Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH AKTUARIA

ANUITAS

Dosen Pengampu :
Sudianto Manullang, S.Si,. M.Sc

DISUSUN OLEH :

AMIR HUSEIN HARAHAP 4171230001


BEATRICE MEGAWATI MARPAUNG 4173530009
DINA ENJELI SIHOMBING 4172230007
FANNY ANGELINA SIMAMORA 4173530018

PSM A 2017

JURUSAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
kasih dan anugerahNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan tugas ini yaitu makalah untuk
presentase pada matakuliah Aktuaria.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak dosen pengampu matakuliah
Aktuaria di Universitas Negeri Medan Bapak Sudianto Manullang, S.Si,. M.Sc, atas
bimbingan dan segala kesempatan yang telah di berikan kepada penulis sehingga tugas yang
makalah yang memuat tentang beberapa macam anuitas dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa di dalam tugas ini masih terdapat kekurangan, oleh karena
itu penulis mohon bimbingan berupa kritik dan saran guna membangun pengetahuan penulis
dan demi karya yang lebih baik dimasa mendatang. Akhir kata Penulis ucapkan terimakasih
dan semoga dapat memberi manfaat serta menambah wawasan bagi kita bersama.

Medan, 24 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anuitas
2.2 Macam-macam Anuitas
2.2.A Anuitas Tertentu/ Anuitas Pasti
2.2.B Anuitas Hidup
2.2.C Anuitas Tertunda
2.2.D Anuitas Hidup Tertunda

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini semakin banyak yang menabung di bank untuk menghindari keborosan dan
juga untuk menghemat, apalagi dengan iming-iming disetiap bank berupa hadiah atau bunga
uang. Untuk menentukan hadiah mana yang paling menguntungkan untuk dipilih, maka kita
membutuhkan pemahaman tentang konsep anuitas.
Anuitas bukan barang baru lagi dalam kehidupan ekonomi kita. Tetangga kita yang
menyewa rumah, atau Orang tua kita yang membelikan motor untuk kita secara kredit, atau
pun uang tabungan kita di bank yang setiap bulan mendapatkan bunga, semuanya merupakan
contoh kongkrit dari anuitas. Jadi sekali lagi kita tegaskan bahwa anuitas bukan barang baru
bagi kita.
Untuk membantu pemahaman mengenai konsep anuitas, maka kami menyusun makalah ini
yang membahas tentang anuitas tertentu, anuitas hidup, anuitas tertunda dan anuitas hidup
tertunda.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Anuitas?
2. Apakah yang dimaksud dengan Anuitas Tertentu/ Anuitas Pasti?
3. Apakah yang dimaksud dengan Anuitas Hidup?
4. Apakah yang dimaksud dengan Anuitas Tertunda?
5. Apakah yang dimaksud dengan Anuitas Hidup Tertunda?

1.3 Tujuan
1. Mangetahui apakah yang dimaksud dengan Anuitas?
2. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan Anuitas Tertentu/ Anuitas Pasti?
3. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan Anuitas Hidup?
4. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan Anuitas Tertunda?
5. Mengetahui apakah yang dimaksud dengan Anuitas Hidup Tertunda?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Anuitas
Anuitas berasal dari kata bahasa Inggris annuity yang dapat didefinisikan sebagai
rangkaian pembayaran atau penerimaan tetap dalam jumlah tertentu yang dilakukan secara
berkala pada jangka waktu tertentu. Kata annuity asalnya berarti pembayaran annual
(tahunan), akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu kata anuitas juga mencakup
pembayaran yang dilakukan pada interval waktu yang lain juga, seperti pembayaran bulanan,
tiga bulanan, dan seterusnya.
Anuitas bukan barang baru lagi dalam kehidupan ekonomi kita. Tetangga kita yang
menyewa rumah, atau Orang tua kita yang membelikan motor untuk kita secara kredit, atau
pun uang tabungan kita di bank yang setiap bulan mendapatkan bunga, semuanya merupakan
contoh kongkrit dari anuitas. Jadi sekali lagi kita tegaskan bahwa anuitas bukan barang baru
bagi kita.
Anuitas yang pembayarannya pasti untuk periode jangka waktu tertentu dinamakan
anuitas pasti atau annuity-certain. Disamping anuitas pasti, ada juga anuitas tidak pasti.
Anuitas yang pembayarannya tidak pasti dinamakan anuitas contingent. Tipe yang umum dari
anuitas contingent ini adalah suatu anuitas dengan pembayaran dilakukan selama orang
tersebut masih hidup. Anuitas seperti itu dinamakan dengan anuitas hidup atau annuity life.
Sebagai contoh sering kita melihat orang tua atau kakek kita tiap tanggal 4 awal bulan datang
ke kantor pos atau bank untuk mengambil uang pensiun mereka. Para pensiunan masih akan
menerima pembayaran dari pemerintah selama mereka (suami istri) masih hidup. Jika mereka
(suami istri) sudah meninggal, maka secara otomatis tidak menerima uang pensiun lagi.

2.1 Macam-macam Anuitas


A. Anuitas Tertentu/ Anuitas Pasti
Anuitas adalah deretan pembayaran berkala yang dibayarkan dalam jangka waktu tertentu
(berkala) dengan anggapan bahwa pembayaran pasti dilakukan apabila telah sampai pada
waktunya. Besar pembayaran diasumsikan sama. Sedangkan tertentu mempunyai makna
bahwa pembayaran pasti dilakukan. Oleh karena itu anuitas tertentu juga dapat dikatakan
anuitas pasti. Anuitas pasti atau annuity-certain adalah anuitas yang pembayarannya pasti
untuk periode jangka waktu tertentu. Contoh untuk anuitas pasti antara lain adalah
pembayaran kredit motor, pembayaran premi asuransi pendidikan dan pembayaran sewa
bulanan.
Terdapat dua istilah dalam anuitas tertentu yaitu Nilai Tunai dan Jumlah Akumulasi atau
disebut juga Nilai Akhir.
Nilai Tunai (Present Value):
Adalah nilai dari semua pembayaran jika sekiranya pembayaran dibayar sekaligus
sekarang.
Jumlah Akumulasi (Nilai Akhir):
Adalah jumlah semua pembayaran dan bunga, jika semua pembayaran dan bunga dinilai
pada suatu waktu dikemudian hari.
Berdasarkan pada saat pembayaran anuitas tertentu dibagi atas dua yaitu anuitas tertentu
akhir dan anuitas tertentu awal.
1. Anuitas Tertentu Akhir
Anuitas yang pembayarannya pada akhir periode disebut dengan anuitas akhir atau
annuity-immediate. Pada anuitas akhir ini, suku bunga perperiode juga dilambangkan

dengan i . Anuitas Akhir sering juga disebut dengan anuitas biasa atau anuitas ordinary.
Sekarang kita lihat suatu anuitas dengan pembayaran 1 rupiah yang dibayarkan pada akhir
periode selama n periode.

Nilai tunai (present value) dari anuitas akhir ini dilambangkan dengan
an . Nilai
ini adalah nilai yang dibayarkan diawal untuk mendapatkan pembayaran sebesar 1 rupiah
tiap akhir periode selama n periode. Kita dapat menurunkan gambaran untuk nilai

tunai suatu anuitas akhir


an sebagai suatu present value dari masing-masing
pembayaran. Present value dari pembayaran 1 rupiah di akhir periode pada periode
pertama adalah v . Sedangkan present value dari pembayaran 1 rupiah yang dilakukan

pada akhir periode ke dua adalah v 2 . Proses ini berlanjut sampai present value dari
n
pembayaran 1 pada periode terakhir n adalah v .
1
v
- Nilai tunai pembayaran pertama (1  i)

1
 v2
- Nilai tunai pembayaran kedua (1  i ) 2

1
 v3
- Nilai tunai pembayaran ketiga (1  i ) 3

1
 vn
- Nilai tunai pembayaran ke n (1  i ) n
Nilai keseluruhan dari present value
an sama dengan jumlahan dari present value
tiap-tiap pembayaran, yaitu:
2 3 n
an =v +v + v +. . .+ v v <1
Formula present value anuitas akhir di atas tidak efisient untuk nilai n yang besar.
Dapat dilihat bahwa rumus diatas merupakan bentuk dari deret geometri n -suku

dengan nilai awal v , dengan faktor v . Selanjutnya dengan menggunakan deret

geometri turun diperoleh hasil:


v (1−v n )
an =
1−v
1−v n
an =
1
−1
v
n
1
an =
1−
1+i ( )
(1+i)−1
1−(1+i)−n
an =
i

Nilai akumulasi dari anuitas akhir dilambangkan dengan


S n . Nilai ini dapat
diturunkan dengan cara analog seperti menurunkan nilai present value suatu anuitas akhir.
n−1
Nilai akumulasi dari pembayaran 1 rupiah pada akhir periode pertama adalah (1+i) .

Nilai akumulasi dari pembayaran 1 rupiah pada akhir periode kedua adalah (1+i)n−2 .
Proses ini berlanjut sampai pada nilai akumulasi pembayaran 1 rupiah saat periode
terakhir n , yang sama dengan 1.

- Nilai akumulasi dari pembayaran pertama (1  i ) n1

- Nilai akumulasi dari pembayaran kedua (1  i ) n2

- Nilai akumulasi dari pembayaran ketiga (1  i ) n3

- Nilai akumulasi dari pembayaran ke n (1  i ) nn  1

Nilai akumulasi total anuitas akhir


S n sama dengan jumlahan dari nilai akumulasi
pembayaran tiap-tiap periode, yaitu:
2 3 n−1
S n =1+(1+i)+(1+i ) +(1+i) +.. .+(1+i)
Sekali lagi formula di atas tidak efisient untuk nilai n yang besar. Dapat dilihat
bahwa rumus diatas merupakan bentuk dari deret geometri n -suku dengan nilai awal

v , dengan faktor v . Selanjutnya dengan menggunakan deret geometri naik diperoleh

hasil:
n n
(1+i) −1 (1+i) −1
S n= =
(1+i)−1 i

Hubungan antara
an dan S n :
1 1
+i= +i
Sn (1+i)n −1
i
1−(1+i )−n 1 i
an (1+i)n = (1+i)n Sn
+i= +i
i (1+i)n −1
(1+i)n −(1+i )n (1+i)−n 1 i+ i(1+i)n −i
an (1+i)n = +i=
i Sn (1+i)n −1
n
n (1+i) −1 1 i i 1
an (1+i) = +i= n
= n
=
i Sn (1+i) −1 1−v an
n
an (1+i) =S n (1+i)n

Contoh soal:
01. Carilah nilai uang sekarang atau nilai tunai (present value) (dalam jutaan rupiah) dari
suatu anuitas yang membayar 4 juta pada akhir tengah tahunan selama 16 tahun dengan suku
bunga 8% (konversi 6 bulanan).
Jawab.
Nilai yang dicari adalah present value dari suatu anuitas selama 32 periode dengan suku
bunga 4% dan pokok 4 juta rupiah.
1−v 32
4×a32=4×
1
−1
v
32
1
¿ 4×
1− (1+0 . 04 )
0 . 04
32
1
¿ 4×
1− ( )
1 .04
0 . 04
0 . 7149
¿ 4×
0 . 04
¿ 4×17 . 8736
¿ 71. 4942
Jadi jika anda membayar 71.4942 juta rupiah sekarang, maka selama 16 tahun anda akan
mendapat pembayaran 4 juta rupiah setiap akhir tengah tahunan.

02. Pada tanggal 1 Januari 2000 anda membuka tabungan yang tetap anda biarkan kosong
sampai akhir tahun. Pada tanggal 31 Desember 2000 anda memulai menabung sebesar 2 jt.
Selanjutnya setiap 31 Desember anda menabung 2 jt sampai tahun 2011. Tabungan tersebut
anda biarkan selama 4 tahun dan tentu saja mendapat bunga. Jika diketahui i = 5%, Berapa
juta kah total tabungan pada 31 Desember 2015?
Jawab.
Proses di atas adalah proses anuitas akhir yang dilanjutkan dengan pembungaan majemuk.
Nilai akumulasi tabungan yang dicari adalah:

4 (1+0 . 05)12−1
S 12×2(1. 05 ) = ×2(1 .2155 )=15 , 917126×2. 4310125=38 .69473
0. 05
Jadi tabungan pada 31 Desember 2015 adalah sebesar 38.69473 juta.

2. Anuitas Tertentu Awal


Anuitas awal sering juga disebut dengan anuitas jatuh tempo atau anuitas-due. Pada
kegiatan sebelumnya, anuitas akhir didefinisikan sebagai anuitas atau rangkaian
pembayaran yang dilakukan pada akhir periode selama n periode. Rangkaian
pembayaran anuitas yang dilakukan di awal tahun dinamakan dengan anuitas awal atau
(annuity-due). Perlu diketahui, penggunaan istilah annuity-immediate dan annuity-due
tidak menggambarkan sifat dari kedua anuitas tersebut.
Nilai tunai (present value) dari anuitas awal dilambangkan dengan
än . Nilai ini
adalah nilai yang dibayarkan untuk mendapatkan pembayaran sebesar 1 rupiah tiap awal
periode selama n periode. Present value dari pembayaran 1 rupiah di awal periode
pada periode pertama adalah 1. Sedangkan present value dari pembayaran 1 rupiah yang
dilakukan pada awal periode ke dua v . Proses ini berlanjut sampai present value dari
n−1
pembayaran 1 pada periode terakhir n adalah v .
- Nilai tunai pembayaran pertama pada periode sekarang Rp 1,-.
1
v
- Nilai tunai pembayaran kedua pada periode ke 2 (1  i)

1
 v2
- Nilai tunai pembayaran ketiga pada periode ke 3 (1  i ) 2

1
 vn
- Nilai tunai pembayaran ke n pada periode ke n (1  i ) n

Nilai keseluruhan dari present value


än sama dengan jumlahan dari present value tiap-
tiap pembayaran, yaitu:
2 3 n−1
än =1+ v+v + v +. . .+ v v <1
Dapat dilihat bahwa rumus diatas merupakan bentuk dari deret geometri n -suku

dengan nilai awal 1, dengan faktor v . Selanjutnya dengan menggunakan deret geometri
turun diperoleh hasil:
än =1+ v+v 2 +v 3 +. . .+ v n−1
1−v n
än =1
1−v
1−v n
än =
iv
1−(1+i)−n
än =
iv
Nilai akumulasi atau nilai masa mendatang dari anuitas tertentu awal dilambangkan
n
dengan S̈ n . Nilai akumulasi dari pembayaran pertama adalah (1+i) . Nilai
n−1
akumulasi dari pembayaran kedua adalah (1+i) . Proses ini berlanjut sampai pada
nilai akumulasi pembayaran periode terakhir n :

- Nilai akumulasi dari pembayaran pertama (1+i)n


n−1
- Nilai akumulasi dari pembayaran kedua (1+i)

- Nilai akumulasi dari pembayaran ketiga (1  i ) n2

- Nilai akumulasi dari pembayaran ke n (1+i)n−( n−1)=(1+i)

Nilai akumulasi total anuitas akhir S̈ n sama dengan jumlahan dari nilai akumulasi
pembayaran tiap-tiap periode, yaitu:
2 3 n
S̈ n =( 1+i)+(1+i ) +( 1+i) +.. .+( 1+i)
Selanjutnya dengan menggunakan deret geometri naik diperoleh hasil:

(1+i )n−1
S̈ n =(1+i)
[
(1+i )−1
n
]
S̈ n =(1+i) [
(1+i ) −1
i ]
S̈ n =(1+i)S n

Contoh:
03. Pada tanggal 1 Januari 2008, Herni memutuskan memulai menabung untuk program
pensiunnya sebesar X rupiah. Program tersebut dilanjutkan tiap tanggal 1 Januari sampai
tahun 2022. Pada tanggal 31 Desember 2022, tabungannya berjumlah 386.310.200. Jika
suku bunga efektif i = 6.5%, berapakah besarnya uang yang disetorkan Herni tiap awal
tahun?
Jawab.
Program di atas adalah program anuitas awal, sehingga diperoleh hubungan:
X . S̈ 15=386 .310 .200
S̈ 15=(1+i )Sn
(1+0.065 )15−1
S̈ 15=(1+0.065) [
i ]
S̈ 15=(1.065)(24 .182169)
S̈ 15=25, 75401
386 .310 . 200
X= =15
25 ,75401 juta
Jadi uang yang ditabung Herni tiap awal tahun sebesar 15 juta rupiah.
B. Anuitas Hidup
Suatu anuitas yang pembayarannya dilakukan selama tertanggung masih hidup
disebut anuitas seumur hidup. Pembayaran dapat dilakukan di awal atau diakhir tahun polis.
Jadi anuitas hidup ialah serangkaian pembayaran yang dilakukan selama seseorang tertentu
masih hidup.
Contoh pembayaran pensiunan: berdasarkan cara pembayarannya, anuitas hidup
dibedakan menjadi dua macam yaitu anuitas diskrit dan anuitas kontinu. Anuitas diskrit
berarti pembayaran dilakukan secara berkala, tiap bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau tahunan.
Sedangkan anuitas kontinu bila setahun sebesar n kali setahun dapat dibayarkan tiap saat
sehingga n   .
Untuk mempermudah perhitungan anuitas, premi cadangan dan perhitungan-
perhitungan nilai ansurasi yang lain maka dibuat symbol kmutasi antara lain:
Dx  v x l x
N x  D x  Dx 1  ...  D
C x  v x 1d x
M x  C x  C x 1  ...  C
Dengan x = usia dan
 = usia tertinggi seseorang.

Anuitas Seumur Hidup:


1. Anuitas awal seumur hidup:
adl serangkaian pembayaran sebesar 1 yg dilakukan tiap awal tahun, pembayaran
berlangsung seumur hidup seseorang tertentu.

2. Anuitas akhir seumur hidup:


adl serangkaian pembayaran sebesar 1 yg dilakukan tiap akhir tahun, pembayaran
berlangsung seumur hidup seseorang tertentu.
Simbol x menyatakan usia sekarang orang yg dengannya anuitas tsb dikaitkan.

Misal setiap kohort (lx) yg menyetor sekarang (tunai) sejumlah A rupiah pada suatu
dana sedemikian rupa sehingga tiap orang yg mencapai usia x+1 menerima Rp. 1 dari dana
tsb, tiap orang yg mencapai usia x+2 menerima Rp. 1 dar dana tsb, demikian seterusnya
sampai sebanyak lx mati semua. Berapakah besarnya A..?
Tiap orang menyetor A rupiah dan ada sebanyak lx orang, jadi besarnya uang dalam
dana sekarang adl A.lx. Pada awal tahun berikutnya ada sebanyak lx+1 orang yg masih hidup
dan masing2 mendapatkan Rp.1, shg dana yg harus dikeluarkan adalah lx+1. Dua tahun
berikutnya dana yg harus dikeluarkan adl lx+2, demikian seterusnya. Jadi dapat ditulis,

A.l x  v.l x !  v 2 .l x  2  ...  v w x .l w


A disebut nilai tunai anuitas hidup akhir dari seseorang dg pembayaran Rp. 1,- per
w x
 vpremi
a x .l xpula
tahun, disebut  v .bersih,
.l x 1tunggal l x  2 dilambangkan
2
...  v .pula
l w dengan ax
v.l x 1  v 2 .l x  2  ...  v w x .l w
ax 
lx
x 1 x2
sehingga:v .l v .l  ...  v .l w
w
aaxx.l x v.l x 1 x v12 .l x  2  ...xx v2w x .l w
v l
v.l x 1  v 2 .l x  2  ...  v wx x .l w
ax  D  Dlx  2  ...  DW
a  x 1
x
x

v x 1 .l x 1  v x  2D
.l xx 2  ...  v w .l w
ax 
N x 1 v xlx
ax 
1 
D xD x D x  2  ...  DW
ax 
Dx
N x 1
ax 
Dx

3. Anuitas Seumur Hidup Awal


Deretan pembayaran dimana pembayaran pertama dilakukan pada awal/periode dan
diingat pula akan hidup matinya seseoang yang bersangkutan.
Nilai tunai anuitas seumur hidup awal dan akhir berselisih 1 yaitu pembayaran anuitas
seumur hidup awal satu tahun lebih dari anuitas hidup akhir sehingga:
ax  1  ax
Jika pembayaran dilakukan tiap awal tahun dan pembayaran berlangsung seumur hidup maka
nilai tuninya dinotasikan ä
N x 1
ax  1 
Dx
D x  N x 1
ax 
Dx
D x  D x 1  ...  Dw
ax 
Dx
Nx
ax 
Dx
a¨x nilai tunai dari anuitas seumur hidup awal untuk tiap pembayaran Rp 1 bagi orang yang
berusia x tahun.

4. Anuitas Hidup Akhir Berjangka (Anuitas Temporer)


Suatu anuitas setiap pembayaran dilakukan setiap akhir atau banyaknya terbatas n

a x:n|
kali. Notasi : nilai tunai dari seretan pembayaran tahunan Rp 1 bagi orang yang berusia x
tahun berlangsung tidak lebih dari n tahun. Tiap pembayaran dilakukan pada akhir tahun dan
tergantung akan hidup matinya orang yang bersangkutan.
v.l x 1  v 2 .l x  2  ...  v n .l x  n
a x:n| 
lx
v x 1 .l x 1  v x  2 .l x  2  ...  v x  n .l x  n
a x:n| 
lx
D x 1  D x  2  ...  D x  n
a x:n| 
Dx
N x 1  N x  n 1
a x:n| 
Dx

5. Anuitas Hidup Awal Berjangka


Jika serangkaian pembayaran anuitas dilakukan pada suatu jangka waktu tertentu
misalkan n tahun pada awal tahun dengan syarat orang tersebut masih hidup disebut anuitas

a x:n|
hidup awal berjangka yang dinotasikan dengan .
a x:n|  1  a x:n| ,
v . l x 1  v 2 . l x  2    v n . l x  n
a x:n|  1 
lx
x
Pembilang dan penyebut dikali dengan v sehingga
v x l x  v x 1 .l x 1  v x  2 .l x  2    v x  n .l x  n
a x:n| 
v xlx
D x  D x 1    D x  n 1
a x:n| 
Dx
N x  N xn
a x:n| 
Dx

C. Anuitas Tertunda
Jika suatu penerimaan atau pembayaran pertama suatu anuitas tidak dilakukan diawal
atau diakhir periode tetapi setelah m periode, maka disebut anuitas tertunda.
Persamaan nilai sekarang untuk anuitas ditunda memang berbeda dari anuitas biasa dan
anuitas di muka, tetapi tidak sepenuhnyabaru karena masih menggunakan persamaan anuitas
biasa (di muka) sebagai pembilangnya dan (1+𝑖)(𝑚−1) sebagai penyebutnya.
Penggunaan persamaan anuitas biasa (di muka) untuk anuitas ditunda akan memberikan
nilai sekarang juga tetapi nilai sekarang pada periode 𝑚−1 atau 𝑃𝑉(𝑚−1). Untuk mendapatkan
nilai sekarang pada hari ini, 𝑃𝑉 atau 𝑃𝑉0, perlu mendiskontokannya lagi ke (𝑚−1) periode ke
depan dengan menggunakan persamaan nilai sekarang untuk nilai tunggal.
Ilustrasi : pinjaman dilunasi “n” kali (n periode) dengan cicilan dengan cicilan pertama
ditunda “m” periode.

1−( 1+i )−n


PV m−1= [ i
.A]
PV m−1 1−( 1+i )−n
PV =
( Hi ) m−1
=
[ i ( 1+i )m −1 ]
.A

Contoh soal:
1. Hitunglah nilai sekarang dan aliran kas sebesar Rp 5.000.000,- tiap tahun selama 4
kali dengan bunga 10% pa (per tahun).
a. cicilan pertama dimulai 4 tahun yang akan datang.
b. cicilan pertama dimulai 6 tahun yang akan datang.
Jawab:
a. n = 4
i = 10% = 0,1
1−( 1+0,1 )−n
PV 3=
i [ .A ]
PQ 3 1− (1+i )−n
PV =
( 1+ i ) 3
=
[ i ( 1+i )m−1
.A
]
1−( 1+0,1 )−4
¿
[ 0,1 ( 1,1 )3 ]
. Rp5.000 .000=Rp11.907 .834

b. n = 6
i = 10% = 0,1
1−( 1+0,1 )−n
PV 5= [ i
.A ]
PQ 5
1− (1+i )−n
PV =
( 1+ i )5
=
i ( 1+i )m−1[.A
]
1−( 1+0,1 )−6
¿
[
0,1 ( 1,1 )5 ]
. Rp 5.000 .000=Rp 13.521.371

2. Berapa nilai sekarang dari contoh di atas jika pembayaran pertama adalah di awal
tahun ke 5?
Jawab:
Periode pertama di awal tahun ke-5 adalah sama dengan periode pertama di akhir tahun
ke-4 atau 4 tahun lagi sehingga kita dapat langsung menggunakan persamaan anuitas
biasa dengan m=4 menjadi:
1−( 1+ i )−n

PV =
P V 4−1
=
( i
A )
4−1
( 1+ i ) ( 1+i )4−1
1−( 1+0,1 )−4

¿
( 0,1 )
× Rp1.000 .000

( 1+0,1 )4−1
PV =¿ Rp 2.381.566,83.
D. Anuitas Hidup Tertunda
Anuitas hidup ditunda dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Anuitas seumur hidup yang ditunda
Anuitas seumur hisup yang ditunda adalah serangkaian pembayaran akhir
tahun yg ditunda n tahun selama seumur hidup jika seseorang itu masih hidup.
 Nilai tunai untuk pembayaran di akhir tahun
n a x =a x −a x :n
N x+1 N x +1−N x +n+1
¿ −
Dx Dx
N x+n +1
¿
Dx
 Nilai tunai untuk pembayarandi awal tahun
n ä x =ä x −ä x :n
N x N x −N x+n
¿ −
Dx Dx
N x+n
¿
Dx

b. Anuitas hidup sementara/berjangkan yang ditunda


Anuitas hidup sementara /berjangka yang ditunda adalah serangkaian pembayaran
di awal/di akhir tahun yang ditunda n tahun selama paling lama m tahun (pembayaran
terbatas hingga m ta h un ¿ jika seseorang itu masih hidup.
 Nilai tunai untuk pembayaran di awal tahun
mn a x =m−1
¨ nax
N x+m −N x+m+ n
¿
Dx

Endowment Murni
Endowment murni adalah suatu pembayaran yang dilakukan pada akhir jangka waktu
tertentu misalnya n tahun bagi seseorang yang berusia x tahun bila dapat hidup mencapai
usia x + n tahun. Tetapi bila (x) meninggal sebelum mencapai usia x + n tahun, maka tidak
ada pembayaran.
Misalkan masing-masing orang sebanyak I x membeli endowment murni selama n
tahun sebesar B rupiah, sehingga dana diperusahaan saat ini ada sebanyak BI x. Karena masa
kontraknya selama n tahun, maka dana diperusahaan tersebut akan dikenai bunga selama n
tahun. Sehingga dananya menjadi BI x (1+i)n. Setelah n tahun kemudian ada sebanyak I x+ n
orang yang masih hidup, masing masing dari mereka mendapat uang pertanggungan sebesar
Rp 1, dana yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pada akhir tahun ke n sebanyak I x+ n
rupiah. Sehingga dapat dicari besarnya nilai tunai dari endowment murni sebesar Rp 1

adalah: BI x ( 1+i )n=I x+ n


I x+n n
B= v
Ix
B adalah besarnya nilai tunai untuk sebuah endowment murni sebesar Rp 1 untuk seseorang
yang berusia x tahun selama jangka waktu n tahun. Biasanya nilai tunai tersebut dinyatakan
dalam bentuk n Ex , sehingga :

n Ex =v n n P x
Bila dinyatakan dalam bentuk komutasi, persamaan (2.38) menjadi :
n Ex =¿

v x+n I x+n
¿ x
v Ix
D x+n
n Ex =
Dx
Contoh :
Hitung nilai tunai suatu endowment murni sebesar Rp 5.000.000,00 yang dikeluarkan bagi
seseorang yang berusia 25 tahun selama 10 tahun.
Jawab :
Dengan menggunakan rumus diatas maka diperoleh besar nilai tunai dari suatu endowment
sebesar Rp 5.000.000,00 adalah :
D 35
Rp 5.000.000,00 10 E 25 = Rp 5.000.000,00 ( )
D 25

= Rp 2.738.769,50
Jadi besar nilai tunai untuk endowment murni sebesar Rp 5.000.000,00 adalah Rp
2.738.769,50
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Anuitas berasal dari kata bahasa Inggris annuity yang dapat didefinisikan sebagai
rangkaian pembayaran atau penerimaan tetap dalam jumlah tertentu yang dilakukan
secara berkala pada jangka waktu tertentu. Kata annuity asalnya berarti pembayaran
annual (tahunan), akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu kata anuitas juga
mencakup pembayaran yang dilakukan pada interval waktu yang lain juga, seperti
pembayaran bulanan, tiga bulanan, dan seterusnya.
2. Anuitas pasti atau annuity-certain adalah anuitas yang pembayarannya pasti untuk
periode jangka waktu tertentu. Contoh untuk anuitas pasti antara lain adalah
pembayaran kredit motor, pembayaran premi asuransi pendidikan dan pembayaran
sewa bulanan.
3. Suatu anuitas yang pembayarannya dilakukan selama tertanggung masih hidup
disebut anuitas seumur hidup. Pembayaran dapat dilakukan di awal atau diakhir tahun
polis. Jadi anuitas hidup ialah serangkaian pembayaran yang dilakukan selama
seseorang tertentu masih hidup.
4. Jika suatu penerimaan atau pembayaran pertama suatu anuitas tidak dilakukan diawal
atau diakhir periode tetapi setelah m periode, maka disebut anuitas tertunda.
5. Anuitas hidup ditunda dibagi menjadi 2 yaitu: Anuitas seumur hidup yang ditunda
yaitu serangkaian pembayaran akhir tahun yg ditunda n tahun selama seumur hidup
jika seseorang itu masih hidup. Anuitas hidup sementara/berjangkan yang ditunda yaitu
serangkaian pembayaran di awal/di akhir tahun yang ditunda n tahun selama paling
lama m tahun (pembayaran terbatas hingga m tahun ¿ jika seseorang itu masih hidup.

3.2 Saran
Untuk lebih memahami mengenai konsep anuitas, pembaca disarankan memiliki
banyak referensi seperti buku dan jurnal yang memiliki pembahasan mengenai anuitas. Selain
itu, pembaca juga harus sering-sering melatih diri dengan mengerjakan soal-soal latihan
mengenai anuitas.
DAFTAR PUSTAKA

Esti Riwayanti, Hedwigis, S.E., ME dan Markonah, M.M. 2016. Matematika Keuangan Teori
Singkat dan Soal-Soal. Jakarta: Erlangga.

Manullang Sudianto, S.Si,. M.Sc dan Hanna Dewi M. H, M.Si.2019. Matematika Aktuaria.
Medan: Desanta Muliavisitama.

Anda mungkin juga menyukai