Anda di halaman 1dari 3

Surat al-Fatihah

Abu Bakar berkata: “Sahal ditanya tentang makna bismillahir rahmanir


rahim”. Sahal menjawab: “huruf Ba’ adalah bahaullah, keagungan Allah.
Huruf Sin adalah Sanaullah, keluhuran Allah. Huruf Mim adalah Majdullah,
kemuliaan Allah.”

Allah adalah Ismul A’zham, Nama Teragung, yang menampung segala


nama. Di antara huruf Alif dan Lam pada lafad Allah terdapat satu huruf
yang tersirat, tersumbunyi dalam satu lapisan ghaib yang paling gaib,
rahasia di antara yang paling rahasia, hakikat di antara yang paling hakikat.
Tidak ada yang bisa memahaminya kecuali orang yang suci dari kotoran
dan dosa, yang hanya mau mengambil perkara halal, dalam rangka
menegakkan keniscayaan iman.

Ar-Rahman adalah salah satu nama Allah yang mengandung keistimewaan


dari huruf yang tersirat di antara Alif dan Lam.

Ar-Rahim adalah ‘athif, yang melimpahkan rejeki kepada hamba-hamba-Nya


sepanjang hidup, memberikan permulaan (penciptaan) sejak awal, sebagai
bentuk kasih sayang, rahmat, Allah karena sudah didahului oleh
pengetauan-Nya yang maha dahulu, qadim.

Abu Bakar berkata: maksudnya, Allah menciptakan apa saja yang


dikehendaki-Nya dari kekuasaan-Nya sebagai bentuk rahmat, karena Allah
itu Maha Rahim.

Ali bin Abi Thalib berkata: ar-Rahman dan ar-Rahim adalah dua nama Allah
yang sama-sama halus, salah satu lebih halus dari yang lain. Dengan dua
nama ini, Allah menghapus perasaan putus ada pada hamba-hamba-Nya
yang beriman.

Sahal mengatakan: makna alhamdu lillah adalah bersyukur pada Allah.


Bersyukur pada Allah berarti taat pada Allah. Taat pada Allah berarti
alwilayah, pertolongan, dari Allah, sebagaimana Allah swt berfirman:
“sungguh penolong kalian adalah Allah, Rasulullah, dan orang-orang
beriman,” (Qs. Al-Maidah: 55). Pertolongan dari Allah tidak akan sempurna
hingga betul-betul melepaskan diri, tabarri, dari selain Allah.

Dan makna rabbil ‘alamin adalah tuannya segala makhluk, yang mengurus
mereka; yang mengatur perkara mereka; yang memperbaiki dan menata
mereka sebelum keberadaan diri mereka maupun perbuatan mereka; yang
bertindak, mutasharrif, pada diri mereka karena sudah didahului oleh
pengetahuan-Nya tentang mereka, bagaimana Dia kehendaki, untuk apa Dia
berkehendak. Dia lah yang berkehendak, memutuskan, menentukan mana
perintah dan mana larangan, serta tidak ada tuhan selain-Nya.

Maliki yawmiddin, raja pada hari pembalasan, yawmul hisab.

Iyyaka na’budu, hanya kepada-Muu kami menyembah, artinya kami


merendah dan menghinakan diri, kami akui ketuhanan-Mu, kami esakan
Engkau dan berkhidmat pada-Mu. Dari ayat ini, muncul sebutan ‘abd,
hamba.

Wa Iyyaka nasta’in, dan hanya pada-Mu kami meminta pertolongan. Yakni,


meminta pertolongan atas apa yang Engkau telah bebankan pada kami,
supaya layak dengan yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu lah kehendak
dan keinginan dalam hal itu. Ilmu dan keikhlasan adalah milik-Mu. Kami
tidak akan pernah mampu melakukannya kecuali atas pertolongan dan
bantuan-Mu pada kami. Sebab, tidak ada daya dan upaya bagi kami kecuali
datang dari sisi-Mu.

Sahal ditanya: “bukankah Allah sudah menunjukkan kita ke jalan yang


lurus, shiratal mustahil?” Sahal menjawab: “betul. Tetapi sebuah
permohonan agar mendapat tambahan dari-Nya, sebagaimana Allah
berfirman: dan di sisi Kami ada tambahan (Qs. Qaf: 35).” Jadi, makna firman
Allah indina, tunjukilah kami, berarti umdudna, tolonglah kami dengan
pertolongan dan kemantapan dari-Mu.

Dalam kesempatan lain, Sahal mengatakan: makna ihdina berarti arsyidna


berikanlah kami petunjuk kepada agama Islam, yakni jalan menuju-Mu,
melalui pertolongan-Mu, yakni al-bashirah, penglihatan batin. Kami
sungguh tidak akan pernah mendapat hidayah kecuali berkat Engkau,
sebagaimana Allah berfirman: semoga Tuhanku memberiku hidayah ke
jalan yang lurus (Qs. Al-Qashash: 22). Artinya, semoga Allah membimbingku
ke jalan menuju pada-Nya.

Saya mendengar Sahal meiiwayatka dari Muhammad bin Sawwar, dari


Sufyan, dari Salim, dari Abu al-Ja’d, dari Tsauban, ia mengatakan:
Rasulullah saw bersabda, “Allah swt berfirman: Aku membagi shalat itu
antara Aku dan hamba-Ku, membaginya menjadi dua bagian, sebagian
untuk-Ku dan sebgian untuk hamba-Ku. Bagian hamba-Ku itu apa yang dia
minta.”

Rasulullah saw bersabda: apabila hamba mengucapkan alhamdu lillahi


rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, maka Allah swt
berfirman: hamba-Ku telah memuji-Ku. Apabila hamba mengucapkan
arrahmanir rahim, maka Allah swt berfirman: hamba-Ku telah memuliakan-
Ku. Apabila hamba mengucapkan maliki yawmiddin, maka Allah berfirman:
hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Ayat-ayat ini adalah untuk-Ku dan
hamba-Ku. Sesudah ayat-ayat ini, apa pun yang hamba minta. Apabila
hamba mengucapkan iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in ihdinas shiratal
mustaqim hingga ayat akhir,maka Allah swt berfirman: ini semua untuk
hamba-Ku, bagi hamba-Ku apa pun yang ia minta.”

Salah mengatakan: makana firman Allah hamba-Ku telah memuji-Ku artinya


hamba-Ku telah menyifati-Ku dengan segala macam kebaikan dan
pemberian nikmat.

Sahal mengatakan: diriwayatkan dari Mujahid, ia berkata: Aamiin adalah


salah satu nama Allah swt.

Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma berkata: “umat Nashrani tidak pernah iri
dengki pada kalian melebihi kedengkian mereka pada kalian karena ucapan
kalian Aamiin.” Muhammad bin Sawwar meriwayatkan dari Ibnu Uyainah,
dari Amr bin Dinar, dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, ia
berkata: Rasulullah saw bersabda: “istiqomahlah kalian, sekali pun kalian
tidak akan pernah mampu menghitung (kebaikan). Ketauilah bahwa amal
terbaik kalian adalah shalat. Tidak akan menjaga wudhu’nya kecuali orang
yang beriman. Jika imam shalat sudah mengucapkan waladhdhallin maka
kalian ucapkanlah Aamiin. Karena Allah akan ridha pada orang yang
mengucapkan Aamiin, Allah akan menerima shalatnya dan mengabulkan
doanya.”

Az-Zuhri meriwayatkan dari al-Musayyab, dari Abu Hurairah radhiyallahu


‘anhu, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “jika imam mengucapkan
waladhdhallin maka ucapkanlah Aamiin, karena malaikat mengucapkan
Aamiin juga. Barang siapa yang ucapan Aamiinnya berbarengan dengan
ucapan malaikat maka dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni.”[]

Anda mungkin juga menyukai