PENDAHULUAN
1
penggunaan sehari-hari sering tidak dibedakan antara motorik dengan
gerak.
Namun yang harus selalu diperhatikan adalah bahwa gerak yang
dimaksudkan disini bukan hanya semata-mata berhubungan dengan
gerak seperti yang kita lihat sehari-hari, yakni geraknya anggota tubuh
(tangan, lengan, kaki, dan tungkai) melalui alat gerak tubuh (otot dan
rangka). Tetapi gerak yang didalamnya melibatkan fungsi motorik
seperti otak, saraf, otot dan rangka.
Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan halus. Motorik
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh
kematangan anak itu sendiri. Perkembangan motorik beriringan dengan
proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak,
Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga
dan sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-
otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih. Misalnya, kemampuan
memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,
menggunting, menulis dan sebagainya.
1.3 Tujuan
Untuk Mengetahui pengertian dari Ansietas
Untuk Mengetahui penyebab Ansietas
Untuk mengetahui adanya penyebab dan gangguan tumbuh kembang
anak
Untuk mengetahui adanya penyebab dan gangguan motorik pada anak
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2.1 Faktor Predisposisi :
1. Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional yang
terjadi antara dua elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili
dorongan insting dan implus primitif seseorang. Sedangkan superego
mencerminkan hati nurani seseorang dan dikendalikan oleh norma-
norma budaya seseorang. Ego atau Aku. Berfungsi menengahi tuntutan
dari dua elemen yang bertentangan, dan fungsi ansietas adalah
mengigatkan ego bahwa ada bahaya.
2. Menurut pandangan interpersonal ansietas timbul dari perasaan takut
terdapat tidak adanya pnerimaan dan penolakan interpersonal. Ansitas
juga berhubungan dengan perkembangan trauma, seperti perpisahan
dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan spesifik. Orang dengan
harga diri rendah terutama mudah mengalami perkembanag ansietas
yang berat.
3. Menurut pandanagan prilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu
segala sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang utuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Ansietas dapat disebabkan karena frustasi,
konflik, tekanan, krisis, ketakutan yang terus menerus yang disebabkan
oleh kesusahan dan kegaglan yang bertubi-tubi, adanya kecenderungan-
kecenderungan harga diri yang terhalang, respressi terdapat macam-
macam masalah emosional, akan tetapi bisa berlangsung secara
sempurna(incomplete repress), atau dorongan-dorongan seksual yang
tidak terdapat kepuasan dan terhambat,sehingga mengakibatkan banyak
konflik batin (Cameroon,2004).
4. Kajian keluarga menunjukkan bahwa gangguan ansietas merupakan hal
yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. Ada tumpang tindih dalam
gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan depresi.
Ansietas juga dapat disebabkan karena ada pengaruh faktor genetik dari
keluarga. Penelitian telah melaporkan bahwa dua pertiga sampai tiga
perempat pasien yang tertekan ansietas memiliki sekurang-kurangnya
satu anak saudara derajat pertama dengan ansietas spesifik tipe spesifik
yang sama(Brust,2007)
5. Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor khusus
untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu mengatur
ansietas. Penhambat asam aminobutirik-gamma neroregulator (GABA)
juga mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis
berhubungan dengan ansietas, sebagaimana halnya dengan endorfin.
4
6. Penyalahgunaan atau penggunaan obat/zat tertentu yang berlebihan
juga merupakan salah satu penyebab utama ansietas. Seperti
alkoholisme, intoksikasi kafein, hipertiroidisme, dan feokromositoma
harus disingkirkan dalam mengatasi gejala ansietas ini (Brust, 2007).
Karena sebagai besar orang akan berlari ke hal-hal tadi untuk
menhadapi ansietas yang timbul pada dirinya.
5
2.2.3 Menurut Teori psikologi
1. Harga diri rendah
2. Pemalu pada masa kanak-kanak
3. Orang tua yang pemarah, terlalu banyak kritik
4. Ketidaknyamanan dengan agresi
5. Sexual abuse
6. Mengaami peristiwa yang menakutkan
7. Teori kognitif : cemas sebagai manifstasi dari penyimpangan berpikir
dan membuat persepsi/kebiasaan/perilaku individu memandang secara
berlebihan terhaap suatu bahaya.
6
3. Ansietas berat
Pada ansietas berat, lapang persepsi menjadi sangat menurun. Individu
cenderumng memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal yang
lain. Individu tidak mampu berfikir berat lagi dan membutuhkan banyak
pengarahan.
4. Ansietas panic
Pada tingkat ini individu sudah tidak dapat mengontrol diri lagi dan tidak
dapat melakukan apa-apa lagi walaupun sudah diberi pengarahan.
7
– Masalah fisik pada anak, misalnya tidak dapat mendengar sehingga
menghambat kemampuan berbicara
– Keturunan
Ekstrinsik :
– Factor psikis dan social, misalnya tekanan emosional akibat penolakan
atau kekerasan dari orangtua. Depresi bisa menyebabkan nafsu makan
anak berkurang
– Factor ekonomi
– Factor lingkungan (termasuk paparan infeksi, racun atau parasite). Selain
itu stimulasi mental juga bisa mempengaruhi perkembangan anak
Gejala :
– Tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala tidak berkembang secara
normal berdasarkan tabel pertumbuhan standar
– Kemampuan fisik (seperti berguling, duduk, berdiri dan berjalan)
berjalan dengan lambat
– Kemampuan mental dan social yang tertunda
– Perkembangan ciri seksual sekunder yang tertunda (pada wanita)
Diagnosa :
– Pengukuran tinggi badan dan berat badan, dengan melihat grafik
pertumbuhannya
– Pemeriksaan darah
– Analisa air kemih
– Pemeriksaan hormone, misalnya hormone tiroid
– Rontgen untuk menentukan usia tulang
8
2.4 Gangguan Motorik Kasar dan Halus pada Anak
Pengertian Motorik kasar mencakup gerakan otot – otot besar seperti
otot tungkai dan lengan pada bayi berupa gerakan menendang, menjejak,
meraih, mengangkat leher dan menoleh. Pertumbuhan kemampuannya harus
terus dipantau dan distimulasi agar anak dapat tumbuh dan berkembang
optimal.
Menggerakkan kaki,Urutan perkembangan motorik kasar pada anak :
tangan saat berbaring Sejak lahir bayi sudah memiliki refleks untuk
menggerakkan kaki dan tangannya secara sederhana.
Menginjak usia 1 bulan Mengangkat ia mulai belajar menggerakkan
kaki dan tangannya ke atas. kepala telungkup Mengangkat kepala saat
telungkup umumnya baru bias dilakukan bayi pada usia 2 bulan, namun tidak
menutup kemungkinan jika Memiringkan badan saat telungkup sebelum usia 2
bulan bahkan 1 bulan.
Memiringkan badan saat telungkup umumnya sudah dapat dilakukan
bayi usia 3-4 bulan. Latihlah gerakan ini dengan membunyikan mainan dari
arah Telungkup sendiri Bayi berusaha untuk samping atau memanggil
namanya. telungkup sendiri pada umumnya dapat dilakukan usia 45 bulan dan
membutuhkan bantuan orang tua, menstimulasi berulang kali sampai Duduk
Di usia 4-6 bulan bayi bias duduk sendiri,melakukannya sendiri. namun orang
tua sudah bias memposisikannya duduk saat si kecil digendong.
Usia 6-7 bulan mampu duduk sendiri meski cuma sebentar tanpa
dibantu.Usia 8 bulan sudah dapat duduk kurang lebih 10 menit dan usia
Merangkak Kemampuan merangkak bayi usia 8-10 ,9-10 bulan duduk sendiri.
bulan meski beberapa kali sudah dapat 1 merangkak pada usia 6-7 bulan ,tapi
tidak semua bayi dapat merangkak melalui tahapan kemampuan ini sebelum
berdiri dan berjalan. Berdiri Di usia 4-5 bulan, bayi sangat senang bila
dibedirikan diatas pangkuan kita.
Berdiri sendiri mulai belajar dilakukannya pada usia 9 bulan lalu usia 10-
12 bulan sudah berdiri sendiri tanpa bantuan. Berjalan Umumnya anak dapat
berjalan di rentang usia 13-15 bulan.
9
kebelakang, berjalan berjingkat, melompat/ meloncat, berlari, berdiri
satu kaki, menendang bola dan lainnya, berjalan seharusnya dikuasai
saat anak berusia 1 tahun sementara berdiri dengan 1 kaki dikuasai saat
anak berusia 2 tahun.
Untuk berjalan, perkembangan yang harus dikuatkan adalah
keseimbangan dalam hal berdiri. Ini berarti si kecil tidak hanya dituntut
sekedar berdiri,namun juga berdiri dalam waktu yang lebih lama ( ini
berkaitan dengan lamanya otot bekerja dalam hal ini otot kaki ) Bila
perkembangan jalan tidak dikembangkan dengan baik anak akan
mengalami gangguan keseimbangan. Si kecil jadi cenderung kurang
percaya diri dan ia pun selalu menghindari aktivitas yang melibatkan
keseimbangan seperti main ayunan, seluncuran, dan lainnya.
Sebaliknya anak lebih memilih aktivitas yang pasif seperti membaca
buku , main play stasion dan sebagainya.
Stimulasi : Orang tua berdiri dengan jarak dengan anak sambil
memegang mainan yang menarik. Gunakan karpet bergambar atau
tempelkan gambar – gambar yang menarik di lantai. Minta anak untuk
menginjak karpet/ lantai , misalnya “ ayo dik, injak gambar gajahnya”.
Mainan seperti mobil-mobilan atau troli yang bisa didorong juga bisa
membantu anak belajar berjalan.
B. Lari Perkembangan lari akan mempengaruhi perkembangan
lompat dan lempar serta kemampuan berkonsentrasi anak kelak. Pada
tugas perkembangan ini dibutuhkan keseimbangan tubuh , kecepatan
gerak kaki, ketepatan 4 pola kaki thed strike, bertumpu pada tumit toe
off,telapak kaki mengangkat kemudian kaki bertumpu pada ujung-
ujung jari kaki Swing kaki berayun dan landing setelah mengayuni
kaki, menapak pada alas dan motor planning.
Jika perkembangan lari tidak dikembangkan dengan baik anak
akan bermasalah pada keseimbangan , seperti mudah capek dalam
beraktivitas fisik, sulit berkonsentrasi, cenderung menghindari tugas-
tugas yang melibatkan konsentrasi dan aktivitas yang melibatkan
kemampuan mental : seperti memasang pasel, tidak mau mendengarkan
saat guru bercerita ( anak justru asyik kemana-mana ) dan lainnya.
Stimulasi Stimulasi lari bisa dimulai ketika anak berada pada fase
jalan sekitar usia 12 bulan ke atas ,aktivitasnya bisa berupa menendang
bola, main sepeda ( mulai roda 4 sampai toda 3 dan kemuadian roda 2 )
serta naik turun tangga.
10
C. Lompat Kemampuan dasar yang harus dimiliki anak adalah
keseimbangan yang baik, kemampuan koordinasi motorik dan motor
planning (perencanaan gerak). Contoh ketika anak ingin melompati
sebuah tali, ia harus sudah punya rencana apakah akan mendarat
dengan satu kaki atau dua kaki.
Jika anak tidak kuat dalam perkembangan melompat, biasanya
akan menghadapi kesulitan dalam perencanaan tugas yang
terorganisasi. Stimulasi Lompat di tempat atau di trampoline. Jangan
melompat di tempat tidur karena meski melatih motorik namun
mengacaukan kognitif.
D. Lempar Pada fase ini yang berperan adalah sensori keseimbangan, rasa
sendi ( proprioseptif ),serta visual. peran yang paling utama adalah
propriosertif, bagaimana sendi merasakan suatu gerakan atau aktivitas.
jika kemampuan melempar tidak dikembangkan dengan baik , anak
akan bermasalah dengan aktivitas yang melibatkan gerak ekstremitas
atas.
Stimulasi Main lempar tangkap bola (gradasikan tingkat
kesulitannya) yaitu posisi ,besar bola, dan jenis lambungan. Pada posisi
bisa dilakukan sambil duduk kaki lurus, duduk kaki bersila. Pada jenis
lambungan bisa dilakukan dengan lambungan dari atas, sejajar, atau
lambungan dari bawah.
Perkembangan motorik kasar pada anak
a. Pada usia 1 tahun Anak bisa bergerak di tempat yang rata
Berdiri dan berjalan beberapa langkah Berjalan lancer atau cepat
Bisa langsung duduk saat jatuh Merangkak di tangga Menarik
dan mendorong benda yang besar Melempar bola Meloncat
Berjalan mundur.
b. Pada usia 2 tahun Menendang bola Memanjat sofa Berjalan jinjit
Berdiri sebelah kaki Bangun tidur langsung duduk Naik tangga
Duduk di sepeda Mengayuh sepeda.
c. Tugas perkembangan motorik kasar pada usia 3 tahun Berjinjit
sambil berjalan tanpa jatuh Melompat dengan satu kaki
Melompat dengan satu kaki lebih dari 5 detik Berjalan menyusuri
papan titian Melempar bola jarak jauh Melempar bola besar
Mengendarai sepeda roda 3 Sudah boleh menuruni tangga
Berjalan.
d. Pada anak usia 4 tahun mundur dengan lurus
11
Penyebab keterlambatan motorik kasar
Keterlambatan motorik kasar menunjukkan adanya kerusakan pada
susunan syaraf pusat seperti cerebral palsy ( gangguan motorik yang
disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang Kurang asupan nutrisi,
terserang mengatur otot –otot tubuh ) penyakit infeksi selama hamil Bayi
terlalu lama di jalan lahir, bayi terjepit di jalan lahir, bayi menderita caput
sesadonium, bayi menderita cepal hematom.
Kurang asupan nutrisi ( ASI ) ,menderita penyakit infeksi, asfiksia,
ikterus. Gejala – gejala keterlambatan perkembangan motorik kasar pada
anak :
– Bayi terlalu kaku Perhatikan bila si kecil terus berbaring tanpa
melakukan gerakan apapun sertakepalanya tidak dapat di angkat saat
digendong , ini menunjukkan motorik kasar si kecil terlalu parah.
– Gerakan anak kurang aktif Perhatikan bila gerak anak kurang aktif jika
dibandingkan dengan anak sebayanya.
·Penatalaksanaan
1) Pola asuh Bila penyebabnya karena masalah perbedaan pola asuh atau
protektif, maka pertama-tama yang harus diubah adalah sikap orang
tua. Orang tua harus membiarkan anaknya bergerak bebas sebatas
tidak membahayakan si kecil.
2) Kelainan tubuh Kalau penyebab keterlambatan tersebut karena
kelainan tertentu maka harus dikonsultasikan dengan dokter anak .
melalui berbagai pemeriksaan dokter dapat mendiagnosa
penyebabnya dan mengatasi gangguannya.
3) Kurang bergerak Keterlambatan perkembangan motorik kasar si kecil
dapat pula disebabkan kurangnya ia bergerak atau kurangnya
rangsangan . kalau hal ini yang terjadi , tata laksana yang dapat
dilakukan adalah dengan rehabilitasi medic antara lain dengan
fisioterapi dengan melatih otot-otot si kecil.
4) Kecukupan gizi Gizi yang seimbang harus diberikan dengan baik agar
pertumbuhan fisik anak optimal. Kondisi ini memungkinkan
kemampuan motorik akan terasah dengan baik,
5) Kematangan otot Bayi yang memiliki kematangan otot sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan motorik kasarnya. Hal ini akan
sulit pula menstimulasi. Yang perlu dilakukan hanyalah memberikan
12
fisioterapi okupasi ditambah terafi obat – obatan jika memang
dianggap perlu.
6) Berat tubuh Berat tubuh berlebihan kemungkinan membuat bayi
menjadi sulut mengembangakan motorik kasarnya. Yang diperlukan
adalah menjaga asupan makanan si kecil agar berat badannya
mendekati angka ideal.
7) Kenyamanan Kekurang nyamanan bisa disebabkan ada sesuatu yang
melekat di tubuh bayi. Terkadang bayi menjadi sulit bergerak karena
terikat bedong. Saat belajar berjalan sebaiknya lepaskan kaos kaki
atau kenakan kaos dan sepatu yang tidak licin.
8) Pengalaman negatif Pengalaman negatif misalnya saat berjalan
merangkak si kecil pernah terjatuh yang membuat gusinya berdarah.
Hal ini dapat membuatnya trauma dan enggan melaukan latihan
sehingga kemampuannya terlambat muncul.
9) Sakit Bayi sering sakit diantaranya infeksi telinga, batuk, pilek,
maupun radang tenggorokan yang akan membuat perkembangan
motoriknya terlambat dibandingkan bayi seusianya.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kecemasan merupakan suatu sensasi aprehensif atau takut yang
menyeluruh yang bersifat normal pada berbagai kondisi, namun dapat menjadi
abnormal jika berlebihan dan tidak sesuai dengan proporsi ancamannya. Pola-
pola tingkah laku terganggu dimana kecemasan menjadi ciri yang paling
menonjol diberi label gangguan kecemasan.
Ada beberapa jenis gangguan kecemasan yaitu gangguan panik,
gangguan cemas menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif, gangguan fobia dan
stres akut serta stres pasca trauma.
Berbagai perspektif teoritis menjelaskan mengenai terjadinya gangguan
kecemasan ini, seperti perspektif psikoanalisa, behavioral, kognitif, dan
biologis. Perbedaan perspektif tersebut juga berdampak pada perbedaan bentuk
penanganan yang diberikan untuk mengatasi gangguan kecemasan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15