Kompetensi Inti :
Merawat dan memperbaiki sistem hidrolik pada alat berat
Kompetensi Dasar :
1. Menganalisis konsep dasar sistem hidrolik
2. Merawat sistem hidrolik
3. Memperbaiki sistem hidrolik
Materi:
A. Konsep Tekanan dan Aliran Fluida
B. Komponen Sistem Hidrolik dan Simbolnya
C. Jenis-Jenis Katup Hidrolik, Cara Kerja dan Fungsinya
D. Jenis Rangkaian Sistem Hidrolik
E. Ssistem Hidrolik Kontrol Mekanik, Pilot Control dan Kontrol Elektrohidrolik
F. Sirkuit Sistem Hidrolik Alat Berat
G. Bagian-bagian Konstruksi Alat Berat
1
BAB VII
SISTEM HIDROLIK PADA ALAT BERAT
Sumbat yang memiliki luas permukaan 1 inch2 ditekan dengan gaya 10 pound
(lb.) ke arah dalam botol yang berisi cairan yang tak dapat dikompresikan. Hasilnya
adalah timbulnya gaya sebesar 10 lb pada tiap 1 inch2 bidang permukaan botol. Jika
bagian bawah botoll memiliki luas permukaan sebesar 10 inch2, maka bidang tersebut
akan mendapat gaya sebesar 100 lb. Gaya sebesar ini dapat dengan mudah memecahkan
bagian bawah botol.
Joseph Bramah, seorang mekanik asal Inggris, membuat alat pres di awal revolusi
industri hanya dengan menerapkan hukum Pascal. Ia memperhitungkan dan menguji
suatu gaya yang kecil pada permukaan yang kecil akan menghasilkan gaya yang besar
secara proporsional pada permukaan yang besar pula saat gaya tadi diberikan. Hal ini
ditunjukkan pada rumus berikut :
100 lb. 1000 lb.
----------------- = -------------------
1 inch2 10 inch2
2
Tekanan yang menekan bidang pada umumnya dinyatakan dengan pound per
inch2,bar atau kilopascal. Dan disingkat psi, Bar atau kPa. Dengan mengetahui tekanan
pada suatu sistem, dan luas permukaan yang digunakan, kita dapat menentukan
besarnya gaya yang bekerja pada sistem hidrolik. Satuan tekanan adalah antara lain:
kgf/cm2, lbf/ft2, Bar, Atm, mmHg, psi, N/m2.
Besarnya gaya yang dihasilkan oleh suatu benda dengan massa 1 kg adalah 10
Newton , yang diperoleh dari :
F = m x g = 1 kg x 10 m/detik2 = 10 kg.m/detik2 = 10 N
Dimana :
Kesetimbangan
Pada gambar di bawah, sebuah benda dengan bobot 1 kgf diletakkan di atas piston
dengan luas penampang A, yaitu 1 cm2. Dan pada sisi yang lain diletakkan dua buah
benda dengan bobot total 2 kgf diatas piston dengan luas penampang B, yaitu 2 cm 2.
pada sisi sebelah kiri, gaya yang dihasilkan benda pada piston A menyebabkan timbulnya
tekanan (pressure) di dalam oli sebesar 1kgf/cm2. tekanan tersebut akan sama di bagian
manapun di dalam bejana.
Tekanan sebesar 1kgf/cm2 tersebut kemudian mendorong piston B hingga
menghasilkan gaya F = p x A , atau 1 kgf/cm2 x 2 cm2 dan didapat 2 kgf. Gaya yang
dihasilkan itu kemudian akan menahan beban yang bekerja pada piston B yang besarnya
2 kgf hingga setimbang.
Perubahan energi
4
Load Sensing
Pada gambar 26, beban ditambah menjadi 3 kgf, dan menghasilkan pressure
sebesar 3 kgf/cm2. pressure tersebut kemudian diubah kembali menjadi gaya pada piston
A3 sebesar 30 kgf, ditambah dengan gaya spring 2 kgf, menjadi 32 kgf, ke arah kanan.
Pada sisi kanan, dengan beban yang sama menghaslkan pressure yang sama, namun
pressure tersebut diubah menjadi gaya pada piston A4 menghasilkan :
5
F= 3 kgf/cm2 x 11 cm2 = 33 kgf, ke arah kiri.
Saat ini gaya ke kiri lebih besar dari gaya ke kanan pada piston horizontal,
menyebabkan piston horizontal kemudian bergerak ke kiri dan membuka jalur kembali ke
tangki bagi oli di silinder sebelah kanan, hingga piston kanan turun.
6
Motor hidrolik dengan Alat hidrolik dengan
sudut atur terbatas / volume
gerakan terbatas langkah variabel,
bekerja
dalam arah aliran yang
sama,
sebagai pompa dan
sebagai
motor.
Pengaktifan Pengaktifan
menggunakan otot menggunakan
secara umum otot lewat tombol
7
Pengaktifan Pengaktifan
menggunakan otot menggunakan
lewat tuas otot lewat pedal
Pengaktifan secara
Pengaktifan secara mekanis
mekanis lewat lewat spring
peraba
Pengaktifan secara
Pengaktifan secara mekanis
mekanis lewat rol lewat rol gulir pada
peraba satu arah
Pengaktifan secara Pengaktifan secara
elektrik lewat elektrik
dengan satu lilitan lewat beberapa
lilitan
Pengaktifan secara Pengaktifan dengan
elektrik lewat motor tekanan lewat
listrik pembebasan
tekanan
Pengaktifan dengan Pengaktifan dengan
tekanan lewat tekanan
pemberian tekanan lewat selisih tekanan
Pengaktifan dengan Pengaktifan dengan
tekanan lewat pilot tekanan
valve yang lewat pilot valve
mendapat tekanan pembebas
(remote control) tekanan (remote
control)
Sambungan dalam
Hubungan yang valve
terputus ditunjukkan dengan
titik
Pipa-pipa pemasukan
Anak panah dan
menunjukkan arah pengembalian
aliran menunjukkan
kedudukan netral
atau posisi
keluar.
Langkah satu dengan 1 dan 2 adalah
lainnya dihubungkan kedudukan
dengan tidak bertahap aktif dan 0 adalah
kedudukan
netral
8
Banyaknya segi empat sama dengan banyaknya kedudukan
(langkah), dalam hal ini dua
9
Jalur tanpa kopling Indikasi arah aliran
yang terbuka.
Indikasi arah rute
Shut-off valve aliran di
dalam valve
10
Katup 4/3 (4 lubang atau jalur dengan 3 posisi)
digerakkan oleh katup tangan melalui tuas dan
dikembalikan oleh pegas pengembali ke posisi
semula)
Step 1 : netral. pada posisi ini oli hasil pemompaan
dialirkan kembali ke tangki (pada sistem open
centre).jalur-jalur yang menuju silinder ditutup
hingga tidak ada aliran oli menuju atau kembali dari
silinder. Piston tidak dapat bergerak keluar (extend)
atau bergerak masuk (retract) karena oli terjebak di
kedua sisi piston.
Shuttle valve
Katup ini akan mengalirkan
udara bertekanan dari salah satu
sisi, baik sisi kiri saja atau sisi
kanan saja
11
tekanan yang diperlukan maka katup ini akan membuka secara otomatis, selanjutnya
aliran hidrolik akan dikembalikan ke tangki baik seluruhnya atau sebagian saja, hingga
tekanan yang diperlukan tidak berlebihan. Bentuk pressure control valve terbagi
menjadi 3 (tiga) tipe, yaitu tipe poppet, tipe piston, dan tipe pilot.
Sedangkan sequence valve berfungsi untuk memberikan prioritas aliran pada salah
satu sistem. Dalam gambar di atas, clamp (attachment untuk penjepit) akan bekerja
terlebih dahulu sebelum drill (attahment untuk mengebor).
4. Katup Pengontrol Aliran (Flow Control Valves)
Flow control valve adalah katup yang berfungsi mengatur jumlah aliran oli yang
akan masuk ke actuator. Katup-katup yang termasuk kedalam katup pengontrol
jumlah aliran adalah throttle valve, suction valve, flow reducing valve, flow divider
valve, demand valve, dan quick drop valve.
Throttle valve berfungsi untuk
mengalirkan oli ke dua arah
dimana arah aliran kembali
dipersempit, sehingga kapasitas
oli yang mengalir menjadi kecil
12
Demand valve berfungsi untuk menjaga agar aliran oli yang menuju ke sistem
steering selalu konstan. Flow divider valve berfungsi untuk membagi aliran oli dari
satu pompa menjadi dua aliran dimana salah satu alirannya konstan. Quick drop
valve berfungsi untuk mempercepat penurunan blade sewaktu control valve posisi
lower, dimana oli dari sisi cylinder head disalurkan ke sisi cylinder bottom.
Pada close center system, jika control valve dalam keadaan netral, saluran dari
pompa akan tertutup. Sehingga tekanan sistem akan meningkat dan jika sudah mencapai
batas yang sudah ditentukan, supply pompa dikurangi atau dihentikan sama sekali untuk
menjaga tekanan dalam sistem agar tetap pada tekanan maksimum sistem (jika
menggunakan fixed displacement pump). Namun jika menggunakan variable displacement
pump (pompa dengan perpindahan aliran hidrolik bervariasi jumlahnya pada putaran yang
sama) maka walaupun saluran pada saat netral tertutup di control valve, aliran pompa
akan berada pada posisi minimal sehingga tekanannya juga minimal (stand-by pressure)
tanpa memperdulikan putaran pompanya.
13
E. Sistem Hidrolik Kontrol Mekanik, Pilot Control dan Kontrol Elektrohidrolik
Dalam sistem hidrolik, jenis-jenis penggerak untuk directional control valve-nya
bermacam-macam, antara lain; a) digerakkan secara manual dengan tuas (lever),
tombol/knob (button), pedal kaki (foot pedal), b) secara mekanik melalui roler, c) dengan
bantuan pilot hidrolik atau udara, d) ataupun bantuan solenoid listrik , e) dan lain-lain.
14
F. Sirkuit Sistem Hidrolik Alat Berat
Bentuk sirkuit dalam sistem hidrolik alat berat ada yang sederhana dan ada yang
komplek/rumit tergantung dari jumlah attachment-nya. Semakin banyak jumlah
attachment-nya, sirkuitnya akan semakin rumit karena jumlah spool pada control
valvenya juga bertambah. Misalnya saja, pada articulated hauler dump truck (ADT),
hidrolik utamanya antara lain untuk menaikkan (dumping/lifting) dan menurunkan
lowering) dump body serta hidrolik pada sistem kemudi. Sedangkan pada sebuah
excavator, hidrolik utamanya antara lain untuk menggerakan bucket, arm, boom, swing
device, travel motor, dan sebagainya. Oleh karena itu sirkuit sistem hidrolik excavator
akan lebih komplek dibanding ADT. Begitu juga dengan alat berat lainnya, seperti wheel
loader, bulldozer, dan compactor dan lain-lain. Berikut ini contoh sirkuit sistem hidrolik
pada alat berat:
Sirkuit hidrolik
travel motor
excavator
menggunakan
pengontrolan
pilot system
(sistem bantu)
pada main
control valve-nya
(kontrol valve
utamanya)
15
Sirkuit hidrolik ADT
16
Sirkuit hidrolik wheel loader
17
G. Bagian-Bagian Konstruksi Alat Barat
Berikut ini beberapa contoh bagian konstruksi alat berat
Konstruksi bulldozer