Anda di halaman 1dari 19

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017

MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN


TEKNIK ALAT BERAT
BAB VII
SISTEM HIDROLIK PADA ALAT
BERAT

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
2017
BAB VII
“SISTEM  HIDROLIK  PADA  ALAT  BERAT”

Kompetensi Inti :
Merawat dan memperbaiki sistem hidrolik pada alat berat

Kompetensi Dasar :
1. Menganalisis konsep dasar sistem hidrolik
2. Merawat sistem hidrolik
3. Memperbaiki sistem hidrolik

Materi:
A. Konsep Tekanan dan Aliran Fluida
B. Komponen Sistem Hidrolik dan Simbolnya
C. Jenis-Jenis Katup Hidrolik, Cara Kerja dan Fungsinya
D. Jenis Rangkaian Sistem Hidrolik
E. Ssistem Hidrolik Kontrol Mekanik, Pilot Control dan Kontrol Elektrohidrolik
F. Sirkuit Sistem Hidrolik Alat Berat
G. Bagian-bagian Konstruksi Alat Berat

1
BAB VII
SISTEM HIDROLIK PADA ALAT BERAT

A. Konsep Tekanan dan Aliran Fluida


Hidrolika merupakan cabang dari ilmu fisika yang mempelajari arus zat cair
melalui pipa-pipa dan pembuluh-pembuluh yang tertutup dalam pengaruh berbagai gaya
luar (hidrostatika) dan di bawah hukum-hukum arusnya sendiri (hidrodinamika).
Hidrostatika memiliki prinsip bahwa dalam suatu fluida yang berada dalam keadaan tidak
bergerak, tekanan pada titik manapun akan sama besar. Tekanan hanya tergantung pada
kerapatan fluida tersebut dan ketinggian permukaannya. Kenyataannya, hal sederhana
pertama yang berkaitan dengan prinsip kerja sistem hidrolik terjadi selama abad 17.
Ilmuwan Perancis Pascal menemukan prinsip-prinsip hidrolik berikut ini.
Hukum Pascal :
Tekanan yang diberikan pada cairan yang berada di dalam ruangan tertutup akan
diteruskan ke semua arah dengan sama besar, pada sudut yang sama. Hal ini
menjelaskan, mengapa botol yang berisi cairan akan pecah, saat sumbat botol ditekan ke
arah dalam.

Sumbat yang memiliki luas permukaan 1 inch2 ditekan dengan gaya 10 pound
(lb.) ke arah dalam botol yang berisi cairan yang tak dapat dikompresikan. Hasilnya
adalah timbulnya gaya sebesar 10 lb pada tiap 1 inch2 bidang permukaan botol. Jika
bagian bawah botoll memiliki luas permukaan sebesar 10 inch2, maka bidang tersebut
akan mendapat gaya sebesar 100 lb. Gaya sebesar ini dapat dengan mudah memecahkan
bagian bawah botol.
Joseph Bramah, seorang mekanik asal Inggris, membuat alat pres di awal revolusi
industri hanya dengan menerapkan hukum Pascal. Ia memperhitungkan dan menguji
suatu gaya yang kecil pada permukaan yang kecil akan menghasilkan gaya yang besar
secara proporsional pada permukaan yang besar pula saat gaya tadi diberikan. Hal ini
ditunjukkan pada rumus berikut :
100 lb. 1000 lb.
----------------- = -------------------
1 inch2 10 inch2

2
Tekanan yang menekan bidang pada umumnya dinyatakan dengan pound per
inch2,bar atau kilopascal. Dan disingkat psi, Bar atau kPa. Dengan mengetahui tekanan
pada suatu sistem, dan luas permukaan yang digunakan, kita dapat menentukan
besarnya gaya yang bekerja pada sistem hidrolik. Satuan tekanan adalah antara lain:
kgf/cm2, lbf/ft2, Bar, Atm, mmHg, psi, N/m2.

GAYA (Lbs.) = TEKANAN (psi) X LUAS PERMUKAAN (Inch2)

Konsep-Konsep Dasar Hidrolik

Berat adalah gaya

Besarnya gaya yang dihasilkan oleh suatu benda dengan massa 1 kg adalah 10
Newton , yang diperoleh dari :

F = m x g = 1 kg x 10 m/detik2 = 10 kg.m/detik2 = 10 N

Dimana :

F = gaya yang dihasilkan


m = massa benda
g = percepatan gravitasi bumi (
10 m/detik2 )

Usaha ( work ) adalah besarnya gaya yang dikeluarkan ( F= N ) untuk


memindahkan benda untuk menempuh jarak tertentu ( s= m ). Pada gambar di samping,
seseorang menarik tali hingga benda terangkat sejauh 1 m. Bila ia mengeluarkan gaya
sebesar 1 N, maka usaha (work)
yang ia lakukan adalah :
W = F x s = 1 N x 1 m = 1 N.m. = 1 joule
Daya ( power ) adalah besarnya usaha yang dilakukan ( W=joule ) tiap satu satuan
waktu ( t = detik ). Bila orang tersebut menarik tali selama 1 detik dengan kecepatan
konstan, maka ia telah mengeluarkan daya ( power ) sebesar:
P = W : t = 1 joule : 1 detik = 1 joule/detik = 1 Wa
3
Bila orang tersebut menarik tali hingga benda terangkat 1 meter dalam waktu
yang lebih singkat, misalnya 0,5 detik, maka ia telah mengeluarkan daya sebesar :
P = W : t = ( F x s ) : t = 1 joule : 0,5 Detik = 2 joule/detik = 2 Watt

Kesetimbangan

Pada gambar di bawah, sebuah benda dengan bobot 1 kgf diletakkan di atas piston
dengan luas penampang A, yaitu 1 cm2. Dan pada sisi yang lain diletakkan dua buah
benda dengan bobot total 2 kgf diatas piston dengan luas penampang B, yaitu 2 cm 2.
pada sisi sebelah kiri, gaya yang dihasilkan benda pada piston A menyebabkan timbulnya
tekanan (pressure) di dalam oli sebesar 1kgf/cm2. tekanan tersebut akan sama di bagian
manapun di dalam bejana.
Tekanan sebesar 1kgf/cm2 tersebut kemudian mendorong piston B hingga
menghasilkan gaya F = p x A , atau 1 kgf/cm2 x 2 cm2 dan didapat 2 kgf. Gaya yang
dihasilkan itu kemudian akan menahan beban yang bekerja pada piston B yang besarnya
2 kgf hingga setimbang.

Perubahan energi

Pada kendaraan, terdapat dua pilihan :


1. Kecepatan tinggi – tenaga kecil ( torsi lemah )
2. Kecepatan rendah – tenaga besar ( torsi lemah )
Hal ini terjadi pula pada sistem hidrolik. Pelipat gandaan gaya tidak terjadi tanpa
ada yang dikorbankan. Kita harus mengurangi kecepatan untuk mendapatkan tenaga atau
torsi yang lebih besar. Suatu gaya sebesar 1 lb menekan bidang seluas 1 inchi2 sejauh 10
inchi ke arah bawah, akan mengangkat beban 10 lb dengan luas penampang 10 10
inchi2 hanya sejauh 1 inch. Seperti tuas yang kita lihat pada gambar sebelumnya, sistem
hidrolik ini memiliki rasio 1 banding 10 dari beban input. Namun beban hanya akan
bergerak sejauh seper sepuluh jarak yang ditempuh gaya input. Tuas akan bergerak
dengan jarak yang sama.

4
Load Sensing

Percobaan di atas menjelaskan penginderaan beban ( load sensing ). Pada


gambar 24, beban hanya 10 kgf di kedua sisi. Dengan luas penampang A1 dihasilkan
tekanan sebesar 1kgf/cm2 di dalam oli dan terlihat dari pembacaan pressure gauge
sebelah kiri. Pressure sebesar ini diubah kembali menjadi gaya pada piston A3 sebesar : F
= 1 kgf/cm2 x 10 cm2 = 10 kgf, dan gaya ini ditambah gaya spring sebesar 2 kgf, hingga
menjadi 12 kgf, ke arah kanan.
Di sisi kanan, piston mendapat beban yang sama yaitu 10 kgf dan menghasilkan
pressure yang sama pula. Pressure tersebut diubah kembali menjadi gaya pada piston A4
sebesar F= 1 kgf/cm2 x 11 cm2 = 11 kgf, ke arah kiri. Karena gaya ke kanan lebih besar,
maka piston tidak bergerak dan tetap diam.

Pada gambar 26, beban ditambah menjadi 3 kgf, dan menghasilkan pressure
sebesar 3 kgf/cm2. pressure tersebut kemudian diubah kembali menjadi gaya pada piston
A3 sebesar 30 kgf, ditambah dengan gaya spring 2 kgf, menjadi 32 kgf, ke arah kanan.
Pada sisi kanan, dengan beban yang sama menghaslkan pressure yang sama, namun
pressure tersebut diubah menjadi gaya pada piston A4 menghasilkan :
5
F= 3 kgf/cm2 x 11 cm2 = 33 kgf, ke arah kiri.

Saat ini gaya ke kiri lebih besar dari gaya ke kanan pada piston horizontal,
menyebabkan piston horizontal kemudian bergerak ke kiri dan membuka jalur kembali ke
tangki bagi oli di silinder sebelah kanan, hingga piston kanan turun.

B. Komponen Sistem Hidrolik dan Simbolnya


Komponen-komponen utama sistem hidrolik diantaranya adalah :
1. Tangki hidrolik (hydraulic tank), berfungsi sebagai tempat penampungan oli dan
pendingin oli yang kembali dari sistem.
2. Pompa hidrolik (hydraulic pump), berfungsi sebagai pemindah oli dari tangki ke dalam
sistem bersama komponen lain menimbulkan tenaga hidrolik (hydraulic pressure).
3. Control valve, berfungsi untuk mengatur tekanan, jumlah dan arah aliran oli yang
masuk ke sistem.
4. Actuator (hydraulic cylinder), berfungsi merubah tenaga hidrolik menjadi tenaga
mekanik.
5. Main relief valve, berfungsi untuk membatasi tekanan di dalam hydraulic
system untuk menghindari kerusakan hydraulic system akibat over pressure.
6. Filter, berfungsi untuk menyaring kotoran–kotoran agar tidak ikut bersirkulasi ke
dalam sistem.

Adapun simbol-simbolnya antara lain sebagai berikut:


Pompa dengan debit Pompa dengan debit
konstan (fixed yang
displacement) dengan dapat diatur (variable
satu arah aliran displacement) dengan
satu
arah aliran
Pompa dengan debit
konstan (fixed Motor dengan debit
displacement) dan aliran
dapat berbalik yang variable dan
(reversible) reversible
Motor dengan debit
aliran konstan dengan Alat hidrolik yang
satu arah aliran dapat
berfungsi sebagai
motor
dan pompa reversible
dengan
debit aliran variable

6
Motor hidrolik dengan Alat hidrolik dengan
sudut atur terbatas / volume
gerakan terbatas langkah variabel,
bekerja
dalam arah aliran yang
sama,
sebagai pompa dan
sebagai
motor.

Alat hidrolik dengan Alat hidrolik dengan


volume langkah volume
konstan, bekerja langkah variable,
dalam arah aliran bekerja
yang sama, sebagai dalam arah yang satu
pompa dan sebagai sebagai pompa,
motor. dalam arah
yang berlawanan
sebagai
motor.
Alat hidrolik dengan
Motor hidrolik volume
reversible dengan dua langkah konstan,
displacement tetapi dapat
bekerja dalam dua
arah
sebagai pompa dan
sebagai
motor.

Pompa ganda dengan


debit konstan Motor hidrolik
reversible
dengan 3
displacement

Pompa ganda dengan debit variable

Pengaktifan Pengaktifan
menggunakan otot menggunakan
secara umum otot lewat tombol

7
Pengaktifan Pengaktifan
menggunakan otot menggunakan
lewat tuas otot lewat pedal

Pengaktifan secara
Pengaktifan secara mekanis
mekanis lewat lewat spring
peraba
Pengaktifan secara
Pengaktifan secara mekanis
mekanis lewat rol lewat rol gulir pada
peraba satu arah
Pengaktifan secara Pengaktifan secara
elektrik lewat elektrik
dengan satu lilitan lewat beberapa
lilitan
Pengaktifan secara Pengaktifan dengan
elektrik lewat motor tekanan lewat
listrik pembebasan
tekanan
Pengaktifan dengan Pengaktifan dengan
tekanan lewat tekanan
pemberian tekanan lewat selisih tekanan
Pengaktifan dengan Pengaktifan dengan
tekanan lewat pilot tekanan
valve yang lewat pilot valve
mendapat tekanan pembebas
(remote control) tekanan (remote
control)

Sambungan dalam
Hubungan yang valve
terputus ditunjukkan dengan
titik
Pipa-pipa pemasukan
Anak panah dan
menunjukkan arah pengembalian
aliran menunjukkan
kedudukan netral
atau posisi
keluar.
Langkah satu dengan 1 dan 2 adalah
lainnya dihubungkan kedudukan
dengan tidak bertahap aktif dan 0 adalah
kedudukan
netral

8
Banyaknya segi empat sama dengan banyaknya kedudukan
(langkah), dalam hal ini dua

Pengubah tekanan, Silinder kerja ganda


tekanan di y menjadi dengan
lebih kecil dibanding di penahan (buffer) yang
x dapat
distel pada kedua sisi.
Silinder kerja ganda Silinder teleskop kerja
dengan penahan tunggal dengan piston
(buffer) yang tidak yang
dapat distel. dapat digeser. Panjang
totalnya adalah
jumlah
panjang dari semua
silinder.
Silinder kerja ganda Silinder kerja tunggal,
dengan batang piston kembali oleh pegas
(piston rod) pada (spring).
kedua sisi.
Silinder kerja ganda Silinder kerja tunggal
dengan batang piston dengan batang piston
pada satu sisi. pada
satu sisi.

Pengubah medium tekan (udara dan oli)

Jalur tenaga Jalur pengembalian

Jalur pilot Jalur pengembalian


oleh
kebocoran
Arah aliran :
Sambungan pipa 1. hidrolik (oli)
2. Pneumatik
(udara)

Jalur tanpa kopling


Filter yang
ertutup oleh non-
return valve

9
Jalur tanpa kopling Indikasi arah aliran
yang terbuka.
Indikasi arah rute
Shut-off valve aliran di
dalam valve

Indikasi dari arah Mengindikasikan


putaran karakteristik
yang bervariasi.

Jalur dengan non Indikasi bahwa


return valve , terbuka beberapa
secara mekanis. komponen terpasang
pada
satu unit.
Spring Sambungan pipa

Pipa yang saling Jalur yang fleksibel.


berseberangan dan
tidak berhubungan
satu dengan lainnya
Turning joint / swivel Pipa dengan blocked
block plug
Pipa dengan Quick release union
penutupan sengaja. tanpa
non-return valve.

C. Jenis-Jenis Katup Hidrolik, Cara Kerja dan Fungsinya


Menurut fungsinya katup-katup dikelompokkan sebagai berikut :
1. Katup Pengarah (Directional Control Valves)
Katup pengarah adalah katup perlengkapan yang menggunakan lubang-lubang
saluran kecil yang akan dilewati oleh hidrolik, terutama untuk mulai (start) dan
berhenti (stop) serta mengarahkan aliran itu (mengontrol arah dari gerakan silinder
hidrolik atau motor hidrolik dengan merubah arah aliran oli atau memutuskan
aliran oli). Dalam membuat diagram rangkaian (circuit diagram) hidrolik, setiap jenis
katup yang digunakan harus digambarkan secara simbol-simbol saja. Directional
control valve terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu series valve circuit, tandem valve
circuit dan parallel valve circuit.
Berikut ini contoh katup pengarah:

10
Katup 4/3 (4 lubang atau jalur dengan 3 posisi)
digerakkan oleh katup tangan melalui tuas dan
dikembalikan oleh pegas pengembali ke posisi
semula)
Step 1 : netral. pada posisi ini oli hasil pemompaan
dialirkan kembali ke tangki (pada sistem open
centre).jalur-jalur yang menuju silinder ditutup
hingga tidak ada aliran oli menuju atau kembali dari
silinder. Piston tidak dapat bergerak keluar (extend)
atau bergerak masuk (retract) karena oli terjebak di
kedua sisi piston.

Step 2 : Naik. Pada posisi ini oli hasil pemompaan


akan disalurkan menuju positive side (piston side)
silinder, dan oli pada sisi negative side (rod side)
akan dialirkan kembali ke tangki.

Step 3 : Turun. Pada posisi ini hasil pemompaan


akan disalurkan menuju negative side (rod side)
silinder, dan oli dari positive side (piston side) akan
dialirkan kembali ke tangki.

2. Katup Satu Arah (Non Return Valves atau check valve)


Katup ini berfungsi untuk mengatur arah aliran hidrolik hanya satu arah saja yaitu bila
udara telah melewati katup tersebut maka udara tidak dapat berbalik arah.

Konstruksi dan simbol


katup satu arah dengan
pembalik pegas

Shuttle valve
Katup ini akan mengalirkan
udara bertekanan dari salah satu
sisi, baik sisi kiri saja atau sisi
kanan saja

3. Katup Pengatur Tekanan (Pressure Control Valves)


Katup pengatur tekanan hidrolik yaitu katup yang mengatur tekanan agar penggerak
hidrolik dapat bekerja sesuai dengan tekanan yang diharapkan. Bila telah melewati

11
tekanan yang diperlukan maka katup ini akan membuka secara otomatis, selanjutnya
aliran hidrolik akan dikembalikan ke tangki baik seluruhnya atau sebagian saja, hingga
tekanan yang diperlukan tidak berlebihan. Bentuk pressure control valve terbagi
menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu tipe poppet, tipe piston, dan tipe pilot.

Pressure control valve antara lain


relief valve, pressure reducing
valve dan sequence valve.
Katup relief valve terutama
dipakai sebagai katup pengaman
(katup tekanan lebih). Katup ini
mencegah terlampauinya
tekanan maksimal yang ditolelir
dalam sistem.

Sedangkan sequence valve berfungsi untuk memberikan prioritas aliran pada salah
satu sistem. Dalam gambar di atas, clamp (attachment untuk penjepit) akan bekerja
terlebih dahulu sebelum drill (attahment untuk mengebor).
4. Katup Pengontrol Aliran (Flow Control Valves)
Flow control valve adalah katup yang berfungsi mengatur jumlah aliran oli yang
akan masuk ke actuator. Katup-katup yang termasuk kedalam katup pengontrol
jumlah aliran adalah throttle valve, suction valve, flow reducing valve, flow divider
valve, demand valve, dan quick drop valve.
Throttle valve berfungsi untuk
mengalirkan oli ke dua arah
dimana arah aliran kembali
dipersempit, sehingga kapasitas
oli yang mengalir menjadi kecil

Nama lain suction valve adalah make-up valve, intake


valve, suction return valve, vacuum valve atau antivoid
valve. Suction valve berfungsi untuk mencegah
kevacuman di dalam sirkuit hidrolik. Suction valve
biasanya terletak antara control valve dan actuator

Flow reducing calve atau flow check valve berfungsi


untuk mengurangi jumlah oli yang akan menuju
actuator agar gerakan actuator menjadi lambat sesuai
dengan load/bebannya. Lambatnya gerakan actuator
tersebut mempermudah operator saat
memposisikan attachment

12
Demand valve berfungsi untuk menjaga agar aliran oli yang menuju ke sistem
steering selalu konstan. Flow divider valve berfungsi untuk membagi aliran oli dari
satu pompa menjadi dua aliran dimana salah satu alirannya konstan. Quick drop
valve berfungsi untuk mempercepat penurunan blade sewaktu control valve posisi
lower, dimana oli dari sisi cylinder head disalurkan ke sisi cylinder bottom.

D. Jenis Rangkaian Sistem Hidrolik

Hubungan antar komponen–komponen sistem hidrolik di atas terbagi menjadi


dua jenis, yaitu open center system (sistem terbuka) dan close center system (sistem
tertutup). Pada open center system, jika control valve dalam keadaan netral, aliran oli
yang di-supply oleh pompa langsung dikembalikan ke tangki hidrolik. Pada saat itu, flow-
nya maksimum sedangkan pressure-nya nol. Jenis pompa hidrolik yang digunakan
biasanya adalah fixed displacement pump (pompa dengan perpindahan aliran hidrolik
tetap jumlahnya pada putaran yang sama).

Pada close center system, jika control valve dalam keadaan netral, saluran dari
pompa akan tertutup. Sehingga tekanan sistem akan meningkat dan jika sudah mencapai
batas yang sudah ditentukan, supply pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk
menjaga tekanan dalam sistem agar tetap pada tekanan maksimum sistem (jika
menggunakan fixed displacement pump). Namun jika menggunakan variable displacement
pump (pompa dengan perpindahan aliran hidrolik bervariasi jumlahnya pada putaran yang
sama) maka walaupun saluran pada saat netral tertutup di control valve, aliran pompa
akan berada pada posisi minimal sehingga tekanannya juga minimal (stand-by pressure)
tanpa memperdulikan putaran pompanya.

13
E. Sistem Hidrolik Kontrol Mekanik, Pilot Control dan Kontrol Elektrohidrolik
Dalam sistem hidrolik, jenis-jenis penggerak untuk directional control valve-nya
bermacam-macam, antara lain; a) digerakkan secara manual dengan tuas (lever),
tombol/knob (button), pedal kaki (foot pedal), b) secara mekanik melalui roler, c) dengan
bantuan pilot hidrolik atau udara, d) ataupun bantuan solenoid listrik , e) dan lain-lain.

14
F. Sirkuit Sistem Hidrolik Alat Berat
Bentuk sirkuit dalam sistem hidrolik alat berat ada yang sederhana dan ada yang
komplek/rumit tergantung dari jumlah attachment-nya. Semakin banyak jumlah
attachment-nya, sirkuitnya akan semakin rumit karena jumlah spool pada control
valvenya juga bertambah. Misalnya saja, pada articulated hauler dump truck (ADT),
hidrolik utamanya antara lain untuk menaikkan (dumping/lifting) dan menurunkan
lowering) dump body serta hidrolik pada sistem kemudi. Sedangkan pada sebuah
excavator, hidrolik utamanya antara lain untuk menggerakan bucket, arm, boom, swing
device, travel motor, dan sebagainya. Oleh karena itu sirkuit sistem hidrolik excavator
akan lebih komplek dibanding ADT. Begitu juga dengan alat berat lainnya, seperti wheel
loader, bulldozer, dan compactor dan lain-lain. Berikut ini contoh sirkuit sistem hidrolik
pada alat berat:

Sirkuit hidrolik
travel motor
excavator
menggunakan
pengontrolan
pilot system
(sistem bantu)
pada main
control valve-nya
(kontrol valve
utamanya)

15
Sirkuit hidrolik ADT

16
Sirkuit hidrolik wheel loader

17
G. Bagian-Bagian Konstruksi Alat Barat
Berikut ini beberapa contoh bagian konstruksi alat berat

Konstruksi bulldozer

Articulated hauler dump truck


18

Anda mungkin juga menyukai