DEFINISI
Soft tissue atau jaringan lunak merupakan semua jaringan nonepitel
selain tulang, tulang rawan, otak dan selaputnya, sistem saraf pusat, sel
hematopoietik, dan jaringan limfoid. Tumor jaringan lunak umumnya
diklasifikasikan berdasarkan jenis jaringan yang membentuknya, termasuk
lemak, jaringan fibrosa, otot dan jaringan neurovaskular. Namun, sebagian
tumor jaringan lunak tidak diketahui asalnya. 2 Tumor (berasal dari tumere
bahasa Latin, yang berarti "bengkak"), merupakan salah satu dari lima
karakteristik inflamasi. Namun, istilah ini sekarang digunakan untuk
menggambarkan
pertumbuhan
jaringan
biologis
yang
tidak
normal.
dengan
organ visceral.
Mesoderm : berkembang menjadi jaringan ikat, jaringan lemak, tulang
rawan, tulang, otot polos, otot serat lintang, jaringan hematopoietik (sumsum tulang dan jaringan limfoid), pembuluh darah, dan pembuluh limfe.2
Jaringan lemak
Otot
Otot adalah sebuah jaringan dalam tubuh dengan kontraksi sebagai
tugas utama. Otot diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu otot lurik, otot
polos dan otot jantung. Otot menyebabkan pergerakan suatu organisme
maupun pergerakan dari organ dalam organisme tersebut.7
- Otot lurik
Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga
disebut otot volunteer. Pergerakannya diatur sinyal dari sel saraf
motorik. Otot ini menempel pada kerangka dan digunakan untuk
-
pergerakan.
Otot polos
Otot yang ditemukan dalam intestinum dan pembuluh darah
bekerja dengan pengaturan dari sistem saraf tak sadar, yaitu saraf
otonom.
Otot jantung
Kontraksi otot jantung bersifat involunter, kuat dan berirama.5
d Pembuluh darah
Terdapat 3 jenis pembuluh darah, yaitu:
a. Arteri
Suatu rangkaian pembuluh eferen yang setelah bercabang akan
mengecil dengan fungsi mengangkut darah bersama nutrient dan
oksigen ke jaringan.
b. Kapiler
Jalinan difus saluran-saluran halus yang beranastomosis secara
luas dan melalui dinding pembuluh inilah terjadi pertukaran darah dan
jaringan.
c. Vena
Bagian konvergensi dari kapiler ke dalam system pembuluhpembuluh yang lebih besar yang menghantar produk metabolism (CO2
dan lain-lain) kea rah jantung.5
e
Saraf perifer
Komponen utama dari susunan saraf tepi adalah serabut saraf,
ganglia, dan ujung saraf. Serabut saraf adalah kumpulan serat saraf yang
dikelilingi selubung jaringan ikat. Tumor pada serabut saraf neurofibroma.
Pada serat saraf tepi, sel penyelubung yaitu sel schwann. Tumor pada
penyeluubung sel saraf tepi yaitu schwannoma.5
C. EPIDEMIOLOGI
Secara umum, tumor jinak jaringan lunak terjadi 10 kali lebih sering
daripada keganasan. Kejadian soft tissue sarcoma antara usia 15-35 tahun per
1 juta populasi. Angka ini meningkat seiring bertambahnya usia dan lebih
sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Secara umum angka
kejadiannya adalah 1% dari keganasan pada orang dewasa dan 15 % dari
keganasan pada anak-anak. Sarcoma dapat berkembang pada setiap tempat,
namun secara anatomis kurang lebih setenganya terjadi di ekstremitas,
dengan prevalensi 45% ekstremitas bawah dan 15% ekstremitas atas, 10%
pada regio kepala dan leher, 15% di retroperitoneum, dan 15% pada dinding
abdomen dan thoraks.
Tipe soft tissue tumor dapat terjadi pada perbedaan usia yaitu;
-
usia dewasa.
D. ETIOLOGI
Adapun etiologi tumor jaringan lunak yaitu:
1 Kondisi genetik
Ada bukti tertentu pembentukan gen dan mutasi gen adalah faktor
predisposisi untuk beberapa tumor jaringan lunak. Contoh klasik adalah
Gen NF1 pada neurofibromatosis merupakan faktor predisposisi terjadinya
multiple
2
neurofibroma
dan
memiliki
kecenderungan
mengalami
tranformasi keganasan.
Radiasi
Mekanisme yang patogenik adalah munculnya mutasi gen radiasi induksi
yang mendorong transformasi neoplastik.
Lymphedema Kronik
pada
pasien
yang
mengalami
herpes.
Trauma
Hubungan antara trauma dan Soft Tissue Tumors dapat muncul secara
kebetulan. Beberapa penelitian melaporkan kejadian soft tissue sarcoma
meningkat pada jaringan parut, bekas fraktur, dan pada implant tertutup.
umumnya
tumor-tumor
jaringan
lunak
atau Soft
Tissue
Lipoma
Liposarkoma
Fasilitis Nodularis
Fibromatosis
2.
Fibromatosis
Superfisialis
Fibromatosis Profunda
Fibrosarkoma
3.
Tumor Fibriohistiositik
Histiositoma Fibrosa
Dermatofibrosarkoma
Protuberans
Histiositoma Fibrosa
Maligna
4.
Rabdomioma
Rabdomiosarkoma
Leiomioma
Leiomiosarkoma
5.
6.
Tumor Vaskular
Hemangioendotelioma
Hemangioperisitoma
Angiosarkoma
Neurofibroma
7.
Schwannoma
Tumor ganas selubung
saraf perifer
Tumor Sel Granular
Sarkoma Sinovium
8.
Fat
Lipoma
Liposarkoma
Fibrous tissue
Fibroma
Fibrosarkoma
Skeletal muscle
Rabdomioma
Rabdomiosarkoma
Smooth muscle
Leiomioma
Leiomyosarkoma
Synovium
Synovioma
Sarkoma sinovial
Blood vessel
Hemangioma
hemangiopericytoma
Angiosarkoma; malignant
Lymphatics
Lymphangioma
Lymphangiosarkoma
Nerve
Neurofibroma
Neurofibrosarkoma
Mesothelium
Benign mesothelioma
Malignant mesothelioma
Tissue histiocyte
Benign fibrous
histiocytoma
Malignant fibrous
histiocytoma
Pluripotent
None recognized
Malignant
mesenchymoma
Uncertain
Ewing's sarkoma;
alveolar soft parts
G. MANIFESTASI KLINIK
Gejala dan tanda tumor jaringan lunak tidak spesifik, tergantung pada
lokasi di mana tumor berada, umumnya gejalanya berupa adanya suatu
benjolan dibawah kulit yang tidak terasa sakit. Hanya sedikit penderita yang
mengeluh sakit, yang biasanya terjadi akibat pendarahan atau nekrosis dalam
tumor, dan bisa juga karena adanya penekanan pada saraf-saraf tepi.
Tumor jinak jaringan lunak biasanya tumbuh lambat, tidak cepat
membesar, bila diraba terasa lunak dan bila tumor digerakan relatif masih
mudah digerakan dari jaringan di sekitarnya dan tidak pernah menyebar ke
tempat jauh.
dan
tumor
jinak
jaringan
lunak.
Untuk
SJL
lokasi
di
metastasis regional.
Data Epidemiologi di Sweden menyatakan bahwa pembesaran tumor
lebih dari 5 cm dan lebih dalam dari jaringan subkutan dapat menyokong
diagnosis sebagai suatu malignansi dari soft tissue tumor.
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1 Pemeriksaan Laboratorium
Selain pemeriksaan histologi dan analisis sitogenetik, tidak ada
pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk mendiagnosis soft tissue
tumor.
Pemeriksaan Biopsi diindikasikan pada tumor jaringan lunak yang
timbul pada pasien tanpa riwayat trauma atau pada tumor yang persisten
selama lebih dari 6 minggu dengan riwayat trauma lokal, serta pada
tumor jaringan lunak yang berukuran lebih dari 5 cm. Teknik biopsi
yang bisa digunakan antara lain FNAB, core needle biopsy, biopsi insisi,
2
biopsi eksisi.
Pemeriksaan Radiologi
MRI merupakan modalitas diagnostik terbaik untuk mendeteksi,
karakterisasi, dan menaikkan stadium tumor jaringan lunak. MRI mampu
membedakan jaringan tumor dengan otot di sekitarnya dan dapat menilai
terkena tidaknya komponen neurovaskular yang penting dalam limb
salvage surgery. MRI juga biasa digunakan untuk mengarahkan biopsi,
merencanakan teknik operasi, mengevaluasi respons kemoterapi,
penentuan ulang stadium, dan evaluasi jangka panjang terjadinya
kekambuhan lokal. Foto Roentgen juga bisa menunjukkan reaksi tulang
akibat invasi tumor jaringan lunak seperti destruksi, reaksi periosteal atau
remodeling tulang. Peran CT-scan telah lama digantikan oleh MRI, tetapi
CT-scan memiliki keunggulan dalam mendeteksi kalsifikasi dan osifikasi,
melihat metastasis di tempat lain (biasanya paru-paru), dan mengarahkan
FNAB (biopsi tertutup) tumor jaringan lunak.
I. STAGING
Klasifikasi TNM :
Tx
T0
T1
Nx
N0
N1
M0
M1
G Histopathologic grade
Stage IA
Low grade
T1a
N0
M0
Stage IB
Low grade
Low grade
T1b
T2a
N0
N0
M0
M0
Stage IIA
Low grade
High grade
T2b
T1a
N0
N0
M0
M0
Stage IIB
Stage III
Stage IV
High grade
High grade
High grade
Any
T1b
T2a
T2b
Any T
N0
N0
N0
N1
M0
M0
M0
M0
Any
AnyT
AnyN
M1
J. PENATALAKSANAAN
Pada dasarnya prinsip penatalaksanaan untuk tumor jinak jaringan
lunak adalah eksisi yaitu pengangkatan seluruh jaringan tumor. Tapi
operatif
disamping
pemberian
radioterapi
brakhiterapi.
b. SJL Pada Ekstremitas yang Tidak Resektabel
Ada 2 pilihan yang dapat dilakukan, yaitu :
Sebelum tindakan eksisi luas terlebih
eksterna
dahulu
atau
dilakukan
kali.
Pilihan lain adalah dilakukan terlebih dahulu eksisi kemudian
Viseral/Retroperitoneal
minggu.
Doxorubicin + Ifosfamide + Mesna + Dacarbazine
Mesna 2,5 g/m2/hari IV pada hari 1-4 plus doxorubicin 20
mg/m2/hari/IV pada hari 1-3 plus Ifosfamide 2,5 g/m2/hari/IV pada hari
1-3 plus dacarbazine 300 mg/m2/hari/IV pada hari ke 1-3; diulang
setiap 3 minggu.
K. KOMPLIKASI
dan fraktur.
- Berkaitan dengan prosedur operative : infeksi, dan dehisensi luka.
Setelah Terapi Lengkap
- Berkaitan dengan tumor: rekurensi lokal, dan metastase jauh.
- Berkaitan dengan kemoterapi dan radioterapi : infeksi akibat
imunosupresi, postiradiation sarcoma biasa terjadi setelah 10 tahun
atau lebih setelah radioterapi.
L. PROGNOSIS
Prognosis pasien dengan tumor jaringan lunak dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Prognosis dari sarkoma jaringan lunak bergantung pada :
a. Staging dari penyakit
b. Lokasi serta besar dari tumor: tumor yang berada di superfisial memiliki
prognosis yang relatif lebih baik, dan semakin besar tumor, semakin
buruk prognosisnya.
c. Ada atau tidaknya metastase
d. Respon tumor terhadap terapi.
e. Umur serta kondisi kesehatan dari penderita.
f. Toleransi penderita terhadap pengobatan, prosedur terapi.
g. Penemuan pengobatan yang terbaru.