Anda di halaman 1dari 62

MAKALAH

TRANSAKSI PERUBAHAN VALUTA ASING, AKUNTANSI HIBAH PEMERINTAH


DAN PENGUNGKAPAN BANTUAN PEMERINTAH, PELAPORAN KEUANGAN
DALAM EKONOMI HIPERINFLASI

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Topik Khusus
Dosen: Dr. Adeh Ratna Komala, SE., M.Si

Disusun Oleh:
Eka Fahma 21115104
Selly Widearahim 21115094
Imam Hambali 21115048
Muhammad Bakti Budiman 21115046

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat, Taufik,
Hidayah serta Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami memiliki kesempatan
untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan sepenuhnya kepada baginda Nabi besar Muhammad SAW, yang telah
membawa kita dari zaman Jahiliah ke zaman islamiah yang modern seperti saat
ini. Dan juga kepada keluarganya, Sahabat, Tabi’in, Tabi’it-tabi’in serta para
pengikut-pengikutnya hingga akhir kiamat nanti.
Ucapkan terima kasih, penulis ucapkan kepada Ibu Dosen Akuntansi
Topik Khusus (Dr. Adeh Ratna Komala, SE., M.Si) yang telah membimbing
dalam penyelesaian makalah yang membahas tentang “Transaksi Perubahan
Valuta Asing, Akuntansi Hibah Pemerintah Dan Pengungkapan Bantuan
Pemerintah, Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi”.
Demikianlah makalah ini disusun, kami menyadari bahwa di dalam
penulisan makalah ini banyak sekali kesalahan dan kekurangan, akan tetapi kami
berharap dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan manfaat serta
pengetahuan untuk semuanya. Aamiin.

Bandung, 11 April 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................5
2.1 PSAK 10 (Pengaruh Transaksi Perubahan Valuta Asing)........................5
2.1.1 Definisi.............................................................................................5
2.1.2 Permintaan Tanggapan.....................................................................5
2.1.3 Pengakuan........................................................................................6
2.1.3.1 Pengakuan Awal.........................................................................6
2.1.3.2 Pengakuan Selisih Kurs..............................................................6
2.1.4 Pengukuran.......................................................................................7
2.1.5 Penyajian..........................................................................................7
2.1.6 Pengungkapan................................................................................10
2.2 PSAK 61 (Akuntansi Hibah Pemerintah Dan Pengungkapan Bantuan
Pemerintah).....................................................................................................11
2.2.1 Definisi...........................................................................................12
2.2.2 Pengakuan......................................................................................13
2.2.3 Pengukuran.....................................................................................14
2.2.4 Hibah Pemerintahan.......................................................................14
2.2.5 Hibah Pemerintah Moneter............................................................18
2.2.6 Penyajian........................................................................................18
2.2.6.1 Penyajian yang Terkait dengan Aset........................................19
2.2.6.2 Penyajian yang Terkait dengan Penghasilan............................20
2.2.7 Pembayaran Kembali Hibah Pemerintah.......................................21
2.2.8 Bantuan Pemerintah.......................................................................21
2.2.9 Pengungkapan................................................................................22
2.2.10 Ketentuan Transisi..........................................................................23
2.2.11 Tanggal Efektif...............................................................................24
2.3 PSAK 63 (Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi).............24
2.3.1 Definisi...........................................................................................24
2.3.2 Pengakuan......................................................................................26

ii
2.3.3 Pengukuran.....................................................................................26
2.3.4 Penyajian........................................................................................26
2.3.4.1 Penyajian Kembali Laporan Keuangan....................................27
2.3.5 Ekonomi Berhenti Menjadi Hiperinflasi........................................35
2.3.6 Pengungkapan................................................................................35
2.3.7 Tanggal Efektif...............................................................................36
BAB III CONTOH LAPORAN KEUANGAN DAN KASUS.........................37
3.1 Contoh Laporan Keuangan......................................................................37
3.1.1 Transaksi Perubahan Valuta Asing................................................37
3.1.2 Akuntansi Hibah Pemerintah..........................................................40
3.2 Kasus.......................................................................................................43
3.2.1 Kasus Transaksi Perubahan Valuta Asing......................................43
3.2.2 Akuntansi Hibah Pemerintah.........................................................47
BAB IV ANALISA KELOMPOK.....................................................................49
4.1 Rangkuman Kasus Hiperinflasi...............................................................49
4.1.1 Analisa Kelompok Kasus Hiperinflasi...........................................50
4.2 Rangkuman Kasus Akuntansi Hibah Pemerintah...................................50
4.2.1 Analisa Kelompok Akuntansi Hibah Pemerintah..........................51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................52
5.1 Kesimpulan..............................................................................................52
5.2 Saran........................................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................54

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara pada prinsipnya ditentukan

oleh besar nya permintaan dan penawaran mata uang tersebut. Kurs merupakan

salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian terbuka, karena

ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang

terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca transaksi berjalan

maupun bagi variabel-variabel makro ekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat

untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata

uang yang stabil menunjukan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi

yang relatif baik atau stabil. Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi arus

modal atau investasi dan perdagangan Internasional. Indonesia sebagai negara

yang banyak mengimpor bahan baku industri mengalami dampak dari

ketidakstabilan kurs ini, yang dapat dilihat dari melonjaknya biaya produksi

sehingga menyebabkan harga barang-barang milik Indonesia mengalami

peningkatan. Dengan melemahnya rupiah menyebabkan perekonomian Indonesia

menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi dan kepercayaan terhadap mata uang

dalam negeri (Triyono : 2008).

Melihat kepada sejarah, pada tahun 1966 Indonesia mengalami hiperinflasi

mencapai 635,5% karena defisit anggaran belanja hingga harus melakukan

pemotongan nilai rupiah dari Rp. 1000 menjadi Rp. 1. Saat itu pada masa

iv
2

ekonomi terpimpin, pemerintah lebih cenderung mengutamakan kepentingan

politik. Banyaknya pendanaan untuk proyek negara menyebabkan pengeluaran

negara membengkak. Inflasi terburuk kedua terjadi pada tahun 1998 akibat

pengaruh krisis keuangan Asia dengan tingkat inflasi 77,5%. Saat itu nilai tukar

rupiah terjun bebas dari 2,800 menjadi 16,000 terhadap dolar Amerika. Sampai

saat ini, tahun 1966 dan 1988 merupakan tahun terburuk inflasi di Indonesia.

Namun demikian inflasi dari kisaran ringan sampai sedang tetap terjadi dan masih

memberikan pengaruh yang berarti bagi perekonomian negeri ini. Lemahnya nilai

tukar mata uang juga sangat berpengaruh. Terutama ketika terjadi perubahan

kebijakan yang mempengaruhi ekonomi secara global (Ida : 2012).

1.2 Rumusan Masalah

Guna untuk memahami latar belakang masalah di atas, dan

mempersempit/memperjelas materi yang akan dibahas, maka disusunlah rumusan

masalah sebagai berikut:

1) Apa yang dimaksud dengan transaksi perubahan valuta asing, akuntansi

hibah pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah, pelaporan

keuangan dalam ekonomi hiperinflasi?

2) Bagaimana pengakuan transaksi perubahan valuta asing, akuntansi hibah

pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah, pelaporan keuangan

dalam ekonomi hiperinflasi?

3) Bagaimana pengukuran transaksi perubahan valuta asing, akuntansi hibah

pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah, pelaporan keuangan

dalam ekonomi hiperinflasi?


3

4) Bagaimana penyajian transaksi perubahan valuta asing, akuntansi hibah

pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah, pelaporan keuangan

dalam ekonomi hiperinflasi?

5) Bagaimana pengungkapan transaksi perubahan valuta asing, akuntansi

hibah pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah, pelaporan

keuangan dalam ekonomi hiperinflasi?

1.3 Tujuan

Sehubungan dengan latar belakang dan rumusan diatas, maka penulisan

makalah ini bertujuan untuk:

1) Mengetahui apa yang dimaksud dengan transaksi perubahan valuta asing,

akuntansi hibah pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah,

pelaporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi.

2) Mengetahui pengakuan transaksi perubahan valuta asing, akuntansi hibah

pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah, pelaporan keuangan

dalam ekonomi hiperinflasi.

3) Mengetahui pengukuran transaksi perubahan valuta asing, akuntansi hibah

pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah, pelaporan keuangan

dalam ekonomi hiperinflasi.

4) Mengetahui penyajian transaksi perubahan valuta asing, akuntansi hibah

pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah, pelaporan keuangan

dalam ekonomi hiperinflasi.


4

5) Mengetahui pengungkapan transaksi perubahan valuta asing, akuntansi

hibah pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah, pelaporan

keuangan dalam ekonomi hiperinflasi.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 PSAK 10 (Pengaruh Transaksi Perubahan Valuta Asing)

2.1.1 Definisi

Menurut Ekananda (2014:152) valuta asing merupakan suatu mekanisme

dimana orang dapat melakukan tindakan mentransfer daya beli melewati batas

negara yang menggunakan satuan uang yang berbeda dan membeli suatu valuta

(nilai tukar) yang berbeda untuk dipergunakannya.

Sedangkan menurut Hady (2015:97) valuta asing (valas) atau foreign

exchange adalah mata uang asing yang difungsikan sebagai alat pembayaran

untuk membiayai transaksi ekonomi keuangan internasional dan juga mempunyai

catatan kurs resmi pada bank sentral.

2.1.2 Permintaan Tanggapan

Penerbitan ED PSAK 10 (revisi 2018): Pengaruh dari Perubahan Nilai

Tukar Valuta Asing bertujuan untuk meminta tanggapan atas semua pengaturan

dan paragraf dalam ED PSAK 10 (revisi 2018) tersebut.

Untuk memberikan panduan dalam memberikan tanggapan, berikut ini

hal-hal yang diharapkan masukannya:

1) Tanggal efektif penerapan ED PSAK 10 (revisi 2018)

Dalam ED PSAK 10 (revisi 2018) paragraf 55 menyatakan bahwa entitas

menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahunan yang dimulai pada atau

setelah tanggal 1 Januari 2018.

5
6

2.1.3 Pengakuan

Menurut PSAK No. 10 Tahun Revisi 2018, transaksi yang

didenominasikan atau memerlukan penyelesaian dalam valuta asing, termasuk

transaksi yang timbul ketika entitas membeli atau menjual barang atau jasa yang

harganya didenominasikan dalam valuta asing, miminjam atau meminjamkan

dana ketika jumlah yang merupakan utang atau tagihan didenominasikan dalam

valuta asing, atau memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau

menyelesaikan liabilitas, yang didenominasikan dalam valuta asing.

2.1.3.1 Pengakuan Awal

Menurut PSAK No. 10 Tahun Revisi 2018, pada pengakuan awal,

transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional. Jumlah valuta asing

dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang

fungsional dan valuta asing pada tanggal transaksi. Pada akhir setiap periode

pelaporan:

a) Pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup,

b) Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam valuta asing

dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi dan

c) Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing

dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur.

2.1.3.2 Pengakuan Selisih Kurs

Menurut PSAK No. 10 Tahun Revisi 2018, selisih kurs yang timbul pada

penyelesaian pos moneter atau pada proses penjabaran pos moneter pada kurs

yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut dijabarkan, pada
7

pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya,

diakui dalam laba rugi pada periode saat terjadi. Jika keuntungan atau kerugian

pos nonmoneter diakui dalam penghasilan komprehensif lain, maka setiap

komponen kurs dari keuntungan atau kerugian tersebut diakui dalam penghasilan

komprehensif lain. sebaliknya, jika keuntungan atau kerugian pos nonmoneter

diakui dalam laba rugi, maka setiap komponen kurs dari keuntungan atau kerugian

tersebut diakui dalam laba rugi.

Selisih kurs yang timbul pada pos moneter yang membentuk bagian dari

investasi neto entitas pelapor dalam kegiatan usaha luar negeri diakui dalam laba

rugi pada laporan keuangan tersendiri entitas pelapor sesuai dengan psak 4:

Laporan keuangan tersendiri atau laporan keuangan individual kegiatan usaha luar

negeri, mana yang tepat. Dalam laporan keuangan yang mencakup kegiatan usaha

luar negeri dan entitas pelapor (contohnya laporan keuangan konsolidasi ketika

kegiatan usaha luar negeri adalah entitas anak), selisih kurs diakui awalnya dalam

penghasilan komprehensif lain dan diklarifikasi dari ekuitas ke laba rugi pada saat

pelepasan investasi neto.

2.1.4 Pengukuran

Menurut PSAK No. 10 Tahun Revisi 2018, pengukuran valuta asing

dilakukan ketika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional, entitas

menerapkan prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara

prospektif sejak tanggal perubahan itu.


8

2.1.5 Penyajian

Menurut PSAK No. 10 Tahun Revisi 2018, pada umumnya mata uang

penyajian di Indonesia adalah rupiah. Entitas dapat menyajikan laporan keuangan

dalam mata uang (atau beberapa mata uang) selain mata uang fungsionalnya. Jika

mata uang penyajiannya berbeda dengan mata uang fungsional entitas, maka

entitas menjabarkan hasil dan posisi keuangannya ke dalam mata uang penyajian.

Sebagai contoh, jika suatu kelompok usaha berisi entitas individual dengan mata

uang fungsional yang berbeda, maka hasil dan posisi keuangan setiap entitas

dinyatakan dalam suatu mata uang bersama sehingga laporan keuangan

konsolidasi disajikan.

Hasil dan posisi keuangan entitas yang mata uang fungsionalnya bukan

mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dijabarkan ke dalam mata uang

penyajian yang berbeda, dengan menggunakan prosedur sebagai berikut :

a. Aset dan liabilitas untuk setiap laporan posisi keuangan yang disajikan

(yaitu termasuk komparatif) dijabarkan menggunakan kurs penutup pada

tanggal laporan posisi keuangan tersebut.

b. Penghasilan dan beban untuk setiap laporan laba rugi dan penghasilan

komprehensif lain (yaitu termasuk komparatif) dijabarkan menggunakan

kurs pada tanggal transaksi, dan

c. Seluruh selisih kurs yang dihasilkan diakui dalam penghasilan

komprehensif lain.
9

Hasil dan posisi keuangan entitas yang mata uang fungsionalnya adalah

mata uang dari suatu ekonomi hiperinflasi dijabarkan ke dalam mata uang

penyajian yang berbeda dengan menggunakan prosedur sebagai berikut :

a. Seluruh jumlah (yaitu aset, liabilitas, pos ekuitas, penghasilan, dan beban

termasuk komparatifnya) dijabarkan dengan kurs penutup pada tanggal

laporan posisi keuangan terkini, kecuali

b. Ketika jumlah tersebut dijabarkan ke dalam mata uang ekonomi

nonhiperinflasi maka jumlah komparatif adalah jumlah yang disajikan

sebagai jumlah tahun berjalan dalam laporan keuangan tahun sebelumnya

yang relevan (yaitu tidak disesuaikan dengan perubahan tingkat harga

berikutnya atau perubahan kurs berikutnya).

Ketika mata uang fungsional entitas adalah mata uang ekonomi

hiperinflasi, maka entitas menyajikan kembali laporan keuangannya sesuai dengan

PSAK 63: Pelaporan keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi sebelum menerapkan

metode penjabaran, kecuali untuk jumlah komparatif yang dijabarkan ke dalam

mata uang ekonomi bukan hiperinflasi. Ketika ekonomi hiperinflasi berakhir dan

entitas tidak lagi menyajikan kembali laporan keuangannya sesuai dengan PSAK

63, maka entitas menggunakan jumlah yang disajikan kembali ke tingkat harga

pada tanggal entitas berhenti menyajikan kembali laporan keuangannya, sebagai

biaya hiostoris untuk penjabaran ke dalam mata uang penyajian.

Setiap goodwill yang timbul dari akuisisi kegiatan usaha luar negeri dan

setiap penyesuaian nilai wajar jumlah tercatat aset dan liabilitas yang timbul dari

akuisisi kegiatan usaha luar negeri diperlakukan sebagai aset dan liabilitas
10

kegiatan usaha luar negeri tersebut. dengan demikian, aset dan liabilitas tersebut

dinyatakan dalam mata uang fungsional kegiatan usaha luar negeri dan dijabarkan

dengan menggunakan kurs penutup.

Dalam pelepasan kegiatan usaha luar negeri, jumlah kumulatif selisih kurs

yang terkait dengan kegiatan usaha luar negeri tersebut, yang diakui dalam

penghasilan komprehensif lain dan diakumulasi dalam komponen ekuitas yang

terpisah, direklasifikasi dari ekuitas ke laba rugi (sebagai penyesuaian

reklasifikasi) ketika keuntungan atau kerugian dari pelepasan kegiatan usaha luar

negeri diakui.

Dalam pelepasan sebgian dari entitas anak yang mencakup kegiatan usaha

luar negeri, entitas mereatribusi bagian yang sebanding dari jumlah kumulatif

selisih kurs yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain ke kepentingan

nonpengendali pada kegiatan usaha luar negeri tersebut. dalam setiap pelepasan

yang lain atas sebagian kegiatan usaha luar negeri, entitas mereklasifikasi hanya

bagian proporsional dari jumlah kumulatif selisih kurs yang diakui dalam

penghasilan komprehensif lain ke laba rugi.

2.1.6 Pengungkapan

Menurut PSAK No. 10 Tahun Revisi 2018 Transaksi valuta asing

diungkapkan pada Catatan atas laporan keuangan, dimana entitas harus

mengungkapkan:

a) Jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk selisih kurs

yang timbul pada instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar
11

melalui laba rugi sesuai dengan PSAK 55: Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran; dan

b) Selisih kurs neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan

diakumulasikan dalam komponen ekuitas yang terpisah, serta rekonsiliasi

selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode.

Jika mata uang penyajian berbeda dari mata uang fungsional, maka fakta

tersebut dinyatakan bersama dengan pengungkapan tentang mata uang fungsional

dan alasan untuk menggunakan mata uang penyajian yang berbeda.

Jika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional entitas pelapor

maupun kegiatan usaha luar negeri yang signifikan, maka fakta dan alasan

perubahan dalam mata uang fungsional tersebut diungkapkan.

Jika entitas menyajikan laporan keuangan dalam mata uang berbeda dari

mata uang fungsionalnya, maka entitas mendeskripsikan bahwa laporan keuangan

telah patuh pada SAK hanya jika entitas mematuhi seluruh persyaratan SAK yang

berlaku.

Jika entitas menyajikan laporan keuangan atau informasi keuangan lain

dalam mata uang yang berbeda, baik mata uang fungsional maupun mata uang

penyajian, dan persyaratan apabila (entitas menyajikan laporan keuangan dalam

mata uang berbeda dari mata uang fungsionalnya, maka entitas mendeskripsikan

bahwa laporan keuangan telah patuh pada SAK hanya jika entitas mematuhi

seluruh persyaratan SAK yang berlaku) tidak terpenuhi, maka entitas:

a) Mengidentifikasi secara jelas informasi tersebut sebagai informasi

tambahan untuk membedakannya dengan informasi yang patuh pada SAK.


12

b) Mengungkapkan mata uang yang digunakan dalam informasi tambahan

tersebut, dan

c) Mengungkapkan mata uang fungsional entitas dan metode penjabaran

yang digunakan untuk menentukan informasi tambahan tersebut.

2.2 PSAK 61 (Akuntansi Hibah Pemerintah Dan Pengungkapan Bantuan

Pemerintah)

Menurut PSAK No. 10 Tahun Revisi 2018, Akuntansi Hibah Pemerintah

dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah terdiri dari paragraf 1- 42. Seluruh

paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang

dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 61

harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan

dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi 2018): Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih

dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit.

Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.

Dewan Standar Akuntansi Keuangan telah mengesahkan penyesuaian atas

PSAK 61 tentang Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan

Pemerintah pada tanggal 27 Agustus 2018.

2.2.1 Definisi

Menurut PSAK No. 61 Tahun Revisi 2018, Bantuan pemerintah adalah

tindakan oleh pemerintah yang dirancang untuk memberikan manfaat ekonomi

spesifik kepada satu entitas atau beberapa entitas yang memenuhi syarat atas

kriteria tertentu. Bantuan pemerintah untuk tujuan pernyataan ini tidak mencakup
13

manfaat yang diberikan secara tidak langsung melalui tindakan yang

mempengaruhi kondisi perdagangan umum, seperti penyediaan/atau

pembangunan infrastruktur di daerah yang sedang berkembang atau pemberlakuan

batasan perdagangan terhadap pesaing.

Hibah pemerintah adalah bantuan oleh pemerintah dalam bentuk

pengalihan sumber daya kepada entitas sebagai imbalan atas kepatuhan entitas di

masa lalu atau masa depan sesuai dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan

aktivitas operasi entitas tersebut. Hibah pemerintah tidak termasuk jenis bantuan

pemerintah yang tidak memiliki nilai yang memadai bagi entitas dan transaksi

dengan pemerintah yang tidak dapat dibedakan dari transaksi perdagangan normal

entitas.

Hibah terkait dengan aset adalah hibah pemerintah yang kondisi utamanya

adalah bahwa entitas yang memenuhi syarat harus melakukan pembelian,

membangun atau memperoleh aset jangka panjang lainnya. Kondisi tambahan

mungkin juga ditetapkan dengan membatasi jenis atau lokasi atau periode aset

tersebut diperoleh atau dimiliki. Hibah terkait dengan penghasilan adalah hibah

pemerintah selain hibah terkait dengan aset.

2.2.2 Pengakuan

Menurut PSAK No. 61 Tahun Revisi 2018, Pencatatan pendapatan hibah

dengan basis kas menuju akrual diakui pada saat diterima pada Rekening Kas

Umum Negara/Daerah.

Hibah pemerintah, termasuk hibah nonmoneter pada nilai wajar, tidak

boleh diakui sampai terdapat keyakinan yang memadai bahwa:


14

a) Entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut; dan

b) Hibah akan diterima.

Hibah pemerintah tidak diakui sampai terdapat keyakinan yang memadai

bahwa entitas akan mematuhi kondisi yang melekat pada hibah tersebut, dan

hibah akan diterima. Penerimaan atas hibah tidak dengan sendirinya memberikan

bukti yang meyakinkan bahwa kondisi yang melekat pada hibah telah atau akan

dipenuhi.

Hibah pemerintah diakui dalam operasional dengan dasar yang sistematis

selama periode entitas mengakui sebagai beban atas biaya terkait yang

dimaksudkan akan dikompensasikan dengan hibah.

Hibah pemerintah yang menjadi piutang entitas sebagai kompensasi atas

beban atau kerugian yang telah terjadi atau dalam rangka dukungan keuangan

segera kepada entitas tanpa beban terkait di masa yang akan datang, diakui dalam

laporan keuangan operasional pada periode hibah tersebut menjadi piutang.

2.2.3 Pengukuran

Menurut PSAK No. 61 Tahun Revisi 2018, pendapatan hibah dalam

bentuk kas dicatat sebesar nilai nominal hibah diterima atau menjadi hak.

Sedangkan pendapatan hibah dalam bentuk barang/jasa dicatat sebesar nilai

barang/jasa yang diserahkan berdasarkan berita acara serah terima, dan jika data

tersebut tidak dapat diperoleh, maka dicatat berdasarkan nilai wajar. Dimana

harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar

untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar

pada tanggal pengukuran. Pemerintah mengacu pada pemerintah, instansi


15

pemerintah, dan badan serupa, baik lokal, nasional, maupun internasional.

Pinjaman dapat dimaafkan (forgivable loans) adalah pinjaman yang mana pemberi

pinjaman menyanggupi untuk membebaskan pembayaran kembali bergantung

pada kondisi yang ditentukan.

2.2.4 Hibah Pemerintahan

Menurut PSAK No. 61 Tahun Revisi 2018, cara penerimaan hibah tidak

berdampak terhadap metode akuntansi yang digunakan dalam kaitannya dengan

hibah. Dengan demikian hibah dicatat dengan cara yang sama baik diterima dalam

bentuk kas atau sebagai pengurang liabilitas kepada pemerintah. Pinjaman dari

pemerintah yang dapat dimaafkan diperlakukan sebagai hibah pemerintah jika

terdapat keyakinan yang memadai bahwa entitas akan memenuhi persyaratan

untuk mendapatkan pembebasan pinjaman.

Manfaat atas pinjaman pemerintah yang memiliki tingkat bunga di bawah

tingkat bunga pasar diperlakukan sebagai hibah pemerintah. Pinjaman tersebut

diakui dan diukur sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2018): Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran. Manfaat pinjaman dengan tingkat bunga di bawah

tingkat bunga pasar diukur sebagai perbedaan antara nilai tercatat awal pinjaman

yang ditentukan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2018) dan jumlah yang diterima.

Manfaat tersebut dicatat sesuai dengan Pernyataan ini. Entitas mempertimbangkan

kondisi dan kewajiban yang telah, atau harus, dipenuhi ketika mengidentifikasi

biaya yang dimaksudkan akan dikompensasikan dengan manfaat dari pinjaman.


16

Sekali suatu hibah pemerintah diakui setiap aset kontinjensi atau liabilitas

kontinjensi yang terkait diberlakukan sesuai dengan PSAK 57 (revisi 2018):

Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset Kontinjensi.

Terdapat dua pendekatan umum untuk akuntansi atas hibah pemerintah:

pendekatan modal, hibah diakui diluar laporan keuangan operasional, dan

pendekatan penghasilan, hibah diakui dalam laporan keuangan operasional selama

satu periode atau lebih.

Alasan yang mendukung pendekatan modal adalah sebagai berikut:

a. Hibah pemerintah adalah alat pembiayaan dan seharusnya diperlakukan

demikian dalam laporan realisasi anggaran daripada diakui dalam laporan

keuangan operasional untuk saling hapus dengan pos-pos biaya yang

didanai hibah pemerintah. Disebabkan diperkirakan tidak ada pembayaran

kembali yang diharapkan, hibah harus diakui di luar laporan keuangan

operasional.

b. adalah tidak tepat untuk mengakui hibah pemerintah dalam laporan

keuangan operasional, karena hibah tidak dihasilkan, tetapi merupakan

insentif yang diberikan pemerintah tanpa biaya terkait.

Argumentasi yang mendukung pendekatan penghasilan adalah sebagai

berikut:

a. disebabkan hibah pemerintah merupakan penerimaan dari suatu sumber

selain dari pemegang saham, hibah tidak boleh diakui secara langsung

dalam ekuitas tetapi harus diakui dalam laporan keuangan operasional

pada periode yang sesuai;


17

b. hibah pemerintah jarang sekali tanpa alasan. Entitas memperoleh hibah

berdasarkan kepatuhan entitas terhadap kondisi yang ditentukan dan

memenuhi kewajiban yang akan dihadapi. Oleh karena itu, hibah diakui

dalam laporan keuangan operasional selama periode entitas mengakui

sebagai beban atas biaya terkait yang dimaksudkan akan dikompensasikan

dengan hibah; dan

c. disebabkan pajak penghasilan dan pajak lain merupakan beban, hal logis

untuk memperlakukan hibah pemerintah, yang merupakan perpanjangan

dari kebijakan fiskal, dalam laporan keuangan operasional.

Hal yang sangat mendasar atas pendekatan penghasilan adalah hibah

pemerintah diakui dalam laporan keuangan operasional dengan dasar yang

sistematis dan rasional selama periode entitas mengakui sebagai beban atas biaya

terkait yang dimaksudkan akan dikompensasikan dengan hibah. Pengakuan hibah

pemerintah dalam laporan keuangan operasional atas dasar penerimaan tidak

sesuai dengan asumsi akrual dan hanya dapat diterima jika tidak terdapat dasar

lain untuk mengalokasikan hibah kepada periode selain periode hibah diterima.

Umumnya, periode entitas mengakui biaya atau beban yang terkait hibah

pemerintah dengan mudah dapat diketahui. Dengan demikian, hibah yang diakui

berdasarkan pengakuan beban tertentu, diakui dalam laporan keuangan

operasional pada periode yang sama dengan beban tersebut. Demikian pula, hibah

yang terkait dengan aset yang dapat disusutkan biasanya diakui dalam laporan

keuangan operasional selama periode dan dalam proporsi pengakuan beban

penyusutan aset tersebut.


18

Hibah yang terkait dengan aset yang tidak dapat disusutkan mungkin juga

mensyaratkan pemenuhan kewajiban tertentu dan dengan demikian akan diakui

dalam laporan keuangan operasional selama periode terjadinya biaya untuk

memenuhi kewajiban. Misalnya, hibah tanah mungkin mensyaratkan pendirian

bangunan di lokasi tersebut dan hal yang tepat untuk mengakui hibah dalam

laporan keuangan operasional selama umur manfaat. Hibah terkadang diterima

sebagai bagian dari paket bantuan keuangan atau bantuan fiskal dengan sejumlah

kondisi menyertainya. Dalam hal demikian, kehati-hatian diperlukan dalam

mengidentifikasi kondisi yang menimbulkan biaya dan beban yang menentukan

periode dimana bantuan akan diperoleh. Hal yang mungkin tepat untuk

mengalokasikan sebagian dana hibah dengan suatu dasar tertentu dan bagian lain

dengan dasar yang lain.

Dalam keadaan tertentu, hibah pemerintah dapat diberikan dalam rangka

dukungan keuangan segera kepada entitas daripada sebagai insentif untuk

melakukan pengeluaran tertentu. Hibah tersebut mungkin terbatas pada entitas

tertentu dan mungkin tidak tersedia untuk seluruh pihak dalam kelompok entitas

penerima tersebut. Keadaan ini dapat memberikan hak untuk mengakui hibah

dalam laporan keuangan operasional pada periode entitas memenuhi kualifikasi

untuk menerima hibah tersebut, dengan pengungkapan yang cukup untuk

memastikan bahwa dampaknya dapat dipahami secara jelas.

Hibah pemerintah dapat menjadi piutang entitas sebagai kompensasi atas

beban atau kerugian yang telah terjadi dalam periode sebelumnya. Hibah tersebut

diakui dalam laporan keuangan operasional pada periode hibah menjadi piutang,
19

dengan pengungkapan untuk memastikan bahwa dampaknya dapat dipahami

secara jelas.

2.2.5 Hibah Pemerintah Moneter

Menurut PSAK No. 61 Tahun Revisi 2018, Hibah pemerintah dapat

berbentuk penyerahan aset nonmoneter, seperti tanah atau sumber daya lain, untuk

digunakan oleh entitas. Dalam keadaan ini adalah lazim untuk menentukan nilai

wajar aset nonmoneter dan mencatat hibah dan aset pada nilai wajar. Sebagai

alternatif terkadang dapat saja mencatat aset dan hibah berdasarkan jumlah

nominal.

2.2.6 Penyajian

Realisasi pendapatan hibah disajikan dalam mata uang rupiah. Apabila

realisasi pendapatan dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam

mata uang rupiah. Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs transaksi Bank

Sentral pada tanggal transaksi.

Entitas akuntansi dan entitas pelaporan (BUN/BUD) menyajikan

klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan dalam Laporan Realisasi

Anggaran. Pendapatan Hibah dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan

pada Catatan atas Laporan Keuangan. Pada akuntansi berbasis akrual, pendapatan

hibah juga disajikan pada Laporan Operasional yang dikelompokkan ke dalam

Pendapatan Operasional. Jika ada beban/biaya yang harus dikeluarkan terkait

dengan pendapatan hibah yang diterima maka disajikan dalam kelompok beban

operasional.
20

2.2.6.1 Penyajian yang Terkait dengan Aset

Menurut PSAK No. 61 Tahun Revisi 2018, Hibah pemerintah yang terkait

dengan aset, termasuk hibah nonmoneter pada nilai wajar, disajikan dalam laporan

realisasi anggaran, baik disajikan sebagai penghasilan ditangguhkan atau hibah

tersebut dicatat sebagai pengurang nilai tercatat aset.

Dua metode penyajian dalam laporan keuangan hibah (atau bagian yang

sesuai sebagai hibah) yang terkait dengan aset dianggap sebagai alternatif yang

dapat diterima. Satu metode mengakui hibah sebagai penghasilan tangguhan yang

diakui dalam operasional dengan dasar sistematis selama umur manfaat aset.

Metode lain mengakui hibah sebagai pengurang dalam menghitung nilai tercatat

aset. Hibah diakui dalam operasional selama umur manfaat aset yang dapat

disusutkan sebagai pengurang beban penyusutan.

Pembelian aset dan penerimaan hibah terkait hibah dapat menyebabkan

pergerakan besar dalam arus kas entitas. Untuk alasan ini dan untuk menunjukkan

investasi bruto atas aset, pergerakan tersebut sering diungkapkan sebagai pos

terpisah dalam laporan arus kas tanpa memperhatikan apakah hibah tersebut

dikurangkan atau tidak dari aset terkait untuk tujuan penyajian laporan realisasi

anggaran.

2.2.6.2 Penyajian yang Terkait dengan Penghasilan

Menurut PSAK No. 61 Tahun Revisi 2018, Hibah yang terkait dengan

penghasilan terkadang disajikan sebagai kredit dalam laporan operasional, baik

secara terpisah atau dalam pos umum seperti “penghasilan lain-lain”; atau

alternatif lain, sebagai pengurang dalam beban terkait. Jika entitas menyajikan
21

komponen operasional dalam laporan operasional terpisah sebagaimana dijelaskan

dalam PSAK 1 (revisi 2018): Penyajian Laporan Keuangan paragraf 79, maka

entitas menyajikan hibah terkait dengan penghasilan sebagaimana disyaratkan

paragraf 30 dalam laporan operasional terpisah tersebut.

Pendukung metode pertama menyatakan bahwa tidak tepat menetokan pos

penghasilan dan beban serta pemisahan hibah dari beban akan membantu untuk

memperbandingkannya dengan beban lain yang tidak dipengaruhi oleh hibah.

pendukung metode kedua menyatakan bahwa beban mungkin tidak akan

ditanggung oleh entitas jika bantuan tidak tersedia dan penyajian beban tanpa

saling hapus dengan hibah akan menyesatkan.

Kedua metode tersebut dianggap dapat diterima untuk penyajian hibah

yang terkait dengan penghasilan. Pengungkapan hibah mungkin diperlukan untuk

pemahaman yang lebih tepat atas laporan keuangan. Pengungkapan dampak hibah

pada setiap pos penghasilan atau beban yang disyaratkan untuk diungkapkan

secara terpisah pada umumnya diperlukan.

2.2.7 Pembayaran Kembali Hibah Pemerintah

Menurut PSAK No. 61 Tahun Revisi 2018, Hibah pemerintah yang

ternyata harus dibayar kembali diperlakukan sebagai perubahan estimasi

akuntansi (lihat PSAK 25 (revisi 2018): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi

Akuntansi, dan Kesalahan). Pembayaran kembali hibah yang terkait dengan

penghasilan diperhitungkan terlebih dahulu terhadap setiap saldo kredit

ditangguhkan yang belum dilakukan pengurangan nilai terkait dengan hibah

tersebut. Jika pebayaran kembali melebihi saldo kredit ditangguhkan, atau tidak
22

ada lagi saldo kredit ditangguhkan, maka pembayaran kembali diakui segera

dalam laporan keuangan operasional. Pembayaran kembali hibah yang terkait

dengan aset diakui dengan meningkatkan nilai tercatat aset atau mengurangi saldo

penghasilan tangguhan dengan jumlah yang dibayar kembali. Akumulasi

penyusutan tambahan yang seharusnya diakui dalam laporan keuangan

operasional seandainya hibah tidak ada, diakui segera dalam laporan keuangan

operasional.

Kondisi yang menimbulkan pembayaran kembali hibah yang terkait

dengan aset mungkin mensyaratkan untuk memperhitungkan kemungkinan

penurunan nilai atas jumlah tercatat baru dari aset tersebut.

2.2.8 Bantuan Pemerintah

Menurut PSAK No. 61 Tahun Revisi 2018, Bantuan pemerintah yang

dikecualikan dari definisi hibah pemerintah di paragraf 03 merupakan beberapa

bentuk bantuan pemerintah yang tidak memiliki nilai yang memadai bagi entitas

dan transaksi dengan pemerintah yang tidak dapat dibedakan dari transaksi

perdagangan normal entitas. Contoh bantuan yang tidak memiliki nilai yang

memadai adalah saran teknis atau saran pemasaran yang diberikan secara cuma-

cuma dan ketentuan penjaminan. Contoh bantuan yang tidak dapat dibedakan dari

transaksi perdagangan normal entitas adalah kebijakan pengadaan pemerintah

yang menghasilkan sebagian penjualan entitas. Keberadaan atas manfaat mungkin

tidak diragukan lagi tetapi setiap usaha untuk memisahkan aktivitas perdagangan

dari bantuan pemerintah sangat arbiter.


23

Signifikansi atas manfaat pada contoh di atas akan membuat

pengungkapan sifat, luas dan lamanya bantuan diperlukan agar laporan keuangan

tidak menyesatkan. Dalam Pernyataan ini, bantuan pemerintah tidak termasuk

kebijakan infrastruktur melalui perbaikan jaringan transportasi umum dan jaringan

komunikasi serta penyediaan fasilitas yang diperbaiki seperti pengairan atau

penyaluran air yang tersedia terus menerus untuk kepentingan seluruh masyarakat

setempat.

2.2.9 Pengungkapan

Menurut PSAK No. 61 Tahun Revisi 2018, disamping disajikan pada

Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Operasional, transaksi hibah juga harus

diungkapkan sedemikian rupa pada Catatan atas Laporan Keuangan sehingga

dapat memberikan semua informasi yang relevan mengenai bentuk dari

pendapatan dan belanja hibah yang diterima/dikeluarkan. Jenis informasi atas

transaksi hibah yang dapat dijelaskan pada Catatan atas Laporan Keuangan, antara

lain:

a) Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penilaian, pengakuan, dan

pengukuran atas transaksi hibah;

b) Penjelasan pencapaian transaksi hibah terhadap target yang ditetapkan

dalam undang-undang APBN, berikut kendala dan hambatan yang

dihadapi dalam pencapaian target selama tahun pelaporan;

c) Informasi rinci tentang sumber-sumber atau jenis-jenis hibah;


24

d) Informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang

tidak disajikan pada lembar muka laporan keuangan.Jenis hibah, apakah

berupa uang, barang, jasa, ataupun surat berharga.

Entitas mengungkapkan hal-hal berikut:

a) kebijakan akuntansi yang digunakan untuk hibah pemerintah, termasuk

metode penyajian yang digunakan dalam laporan keuangan;

b) sifat dan luas hibah pemerintah yang diakui dalam laporan keuangan dan

indikasi bentuk lain dari bantuan pemerintah yang mana entitas

memperoleh manfaat langsung atas bantuan tersebut; dan

c) kondisi yang belum terpenuhi dan kontinjensi lain yang melekat atas

bantuan pemerintah yang telah diakui.

2.2.10 Ketentuan Transisi

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk pertama kali:

a) mematuhi persyaratan pengungkapan yang sesuai; dan

b) memilih salah satu dari:

1) menyesuaikan laporan keuangan entitas terhadap perubahan


kebijakan akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2018):
Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan; atau
2) menerapkan ketentuan akuntansi dalam Pernyataan ini hanya untuk

hibah atau bagian dari hibah yang menjadi tagihan atau harus

dibayar kembali setelah tanggal efektif Pernyataan ini.


25

2.2.11 Tanggal Efektif

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai

pada atau setelah 1 Januari 2011. Penerapan dini diperkenankan.

Entitas menerapkan penyesuaian definisi nilai wajar dalam paragraf 03

secara prospektif, paragraf 29 dan 29A secara retrospektif untuk periode tahun

buku yang dimulai pada atau tanggal 1 Januari 2015.

2.3 PSAK 63 (Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi)

2.3.1 Definisi

Menurut Murni (2013:202) inflasi adalah suatu kejadian yang

menunjukkan kenaikan tingkat harga secara umum dan berlangsung secara terus

menerus.

Dalam bukunya, “The Monetary Dynamics of Hyperinflation,” seorang

ahli ekonomi Philip Cagan mengatakan bahwa periode hiperinflasi dimulai pada

saat harga barang dan jasa meningkat lebih dari 50% dalam periode satu bulan.

Contohnya, jika harga sekarung beras meningkat dari $10 ke $15 kurang dalam 30

hari, dan dari $15 ke $22.50 pada akhir bulan berikutnya, ini contoh dimana kita

sedang mengalami hiperinflasi. Dan jika tren ini berkelanjutan, harga beras

tersebut dapat mencapai $114 dalam enam bulan dan akan lebih dari $1000 dalam

satu tahun.

Menurut PSAK No. 63 Tahun Revisi 2018, Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi terdiri dari

paragraf 01-40. Seluruh paragraf dalam Pernyataan ini memiliki kekuatan

mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring
26

mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 63 harus dibaca dalam konteks tujuan

pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akutansi, dan Kesalahan

memberikan dasar memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada

panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur

yang tidak material.

Menurut PSAK No. 63 Tahun Revisi 2018, Pernyataan Standar Akuntansi

Keuangan 63: Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi terdiri dari

paragraf 01-40. Seluruh paragraf dalam Pernyataan ini memiliki kekuatan

mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring

mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK 63 harus dibaca dalam konteks tujuan

pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.

PSAK 25: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akutansi, dan Kesalahan

memberikan dasar memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada

panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur

yang tidak material.

Harga berubah dari waktu ke waktu sebagai akibat pengaruh politik,

ekonomi, dan sosial secara umum atau spesifik. Pengaruh spesifik seperti

perubahan permintaan dan penawaran dan perubahan teknologi dapat

menyebabkan kenaikan atau penurunan harga individual secara signifikan dan

independen antara satu dengan lainnya. Selain itu, pengaruh umum dapat

menyebabkan perubahan tingkat harga umum dan daya beli uang.


27

2.3.2 Pengakuan

Menurut PSAK No. 63 Tahun revisi 2018, diakui saat adanya ketetapan

bahwa ekonomi suatu Negara mengalami hiperinflasi. Maka, semua entitas yang

menyusun laporan keuangan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi yang sama

dianjurkan menerapkan pernyataan ini dari tanggal yang sama sejak awal periode

pelaporan ketika entitas mengidentifikasi adanya hiperinflasi di negara yang mata

uangnya digunakan oleh entitas tersebut untuk menyusun laporan keuangan.

2.3.3 Pengukuran

Menurut PSAK No. 63 Tahun revisi 2018, pengukuran hiperinflasi sebagai

berikut :

1) Laporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi menggunakan unit

pengukuran kini pada akhir periode pelaporan.

2) Pos-pos terkait di periode sebelumnya disajikan dalam unit pengukuran

kini pada akhir periode pelaporan.

2.3.4 Penyajian

Menurut PSAK No. 63 Tahun revisi 2018, hiperinflasi disajikan sebagai

berikut :

1) Laporan keuangan disajikan-kembali secara retrospektif penuh.

2) Laba atau rugi posisi moneter neto diakui dalam laba rugi dan

diungkapkan secara terpisah.

3) Penyajian kembali laba rugi.

4) Faktor konversi = Indeks harga umum akhir periode pelaporan, Indeks

harga umum saat diakui.


28

5) Penyajian kembali arus kas.

2.3.4.1 Penyajian Kembali Laporan Keuangan

Menurut PSAK No. 63 Tahun Revisi 2018, entitas yang menyusun laporan

keuangan dengan dasar akuntansi biaya historis melakukannya tanpa

mempertimbangkan perubahan tingkat harga umum ataupun kenaikan harga

tertentu dari aset atau liabilitas yang diakui. Pengecualian atas prinsip ini

diterapkan bagi aset dan liabilitas yang disyaratkan, atau dipilih, untuk diukur

pada nilai wajar. Misalnya, aset tetap dapat direvaluasi pada nilai wajar. Namun

beberapa entitas menyajikan laporan keuangan berdasarkan pendekatan biaya kini

yang mencerminkan dampak perubahan harga spesifik dari aset yang dimiliki.

Dalam ekonomi hiperinflasi, laporan keuangan, baik yang disusun

berdasarkan pendekatan biaya historis maupun pendekatan biaya kini, hanya akan

berguna jika dinyatakan dalam unit pengukuran yang berlaku pada akhir periode

pelaporan.

Oleh karena itu, Pernyataan ini diterapkan untuk entitas yang menyajikan

laporan keuangan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Entitas tidak diizinkan

menyajikan secara terpisah laporan keuangan yang tidak disajikan kembali

walaupun melampirkan informasi yang disyaratkan oleh Pernyataan ini.

Laporan keuangan entitas yang mata uang fungsionalnya merupakan mata

uang ekonomi hiperinflasi, berdasarkan pendekatan biaya historis atau pendekatan

biaya kini, disajikan dalam unit pengukuran yang berlaku pada akhir periode

pelaporan. Angka-angka terkait untuk periode sebelumnya yang disyaratkan oleh

PSAK 1 (revisi 2018): Penyajian Laporan Keuangan dan setiap informasi dalam
29

periode sebelumnya juga disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode

pelaporan. Untuk tujuan penyajian jumlah komparatif dalam mata uang penyajian

yang berbeda, diterapkan PSAK 10 (revisi 2018): Pengaruh Perubahan Kurs

Valuta Asing paragraf 42(b) dan 43.

Keuntungan atau kerugian atas posisi moneter neto dimasukkan dalam

laporan laba rugi dan diungkapkan secara terpisah. Penyajian kembali laporan

keuangan sesuai dengan Pernyataan ini mensyaratkan penerapan prosedur tertentu

sebagaimana pertimbangan yang digunakan. Penerapan prosedur dan

pertimbangan tersebut secara konsisten dari periode ke periode lebih penting

daripada ketepatan akurasi dalam menghasilkan jumlah yang termasuk dalam

laporan keuangan yang disajikan kembali.

1) Laporan Keuangan Biaya Historis

a) Laporan Posisi Keuangan

Menurut PSAK No. 63 Tahun Revisi 2018, Jumlah dalam laporan posisi

keuangan yang belum dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode

pelaporan, disajikan kembali dengan menerapkan indeks harga umum. Pos-pos

moneter tidak disajikan kembali karena sudah dinyatakan dalam unit moneter kini

pada akhir periode pelaporan. Pos-pos moneter adalah uang yang dimiliki dan hal

yang akan diterima atau dibayar dalam bentuk uang.

Aset dan liabilitas, melalui perjanjian, yang terhubung dengan perubahan

harga misalnya index linked bonds and loans, disesuaikan sesuai dengan

perjanjian untuk memastikan jumlah saldo pada akhir periode pelaporan. Pos-pos
30

tersebut dicatat pada jumlah yang telah disesuaikan dalam laporan posisi

keuangan yang disajikan kembali.

Seluruh aset dan liabilitas lain adalah nonmoneter. Beberapa pos

nonmoneter dicatat pada jumlah kini pada akhir periode pelaporan, seperti nilai

realisasi neto dan nilai wajar, maka pos tersebut tidak disajikan kembali. Seluruh

aset dan liabilitas nonmoneter yang lain disajikan kembali. Sebagian besar pos-

pos nonmoneter dicatat pada biaya perolehan atau biaya perolehan dikurangi

penyusutan. Oleh karena itu, pos-pos tersebut disajikan sebesar jumlah kini pada

tanggal akuisisinya. Biaya perolehan, atau biaya perolehan dikurangi penyusutan,

yang disajikan kembali untuk setiap pos ditentukan dengan menerapkan

perubahan indeks harga umum dari tanggal akuisisi sampai akhir periode

pelaporan pada biaya historis dan akumulasi penyusutan. Misalnya, aset tetap,

persediaan bahan baku dan barang dagangan, goodwill, paten, merek dagang dan

aset serupa disajikan kembali dari tanggal pembeliannya. Persediaan barang

setengah jadi dan barang jadi disajikan kembali dari tanggal terjadinya biaya

pembelian dan biaya konversi.

Catatan rinci tanggal perolehan dari unit-unit aset tetap mungkin tidak

tersedia atau tidak dapat diestimasi. Dalam keadaan yang jarang terjadi, hal ini

mungkin diperlukan, pada periode pertama kali menerapkan Pernyataan ini, untuk

menggunakan penilaian profesional independen atas nilai unit tersebut sebagai

dasar penyajian kembalinya. Indeks harga umum mungkin tidak tersedia untuk

periode saat menyajikan kembali aset tetap yang disyaratkan oleh Pernyataan ini.

Dalam keadaan ini, entitas mungkin perlu untuk menggunakan dasar estimasi,
31

misalnya, pada perpindahan kurs antara mata uang fungsional dan mata uang

asing yang relatif stabil.

Beberapa pos nonmoneter dicatat pada jumlah kini pada tanggal selain

tanggal akuisisi atau tanggal laporan posisi keuangan, misalnya aset tetap yang

telah direvaluasi pada tanggal sebelumnya. Dalam kasus ini, jumlah tercatat

disajikan kembali dari tanggal revaluasi. Jumlah yang disajikan kembali dari pos-

pos nonmoneter dikurangi, sesuai dengan PSAK terkait, ketika jumlah tersebut

melebihi jumlah terpulihkan. Misalnya, jumlah aset tetap, goodwill, paten dan

merek dagang yang disajikan kembali dikurangi menjadi jumlah terpulihkan, dan

jumlah persediaan yang disajikan kembali dikurangi menjadi nilai realisasi neto.

Investee yang mencatat dengan metode ekuitas dapat membuat laporan

dalam mata uang ekonomi hiperinflasi. Laporan posisi keuangan dan laporan laba

rugi komprehensif investee tersebut disajikan kembali sesuai dengan Pernyataan

ini untuk mengitung bagian investor atas aset neto dan laba rugi. Ketika laporan

keuangan investee yang disajikan kembali dinyatakan dalam mata uang asing,

maka laporan keuangan tersebut dijabarkan pada kurs penutup. Pengaruh inflasi

biasanya diakui dalam biaya pinjaman. Hal yang tidak sesuai untuk menyajikan

kembali pengeluaran modal yang dibiayai dengan pinjaman serta mengkapitalisasi

bagian biaya pinjaman untuk mengkompensasi inflasi selama periode yang sama.

Bagian biaya pinjaman ini diakui sebagai beban dalam periode saat biaya terjadi.

Entitas dapat memperoleh aset dalam perjanjian yang mengizinkan entitas

untuk menangguhkan pembayaran tanpa menimbulkan beban bunga eksplisit.

Ketika entitas tidak praktis untuk menentukan jumlah bunga, maka aset tersebut
32

disajikan kembali dari tanggal pembayaran dan bukan tanggal pembelian. Pada

awal periode pertama kali penerapan Pernyataan ini, komponen ekuitas, kecuali

saldo laba dan surplus revaluasi, disajikan kembali dengan menggunakan indeks

harga umum dari tanggal komponen ekuitas tersebut dikontribusikan atau muncul.

Surplus revaluasi yang timbul dalam periode sebelumnya dieliminasi. Saldo laba

yang disajikan kembali berasal dari seluruh jumlah lain dalam laporan posisi

keuangan yang disajikan kembali.

Pada akhir periode pertama dan periode selanjutnya, seluruh komponen

ekuitas disajikan kembali dengan menerapkan indeks harga umum dari awal

periode atau tanggal kontribusi, jika lebih belakangan. Perpindahan dalam ekuitas

pemilik selama periode diungkapkan sesuai dengan PSAK 1 (revisi 2018):

Penyajian Laporan Keuangan.

b) Laporan Laba Rugi Komprehensif

Menurut PSAK No. 63 Tahun Revisi 2018, Pernyataan ini mensyaratkan

bahwa seluruh pos dalam laporan laba rugi komprehensif dinyatakan dalam unit

pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Oleh karena itu, seluruh jumlah

perlu untuk disajikan kembali dengan menerapkan perubahan indeks harga umum

dari tanggal pos pendapatan dan beban tersebut awalnya dicatat dalam laporan

keuangan.

c) Keuntungan atau Kerugian Posisi Moneter Neto

Menurut PSAK No. 63 Tahun Revisi 2018, Dalam suatu periode inflasi,

jika entitas memiliki aset moneter melebihi liabilitas moneter, maka daya beli
33

entitas menurun; dan jika entitas memiliki liabilitas moneter melebihi aset

moneter, maka daya beli entitas meningkat sepanjang tidak terhubung dengan

suatu tingkat harga. Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto tersebut

sebagai selisih aset nonmoneter, ekuitas dan pos-pos dalam laporan laba rugi

komprehensif yang disajikan kembali serta penyesuaian indeks yang terhubung

dengan aset dan liabilitas. Keuntungan atau kerugian tersebut dapat diestimasi

dengan menggunakan perubahan indeks harga umum menjadi rata-rata tertimbang

selama periode atas selisih antara aset moneter dan liabilitas moneter.

Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto termasuk dalam laporan

laba rugi. Penyesuaian terhadap aset dan liabilitas yang terhubung dengan

perubahan harga (dengan perjanjian) sesuai dengan paragraf 13, saling hapus

dengan keuntungan atau kerugian posisi moneter neto. Pos pendapatan dan beban

lain, seperti pendapatan dan beban bunga serta selisih kurs terkait investasi atau

pinjaman dana, juga terkait dengan posisi moneter neto. Meskipun pos tersebut

diungkapkan secara terpisah, hal yang dapat membantu jika pos tersebut disajikan

bersamaan dengan keuntungan atau kerugian posisi moneter neto dalam laporan

laba rugi komprehensif.

2) Laporan Keuangan Biaya Kini

a) Laporan Posisi Keuangan


34

Menurut PSAK No. 63 Tahun Revisi 2018, Pos-pos yang disajikan pada

biaya kini tidak disajikan kembali karena sudah dinyatakan dalam unit

pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Pos lainnya dalam laporan posisi

keuangan disajikan kembali sesuai dengan paragraf 11 sampai 24.

b) Laba Rugi Komprehensif

Laporan laba rugi komprehensif yang menggunakan biaya kini, sebelum

penyajian kembali, secara umum melaporkan biaya kini pada waktu terjadinya

transaksi atau peristiwa yang mendasari. Oleh karena itu, seluruh jumlah tersebut

perlu disajikan kembali dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan

dengan menggunakan indeks harga umum.

c) Keuntungan atau Kerugian Posisi Moneter Neto

Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto dicatat sesuai dengan

paragraf 26 dan 27.

3) Pajak

Penyajian kembali laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan ini dapat

menimbulkan selisih antara jumlah tercatat aset dan liabilitas individual dalam

laporan posisi keuangan dan dasar pajaknya. Selisih tersebut dicatat sesuai dengan

PSAK 46 (revisi 2018): Pajak Penghasilan.

4) Laporan Arus Kas

Pernyataan ini mensyaratkan bahwa seluruh pos dalam laporan arus kas

dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan.

5) Angka Terkait
35

Angka terkait pada periode pelaporan sebelumnya, apakah berdasarkan

pada pendekatan biaya historis atau pendekatan biaya kini, disajikan kembali

dengan menggunakan indeks harga umum, sehingga laporan keuangan komparatif

disajikan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Informasi

yang diungkapkan sehubungan dengan periode sebelumnya juga dinyatakan

dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan. Untuk tujuan penyajian

jumlah komparatif dalam selisih penyajian mata uang, diterapkan PSAK 10 (revisi

2018): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing paragraf 42(b) dan 43.

6) Laporan Keuangan Konsolidasi

Entitas induk yang membuat laporan keuangan dalam mata uang ekonomi

hiperinflasi dapat memiliki entitas anak yang juga membuat laporan dalam mata

uang ekonomi hiperinflasi. Laporan keuangan entitas anak tersebut perlu disajikan

kembali dengan menggunakan indeks harga umum dari negara yang mata

uangnya dilaporkan sebelum dimasukkan dalam laporan keuangan konsolidasian

yang diterbitkan oleh entitas induk. Ketika entitas anak merupakan entitas asing,

maka laporan keuangan yang disajikan kembali dijabarkan pada kurs penutup.

Laporan keuangan entitas anak yang tidak dilaporkan dalam mata uang ekonomi

hiperinflasi diperlakukan sesuai PSAK 10 (revisi 2010): Pengaruh Perubahan

Kurs Valuta Asing.

Jika laporan keuangan dengan akhir periode pelaporan yang berbeda

dikonsolidasikan, maka seluruh pos moneter dan nonmoneter perlu disajikan

kembali dalam unit pengukuran kini pada tanggal laporan keuangan

konsolidasian.
36

7) Pemilihan dan Penggunaan Indeks Harga Umum

Penyajian kembali laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan ini

mensyaratkan penggunaan indeks harga umum yang mencerminkan perubahan

daya beli umum. Dianjurkan seluruh entitas yang membuat laporan keuangan

dalam mata uang dalam ekonomi yang sama menggunakan indeks yang sama.

2.3.5 Ekonomi Berhenti Menjadi Hiperinflasi

Menurut PSAK No. 63 Tahun revisi 2018, jika ekonomi berhenti menjadi

hiperinflasi dan entitas menghentikan penyusunan dan penyajian laporan

keuangan sesuai dengan Pernyataan ini, maka entitas memperlakukan jumlah

yang dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan

sebelumnya sebagai dasar jumlah tercatat dalam laporan keuangan selanjutnya.

2.3.6 Pengungkapan

Menurut PSAK No. 63 Tahun revisi 2018, Pengungkapan yang

disyaratkan oleh Pernyataan ini diperlukan untuk menjelaskan dasar atas

perlakuan pengaruh inflasi dalam laporan keuangan. Pengungkapan tersebut juga

dimaksudkan untuk memberikan informasi lain yang diperlukan untuk memahami

dasar dan jumlah yang dihasilkan.

Entitas membuat pengungkapan berikut:

a) fakta bahwa laporan keuangan dan angka yang terkait dalam periode

sebelumnya telah disajikan kembali untuk perubahan dalam daya beli

umum dari mata uang fungsional dan, sebagai akibatnya, disajikan

kembali dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan;


37

b) laporan keuangan berdasarkan pada pendekatan biaya historis atau

pendekatan biaya kini; dan

c) nama dan tingkat indeks harga pada akhir periodepelaporan dan

perpindahan dalam indeks tersebut selama periode pelaporan kini dan

sebelumnya.

Pengungkapan yang disyaratkan oleh Pernyataan ini diperlukan untuk

menjelaskan dasar atas perlakuan pengaruh inflasi dalam laporan keuangan.

Pengungkapan tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan informasi lain yang

diperlukan untuk memahami dasar dan jumlah yang dihasilkan.

2.3.7 Tanggal Efektif

Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai

pada atau setelah 1 Januari 2012.


BAB III

CONTOH LAPORAN KEUANGAN DAN KASUS

3.1 Contoh Laporan Keuangan

3.1.1 Transaksi Perubahan Valuta Asing

37
38
39
40

3.1.2 Akuntansi Hibah Pemerintah


41
42
43
44

3.2 Kasus

3.2.1 Kasus Transaksi Perubahan Valuta Asing

Bagaimana Venezuela yang kaya minyak tapi mata uangnya ambruk

Venezuela didera krisis ekonomi parah, antara lain ditandai dengan inflasi

yang meroket. Dengan mata uang setempat, tisu dijual 2,6 juta sementara daging

ayam 14,6 juta. Di tengah krisis, banyak warga memilih meninggalkan negara

tersebut.

Venezuela kaya minyak. Negara itu terbukti memiliki cadangan minyak

terbesar di dunia. Tetapi kekayaan ini yang menjadi akar kebanyakan masalah

ekonominya. Keuntungan minyak Venezuela merupakan 95% dari pemasukan

ekspor. Ini berarti ketika harga minyak tinggi, banyak uang yang mengalir ke

pemasukan pemerintah Venezuela.

Ketika President Hugo Chavez dari kelompok sosialis berkuasa, dari bulan

Februari 1999 sampai meninggal dunia di bulan Maret 2013, dia menggunakan

sebagian dana tersebut untuk membiayai sejumlah program sosial guna


45

mengurangi ketidaksetaraan dan kemiskinan dengan murah hati. Dua juta rumah

didirikan lewat program pemerintah Misión Vivienda (Misi Perumahan), menurut

angka resmi.

Tetapi ketika harga minyak anjlok pada tahun 2014, pemerintah tiba-tiba

dihadapkan lubang besar pembiayaan dan harus memotong sejumlah program

yang populer. Tidak, banyak kebijakan lain yang diperkenalkan Hugo Chavez

juga menjadi negatif.

Untuk membuat kebutuhan pokok terjangkau masyarakat miskin,

pemerintah menetapkan harga barang dan jasa, mematok dana yang rakyat

keluarkan untuk mendapatkan barang-barang seperti tepung, minyak goreng dan

keperluan mandi. Tetapi ini berarti banyak perusahaan tidak lagi meraup

keuntungan saat memproduksi barang-barang ini, sehingga mereka bangkrut. Hal

ini, ditambah kelangkaan mata uang asing untuk mengimpor bahan kebutuhan
46

pokok, menyebabkan kelangkaan. Pemerintahan Chavez pada tahun 2003

memutuskan untuk mengendalikan pasar mata uang asing.

Sejak saat itu, warga Venezuela yang bermaksud menukar mata uang

lokal, bolivar, dengan dolar harus mendaftar ke badan mata uang yang dijalankan

pemerintah.

Hanya pihak-pihak yang dipandang memiliki alasan kuat untuk membeli

dolar, misalnya untuk mengimpor barang, diizinkan untuk menukar bolivar

mereka berdasarkan nilai tukar tetap yang ditentukan pemerintah. Karena banyak

warga Venezuela yang tidak dapat membeli dolar dengan bebas, pasar gelap

berkembang dan inflasi meningkat. Tingkat inflasi tahunan Venezuela saat ini

adalah yang tertinggi di dunia dan sepertinya hal ini tidak akan berubah dalam

waktu dekat.

Bank Sentral Venezuela tidak menerbitkan data statistik sejak tahun 2015,

tetapi ahli ekonomi dari Johns Hopkins University, Steve Hanke memperkirakan
47

angkanya melonjak sampai hampir 18.000% pada bulan April. Inflasi tinggi

didorong oleh kesediaan pemerintah mencetak uang tambahan dan kesiapannya

untuk secara teratur meningkatkan upah minimum guna mendapatkan kembali

dukungan warga miskin Venezuela.

Pemerintah juga semakin kesulitan mendapatkan pinjaman setelah

kegagalan sejumlah obligasi. Karena pemberi pinjaman semakin tidak

menginginkan mengambil risiko menanam uang di Venezuela, pemerintah

kembali mencetak uang, sehingga semakin menurunkan nilainya dan melonjakkan

inflasi.

Harga minyak telah meningkat dan seharusnya menyuntikkan dana yang

sangat diperlukan pemerintah. Tetapi kurangnya penanaman modal prasarana

umum berarti produksi pemerintah minyak negara PDVSA menurun, sehingga

semakin sulit untuk bangkit. Ditambah lagi ratusan ribu warga Venezuela

meninggalkan negaranya, menimbulkan kelangkaan penduduk berkualitas dan

masa depan menjadi tidaklah terlalu menggembirakan.

Menyebarnya tuduhan korupsi dan sikap tidak bersahabat pemerintah

terhadap bisnis swasta juga mengasingkan calon penanam modal asing. Sejumlah

negara telah mengatakan mereka tidak akan mengakui pemerintahan baru, di

antaranya Brasil, Kanada, Chile dan Panama. Tetapi yang dapat benar-benar

menghentikan langkah pemerintah Venezuela kemungkinan besar adalah sanksi

Amerika Serikat terhadap industri minyak Venezuela. AS menyatakan pemilu

Venezuela sebagai sebuah "penipuan", sehingga kemungkinan hal ini akan segera

terjadi.
48

3.2.2 Akuntansi Hibah Pemerintah

Kasus Korupsi Sekda Tasikmalaya

Penerima Dana Hibah Hanya Terima Rp 12 Juta dari Rp 150 juta

Tasikmalaya - Sekda Kabupaten Tasikmalaya Abdul Qodir ditahan

karena dugaan korupsi dana hibah Rp 3,9 miliar. Abdul diduga menyunat dana

hibah para penerima. Salah satu penerima adalah Ade Riyatna (58), pengelola

Yayasan Al-Ikhlas di Dusun Selaawi Panjang, Desa Sukamenak, Kecamatan

Sukarame. 

Ade mengaku menerima dana hibah sebesar Rp 150 juta, namun setelah

diterima dari Bank lalu dipotong Rp 135 juta. Dari Rp 135 juta itu, ada

pemotongan lagi menjadi Rp 15 juta.

"Uang hibah Rp 15 juta kemudian dipotong lagi jadi hanya Rp 12 juta,"

ujarnya saat ditemui di kediamannya di Dusun Selaawi Panjang, Desa

Sukamenak, Kecamatan Sukarame. Jumat sore (16/11/2018).


49

Ade menjelaskan saat ini pembangunan madrasah sudah selesai. Namun

yang rencananya akan dibangun dua lantai kini hanya satu lantai saja. 

"Sekarang kan kasusnya sudah ditangani oleh Polda Jawa Barat, jadi sudah

serahkan semuanya kepada petugas penegak hukum," ungkapnya.

Menurutnya, bantuan hibah dari pemerintah untuk pembangunan sarana

umum sangat dibutuhkan. Karena sejauh ini pembangunan yang dilakukan secara

swadaya masyarakat tidak terlalu besar.

"Bantuan itu sangat dibutuhkan, karena dari swadaya itu terbatas.

Harapannya, kalau ada hibah atau bantuan-bantuan itu jangan ada potongan-

potongan untuk ini itu, semuanya saja diberikan kepada masyarakat untuk

pembangunan. Kejadian ini ambil hikmahnya, mudah-mudahan ke depannya tidak

terjadi lagi adanya pemotongan atau hal lainnya," pungkasnya.

Diketahui, Polda Jawa Barat membongkar praktik korupsi dana hibah yang

melibatkan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tasikmalaya dan sejumlah

pejabat serta PNS pegawai negeri sipil (PNS) Pemkab Tasikmalaya. Kerugian

negara berkaitan dugaan korupsi itu mencapai Rp 3,9 miliar. Selain Abdul Qodir,

Polda Jabar menetapkan 8 orang lainnya, di mana tiga orang merupakan warga

biasa. Sisanya PNS Pemkab Tasik.

Dalam kasus ini, Abdul Kodir memegang peranan penting. Dia menyuruh

kepada PNS Kabupaten Tasikmalaya mencari dana dan sejumlah yayasan

penerima hibah. Setelah ditemukan, tersangka Mulyana memerintahkan Setiawan

membuat proposal pengajuan serta memotong dana hibah yang cair.


50

Hasil pemotongan dana dengan nilai kerugian negara mencapai Rp 3,9

miliar itu dibagi-bagi kepada para tersangka. Mereka mendapat pembagian uang

yang beragam.
BAB IV

ANALISA KELOMPOK

4.1 Rangkuman Kasus Hiperinflasi

Untuk membuat kebutuhan pokok terjangkau masyarakat miskin,

pemerintah menetapkan harga barang dan jasa, mematok dana yang rakyat

keluarkan untuk mendapatkan barang-barang seperti tepung, minyak goreng dan

keperluan mandi. Tetapi ini berarti banyak perusahaan tidak lagi meraup

keuntungan saat memproduksi barang-barang ini, sehingga mereka bangkrut. Hal

ini, ditambah kelangkaan mata uang asing untuk mengimpor bahan kebutuhan

pokok, menyebabkan kelangkaan. Pemerintahan Chavez pada tahun 2003

memutuskan untuk mengendalikan pasar mata uang asing.

Hanya pihak-pihak yang dipandang memiliki alasan kuat untuk membeli

dolar, misalnya untuk mengimpor barang, diizinkan untuk menukar bolivar

mereka berdasarkan nilai tukar tetap yang ditentukan pemerintah. Karena banyak

warga Venezuela yang tidak dapat membeli dolar dengan bebas, pasar gelap

berkembang dan inflasi meningkat. Tingkat inflasi tahunan Venezuela saat ini

adalah yang tertinggi di dunia dan sepertinya hal ini tidak akan berubah dalam

waktu dekat.

Bank Sentral Venezuela tidak menerbitkan data statistik sejak tahun 2015,

tetapi ahli ekonomi dari Johns Hopkins University, Steve Hanke memperkirakan

angkanya melonjak sampai hampir 18.000% pada bulan April. Inflasi tinggi

didorong oleh kesediaan pemerintah mencetak uang tambahan dan kesiapannya

49
untuk secara teratur meningkatkan upah minimum guna mendapatkan kembali

dukungan warga miskin Venezuela.

50
50

Pemerintah juga semakin kesulitan mendapatkan pinjaman setelah

kegagalan sejumlah obligasi. Karena pemberi pinjaman semakin tidak

menginginkan mengambil risiko menanam uang di Venezuela, pemerintah

kembali mencetak uang, sehingga semakin menurunkan nilainya dan melonjakkan

inflasi.

4.1.1 Analisa Kelompok Kasus Hiperinflasi

Menurut kelompok kami tentang kasus hiperinflasi diatas dalam proses

pengakuannya sudah dilakukan dengan benar dimana diakui pada saat

pengeksporan minyak dilakukan, namun terjadi kesalahan pada saat pengukuran

yang dilakukan Venezuela sehingga berdampak juga pada penyajian dan

pengungkapan nya, dimana pada saat harga minyak turun drastis negara tidak bisa

mengukur turunnya harga minyak tersebut padahal 95% pendapatan negara

tersebut berasal dari penjualan minyak. Tetapi pemerintah malah tetap

mengeluarkan bantuan sosial untuk masyarakatnya tanpa melihat cadangan devisa

yang dimiliki, ditambah pemerintah membatasi pasar mata uang asing, terlebih

lagi pemerintah malah terus menerus mencetak uang sehingga menambah

turunnya nilai mata uang mereka dan memperparah hiperinflasi di negara mereka.

Dalam proses penyajian dan pengungkapan nya pun terjadi kesalahan dikarenakan

Bank Sentral sudah tidak lagi menerbitkan data statistik sejak tahun 2015.

4.2 Rangkuman Kasus Akuntansi Hibah Pemerintah

Pada tanggal 16 November 2018, Sekda Kabupaten Tasikmalaya Abdul

Qodir ditahan karena dugaan korupsi dana hibah Rp 3,9 miliar. Abdul diduga

memotong dana hibah para penerima. Salah satu penerima adalah Ade Riyatna
51

(58), pengelola Yayasan Al-Ikhlas di Dusun Selaawi Panjang, Desa Sukamenak,

Kecamatan Sukarame.

Ade mengaku menerima dana hibah sebesar Rp 150 juta, namun setelah

diterima dari Bank lalu dipotong Rp 135 juta. Dari Rp 135 juta itu, ada

pemotongan lagi menjadi Rp 15 juta. Lalu uang hibah Rp 15 juta kemudian

dipotong lagi jadi hanya Rp 12 juta.

Hasil pemotongan dana dengan nilai kerugian negara mencapai Rp 3,9

miliar itu dibagi-bagi kepada para tersangka. Mereka mendapat pembagian uang

yang beragam.

4.2.1 Analisa Kelompok Akuntansi Hibah Pemerintah

Menurut kelompok kami tentang kasus akuntansi hibah pemerintah diatas

dalam proses pengakuan dan pengukuran nya sudah benar dimana dana tersebut

sudah diakui sebagai dana hibah bantuan sosial serta sudah diukur berapa besaran

nya, tetapi dana bantuan sosial tersebut malah di korupsi sehingga terjadi

kesalahan dalam penyajiannya serta pengungkapan nya dikarenakan pada kasus

tersebut uang dana hibah Kabupaten Tasikmalaya yang disalurkan melalui

Sekretaris Daerah nya Abdul Qodir telah memotong nya dari para penerima dana

hibah. Dimana salah satu penerima dana hibah tersebut mengaku hanya menerima

Rp. 15 juta dari total Rp. 150 juta yang saat awal dia ambil dari bank.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Transaksi valuta asing adalah transaksi yang memerlukan penyelesaian

dalam valuta asing. Pengakuannya ketika entitas membeli atau menjual barang

atau jasa, miminjam atau meminjamkan dana ketika jumlah yang merupakan

utang atau tagihan, atau memperoleh atau melepas aset, atau mengadakan atau

menyelesaikan liabilitas. Pengukuran valuta asing dilakukan ketika terdapat

perubahan dalam mata uang fungsional. Penyajian valuta asing pada laporan

posisi keuangan, laporan laba rugi, dan laporan penghasilan komprehensif

lainnya. Pengungkapannya pada Catatan ata Laporan Keuangan.

Akuntansi hibah pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah

adalah bantuan oleh pemerintah dalam bentuk pengalihan sumber daya kepada

entitas. Pengakuannya pada saat diterima dana. Pengukuran menggunakan nilai

wajar. Penyajiannya pada Laporan Realisasi Anggaran dan Laporan Operasional.

Pengungkapannya pada Catatan atas Laporan Keuangan.

Pelaporan Keuangan Dalam Ekonomi Hiperinflasi adalah harga berubah

dari waktu ke waktu sebagai akibat pengaruh politik, ekonomi, dan sosial secara

umum atau spesifik. Pengakuan pada saat adanya ketetapan bahwa ekonomi suatu

Negara mengalami hiperinflasi. Pengukurannya menggunakan nilai wajar atau

nilai kini. Penyajian hiperinflasi dilakukan kembali. Pengungkapan yang

disyaratkan

52
53

oleh Pernyataan ini diperlukan untuk menjelaskan dasar atas perlakuan pengaruh

inflasi dalam laporan keuangan.

5.2 Saran

            Dalam melakukan proses pengakuan, pengukuran, penyajian dan

pengungkapan dalam akuntansi hibah, transaksi valuta asing, dan hiperinflasi

sebaiknya perusahaan/ pemerintah harus tetap berpedoman kepada Standar

Akuntansi Keuangan yang ada agar terhindar dari proses salah saji yang

mengakibatkan kesalahan dalam menyajikannya dalam laporan keuangan.


DAFTAR PUSTAKA

Cagan, Phillip. 1956. The Monetary Dynamics of Hyperinflation. In Studies in the


Quantity Theory of Money. University of Chicago Press.

Ekananda, Mahyus. 2014. Analisis Data Time Series. Jakarta: Mitra Wacan
Media.

Hadi, Nor. 2015. Pasar Modal (Edisi 2). Yogyakarat: Graha Ilmu.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2018. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Dewan


Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia Keuangan Graha Akuntan.

Murni, Asfia. 2013. Ekonomika Makro. Edisi Revisi. Bandung : PT. Refika
Aditama Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2003. Pengantar Pasar Modal.
Jakarta: Rineka Cipta.

https://www.bbc.com/indonesia/amp/dunia-45272065

https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-4305176/penerima-dana-hibah-hanya-
terima-rp-12-juta-dari-rp-150-juta

54

Anda mungkin juga menyukai