Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kami naikan kepada Tuhan yang maha kuasa karena berkat
rahmat nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, tak lupa pula kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat sehingga
makalah Tekhnologi Sediaan Steril tentang Injeksi Natrium Diklofenak ini dapat
terselesaikan.
Kami sadar banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami
menerima kritik dan saran yang membangun. Demikian lah yang dapat kami
sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua
Wassalamualaikum Wr.Wb
Kelompok
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan........................................................................................................ 2
3.1 Formula......................................................................................................
10
4.1 Bahan.........................................................................................................
13
4.2 Alat............................................................................................................
13
ii
7.2 Tambahan..................................................................................................
18
8.2 Saran..........................................................................................................
21
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang diatas, diperoleh beberapa rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut:
• Bagaimana rancangan formula parenteral vial untuk injeksi?
• Bagaimana indikasi dan sifat fisika-kimia zat aktif dalam formula?
Hal apa saja yang menjadi pertimbangan pemilihan zat aktif dan
tambahan dalam formula?
Bagaimana rancangan mengenai kontrol kualitas produk?
1.3 Tujuan.
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
Untuk mengetahui dan memahami cara pembuatan rancangan formula
parenteral injeksi vial
• Untuk mengetahui indikasi dan sifat fisika-kimia zat aktif dalam
formula
• Untuk mengetahui pertimbangan pemilihan zat aktif dan zat
tambahan dalam formula
Untuk mengetahui rancanganmengenai kontrol kualitas produk
Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian sediaan injeksi vial.
2
BAB II
TEORI PERCOBAAN
th
2). Martindale 35 edition : ebook
Diklofenak, derivate asam fenil asetat, adalah AINS. Digunakan
dalam bentuk garam natrium untuk menghilangkan nyeri dan
inflamasi dalam berbagai kondisi, musculoskeletal dan kerusakan
tulang sendi seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosin
spendytis; kerusakan jaringan sinyoidnartis dan tendonisitis;
kerusakan jaringan lunak seperti sprains dan strics; dan kondisi nyeri
lainnya seperti kolik ginjal, asam urat akut, dysmenorrheal.
3
b. Arthritis rheumatoid dan osteoarthritis
Ketika digunakan untuk pengobatan gejala arthritis rheumatoid,
diklofenak dapat menghilangkan nyeri dan kekakuan.
menghilangkan pembengkakan. Dalam mengobati gejala
osteoarthritis, diklofenak menghilangkan nyeri dan kekakuan,
dan aktivitas fungsional, meningkatkan fungsi lutut.
4). Data Obat Indonesia : 350
3. Mekanisme Kerja
1. Farmakologi dan Terapi :207
4
3. American Hospital Formulary Service Drug Information 2004 :
ebook
4. Efek Samping
1. Data Obat Indonesia : 351
Nyeri, sakit kepala,
pusing.
2. Farmakologi dan Terapi : 218
Efek samping yang lazim adalah mual dan peningkatan enzim
transaminasi.
th
3. Martindale 35 edition : ebook
Nyeri adakalanya, kerusakan jaringan pada daerah yang di
injeksikan ketika diklofenak diberi intramuscular.
5. Kontraindikasi
1. American Hospital Formulary Service Drug Information 4 : ebook
Pada pasien yang hipersensitif pada obat
ini.
2. Data Obat Indonesia:351
Penderita hipersensitif terhadap diklofenak atau yang menderita
asma.
3. Obat-Obat Penting Edisi V : 312
Penderita asma,wanita hamil tidak diberikan AINS diberi
triwulan akhir.
5
6. Dosis
th
1. Martindale 35 edition : ebook
Natrium diklofenak diberi secara intramuscular dalam otot pantat.
Dengan dosis 75mg sekali sehari, bila perlu dalam kondisi yang
lain.
2. Obat – Obat Penting Edisi V : 313
Dosis intramuscular pada nyeri kolik / serangan encok : 1-2 dd
75mg selama 1-3 hari
1. Keuntungan
a. Scoville’s the art of compounding :202
Wadah dosis ganda memiliki keuntungan yaitu lebih baik jika
digunakan dari pada ampul.
b. Sterile dosage forms: 302
Ketersediaan wadah dosis (vial) yang bersegel dengan penutup
karet memberikan dosis yang fleksibeldan mengurangi unit biaya
per dosis.
th
c. Rhemingtons pharmaceutical science18 edition:1553
a. Lebih dari satu dosis dapat diambil pada waktu yang berbeda.
b.Fleksibilitas dosis yangdapat diberikan oleh ahlinya.
c. Lebih aman dari pada dosis tunggal.
d. Pharmaceutical Practice:249
a. Isi vial dapat diberikan pada beberapa
bagian.
b. Dosis lebih fleksibel.
c. Pada ampul sejumlah partikel dapat masuk dalam produk
ketika leher ampul dipertahankan.
d. Biaya per unit dosis lebih
rendah.
th
e. Encyclopedia 11 Edition:232-233
Tidak ada masalah gelas partikel yang dapat masuk dalam produk
ketika penggunaan.
f. Textbook ofPharmaceutics :559
a. Merupakan wadah dosis ganda.
b. Dapat digunakan untuk mengamati bubuk kering yang
termolabil.
g. Prescriptionpharmacy : 103
Pengambilan dosis lebih dari satu kali.
7
2. Kerugian
pengambilan volumenya.
tutupnya.
yang diinginkan.
th
d. Rhemingtons pharmaceutical science18 edition:1553
virus.
e. Pharmaceutical Practice:
249
a. Bagian kandungan penutup dapat dilepaskan dari produk,
ketika jarum suntik dimasukkan dalam penutup.
b. Adanya resiko interaksi antara produk dengan penutup.
c. Pengambilan berulang meningkatkan resiko kontaminasi
mikroba.
th
f. Encyclopedia 11 edition:232-
233
Adanya masalah yang ditimbulkan penutup karet.
h. Prescriptionpharmacy : 103
a. Masalah stabilitas dan kemungkinan kontaminasi dari
penggunaan berulang.
b. Adanya masalah yang ditimbulkan penutup karet.
BAB III
FORMULASI DAN PREFORMULASI
3.1. Formula.
Formula Asli
Injeksi Natrium Diklofenak (ampul)
3. Etanol
3.5. Alat.
1. Batang pengaduk
2. Botol wadah
3. GelasUkur
4. Labu
5. Erlenmeyer
6. Penutup karet
7. Sendok tanduk
8. Timbangan
9. Anak timbangan
10.Otoklaf
11.Oven
BAB IV
PROSEDUR KERJA
1. Kelebihan Volume.
Vial yang akan dibuat sebanyak 3 vial @10ml.
( n + 2) V’ + ( 2 x 3 ).
( 3 + 2) 10,5 + 6
= ( 5 x 10,5 ) + 6
= 2,5 ~ 35 ml
2. Perhitungan Bahan .
Na2EDTA = 35 ml = 0,35 g = 35 mg
Etanol = x 35 ml = 3,15 ml
API = Ad 35 Ml
3. Cara Kerja
1. Benzil Alkohol
a. Handbook of Pharmaceutical Excipient : 35
Benzil alkohol merupakan antimikroba yang umum digunakan dalam
sediaan farmasi dipakai pada konsentrasi maksimal 2% b/v untuk sediaan
parenteral.
th
b. Martindale 35 Edition : ebook
Benzil alkohol digunakan sebagai antimikroba digunakan dalam
konsentrasi 2 % maksimal. Benzil alkohol digunakan sebagai desinfektan
konsentrasi 10%.
2. Propilenglikol
a. Excipients : ebook
Digunakan pada produk parenteral 10-60%.
th
b. Martindale 35 Edition : ebook
Produk yang lebih luas digunakan sebagai pelarut dan pembawa,
khususnya obat yang tidak stabil atau tidak larut dalam air.
c. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Sterille Products :105
Injeksi natrium diklofenak, salah satu contoh formula mengandung:
Diklofenak sodium, Benzil alkohol, Propilenglikol.
3. Na2EDTA
Pharmaceutical Dosage Forms : Parenteral Medications : 63
Na2EDTA digunakan sebagai antioksidan golongan pengkhelat. Ketika
ion-ion dari logam berat dapat menyebabkan peruraian obat dalam larutan
digunakan bahan pengkhelat yang mengikat ion dalam kompleks organik akan
memberi perlindungan. Na 2EDTA salah satu yang paling dikenal sebagai
pengkhelat.
4. Aqua Pro Injeksi
th
a. MD 28 Edition e-book
Air untuk injeksi (USP) adalah air murni melalui destilasi atau dengan
osmosa balik, tidak mengandung bahan tambahan, cenderung untuk digunakan
sebagai pelarut pada larutan parenteral yang akan disterilkan setelah penyiapan
sediaan akhir
th
d. MD 35 Edition :1644
Air untuk injeksi adalah air destilasi bebas pirogen yang digunakan untuk
membuat larutan injeksi.
2. Evaluasi Sedian
a) Penetapan pH
Sedian injeksi Pantoprazole memiliki pH 7
b) Uji Keseragaman Volume
Sedian memiliki volume yang sama setiap wadah vial yaitu 10,5 ml.
c) Uji Kejernihan Larutan
Sedian menunjukkan hasil positif dilihat dari tidak adanya pengendapan dalam
vial
d) Uji Kebocoran
Sedian menunjukkan tidak adanya kebocoran.
5.3 Pembahasan
Dalam percobaan kali ini, akan dibuat sediaan steril yaitu injeksi ampul. Ampul
adalah wadah berbentuk silindris yang terbuat dari gelas yang memiliki ujung
runcing (leher) dan bidang dasar datar.Ampul adalah salah satu dari sediaan steril
yang umumnya digunakan pada dosis tunggal dan tidak menggunakan pengawet.
Dari pembuatan ampul ini diperlukan ketelitian agar sediaan terhindar dari
mikroba dan benda-benda asing lainnya.Ketelitian ini sangat diharapkan karena
sediaan injeksi ampul ini tidak menggunakan pengawet dan digunakan untuk satu
kali pemakaian. Sama halnya dengan pembuatan sediaan-sediaan steril lainya hal
pertama yang dilakukan dalam pembuatan ampul ini adalah proses pensterilan alat-
alat dan bahan yang digunakan ke dalam autoklaf dan di dalam oven.
Proses pembuatan dilakukan dengan cara mencampurkan serbuk Natrium
Diklofenak dengan A.P.I kemudian tambahkan Na2EDTA (yang sudah dilarutkan
dengan A.P.I). Kemudian tambahkan. Proses pembuatan larutanpendapar tersebut
dilarutkan dengan API (Aqu Pro Injeksi). Setelah sediaan selesai dimasukkan
kedalam ampul dengan menggunakan buret dan dilakukan sterilisasi akhir
menggunakan metode filtrasikarena zat aktif tidak tahan terhadap pemanasan.
Pada evaluasi ini yang akan diperiksa adalah uji pH pada Natrium Diklofenak.
Uji pH ini dilakukan dengan bantuan kertas indikator pH, dimana kertas tersebut
dicelupkan kedalam larutan kemudian diamati pada warna apa larutan tersebut
berada. Dari pengamatan warna tersebut dapat diketahui pH larutan injeksi yang
kami buat adalah 7. Jadi, dapat diketahui pH dalam pembuatan sediaan ini berada
dalam batas yang diinginkan.
Pada evaluasi uji kejerrnihan kami lakukan sebelum dan setelah proses
sterilisasi. Berdasarkan pengamatan kami, sediaan yang kami hasilkan jernih dengan
parameter dapat melihat tembus pandang melalui zat dan tidak ada partikel-partikel
yang tidak terlarut.
Selanjutnya adalah uji keseragaman volume hasilnya yaitu 5,3 ml yang
menandakan sesuai dengan jumlah sedian yang harus diisikan kedalam tiap ampul.
Kemudian dilakukan uji kebocoran dengan melihat ampul apakah ada air yang keluar
dari dalam ampul atau tidak, pada setiap sedian menunjukkan tidak adanya
kebocoran. Penutupan pada ampul yaitu dengan cara peleburan, semburan nyala api
yang di arahkan pada leher ampul yang terbuka. Dan ampul ditutup dengan
membakar di satu lokasi lehernya sambil di putar secara kontinyu dan relatif sering
terbentuk celah halus pada ujung leher yang tertutup yang tidak terlihat oleh mata
sehingga tidak selalu menjamin kekedapan dan dapat mengakibatkan kebocoran.
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
2. Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
nd
6. Sprowl, J.B., 1970, Prescription Pharmacy, 2 Edition, JB Lipicant Co,
USA.
th
7. Gennaro, A.R., 1998, Remington's Pharmaceutical Science, 18 Ed,
Marck Publishing Co, Easton.
th
8. Gennaro, A.R., 1998, Remington's Pharmaceutical Science, 20 Ed,
Marck Publishing Co, Easton.
14. Turco, S.,dkk., 1970, Sterile Dosage Forms, Lea and Febiger,
Philadelphia.
nd
15. Parfitt, K., 1994, Martindale The Complete Drug Reference, 32 Ed,
Pharmacy Press.
th
16. Martin, W.Inc., 1971, ”Dispensing Of Medication”, 7 Edition, Marck
Publishing Company,USA
17. Depkes RI., 1978, ”Formularium Nasional”, Ditjen POM RI, Jakarta
Kontraindikasi :
Hipersensitivitas, asma, rinitis parah,
tukak lambung.