Ekspresi Gen
Ekspresi Gen
Oleh :
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Genetika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai sifat
keturunan. Keturunan adalah suatu proses biologis dimana induk akan
menurunkan atau mewariskan gen kepada keturunannya. Jadi, dapat
diartikan bahwa genetika merupakan ilmu mengenai gen dan segala
aspeknya. Genetika sendiri dapat diaplikasikan dalam berbagai studi dalam
kehidupan seperti animalia, plantae, bacteri, dan manusia.
DNA dalam kaitannya dengan genetika berperan sangat penting.
DNA sendiri merupakan bahan genetik mendasar yang terdapat dalam
kromosom, yang mengontrol sifat-sifat makhluk hidup, terekspresikan
dalam polipeptida, dan dapat diekspresikan sebagai RNA yang memiliki
reaksi katalik. Francis Crick menjelaskan aliran informasi yang dibawa
oleh DNA dalam rangkaian The Central Dogma, yang berbunyi : Aliran
informasi DNA dapat diteruskan ke sel-sel maupun individu lainnya
dengan replikasi, dapat diekspresikan menjadi suatu sinyal perantara
dalam bentuk RNA, yang kemudian dapat ditranslasikan menjadi
polipeptida, unit pembangun suatu fenotipe dari organisme yang ada.
Oleh karena itu, pada makalah ini akan dijelaskan mengenai
struktur gen dan mekanisme ekspresi gen. Baik itu dalam prokariotik
maupun eukariotik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah :
1. Bagaimana susunan dari struktur gen?
2. Apa pengertian dari ekspresi gen?
3. Bagaimana mekanisme dari ekspresi gen?
4. Apa perbedaan ekspresi gen pada prokariotik dan eukariotik?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur Gen
1. Letak Gen Pada Makhluk Hidup
Bagian utama sebuah sel adalah nukleus, di dalam nukleus terdapat
benang-benang halus yang disebut kromatin. Pada saat sel akan mulai
membelah diri, benang-benang halus tersebut menebal, memendek dan
mudah menyerap warna membentuk kromosom. Kromosom mengandung
DNA. Total keseluruhan informasi genetik yang disimpan di dalam
kromosom disebut genom. Genom DNA tersusun atas gen-gen. Satu gen
mengandung satu unit informasi mengenai suatu sifat yang dapat diamati.
Gen juga dianggap sebagai fragmen DNA didalam kromosom
(Suryo,2008).
2. Strutur Gen
Gen adalah bagian dari kromosom atau salah satu kesatuan kimia
(DNA) dalam kromosom yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri-ciri
genetis dari suatu makhluk hidup. Menurut Fred (2005) bahwa struktur
gen tersusun dari:
a. Daerah pengkode, yaitu ekson and intron yang mengkode RNA atau
protein. Intron (intervening sequences) merupakan sekuens yang tidak
mengkode asam amino sedangkan ekson merupakan bagian yang akan
dikode menjadi asam amino.
b. Promotor, adalah urutan DNA spesifik yang berperan dalam
mengendalaikan transkripsi gen struktural dan terletak di daerah
upstream (hulu) dari bagian struktural gen. Promotor berfungsi sebagai
tempat awal pelekatan enzim RNA polimerase yang nantinya
melakukan transkripsi pada bagian struktural.
c. Operator, merupakan urutan nukelotida yang terletak di antara promotor
dan bagian struktural serta merupakan tempat pelekatan protein represor
(penekan atau penghambat ekspresi gen). Jika terdapat represor yang
melekat di operator, maka RNA polimerase tidak bisa jalan, kemudian
ekspresi gen tidak dapat berlangsung. Selain adanya supresor juga
terdapat enhancer. Supresor digunakan untuk menghambat sedangkan
enhancer digunakan untuk meningkatkan proses transkripsi dengan
meningkatkan jumlah RNA polimerase. Namun letaknya tidak pada
lokasi yang spesifik seperti operator, ada yang jauh di upstream atau
bahkan downstream dari titik awal transkripsi.
d. Terminator, dicirikan dengan struktur jepit rambut / hairpin dan
lengkungan yang kaya akan urutan GC yang terbentuk pada molekul
RNA hasil transkripsi
3. Perbedaan Struktur Gen Pada Prokariotik Dan Eukariotik
Pada umumnya struktur gen pada prokariotik dan eukariotik sama
yaitu tersusun dari bagian pengkode, promotor, operator, dan terminor.
Perbedaannya terletak pada bagian pengkode. Bagian pengkode pada
prokariotik terdapat bagian intron yang tidak dapat diekspresikan sehingga
semuanya ekson, kecuali pada Archaebacteria dan bakteriofag ada yang
memiliki intron. Sedangkan bagian pengkode pada eukariotik terdiri dari
ekson dan intron (Fred,2005).
B. Ekpresi Gen
Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat suatu organisme oleh gen.
Suatu sifat yang dimiliki oleh organisme merupakan hasil metabolisme yang
terjadi di dalam sel. Proses metaboisme dapat berlangsung karena adanya
enzim yang berfungsi sebagai katalisator proses-proses biokimia. Enzim dan
protein lainnya diterjemahkan dari urutan nukleotida yang ada pada molekul
mRNA. Molekul mRNA itu sendiri disintesis berdasarkan atas cetakan DNA.
Gen tersusun dari molekul DNA, sehingga gen menentukan sifat suatu
organisme (Fred,2005).
1. Dogma Central
Mekanisme ekspresi genetik mengikuti Dogma Sentral Biologi
Molekular yaitu aliran (transfer) informasi genetik dari urutan nukleotida
DNA manjadi urutan asam amino protein (Subowo,2011).
2. Kode Genetika
Kode genetika merupakan suatu pengkodean urutan triplet basa
nitrogen DNA dan RNA pada proses sintesis protein. Suatu kode triplet
basa nitrogen akan menghasilkan suatu jenis asam amino. Urutan dan jenis
asam amino di dalam sel akan menetukan jenis dan fungsi protein yang
dihasilkan.
Kodon merupakan susunan kombinasi dari tiga basa nitrogen yang
terdapat pada mRNA. Karena jumlah basa nitrogen ada 4 jenis, maka
kemungkinan jumlah kodon ada sebanyak 43 atau 64 macam, artinya
kemungkinan asam amino yang terbentuk ada sebnayak 64 jenis. Jumlah
asam amino yang demikian menjadi belebih mengingat jumlah asam
amino di dalam sel adalah 20 jenis. Hal demikian menunjukkan bahwa ada
beberapa jenis asam amino yang mempunyai lebih dari satu macam kodon.
Contohnya asam amino jenis leusin mempunyai kodon SUU, SUS , SUA,
SUG. Artinya asam amino leusin dapat digunakan dengan menggunakan
keempat kodon tersebut (Suryo,2008).
b. Translasi
Translasi pada prokariotik terjadi sebelum transkripsi sepenuhnya
di selesaikan. Hal ini dimungkinkan karena pada prokariotik molekul
mRNA di translasikan berdasarkan arah dari ujung 5` ke ujung 3`.
Selain itu, pada prokariotik tidak terdapat membran inti, sehingga
tidak ada yang memisahkan transkripsi dan translasi (sebagaimana
yang terjadi pada eukariot) sehingga translasi dapat segera dilakukan
(Yuwono, 2005)
Translasi pada eukariotik terjadi tidak bersamaan dengan translasi.
Dengan adanya membran inti, pada eukariot dapat dibedakan tempat
terjadinya transkripsi dan translasi, transkripsi terjadi di dalam inti
sedang translasi terjadi di sitoplasma. Waktunya pun tidak dapat
terjadi secara bersamaan, sebab sebelum dapat melakukan translasi,
harus merampungkan terlebih dahulu proses transkripsi. Proses
transkripsi dan translasi pada eukariotik pun lebih kompleks daripada
prokariot (Yuwono, 2005).
BAB III
KESIMPULAN