Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


A. Ansietas
Ansietas merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir
disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan
berlebihan dari Susunan Saraf Autonomic (SSA). Ansietas merupakan
gejala yang umum tetapi non-spesifik yang sering merupakan satu fungsi
emosi.
Rasa khawatir, gelisah, takut, waswas, tidak tenteram, panik dan
sebagainya merupakan gejala umum akibat cemas. Namun sampai
sebatas mana situasi jiwa berupa cemas itu dapat ditoleransi oleh seorang
individu sebagai kesatuan utuh. Karena seringkali ”cemas” menimbulkan
keluhan fisik berupa berdebar-debar, berkeringat, sakit kepala, bahkan
gangguan fungsi seksual dan beragam lainnya.
Kecemasan pada umumnya berhubungan dengan adanya situasi yang
mengancam atau membahayakan. Dengan berjalannya waktu, keadaan
cemas tersebut biasanya akan dapat teratasi sendiri. Namun, ada keadaan
cemas yang berkepanjangan, bahkan tidak jelas lagi kaitannya dengan
suatu faktor penyebab atau pencetus tertentu. Hal ini merupakan
pertanda gangguan kejiwaan yang dapat menyebabkan hambatan dalam
berbagai segi kemampuan dan fungsi sosial bagi penderitanya. Tidaklah
mudah untuk membedakan cemas yang wajar dan cemas yang sakit.
Karena keduanya merupakan respons yang umum dan normal dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Perkembangan dan pertumbuhan anak


Memonitor tumbuh kembang anak, penting dilakukan. Tujuannya
agar bisa diketahui sejak dini, jika ada kelainan yang terjadi, sehingga
penanganan antisipatif bisa dengan cepat diambil. Waktu terbaik untuk
melakukan skrining tumbuh kembang adalah pada usia 0-3 tahun. Masa
0-3 tahun juga waktu terbaik untuk melakukan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang anak.
Dalam tumbuh kembang anak, ada beberapa hal yang bisa menjadi
masalah dan menghambat perkembangan anak. Jika masalah tidak cepat
ditanganni, bisa merugikan anak dilingkungan keluarga dan sosial kelak.

C. Gangguan motorik kasar dan halus pada anak


Motorik adalah terjemahan dari kata “motor” yang menurut Gallahue
adalah suatu dasar biologi atau mekanika yang menyebabkan terjadinya
suatu gerak. Dengan kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari
suatu tindakan yang didasrkan oleh proses motorik. Karena motorik
(motor) menyebabkan terjadinya suatu gerak (movement), maka setiap
penggunaan kata motorik selalu dikaitkan denga gerak dan didalam

1
penggunaan sehari-hari sering tidak dibedakan antara motorik dengan
gerak.
Namun yang harus selalu diperhatikan adalah bahwa gerak yang
dimaksudkan disini bukan hanya semata-mata berhubungan dengan
gerak seperti yang kita lihat sehari-hari, yakni geraknya anggota tubuh
(tangan, lengan, kaki, dan tungkai) melalui alat gerak tubuh (otot dan
rangka). Tetapi gerak yang didalamnya melibatkan fungsi motorik
seperti otak, saraf, otot dan rangka.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan
proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak,
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga
dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-
otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan
memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,
menggunting, menulis dan sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa pengertian dari Ansietas?
 Apa penyebab Ansietas?
 Apa yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak
 Apa yang dapat mempengaruhi gangguan motorik kasar dan halus pada
anak

1.3 Tujuan
 Untuk Mengetahui pengertian dari Ansietas
 Untuk Mengetahui penyebab Ansietas
 Untuk mengetahui adanya penyebab dan gangguan tumbuh kembang
anak
 Untuk mengetahui adanya penyebab dan gangguan motorik pada anak

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ansietas


Banyak para ahli yang menguraikan definisi ansietas, namun dari sekian
banyak definisi yang dikemukakan pada dasarnya pengertian ansietas akan
mengarah pada suatu kesimpulan yang sama.
Kata ansietas berasal dari bahasa latin, angere yang berarti tercekik atau
tercekat. Gangguan ansietas adalah keadaan tegang yang berlebihan atau tidak
pada tempatnya yang ditandai oleh perasaan khawatir, tidak menentu atau
takut. (Maramis, 2009)
Ansietas adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar, berkaitan
dengan perasaan tak berdaya dan tidak pasti, tidak memiliki objek yang
spesifik, dialami secara subyektif dan dikomunikasikan secara interpersonal.
Ansietas merupakan suatu sensasi distress psikologis (buku keperawatan jiwa
edisi 5 hal 144).
Menurut Capernito (2001) kecemasan adalah keadaan individu atau
kelompok mengalami perasaan gelisah (penilaian atau opini) dan aktivitas
sistem saraf autonom dalam berespons terhadap ancaman yang tidak jelas, non
spesifik.
Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,
keadaan emosional yang dimiliki seseorang pada saat menghadapi kenyataan
atau kejadian dalam hidupnya (Rivai,2000). Kecemasan adalah perasaan
individu dan pengalaman subjektif yang tidak diamati secara langsung dan
perasaan tanpa objek yang spesifik dipacu oleh ketidak tahuan dan didahului
oleh pengalaman yang baru (Stuart dkk,1998)
Berdasarkan definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
kecemasan adalah perasaan yang tidak menyenangkan, tidak enak, khawatir
dan gelisah. Keadaan emosi ini tanpa objek yang spesifik, dialami secara
subjektif dipacu oleh ketidak tahuan yang didahului oleh pengalaman baru, dan
dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.

2.2 Penyebab Ansietas


Gangguan ansietas pada dasarnya mempunyai penyebab multifaktorial,
baik dari diri sendiri, faktor biologis, faktor sosial, psikologis,
penyalahgunaan/pemakaian obat tertentu secara berlebihan, maupun gejala
yang timbul dari suatu penyakit lain. (Fracchione:2004).

3
2.2.1 Faktor Predisposisi :
1. Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili
dorongan insting dan implus primitif seseorang. Sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang. Ego atau Aku. Berfungsi menengahi tuntutan
dari dua elemen yang bertentangan, dan fungsi ansietas adalah
mengigatkan ego bahwa ada bahaya.
2. Menurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut
terdapat tidak adanya pnerimaan dan penolakan interpersonal. Ansitas
juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan
dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan
harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembanag ansietas
yang berat.
3. Menurut pandanagan prilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang utuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Ansietas dapat disebabkan karena frustasi,
konflik, tekanan, krisis, ketakutan yang terus menerus yang disebabkan
oleh kesusahan dan kegaglan yang bertubi-tubi, adanya kecenderungan-
kecenderungan harga diri yang terhalang, respressi terdapat macam-
macam masalah emosional, akan tetapi bisa berlangsung secara
sempurna(incomplete repress), atau dorongan-dorongan seksual yang
tidak terdapat kepuasan dan terhambat,sehingga mengakibatkan banyak
konflik batin (Cameroon,2004).
4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam
gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
Ansietas juga dapat disebabkan karena ada pengaruh faktor genetik dari
keluarga. Penelitian telah melaporkan bahwa dua pertiga sampai tiga
perempat pasien yang tertekan ansietas memiliki sekurang-kurangnya
satu anak saudara derajat pertama dengan ansietas spesifik tipe spesifik
yang sama(Brust,2007)
5. Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas. Penhambat asam aminobutirik-gamma neroregulator (GABA)
juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas, sebagaimana halnya dengan endorfin.

4
6. Penyalahgunaan atau penggunaan obat/zat tertentu yang berlebihan
juga merupakan salah satu penyebab utama ansietas. Seperti
alkoholisme, intoksikasi kafein, hipertiroidisme, dan feokromositoma
harus disingkirkan dalam mengatasi gejala ansietas ini (Brust, 2007).
Karena sebagai besar orang akan berlari ke hal-hal tadi untuk
menhadapi ansietas yang timbul pada dirinya.

2.2.2 Menurut Teori neurobiology


1. Kimia otak dan factor perkembangan Penelitian menunjukkan bahwa
sistem syaraf otonom atau noradrenergic yang menyebabkan seseorang
mengalami kecemasan lebih besar tingaaktannya dari orang lain.
2. Abnormalitas regulasi substansia kimia otak seperti serotonin dan
GABA (gamma-aminobutyric acid) berperan dalam perkembangan
cemas.
3. Amygdala sebagai pusat komunkasi antara bagian otak yang memproses
input sensori dan bagian otak yang menginterpretasikan input (amygdala
mengidentfikasi informasi sensori yang masuk sebagai ancaman dan
kemudian menimbulkan perasaan cemas/takut). Amygdala berperan
dalam phobia, mengkoordiasikan rasa takut, memory, dan emosi, dan
semua respon fisik terhadap situasi yang penuh dengan stressor.
4. Locus ceruleus, adalah satu area otak yang mengawali respon terhadap
suatu bahaya dan mungkin respon tersebut berlebihan pada beberapa
individu sehingga mneyebabkan seseorang mudah mengalami cemas
khususnya PTSD (post traumatic sindrom disorder).
5. Hippocampus, bertanggung jawab terhadap stimuli yang mengancam
dan berperan dalam pengkodean informasi ke dalam memori.
6. Striatum, berperan dalam control motorik, terlibat dalam OCD
(obsessive compulsive disorder).
7. Jaras saraf assendens yang mengandung noradrenalin dan 5-
hidroksitriptamin menginervasi lobus limbic dan neokorteks.
Meningkatnya aktivitas saraf noradregenik akan menimbulkan
meningkatnya keterjagaan; meningkat nya aktivitas saraf 5-
hidroksitriptamin akan meningkatkan respon terhadap stimulus yang
bersifat aversif. (Maramis, 2009).
8. Penyakit fisik
9. Exposure of subsntace
10. Paparan bahaya/trauma fisik dan psikologis.

5
2.2.3 Menurut Teori psikologi
1. Harga diri rendah
2. Pemalu pada masa kanak-kanak
3. Orang tua yang pemarah, terlalu banyak kritik
4. Ketidaknyamanan dengan agresi
5. Sexual abuse
6. Mengaami peristiwa yang menakutkan
7. Teori kognitif : cemas sebagai manifstasi dari penyimpangan berpikir
dan membuat persepsi/kebiasaan/perilaku individu memandang secara
berlebihan terhaap suatu bahaya.

2.2.4 Beberapa Faktor Resiko Ansietas


1. Wanita 2x lebih besar dari pada laki-laki
2. Etnik
3. Perpisahan
4. Pernah mengalami kekerasan fisik saat anak-anak, sexual abuse
5. Status sosial dan ekonomi rendah
6. Riwayat keluarga (pernah adanya penyimpangan yang hampir sama)
7. Substance or stimulant abuse

2.2.5 Tingkat ansietas


Beberapa teori membagi ansietas kedalam emapt tingkat sesuai dengan
rentang respon ansietas yaitu :
1. Ansietas ringan.
Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan akan kehidupan sehari-
hari. Pada tingkat ini lapang persepsi meningkat dan individu akan
berhati-hati dan waspada. Pada tingkat ini individu terdorong untuk
belajar dan akan menghasilkan pertumbuhan dan ktreativitas.
2. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapang persepsi terhadap lingkungan menurun. Individu
lebih memfokuskan pada hal yang penting saat itu dan
mengesampingkan hal lain.

6
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu
cenderumng memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang
lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak
pengarahan.
4. Ansietas panic
Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak
dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.

2.3 Pertumbuhan dan perkembangan anak


Pengertian :
Hambatan pertumbuhan pada anak adalah suatu keadaan dimana berat
badan anak atau pertambahan berat badan anak secara signifikan berada
dibawah berat badan anak lain yang usia dan jenis kelaminnya sama.
Gangguan perkembangan pada anak adalah hambatan dalam
pertumbuhan fungsi dan kemampuan anak.
Tumbuh kembang anak tergantung dari kombinasi 3 faktor yaitu genetik
(keturunan), nutrisi dan lingkungan.
Pertumbuhan pada bayi dan anak-anak ditandai dengan adanya
kegagalan menambah berat badan dan tinggi badan. Pada usia remaja tubuh
terlihat pendek dan perkembangan seksualnya kurang.
Gangguan perkembangan anak berupa hambatan dalam berbicara atau
berjalan. Gangguan perkembangan ini bisa mempengaruhi kemampuan dalam
memikir sesuatu, mengingat, memusatkan perhatian, memecahkan masalah,
berbahasa atau berinteraksi dengan social.
Penyebab :
Intrinsic (berasal dari dalam diri anak) :
– Kelainan kromosom, misalnya syndrome down & syndrome turner
– Kelainan pada system organ utama
– Kelainan pada system endokrin, misalnya kekurangan hormone
pertumbuhan
– Anemia atau penyakit darah lainnya
– Kerusakan pada otak dan system saraf pusat
– Kelainan pada system jantung dan pernafasanyang bisa menyebabkan
mekanisme penghantaran oksigen dan zat gizi ke seluruh tubuh

7
– Masalah fisik pada anak, misalnya tidak dapat mendengar sehingga
menghambat kemampuan berbicara
– Keturunan

Ekstrinsik :
– Factor psikis dan social, misalnya tekanan emosional akibat penolakan
atau kekerasan dari orangtua. Depresi bisa menyebabkan nafsu makan
anak berkurang
– Factor ekonomi
– Factor lingkungan (termasuk paparan infeksi, racun atau parasite). Selain
itu stimulasi mental juga bisa mempengaruhi perkembangan anak

Beberapa factor resiko lain :


– Penyakit yang diderita anak tapi tidak terdiagnosis
– Kemiskinan
– Lingkungan emosional yang negatif
– Tempat tinggal yang berdesakan serta kumuh

Gejala :
– Tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala tidak berkembang secara
normal berdasarkan tabel pertumbuhan standar
– Kemampuan fisik (seperti berguling, duduk, berdiri dan berjalan)
berjalan dengan lambat
– Kemampuan mental dan social yang tertunda
– Perkembangan ciri seksual sekunder yang tertunda (pada wanita)

Diagnosa :
– Pengukuran tinggi badan dan berat badan, dengan melihat grafik
pertumbuhannya
– Pemeriksaan darah
– Analisa air kemih
– Pemeriksaan hormone, misalnya hormone tiroid
– Rontgen untuk menentukan usia tulang

8
2.4 Gangguan Motorik Kasar dan Halus pada Anak
Pengertian Motorik kasar mencakup gerakan otot – otot besar seperti
otot tungkai dan lengan pada bayi berupa gerakan menendang, menjejak,
meraih, mengangkat leher dan menoleh. Pertumbuhan kemampuannya harus
terus dipantau dan distimulasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang
optimal.
Menggerakkan kaki,Urutan perkembangan motorik kasar pada anak :
tangan saat berbaring Sejak lahir bayi sudah memiliki refleks untuk
menggerakkan kaki dan tangannya secara sederhana.
Menginjak usia 1 bulan Mengangkat ia mulai belajar menggerakkan
kaki dan tangannya ke atas. kepala telungkup Mengangkat kepala saat
telungkup umumnya baru bias dilakukan bayi pada usia 2 bulan, namun tidak
menutup kemungkinan jika Memiringkan badan saat telungkup sebelum usia 2
bulan bahkan 1 bulan.
Memiringkan badan saat telungkup umumnya sudah dapat dilakukan
bayi usia 3-4 bulan. Latihlah gerakan ini dengan membunyikan mainan dari
arah Telungkup sendiri Bayi berusaha untuk samping atau memanggil
namanya. telungkup sendiri pada umumnya dapat dilakukan usia 45 bulan dan
membutuhkan bantuan orang tua, menstimulasi berulang kali sampai Duduk
Di usia 4-6 bulan bayi bias duduk sendiri,melakukannya sendiri. namun orang
tua sudah bias memposisikannya duduk saat si kecil digendong.
Usia 6-7 bulan mampu duduk sendiri meski cuma sebentar tanpa
dibantu.Usia 8 bulan sudah dapat duduk kurang lebih 10 menit dan usia
Merangkak Kemampuan merangkak bayi usia 8-10 ,9-10 bulan duduk sendiri.
bulan meski beberapa kali sudah dapat 1 merangkak pada usia 6-7 bulan ,tapi
tidak semua bayi dapat merangkak melalui tahapan kemampuan ini sebelum
berdiri dan berjalan. Berdiri Di usia 4-5 bulan, bayi sangat senang bila
dibedirikan diatas pangkuan kita.
Berdiri sendiri mulai belajar dilakukannya pada usia 9 bulan lalu usia 10-
12 bulan sudah berdiri sendiri tanpa bantuan. Berjalan Umumnya anak dapat
berjalan di rentang usia 13-15 bulan.

 Stimulasi motorik kasar


A. Jalan Sebelum orang tua memberikan stimulasi pada anak pastikan
anak sudah melalui perkembangan sebelumnya, seperti duduk,
merangkak dan berdiri. Pada kemampuan motorik kasar ini, yang harus
distimulasi adalah kemampuan berdiri, berjalan ke depan, berjalan

9
kebelakang, berjalan berjingkat, melompat/ meloncat, berlari, berdiri
satu kaki, menendang bola dan lainnya, berjalan seharusnya dikuasai
saat anak berusia 1 tahun sementara berdiri dengan 1 kaki dikuasai saat
anak berusia 2 tahun.
Untuk berjalan, perkembangan yang harus dikuatkan adalah
keseimbangan dalam hal berdiri. Ini berarti si kecil tidak hanya dituntut
sekedar berdiri,namun juga berdiri dalam waktu yang lebih lama ( ini
berkaitan dengan lamanya otot bekerja dalam hal ini otot kaki ) Bila
perkembangan jalan tidak dikembangkan dengan baik anak akan
mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil jadi cenderung kurang
percaya diri dan ia pun selalu menghindari aktivitas yang melibatkan
keseimbangan seperti main ayunan, seluncuran, dan lainnya.
Sebaliknya anak lebih memilih aktivitas yang pasif seperti membaca
buku , main play stasion dan sebagainya.
Stimulasi : Orang tua berdiri dengan jarak dengan anak sambil
memegang mainan yang menarik. Gunakan karpet bergambar atau
tempelkan gambar – gambar yang menarik di lantai. Minta anak untuk
menginjak karpet/ lantai , misalnya “ ayo dik, injak gambar gajahnya”.
Mainan seperti mobil-mobilan atau troli yang bisa didorong juga bisa
membantu anak belajar berjalan.
B. Lari Perkembangan lari akan mempengaruhi perkembangan
lompat dan lempar serta kemampuan berkonsentrasi anak kelak. Pada
tugas perkembangan ini dibutuhkan keseimbangan tubuh , kecepatan
gerak kaki, ketepatan 4 pola kaki thed strike, bertumpu pada tumit toe
off,telapak kaki mengangkat kemudian kaki bertumpu pada ujung-
ujung jari kaki Swing kaki berayun dan landing setelah mengayuni
kaki, menapak pada alas dan motor planning.
Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik anak
akan bermasalah pada keseimbangan , seperti mudah capek dalam
beraktivitas fisik, sulit berkonsentrasi, cenderung menghindari tugas-
tugas yang melibatkan konsentrasi dan aktivitas yang melibatkan
kemampuan mental : seperti memasang pasel, tidak mau mendengarkan
saat guru bercerita ( anak justru asyik kemana-mana ) dan lainnya.
Stimulasi Stimulasi lari bisa dimulai ketika anak berada pada fase
jalan sekitar usia 12 bulan ke atas ,aktivitasnya bisa berupa menendang
bola, main sepeda ( mulai roda 4 sampai toda 3 dan kemuadian roda 2 )
serta naik turun tangga.

10
C. Lompat Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak adalah
keseimbangan yang baik, kemampuan koordinasi motorik dan motor
planning (perencanaan gerak). Contoh ketika anak ingin melompati
sebuah tali, ia harus sudah punya rencana apakah akan mendarat
dengan satu kaki atau dua kaki.
Jika anak tidak kuat dalam perkembangan melompat, biasanya
akan menghadapi kesulitan dalam perencanaan tugas yang
terorganisasi. Stimulasi Lompat di tempat atau di trampoline. Jangan
melompat di tempat tidur karena meski melatih motorik namun
mengacaukan kognitif.
D. Lempar Pada fase ini yang berperan adalah sensori keseimbangan, rasa
sendi ( proprioseptif ),serta visual. peran yang paling utama adalah
propriosertif, bagaimana sendi merasakan suatu gerakan atau aktivitas.
jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik , anak
akan bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstremitas
atas.
Stimulasi Main lempar tangkap bola (gradasikan tingkat
kesulitannya) yaitu posisi ,besar bola, dan jenis lambungan. Pada posisi
bisa dilakukan sambil duduk kaki lurus, duduk kaki bersila. Pada jenis
lambungan bisa dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau
lambungan dari bawah.
 Perkembangan motorik kasar pada anak
a. Pada usia 1 tahun Anak bisa bergerak di tempat yang rata
Berdiri dan berjalan beberapa langkah Berjalan lancer atau cepat
Bisa langsung duduk saat jatuh Merangkak di tangga Menarik
dan mendorong benda yang besar Melempar bola Meloncat
Berjalan mundur.
b. Pada usia 2 tahun Menendang bola Memanjat sofa Berjalan jinjit
Berdiri sebelah kaki Bangun tidur langsung duduk Naik tangga
Duduk di sepeda Mengayuh sepeda.
c. Tugas perkembangan motorik kasar pada usia 3 tahun Berjinjit
sambil berjalan tanpa jatuh Melompat dengan satu kaki
Melompat dengan satu kaki lebih dari 5 detik Berjalan menyusuri
papan titian Melempar bola jarak jauh Melempar bola besar
Mengendarai sepeda roda 3 Sudah boleh menuruni tangga
Berjalan.
d. Pada anak usia 4 tahun mundur dengan lurus

11
 Penyebab keterlambatan motorik kasar
Keterlambatan motorik kasar menunjukkan adanya kerusakan pada
susunan syaraf pusat seperti cerebral palsy ( gangguan motorik yang
disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang Kurang asupan nutrisi,
terserang mengatur otot –otot tubuh ) penyakit infeksi selama hamil Bayi
terlalu lama di jalan lahir, bayi terjepit di jalan lahir, bayi menderita caput
sesadonium, bayi menderita cepal hematom.
Kurang asupan nutrisi ( ASI ) ,menderita penyakit infeksi, asfiksia,
ikterus. Gejala – gejala keterlambatan perkembangan motorik kasar pada
anak :
– Bayi terlalu kaku Perhatikan bila si kecil terus berbaring tanpa
melakukan gerakan apapun sertakepalanya tidak dapat di angkat saat
digendong , ini menunjukkan motorik kasar si kecil terlalu parah.
– Gerakan anak kurang aktif Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika
dibandingkan dengan anak sebayanya.

 ·Penatalaksanaan
1) Pola asuh Bila penyebabnya karena masalah perbedaan pola asuh atau
protektif, maka pertama-tama yang harus diubah adalah sikap orang
tua. Orang tua harus membiarkan anaknya bergerak bebas sebatas
tidak membahayakan si kecil.
2) Kelainan tubuh Kalau penyebab keterlambatan tersebut karena
kelainan tertentu maka harus dikonsultasikan dengan dokter anak .
melalui berbagai pemeriksaan dokter dapat mendiagnosa
penyebabnya dan mengatasi gangguannya.
3) Kurang bergerak Keterlambatan perkembangan motorik kasar si kecil
dapat pula disebabkan kurangnya ia bergerak atau kurangnya
rangsangan . kalau hal ini yang terjadi , tata laksana yang dapat
dilakukan adalah dengan rehabilitasi medic antara lain dengan
fisioterapi dengan melatih otot-otot si kecil.
4) Kecukupan gizi Gizi yang seimbang harus diberikan dengan baik agar
pertumbuhan fisik anak optimal. Kondisi ini memungkinkan
kemampuan motorik akan terasah dengan baik,
5) Kematangan otot Bayi yang memiliki kematangan otot sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan motorik kasarnya. Hal ini akan
sulit pula menstimulasi. Yang perlu dilakukan hanyalah memberikan

12
fisioterapi okupasi ditambah terafi obat – obatan jika memang
dianggap perlu.
6) Berat tubuh Berat tubuh berlebihan kemungkinan membuat bayi
menjadi sulut mengembangakan motorik kasarnya. Yang diperlukan
adalah menjaga asupan makanan si kecil agar berat badannya
mendekati angka ideal.
7) Kenyamanan Kekurang nyamanan bisa disebabkan ada sesuatu yang
melekat di tubuh bayi. Terkadang bayi menjadi sulit bergerak karena
terikat bedong. Saat belajar berjalan sebaiknya lepaskan kaos kaki
atau kenakan kaos dan sepatu yang tidak licin.
8) Pengalaman negatif Pengalaman negatif misalnya saat berjalan
merangkak si kecil pernah terjatuh yang membuat gusinya berdarah.
Hal ini dapat membuatnya trauma dan enggan melaukan latihan
sehingga kemampuannya terlambat muncul.
9) Sakit Bayi sering sakit diantaranya infeksi telinga, batuk, pilek,
maupun radang tenggorokan yang akan membuat perkembangan
motoriknya terlambat dibandingkan bayi seusianya.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Kecemasan merupakan suatu sensasi aprehensif atau takut yang
menyeluruh yang bersifat normal pada berbagai kondisi, namun dapat menjadi
abnormal jika berlebihan dan tidak sesuai dengan proporsi ancamannya. Pola-
pola tingkah laku terganggu dimana kecemasan menjadi ciri yang paling
menonjol diberi label gangguan kecemasan.
Ada beberapa jenis gangguan kecemasan yaitu gangguan panik,
gangguan cemas menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif, gangguan fobia dan
stres akut serta stres pasca trauma.
Berbagai perspektif teoritis menjelaskan mengenai terjadinya gangguan
kecemasan ini, seperti perspektif psikoanalisa, behavioral, kognitif, dan
biologis. Perbedaan perspektif tersebut juga berdampak pada perbedaan bentuk
penanganan yang diberikan untuk mengatasi gangguan kecemasan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan, Harold I, dkk. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Widya Medika :


Jakarta
Mansjoer, A., 1999, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1, Penerbit
Aesculapius : Jakarta.
Nurjannah, I., 2004, Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa Manajemen,
Proses Keperawatan dan Hubungan Terapeutik Perawat-Klien, Penerbit
MocoMedia : Yogyakarta.
Stuart, G.W., dan Sundden, S.J., 1995, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3,
EGC : Jakarta.
Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, EGC :
Jakarta.
Videbeck, S.J., 2008, Buku Ajar sKeperawatan Jiwa, EGC : Jakarta.
Amstrong, Thomas. 2002. The Seven Kinds of Smart. Jakarta : Gramedia
http://dokteranakku.com/?p:207”>perkembangan motorik kasar
http//Rully.blogdetik.com Anonym . 2002.Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Citra Pendidikan 13 

15

Anda mungkin juga menyukai