Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian Gas Analyzer Digital


Secara defenisi, gas adalah salah satu dari empat unsur dasar. Dimana gas tidak
tampak oleh mata manusia karena adanya pemisah partikel gas yang sangat besar.
Karena itu dibuatlah alat ukurnya berupa Gas Analyzer
Gas Analyzer adalah instument yang digunakan untuk mengukur proporsi dan
komposisi dari gabungan gas. Gas yang bisa dukur melalui Gas Analyzer adalah gas
karboh dioksida (CO2), oksigen (O2), karboh monoksida (CO). Gas Analyzer berupa alat
yang sudah dilengkapi dengan sistem print dan dapat juga memunculkan tampilannya ke
laptop.
Gas analyzer adalah instrumen yang mampu menganalisis spesies gas kimia yang ada
dalam sampel. Tidak hanya itu mengidentifikasi spesies tetapi juga memiliki kemampuan
untuk memberikan nilai pengukuran kuantitas yang ditampilkannya bentuk numerik atau
menunjukkannya secara grafis.
Pada perangkat gas analyzer terdapat beberapa komponen penting, salah satunya
adalah sensor. Sensor merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk mendeteksi dan
mengukur kadar gas tertentu sesuai dengan jenis sensornya.

B. Fungsi Gas Analyzer


1. Untuk mengetahui efektivitas proses pembakaran bahan bakar pada mesin
dengan cara menganalisis kandungan karbon monoksida (CO) dan
hidrokarbon (HC) yang terkandung dalam gas buang
2. Untuk membantu saat melakukan penyetelan campuran udara dan bahan
bakar dengan tepat
3. Untuk memperoleh kepastian mengenai kinerja mesin kendaraan yang
digunakan apakah dalam kondiasi prima dan dapat diandalkan. Selain itu,
uji emisi bisa mengirit bahan bakar, namun tenaga tepat optimal serta bisa
menciptakan lingkungan sehat dengan udara yang bersih
4. Untuk mengetahui adanya kerusakan pada bagian-bagian mesin kendaraan,
dengan cara melihat tingginya kandungan hidrokarbon (HC).
5. Untuk mengukur kadar emisi gas buang kendaraan yang selanjutnya
digunakan sebagai informasi apakah kendaraan tersebut masih ramah
lingkungan atau perlu dilakukan perbaikan pada sistem tertentu.
6. Pabrik semen memakai gas analyzer guna mengoptimalkan proses dan
safety proses.

C. Bagian-bagian Alat Gas Analyzer Type Qrotech QRO-401:


Secara umum pada gas analyzer terdapat beberapa tombol yang digunakan di
sisi depan atau bagian display, di bagian atas terdapat printernya, dan dibagian
belakang tedapat filter. Seperti pada Gambar 1 Berikut penjelasannya.

Gambar 1. Bagian-bagian Gas Analyzer

1. Tombol power : terdiri dari tombol ON (untuk menghidupkan alat) dan OFF
(untuk mematikan alat)
2. Selang probe : sebagai penghubung antara gas analyzer dengan kenalpot
kendaraan yang akan diuji gas buangannya
3. Probe : bagian dari selang probe yang dimasukkan ke dalam kenalpot
kendaraan yang diuji
4. Cek intel : sebagai tempat menyambungkan gas analyzer ke selang probe
5. Socket daya : sebagai daya dari alat yang dihubungkan ke PLN
6. Main filter, dust filter, dan zero filter: Berfungsi untuk menyaring kotoran
yang terdapat pada emisi gas buang agar tidak mempengaruhi kinerja sensor
dan saluran gas tidak tersumbat kotoran
7. Print out : sebagai tempat cetakan dari hasil pengukuran yang dilakukan
1. Display digital, menampilkan hasil pengukuran yang terdiri dari 6 segment
digital, yaitu:
 CO (%) : menampilkan hasil kadar dari karbon monoksida
 HC (ppm) : menampilkan hasil dari hidrokarbon
 CO2 : menampilkan kadar presentase dari gas karbon dioksida
 AFR (air flue ratio) : menampilkan campuran bahan bakar yang
tekandung dalam kendaraan
8. Tombol select
9. Tombol Zero (dengan tombol panah ke atas) : tombol ini digunakan untuk
menetralkan atau mengendalikan alat (pengkalibrasian alat) serta untuk
menggeser angka pada display
10. Tombol Purge : tombol ini digunakan untuk memasukkan angka pada display
11. Tombol ENT/MEAS : tombol ini digunakan untuk mengukur gas emisi buang
ketika sudah hidup
12. Tombol ESC/ Stand By : tombol ini digunakan untuk menolkan kembali angka
yang terdapat pada display setelah digunakan.

D. Prinsip Kerja
Prinsip kerja gas analyzer ialah mengambil gas sample dari probe lalu bakal
masuk ke masing-masing sample cell. Lalu, gas sample akan dikomparasikan dengan
gas standar melewati pemancaran sistem. Setelah itu, bakal menghasilkan perbedaan
panjang gelombang dan di konversi menjadi sinyal analog oleh receiver. Seperti pada
gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Blok diagram gas analyzer

Untuk Kalibrasi gas analyzer dilakukan dengan menginjeksikan gas standar


(zero dan span gas) yang sudah diketahui nilainya, dengan itu kita akan mengetahui
apakah ada penyimpangan dalam pengukuran. Jika ada penyimpangan (error)
maka gas analyzer kembali di adjust melalui panel control.

Untuk hasil pengukuran gas emisi udara (analyzer) pada mesin kendaraan
yakni CO2, O2, CO, dan HC adalah.

1. Carbon monoksida (CO)


Hasil dari pengukuran memiliki ideal masing-masing. Seperti, guna
CO untuk mengindikasi efisiensi pembakaran silinder. Pembakaran pada
kendaraan roda empat yang efisien ialah sekitar 0,2% sampai 1,5%
dengan nilai idealnya 0,5%. Sedangkan guna roda empat yang memakai
karburator selama 1% sampai 3,5% dengan nilai ideal 1-2%.
2. Karbon Dioksida (CO2)
Nilai CO2 ini seringkali mengacu pada hasil pembakaran yang terdapat
di dalam mesin kendaraan. Nilai ideal guna mesin 12%, sebab semakin
besar nilainya maka pembakaran bakal semakin baik. Artinya, energi yang
dipakai makin banyak. Jika kendaraan mengindikasi nilai kurang dari 12%
bisa jadi besar hal yang harus diperbaiki.
3. Hidro Karbon (HC)
Hidro karbon bakal mendeteksi banyak bensin yang terbuang pada gas
pengasingan kenalpot. Nilai ideal hidro karbon tidak boleh melebihi 300
ppm. Karena semakin besar nilainya maka akan semakin boros mesin
dalam memakai bahan bakar.
4. Oksigen (O2)
Jika suatu kendaraan mempunyai gas oksigen terlalu sedikit maka hal
itu mengindikasikan proses pembakaran yang tidak tepat didalam mesin
kendaraan. Nilai ideal penggunaan oksigen tidak boleh lebih dari 2%. Jika
lebih dari 2% maka akan terjadi kebocoran pada sistem pengasingan
mesin.

E. Cara Menggunakan Gas Analyzer


Kelayakan kendaraan untuk dapat digunakan berkendara di jalan raya salah
satunya harus lolos dari Uji Emisi Gas Buang, suapaya tidak terjadi pencemaran
udara, kerusakan pada lapisan ozon. Untuk pencegahan itu, kita bisa mengurangi
emisi gas buang dari kendaraan menggunakan gas analyzer. Berikut adalah cara
menggunakan gas analyzer:
1. Masukkan slang probe ke bagian INLET
2. Pasang kabel daya dan hubungkan ke PLN, setelah itu tekan tombol ON pada
tombol power.
3. Kemudian alat akan menimbulkan bunyi, dan tunggu sampai bagian AFR
menampilkan TEST pada display. Ke-6 display segmen akan menunjukkan
angka yang berubah-ubah, tunggu sampai angka di display AFR menunjukkan
angka 0.
4. Sambil mununggu AFR menjadi nol (0), hidupkan kendaraan dan gas sampai
kecepatannya menjadi 2000 rpm selama 1-2 menit.
5. Saat AFR menunjukkan angka nol (0) berarti alat sudah siap digunakan.
6. Sambungkan slang probe ke probe, lalu masukkan probe ke dalam kenalpot
kendaraan yang diuji.
7. Tekan ENT/MEAS.
8. Tunggu angka pada display stabil.
9. Setelah stabil tekan tombol HOLD PRINT sebanyak dua kali. Masukkan
nomor polisi kendaraan yang akan diuji sebagai identitas dari kendaraan yang
diuji pada display O2 yang berkedip
10. Untuk mencetak hasil pengukuran tekan tombol HOLD PRINT sebanyak satu
kali.
11. Untuk mengkalibrasi alat tekan tombol ESC/Stand By.

F. Perawatan Gas Analyzer


Sebuah alat apabila tidak digunakan akan mengalami kerusakan, karena ada
beberapa komponen jika tidak digunakan dalam jangka waktu yang panjang akan
mengalami kerusakan. Jadi dibutuhkan perawatan-perawatan alat supaya tahan lama,
hasil pengukuran tetap akurat. Untuk itu dilakukanlah perawatan-perawatan yang
maksimal, seperti berikut ini:
1. Tempatkan alat pada posisi yang rata dan dengan suhu udara yang ideal serta
sirkulasi udara yang baik
2. Lakukan proses pengukuran sesuai dengan procedure yang benar
3. Lakukan kalibrasi setiap 6 sampai 12 bulan sekali, atau tergantung pemakaian
4. Lakukan pemerikasaan bagan secara berkala
5. Jangan mencabut paksa kabel listrik dari stop kontak saat Gas Analyzer
sedang melakukan pengukuran
6. Matikan alat dan lepaskan kabel dari jaringan PLN setelah tidak terdengar lagi
bunyi setelah ditekan tombol OFF.
7. Inspeksi sistem setiap hari untuk meyakinkan bahwa sistem berjalan dengan
normal
8.  Setelah sistem beroperasi normal check system display dan alarm setiap hari
9. Check kondensor dan pompa setiap minggu
10. Check dan membersihkan filter probe setiap minggu.
Namun apabila gas analyzer tidak bisa digunakan walaupun sudah dilakukan
perawatan dengan baik, lakukan perbaikan ke tempat servise. Misalnya harus
dilakukan penggantian sensor oksigen secara berkala dan juga kalibrasi alat. Supaya
alat bisa digunakan kembali apabila mengalami kerusakan komponen.

PENGERTIAN EMISI GAS BUANG

Emisi gas buang merupakan polutan yang mengotori udara yang dihasilkan oleh gas buang
kendaraan. Gas buang kendaraan yang dimaksud adalah gas sisa proses pembakaran yang
dibuang ke udara bebas melalui saluran buang kendaraan. Terdapat emisi pokok yang
dihasilkan kendaraan. Beberapa zat yang tercantum pada emisi gas buang sebagai berikut

a.Hidro Karbon (HC)

Senyawa hidro karbon (HC) terjadi karena bahan bakar belum terbakar, tetapi sudah
terbuang bersama gas buang akibat pembakaran kurang sempurna dan penguapan bahan
bakar. Senyawa hidro karbon (HC) dibedakan menjadi dua yaitu bahan bakar yang tidak
terbakar sehingga keluar menjadi gas mentah serta bahan bakar yang terpecah karena
reaksi panas berubah menjadi gugusan HC lain yang keluar bersama gas buang. Senyawa HC
akan berdampak terasa pedih di mata, mengakibatkan tenggorokan sakit, penyakit paru-paru
dan kanker (Siswantoro, Lagiyono, & Siswiyanti).

b.Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida (CO) tercipta dari bahan bakar yang terbakar sebagian akibat
pembakaran yang tidak sempurna ataupun karena campuran bahan bakar dan udara yang
terlalu kaya (kurangnya udara). CO yang dikeluarkan dari sisa hasil pembakaran banyak
dipengaruhi oleh perbandingan campuran bahan bakar dan udara yang dihisap oleh mesin.
Untuk mengurangi CO perbandingan campuran ini harus dibuat kurus, tetapi cara ini
mempunyai efek samping yang lain yaitu NOx akan lebih mudah timbul dan tenaga yang
dihasilkan mesin akan berkurang. CO sangat berbahaya karena tidak berwarna maupun
berbau dan dapat mengakibatkan pusing dan mual (Siswantoro et al.).

c.Nitrogen Oksida (NOx)

Nitrogen Oksida (NOx) merupakan emisi gas buang yang dihasilkan akibat suhu kerja
yang tinggi. Udara yang digunakan untuk pembakaran sebenarnya mengandung unsur
nitrogen 80%.

Senyawa HC, CO, dan NOx merupakan gas beracun yang terdapat dalam gas bekas
kendaraan, sedangkan gas bekas kendaraan sendiri umumnya terdiri dari gas yang tidak
beracun seperti N2 (Nitrogen), CO2 (gas karbon), dan H2O (uap air). Komposisi dari gas
buang kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin adalah 72% N2, 18,1% CO2, 8,2%
H2O, 1,2% Gas Argon (gas mulia),

1,1% O2, dan 1,1% gas beracun yang terdiri dari 0,13% NOx, 0,09% HC, dan

0,9% CO. Gas buang yang beracun merupakan sebagian kecil dari volume gas bekas
kendaraan bermotor yang menyebabkan polusi udara (Siswantoro etal.).

d.Oksigen (O2)

Pembakaran yang tidak sempurna dalam mesin menyisakan oksigen ke udara. Oksigen yang
tersisa ini semakin kecil bila mana pembakaran terjadi makin sempurna (Syahrani, 2006).

Konsentrasi dari oksigen di gas buang kendaraan berbanding terbalik dengan konsentrasi
CO2. Normalnya konsentrasi oksigen di gas buang adalah sekitar 1.2 % atau lebih kecil
bahkan mungkin 0%. O2 yang terlalu tinggi disebabkan terjadinya kebocoran pada exhaust
sistem dan AFR (rasio udara- bahan bakar) terlalu kurus. Banyak gangguan-gangguan yang
menyebakan O2 meningkat yaitu karena adanya gangguan mesin mulai dari pengapian
terggangu, timing terlalu maju, coil mati, celah busi terlalu kecil, dan saluran udara
tersumbat (Abdillah & Sugondo, 2014).

e.Karbondioksida (CO2)

Emisi CO2 berkisar antara 12% sampai 15% yang diizinkan pemerintah. Konsentrasi CO2
menunjukkan secara langsung status proses pembakaran di

ruang bakar (Abdillah & Sugondo, 2014).

Gas buang terjadi di luar exhaust yaitu di knalpot, pengukuran yang dilakukan menggunakan
alat yaitu gas analyzer. Gas yang diukur dalam pengukuran gas buang yaitu :

a. Kadar CO b. Kadar CO2 c. Kadar HC d. Kadar O2

e. Kadar NOX

EMISI GAS BUANG DAN CEK KOMPRESI

Jika nilai CO yang diperbolehkan maximal 3% untuk mobil karburator dan 2% untuk mobil
injeksi karena pada proses penghisapan bensin ke ruang bakar, injeksi sudah menggunakan
sistem elektronik seperti injektor yang tugasnya menyemprotkan bensin ke ruang bakar.
Sementara karburator masih mengandalkan hisapan yang diperoleh dari pergerakan piston
pada silinder. sistem injeksi bisa menyeimbangkan volume bensin yang disemprotkan ke
ruang bakar dengan kebutuhan mesin, sehingga didapat hasil pembakaran yang lebih
bersih. Sedangkan karburator, bensin disedot dengan pergerakan naik-turun piston, jadi
berapa volume bensin yang dikeluarkan, tergantung dari pergerakan piston tersebut. Pada
sistem penyaluran bensin, sistem injeksi sudah menggunakan injektor secara elektronik.
Sementara untuk karburator masih menggunakan buka-tutup skep. Semakin kecil nilai CO
semakin efisien proses pembakaran yang terjadi di mesin. Nilai HC yang diperbolehkan
maximal 450 ppm, untuk mobil karburator dan 250 ppm untuk mobil injeksi. Semakin kecil
nilai HC berarti semakin efisien proses pembakaran yang terjadi di mesin.

Semakin kecil persentase CO dan HC, kadar CO dan HC yang terbuang ke dalam
knalpot juga akan kecil. Oleh karena itu, kompresi yang terjadi karena kadar CO kecil dan
HC kecil, sangat bagus dan juga pembakaran yang terjadi juga sempurna.

Lambda merupakan kesimpulan proses pembakaran yang terjadi di mesin, jika lambdanya
1 (satu), berarti pembakaran bahan bakar dimesin sangat efisien/ideal, dalam artian
komposisi percampuran udara dan bahan bakar benar-benar homogen. Namun biasanya kita
sangat sulit untuk men- tune up kendaraan untuk memperoleh nilai lambda dengan angka 1
(satu). Oleh karenanya nilai lambda ini mempunyai posisi range nilai 0,95 s/d 1,05. Jika nilai
Lambda kurang dari angka itu berarti terjadi percampuran gemuk (kebanyakan bensin),
sedangkan jika nilai Lambda melebihi dari angka itu menandakan campuran kurus
(kebanyakan udara). Saat kita memperhatikan nilai lambda, kita harus mengamati pergerakan
nilai O2, jika nilai O2nya tinggi (diatas 3% atau lebih) ada kemungkinan terjadi kebocoran
knalpot, dan jika knalpot bocor, maka nilai lambda tidak bisa dipakai sebagai patokan
kesempurnaan pembakaran.

Dalam setiap design mesin sudah diperhitungkan secara matang, untuk mendapatkan efisiensi
pembakaran, dengan jalan mengontrol aliran udara dan bahan bakar sebagus mungkin,
sehingga setelah kedua zat tersebut bertemu diruang bakar, campuran yang terjadi adalah
campuran yang ideal/homogen.

Tetapi dalam kenyataannya, sering terjadi campuran kaya (banyak bensin) dan campuran
kurus (banyak udara). Dalam hal ini terjadinya campuran kurus bukan berarti lubang
udaranya menjadi besar volumenya, tetapi justru debit bensin yang dikucurkan ke mesin,
berkurang. Problem yang sering terjadi karena lemahnya pompa bahan bakar, injector
mampet/buntu, filter bensin kotor atau saluran bahan bakar kotor.

Anda mungkin juga menyukai