Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ANAK GADIS PADA MASA PUBERTAS

DOSEN PEMBIMBING : ETIK KHUSNIYATI, SST., M,Keb

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

1. TRISKY MARVINA MSYLANDIA ( 201902005 )


2. NURHALIMAH ( 201902013 )
3. ANIS RADITA AZIZAH ( 201902016 )

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

TA 2020/2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKAN


Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh
dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja. Proses organis yang paling penting
pada masa ini adalah kematangan seksual. Pada saat pertumbuhan ini mengalami suatu krisis
yaitu kehilangan keseimbangan jasmani dan rohani. Terkadang hormon dan fungsi-fungsi
motorik juga terganggu, akan terlihat gejala-gejala tingkah laku seperti, canggung, kaku-
kikuk. Di samping itu, mulai mengerti tentang gengsi, penampilan, dan daya tarik
seksual.Karena kebingungan mereka ditambah labilnya emosi akibat pengaruh
perkembangan seksualitasnya, sukar diselami perasaannya.Kadang mereka bersikap kasar,
kadang lembut. Kadang suka melamun, di lain waktu dia begitu ceria.

Kematangan seksual sekalipun bersifat biologis namun menentukan sekali sikap, yaitu
faktor psikis anak terhadap diri sendiri dan konstitusi tubuhnya.Anak gadis mulai menaruh
minat besar terhadap keadaan dirinya, misalnya dengan bersolek.Hal ini dilakukan untuk
memupuk harga diri dan eksistensi dirinya selaku wanita.

Pubertas merupakan suatu tahapan yang sangat penting bagi wanita. Periode pubertas
akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi dewasa. Perubahan tersebut meliputi
perubahan hormon, perubahan fisik, perubahan psikologi dan sosial. Pubertas merupakan
proses perubahan ketidakmatangan fisik dan seksual menuju kematangan fisik dan seksual.
Fase kematangan fisik dan seksual dapat membuat organ reproduksi seorang remaja dapat
berfungsi untuk bereproduksi (Verawatidan Liswidyawati, 2012).

Perubahan yang menandakanbahwa remaja sudah memasuki tahap kematangan organ


seksual yaitu dengan tumbuhnya organ seks sekunder. Pertumbuhan organ seks sekunder
dapat ditandai denganpembesaran payudara,tumbuhnyarambutketiak dan alat kemaluan,
adanya jerawat, bau badan yang menyengat,pinggul membesar dan juga mulai
berkembangnya beberapa organ vital yang siap untuk dibuahi (Manuaba, 2007).

Pubertas merupakan titik pencapaian dari kematangan seksual pada anak perempuan
yaitu dengan terjadinya menarche.Menarche merupakan perdarahan yang terjadi pertama kali
dariuterus.Menarchepada perempuanterjadipadamasa pubertas sekitar dengan 12–14 tahun.

2
1.2 RUMUSAN MASALAH
 Apa definisi pubertas ?
 Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi anak gadis pada masa ADOLESCENCE ?

1.3 TUJUAN
 Untuk mengetahui definisi pubertas.
 Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi anak gadis pada masa
ADOLESCENCE.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PUBERTAS

Pubertas adalah periode dalam rentang perkembangan ketika anak-anak berubah dari
makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Seperti di terangkan oleh Root, “ masa puber
adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan
tercapai kemampuan reproduksi. Tahap ini disertai dengan perubahan-perubahan dalam
pertumbuhan somatis dan perspektif psikologis”.

Kata pubertas berasal dari kata latin yang berarti “ usia kedewasaan ”. Kata ini lebih
menunjuk pada perubahan fisik dari pada perubahan perilaku yang terjadi pada saat individu
secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan keturunan.

Sebagian besar orang-orang primitive selama berabad-abad mengenal masa puber sebagai
masa yang penting dalam rentang kehidupan setiap orang.Mereka sudah terbiasa mengamati
berbagai macam upacara sehubungan dengan kenyataan bahwa dengan terjadinya perubahan-
perubahan tubuh, anak yang melangkah dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.Setelah
berhasil melampaui ujian-ujian yang merupakan bagian penting dari semua upacara pubertas,
anak laki-laki dan anak perempuan memperoleh hak dan keistimewaan sebagai orang dewasa
dan diharap memikul tanggung jawab yang mengiringi status dewasa.

Di antara orang-orang yunani kuno, masa pubertas dikenal sebagai saat terjadinya
perubahan-perubahan fisik dan prilaku. Aristoteles menulis didalam historis animalium :

Sebagian besar pria mulai memproduksi sperma setelah usia 14 tahun. Pada saat yang
sama rambut kemaluan mulai tumbuh. Pada saat yang sama payudara wanita mulai
membesar dan haid mulai mengalir, cairan haid menyerupai darah segar. Pada umumnya haid
terjadinya bilamana payudara sudah tumbuh setinggi dua jari.

Yang lebih penting adalah penekanan Aristoteles pada perubahan-perubahan perilaku.ia


menguraikan bahwa anak perempuan yang lagi puber mudah marah, penuh gairah, sangat
rajin dan selalu memerlukan pengawasan karena berkembangnya dorongan-dorongan
seksual.

Dalam kebudayaan amerika sekarang, seperti halnya dalam kebudayaan-kebudayaan


yang beradab lainnya, berbagai upacara pubertas formal untuk menandai peralihan dari masa
kanak-kanak kemasa remaja telah ditinggalkan kecuali the bar mituvab bagi anak laki-laki
yahudi.Namun, para ilmuan sekarang sudah dapat menentukan dengan tepat penyebab
perubahan-perubahan pada masa puber, dan berbagai telaah yang luas tentang perilaku dalam
periode ini menunjukkan berbagai perubahan perilaku yang sesuai dengan harapan sosial.

4
Berdasarkan pengetahuan saat ini,harapan sosial berkembang dalam bentuk tugas
berkembangan yang merupakan pedoman bagi para orang tua dan guru untuk mengetahui
harapan anak-anak yang memasuki periode metamorphosis ini.Anak-anak juga sadar bahwa
mereka memasuki tahap baru dalam kehidupan, dan seperti halnya dalam semua penyesuaian
diri dengan harapan sosial yang baru, sebagian besar menganggap masa puber sebagai
periode yang sulit dalam kehidupan mereka.

2.1.1 SIKAP TIDAK SENANG

Sikap tidak senang adalah suatu keadaan ketidak keseimbangan, yang


manifestisinya kepada tingkah laku, yaitu gelisah, banyak tingkah, mudah berubah-
ubah.Kebiasaan remaja ketika mengalami hal ini adalah tidak bisa duduk atau berdiri
dengan tenang dalam waktu yang lama, hal ini di sebabkan oleh tidak adanya control
emosi, sehingga fisik pun merasakan agresifitas mentalnya.

2.1.2 MERASA BOSAN

Anak puber bosan dengan permainan yang sebelumnya amat digemari, tugas-
tugas sekolah, kegiatan-kegiatan sosial, dan kehidupan pada umumnya.Akibatnya, anak
sedikit sekali bekerja sehingga prestasinya di berbagai bidang menurun. Anak menjadi
terbiasa untuk tidak mau berprestasi khususnya karena sering timbul perasaan akan
keadaan fisik yang tidak normal.

2.1.3 KEINGINAN UNTUK MENYENDIRI

Kalau perubahan pada masa puber mulai terjadi, anak-anak biasanya menarik diri
dari teman-teman dan dari berbagai kegiatan keluarga, dan sering bertengkar dengan
teman-teman dan dengan anggota keluarga. Anak puber kerap berlamun betapa seringnya
ia tidak dimengerti dan diperlakukan dengan kurang baik, dan ia juga mengadakan
eksperimen seks melalui masturbasi. Gejala menarik diri ini mencakup ketidak-inginan
berkomunikasi dengan orang-orang lain.

2.1.4 KESEGANAN UNTUK BEKERJA

Keseganan untuk bekerja adalah rasa malas untuk melakuan suatu pekerjaan.
Ketika masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa remaja, dimana pada masa
remaja sudah mulai diberi rasa tanggung jawab untuk bekerja maka situasi seperti ini akan
jadi masalah, karna sebelumnya tidak terbiasa dengan pekerjaan serius.

5
2.2 ANAK GADIS PADA MASA ADOLESCENCE

Pada masa adolescence biasanya akan terjadi perubahan pada diri seorang gadis
baik fisik maupun psikis walaupun akibatnya sementara akan tetapi mempengaruhi
perubahan dalam pola perilaku, sikap dan kepribadian. Perubah- perubahn tersebut
diantaranya :

2.2.1 CINTA DIRI

Dua kata yang perlu dijelaskan dari kutipan di atas yaitu : cinta dan diri
sendiri. Cinta bermakna perasaan puas pada diri seseorang, sehingga suatu atau
yang dicintai akan mendapat perlakuan yang istimewa dari orang yang dicintainya,
mendapat penjagaan, di perlakukan secara istimewa, membayangkan
keberadaannya, semua hal yang di lakukan karena cinta adalah demi menjaga
keberadaan dan rasa puas yang dimiliki terhadap yang dicintai. Kalau yang dicintai
berupa barang, maka barang tersebut tidak akan pernah dirusakkan, cacat atau
dirampas orang. Diri sendiri artinya bukan orang lain istilahnya yaitu “ Aku ”,
meliputi tubuh dan batin. Jadi mencintai diri sendiri adalah mencintai tubuh dan
batin, bagaimana seseorang mencintai dirinya maka ia akan merawat tubuhnya,
menjaganya, dan tidak akan membahayakannya.

Cinta diri merupakan sumber pergeseran dan benturan sebanyak


komponen yang ada pada manusia, cinta diri menciptakan tuntutan hasrat dan
kebutuhan serta kebebasan yang meluas pada manusia.Ada dua kepentingan hidup
yaitu kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Berkorban demi kepentingan
umum menjadi tidak berarti, karena naluri cinta dirinya tidak membiarkan
kehilangan kesempurnaan sedikitpun dari dirinya. Berdasarkan cinta diri setiap
manusia selalu mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentinagan umum.

Ada dua jenis cinta diri :

a. Cinta Diri Positif


1. Terdiri dari, kecintaanmu pada dirimu, jelas melebihi kecintaan mu pada
orang lain.
2. Cinta pada diri sendiri dan orang lain dapat saling berdampingan.
3. Cintailah orang di sekelilingmu sebagaimana engkau mencintai dirimu
sendiri, menunjukan bahwa integritas keunikan diri serta cinta dan
pengertian terhadap manusia lainnya.

b. Cinta Diri Negatif


Dima seseorang hanya mencintai dirinya sendiri tanpa mementingkan
kepentingan orang lain. Dan mementingkan kepentingan dirinya tanpa
mempertimbangkan orang lain di sekelilingnya.

6
2.2.2 FANTASI SEKSUAL

Pada masa ini seseorang mulai merasakan cinta dan kasih


sayang satu sama lain, mempunyai perhatian yang lebih
mengenai siapa dan bagaimana mereka (lawan jenis) dimata
orang lain. Mereka mulai merasakan ketertarikan secara seksual
antara satu dengan yang lain sehingga timbul yang dinamakan
rasa suka, ingin memiliki, dan saling memuji.

Bagi remaja yang pola perkembangannya normal dalam


arti dia menyadari setiap tahap perkembangannya, maka tidak
adanya hambatan dalam dirinya untuk melewati fase ini, akan
tetapi apabila ada remaja yang memang tidak melewati fase ini
maka akan terjadi keterbelakangan daya tarik atau ketertarikan
dengan lawan jenis pada masanya.

2.2.3 MULTIPLE PERSONALITY

Kepribadian ganda (tudak hanya 2 kepribadian, bisa lebih


dari 2) atau multiple personality secara mudahnya dapat
dikatakan 2 atau lebih jiwa yang menghuni badandan raga
seseorang. Ini merupakan salah satu bentuk kelainan jiwa, dalam
pengertian umum kelainan jiwa tidak sama dengan sakit jiwa.
Sakit jiwa konotasinya seseorang yang kehilangan realitas
hidupnya, tertawa sendiri, menangis, berhalusinasi.Sedangkan
kelainan jiwa masih dalam tahap normal, tidak mengganggu dan
biasanya tidak terindentifikasi bila tidak menggunakan alat tes
psikologi.Contoh : rasa takut berlebihan, takut gelap, takut
keramaian, takut laba-laba (secara berlebihan). Kelainan jiwa ini
bisa bersifat keturunan atau juga pengaruh lingkungan biasanya
karena obsesi yang mendalam atau tekanan jiwa/batin yang
keras dan lama.Penyebab terjadinya gangguan kepribadian
majemuk diakibatkan oleh penyiksaan fisik yang dilakukan oleh
ibu atau bapaknya sendiri. Akan terjadi pribadi dominan bisa
menyadari pribadi-pribadi lainnya namun pribadi asli kadang
tidak menyadarinya sama sekali.

2.2.4 PSEDOAKTIVITAT

Menurut Dr. Helena Deuths, bahwa relasi emosional dari


identifikasi total disebut “psedoaktivitat” yang dapat
menimbulkan gejala-gejala neurologis dan patologis. Ada juga

7
gadis-gadis adolescence yang berbakat intelektual tinggi yang
tidak mampu mengendalikan macam-macam identifikasi dan
tidak mampu membatasi wilayah identifikasinya, ia sangat
mudah terpengaruh oleh sugesti dari luar sehingga ia sulit
mendapatkan keseimbangan batin.

Peristiwa ini memberikan efek destruktif merusak pada diri


sendiri dan lingkungannya. Contoh konkritnya adalah :

a. Peristiwa kawin-cerai berulang kali

b. Prostitusi/Pelacuran

c. Berganti-ganti lapangan kerja tanpa sebab yang jelas

d. Petualangan cinta (ganti-ganti pacar)

adkalanya identifikasi total ini mengakibatkan timbulnya


pribadi majemuk dimana munculnya pribadi sendiri yang tidak
sama dengan pribadi yang teridentifikasi. Freud menanamkan
gejala tersebut sebagai fenomena hidup. Proses identifikasi ini
bisa berlangsung terhadap beberapa orang sehingga timbul
perpecahan pribadi yang dikenal sebagai gejala majemuk pribadi.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak, mangalami perkembangan
semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa.Dalam masa ini anak mengalami
masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya, yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial – emosional.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini, masih banyak kekurangan-kekurangan.Maka dari itu,


penulis mengharapkan semoga para pembaca bisa memberikan masukan kepada
penulis.Semoga makalah ini di pergunakan sebaik-baiknya.

9
DAFTAR PUSTAKA

10

Anda mungkin juga menyukai