apa kabarmu, wahai Tuan? kiranya aku menanggung rindu di kubang sepi atas kalimat cahaya yang kerap engkau dengungkan
Bidadari mata pagi
adakah kutemui senyummu lagi, Tuan? di balik gurat-gurat dukamu yang semakin liar namun mewangi meregang tawa tanpa suara walau hanya perlahan
Bidadari tabir sunyi
dimana engkau sembunyikan lisanmu, Tuan? adalah aku mencari jejakmu yang hilang diantara ceceran nilam berkalung api
Bidadari wajah puisi
kemana engkau selama ini, Tuan? tujuh musim telah berganti tak juga kudapati engkau mengumbar sajak pun wejangan
Bidadari mati suri
baikkah keadaanmu, wahai Tuan? kapankan engkau bangun dari pembaringan? dari pelukan malam yang panjang dari selimut lentik bulan yang berkilauan dari riuh ramai kicau bintang-bintang
Bidadari mati suri
masih terpejamkah engkau sekarang? tertitip salam hangatku di bawah layung senja yang berlari bersama hembusan angin yang meniup sejuta ilalang