Anda di halaman 1dari 12

1.

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai proses


komunikasi.
Proses Komunikasi
Proses komunikasi sedikitnya melibatkan empat (4) elemen atau komponen
sebagai berikut:
1) Sumber/pengiriman pesan/komunikator, yakni seseorang atau sekelompok
orang atau suatu organisasi/institusi yang mengambil inisiatif menyampaikan
pesan.
2) Pesan, berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan,
gambar, angka, gestura.
3) Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/ pengiriman
pesan (misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang
udara dalam konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka).
4) Penerima/komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau organisasi/
institusi yang dijadikan sasaran penerima pesan.
Berdasarkan paradigma Laswell, Effendy (2015) membedakan proses
komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
a. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau
perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan
verbal (bahasa), dan pesan nonverbal. Komunikasi berlangsung apabila terjadi
kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Prosesnya sebagai
berikut, pertama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan
kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran atau
perasaannya ke dalam lambing (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh
komunikan. Kemudian, komunikan menterjemahkan (decode) pesan dari
komunikator. Ini berarti komunikan menafsirkan lambang yang mengandung
perasaan dan pikiran kom`unikator (Effendy, 2015).
b. Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke daola dua komunikasi karena
komunikan sebagai sarana berada di tempat yang relative jauh atau jumlahnya
banyak. Surat, telepon fax, radiao, majalah, dll merupakan media yang sering
digunakan dalan komunikasi (Effendy, 2015).

Effendy, Onong Uchjana. 2015. Ilmu, Komunikasi Teori dan Praktek Komunikasi.
Bandung: PT. Citra Aditia Bakti.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai jenis komunikasi.


Jenis komunikasi lain yaitu berdasarkan ruang lingkup, jumlah yang
berkomunikasi, dan kelangsungannya. Berikut penjelasannya:
1) Komunikasi Berdasarkan Ruang Lingkup
 Komunikasi Internal
Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi 3 ( tiga ) macam , yaitu :
a. Komunikasi vertikal yang terjadi di dalam bentuk komunikasi dari pemimpin
kepada anggota , seperti perintah , teguran , pujian , dan sebagainya.
b. Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau
perusahaan diantara orang - orang yang memiliki kedudukan sejajar .
c. Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau
perusahaan diantara orang - orang yang memiliki kedudukan berbeda pada
posisi tidak sejalur vertikal
 Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang terjadi antara organisasi atau perusahaan dengan pihak
masyarakat yang ada diluar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi
eksternal dimaksudkan untuk memperoleh pengertian , kepercayaan, bantuan dan
kerjasama dengan masyarakat.
Komunikasi dengan pihak luar bisa berbentuk :
 Eksposisi , pameran , promosi, dan sebagainya.
 Konperensi pers.
 Siaran televisi , radio dan sebagainya.
 Bakti sosial (Rustan, 2017).
2) Komunikasi Bedasarkan Jumlah Yang Berkomunikasi
 Komunikasi Perseorangan
Komunikasi yang terjadi dengan cara perseorangan atau individu antara pribadi
dengan pribadi mengenai persoalan yang bersifat pribadi juga.
 Komunikasi Kelompok
Komunikasi yang terjadi pada kelompok mengenai persoalan - persoalan yang
menyangkut kepentingan kelompok. Perbedaanya dengan komunikasi
perseorangan yaitu komunikasi ini lebih terbuka dibandingkan dengan komunikasi
perseorangan (Rustan, 2017).
3) Komunikasi berdasarkan Kelangsungannya
Berdasarkan Kelangsungannya , komunikasi dapat dibedakan menjadi :
 Komunikasi Langsung
Komunikasi dilakukan secara langsung tanpa bantuan perantara orang ketiga
ataupun media komunikasi yang ada dan tidak dibatasi oleh adanya jarak.
 Komunikas Tidak Langsung
Komunikasi dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau bantuan alat - alat
media komunikasi (Rustan, 2017).

Rustan, A. S. 2017. Pengantar Ilmu Komunikasi. CV Budi Utama: Yogyakarta.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai definisi model


komunikasi.
1. Definisi Model Komunikasi
Model merupakan alat yang digunakan sebagai pendukung untuk menjelaskan
suatu peristiwa, kondisi, atau proses yang menekankan hal-hal yang terpenting untuk
diketahui, dimengerti dan diingat, serta menghilangkan hal-hal yang tidak berkaitan
dengan kondisi, peritiwa, dan proses tersebut. Edward Depari (dalam Pieter, 2017)
mengatakan komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, ide-ide, pikiran,
harapan, dan pesan yang disampaikan melalui simbol atau lambang-lambang tertentu
yang mengandung makna yang dilakukan oleh penyampai pesan yang ditunjukan
kepada penerima pesan yang bertujuan untuk mendapatkan respons dari penerimanya
(Pieter, 2017).
Shannon dan Weaver (dalam Pieter, 2017) mengatakan bahwa, komunikasi ialah
bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lainnya yang
dilakukan dengan cara sengaja atau tidak sengaja, dalam bentuk verbal maupun
nonverbal, lukisan, ekspresi, seni, dan teknologi. Sehingga model komunikasi
merupakan sebuah interpretasi fenomena komunikasi yang menonjolkan unsur-unsur
terpenting yang akan dipakai untuk memahami suatu proses komunikasi (Pieter,
2017).

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai fungsi model


komunikasi.
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai macam-macam
model komunikasi.
Macam-macam Model Komunikasi
a. Tipe Model Komunikasi
 Komunikasi Satu Arah & Self-Action
Model ini menekankan bagaimana mengatur suatu "pesan" sehingga layak
diterima dan dipahami oleh penerima. Model ini sangat peduli terhadap self-
action treats communication yang mengatakan bahwa pesan itu berterima hanya
jika pengirim dapat memanipulasi penerima, dan manipulasi itu hanya dapat
dilakukan melalui manipulasi pesan. Para ahli komunikasi mengatakan bahwa
model ini very message centered (Liliweri, 2011).

Encoder  message channel  decoder

 Komunikasi Dua Arah dan Interaktif


Model ini mengemukakan bahwa pada dasarnya peranan penerima sama
dengan peranan komunikator, dan peranan itu terlihat ketika dia memberikan
umpan balik pesan kepada pengirim. Model yang disebut "model dua arah" ini
sangat bermanfaat bagi pengirim dan penerima mendiskusikan pesan-pesan
yang dikirimkan dalam suatu proses komunikasi. Fokus model ini diletakkan
pada penerima (Liliweri, 2011).

Encoder  message channel  decoder

feedback

 Komunikasi Transaksi
Pendekatan ini terfokus pada "makna” yang dibagi atau yang dipertukarkan
dengan memperhitungkan berbagai faktor yang mempengaruhi proses
komunikasi. Sebuah transaksi komunikasi yang terbaik digambarkan sebagai
komunikasi yang efektif. Model ini merupakan kepenuhan dari model satu arah
dan dua arah. Model ini menggambarkan pengirim membagikan pesan atau
meneruskan pesan kepada penerima. Ketika pesan itu tiba pada penerima, maka
penerima, dapat memberikan umpan balik yang jelas yang memungkinkan
pengirim dapat mengetahui apakah pesan itu dipahami sebagaimana
dimaksudkan oleh pengirim. Jika pesan tidak diterima sebagai mana yang
dimaksudkan pengirim, maka komunikasi terus berproses sampai dua pihak
menemukan makna sesungguhnya (Liliweri, 2011).

Liliweri, Alo. 2011. Komunikasi Serba Ada Serba Makna. Jakarta: Prenada Media
Group.

b. Jenis Model Komunikasi


1) Model Komunikasi Klasik (Aristoteles)
Model komunikasi ini pertama kali dibuat oleh Aristoteles. Model
komunikasi klasik bersifat retorika dan sangat berkembang pada masa itu di
Yunani. Model komunikasi ini sering kali dipakai masyarakat pada saat itu
untuk menyampaikan sambutan, menyampaikan pembelaan di pengadilan, rapat
umum, dan sebagainya (Pieter, 2017).
Model komunikasi klasik yang dibuat Aristoteles belum menggunakan media
dalam proses komunikasi sehingga pada masa itu keterampilan berkomunikasi
sangat populer. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan
bermunculannya berbagai media (saluran) komunikasi, maka model komunikasi
yang retorika mulai ditinggalkan, dan hanya pada kegiatan-kegiatan religius
yang terkesan masih menggunakan model komunikasi klasik dari Aristoteles (Pi
eter, 2017).

2) Model Komunikasi Harold Laswell


Model komunikasi Harold Laswell merupakan penyempurnaan komunikasi
klasik dari Aristoteles. Harold Laswell adalah scorang sarjana politik dari
Amerika yang kemudian membuat suatu model komunikasi yang dikenal
dengan model komunikasi Laswell. Model komunikasi ini merupakan satu-
satunya model komunikasi massa yang paling sederhana (Pieter, 2017).
Menurut komunikasi Laswell, istilah komunikator adalah orang yang paling
memiliki pengaruh dan mampu mengarahkan komunikan untuk mengikuti
keinginannya. Jadi, komunikator memiliki kekuatan komunikasi (powerfull)
sehingga pesan-pesan yang disampaikannya dipastikan memberikan efek dalam
diri komunikan. Oleh karena itu, tidak mengherankan model komunikasi
Laswell banyak digunakan untuk menstimulasi riset komunikasi, khususnya
dalam bidang komunikasi massa dan politik. Unsur-unsur model komunikasi
Laswell, yaitu: (a) who (komunikator); (b) say what (pesan apa yang akan
disampaikan): (c) in with channel (saluran komunikasinya); (d) to whom (siapa
penerimanya); dan (e) with what effect (efek komunikasinya) (Pieter, 2017).

Model komunikasi Laswell banyak mendapat kritikan dari para pakar


komunikasi, karena model komunikasi ini memengaruhi efek terhadap
komunikan, sehingga mengabaikan faktor-faktor pertimbangan (umpan balik)
kepada komuniator (Pieter, 2017).
3) Model S-R
Model stimulus – respon (S – R) adalah model komunikasi paling dasar.
Model ini depengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran
behavioristik. Model tersebut menggambarkan stimulus – respons. Model ini
menunjukan komunikasi sebagai aksi reaksi yang sederhana. Model ini
mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non-verbal, gambar dan
tindakan tertentu merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara
tertentu.Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan memiliki banyak efek
dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi. Bila seorang lelaki
berkedip kepada seorang wanita, dan wanita itu kemudian tersipu malu, itulah
pola S – R (Suryanto,2015).
Stimulus Reaksi

Pola S – R dapat pula berlangsung negatif, misalnya orang pertama


menatap orang kedua dengan tajam, dan kedua orang itu balik menatap, atau
menunduk malu, atau malah memberontak.

4) Model Shannon dan Weaver


Model yang diciptakan oleh Shannon dan Weaver adalah model yang paling
mempengaruhi model komunikasi lain, pada model ini Shannon dan Weaver
menjelaskan bahwa dalam berkomunikasi terjadi pengubahan pesan oleh
Ransmitter yang berasal dari sumber informasi menjadi sinyal yang sesuai
dengan saluran yang digunakan Saluran adalah medium pengirim pesan dari
Transmitter ke penerima (Julia, 2013).
Bila diasumsikan dalam percakapan maka sumber informasi adalah otak
(ransmitter), menyampaikan sinyal berupa suara yang akan disalurkan oleh
udara (channel) menuju indera pendengaran (receiver). Selain itu yang paling
penting adalah model ini mejelaskan adanya gangguan (noise) yang terjadi
dalam proses komunikasi, gangguan kemudian dibagi menjadi dua bagian yaitu
gangguan psikologis dan gangguan fisik, gangguan psikologis meliputi
gangguan yang berkaitan dengan pemikiran dan perasaan, kelemahan dari
model ini lagi-lagi adalah, komunikasi masih dianggap sebagi sesuatu yang
statis dan satu arah.
5) Model Westley dan MacLean
Bruce Westley dan Malcolm  MacLean memperkenalkan model
komunikasinya untuk membantu menjelaskan komunikasi interpersonal dan
media komunikasi massa. Melalui teorinya bentuk komunikasi sederhana
maupun kompleks dapat dimodelkan dan dipelajari. Teori Westly dan MacLean
diwakili dengan empat versi. Masing-masing versi berisi variabel yang
mewakili peran yang berbeda-beda dalam komunikasi. Variabel “X” mewakili
informasi yang akan disampaikan. “C” merupakan pemancar kurang tujuan dari
“A” , bertindak sebagai saluran untuk informasi (X). “B” merupakan penerima
atau penonton komunikasi.
a. Versi pertama B memiliki koneksi langsung ke berbagai titik X. Dalam versi
ini, penerima harus mengambil informasi, X. dalam versi ini penerimaan
informasi bersifat langsung, tidak ada interpreter atau mediator
b. Versi kedua dari model untuk mengumpulkan informasi, X, proses data
kemudian mengirimkan informasi yang telah dikumpulkan ke B. Dalam versi
ini ada umpan balik dari B ke A, sehingga A dapat mengetahui seberapa
banyak informasi yang diserap oleh B.

Diagram model Westly Mclean versi pertama dan kedua

c. Versi ketiga memiliki C sebagai interpreter atau saluran untuk saluran


informasi. B mendapat semua komunikasi dari C. C mengumpulkan semua
data yang tersedia, X, dan informasi (X) yang didapat akan diolah dulu oleh
C yang mana yang dapat dikirim ke B.

Diagram model Westly Mclean versi ketiga


6) Model Gerbner
Model Gerbner adalah merupakan perluasan dari model Lasswell. Model ini
terdiri dari model verbal dan model dragmatik. Model Verbal adalah seseorang
memersepsi kejadian dan bereaksi dalam situasi itu melalui berbagai pemaknaan
untuk membuat bahan-bahan yang dibutuhkan Model verbal Gerbner adalah
sebagai berikut:
Dalam beberapa bentuk dan konteks dalam suatu isi dan kosekuensi yang
ada.
a. Seorang sumber
b. mempersepsi suatu kejadian
c. dan bereaksi
d. melalui suatu alat (maluran, media, rekayasa fisik, fasilitas administratif
dan kelembagaan untuk distribusi dan kontrol)
e. untuk menyediakan materi
f. dalam suatu bentuk
g. dan konteks
h. yang mengandung isi
i. yang mempunyai suatu konsekuensi
Model Gerbner menunjukan bahwa sesorang mempersepsi suatu kejadian
dan mengirimkan pesan kepadan suatu transmitter yang pada gilirannya
mengirimkan sinyal pada pemerima (receiver), dalam transmisi itu sinyal
menghadapi gangguan dan mucul sebagai SSS bagi sasaran (destination).
Model ini berbicara dalam dua konteks, yaitu komunikasi interpersonal dan
komunikasi massa. Perbedaan yang paling penting di antara keduanya adalah
umpan balik (feedback) (Muhammad, 2009).

Pieter, H. Z. 2017. Dasar-Dasar Komunikasi bagi Perawat. Edisi Pertama. PT


Kharisma Putra Utama: Jakarta.
Julia T. Wood. 2013. Komunikasi Interpersonal Interaksi Keseharian. Jakarta:
Salemba Humanika
Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT Bumi Aksara.

6. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai tujuan dan


manfaat model komunikasi.
Tujuan dan Manfaat Model Komunikasi
 Tujuan model komunikasi:
Representasi dari suatu peristiwa komunikasi (Mundakir, 2016).
 Manfaat model komunikasi:
a. Dapat memperlihatkan faktor-faktor yang terlibat dalam komunikasi.
b. Dapat memberikan gambaran umum mengenai suatu hal atau kondisi tertentu.
c. Dapat memperkirakan hasil atau akibat yang akan dicapai.
d. Dapat membantu dan memperbaiki hambatan dalam proses komunikasi.
(Mundakir, 2016)

Mundakir. 2016. Buku Ajar Komunikasi Pelayanan Kesehatan. Yogyakarta: Indomedi


a Pustaka

7. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai definisi barrier


komunikasi.
8. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan mengenai macam-macam
barrier komunikasi.
9. Mahasiswa mampu menentukan model yang tepat seseuai skenario.
Model Komunikasi yang Tepat Berdasarkan Skenario
Metode yang sesuai dengan sekenario adalah metode komunikasi linear (metode
Laswell). Karena menurut metode Laswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi
yaitu :
1) Pengawasan lingkungan yang mengingatkan anggota masyarakat akan bahaya
dan peluang dalam lingkungan
2) Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon
lingkungan.
3) Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Akan tetapi model ini dikritik karena model ini mengisyaratkan kehadiran
komunikator dan pesan yang bertujuan.
Serta menurut Lasswell, persoalan komunikasi menyangkut 5 (lima) pertanyaan
sederhana sebagai berikut :
WHO? (siapa?)
SAYS WHAT? (mengatakan apa?)
WHICH CHANNELS? (melalui saluran apa?)
TO WHOM? (kepada siapa?)
WITH WHAT EFFECT? (dengan akibat apa?)
Kemudian dikorelasikan sesuai dengan skenario, berikut penjelasannya:
Who orang yang member informasi (komunikator) drg. Andy
What pesan apa yang ingin diberikan mengadakan kegiatan PSN
Chanel saluran/media yang digunakan komunikator
Whom kepada siapa informasi diberikan (komunikan) masyarakat di kawasan
expatriate
Effect perubahan setelah diberi imformasi keikutsertaan masyarakat dalam
program-program peuskesmas dan dapat meningkatkan peran serta masyarakat
dikawasan expatriate tersebut.
Model komunikasi klasik dari Lasswell ini menunjukkan bahwa pihak pengirim
pesan (komunikator) pasti mempunyai suatu keinginan untuk mempengaruhi pihak
penerima (komunikasi), dan karenanya komunikasi harus dipandang sebagai upaya
persuasi. Setiap upaya penyampaian pesan dianggap akan menghasilkan akibat, baik
positif ataupun negatif. Dan hal ini, menurut Lasswell banyak ditentukan oleh bentuk
dan cara penyampaiannya. Salah satu kelemahan dari model Lasswell ini adalah tidak
digambarkannya unsur feedback (umpan balik) sehingga proses komunikasi yang
dijelaskan bersifat linear/searah .

Anda mungkin juga menyukai