PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
potensi flora dan fauna yang sangat beraneka ragam baik dari jenis yang asli dari
kawasan asal maupun yang didatangkan dari luar kawasan Taman Hutan Raya.
2
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kawasan taman hutan raya dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan
upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekosistemnya. Suatu kawasan taman wisata alam dikelola berdasarkan satu
rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek-aspek ekologi, teknis,
ekonomis dan sosial budaya (UPT Taman Hutan Raya Raden Soerjo, 2010).
Rencana pengelolaan taman hutan raya sekurang-kurangnya memuat
tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang upaya perlindungan,
pengawetan dan pemanfaatan kawasan.
Upaya pengawetan kawasan taman hutan raya dilaksanakan dalam bentuk
kegiatan :
(d) Perlindungan dan pengamanan
- Pendidikan
5
B. Bentuk Penyebaran atau Distribusi Tumbuhan
6
- Reproduksi tumbuhan yang menggunakan biji cenderung jatuh Di
sekitar induk.
Lingkungan / habitat mikro pada tiap spesies yang mempunyai
kesamanan pada anggota spesies. Habitat dikatakan homogen pada lingkungan
makro, namun pada lingkungan mikro sangat berbeda. Mikrositus yang paling
cocok untuk suatu spesies cenderung ditempati lebih padat untuk spsies yang
sama.
c. Teratur Pola penyebaran teratur jika secara reguler dapat ditemui pada
perkebunan, agricultur yang lebih diutamakan efektifitas dan efisiensi lahan
(Anonymous, 2012)
Klasifikasi:
Kingdom Plantae
Divisio Magnoliophyta
Classis Magnoliopsida
Ordo Casuarinales
Familia Casuarinaceae
Genus Casuarina
Deskripsi Tanaman
a. Habitus
Tanaman cemara gunung merupakan habitus perdu dengan tinggi kira-kira 15-20m.
c. Manfaat
Manfaat dari kelompok C. junghuhniana. Miq. atau cemara gunung ini antara
lain sebagai tanaman hias yang biasanya d tanam di depan rumah atau sebagai
penghias tata kota,agar terlihat hijau terkadang di gunakan sebagai perayaan besar
seperti hari natal yang digunakan sebagai pohon natal bagi umat kristiani. cemara
gunung termasuk yang tertinggi di antara spesies kayu bakar. Serat: kayu adalah
bahan baku yang cocok untuk pulp kraft. Kayu: Sangat keras, coklat kemerahan
8
kayu, rentan terhadap pemisahan. Di Thailand, itu adalah sumber populer dari
tumpukan konstruksi dan untuk perangkap ikan (Pratiwi dkk, 2012).
a. Iklim
b. Tanah
c. Air
Air mempunyai peranan yang penting bagi pertumbuhan tumbuhan
karena dapat melarutkan dan membawa makanan yang diperlukan bagi
tumbuhan dari dalam tanah. Adanya air tergantung dari curah hujan dan
curah hujan sangat tergantung dari iklim di daerah yang bersangkutan.
Jenis flora di suatu wilayah sangat berpengaruh pada banyaknya curah
hujan di wilayah tersebut. Flora di daerah yang kurang curah hujannya
keanekaragaman tumbuhannya kurang dibandingkan dengan flora di
daerah yang banyak curah hujannya.
10
E. KONSEP TEORI
1. Program
Merupakan serangkaian kegiatan yang memiliki durasi waktu tertentu serta
dibuat untuk mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Program disusun
untuk mencapai sasaran. Sebagai sebuah aktivitas yang memiliki durasi
waktu tertentu, program memiliki waktu mulai dan waktu selesai. Program
merupakan unsur utama yang harus ada demi terciptanya suatu kegiatan.
Didalam program dibuat beberapa aspek, disebutkan bahwa didalam program
dijelaskan mengenai :
e. Strategi pelaksanaan.
11
2. Pengelolaan
Pengelolaan merupakan suatu usaha yang didalamnya meliputi beberapa
aspek, seperti perencanaan, organisasi, pelaksanaan, pengawasan serta
pengendalian yang setiap fungsi saling berkaitan dan merupakan satu
kesatuan yang saling mempengaruhi. Pengelolaan merujuk kepada
seperangkat peranan yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang, atau
bisa juga merujuk kepada fungsi-fungsi yang melekat kepada peranan
tersebut. Pengelolaan hutan secara menyeluruh membutuhkan data
investarisasi yang benar-benar akurat, agar tindakan yang diambil benar-
benar sesuai dengan tujuan lestari. Pengelolaan merupakan suatu rangkaian
kegiatan yang meliputi merencanakan, mengorganisasikan dan mengarahkan,
dan mengawasi kegiatan manusia dengan memanfaatkan material dan
fasilitas yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif
dan efisien. Istilah pengelolaan itu sendiri identik kaitannya dengan istilah
manajemen.
Manajemen oleh para penulis dibagi atas beberapa fungsi. Pembagian fungsi-
fungsi manajemen ini tujuannya adalah supaya sistematika urutan
pembahasannya lebih teratur. Agar analisis pembahasannya lebih mudah dan
lebih mendalam dan untuk menjadi pedoman pelaksanaan proses manajemen
bagi manajer. Namun terdapat perbedaan pandangan mengenai fungsi
manajemen oleh para ahli. Fungsi manajemen menurut G.R Terry (2005:38)
terdiri dari perencanaan (planning),pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), pengawasan (controlling). Sedangkan menurut
Luther Gullick dalam Alam (2004:102) meliputi perencanaan(planning),
pengorganisasian (organizing), penyusunan pegawai (staffing), pengarahan
(directing), koordinasi (coordinating), pelaporan (reporting), anggaran
(budgeting), pengawasan (controlling).
13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan jenis penelitiannya, maka jenis penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif, yang mana studi ini memusatkan perhatian pada
masalah/fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan, yang bersifat aktual, yang
kemudian digambarkan realita tentang masalah yang diamati dengan interpretasi
rasional yang jelas dan bertujuan untuk mengetahui secara terperinci Pengelolaan
Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Hutan Raya
b. Data Sekunder
Profil Taman Hutan Raya
Profil Kecamatan
Dokumen Perundang-Undangan.
c. Pengarahan
Hasil observasi dan wawancara peneliti lakukan dengan informan mengatakan
bahwa untuk pengarahan dapat dilihat berdasarkan pengarahan pada tujuan,
keharmonisan dengan tujuan dan kesatuan komando. Dalam hal pengarahan pada
tujuan Taman Hutan Raya, rata-rata informan mengatakan pengarahan pada tujuan
sudah dilakukan dengan saling mengingatkan tugas-tugas yang akan dilakukan
pengelola. Hal tersebut dilakukan secara lisan dengan menunjukan pekerjaan yang
akan dilakukan dan hal-hal yang perlu diperhatikan. Mengenai keharmonisan dengan
tujuan objek wisata, informan menyatakan bahwa kesamaan antara tujuan anggota
kelompok dengan tujuan organisasi terjadi dengan sendirinnya oleh masing-masing
pengelola tanpa ada pihak yang mengarahkan.
Hal ini terjadi karena kesadaran diri dari masing-masing pengelola dan
didorong oleh keinginan untuk mengelola objek wisata lebih baik lagi. Dalam hal
kesatuan komando Taman Hutan Raya rata-rata informan mengatakan komando
tertinggi dalam pengelolaan Taman Hutan Raya adalah Kepala Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang.
d. Pengawasan
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan informan yang peneliti lakukan
mengatakan bahwa untuk pengawasan dapat dilihat berdasarkan standar-standar,
16
supervisi, pembandingan dan tindakan korektif. Untuk standar-standar Taman Hutan
Raya rata-rata informan mengatakan standar-standar dalam pengelolaan Taman Hutan
Raya adalah masih terjaganya kawasan hutan serta bertambahnya koleksi flora
ataupun fauna di kawasan hutan. Kebersihan lingkungan juga perlu di jaga,
penambahan dan perbaikan beberapa fasilitas diperlukan untuk menunjang kegiatan
wisata, taman bermain, papan informasi, petunjuh arah, foto-foto flora dan fauna yang
ada, serta pemandu wisata bagi wisatawan yang ingin menjelajah kawasan hutan.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang pengelolaan
objek wisata Taman Hutan Raya, pihak yang menangani pengelolaan objek wisata
adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Taman Hutan Raya pada Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata. Dari hasil penelitian pengelolaan objek wisata Taman
Hutan Raya terdiri dari beberapa elemen, yaitu:
a. Perencanaan
Perencanaan yang berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai dalam jangka
panjang yaitu keberlangsungan Taman Hutan Raya sebagai kawasan konservasi dan
dalam jangka pendek sebagai objek wisata yang berkembang. Rencana pelaksanaan
17
untuk mencapai tujuan dengan pembibitan, penghijauan, pembersihan area objek
wisata pada area yang banyak di kunjungi oleh pengunjung oleh semua pengelola
yang bertugas pada waktu rutin dan berkala. Hal ini sudah sesuai dengan yang
dikatakan Sutarno (2004:109),“perencanaan diartikan sebagai perhitungan dan
penentuan tentang hal yang akan dijalankan dalam rangka mencapai tujuan tertentu,
dimana menyangkut tempat, oleh siapa pelaku itu atau pelaksana dan bagaimana tata
cara mencapai hal tersebut”. Namun, perencanaan yang disusun oleh pengelola
Taman Hutan Raya masih bersifat umum dan belum terlalu rinci. Sehingga
perencanaan objek wisata Taman Hutan Raya yang ada hanya untuk keberlangsungan
dan belum mengarah untuk pengembangan objek wisata yang nantinya dapat
memberikan kontribusi dalam menambah pendapatan asli daerah
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian terdiri dari tanggung jawab pengelola berupa tugas pokok
melaksanakan kegiatan teknis operasional dan kegiatan teknis penunjang. Kekuasaan
pengelola hanya sebatas pada tugas yang diberikan, selain dari hal-hal tersebut di luar
kekuasaan pengelola. Pelaporan dilakukan secara lisan dari petugas kepada
koordinator untuk kegiatan oprasional, sedangkan pelaporan secara administrasi
dilakukan secara tertulis.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan dalam Byars dan Rue (2006: 6),
“Pengorganisasian merupakan pengelompokkan kegiatan-kegiatan, penugasan
kegiatan-kegiatan, penyediaan keperluan, wewenang untuk melaksanakan
kegiatannya”. Pengelolaan Taman Hutan Raya telah memiliki pengorganisasian
dalam menjalan fungsinya sebagai petugas yang bertanggung jawab dalam mengurus
objek wisata Taman Hutan Raya. Akan tetapi, pengorganisasian belum disusun secara
rinci dan hanya bersifat umum. Hal ini disebabkan jumlah pengelola yang ada tidak
sebanding dengan luas kawasan objek wisata Taman Hutan Raya. Sehingga beberapa
fasilitas tidak terawat dan mengalami kerusakan. Begitu juga pada beberapa area
Taman Hutan Raya, yang menjadi fokus pengelola hanya pada area-area yang sering
dikunjungi dan area yang pelu diperbaiki secepatnya.
c. Pengarahan
Pengarahan dilakukan agar lebih tertuju kepada tujuan yang akan dicapai dari
Taman Hutan Raya. Hal tersebut telah dilakukan dengan saling mengingatkan oleh
petugas pengelola objek wisata tentang tugas-tugas yang akan dikerjakan.
Keharmonisan antara tujuan objek wisata dengan tujuan petugas pengelola terjadi
dengan sendirinya yang didorong oleh keinginan masing-masing pengelola untuk
18
membenahi objek wisata lebih baik lagi. Komando tertinggi dari pengelola objek
wisata Taman Hutan Raya
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Handayaningrat (1996: 25), “Pengarahan adalah
usaha agar semua anggota kelompok melaksanakan demi tercapainya tujuan dengan
kesadarannya dan
berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha pengorganisasiannya”.
Pengarahan yang dilakukan secara lisan oleh pengelola cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari masing-masing petugas
pengelola melaksanakan pekerjaannya dengan kesadaran sendiri demi tercapai
tujuan yang akan dicapai objek wisata Taman Hutan Raya. Namun, pengarahan secara
tertulis juga dibutuhkan untuk lebih memperjelas pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Begitu juga dengan kekuasaan dari pengelola objek wisata Taman Hutan Raya, hanya
sebatas teknis pengelolaan dilapangan sebagai operasional. Kekuasaan sebagai
pembuat keputusan dalam pengembangan objek wisata serta pembuat kebijakan tidak
dimiliki oleh UPTD Taman Hutan Raya sebagi pengelola, melainkan oleh
Pemerintah. Sehingga ketergantungan dan minimnya pendanaan dari pemerintah
membuat pengelola sulit untuk melakukan pengembangan.
d. Pengawasan
Pengawasan terdiri dari standar-standar Taman Hutan Raya telah mencapai
tujuannya yaitu masih terjaganya kawasan hutan serta bertambahnya koleksi flora
ataupun fauna di kawasan hutan. Supervisi dilakukan pengelola bersama-sama dengan
masayarakat, kepolisian, dinas kehutanan. Pembandingan dilakukan pada tingkat
kunjungan objek wisata, kebersihan lingkungan, kondisi hutan dari waktu ke waktu.
Fokus pengelola dalam tindakan korektif yaitu pada kondisi kawasan hutan, jumlah
flora dan fauna yang hidup didalam hutan, jumlah jenis satwa dan tumbuhan langka
yang ada didalam hutan, penjualan tiket masuk, kebersihan lingkungan, keamanan
Taman Hutan Raya.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Sutarno (2004: 128), “pengawasan
adalah kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang atau sudah dilaksanakan
dengan kriteria, norma-norma standar atau rencana-rencana yang sudah ditetapkan
sebelumnya”. Namun dalam pengawasan Taman Hutan Raya, pengelola hanya
menerapkan standar-standar secara umum untuk mengukur ketercapaian tujuan yang
telah ditetapkan dari Taman Hutan Raya. Begitu juga pengawasan untuk kawasan
hutan dan area-area yang sering dikunjungi oleh pengunjung. Lemahnya pengawasan
pengelola akan berdampak pada kerusakan kawasan Taman Hutan Raya. Baik oleh
19
pengunjung-pengunjung yang datang ataupun oleh pihak-pihak yang ingin melakukan
pencurian kayu dan satwa liar.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya adalah sebagai kawasan
pelestarian alam guna kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, budaya, serta menjadi icon wisata alam
dan menjadi salah satu objek pariwisata kebanggaan masyarakat Provinsi
Riau. Pengelolaan Taman Hutan Raya Pemetaan kawasan tahura,
Identifikasi jenis flora dan fauna, Inventarisasi untuk jenis-jenis flora dan
fauna prioritas dan sintesa informasi yang holistik dan berkelanjutan.
B. Saran
Untuk Pemerintah diharapkan dapat menyerahkan bagian pengelolaan
kepada pihak swasta agar lebih terkelola dengan baik. Selanjutnya mampu
bekerjasama dengan masyarakat setempat dalam mengelola objek wisata.
Untuk pengelola agar membuat konsep perencanaan kegiatan wisata.
Kegiatan yang dapat diikuti oleh pengunjung tersebut tentunya yang
berwawasan lingkungan. Untuk peneliti lain diharapkan lebih memperluas
kajian tentang pengelolaan objek wisata, fasilitas objek wisata, daya tarik
wisata, kepuasan pengunjung, keputusan berkunjung, promosi objek
wisata, dan strategi pemasaran objek wisata.
20
DAFTAR PUSTAKA
Paramastuti Dini., & Chofyan Iwan. Penataan Zon Taman Hutan Raya Gunung Kunci
dikawasan Perkotaan Sumedang. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. Vol.13 No.1.
Novita Retno. (2017). Pengelolaan Kawasan Konservasi Taman Hutan Raya Sula
Syarif Hasim dikecamatan Mina Kabupaten Siak Provinsi Riau. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu
Politik.Vol 4 No 2.
Rifiyan Arief & Andi Mob., (2012). Pengembangan Aktifitas Wisatadi Taman Hutan
Raya IR.H. DJUANDA,Bandung Jawa Barat. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Vol.8
No.2.
Fasandra Fermando. (2014). Pengelolaan Objek Wisata Taman Hutan Raya Bung
Hata Kota Padang. Jurnal Jurnal Manajemen Perhotelan.
Yuliantoro Isolomo, Christian Margareta, & Suryawan Ady (2015). Potensi dan
srategi pengembangan hutan raya gunung tumpa manado,Sulawesi utara dalam upaa
konferensi kenaekaragaman hayati sub kawasan wallad. Jurnal Ilmu Kehutanan.Vol 1.No
4”714-720”.
21