Anda di halaman 1dari 13

Nama : Khurimatur Rizam

Kelas : 4A

NIM : 820163058

MatKul : Manjamen Keperawatan

PRODI : S1 ILMU KEPERAWATAN

Soal

1. Indikator mutu keperawatan dalam orientasi snars 0.1 bidang patient safety
2. Bbagaimana cara ronde keperawatan sesuai standar (kaya bermain peran,bisa buat alir
ceritanya)
3. Bagaimana hand over yang benar(spt klp 3)?
Jawaban :

1. INDIKATOR KLINIK MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI SARANA


KESEHATAN

KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)

A. Angka Kejadian Dekubitus


Topik Indikator Angka Kejadian Dekubitus
Rasional Dekubitus adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
gangguan integritas kulit. Terjadi akibat tekanan, gesekan dan atau
kombinasi di daerah kulit dan jaringan di bawahnya.

Formula Jumlah kejadian dekubitus X 100 %


Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus
Definisi Jumlah kejadian dekubitus adalah yang merupakan jumlah kejadian
operasional baru dekubitus yang terjadi selama periode waktu tertentu.

Numerator Jumlah kejadian baru dekubitus selama dalam perawatan (insiden).


(Pembilang)
Denumerator Jumlah pasien beresiko terjadi dekubitus, yaitu jumlah pasien yang
mempunyai resiko terjadi dekubitus selama periode waktu tertentu.
Pasien yang berisiko terjadi dekubitus adalah pasien baru setelah
dilakukan pengkajian memiliki satu atau lebih faktor resiko sbb:
a. Usia lanjut
b. Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu dari tubuh tanpa
bantuan, seperti pada cidera medula spenalis atau cidera kepala atau
mengalami penyakit neuromuskular
c. Malnutrisi / status gizi
d. Berbaring lama, mengalami penekanan disalah satu/ lebih area
tubuh lebih dari 2 jam di TT / penggunaan kursi roda
e. Mengalami kondisi kronik seperti DM, Penyakit vaskuler.
f. Inkontinen urine dan feses, yang dapat menyebabkan iritasi kulit
akibat kulit yang lembab.
Frekuensi Pengumpulan data dilakukan setiap hari
Pelaporan dilakukan setiap bulan
B. Angka Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat

Topik Indikator Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat Oleh Perawat


Rasional Kejadian kesalahan yang terjadi dalam pengobatan pasien. Kejadian
kesalahan pengobatan pasien yang dirawat inap dapat mengakibatkan
keadaan fatal atau kematian. Kejadian nyaris cidera (KNC) pada pasien
(near miss), kejadian ini sebagai tanda bahwa adanya kekurangan dalam
sistem pengobatan pasien dan mengakibatkan kegagalan dalam keamanan
pasien.
Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau adverse event adalah : suatu
kejadian salah pemberian obat yang mengakibatkan cidera yang tidak
diharapkan, karena suatu tindakan atau karena tidak bertindak.
Hasil riset: 1 dari 5 pemberian obat berpotensi medication error (Leape,
2001)
Formula Angka KTD dalam pemberian obat =
Jumlah pasien yang terkena Kejadian Tidak Diharapkan dalam Pemberian
obat x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut

Angka KNC dalam pemberian obat =


Jumlah pasien yang terkena Kejadian nyaris cidera dalam Pemberian obat x100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
Definisi Kejadian salah pemberian obat : Sesuai dengan 6 Benar
operasional
1. Salah pasien :
Dikarenakan salah nama dan tidak sesuai identitas pada medical record
2. Salah waktu :
a. Terlambat pemberian obat (30 menit setelah jadual)*
b. Pemberian obat yang terlalu cepat (30 menit sesudah
jadual)*
c. Obat stop tetap dilanjutkan
3. Salah cara pemberian/ route :
adalah salah cara memberikan obat (Oral, Intravena, Intra musculer,
Subcutan, Supositoria, Drip). Misal: Pemberian Intramuskuler diberikan
secara Intravena, dll
4. Salah Dosis :
a. Dosis berlebih : adalah jika obat diberikan melebihi dosis obat
yang diresepkan dokter.
b. Dosis Kurang adalah jika dosis obat yang diberikan kurang dari
dosis yang diresepkan dokter
5. Salah obat :
adalah obat yang diberikan kepada pasien tidak sesuai dengan yang
diresepkan oleh dokter
6. Salah dokumentasi :
adalah dokumentasi yang dilakukan tidak sesuai dengan pelaksanaan.
Kriteria KTD: Kejadian tidak diharapkan (adverse event) : suatu kejadian
salah pemberian obat yang mengakibatkan cidera yang tidak diharapkan
karena suatu tindakan atau karena tidak bertindak.
Kriteria KNC: Kejadian nyaris cidera (near miss) : suatu kesalahan
pemberian obat akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil, yang dapat menciderai pasien tetapi
cidera serius tidak terjadi karena keberuntungan karena pencegahan atau
peringanan.
Numerator Jumlah pasien yang mengalami kejadian pada pemberian kesalahan obat
(Pembilang) adalah jumlah insident Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) atau kejadian
nyaris cedera (KNC) yang terjadi dalam 1 hari.
Denumerator Jumlah pasien dalam sehari adalah jumlah pasien yang dihitung
berdasarkan sensus.

C. Angka Kejadian Pasien Jatuh


Topik Indikator Identifikasi pasien jatuh
Rasional Jatuh mengakibatkan cedera fisik, trauma psikologis dan kematian
pada pasien usia sama dan
lebih dari 65 tahun. Satu dari tiga pasien usia diatas 65 tahun jatuh
setiap tahunnya. (referensi ??)
Rekomendasi kelompok untuk mencari angka kejadian anak yg
jatuh dalam kurun waktu tertentu.
Kejadian yang tidak diharapkan yang berhubungan dengan pasien
jatuh meliputi : patah tulang, injuri jaringan lunak, dan ketakutan
jatuh kembali. Intervensi yang didasarkan pada pengkajian
proactive, antisipasi kebutuhan pasien, dan partisipasi dari tim
multidisiplin dalam pencegahan pasien jatuh adalah kritis.
Formula Jumlah pasien jatuh X 100%
Jumlah pasien yang beresiko jatuh
Definisi Pasien Jatuh adalah jatuhnya pasien di unit perawatan pada saat
operasional istirahat maupun saat pasien terjaga yang tidak disebabkan oleh
serangan stroke, epilepsy, seizure, bahaya karena terlalu banyak
aktivitas.

Angka Kejadian Pasien Jatuh adalah presentasi jumlah insidensi


pasien jatuh yang terjadi di unit perawatan pada periode waktu
tertentu setiap bulan.
Numerator jumlah pasien jatuh adalah total/jumlah pasien jatuh yang dirawat
(Pembilang) di unit perawatan selama waktu tertentu setiap bulan.
Denumerator Jumlah pasien yang beresiko jatuh dirawat adalah total/jumlah
pasien yang beresiko jatuh (faktor intrinsik dan ektrinsik) yang
dirawat di unit perawatan selama periode waktu tertentu setiap
bulan

D. Angka Kejadian Cidera Akibat Restrain


Topik Indikator Angka pasien dengan cidera akibat restrain
Rasional Pasien yang dipasang restrain sangat berpotensi terjadi cidera, bisa
berupa lecet pada kulit, terjatuh, atau aspirasi.
Formula Jumlah pasien dengan cidera akibat restrain X 100 %
Total pasien yang dipasang restrain
Definisi Cedera akibat restrain adalah cedera berupa lecet pada kulit, terjatuh,
operasional atau aspirasi yang diakibatkan oleh pemasangan restrain.
Pengecualiannya adalah semua pasien yang sudah cidera sebelum
dilakukan pemasangan restrain, seperti lecet atau luka.
Numerator Jumlah pasien cidera akibat pemasangan restrain adalah jumlah pasien
(Pembilang) yang cidera saat dipasang restrain.
Denumerator Total pasien yang dipasang restrain adalah semua pasien yang
terpasang restrain pada periode waktu tertentu

ANGKA KETERBATASAN PERAWATAN DIRI


Topik Angka TIDAK terpenuhinya kebutuhan mandi, berpakaian, toileting
Indikator (eliminasi) yang disebabkan oleh keterbatasan perawatan diri
Rasional Mandi, berpakaian dan toileting (eliminasi) merupakan kebutuhan dasar
manusia yang harus terpenuhi agar tidak timbul masalah-masalah lain sebagai
akibat dari tidak terpenuhinya kebutuhan kebersihan dan perawatan diri,
misalnya penyakit kulit, rasa tidak nyaman, infeksi saluran kemih, dll.
Pasien yang dirawat karena penyakitnya dapat mengalami keterbatasan
perawatan diri. Keterbatasan diri tergantung tingkat ketergantungan diri klien
pada asuhan keperawatan- sebagian atau total.
Formula Angka tidak terpenuhi kebutuhan diri (mandi, berpakaian, toileting) pada
tingkat ketergantungan sebagian dan total=
Jumlah pasien yg tidak terpenuhi kebutuhan diri x 100%
Jumlah pasien dirawat dgn tingkat ketergantungan sebagian & total
Definisi Tingkat tidak terpenuhinya kebutuhan pasien terhadap kebutuhan diri untuk
operasional mandi, berpakaian dan toileting (eliminasi).
Pemenuhan perawatan diri pasien yang mengalami keterbatasan diri untuk
mandi, berpakaian, dan toileting (eliminasi). Keterbatasan diri dibagi menjadi
keterbatasan sebagian dan total, sehingga menyebabkan tingkat
ketergantungan sebagian dan total pada asuhan keperawatan.
Cara Penghitungan:

 Mengisi format sub indikator sesuai dengan kriteria


 Sub indikator harus terisi seluruhnya/lengkap
 Dilakukan pada survey waktu tertentu.
 Dilakukan penjumlahan pasien yang tidak terpenuhi kebutuhannya

Sub Indikator tidak terpenuhinya perawatan diri adalah

 Mandi : kulit, gigi, mata, rambut, tidak bau badan, perineum bersih.
 Berpakaian dan berpakaian: Baju bersih dan kering, rambut rapih, wajah
segar
 Toileting: berkemih (b.a.k) dan defekasi (b.a.b) pola normal
Numerator Jumlah pasien tidak terpenuhi kebutuhan diri pada bulan pengukuran
(Pembilang)
Denumerator Jumlah pasien total dan partial care adalah jumlah pasien pada bulan
pengukuran.

Sumber : https://id.scribd.com/doc/312393978/indikator-mutu-keperawatan

2. Cara Ronde Keperawatan Menurut Nursalam (2014):

a. Persiapan
1) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
2) Menentukan tim ronde.
3) Mencari sumber atau literature.
4) Membuat proposal.
5) Pemberian informed consent dan pengkajian kepada klien/keluarga.
6) Diskusi : Apa diagnosis keperawatan?, Apa data yang mendukung?, Bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?, dan Apa hambatan yang ditemukan selama
perawatan?.
b. Pelaksanaan ronde
1) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan difokuskan pada
masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan
memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor/kepala ruangan tentang masalah
klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan ditetapkan.
c. Pasca ronde
1) Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan tindakan
yang perlu dilakukan.
2) Evaluasi, revisi dan perbaikan.
3) Kesimpulan dan rekomendasikan penegakan diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.

Contohnya
RONDE KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN TUBERCOLOSIS PARU
DI RUANG A RSUD X, MAKASSAR

Topik : Perawatan klien dengan Tubercolosis Paru


Sasaran : Klien Tn. S
Waktu: 60 Menit (Pukul 14.00 – 15.00 wita)
Hari/tanggal : sabtu, 20 maret 2013

1. Tujuan Ronde Keperawatan


Tujuan Umum :
Menyelesaikan masalah-masalah klien yang belum teratasi.
Tujuan Khusus :
a. Menjustifikasi masalah yang belum teratasi.
b. Mendiskusikan penyelesaian masalah dengan perawat primer lain.
2. Sasaran
Klien Tn. S, Umur 26 tahun yang dirawat Di Ruang A Rsud X, Makassar
3. Materi
a. Teori Perawatan tuberkolosis paru
b. Masalah-masalah Keperawatan yang muncul pada klien dengan tuberkolosis paru.
4. Metode
Diskusi
5. Media
a. Papan White Board
b. Spidol
c. Penghapus
d. Materi yang disampaikan secara lisan.

6. Proses Ronde
Waktu Tahap Kegiatan Pelaksana Kegiatan Tempat
pasien
1 hari Pra Praronde
sebelum ronde 1. Menentukan kasus dan topik PP1, PP2, - Nurse
ronde 2. Menentukan tim ronde dan KR Station
3. Menetukan literature
4. Membuat proposal
5. Mempersiapkan pasien PP1, PP2, P dan K Ruang
6. Diskusi pelaksanaan dan memberi Interna
7. Melakukan persetujuan untuk PA1,PA2 respon RS Y
menandatangani informed concent
8. Mengkaji keadaan pasien
5 menit Ronde Pembukaan Kepala - Nurse
(Nurse 1. Salam pembukaan Ruangan Stadion
Station) 2. Memperkenalkan tim ronde (Karu)
3. Menyampaikan identitas dan
masalah pasien
4. Menjelaskan tujuan dari ronde
15 menit Penyajian Masalah Karu, - Nurse
1. Menjelaskan riwayat penyakit dan PP1,PP2, Station
keperawatan pasien PA1, PA2,
2. Menjelaskan masalah pasien dan Ahli Gizi,
rencana tindakan yang telah Dokter,
dilaksanakan dan serta menetapkan Perawat
prioritas yang perlu didiskusikan Konselor

5 menit Validasi data (bed pasien) Karu, PP1, P dan K Ruang


1. Mencocokkan data pasien PP2, PA1, Memberika Interna
PA2, Ahli n respon RS Y
Gizi, dan
Dokter, menjawab
Perawat pertanyaan
Konselor
10 menit Lanjutan diskusi Karu, PP1, - Nurse
1. Pemberian justifikasi oleh perawat PP2, PA1, Station
primer atau konselor atau kepala PA2, Ahli
ruang tentang masalah pasien serta Gizi,
rencana yang akan dilakukan Dokter,
2. Menentukan tindakan keperawatan Perawat
pada masalah prioritas yang telah Konselor
ditetapkan
10 menit Pasca 1. Melanjutkan diskusi dan masukan Karu, PP1, - Nurse
ronde dari tim PP2, PA1, Station
2. Menyimpulkan untuk menentukan PA2
tindakan keperawatan pada masalah
prioritas yang telah ditetapkan.
3. Evaluasi dan rekomendasi intervensi
keperawatan
4. Penutup

7. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1) Ronde keperawatan dilaksanakan di ruang A RS X
2) Peserta ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
3) Persiapan dilakukan sebelumnya
b. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah ditentukan
c. Hasil
1) Pasien puas dengan hasil kegiatan
2) Masalah pasien dapat teratasi
Perawat dapat :
1) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis dan sistematis
2) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien
3) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan. Menumbuhkan pemikiran
tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada masalah pasien
4) Meningkatkan kemampuan memodifikasi asuhan keperawatan
5) Meningkatkan kemampuan jastifikasi
6) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
8. Pengorganisasian
a. Kepala ruangan :
b. Perawat Primer` :
c. Perawat Associated :
d. Konselor :
e. Pembimbing :
f. Supervaisor :

Makassar, Januari 2013


Kepala Ruangan Perawat Primer
SCENARIO
Tokoh drama :
1. Arifatul Fitriana sebagai keluarga pasien
2. Ariyo Guntoro sebagai pasien
3. Asim Maulana sebagai perawat asosiet 1
4. Asrofikah sebagai perawat asosiet 2
5. Ayu Setya Asih sebagai narator
6. Ayuningtyas Budi Rahayu sebagai perawat primer / ketua tim
7. Azizah Rahmah M. sebagai kepala ruang
8. Dwi Kurniawati sebagai perawat spesialis

Di ruang penyakit dalam sebuah rumah sakit yang sudah menerapkan model praktik
keperawatan professional, akan dilakukan ronde keperawatan. Tahap pre ronde keperawatan..
Sebelum ketua tim memberikan tugas kepada perawat asosiet, ketua tim menemui pasien
terlebih dahulu untuk memberikan informed concent.
Di ruang pasien..
Ayu : Assalamu’alaikum. Pak Ariyo, bagaimana keadaannya?
Ariyo : Dada saya masih sakit Sus, saya tidak bisa tidur semalaman.
Ayu : Oh, begitu ya.
Arifatul : Ariyo juga tidak mau makan Sus.
Ayu : Oh, kenapa tidak mau makan Pak? Kan biar cepat sembuh. Begini Pak Ariyo, Bu
Arifatul, saya mau meminta persetujuan Pak Ariyo dan bu Arifatul.
Arifatul : Persetujuan apa Sus?
Ayu : Pak Ariyo akan saya jadikan pasien untuk ronde keperawatan. Lha ronde keperawatan ini
adalah suatu kegiatan yang nantinya pasien dan keluarga akan diajak diskusi untuk
menyelesakan masalah yang dihadapi pasien.
Ariyo : Oh, gitu.. lha terus saya harus bagaimana Sus?
Ayu : Bapak Ariyo ya tidak harus bagaimana – bagaimana, Pak Ariyo tinggal menyetujui saja.
Dengan ronde keperawatan ini, nanti masalah pak Ariyo Insya’alla akan bisa diatasi.
Arifatul : Benar begitu Sus?
Ayu : Insya’allah Bu. Bagaimana, bersedia ya Pak?
Ariyo : Oh, kalau begitu saya bersedia Sus.
Ayu : Baik, kalau begitu silakan Pak Ariyo dan Bu Arifatul tanda tangan disini.
Setelah mendapatkan persetujuan dari pasien, kemudian ketua tim menuju ke ruang perawat
untuk memberikan tugas kepada perawat asosiet.
Di ruang perawat….
Ayu : Assalamu’alaikum perawat Asim dan perawat Fika. Seperti yang sudah direncanakan,
hari ini kita akan melakukan tahap pra ronde keperawatan, dimana pasien yang akan kita pilih
adalah bapak Aryo.
Asim : Memangnya bapak Ariyo menderita penyakit apa Bu?
Ayu : Bapak Ariyo itu memiliki penyakit gagal jantung, tetapi setahu saya beliau juga
mengalami gangguan harga diri rendah, soalnya sudah berumur hampir 40 tahun tetapi belum
menikah.
Fika : Wah, kasihan sekali ya.
Ayu : Maka dari itu, nanti tolong ya perawat Asim dan perawat Fika untuk mengkaji lebih
lanjut masalah yang ada pada bapak Ariyo.
Asim dan Fika : Baik Bu.
Kemudian perawat asosiet melakukan pengkajian kepada pasien.
Di ruang pasien…
Asim : Selamat pagi Pak Ariyo? Bagaimana kabarnya?
Ariyo : Wah, tidak ada perubahan Pak. Dada saya masih sakit, saya tidak bisa tidur semalam,
sama mau makan rasanya tidak enak.
Fika : Oh, begitu ya Pak. Baik, kami disini, nama saya Fika dan ini teman saya Asim, akan
melakukan pengkajian pada bapak, untuk mengetahui masalah apa yang ada pada bapak.
Arifatul : Oh, iya, silakan Suster.
Perawat asosiet pun melakukan pengkajian kepada Pak Ariyo. Ternyata didapatkan hasil bahwa
Pak Ariyo mengalami nyeri pada dada, gangguan sulit tidur, susah makan dan mengalami
gangguan konsep diri, yaitu gangguan citra tubuh dan harga diri rendah.
Setelah mendapatkan data yang dirasa cukup, kemudian perawat asosiet melaporkan hasil
pengkajiannya kepada ketua tim.
Di ruang perawat…
Asim : Bu, pengkajian sudah kami lakukan.
Ayu : Oh, kemuian bagaimana hasilnya?
Fika : Ternyata masalah yang dihadapi oleh pasien banyak sekali Bu. (sambil menggeleng –
gelengkan kepalanya dan membuka hasil pengkajian)
Asim : Pasien mengalami nyeri dada, gangguan tidur, susah makan, dan gangguan konsep diri
Bu.
Ayu : Baiklah kalau begitu, mari kita lakukan validasi data, langsung ke pasiennya saja ya..
Fika : Baik Bu.
Kepala tim dan perawat asosiet melakukan validasi data. Setelah selesai melakukan validasi
data, ketua tim melakukan kontrak waktu esok hari untuk ronde keperawatan
Di ruang pasien…
Ayu : Baik, terima kasih atas kerja samanya. Pak Ariyo dan Bu Arifatul memang orang baik.
Kita ketemu laagi besok yan Pak, Bu, untuk melakukan ronde keperawatan.
Ariyo : Oh, iya. Terima kasih Sus..
Ayu : Iya, sama – sama Pak. Kami permisi dulu ya, Wassalamu’alaikum..
Arifatul : Wa’alaikumsalam.
Keesokan harinya, ronde keperawatan pun dimulai.. ronde tersebut dihadiri oleh ketua tim,
perawat asosiet, kepala ruang, dan perawat specialis.
Di ruang perawat..
Azizah ; Assalamu’alaikum, selamat pagi Bapak dan Ibu. Di pagi hari ini, kita akan
melaksanakan ronde keperawatan, sebagaimana yang sudah dijadwalkan sebelumnya.
Langsung saja, silakan Bu Ayu membacakan data pasiennya..
Ayu : Baik, terima kasih.. Assalamu’alaikum.. pasien dalam ronde keperawatan kita kali ini
adalah Pak Ariyo, dengan diagnosa medis gagal jantung. Setelah dilakukan pengkajian kemarin
oleh perawat Fika dan perawat Asim, didapatkan data bahwa pasien ini mengalami nyeri pada
dada, susah tidur, tidak mau makan, dan mengalami gangguan konsep diri.
Dwi : Gangguan konsep diri yang bagaimana Bu?
Ayu : Jadi dia mengalami gangguan citra tubuh karena dia merasa tubuhnya itu tidak berguna,
pasien sakit – sakitan sudah sejak lama, jadi dia tidak bisa bekerja. Dia juga sekarang umurnya
hampir 40 tahun tetapi belum menikah, jadi sekarang dia merasa minder. Mengalami harga diri
rendah juga.
Azizah : Iya, terima kasih kepada bu Ayu, sebelum kita melakukan validasi data, ada yang
ingin ditanyakan?
Asim : Tidak Bu, cukup.
Azizah : OK, langsung saja kita ke pasiennya ya..
Tim ronde keperawatan menuju ke ruang pasien.
Di ruang pasien…

Azizah : Assalamu’alaikum.. Selamat pagi pak Ariyo? Bagaimana? Bisa tidur tadi malam?
Ariyo : Wah, masih tidak bisa tidur Bu. Dada saya ini lho sakit banget rasanya.
Azizah : Oh, begitu ya..
Setelah selesai melakukan validasi data, tim ronde keperawatan kembali ke ruang perawat.
Di ruang perawat…
Azizah : Baik, tadi kita sudah sama – sama mengetahui keadaan pasien tersebut, bagaimana
sebaiknya? Ada yang punya usul?
Dwi : Kita harus melakukan rontgent dulu pada pasien Bu.
Ayu : Iya, untuk mengetahui keadaan jantung. Apa perlu melakukan cangkok jantung Bu
Dwi : Saya belum bisa memastikan, kita lihat dulu saja hasilnya, baru saya bisa menentukan.
Azizah : Untuk masalah gangguan konsep dirinya, kita diskusi dengan keluarganya saja ya Bu
Dwi.
Dwi : Iya Bu, Saya rasa itu perlu.
Pemecahan masalah pun telah ditemukan. Akhirnya keluarga klien diajak untuk berdiskusi
mengenai masalah gangguan konsep diri klien. Keluarga diberi pengarahan bagaimana cara
meningkatkan harga diri klien.
Setelah dilakukan diskusi dengan klien, tugas didelegasikan kepada perawat asosiet.
Ayu : Baik, perawat Asim dan perawat Fika, Anda sudah tahu apa yang akan Anda lakukan?
Fika : Sudah Bu.
Asim : Sudah.
Ayu : OK, bagus.. Kalau begitu silakan nanti Anda lakukan tugas yang harus Anda lakukan
Asim : Siap Bu.
Azizah : OK, ronde keperawatan kita kali ini sudah selesai. Terima kasih atas kerja samanya,
semuanya bagus. Semoga masalah pasien kita dapat segera teratasi. Wassalamu’alaikum.
Semua : Wa’alaikumsalam..
Akhirnya ronde keperawatan telah selesai dilakukan, perawat asosiet mulai menjalankan
tugasnya..

DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan : Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
https://www.academia.edu/37042157/RONDE_KEPERAWATAN.docx
http://ardhyashshiddieqi.blogspot.com/2013/05/ronde-keperawatan.html?m=1

3. Hand-over atau hand-off adalah tahao yang krusial dalam penyampaian informasi. Kesalaham
dalam komunikasi tim bisa terjadi fatal pada pasien sebagai akibat manajemenmanajemen tim
yang tidak baik atau munculnya kejadian yang tidak diinginkan. Hand-over merupakan tramsfer
tanggung jawab profesi pada beberapa atai semua aspek pelayanan pasien atau komunitas.
Dengan hand-over yang baik, tentjnya akan meminimalkan resiko-resiko medis dengan
meningkatkan kualitas keselamatan pasien. I PASS the BATON adalah contoh metode
penyampaiann hand-over yang efektif, yaitu meliputi :
Introduction : perkenalan diridiri, siapa anda, tugas dan peran, serta identitas pasien
Patient : identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, berat badan anak/bayi, tempat
perawatan pasien)
Assesment : keluhan utama, anamnesis, tanda vital, pemeriksaan yang penting dan
diagnosis
Situation : status pasien, semisal kondisi kesadaran, code status, dan
perkembangan terkiniterkini (bila sebelumnya ada terapi)
Safety Concern : hasil laboratorium yang penting, faktor sosio-ekonomi, alergi obat
The
Background : Co-morbiditas, riwayat penyakit pasien dan keluarga
Actions : tindakan yang sudah atau yang akan dilakukan
Timing : prioritas tindakan, dan level of urgency
Ownership : identifikasi siapa yang bertanggung jawab pada pasien, termasuk juga
keluarga
Next : apa yang kemungkinan akan timbultimbul selanjutnya? Antisipasi dalam hal
apa? Rencana atau tindakan lanjut pada pasien?

SUMBER
Hardi, Irwan.(2017). Buku Ajar Manajamen Keselamatan Pasien. Yogyakarta:Depublisher
https://books.google.co.id/books?
id=nV7MDwAAQBAJ&pg=PA64&dq=hand+over+yang+benar&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwi
WpOS_lafoAhXTcn0KHQpdAfoQ6AEIGzAC#v=onepage&q=hand%20over%20yang
%20benar&f=false

Anda mungkin juga menyukai