Anda di halaman 1dari 27

TUGAS AKHIR

PRAKTIKUM MATA KULIAH MANAJEMEN AGRIBISNIS


“Agribisnis Usaha Ternak Sapi Potong”

Disusun oleh :
Fenita Ayu Sabrina 200110180102
Muhammad Ramdhani N 200110180199
Oktavianus Benardi 200110180218
M Naufal Mahardika 200110180257
Prina Annisa R 200110180267

Kelompok :7
Kelas :E

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan nikmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan

laporan akir manajemen agribisnis komoditas Sapi Potong. Laporan Akhir

Manajemen Agribisnis disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah

Manajemen Agribisnis. Selanjutnya, penyusun menyadari bahwa laporan akhir ini

tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, dorongan , saran, maupun bimbingan

dari berbagaio pihak. Semoga segala bantuan dan dorongan yang diberikan

kepada penyusun mendapat balasan dari-Nya.

Sumedang, 25 November 2019

Penyusun
INDUSTRI POHON SISTEM AGRIBISNIS
SS I
INPUT DAN PRASARANA

No Sub Sistem I
.
1. Manajemen Lokasi
A. Perencanaan
 Terletak didataran tinggi
 Kontur tanah rata
 Ketersediaan lahan untuk pakan dan air
 Ketersediaan listrik
 Luas lahan sekitar 3600 m2
 Jarak kandang dengan pemukiman sekitar 40 meter dan dibuat
tembok pembatas sebagai peredam angin setinggi 3 meter agar tidak
mengganggu kenyamanan pemukim
 Kandang sapi dibangun didataran tinggi sehingga tipe atap nya
didesain lebih tertutup guna melindungi ternak dari suhu dan cuaca
yang ekstrem
B. Pengorganisasian
1. Pekerja kandang = Mengontrol keadaan kandang, seperti adanya
kerusakan
C. Pengawasan
1. Pengawas Kandang = Memberikan Arahan kepada pekerja,
mengaawasi Kerja dari para pekerja
2. Manajemen Produksi
A. Perencanaan
- Pemilihan Bibit
 Berasal dari petani/peternak rakyat yang paling dekat
 Berasal dari Peternakan modern (Kemitraan)
 Berasal dari reproduksi ternak
 Umur bibit 1 - 1,5 Tahun
- Perawatan Bibit yang baru datang
 Pemberian tanda pengenal
 Pemberian minum dan pakan awal
 Pemberian vitamin dan obat-obatan
B. Pengorganisasian
Pencari Bibit = pemilihan bibit yang unggul saat pembelian
C. Pengawasan
Manager = Mengawasi kerja dari Pencari Bibit
3. Manajemen Kandang
A. Perencanaan
 Kandang dilengkapi dengan tempat makan, minum, drainase,
saluran limbah, dan ventilasi yang terorganisir.
• Kebutuhan luas kandang per-ekor nya
- pejantan 3,6 m 2
- induk 3,0m 2
- pedet 1,5 m 2
- pembesaran 2,5 m2
- penggemukan 3,0 m 2
• Tipe kandang yang digunakan yaitu koloni agar pemeliharaan sapi
lebih efektif dan efisien.
B. Pengorganisasian
1. Pekerja kandang = Memberikan Pakan, Mengisi tempat Air
untuk minum ternak
2. Pekerja Limbah =. Membersihkan Kandang dari bekas pakan,
feses, dll
3. Pengawas Pakan =. Mengawasi pertumbuhan bobot badan
hewan ternak
C. Pengawasan
Pengawas Kandang = Memberikan Arahan kepada pekerja,
mengaawasi Kerja dari para pekerja
4. Manajeman Peralatan
A. Perencanaan
• Alat kebersihan, seperti : ember, sapu lidi, sikat, selang, tali, dan
sekop.
• Garpu, untuk meratakan dan merapihkan pakan.
• Alat IB.
B. Pengorganisasian
Pekerja Kandang = Menggunakan Peralatan dengan semaksimal
mungkin dan mengontrol apabila terjadi kerusakan pada perlatan.
C. Pengawasan
Pengawas Kandang = LulusMemastikan Keadaan dan jumlah
peralatan di kandang
5. Manajemen Pakan
A. Perencanaan
• Pakan Ternak = Hijauan, Konsentrat
• Hijauan = Berasal dari Petani
• Konsentrat = Beli di FeedMeal
B. Pengorganisasian
Pekerja Pakan = Mengangkut Pakan ke kandang
C. Pengawasan :
Pengawas Pakan = Mengawasi kerja dari Pekerja, dan
Memberikan Arahan kepada Pekerja, Meracik komposisi pakan
yang pas untuk ternak.

6. Manajemen Air
 Air didapatkan dari memompa air tanah
 Air selalu tersedia dalam kandang
 Tempat air dibersihakan dua kali seminggu
7. Manajemen Obat-Obatan
A. Perencanaan
• Vitamin Ternak
• Raktofamin, untuk membantu mengubah lemak menjadi daging
• Obat cacing
B. Pengorganisasian :
Dokter Hewan = Mengawasi Kesehatan Hewan tiap selang waktu
tertentu, mengobati ternak yang sakit
C. Pengawasan
Pengawas Kandang = Mengawasi Kerja dari Dokter Hewan
8. Manajemen Transportasi
A. Perencanaan
• Mobil Truk dengan 3 jenis yaitu
- untuk mengangkut pakan
- mengangkut hewan ternak
- mengangkut kotoran hewan.
B. Pengorganisasian :
Sopir Truk = Mengoprasikan Truk dengan benar
C. Pengawasan :
Pengawas Transport = Mengawasi keadaan truk, Mengawasi Keluar
Masuknya transport ke dan dari perternakan
9. Manajemen Tenaga Kerja
A. Perencanaan
• TK Pakan = Warga lokal
• TK Nutrisi, Pengawas Pakan = S1 Peternakan
• TK Kandang = Warga lokal
• TK Pengawas Kandang = S1 Peternakan
• TK Kesehatan = S1 Kedokteran Hewan
• TK Limbah = Warga lokal
• TK Lingkungan = S1 Peternakan
• TK Transport = Warga lokal, mempunyai SIM A
• TK Pengawas Transport = S1 Teknik Mesin
• TK Keamanan = Security
B. Pengorganisasian :
1. Manager = Melakukan Penyusunan Staff
2. HRD = Merekrut tenaga kerja yang kompeten
PENGORGANISASIAN INPUT DAN PRASARANA

SS II
PRODUKSI PRIMER (ON FARM)

No. Sub Sistem II


1. Manajemen Pakan
 Komposisi pakan diatur oleh TK nutrisi
 Pakan Dikemas Oleh Pekerja pakan tiap pagi hari pukul 7.00
 Jumlah Pakan yang diberikan disesuaikan dengan jumlah ternak
 Pakan terdiri dari Hijauan dan Konsentrat
 Seluruh aktifitas diawasi oleh TK Nutrisi
2. Manajemen Perkandangan
 Pemberian Pakan dilakukan 3 kali sehari pada pukul 8.00 (Sedikit
Hijauan dan setengah jatah dari konsentrat), jam 12.00 (Setengah jatah
hijauan), Jam 5.00 (Sisa jatah hijauan dan Setengah jatah dari
Konsentrat) oleh TK Kandang
 Kandang Dibersihkan dari sisa pakan, sisa air di tempat minum, dan
kotoran setiap pagi pukul 6.00 dan Sore pukul 6.00 Oleh TK Kandang
 Air minum bagi ternak harus selalu tersedia sepanjang waktu
(aglibitum)
 Kotoran di bersihkan setiap 3 hari sekali sekali agar mecegah kotoran
terlalu menumpuk dan meng efisiensi kan pekerjaan.
 Seluruh Aktifitas diawasi oleh TK Pengawas Kandang
3. Manajemen Obat-Obatan dan Kesehatan
 Vaksinasi Setiap ada Sapi yang masuk oleh TK Kesehatan
 Pemeriksaan Kesehatan secara teratur tiap 2/3jam sekali oleh TK
Kesehatan
 Sterilisasi pekerja sebelum masuk ke kandang dengan cara melepas
alas kaki dari luar dan menggantinya dengan boot khusus.
4. Manajemen Transportasi
• Truk Pakan = Beroprasi tiap pagi pukul 6.30-8.00
• Truk limbah = Beroprasi tiap Pagi pukul 5.30-7.00 dan Sore pukul
17.30-19.00
• Truk Pengangkut ternak = Beroprasi saat dibutuhkan
• Truk dioprasikan oleh TK Transportasi
• Segala aktifitas transportasi diawasi oleh TK pengawas transportasi

SS III
PENGOLAHAN PRODUK AGRIBISNIS

Manager Produk Manager


Perusahaan Pemasaran

Manager Manager
Pengolahan Produksi Bibit
Limbah dan
Manager
Manager Olahan Penggemukan
Pengolahan
Daging
Tulang & Kulit

1. Pengumpul
Feses Penjagal
1. Pengawas
2. Pembuat nutrisi untuk
pupuk penggemuka
kompos 1. Pencacah 1. Pemisah Tulang n
3. Pengemas Daging dan kulit 2. Pengawas
Olahan 2. Penggiling 2. Pemotong tulang kualitas bibit
Pupuk Daging 3. Pengolah tepung
Kompos 3. Pengemas tulang
Olahan Daging 4. Pengemas tepung
tulang
5. Pembersihan kulit
6. Pengolah Kulit
7. Pengemas kulit

SS III
Manajemen Hasil Olahan

No. Sub Sistem III


1. Manajemen Pengolahan Daging
A. Perencanaan
- Menghasilkan daging sapi segar utuh dan daging sapi tanpa
tulang
- Kegiatan jagal/pemotongan dilakukan oleh warga lokal yang
sudah berpengalaman
- Penjagalan dilakukan secara manual
- Pemotongan dan pemisahan daging dengan kulit atau tulang
dilakukan secara manual dan alat potong
- Pendataan konsumen:
1. Pedagang daging di pasar
2. Industri kuliner ( restaurant )
3. Industri pengolahan ( pabrik sosis, bakso, dll)
B. Pengorganisasian
- Manajer olahan daging : S1 peternakan, bertanggung jawab
atas pemenuhan olahan daging serta berkerja sama langsung
dengan manajer bagian pemasaran dalam memasarkan atau
promosi produk olahan daging tersebut
C. Penyusunan Staff
- Penjagal : warga lokal yang memahami tata cara
penyembelihan sapi agar daging yang dihasilkan halal,
mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim.
- Pencacah daging : warga lokal yang terlatih dapat
menggunakan pisau pemotong daging, menguliti, dan
memisahkan daging dan tulangnya.
D. Pengarahan
Manajer olahan daging bertugas memberikan arahan kepada
penjagal dan pencacah daging mengenai jumlah sapi yang
dipotong, pengoptimalan olahan daging yang dihasilkan, dan
peningkatan kualitas daging
E. Pengawasan
Manajer pemasaran dan manajer olahan daging bekerja sama
mengawasi produksi olahan daging dan mengawasi pemasaran
dan promosi penjualan.
2. Manajemen Olahan Kulit
A. Perencanaan :
1. Pengulitan sapi setelah disembelih
2. Pembersihan kulit sapi
3. Pengolahan kulit sapi
4. Pendataan konsumen :
B. Pengorganisasian :
1. Manager pengolahan limbah/kulit : Warga lokal yang sudah
berpengalaman dalam industri kulit, bertanggung jawab atas
pemenuhan dan pengolahan kulit sapi serta bekerja sama
langsung dengan manager pemasaran
2. Manager pemasaran : S1 komunikasi, bertanggung jawab atas
pemasaran kulit sapi
C. Penyusunan Staff :
1. Penyembelih sapi : Warga lokal
2. Pemisah kulit sapi (pengulitan) dan pembersihan : Warga
lokal
3. Pengolah kulit sapi : Warga lokal
D. Pengarahan :
Manager pengolahan limbah/kulit memberikan arahan kepada
pemisah dan pengolah mengenai tata cara kerja yang benar agar
kulit yang dihasilkan berkualitas baik.
E. Pengawasan :
Manager pengolahan limbah/kulit mengawasi proses pemotongan,
pengulitan, dan pengolahan kulit.
Cara Mengolah Kulit Sapi :
1. Mempersiapkan bahan kulit

Membersihkan daging dan lemak dari kulit, setelah itu dimasukan


ke dalam kendaraan yang sudah disiapkan pendingin agar segera
diproses dan menuju ke penyamakan kulit. Kemudian Bulu akan
dibuang menggunakan beberapa metode, salah satunya
menggunakan larutan natrium sulfida kapur dan diproses berputar
didalam mesin. Setelah bulu telah dibuang, kemudian dinetralkan
dengan asam dan diberikan enzim agar meningkatkan
kelembutan. Kemudian proses selanjutnya direndam dalam
larutan asam, garam dan air.
2. Penyamakan

Proses Penyamakan adalah proses yang mengubah kulit sapi


menjadi bahan kulit. Ada beberapa cara untuk penyamakan, yang
sering digunakan adalah Chrome dan Penyamakan Nabati. Kulit
Chrome/Krom adalah bahan produk yang sering ditemui seperti
kulit tas yang kecoklatan, jok mobil, sepatu bagian atas, dll.

Proses Chrome : Kulit diletakan didalam wadah yang berputar


dengan diberikan bahan kimia yang mengandung krom trivalen.
Proses ini diperlukan sekitar 8 jam agar chrome dapat tembus ke
seluruh kulit. Setelah proses ini dilakukan, Chrome ditambahkan
lagi bahan kimia alkali seperti natrium karbonat / bikarbonat.
Setelah pengerjaan ini barulah kulit dipertimbangkan telah
disamak.

Proses Nabati : Kulit dengan metode penyamakan ini sering


digunakan di berbagai produk seperti tas koper, sabuk/ikat
pinggang, strap, sol sepatu dan lainnya. Proses penyamakan ini
lebih lambat dari pada penyamakan krom dan membuatnya
menggunakan zat kimia tannin, asam yang diekstrak dari kulit
batang pohon. Pengerjaan ini bisa memakan waktu 3 - 4 hari
didalam wadah/drum.

3. Splitting/Pemisahan dan Penipisan

Langkah berikutnya adalah pemisahan, tergantung dari


kebutuhan. Dalam pengerjaan ini lembaran kulit diatur
ketebalannya yang diperlukan agar sesuai untuk proses
selanjutnya. Kemudian Chrome yang telah disamak tadi
dimasukan ke dalam wadah/drum yang berputar dengan air panas
dan pewarna, juga mengandung bahan penyamakan sintetis untuk
mendapatkan warna yang diinginkan. Kemudian dilumasi dengan
lemak alami atau kimia sintetis jenis lemak, bisa juga keduanya
agar mendapatkan kelembutan untuk produk akhir.

4. Pengaturan

Proses setelah splitting adalah pengaturan. Menghapus kelebihan


air pada kulit agar keluar sebelum proses pengeringan. Ada
beberapa cara pengeringan tergantung pada jenis kulit yang
dihasilkan. Jenis kulit pelapis biasanya menggunakan cara kulit
dilebarkan di atas frame, dengan ujung-ujung kulit di berikan
klip/pengait agar mekanisme kulit lebih lunak saat pengeringan.
Kulit juga dapat melalui proses pelunakan menggunakan
penggilingan yang terkandung kelembaban kedalam wadah.

5. Finishing

Dalam proses finishing, kulit diberi jenis-jenis lapisan permukaan


pada bahan kulit. Lapisan ini untuk di desain dan mempunyai
fungsi untuk melindungi kulit agar menghasilkan efek yang enak
dipandang mata dan diraba dengan tangan. Saat ini teknologi
dalam proses finishing juga bermacam jenis pengerjaannya. Mulai
dari jenis kimia dan pewarna agar mendapatkan efek warna yang
diinginkan, sampai permukaan yang lembut hingga yang
mempunyai pola antik. Press dengan hidrolik, cetak, emboss,
spray warna, dan pengering adalah beberapa mesin yang dipakai
saat finishing ini dilakukan.

Proses di akhir akan menentukan jenis tipe bahan kulit. Setiap


jenis/tipe memiliki kecenderungan berbeda di setiap
permukaannya saat finishing. Ketahanan dan fleksibilitas terhadap
air biasanya digunakan untuk kualifikasi dalam proses finishing.

6. Pemasaran

Kulit yang sudah diolah bisa dijual kepada pengrajin kulit atau
pabrik pembuatan produk dari kulit

3. Manajemen Ternak/Bibit
1. Perencanaan :
1. Menghasilkan bibit sapi yang sehat dan unggul
2. Menghasilkan sapi yang sehat dan unggul untuk hari raya
idul adha
3. Pendataan konsumen :
 Peternak rakyat
 Masyarakat umum
2. Pengorganisasian
a. Manager breeding dan vettening : bertanggung jawab atas
pembibitan dan vettening sapi serta bekerja sama langsung
dengan manager pemasaran
b. Manager pemasaran : bertanggung jawab atas pemasaran
sapi
3. Penyusunan staff :
a. Kontrol kandang : warga lokal
b. Pemberi pakan : warga lokal
4. Pengarahan :
Manager breeding dan vettening memberi arahan kepada staff
kontrol kandang dan pemberi pakan. Berkoordinasi dengan
manager pemasaran untuk pemasaran sapi tersebut.
5. Pemngawasan
Manager breeding dan vettening mengawsi proses pemberian
pakan, kebersihan kandang, dan pemeliharaan sapi.
4. Manajemen Olahan Tulang
A. Perencanaan
1. Pemisahan tulang dan daging menggunakan alat potong
2. Pendataan Konsumen : tempat penjualan pakan,
dikonsumsi oleh perusahaan sendiri
B. Pengorganisasian
1. Manager pengolahan limbah/tulang : Bertanggung jawab
atas pemenuhan dan pengolahan tulang sapi serta bekerja
sama langsung dengan manager pemasaran
2. Manager Pemasaran : Bertanggung jawab atas pemasaran
tepung tulang
C. Penyusunan Staf
1. Pemotong tulang / pemisahan tulang dengan daging :
warga lokal
2. Penggiling daging : warga lokal
3. Pengolah tepung tulang : warga lokal
D. Pengarahan
Manager pengolahan tulang bertugas memberikan pengarahan
kepada pemotong tulang Dan penggiling daging mengenai berapa
banyak tulang yang harus digiling setiap harinya
E. Pengawasan
Manager pengolahan Dan manager pemasaran bekerja sama
dalam mengawasi pengolahan tulang sapi hingga menjadi tepung
tulang
MEMBUAT TEPUNG TULANG  DENGAN MESIN PENGHANCUR
TULANG 
Bahan - bahan yang diperlukan : 
1. Tulang apa saja bisa berupa tulang ikan, tulang ayam , tulang
sapi , tulang kerbau , dll 
2. Larutan kapur 10 %
Peralatan yang diperlukan  :
1. Keranjang 
2. Baskon untuk perendaman
3. Mesin penghancur tulang
4. Kuali sebagai wadah perebusan
5. Tempat / Wadah ekstrak gelatin ( Biasanya terbuat dari bahan
aluminium atau stanless steel ) wadah ini nanti digunakan untuk
merendam tulang dengan suhu panas dan mencampurnya  dengan
menambahkan larutan kapur 10 %.
Cara membuat tepung tulang 

1. Pertama tulang di potong kecil - kecil dengan ukuran 5-10 cm.


atau bisa juga dengan menggunakan mesin penghancur tulang
dengan lubang saringan 5-10 cm
2. Lalu tulang yang sudah di potong - potong kemudian direbus
selama 2-4 jam hingga benar- benar mendidih . 
3. Setelah itu angkat lalu masukkan ke dalam mesin penghancur
tulang , hingga tulang tadi menjadi serpihan kecil - kecil dengan
ukuran 1-3 cm. ( saringan mesin penghancur tulang harus diganti
dengan ukuran 1-3 cm ) 
4. Serpihan tulang yang sudah digiling tadi direndam dalam lauran
air kapur 10 % yang sudah disediakan, dan biarkan selama selama
4-5 minggu, lalu cuci dengan menggunakan air tawar.
5. Langkah selanjutnya adalah lakukan pemisahan dengan 3 tahap
pemanasan yakni : Dengan suhu 60 Deg C  selama 4 jam,  Lalu
dengan suhu 70  Deg C selama 4 jam dan  terakhir dengan suhu
100  Deg C selama 5 jam.
6. Proses selanjutnya adalah proses pengeringan tulang hingga kadar
air tersisa hanya 5 % , pengeringan tulang bisa dilakukan dengan
menggunakan oven atau bisa juga dengan menggunakan sinar
matahari. 
7. Proses selanjutnya adalah penggilingan tulang , hingga menjadi
serbuk, kemudian jemur lagi hingga benar - benar kering lalu
dikemas jika mau dijual lagi
5. Manajemen Olahan Limbah
A. Perencanaan
- Menghasilkan pupuk yang berkualitas untuk buah dan bunga.
- Pengumpulan feses dilakukan oleh pegawai
- Pengumpulan feses dilakukan secara manual
- Pendataan konsumen
1. Petani buah dan sayuran.
2. Industri pertanian
B. Pengorganisasian
- Manajer olahan limbah bertanggung jawab atas pengolahan
pupuk dan bekerja sama dengan bagian pemasaran dalam
memasarkan atau promosi produk hasil limbah peternakan.
C. Penyusunan staff
- Pengumpul feses : tenaga kerja lokal yang sudah dilatih untuk
mengumpulkan feses dan mengolah feses.
D. Pengarahan
- Manajer olahan limbah bertugas memberi arahan kepada
pegawai mengenai cara mengolah limbah
E. Pengawasan
- Manajer olahan limbah dan manajer pemasaran bekerja sama
untuk mengawasi kualitas produk hasil olahan limbah dan
promosi dalam penjualan produk

CARA PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DARI FESES SAPI

BAHAN :
1. Kotoran sapi
2. Sekam padi
3. Molases
4. Air
5. Dekomposer

ALAT :
1. Cangkul
2. Sekop
3. Terpal
4. Ember
5. Karung

PROSEDUR :
1. Bahan kompos disiapkan kotoran sapi dibawah dan sekam padi
diatasnya
2. Taburkan stardec secara merata
3. Molasses diencerkan dan disiramkan merata di atas adukan
4. Aduk bahan kompos sampai rata
5. Atur kelembaban 60 % dengan ciri bila digenggam tidak pecah ,
tidak ada tetesan air dan tangan tidak basah
6. Apabila kurang lembab ditambah air
7. Bahan yang sudah diaduk ditutup dengan terpal
8. Pembalikan dilakukan setiap minggu
9. Pengecekan proses pemgomposan dilakukan pada jari ketiga,
apabila terasa panas, maka terjadi proses pengomposan
10. Proses pengomposan berlangsung selama 3 minggu
11. Setelah 3 minggu kompos sudah jadi ditandai dengan bahan
kompos tidak panas dan tidak bau
PEMASARAN

1 Pemasaran limbah

A. Perencanaan :
1. Kompos yang sudah jadi dikemas dengan karung 1kg & 10kg
2. Harga perkilo : Rp. 6.000, Harga pasar : Rp. 10.000
3. Pembeli : Petani sekitar / Penjual pupuk lanjutan
4. Pembeli datang ke peternakan
5. Promosi mengandalkan komunikasi dari mulut ke mulut dan
harga yang murah
B. Pengorganisasian :
1. Manager pengolahan limbah/kulit : bertanggung jawab atas
pemenuhan stok dari pupuk kompos
2. Manager pemasaran : bertanggung jawab atas pemasaran
pupuk kompos
C. Penyusunan Staff :
1. Pengawas Kandang: Menjual pupuk kompos ke pembeli,
melakukan pencatatan siapa saja yang membeli
D. Pengarahan :
1. Manager pemasaran mengarahkan pengawas kandang dengan
memberitahu harga dari pupuk kompos dan melayani yang
mau membeli pupuk kompos
E. Pengawasan :
1. Manager pemasaran mengawasi hasil dari penjualan perhari

2. Pemasaran ternak dan bibit


A. Perencanaan :
1. Harga perkilo sapi : 64.000/kg
2. Pembeli :
 Peternak rakyat
 Pemotong
 Masyarakat umum
3. Promosi mengandalkan komunikasi dari mulut ke mulut dan
harga yang murah
B. Pengorganisasian :
a. Manager breeding dan vettening : bertanggung jawab atas
pembibitan dan vettening sapi serta bekerja sama langsung
dengan manager pemasaran
b. Manager pemasaran : bertanggung jawab atas pemasaran
sapi
C. Penyusunan Staf :
 Kurir pengantar sapi
 Humas
D. Pengarahan :
 Manajer pemasaran mengarahkan staf pemasaran dengan
memberitahu harga dari ternak/bibit
 Manajer pemasaran mengarahkan bagaimana cara
melayani yang mau membeli ternak/ bibit
 Manajer pemasaran mengarahkan humas apa saja surat
yang harus diberikan kepada pembeli
E. Pengawasan :
1. Manager pemasaran mengawasi hasil dari penjualan
ternak/bibit.

3. Pemasaran kulit dan tulang


A. Perencanaan
- Tepung tulang yang sudah diolah menjadi tepung dikemas
dalam karung 50 kg
- Harga perkilo : Rp 5700 /Kg, harga pasar Rp 6000 /Kg
- Pembeli : Feedloter, industri pakan ternak.
- Pembeli datang ke peternakan.
- Promosi menggunakan komunikasi dari mulut ke mulut
- Kulit sapi dijual dengan harga Rp 10000 /Kg, harga Pasar Rp
12000 /Kg.
B. Pengorganisasian
- Manajer limbah (tulang/kulit) bertanggung jawab terhadap
pemenuhan stok dan proses pengolahan.
- Manager Pemasaran bertanggung jawab terhadap pemasaran
kulit dan tulang, dan menghitung jumlah penjualan.
C. Penyusunan Staff
- Staff Kandang, menyediakan stok, melakukan penjualan
kepada pembeli.
D. Pengarahan
- Manager pemasaran mengarahkan staff limbah untuk melayani
pembeli.
- Manager pengolahan limbah (tulang/kulit) melakukan
pengarahan terhadap staff.
E. Pengawasan
- Manager pemasaran mengawasi hasil dari penjualan
Manager pengolahan limbah (Tulang/Kulit) melakukan
pengawasan terhadap proses pengolahan limbah tulang dan
kulit, dan mengkoordinasi staff limbah tulang kulit.
4. Pemasaran Limbah
A. Perencanaan :
1. Kompos yang sudah jadi dikemas dengan karung 50kg
2. Harga perkilo : Rp. 8.000, Harga pasar : Rp. 10.000
3. Pembeli : Petani sekitar / Penjual pupuk lanjutan
4. Pembeli datang ke peternakan
5. Promosi mengandalkan komunikasi dari mulut ke mulut dan
harga yang murah
B. Pengorganisasian :
1. Manager pengolahan limbah/kulit : bertanggung jawab atas
pemenuhan stok dari pupuk kompos
2. Manager pemasaran : bertanggung jawab atas pemasaran
pupuk kompos
C. Penyusunan Staff :
1. Pengawas Kandang: Menjual pupuk kompos ke pembeli,
melakukan pencatatan siapa saja yang membeli
D. Pengarahan :
1. Manager pemasaran mengarahkan pengawas kandang dengan
memberitahu harga dari pupuk kompos dan melayani yang
mau membeli pupuk kompos
E. Pengawasan :
1. Manager pemasaran mengawasi hasil dari penjualan perhari

5. Pemasaran daging
A. Perencanaan :
1. Menghasilkan daging segar utuh tanpa tulang
2. Harga pasar : Rp. 80.000 - Rp. 110.000
3. Pembeli : Pedagang daging di pasar, Industri kuliner
( rerestaurant) , Industri pengolahan ( pabrik sosis, bakso, dll)
4. Pendistribusian daging akan di lakukanoleh bagian
pengiriman.
5. Promosi mengandalkan komunikasi dengan menawarkan
pedagang di pasar, pelaku industri kuliner, dan pelaku industri
pengolahan
6. Pengorganisasian :
1. Manager pengolahan daging : bertanggung jawab atas
pemenuhan olahan daging serta berkerja sama langsung
dengan manajer bagian pemasaran dalam memasarkan atau
promosi produk olahan daging tersebut.
2. Manager pemasaran : bertanggung jawab atas pemasaran
pupuk kompos
B. Penyusunan Staff :
1. Penjagal : warga lokal yang memahami tata cara
penyembelihan sapi agar daging yang dihasilkan halal,
mengingat mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim.
2. Pencacah daging : warga lokal yang terlatih dapat
menggunakan pisau pemotong daging, menguliti, dan
memisahkan daging dan tulangnya.
3. Pendistribusian : warga lokal yang sudah terbiasa mengirimkan
barangbaik dalam kota maupun luar kota
C. Pengarahan : Manager pemasaran mengarahkan pengawas
kandang dengan memberitahu harga dari pupuk kompos dan
melayani yang mau membeli pupuk kompos
D. Pengawasan : Manajer pemasaran dan manajer olahan daging
bekerja sama mengawasi produksi olahan daging dan mengawasi
pemasaran dan promosi penjual
Lembaga Penunjang

1. Lembaga keuangan (Bank)


Lembaga keuangan bertindak sebagai lembaga yang menyediakan jasa
keuangan bagi nasabahnya.
a. Perencanaan
Lembaga keuangan berfungsi sebagai pemberi modal dalam
usaha
b. Pengorganisasian
Kerjasama dalam menunjang keuangan
c. Pengarahan
Sebagai pengarahan perusahaan disaat terjadinya kendala
keuangan dalam perusahaan
d. Pengawasan
Sebagai lembaga yang mengawasi alur keuangan perusahaan
dan langsung berkordinasi bersama manajer keuangan dan
manajer pemasaran
2. Asuransi
Usaha peternakan memiliki berbagai resiko yang belum dapat
dimitigasi dengan baik yang diakibatkan oleh kematian, kecelakaan,
kehilangan, bencana, dan wabah penyakit.
a. Perencanaan
Asuransi memberikan ketentraman dan ketenangan sehingga
peternak dapat memusatkan perhatian pada pengelolaan usaha
dengan baik, memberikan jaminan perlindungan dari resiko
kematian dan kegilangan sapi
b. Pengorganisasian
Lembaga asuransi bekerjasama dalam memberikan asuransi
disaat perusahaan mengalami berbagai resiko yang belum dapat
dimitigasi dengan baik
c. Pengarahan
Asuransi mengarahkan perusahaan dalam beberapa perlakuan
yang harus dilakukan untuk menghindari berbagai resiko
d. Pengawasan
Mengawasi segala kegiatan dalam perusahaan, dan
berkordinasi dengan manajer kesehatan
3. Pemerintah
Sebagai pengembangan komoditas sapi potong dalam skala industri,
dibutuhkan izin dan legalitas dari pemerintah setempat. Izin dan
legalitas diperlukan karena agar perusahaan memiliki arah yang jelas
dan usaha yang diakui pemerintah.
a. Perencanaan
Pemerintah memberikan perusahaan leglitas dan izin mendirikan
suatu peternakan.
b. Pengorganisasian
Pemerintah berkoordinasi dengan pemilik perusahaan perihal
bantuan yang di berikan pemerintah atau pun ada gagasan baru dari
pemerintah.
c. Pengarahan
Pemerintah berkoordinasi dengan pemilik perusahaan perihal
peraturan yang harus dijalankan peternakan agar tidak melanggar
hukum
d. Pengawasan
Mengawasi segala kegiatan perusahaan
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen agribisnis adalah kegiatan dibidang sector pertanian


yang menggunakan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan bisnis. Dalam
bidang sector pertanian kegiatan agribisnis didasari oleh penyediaan
sarana produksi, proses produksi, penanganan dan pemasaran produk
tersebut ke konsumen.

B. Saran

Saran dari kelompok kami sebagai praktikum adalah lebih


diperbaiki lagi dalam masalah kegiatan praktikum, serta lebih diperjelas
lagi anatara SS1-SS5 apa bedanya, seperti apa contohnya, karena pada
dasarnya SS1-SS5 masih sama sama berkaitan antara perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan staff, pengarahan dan pengawasan sehingga
membingungkan letak perbedaannya dimana.

Anda mungkin juga menyukai