Anda di halaman 1dari 5

Tatalaksana berdasarkan skenario

A. Pemberian obat
Pemberian obat bertujuan untuk menghambat atau menghentikan fungsi kelenjar tiroid
dalam menghasilkan hormon berlebih dalam tubuh. Jenis obat yang digunakan
adalah methimazole, carbimazole dan propylthiouracil. Dokter juga akan memberikan obat yang
dapat menurunkan detak jantung untuk mengurangi gejala jantung berdebar.

1. Methimazole
Methimazole atau thiamazole adalah obat golongan antitiroid yang digunakan untuk
mengurangi produksi hormon tiroid pada penderita hipertiroidisme atau kelebihan hormon
tiroid dalam darah. Hormon tiroid sendiri memiliki banyak peran terhadap proses
metabolisme tubuh. Kadar hormon tiroid yang tinggi akan menimbulkan gejala berupa:

 Penurunan berat badan


 Hiperaktif
 Mudah marah
 Insomnia
 Penurunan konsentrasi
 Produksi keringat berlebih

Rincian dosis methimazole untuk mengobati seberapa parah hipertiroidisme adalah


sebagai berikut:

 Dewasa:
Dosis ringan: 15 mg/hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.
Dosis sedang: 30-40 mg/hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.
Dosis parah: 60 mg/hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.
Dosis pemeliharaan: 5-30 mg/hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.

 Anak-anak:
Dosis awal: 0,5-0,7 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.
Dosis pemeliharaan: 0,2 mg/kgBB per hari, dibagi menjadi 4 kali sehari.
Dosis maksimal: 30 mg/hari.

Beberapa efek samping yang dapat timbul setelah mengonsumsi methimazole adalah:

 Ruam
 Pruritus atau gatal
 Vertigo
 Kerontokan rambut
 Pembengkakan kelenjar air liur
 Trombositopenia
 Agranulositosis

2. Propylthiouracil
Propylthiouracil adalah obat untuk mengatasi hipertiroidisme, Obat ini umumnya
digunakan jika metode pengobatan lain untuk hipertiroidisme tidak berhasil atau tidak dapat
dilakukan. Propylthiouracil hanya diberikan dan digunakan sesuai resep dokter. Penggunaan
obat ini harus disertai pemantauan dari dokter, untuk mewaspadai gejala yang terkait
gangguan fungsi hati, seperti penyakit kuning.

Dosis propylthiouracil berbeda-beda, tergantung kondisi dan usia pasien. Berikut


penjelasannya:
Dewasa

 Dosis awal 150-450 mg per hari, yang dibagi menjadi beberapa dosis. Pada kasus yang
parah, dosis dapat ditingkatkan menjadi 600-1200 mg per hari.
 Dosis lanjutan bila kadar hormon tiroid sudah kembali normal adalah 50-150 mg per hari,
selama 1-2 tahun.

Anak-anak

 Bayi baru lahir: 2,5-5 mg/kgBB, 2 kali sehari


 Bayi usia 1-12 bulan: 2,5 mg/kgBB, 3 kali sehari
 Anak usia 1-5 tahun: 25 mg, 3 kali sehari
 Anak usia 5 -12 tahun: 50 mg, 3 kali sehari
 Anak usia 12-18 tahun: 100 mg, 3 kali sehari

Sama seperti obat-obat lainnya, propylthiouracil juga dapat menimbulkan efek samping.
Berikut adalah efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi obat ini:

 Rambut rontok
 Mual dan muntah
 Sakit perut
 Rasa terbakar di dada
 Sakit kepala
 Nyeri sendi dan otot
 Jumlah urine berkurang
 Hilangnya kemampuan indera perasa
3. Carbimazole
Carbimazole adalah obat golongan antitiroid yang digunakan untuk
mengatasi kondisi hipertiroidisme. Obat ini hanya boleh dibeli dengan resep dokter dan
digunakan sesuai anjuran dokter. Carbimazole bekerja dengan cara menurunkan produksi
hormon tiroid oleh kelenjar tiroid.

Selain untuk mengatasi hipertiroidisme, carbimazole juga digunakan pada pasien yang
menjalani terapi iodium radioaktif dan sebagai persiapan sebelum tiroidektomi (operasi
pengangkatan kelenjar tiroid), baik total maupun sebagian.

Dosis carbimazole tergantung pada usia pasien. Berikut adalah penjelasannya:

 Dewasa: dosis awal 15–60 mg per hari, dikonsumsi 2–3 kali. Dosis akan dikurangi
secara bertahap setelah fungsi kelenjar tiroid kembali normal. Dosis perawatan adalah 5–
15 mg per hari.
 Anak usia 3–17 tahun: dosis awal 15 mg per hari dan akan disesuaikan dengan respons
anak terhadap obat.

Efek samping carbimazole biasanya muncul pada 2 bulan pertama sejak pengobatan
dimulai. Efek samping ini akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu berhenti menggunakan
carbimazole. Beberapa efek samping yang paling sering muncul adalah:

 Mual
 Rambut rontok
 Sakit kepala
 Nyeri otot dan sendi
 Gangguan pencernaan ringan

Pada kasus yang jarang terjadi, carbimazole juga dapat menimbulkan efek samping yang
lebih serius. Periksakan diri ke dokter bila muncul reaksi alergi obat, seperti munculnya ruam
yang gatal, bibir dan mata bengkak, atau sulit bernapas; serta bila muncul efek samping
berikut:

 Sakit tenggorokan
 Sariawan
 Demam
 Memar dan perdarahan
 Mudah lelah
B. Terapi iodium radioaktif
Terapi iodium radioaktif bertujuan untuk menyusutkan kelenjar tiroid, sehingga
mengurangi jumlah hormon tiroid yang dihasilkan. Penderita akan diberikan cairan atau
kapsul yang mengandung zat radioaktif dan iodium dosis rendah, yang kemudian akan
diserap oleh kelenjar tiroid. Terapi iodium radioaktif berlangsung selama beberapa minggu
atau bulan.
Meski dosis yang diberikan rendah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan penderita
setelah menjalani pengobatan hipertiroid ini, di antaranya:

 Hindari kontak dengan anak-anak dan ibu hamil selama beberapa hari atau minggu untuk
mencegah penyebaran radiasi.
 Tidak dianjurkan untuk hamil setidaknya selama enam bulan setelah pengobatan.

C. Operasi
Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi dilakukan pada beberapa kondisi
sebagai berikut:

 Pemberian obat dan terapi iodium radioaktif tidak efektif untuk mengatasi
hipertiroidisme.
 Pembengkakan yang terjadi pada kelenjar tiroid cukup parah.
 Kondisi penderita tidak memungkinkan untuk menjalani pengobatan dengan obat-obatan
atau terapi iodium radioaktif, misalnya sedang hamil atau menyusui.
 Penderita mengalami gangguan penglihatan yang cukup parah.

Prosedur tiroidektomi dapat bersifat total atau sebagian, tergantung kondisi penderita.
Namun, sebagian besar tiroidektomi dilakukan dengan mengangkat seluruh kelenjar tiroid
untuk mencegah risiko hipertiroidisme kambuh atau muncul kembali.
Penderita yang menjalani operasi pengangkatan kelenjar tiroid total dan terapi radioaktif
iodium dapat mengalami hipotiroidisme. Kondisi ini dapat diatasi dengan mengonsumsi obat
berisi hormon tiroid. Akan tetapi, konsumsi obat ini mungkin perlu dilakukan seumur hidup.

Ref:

Lights, V., Solan, M., & Fantauzzo, M. Healthline (2016). Hyperthyroidism.

Ogbru, O. MedicineNet (2018). Methimazole.

Multum, C. Drugs (2018). Propylthiouracil.


Kahaly, et al. (2018). 2018 European Thyroid Association Guideline for the Management of
Graves’ Hyperthyroidism. European Thyroid Journal, 7(4), pp. 167-86.

Anda mungkin juga menyukai