Anda di halaman 1dari 16

STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN 2

DENGAN PASIEN RISIKO BUNUH DIRI

Pertemuan 2
DS :
1. Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
2. Klien mengatakan sudah bosan hidup
3. Klien mengatakan lebih baik mati saja
DO :
1. Ekspresi murung
2. Tidak begairah
3. Ada bekas percobaan bunuh diri
Diagnosa : Risiko Bunuh Diri
Tujuan :
1. Kien mampu melatih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri
2. Kalien mampu memasukan pada jadwal latihan berpikir positif tentang diri, krluarga
dan lngkungan
Tindakan keperawatan :
1. Evaluasi kegiatan berpikir positf tentang diri sendiri, beri pujian, kaji ulang risiko
bunuh diri
2. Latih cara mengendalikan diri dorongan bunuh diri : buat daftar aspek positif keluarga
dan lingkungan
3. Masukkan jadwal latihan berpikir positif tentang diri, keluarga, lingkunan
Tahap Pelaksanaan
A. Tahap Orientasi
a) Salam terapeutik
“assalamualaikum, selamat pagi pak Rio, masih ingat dengan saya? “
“benar sekali pak”.
b) validasi perasaan
“bagaimana perasaan bapak hari ini? Bagaimana semalem tidurnya?
c) Kontrak
“apakah bapak masih ingat kontrak kemarin?”
“ya betul sekali bapak, kita akan berbincang-bincang tentang berfikir positif
tentang diri sendiri dan menghargai diri ssebagai individu yang berharga.
Tujuannya agar bapak bisa berfikir positif dan dapat menghargai diri sendiri.
Apakah bapak besedia?”
‘baikpak, bapak mau berbincang-bincang dimana?”
“ bapak mau berapa menit berbincang-bincangnya?’
“baik pak 20 menit ya “

B. Tahap Kerja
C. “Apa yang bapak tidak suka dengan tubuh bapak?”
“bisa bapak jelaskan alasa bapak tidak menyukai bagian tubuh bapak?”
“jadi kalau bapak tidak suka cobalah dari sekarang bapak mulai menyukainya”
Contohnya : bapak bisa menulis dengan teknik yang berbeda. Lihat pak seperti saya,
bapak bisa lakukan seperti saya tadi, coba bapak praktekan”
“ya bagus sekali pak”

D. Tahap Terminasi
a) Evaluasi subjektif
“bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang tadi?”
“saya senang jika bapak mencoba mulai menyukai anggota tubuh bapak”
b) Evaluasu objekti
“coba bapak ulangi lagi kembali apa yang sudah kita bicarakan tadi”
“wah bagus sekali pak, bapak cepat nangkapnya ya”
c) RTL
“bapak selama kita bertemu, bapak melakukan teknik menulis ini seperti yang
sudah saya ajarkan ya pak”
“baik , sekarang bapak saya tinggal dulu, besok kita bertemu lagi ya pak kita
akan membahas tentang melatih cara mencapai harapan dan masa depan ,
apakah bapak bapak bersedia?”
“kalau begitu bapak mau berbincang-bincang dimana?
“baik pak disini saja ya . bapak mau jam berapa ?”
“baik, jam 10.00 ya pak, kalau begitu saya tinggal dulu ya, sampai bertemu
besok , assalamualaikum”.
STRATEGI PELAK SANAAN PASIEN 3
DENGAN PASIEN RESIKO BUNUH DIRI

Pertemuan 3:
DS :
1. Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
2. Klien mengatakan sudah bosan hidup
3. Klien mengatakan lebih baik mati saja

DO :
1. Ekspresi murung
2. Tidak begairah

Diagnosa : Resiko Bunuh Diri


Tujuan :
1. Mengidentifikasi pola koping
Tindakan keperawatan :
1. Evaluasi kegiatan berfikir positif tentang diri
2. Diskusikan harapan dan masa depan
3. Latih cara mencapai harapan dan masa depan
4. Latih cara mencapai harapan dan masa depan secra bertahap
5. Masukkan pada jadwal latihan berfikir positif tentang diri
Tahap Pelaksanaa
A. Tahap Orientasi
a) Salam terapeutik
“assalamaualaikum, selamat pagi pak, masih ingat dengan saya?”
“iya betul sekali pak, saya perawat fani”
b) Validasi perasaan
“bagaimana perasaan bapak hari ini?”
c) Kontrak
“Bapak masih ingat dengan kontrak kita kemarin? kita akan berbincang-bincang
tentang bagaimana cara Bapak melakukan hal yang baik ketika sedang
mengalami masalah. Tujannya supaya Bapak dapat melakukan hal yang positif
ketika Bapak sedang mengalami masalah. Bagaimana kalau kita berbincang-
bincang ditaman sesuai dengan kontrak kita kemarin? Apa Bapak mau? Berapa
lama kita akan berbicara? Bagaimana kalau 20 menit sesuai kontrak kita
kemarin? Apakah Bapak setuju?”
B. Tahap Kerja
“Bapak, ketika Bapak sedang mangalami masalah, apa yang Bapak lakukan? Apalagi
Pak? Bagus sekali Bapak ini. Jadi kalau Bapak sedang mengalami masalah seperti itu,
Bapak bisa melakukan hal-hal yang membuat Bapak sibuk, tapi sibuk dengan hal-hal
yang positif, seperti apa yang bapak katakan tadi, misalnya : main bola, menyapu
halaman dan shalat. Sekarang coba Bapak sebutkan lagi kegiatan-kegiatannya! Iya
bagus Pak”
C. Tahap Terminasi
a) Evaluasi Subjektif dan objektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi? Saya
senang jika Bapak melakukan kegiatan-kegiatan yang tadi kita bicarakan.
Sekarang coba Bapak sebutkan kembali apa yang sudah kita bicarakan tadi!
Pintar sekali bapak ini….”
b) RTL
“Bapak, selama kita tidak bertemu, Bapak bisa melakukan kegiatan-kegiatan
tadi, seperti main bola, menyapu, dan shalat. Kemudian Bapak masukan
kedalam jadwal kegiatan harian Bapak ya”
c) Kontrak yang akan datang
“Baiklah sekarang Bapak saya tinggal dulu, kapan kita bisa bertemu lagi Pak?
Bagaimana kalau besok? Baiklah besok kita akan membahas tentang membuat
rencana untuk masa depan. Dimana kita akan berbicara Pak? Bagaimana kalau
di taman lagi Pak? Mau jam berapa Pak? Bagaimana kalau jam 10 lagi? Baik
besok kita bertemu lagi jam 10 di taman ya Pak. Apakah bapak setuju?Baiklah
pak selamat beristirahat. Wassalamualaikum”
STRATEGI PELAKSANAAN 4 PASIEN
DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

Pertemuan 4
DS :
1. Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri
2. Klien mengatakan lebih baik mati saja
3. Klien mengatakan sudah bosan hidup
DO :
1. Ekspresi murung
2. Tak bergairah
3. Ada bekas percobaan bunuh diri
Diagnosa keperawatan : Resiko bunuh diri
Tujuan :
1. Klien dapat mencapai masa dpan yang realistis
Tindakan Keperawatan :
1. Evaluasi kegiatan berfikir positi tentang diri
2. Latih tahap kedua kegiatan mencapai masa depan
3. Masukkan pada jadwal latihan berfikir positif tentang diri

Tahap Pelaksanaan
A. Tahap Orientasi
a) Salam terapetik
“Assalamualaikum, selamat pagi Bapak, Masih ingat dengan saya? Benar, saya
perawat laras”
b) Validasi perasaan
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini? Bagaimana dengan tidur Bapak semalam?”
c) Kontrak
“Bapak masih ingat dengan kontrak kita kemarin? Kita akan berbincang-bincang
tentang bagaimana cara Bapak melakukan hal yang baik ketika sedang
mengalami masalah. Tujuannya supaya Bapak dapat merencanakan masa depan
yang jauh lebih baik dari  sebelumnya dan Bapak dapat mencapai masa depan
yang nyata. Bagaimana kalau kita berbincang-bincang ditaman sesuai dengan
kontrak kita kemarin? Apa Bapak mau? Berapa lama kita akan berbicara?
Bagaimana kalau 15 menit sesuai kontrak kita kemarin juga yang telah di
tentukan? Mau dimana kita berbicara? Bagaimana kalau di taman seperti kontrak
kita kemarin? Apakah bapak setuju?”
B. Tahap Kerja
“Bapak, apa keinginan Bapak dari dulu sampai sekarang? Apalagi Pak? Apakah
masih ada? Sampai saat ini sudah ada keinginan Bapak yang sudah tercapai? Wah
hebat….. yang belum tercapai apa Pak? Harapan Bapak sangat bagus sekali,
Bapak bisa berusaha semampu Bapak dengan cara yang sabar, lebih giat, ikhtiar
dan berdoa. Kegagalan bukan akhir dari sebuah harapan Pak, namun cobaan yang
nantinya akan membawa Bapak ke arah yang bapak harapkan selama ini. Jadi,
selalu berusaha menjadi yang terbaik ya Pak, kejar cita-cita Bapak sampai dapat
dan ingat, kejar harapan itu sesuai kemampuan Bapak”.
C. Tahap terminasi
a) Evaluasi Subjektif dan Objektif
“Bagaimana perasaan Bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi? Saya
senang jika Bapak melakukan apa yang sudah tadi kita bicarakan. Coba Bapak
sebutkan kembali apa yang seharusnya kita lakukan ketika kita menginginkan
sesuatu! Pintar sekali Bapak ini”
b) RTL
“Bapak, selama kita tidak bertemu, Bapak bisa melakukan hal seperti tadi
untuk mencapai keinginan Bapak yang nyata, Bapak mesti lebih sabar, lebih
giat, ikhtiar dan berdoa. Jangan sampai menyerah ya Pak. Sukses untuk
Bapak”
STRATEGI PELAKSANAAN KELUARGA
RESIKO BUNUH DIRI

SP 1 KELUARGA
DS :
DO :
Diagnosa keperawatan : resiko bunuh diri
Tujuan
1. Melatih keluarga cara memberikan pujian positif pada pasien
Tindakan Keperawatan
1. Diskusi masalah yang dirasakan dalam merawat pasien
2. Jelaskan pengertian tanda dan gejala, dan proses terjadinya resiko bunuh diri
3. Jelaskan cara merawat resiko bunuh diri
4. Latih cara memberikan pujian hal positif pasien
5. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian

A. Fase Orientasi
“Assalamu’alaikum. Selamat pagi Bapak dan Ibu. Perkenalkan nama saya Perawat
laras gumilang , saya senang dipanggil laras. Saya mahasiswa praktek dariuniversitas
islam as syafiiyah. Nama Bapak dan Ibu siapa? Senang dipanggil apa Pak, Bu? Benar
kalian adalah orang tua dari pak rohim? Saya yang merawat putra Anda selama
disini. Sekarang kita  akan mendiskusikan tentang tanda dan gejala bunuh diri dan
cara melindungi dari bunuh diri. Dimana kita akan mendiskusikannya? Bagimana
kalau di ruang tamu saja? Berapa lama Bapak dan Ibu ingin mendiskusikannya?
Bagaimana kalau 30 menit?“

B. Fase Kerja
“Apa yang Bapak dan Ibu lihat dari perilaku pak rohim selama ini? Bapak, Ibu
sebaiknya lebih sering memperhatikan tanda dan gejala bunuh diri. Pada umumnya
orang yang akan melakukan tindakan bunuh diri menunjukkan tanda melalui
percakapannya seperti “saya tidak ingin hidup lagi”. Apakah Anne sering
mengatakannya Pak? Kalau Bapak/Ibu mendengarkan Anne berbicara seperti itu,
maka sebaiknya Bapak mendengarkan secara serius. Pengawasan terhadap kondisi
Anne perlu ditingkatkan, jangan biarkan Anne mengunci diri di kamar. Bapak perlu
menjauhkan benda berbahaya seperti gunting, silet, gelas dan lain-lain. Hal ini
sebaiknya perlu dilakukan untuk melindungi pa rohim dari bahaya dan memberi
dukungan untuk tidak melakukan tindakan tersebut. Usahakan 5 hari sekali Bapak
dan Ibu memuji dengan tulus. Tetapi kalau sudah terjadi percobaan bunuh diri,
sebaiknya Bapak dan Ibu mencari bantuan orang lain. Apabila tidak dapat diatasi
segeralah ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan yang lebih serius.
Setelah kembali ke rumah, Bapak/ Ibu perlu membantu Anne terus berobat untuk
mengatasi keinginan bunuh diri”

C. Fase Terminasi
1. Evaluasi subyektif
“ bagaimana perasaan bapak dan ibu saat kita berbinvcang binmcang tentang
tanda dan gelaja bunuh diri?”
2. Evaluasi obyektif
“ coba bapak/ibu sebutkan apa tanda dan gelaja resiko bunuh diri?”
3. Kontrak
“ bagaimana kalau besok kita bertemu lagi untuk berbincang bincang tentang
memberi penghargaan untuk putra ibu? Kalo begitu bapak/ibu mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 09.00 saja? Dan mau berapa lama kita akan berbincang
bincang? Bagaiamana kalau 15 menit? Dan dimana kita akan berbincang bincang?
Bagaimana kalau ditaman saja?”
STRATEGI PELAKSANAAN 2 KELUARGA
DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

Pertemuan 1 :
DS :
DO :
Diagnosa keperawatan : resiko bunuh diri
Tujuan
1. Cara memberi penghargaan pada pasien
Tindakan Keperawatan
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan pujian dan penghargaan atas
keberhasilan dan aspek positif pasien
2. Latih cara memberi penghargaan pada pasien dan menciptakan suasana pasitif dalam
keluarga
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian

A. Fase Orientasi
“Assalamualaikum, selamat pagi Bapak, Masih ingat dengan saya? Benar, saya
perawat laras . Sesuai janji kita minggu lalu kita sekarang ketemu lagi. Bagaiamana
Pak, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan minggu lalu?
Sekarang kita akan latihan cara cara merawat tersebut ya Pak? kita akan coba disini
dulu, setelah itu kita coba langsung, ke pak rohim ya? berapa lama Bapak mau kita
latihan? Bagaimana kalau 15 menit?”

B. Fase Kerja
“Sekarang anggap saya pak rohim, coba Bapak dan Ibu perhatikan cara bicara yang
benar jika pak rohim sedang mengalami perasaan ingin mati. Sekarang coba
praktekkan cara berikan pujian kepada pak rohim. Bagus, bagaimana kalau cara
memotifasi pak rohim minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai jadwal?
Bagus sekali, ternyata Bapak dan Ibu sudah mengerti cara merawat pak rohim.
Bagaiama kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada pak rohim? (ulangi lagi
semua cara diatas langsung kepada pasien) “
C. Fase Terminasi
1. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu, setelah kita berlatih cara merawat pak
rohim dirumah?
2. Evaluasi obyektif
“ setelah ini coba Bapak dan Ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali
Bapak dan Ibu membesuk pak rohim”
3. Kontrak
“ Baiklah bagaimana kalau 2 hari lagi Bapak dan Ibu datang kembali kesini dan
kita akan mencoba lagi cara merawat pak rohim sampai Bapak dan Ibu lancar
melakukannya. Jam berapa Bapak dan Ibu bisa kemari? Baik saya tunggu, kita
ketemu lagi di tempat ini ya Pak, Bu”
STRATEGI PELAKSANAAN 3 KELUARGA
DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

Pertemuan 3 :
DS :
DO :
Diagnosa keperawatan : resiko bunuh diri
Tujuan
1. Melatih cara berdiskusi dengan pasien tentang harapan masa depan.
Tindakan Keperawatan
1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan pujian dan penghargaan pada pasien
serta menciptakan suasana positif dalam keluarga
2. Bersama keluarga berdiskusi dengan pasien tentang harapan masa depan serta langkah
langkah mencapainya
3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian

A. Fase Orientasi
“Assalamualaikum, selamat pagi Bapak, Masih ingat dengan saya? Benar, saya
perawat laras . Sesuai janji kita minggu lalu kita sekarang ketemu lagi. Bagaiamana
Pak, ada pertanyaan tentang cara berdiskusi dengan pak rohim, tentang harapan
masa depan yang kita bicarakan minggu lalu? Sekarang kita akan latihan sekarang ya
Pak? kita akan coba disini dulu, setelah itu kita coba langsung ke pak rohim ya?
berapa lama Bapak mau kita latihan? bagaimana kalau 10 menit?”

B. Fase Kerja
“Sekarang anggap saya pak rohim, coba Bapak dan Ibu perhatikan cara bicara yang
benar jika pak rohim sedang mengalami perasaan ingin mati. Coba Bapak sekarang
diskusikan dengan pak rohim apa yang dia harapkan di masa depannya. Jika pak
rohim memikirkan masa depan yang buruk segera diberikan pengarahan. Coba Bapak
praktekkan cara beri pengarahan kepada pak rohim. Bagus, bagaimana kalau
sekarang kita mencobanya langsung kepada pak rohim? (ulangi lagi semua cara
diatas langsung kepada pasien) “

C. Fase Terminasi
1. Evaluasi subyektif
“Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah berbincvang bincang? “
2. Evaluasi obyektif
“Setelah ini coba Bapak dan Ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali
Bapak dan Ibu membesuk pak rohim”
3. Kontrak
“ Baiklah bagaimana kalau 2 hari lagi Bapak dan Ibu datang kembali kesini dan
kita akan mencoba lagi cara merawat pak rohim sampai Bapak dan iIu lancar
melakukannya. Jam berapa Bapak dan Ibu bisa kemari? Baik saya tunggu, kita
ketemu lagi di tempat ini ya Pak,Bu”
STRATEGI PELAKSANAA 4 KELUARGA
DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

PERTEMUAN 4
DS :
DO :
Diagnosa keperawatan : resiko bunuh diri
Tujuan
1. Cara untuk mencapai harapan masa depan.
2. Membuat perencanaan pulang bersama keluarga pasien resiko bunuh diri.

Tindakan Keperawatan
1. Evaluasi kegiatan keluaraga dalam memberikan pujian,penghargaan,menciptakan
suasana keluarga yg positif
2. Bersama keluaraga berdiskusi tentang langkah dan kegiatan awal dalam mencapai
harapan masa depan
3. Jelaskan follow up ke RSJ/PKM, tanda kambuh,rujukan
4. Anjurkan membantui pasien sesuai jadwal dan berikan pujian

Tahap Pelaksanaan
A. Fase Orientasi
“Assalamualaikum, selamat pagi Bapak, Masih ingat dengan saya? Benar, saya
perawat laras . Hari ini pak rohim sudah bisa pulang, sebaiknya kita membicarakan
jadwal rohim selama dirumah. Berapa lama kita bisa diskusi? Bagaimana kalau 30
menit? kita bicara disini saja ya?”
B. Fase Kerja
“Pak, ini jadwal rohim selama dirumah sakit, coba perhatikan, dapatkah diperhatikan
dirumah? tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktifitas maupun jadwal minum
obatnya. Hal hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh rohim selama dirumah, misalnya rohim terus menerus mengatakan inigin bunuh
diri, tanpa gelisah dan tak terkendali serta tidak memperlihatkan perbaikan, menolak
minum obat atau memperlihatkan perilaku yang membahayakan orang lain, tolong
Bapak dan Ibu segera hubungi RSJ terdekat”

C. Fase Terminasi
“Bagaimana Pak, Bu ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian Anne untuk
dibawah pulang. Ini surat rujukan untuk perawat ana di puskesmas baolan, jangan
lupa kontrol dipuskesmas sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Baik saya
permisi dulu ya pak,bu”

Anda mungkin juga menyukai