Anda di halaman 1dari 4

PENURUNAN PRESTASI ATLET BOLA TANGAN KOTA TEGAL

diajukan untuk menyelesaikan tugas


dari mata kuliah Metodologi Penelitian
Prodi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
di Universitas Negeri Semarang

Dosen Pengampu :
Dra. Kaswaraganti Rahayu, M. Kes.
Anggit Wicaksono, S. Pd., M. Pd.

Disusun Oleh :
Yudha Prawiragama
6301417010

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bola tangan atau handball adalah olahraga tim yang terdiri dari tujuh pemain
dengan enam pemain inti dan satu penjaga gawang yang dimainkan dalam waktu 30 x
2 menit dengan kemenangan yang ditandai dengan banyaknya angka yang dicetak
oleh tim. (www.sportsregas.com).
Bola tangan adalah olahraga permainan beregu yang menggunakan bola
sebagai alat, yang dimainkan dengan menggunakan satu atau kedua tangan.
(Mahendra, 2000:6).
Bola tangan merupakan olahraga yang berasal dari Jerman, dari abad ke-19.
Mulanya diterapkan hanya untuk oleh wanita di luar rumah. Pada tanggal 29 Oktober
1919, Seorang Profesor Jerman dari Sekolah Normal Pendidikan Jasmani di Berlin,
Karl Schelenz dibantu Max Heiser dan Erich Konig membuat olahraga bola tangan
menjadi olahraga yang beragam dan kompetitif. Pada masa-masa ini pula bola tangan
sudah masuk di beberapa negara beserta dengan peraturannya, negara-negara tersebut
antara lain Amerika Serikat, Irlandia, Italia, Swiss, Perancis. Disaat itu juga handball
sudah menjadi permainan olahraga yang beragam dan kompetitif yang dapat
dimainkan oleh laki-laki dan wanita dengan peraturan yang semakin berkembang.
(www.wordpress.com).
Pada tahun 1926, dalam sebuah pertemuan di kota Hague, Kongres Federasi
Atletik Amatir Internasional, mengusulkan pada peserta kongres untuk menyusun
peraturan Internasional dari bola tangan lapangan. Akhirnya, pada tahun 1946 usulan
yang diberikan saat Kongres Federasi Atletik Amatir Internasional dapat diwujudkan
dengan terdeklarasikannya Federasi Bola Tangan Internasional atau International
Handball Federation (IHF) yang disepakati oleh 8 Negara, diantaranya Denmark,
Finlandia, Perancis, Belanda, Norwegia, Polandia, Swiss, Swedia. Hingga tahun 2003
IHF telah memiliki jumlah peserta sebanyak 150 peserta Negara dengan 80.000 klub
dan 19 juta atlet putra maupun putri. (www.wordpress.com).
Di Indonesia, Asosiasi Bola Tangan Indonesia terbentuk pada tanggal 16
Agustus 2007 dan didirikan oleh Arie Ariotedjo. ABTI menjadi anggota International
Handball Federation sejak tahun 2009. Pada tahun 2017, Dody Usodo Hargo dan
Icuk Sugiarto bersama-sama terpilih sebagai pimpinan ABTI untuk periode 2018-
2023. (www.wordpress.com).
Permainan bola tangan sudah pernah dipertandingkan dalam PON ke II di
Jakarta dengan 11 orang pemain dan hanya diikuti oleh 4 tim yaitu Jakarta Raya, Jawa
Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Pada Pekan Olahraga Mahasiswa (POMNAS)
yang ke V permainan ini juga pernah dilaksanakan di Medan pada tahun 1960. Dalam
PON 2016 di Bandung, olahraga bola tangan sudah dipertandingkan walaupun dalam
kategori eksebisi. (www.bolatangan.or.id).
Pada zaman Yunani Kuno permainan bola tangan sudah dimainkan dengan
peraturan yang masih kuno dan sederhana. Permainan “Urania” yang dimainkan oleh
orang-orang Yunani Kuno (yang digambarkan oleh Homer dan Odyssey) dan
“Harpaston” yang dimainkan oleh orang –orang Romawi yang bernama Claudus
Galenus tahun 130 sampai 200 Masehi. Di Jerman, permainan bola tangan dikenal
dengan “Fangballspiel” atau permainan “tangkap bola” yang diperkenalkan dalam
sebuah lagu oleh penulis puisi Jerman bernama Walther Von Der Vgelweide (1170 –
1230). (www.bolatangan.or.id).
Pada tahun 2016, kota Tegal pernah menjadi tuan rumah penyelenggara
Kejuaraan Provinsi Bola Tangan Junior kategori putra dan putri dibawah usia 19
tahun. Perlombaan ini dilaksanakan selama tiga hari yang bertempat di GOR
Wisanggeni. Kejuaraan ini diikuti oleh 11 kota dan kabupaten di Jawa Tengah,
diantaranya Kabupaten Jepara, Kota Semarang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten
Wonogiri, Kabupaten Pati, Kota Pekalongan, Kota Tegal, Kabupaten Tegal,
Kabupaten Semarang, Kabupaten Demak, dan Kabupaten Kendal.
(www.tegalkota.go.id).
ABTI Kota Tegal berdiri sejak Februari 2015, bertempat di Jl. Colot No. 4
Perumahan Pondok Martoloyo. Tim bola tangan kota Tegal pertama kali mengikuti
Kejuaran Provinsi Bola Tangan Junior pada tahun 2015 dan mendapatkan gelar Juara
3 untuk Kategori Putra maupun Kategori Putri. Dan tidak hanya itu, beberapa atlet tim
bola tangan kota Tegal juga terjaring pada Tim PON Remaja Kontingen Jawa Tengah
dan Tim Nasional Bola Tangan untuk kejuaraan IHF Youth di Malaysia.
(www.tegalkota.go.id).
Pada tahun 2017, tim bola tangan kota Tegal juga lolos tahap pertama
kualifikasi PORPROV Bola Tangan 2018 di Wonogiri. Tetapi pada tahap kedua
kualifikasi PORPROV Bola Tangan yang di selenggarakan di Venus Futsal,
Semarang, Tim kota Tegal hanya mampu menpatkan posisi 3 pada fase grup dan
otomatis tidak lolos kualifikasi PORPROV Bola Tangan 2018.
(www.tegalkota.go.id).
Pada tahun 2018, tim kota Tegal kembali mengikuti KEJURPROV Junior
Bola Tangan yang diselenggarakan di GOR Sasana Krida Bahurekso, Kendal. Pada
kejuaran ini, tim kota Tegal tergabung pada Grup D yang terdiri dari tim Kabupaten
Pati dan Kota Surakarta. Pada pertandingan pertama, tim kota Tegal mengalahkan tim
kota Surakarta dengan skor yang lumayan telak. Namun di pertandingan kedua tim
kota Tegal kalah pada saat berhadapan dengan tim kabupaten Pati. Pada kejuaraan ini,
Juara 1 Kategori Putra maupun Putri didapat oleh tim kota Semarang, Juara 2 didapat
oleh tim kabupaten Pati baik kategori Putra maupun Putri, sedangkan Juara 3 Bersama
kategori Putra didapat oleh kabupaten Tegal, dan kabupaten Demak sedangkan
kategori Putri Kabupaten Banyumas, dan Kota Tegal. (www.tegalkota.go.id).

Anda mungkin juga menyukai