiologi dari tumor jaringan lunak bisa disebabkan oleh kondisi genetik,
radiasi, lingkungan karsinogen, infeksi, dan trauma.
4. Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis yaitu tumor jinak biasnya tumbuh
lambat, tidak cepat membesar, bila diraba terasa lunak dan bila tumor
digerakan relatif mudah digerakan. Sedangkan pertumbuhan kanker jaringan
lunak relatif cepat membesar, berkembang menjadi benjolan yang keras, dan
bila digerakan agak sukar serta dapat menyebar ke seluruh terutama paru-paru.
78
5. Pada dasarnya prinsip penatalaksanaan untuk tumor jinak jaringan lunak
adalah eksisi yaitu pengangkatan seluruh jaringan tumor. Tapi penatalaksanaan
berbeda pada sarcoma jaringan lunak yaitu dengan tambahan kemoterapi.
6. Prognosis dari sarkoma jaringan lunak bergantung pada : staging, lokasi serta
besar tumor, respon tumor terhadap terapi, umur serta kondisi kesehatan dari
penderita, dan penemuan pengobatan baru.
79