ANUITAS
Dosen Pengampu :
Sudianto Manullang, S.Si,. M.Sc
DISUSUN OLEH :
PSM A 2017
JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kasih dan anugerahNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas ini yaitu makalah untuk
presentase pada matakuliah Aktuaria.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen pengampu matakuliah
Aktuaria di Universitas Negeri Medan Bapak Sudianto Manullang, S.Si,. M.Sc, atas
bimbingan dan segala kesempatan yang telah di berikan kepada penulis sehingga tugas yang
makalah yang memuat tentang beberapa macam anuitas dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa di dalam tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena
itu penulis mohon bimbingan berupa kritik dan saran guna membangun pengetahuan penulis
dan demi karya yang lebih baik dimasa mendatang. Akhir kata Penulis ucapkan terimakasih
dan semoga dapat memberi manfaat serta menambah wawasan bagi kita bersama.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anuitas
2.2 Macam-macam Anuitas
2.2.A Anuitas Tertentu/ Anuitas Pasti
2.2.B Anuitas Hidup
2.2.C Anuitas Tertunda
2.2.D Anuitas Hidup Tertunda
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini semakin banyak yang menabung di bank untuk menghindari keborosan dan
juga untuk menghemat, apalagi dengan iming-iming disetiap bank berupa hadiah atau bunga
uang. Untuk menentukan hadiah mana yang paling menguntungkan untuk dipilih, maka kita
membutuhkan pemahaman tentang konsep anuitas.
Anuitas bukan barang baru lagi dalam kehidupan ekonomi kita. Tetangga kita yang
menyewa rumah, atau Orang tua kita yang membelikan motor untuk kita secara kredit, atau
pun uang tabungan kita di bank yang setiap bulan mendapatkan bunga, semuanya merupakan
contoh kongkrit dari anuitas. Jadi sekali lagi kita tegaskan bahwa anuitas bukan barang baru
bagi kita.
Untuk membantu pemahaman mengenai konsep anuitas, maka kami menyusun makalah ini
yang membahas tentang anuitas tertentu, anuitas hidup, anuitas tertunda dan anuitas hidup
tertunda.
1.3 Tujuan
1. Mangetahui apakah yang dimaksud dengan Anuitas?
2. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan Anuitas Tertentu/ Anuitas Pasti?
3. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan Anuitas Hidup?
4. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan Anuitas Tertunda?
5. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan Anuitas Hidup Tertunda?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anuitas
Anuitas berasal dari kata bahasa Inggris annuity yang dapat didefinisikan sebagai
rangkaian pembayaran atau penerimaan tetap dalam jumlah tertentu yang dilakukan secara
berkala pada jangka waktu tertentu. Kata annuity asalnya berarti pembayaran annual
(tahunan), akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu kata anuitas juga mencakup
pembayaran yang dilakukan pada interval waktu yang lain juga, seperti pembayaran bulanan,
tiga bulanan, dan seterusnya.
Anuitas bukan barang baru lagi dalam kehidupan ekonomi kita. Tetangga kita yang
menyewa rumah, atau Orang tua kita yang membelikan motor untuk kita secara kredit, atau
pun uang tabungan kita di bank yang setiap bulan mendapatkan bunga, semuanya merupakan
contoh kongkrit dari anuitas. Jadi sekali lagi kita tegaskan bahwa anuitas bukan barang baru
bagi kita.
Anuitas yang pembayarannya pasti untuk periode jangka waktu tertentu dinamakan
anuitas pasti atau annuity-certain. Disamping anuitas pasti, ada juga anuitas tidak pasti.
Anuitas yang pembayarannya tidak pasti dinamakan anuitas contingent. Tipe yang umum dari
anuitas contingent ini adalah suatu anuitas dengan pembayaran dilakukan selama orang
tersebut masih hidup. Anuitas seperti itu dinamakan dengan anuitas hidup atau annuity life.
Sebagai contoh sering kita melihat orang tua atau kakek kita tiap tanggal 4 awal bulan datang
ke kantor pos atau bank untuk mengambil uang pensiun mereka. Para pensiunan masih akan
menerima pembayaran dari pemerintah selama mereka (suami istri) masih hidup. Jika mereka
(suami istri) sudah meninggal, maka secara otomatis tidak menerima uang pensiun lagi.
dengan i . Anuitas Akhir sering juga disebut dengan anuitas biasa atau anuitas ordinary.
Sekarang kita lihat suatu anuitas dengan pembayaran 1 rupiah yang dibayarkan pada akhir
periode selama n periode.
Nilai tunai (present value) dari anuitas akhir ini dilambangkan dengan
an . Nilai
ini adalah nilai yang dibayarkan diawal untuk mendapatkan pembayaran sebesar 1 rupiah
tiap akhir periode selama n periode. Kita dapat menurunkan gambaran untuk nilai
pada akhir periode ke dua adalah v 2 . Proses ini berlanjut sampai present value dari
n
pembayaran 1 pada periode terakhir n adalah v .
1
v
- Nilai tunai pembayaran pertama (1 i)
1
v2
- Nilai tunai pembayaran kedua (1 i ) 2
1
v3
- Nilai tunai pembayaran ketiga (1 i ) 3
1
vn
- Nilai tunai pembayaran ke n (1 i ) n
Nilai keseluruhan dari present value
an sama dengan jumlahan dari present value
tiap-tiap pembayaran, yaitu:
2 3 n
an =v +v + v +. . .+ v v <1
Formula present value anuitas akhir di atas tidak efisient untuk nilai n yang besar.
Dapat dilihat bahwa rumus diatas merupakan bentuk dari deret geometri n -suku
Nilai akumulasi dari pembayaran 1 rupiah pada akhir periode kedua adalah (1+i)n−2 .
Proses ini berlanjut sampai pada nilai akumulasi pembayaran 1 rupiah saat periode
terakhir n , yang sama dengan 1.
hasil:
n n
(1+i) −1 (1+i) −1
S n= =
(1+i)−1 i
Hubungan antara
an dan S n :
1 1
+i= +i
Sn (1+i)n −1
i
1−(1+i )−n 1 i
an (1+i)n = (1+i)n Sn
+i= +i
i (1+i)n −1
(1+i)n −(1+i )n (1+i)−n 1 i+ i(1+i)n −i
an (1+i)n = +i=
i Sn (1+i)n −1
n
n (1+i) −1 1 i i 1
an (1+i) = +i= n
= n
=
i Sn (1+i) −1 1−v an
n
an (1+i) =S n (1+i)n
Contoh soal:
01. Carilah nilai uang sekarang atau nilai tunai (present value) (dalam jutaan rupiah) dari
suatu anuitas yang membayar 4 juta pada akhir tengah tahunan selama 16 tahun dengan suku
bunga 8% (konversi 6 bulanan).
Jawab.
Nilai yang dicari adalah present value dari suatu anuitas selama 32 periode dengan suku
bunga 4% dan pokok 4 juta rupiah.
1−v 32
4×a32=4×
1
−1
v
32
1
¿ 4×
1− (1+0 . 04 )
0 . 04
32
1
¿ 4×
1− ( )
1 .04
0 . 04
0 . 7149
¿ 4×
0 . 04
¿ 4×17 . 8736
¿ 71. 4942
Jadi jika anda membayar 71.4942 juta rupiah sekarang, maka selama 16 tahun anda akan
mendapat pembayaran 4 juta rupiah setiap akhir tengah tahunan.
02. Pada tanggal 1 Januari 2000 anda membuka tabungan yang tetap anda biarkan kosong
sampai akhir tahun. Pada tanggal 31 Desember 2000 anda memulai menabung sebesar 2 jt.
Selanjutnya setiap 31 Desember anda menabung 2 jt sampai tahun 2011. Tabungan tersebut
anda biarkan selama 4 tahun dan tentu saja mendapat bunga. Jika diketahui i = 5%, Berapa
juta kah total tabungan pada 31 Desember 2015?
Jawab.
Proses di atas adalah proses anuitas akhir yang dilanjutkan dengan pembungaan majemuk.
Nilai akumulasi tabungan yang dicari adalah:
4 (1+0 . 05)12−1
S 12×2(1. 05 ) = ×2(1 .2155 )=15 , 917126×2. 4310125=38 .69473
0. 05
Jadi tabungan pada 31 Desember 2015 adalah sebesar 38.69473 juta.
1
v2
- Nilai tunai pembayaran ketiga pada periode ke 3 (1 i ) 2
1
vn
- Nilai tunai pembayaran ke n pada periode ke n (1 i ) n
dengan nilai awal 1, dengan faktor v . Selanjutnya dengan menggunakan deret geometri
turun diperoleh hasil:
än =1+ v+v 2 +v 3 +. . .+ v n−1
1−v n
än =1
1−v
1−v n
än =
iv
1−(1+i)−n
än =
iv
Nilai akumulasi atau nilai masa mendatang dari anuitas tertentu awal dilambangkan
n
dengan S̈ n . Nilai akumulasi dari pembayaran pertama adalah (1+i) . Nilai
n−1
akumulasi dari pembayaran kedua adalah (1+i) . Proses ini berlanjut sampai pada
nilai akumulasi pembayaran periode terakhir n :
Nilai akumulasi total anuitas akhir S̈ n sama dengan jumlahan dari nilai akumulasi
pembayaran tiap-tiap periode, yaitu:
2 3 n
S̈ n =( 1+i)+(1+i ) +( 1+i) +.. .+( 1+i)
Selanjutnya dengan menggunakan deret geometri naik diperoleh hasil:
(1+i )n−1
S̈ n =(1+i)
[
(1+i )−1
n
]
S̈ n =(1+i) [
(1+i ) −1
i ]
S̈ n =(1+i)S n
Contoh:
03. Pada tanggal 1 Januari 2008, Herni memutuskan memulai menabung untuk program
pensiunnya sebesar X rupiah. Program tersebut dilanjutkan tiap tanggal 1 Januari sampai
tahun 2022. Pada tanggal 31 Desember 2022, tabungannya berjumlah 386.310.200. Jika
suku bunga efektif i = 6.5%, berapakah besarnya uang yang disetorkan Herni tiap awal
tahun?
Jawab.
Program di atas adalah program anuitas awal, sehingga diperoleh hubungan:
X . S̈ 15=386 .310 .200
S̈ 15=(1+i )Sn
(1+0.065 )15−1
S̈ 15=(1+0.065) [
i ]
S̈ 15=(1.065)(24 .182169)
S̈ 15=25, 75401
386 .310 . 200
X= =15
25 ,75401 juta
Jadi uang yang ditabung Herni tiap awal tahun sebesar 15 juta rupiah.
B. Anuitas Hidup
Suatu anuitas yang pembayarannya dilakukan selama tertanggung masih hidup
disebut anuitas seumur hidup. Pembayaran dapat dilakukan di awal atau diakhir tahun polis.
Jadi anuitas hidup ialah serangkaian pembayaran yang dilakukan selama seseorang tertentu
masih hidup.
Contoh pembayaran pensiunan: berdasarkan cara pembayarannya, anuitas hidup
dibedakan menjadi dua macam yaitu anuitas diskrit dan anuitas kontinu. Anuitas diskrit
berarti pembayaran dilakukan secara berkala, tiap bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau tahunan.
Sedangkan anuitas kontinu bila setahun sebesar n kali setahun dapat dibayarkan tiap saat
sehingga n .
Untuk mempermudah perhitungan anuitas, premi cadangan dan perhitungan-
perhitungan nilai ansurasi yang lain maka dibuat symbol kmutasi antara lain:
Dx v x l x
N x D x Dx 1 ... D
C x v x 1d x
M x C x C x 1 ... C
Dengan x = usia dan
= usia tertinggi seseorang.
Misal setiap kohort (lx) yg menyetor sekarang (tunai) sejumlah A rupiah pada suatu
dana sedemikian rupa sehingga tiap orang yg mencapai usia x+1 menerima Rp. 1 dari dana
tsb, tiap orang yg mencapai usia x+2 menerima Rp. 1 dar dana tsb, demikian seterusnya
sampai sebanyak lx mati semua. Berapakah besarnya A..?
Tiap orang menyetor A rupiah dan ada sebanyak lx orang, jadi besarnya uang dalam
dana sekarang adl A.lx. Pada awal tahun berikutnya ada sebanyak lx+1 orang yg masih hidup
dan masing2 mendapatkan Rp.1, shg dana yg harus dikeluarkan adalah lx+1. Dua tahun
berikutnya dana yg harus dikeluarkan adl lx+2, demikian seterusnya. Jadi dapat ditulis,
v x 1 .l x 1 v x 2D
.l xx 2 ... v w .l w
ax
N x 1 v xlx
ax
1
D xD x D x 2 ... DW
ax
Dx
N x 1
ax
Dx
a x:n|
kali. Notasi : nilai tunai dari seretan pembayaran tahunan Rp 1 bagi orang yang berusia x
tahun berlangsung tidak lebih dari n tahun. Tiap pembayaran dilakukan pada akhir tahun dan
tergantung akan hidup matinya orang yang bersangkutan.
v.l x 1 v 2 .l x 2 ... v n .l x n
a x:n|
lx
v x 1 .l x 1 v x 2 .l x 2 ... v x n .l x n
a x:n|
lx
D x 1 D x 2 ... D x n
a x:n|
Dx
N x 1 N x n 1
a x:n|
Dx
a x:n|
hidup awal berjangka yang dinotasikan dengan .
a x:n| 1 a x:n| ,
v . l x 1 v 2 . l x 2 v n . l x n
a x:n| 1
lx
x
Pembilang dan penyebut dikali dengan v sehingga
v x l x v x 1 .l x 1 v x 2 .l x 2 v x n .l x n
a x:n|
v xlx
D x D x 1 D x n 1
a x:n|
Dx
N x N xn
a x:n|
Dx
C. Anuitas Tertunda
Jika suatu penerimaan atau pembayaran pertama suatu anuitas tidak dilakukan diawal
atau diakhir periode tetapi setelah m periode, maka disebut anuitas tertunda.
Persamaan nilai sekarang untuk anuitas ditunda memang berbeda dari anuitas biasa dan
anuitas di muka, tetapi tidak sepenuhnyabaru karena masih menggunakan persamaan anuitas
biasa (di muka) sebagai pembilangnya dan (1+𝑖)(𝑚−1) sebagai penyebutnya.
Penggunaan persamaan anuitas biasa (di muka) untuk anuitas ditunda akan memberikan
nilai sekarang juga tetapi nilai sekarang pada periode 𝑚−1 atau 𝑃𝑉(𝑚−1). Untuk mendapatkan
nilai sekarang pada hari ini, 𝑃𝑉 atau 𝑃𝑉0, perlu mendiskontokannya lagi ke (𝑚−1) periode ke
depan dengan menggunakan persamaan nilai sekarang untuk nilai tunggal.
Ilustrasi : pinjaman dilunasi “n” kali (n periode) dengan cicilan dengan cicilan pertama
ditunda “m” periode.
Contoh soal:
1. Hitunglah nilai sekarang dan aliran kas sebesar Rp 5.000.000,- tiap tahun selama 4
kali dengan bunga 10% pa (per tahun).
a. cicilan pertama dimulai 4 tahun yang akan datang.
b. cicilan pertama dimulai 6 tahun yang akan datang.
Jawab:
a. n = 4
i = 10% = 0,1
1−( 1+0,1 )−n
PV 3=
i [ .A ]
PQ 3 1− (1+i )−n
PV =
( 1+ i ) 3
=
[ i ( 1+i )m−1
.A
]
1−( 1+0,1 )−4
¿
[ 0,1 ( 1,1 )3 ]
. Rp5.000 .000=Rp11.907 .834
b. n = 6
i = 10% = 0,1
1−( 1+0,1 )−n
PV 5= [ i
.A ]
PQ 5
1− (1+i )−n
PV =
( 1+ i )5
=
i ( 1+i )m−1[.A
]
1−( 1+0,1 )−6
¿
[
0,1 ( 1,1 )5 ]
. Rp 5.000 .000=Rp 13.521.371
2. Berapa nilai sekarang dari contoh di atas jika pembayaran pertama adalah di awal
tahun ke 5?
Jawab:
Periode pertama di awal tahun ke-5 adalah sama dengan periode pertama di akhir tahun
ke-4 atau 4 tahun lagi sehingga kita dapat langsung menggunakan persamaan anuitas
biasa dengan m=4 menjadi:
1−( 1+ i )−n
PV =
P V 4−1
=
( i
A )
4−1
( 1+ i ) ( 1+i )4−1
1−( 1+0,1 )−4
¿
( 0,1 )
× Rp1.000 .000
( 1+0,1 )4−1
PV =¿ Rp 2.381.566,83.
D. Anuitas Hidup Tertunda
Anuitas hidup ditunda dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Anuitas seumur hidup yang ditunda
Anuitas seumur hisup yang ditunda adalah serangkaian pembayaran akhir
tahun yg ditunda n tahun selama seumur hidup jika seseorang itu masih hidup.
Nilai tunai untuk pembayaran di akhir tahun
n a x =a x −a x :n
N x+1 N x +1−N x +n+1
¿ −
Dx Dx
N x+n +1
¿
Dx
Nilai tunai untuk pembayarandi awal tahun
n ä x =ä x −ä x :n
N x N x −N x+n
¿ −
Dx Dx
N x+n
¿
Dx
Endowment Murni
Endowment murni adalah suatu pembayaran yang dilakukan pada akhir jangka waktu
tertentu misalnya n tahun bagi seseorang yang berusia x tahun bila dapat hidup mencapai
usia x + n tahun. Tetapi bila (x) meninggal sebelum mencapai usia x + n tahun, maka tidak
ada pembayaran.
Misalkan masing-masing orang sebanyak I x membeli endowment murni selama n
tahun sebesar B rupiah, sehingga dana diperusahaan saat ini ada sebanyak BI x. Karena masa
kontraknya selama n tahun, maka dana diperusahaan tersebut akan dikenai bunga selama n
tahun. Sehingga dananya menjadi BI x (1+i)n. Setelah n tahun kemudian ada sebanyak I x+ n
orang yang masih hidup, masing masing dari mereka mendapat uang pertanggungan sebesar
Rp 1, dana yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada akhir tahun ke n sebanyak I x+ n
rupiah. Sehingga dapat dicari besarnya nilai tunai dari endowment murni sebesar Rp 1
n Ex =v n n P x
Bila dinyatakan dalam bentuk komutasi, persamaan (2.38) menjadi :
n Ex =¿
v x+n I x+n
¿ x
v Ix
D x+n
n Ex =
Dx
Contoh :
Hitung nilai tunai suatu endowment murni sebesar Rp 5.000.000,00 yang dikeluarkan bagi
seseorang yang berusia 25 tahun selama 10 tahun.
Jawab :
Dengan menggunakan rumus diatas maka diperoleh besar nilai tunai dari suatu endowment
sebesar Rp 5.000.000,00 adalah :
D 35
Rp 5.000.000,00 10 E 25 = Rp 5.000.000,00 ( )
D 25
= Rp 2.738.769,50
Jadi besar nilai tunai untuk endowment murni sebesar Rp 5.000.000,00 adalah Rp
2.738.769,50
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Anuitas berasal dari kata bahasa Inggris annuity yang dapat didefinisikan sebagai
rangkaian pembayaran atau penerimaan tetap dalam jumlah tertentu yang dilakukan
secara berkala pada jangka waktu tertentu. Kata annuity asalnya berarti pembayaran
annual (tahunan), akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu kata anuitas juga
mencakup pembayaran yang dilakukan pada interval waktu yang lain juga, seperti
pembayaran bulanan, tiga bulanan, dan seterusnya.
2. Anuitas pasti atau annuity-certain adalah anuitas yang pembayarannya pasti untuk
periode jangka waktu tertentu. Contoh untuk anuitas pasti antara lain adalah
pembayaran kredit motor, pembayaran premi asuransi pendidikan dan pembayaran
sewa bulanan.
3. Suatu anuitas yang pembayarannya dilakukan selama tertanggung masih hidup
disebut anuitas seumur hidup. Pembayaran dapat dilakukan di awal atau diakhir tahun
polis. Jadi anuitas hidup ialah serangkaian pembayaran yang dilakukan selama
seseorang tertentu masih hidup.
4. Jika suatu penerimaan atau pembayaran pertama suatu anuitas tidak dilakukan diawal
atau diakhir periode tetapi setelah m periode, maka disebut anuitas tertunda.
5. Anuitas hidup ditunda dibagi menjadi 2 yaitu: Anuitas seumur hidup yang ditunda
yaitu serangkaian pembayaran akhir tahun yg ditunda n tahun selama seumur hidup
jika seseorang itu masih hidup. Anuitas hidup sementara/berjangkan yang ditunda yaitu
serangkaian pembayaran di awal/di akhir tahun yang ditunda n tahun selama paling
lama m tahun (pembayaran terbatas hingga m tahun ¿ jika seseorang itu masih hidup.
3.2 Saran
Untuk lebih memahami mengenai konsep anuitas, pembaca disarankan memiliki
banyak referensi seperti buku dan jurnal yang memiliki pembahasan mengenai anuitas. Selain
itu, pembaca juga harus sering-sering melatih diri dengan mengerjakan soal-soal latihan
mengenai anuitas.
DAFTAR PUSTAKA
Esti Riwayanti, Hedwigis, S.E., ME dan Markonah, M.M. 2016. Matematika Keuangan Teori
Singkat dan Soal-Soal. Jakarta: Erlangga.
Manullang Sudianto, S.Si,. M.Sc dan Hanna Dewi M. H, M.Si.2019. Matematika Aktuaria.
Medan: Desanta Muliavisitama.