Akuntansi Biaya Modul 7 9
Akuntansi Biaya Modul 7 9
AKUNTANSI BIAYA
MODUL 7 - 9
OLEH :
FITRIANA
KELAS B
PERIODE AKUNTANSI
LAHAT 2016
Modul 7
Kegiatan Belajar 1
Latihan 1
1) Jelaskan beberapa pengaruh penambahan bahan baku di departemen
berikutnya dan berikan juga contoh perusahaannya. Carilah contoh di luar
yang sudah kita bahan di kegiatan belajar ini.
Jawab :
1. Tidak ada penambahan jumlah unit yang diproduksi, tetapi terdapat
penambahan kos produksi.
Contoh penambahan bahan baku di departemen berikutnya tanpa adanya
penambahan kuantitas adalah penambahan ban pada perusahaan perakitan
mobil.
2. Peningkatan jumlah unit yang diproduksi, tetapi tidak ada penambahan kos
produksi.
Contoh penambahan bahan baku yang akan meningkatkan jumlah unit
yang diproduksi, tetapi tidak menambah kos produksi adalah penambahan
air pada perusahaan cat.
3. Peningkatan jumlah unit produksi disertai dengan penambahan kos
produksi.
Contoh penambahan gula pada perusahaan pembuat sirup karena gula
memiliki kos dan penambahan gula akan menambah volume (jumlah unit)
sirup yang diproses.
2) Berikut ini adalah data produksi dan kos produksi PT Jaya Raya pada bulan
Juni 20XX.
Departemen
1 2
Unit
Unit masuk ke proses 7.200
Ditransfer ke Departemen 2 6.500
Diterima dari Departemen 1 6.500
Penambahan unit di Departemen 2 1.500
Ditransfer ke produk jadi 7.400
Kos produksi:
Bahan baku Rp132.280.000 Rp63.800.000
Tenaga kerja langsung 120.600.000 41.190.000
Overhead pabrik 80.400.000 27.460.000
Diminta:
a) Hitunglah unit produk dalam proses akhir Departemen 1 dan 2.
b) Buatlah laporan kos produksi Departemen 1 dan 2.
Jawab:
Laporan Kos Produksi Departemen 1:
PT Jaya Raya
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 30 Juni 20XX
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
Unit dimasukkan ke proses 7.200
Unit dipertanggungjawabkan:
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen 2 6.500
Produk dalam proses akhir 700 7.200
Ekuivalen Produksi
Bahan baku Kos Konversi
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen 2 6.500 6.500
Produk dalam proses akhir:
700 × 1/5 150
700 × 2/7 200
Unit ekuivalen Total 6.650 6.700
Kos Dipertanggungjawabkan
Kos ÷ Unit = Kos
Total Ekuivalen Unit
Kos ditambahkan ke departemen:
Bahan baku Rp132.280.000 6.650 Rp19.892
Tenaga kerja langsung 120.600.000 6.700 18.000
Overhead pabrik 80.400.000 6.700 12.000
Kos total dipertanggungjawabkan Rp333.280.000 Rp49.892
Kos Pertanggungjawabkan
Kos ditransfer ke Departemen 2 (6.500 × Rp49.892) Rp324.296.241
Produk dalam proses – akhir:
Bahan baku (150 × Rp19.892) Rp2.983.759
Tenaga kerja langsung (200 × Rp18.000) 3.600.000
Overhead pabrik (200 × Rp12.000) 2.400.000 Rp8.983.759
Kos total pertanggungjawaban Rp333.280.000
Kegiatan Belajar 2
Latihan 2
1) Jelaskan masalah-masalah yang muncul ketika terdapat produk dalam proses
awal di suatu departemen!
Jawab:
1. Haruskah dibuat perbedaan tingkat penyelesaian antara produk selesai/jadi
yang berasal dari produk dalam proses awal dan produk masuk ke proses
periode tersebut? Sebagai contoh, PDP awal sebesar 1.000 unit (BB 80%,
Konversi 50%).
2. Haruskah semua unit selesai selama periode waktu tertentu akan dianggap
100% dalam unit ekuivalen dengan mengabaikan tingkat penyelesaian
produk dalam proses awal? Kembali ke contoh di nomor satu.
3. Haruskah kos produksi yang berasal dari produk dalam proses
digabungkan dengan kos produksi ditambahkan periode sekarang (dalam
skedul kos dipertanggungjawabkan) untuk mendapatkan besaran kos
ditambahkan ke departemen? Sebagai contoh, kos produksi PDP awal
sebesar Rp45.000.000 dan kos ditambahkan periode ini sebesar
Rp235.980.000.
Departemen
A B
Unit
PDP awal
BB 100%; Konversi 1/5 1.000
BB 1/10; Konversi 2/5 200
Unit masuk ke proses 9.000
Ditransfer ke Departemen 2 8.500
Ditransfer ke produk jadi 600
Produk dalam proses akhir:
BB 100%; Konversi 1/3
BB 1/6; Konversi ¼
Kos produksi:
Proporsi kos transferan2 dalam PDP awal 0 Rp13.000.000
Proporsi kos produksi ditambahkan untuk
PDP awal oleh Departemen:
Bahan baku Rp20.000.000 Rp10.000.000
Tenaga kerja langsung 5.760.000 5.250.000
Overhead pabrik 3.840.000 3.500.000
Total Rp29.840.000 Rp31.750.000
Diminta:
a) Susunlah laporan kos produksi Departemen A dan B dengan metode rata-
rata berbobot.
b) Susunlah laporan kos produksi Departemen A dan B dengan metode
masuk pertama keluar pertama.
Jawab:
a) Metode Rata-rata Berbobot
Laporan Kos Produk Departemen A
PT Bulan Sabit
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 31 Oktober 20XX
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
Produk dalam proses awal 1.000
Unit dimasukan ke proses 9.000 10.000
Unit pertanggungjawaban:
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B 8.500
Produk dalam proses akhir 1.500 10.000
Ekuivalen Produksi
Bahan Baku Kos Konversi
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B 8.500 8.500
Produk dalam proses akhir:
1.500 × 100% 1.500
1.500 × 1/3 500
Unit ekuivalen Total 10.000 9.000
Kos Dipertanggungjawabkan
Overhead pabrik
Produk dalam proses awal 3.840.000
Ditambahkan selama perioda 15.816.000
Total 19.656.000 9.000 2.184
Kos total dipertanggungjawabkan Rp88.140.000 Rp9.360
Kos Pertanggungjawaban
PT Bulan Sabit
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan berakhir 31 Oktober 20XX
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
Produk dalam proses awal 200
Unit diterima dari Departemen A 8.500
Penambahan unit 0 8.700
Unit pertanggungjawaban:
Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi 8.100
Produk dalam proses akhir 600 8.700
Ekuivalen Produksi
Bahan Baku Kos Kenversi
Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi 8.100 8.100
Produk dalam proses akhir:
600 × 1/6 100
600 × 1/4 150
Unit ekuivalen Total 8.200 8.250
Kos Dipertanggungjawabkan
Kos ÷ Unit = Kos
Unit Total Ekuivalen Unit
Kos dari Departemen sebelumnya:
Produk dalam proses awal 200 Rp13.000.000
Diterima dari Departemen A 8.500 79.560.000
Unit ditambahkan dalam produksi 0
Unit disesuaikan dari kos unit 8.700 Rp92. 560.000 8.700 Rp10.639
Overhead pabrik
Produk dalam proses awal 3.500.000
Ditambahkan selama perioda 29.680.000
Total 33.180.000 8.250 4.022
Kos total dipertanggungjawabkan Rp222.310.000 Rp26.401
Kos Pertanggungjawaban
PT Anugerah Abadi
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 31 Mei 20XX
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
Produk dalam proses awal 1.000
Unit dimasukkan ke proses 9.000 10.000
Unit pertanggungjawaban:
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B 8.500
Produk dalam proses akhir 1.500 10.000
Ekuivalen Produksi
Bahan Kos
Baku Konversi
Unit selesai dan ditransfer ke Departemen B 8.500 8.500
(-) Produk dalam proses awal 1.000 1.000
(=) Unit dimasukkan dan selesai 7.500 7.500
(+) Unit dibutuhkan untuk menyelesaikan produk 0 800
dalam proses awal
(+) Produk dalam proses akhir:
1.500 × 100% 1.500
1.500 × 1/3 500
Unit ekuivalen Total 9.000 8.800
Kos Dipertanggungjawabkan
Kos ÷ Unit = Kos
Total Ekuivalen Unit
Kos produk dalam proses awal Rp29.600.000
Kos ditambahkan ke departemen:
Bahan baku Rp19.000.000 9.000 Rp2.111
Tenaga kerja langsung 23.724.000 8.800 2.696
Overhead pabrik 15.816.000 8.800 1.797
Kos total dipertanggungjawabkan Rp88.140.000 Rp6.604
Kos Pertanggungjawaban
Kos ditransfer ke Departemen B:
Dari produk dalam proses awal:
Kos PDP awal Rp29.600.000
Tenaga kerja langsung (800×Rp2.696) 2.156.727
Overhead pabrik (800×Rp1.797) 1.437.818 Rp33.194.545
Dari produksi sekarang:
Unit dimasukkan dan selesai (7.500×Rp6.604) 49.532.197
Transferan total 82.726.742
Produk dalam proses – akhir:
Bahan baku (1.500×Rp2.111) Rp3.166.667
Tenaga kerja langsung (500×Rp1.797) 1.347.955 5.413.258
Kos total pertanggungjawaban 898.636 Rp88.140.000
PT Bulan Sabit
Laporan Kos Produksi
Untuk Bulan yang berakhir 31 Oktober 20XX
Kuantitas
Unit dipertanggungjawabkan:
Produk dalam proses awal 200
Unit diterima dari Departemen A 8.500 8.700
Unit ditambahkan ke proses 0
Unit pertanggungjawaban:
Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi 8.100
Produk dalam proses akhir 600 8.700
Ekuivalen Produksi
Bahan Kos Konversi
Baku
Unit selesai dan ditransfer ke produk jadi 8.100 8.100
(-) Produk dalam proses awal 200 200
(=) Unit dimasukkan dan selesai 7.900 7.900
(+) Unit dibutuhkan untuk menyelesaikan
produk
dalam proses awal 180 120
(+) Produk dalam proses akhir:
600 × 1/6 100
600 × ¼ 150
Unit ekuivalen Total 8.180 8.170
Kos Dipertanggungjawabkan
Kos ÷ Unit = Kos
Unit Total Ekuivalen Unit
Kos dari Dep A dan PDP awal:
Kos produk PDP awal 200 Rp31.750.000
Transferan selama perioda 8.500 82.726.742 8.500 Rp9.733
Unit ditambahkan ke proses 0
Unit disesuaikan dan kos 8.500
unit
Kos ditambahkan ke departemen:
Bahan baku Rp36.800.000 8.180 Rp4.499
Tenaga kerja langsung 44.520.000 8.170 5.499
Overhead pabrik 29.680.000 8.170 3.633
Kos total Rp225.476.742 Rp23.313
dipertanggungjawabkan
Kos Pertanggungjawaban
Kos ditransfer ke produk jadi:
Dari produk dalam proses awal:
Kos PDP awal Rp31.750.000
Bahan baku (180×Rp4.499) Rp809.780
Tenaga kerja langsung (120×Rp5.499) 653.905
Overhead pabrik (120×Rp1.382) 435.936 Rp33.649.621
Dari produksi sekarang:
Unit dimasukan dan selesai (7.900×Rp23.313) Rp184.175.408
Transfer total Rp217.825.029
Produk dalam proses - akhir:
Dari Dep A (600×Rp9.733) Rp5.839.535
Bahan baku (100×Rp4.499) Rp449.878
Tenaga kerja langsung (150×Rp5.449) 817.381
Overhead pabrik (150×Rp3.633) 544.920
Kos total pertanggungjawaban Rp225.476.742
Kegiatan Belajar 3
Latihan 3
1) Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyusutan produk dalam proses!
Berikan contoh proses produksi yang umumnya memiliki penyusutan produk
dalam proses!
Jawab:
Penyusutan produk dalam proses adalah proses susutnya unit yang diproduksi
merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari. Jika jumlah penyusutan ini
tidak dapat dihindari dan jumlah susutnya dalam batasan toleransi maka kita
sebut sebagai penyusutan normal. Apabila penyusutan tersebut sebenarnya
dapat dihindari dan atau jumlah penyusutan tersebut lebih dari batasan
toleransi maka disebut sebagai penyusutan abnormal.
Contoh : Pada perusahaan manufaktur yang menghasilkan sirup, ketika
masuk dalam proses pemanasan, produk yang diproses akan mengalami
penyusutan karena terjadinya penguapan. Penyusutan ini akan menyebabkan
berkurangnya jumlah unit yang dihasilkan.
4) Jelaskan metode yang digunakan untuk menangani produk cacat dalam sistem
kos proses!
Jawab:
Produk yang tidak memenuhi standar produksi, tetapi masih bisa diperbaiki
dengan tambahan proses produksi tertentu dan kemudian menjadi produk
yang baik lagi dan dijual dengan harga reguler.
Modul 8
Kegiatan Belajar 1
Latihan 1
1) Jelaskan karakteristik produk bersama?
Jawab:
1. Produk bersama dihasilkan dari bahan baku dan proses yang sama.
Pemrosesan satu produk bersama berarti akan memproses seluruh produk
bersama yang ada pada saat yang sama.
2. Pemanufakturan produk bersama selalu memiliki titik pisah (split-off
point), yaitu suatu titik dalam proses produksi yang mana setiap produk
bersama akan terpisah secara individual, kemudian masing-masing dijual
atau diproses lebih lanjut (proses produksi tambahan).
Kegiatan Belajar 2
Latihan 2
1) Jelaskan pengertian produk bersama?
Jawab:
Produk bersama adalah beberapa produk yang dihasilkan dalam beberapa
rangkaian atau seri produk secara bersama atau serempak dengan
menggunakan bahan, tenaga kerja, dan biaya overhead secara bersama.
𝑅𝑝70.000.000
Alokasi kos bersama ke setiap produk = = 𝑅𝑝1.400 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
50.000 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝑅𝑝70.000.000
Alokasi kos bersama ke setiap unit produk =
140.000
= 𝑅𝑝500 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡𝑎𝑛
Langkah ketiga:
Kegiatan Belajar 3
Latihan 3
1) Jelaskan perbedaan pengkosan produk bersama dengan metode pengakuan
pendapatan bersih dan pendapatan kotor?
Jawab:
a) Metode pengakuan pendapatan bersih
Metode ini mengakui adanya kebutuhan untuk mengalokasi kos
terlacakkan (traceable) pada produk sampingan.metode ini digunakan
ketika produk sampingan mengalami proses lebih lanjut sebelum dapat
dijual setelah titik pisah.
Jawab:
a) Metode pendapatan bersih – diperlakukan sebagai pendapatan lain.
Penjualan (produk utama) Rp400.000.000
Kos produk terjual:
Kos bersama Rp200.000.000
Kos proses tambahan 150.000.000
Kos produk terjual total 350.000.000
Laba kotor Rp50.000.000
Biaya pemasaran & adm 5.000.000
Laba operasional Rp45.000.000
Pendapatan lain:
Pendapatan bersih produk sampingan 15.000.000
Laba bersih Rp60.000.000
*Rp20.000.000 – 5.000.000
Skedul A:
Kos produksi bersama Total Rp200.000.000
(-) Kos bersama teraplikasikan pada
produk sampingan yang diproduksi:
Estimasi penjualan produk sampingan Rp20.000.000
(-) kos pemrosesan tambahan Rp5.000.000
Ekspektasi laba kotor produk 2.000.000 7.000.000 13.000.000
Sampingan (Rp20 juta×10%)
Kos produksi produk utama Rp187.000.000
Skedul B:
Kos bersama teraplikasikan pada produk sampingan Rp13.000.000
(lihat skedul A)
Kos pemrosesan tambahan di Departemen B 5.000.000
Kos produksi produk sampingan Rp18.000.000
Modul 9
Kegiatan Belajar 1
Latihan 1
1) Jelaskan perbedaan sistem kos aktual, normal, dan standar?
Jawab:
1. Kegiatan sistem kos ini mencatat kos produksi berdasarkan jumlah produk
yang sesungguhkan dihasilkan.
2. Sistem kos aktual dan normal memiliki persamaan terkait dengan
perlakuan atau kos langsung, yaitu bahan baku dan tenaga kerja langsung.
3. Terkait dengan overhead pabrik, sistem kos aktual dan normal
menggunakan tarif overhead pabrik yang berbeda, tetapi keduanya
menggunakan jumlah input overhead pabrik yang sesungguhnya
digunakan untuk menghitung jumlah overhead pabrik.
4. Sistem kos normal dan standar menggunakan tarif overhead pabrik yang
sama. Perbedaannya dalam kos normal untuk memperoleh kos overhead
merupakan perkalian antara tarif overhead dengan input sesungguhnya,
sedangkan kos standar merupakan perkalian tarif overhead dengan input
standar.
5. Sistem kos standar mencatat kos produksi menggunakan konsep anggaran
fleksibel, yaitu kos standar merupakan kos yang seharusnya dikeluarkan
untuk menghasilkan produk dalam jumlah tertentu.
2) Jelaskan manfaat atau kegunaan dari kos standar?
Jawab:
1. Pengendalian kos. Tujuan dari kos standar adalah membantu manajemn
dalam pemroduksian produk dengan kos terendah yang memungkinkan,
sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan.
2. Pengkosan sediaan. Terdapat dua pandangan yang berbeda terkait dengan
pengkosan sediaan. Satu pandangan berpendapat bahwa sediaan harus
dinyatakan dalam terma (term) kos standar dan kos yang disebabkan
ketakefisienan dan produksi menganggur (idle production) harus dicatat
sebagai kos periode. Pandangan kedua berpendapatan bahwa sediaan harus
dicatat sebesar semua kos yang terjadi untuk memproduksi produk atau
barang tersebut.
3. Perencanaan anggaran. Kos standar dan anggaran memiliki kesamaan
karena keduannya merepresentasi kos rencana untuk periode waktu
tertentu.
4. Penentuan harga jual produk. Harga jual produk dengan kos produksi
umumnya terkait erat dalam pengertian jika kos produksi rendah maka
harga jual yang ditetapkan juga dapat rendah.
5. Penghematan catatan. Rincian catatan mungkin dapat berkurang ketika
standar kos digunakan berkesesuaian dengan kos aktual.
3) Jelaskan pengertian rincian dari standar untuk bahan baku, tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik?
Jawab:
a) Biaya Bahan Baku Standar ( standard raw material cost)
Adalah biaya bahan baku yang seharusnya terjadi untuk membuat satu
satuan produk tertentu, yang terdiri dari dua komponen, yaitu :
1. Harga bahan baku standar (standard raw material price), terdiri atas :
a. Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran
fisik tertentu atau lebih dikenal dengan nama kuantitas standar.
b. Harga persatuan perfisik tersebut, atau disebut pula harga standar yang
berupa:
· Harga yang diperkirakan akan berlaku dimasa yang akan datang.
· Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar.
· Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam
jangka panjang.
𝑅𝑝1.200.000.000
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙 = = 𝑅𝑝2.500 𝑝𝑒𝑟 𝐽𝐾𝐿
480.000 𝐽𝐾𝐿
𝑅𝑝576.000.000
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑜𝑣𝑒𝑟ℎ𝑒𝑎𝑑 𝑝𝑎𝑏𝑟𝑖𝑘 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝 = = 𝑅𝑝1.200 𝑝𝑒𝑟 𝐽𝐾𝐿
480.000 𝐽𝐾𝐿
Kegiatan Belajar 2
Latihan 2
1) Jelaskan pengertian variansi?
Jawab:
Variansi merupakan teknik yang digunakan oleh manajemen untuk mengukur
kinerja departemen produksi, mengoreksi adanya ketakefisienan, dan
menjalankan secara tepat fungsi pertanggungjawaban.
4) Berikut ini merupakan data kos standar dan aktual pada PT BUKIT
BARISAN pada tahun 20XX:
Data kos standar:
Bahan baku (2 meter @Rp7.500) Rp15.000
Tenaga kerja langsung (0,5 JKL @Rp15.000) 7.500
Overhead tetap (0,5 JKL @Rp3.000*) 1.500
Overhead variabel (0,5 JKL @Rp6.000) 3.000
Kos standar per unit Rp27.000