Anda di halaman 1dari 2

“Apa penyebab pasien koma?

Seorang laki-laki 45 tahun datang ke IGD dengan keluhan tidak sadar, dari alloanamnesis didapatkan
pasien tidak sadar ketika dibangunkan pagi hari di kamar tidurnya. Pasien menderita DM dan
hipertensi sejak 10 tahun yang lalu dan mendapat terapi glibenklamid 5 mg (1-1-0), metformin 3x
500 mg, candesartan1x16 mg, dan amlodipin 1x 10 mg. Beberapa hari ini nafsu makan penderita
menurun. Penderita setiap bulan kontrol teratur ke RS yang bersankutan.

Pemeriksaan fisik didapatkan sakit berat, penurunan kesadaran, GCS E1V2M3, tekanan darah
210/100 mmHg, suhu 36,7oC, laju pernapasan 18 kali per menit, nadi 128kali/menit, isi dan tegangan
cukup, keringat dingin, reflek patologis (-). Setelah dokter IGD memberika penatalaksanaan awal
untuk pasien tersebut, didapat Trias Whipple.

Reflek patoloogis: reflek yang timbul akibat kelainan neurologis.

Trias Whipple: Rapid diagnosis hipoglikemia, meliputi penurunan glukosa, ada keluhan hipoglikemia,
dan tidak ada keluhan jika diberikan terapi.

Keringat dingin: keringat tanpa ditandai kenaikan suhu.

Sakit berat:

1. Apakah ada hubungan antara riwayat DM dan hipertensi dengan pasien yang tidak sadar?

2. Adakah hubungan antara penurunan nafsu makan dengan gejala penyakit sekarang?

3. Adakah hubungan antara riwayat pengobatan dengan keluhan pasien?

4. Apa penebab penurunan kesadaran?


5. Mengapa tekanan darah dan heart rate meningkat?
6. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik?
7. Apa tatalaksana awal yang diperlukan?
8. Mengapa pasien diberikan obat seperti di skenario?
9. Apa pemeriksaan penunjang yang diperlukan?

10. Apa komplikasi yang dapat terjadi dari keluhan pasien?

11. Apa yang dimaksud Trias Whipple?

12. Apa diagnosis banding dan diagnosis dari skenario?

13. Bagaimana edukasi dan terapi lanjutan dari keluhan pasien?

Metformin

Metformin adalah zat antihiperglikemik oral golongan biguanid untuk penderita diabetes mellitus
tanpa ketergantungan terhadap insulin. Mekanisme kerja metformin yang tepat tidak jelas,
walaupun demikian metformin dapat memperbaiki sensitivitas hepatik dan periferal terhadap insulin
tanpa menstimulasi sekresi insulin serta menurunkan absorpsi glukosa dari saluran lambung-usus.
Mtformin hanya mengurangi kadar glukosa darah dalam keadaan hiperglikemia serta tidak
menyebabkan hipoglikemia bila diberika sebagai obat tunggal. Metformin tidak menyebabkan
pertambahan berat badan bahkan cenderung dapat menyebabkan kehilangan berat badan. Dalam
pengombatan kombinasi dengan sulfonilurea atau insulin, kadar gula darah harus diperiksa,
mengingat kemungkinan timbulnya hipoglikemia.
Candesartan

Angiotensin Receptor Blocker (ARB) merupakan saah satu oabt antihipertensi yang bekerja dengan
cara menurunkan tekanan darah melalui sistem renin-angitensin-aldosteron. ARB mampu
menghambat angiotensin II berikatan dengan reseptornya, sehingga secara langsung akan
menyebabkan vasodilatasi, mengurangi produksi vasopresin, dan mengurangi sekresi aldosteron.
Ketiga efek ini secara bersama-sama akan menyebabkan penurunan tekanan darah. Candesartan
merupakan salah satu ARB yang digunakan sebagai antihipertensi. Prodrug candesartan di pasaran
alam nemtuk candesartan cileksil, dengan nama Biopress, Acacanid, dan Amias. Bioavailabilitas
candesartan adalah sebesar 15% hingga 40% dengan metaboisme terjadi di dinding intesinal untuk
candesartan cileksil, dan di hepar untuk candesartan yang dikatalisasi enzim cytokrom p450. Waktu
paruh candesartan adalah 5-10 jam, dan kemudian diekskresikan 33% melalui renal dan sisanya
melalui feses.

Amlodipin

Farmakodinamik amlodipin adalah inhibitor influks kalsium (slow channel blocker atau antagonis ion
kalsium), yaitu menghambat influks ion-ion kalsium transmembran ke dalam jantung dan otot polos.
Mekanisme kerja antihipertensi amlodipin dikarenakan adanya efek relaksasi secara langsung pada
otot vaskular, sedangkan mekanisme yang tepat untuk menghilangkan angina belum sepenuhnya
diketahui.

Farmakokinetik

Anda mungkin juga menyukai