Anda di halaman 1dari 8

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

PERSEKUTUAN: LIKUIDASI

OLEH:
Kelompok 2
Made Bendesa Yogiswara (1807311016) (15)
Putu Yumeta Dewi Anjali (1807311003) (04)
Ni Kadek Dwi Ayu Utami (1807311019) (18)
Ni Made Mia Sari Dewi (1807311020) (19)

PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
PERSEKUTUAN: LIKUIDASI
PEMBAHASAN
Persekutuan : Likuidasi
Mayoritas persekutuan yang dimulai pada suatu tahun tertentu kemungkinan akan
menghadapi permasalahan dalam kurun waktu tiga tahun serta mengalami proses pembubaran
atau terminasi dan likuidasi dikarenakan adanya risiko normal yang dihadapi ketika melakukan
kegiatan usaha.

A. DISOSIASI, PEMBUBARAN, TERMINASI, DAN LIKUIDASI PERSEKUTUAN


Pengunduran Diri atau Disosiasi (Dissociation)
Pengunduran diri atau disosiasi adalah konsep hukum untuk pengunduran diri sekutu karena:
1. Sekutu meninggal
2. Sekutu secara sukarela mengundurkan diri (misalnya pensiun)
3. Keputusan pengadilan, seperti: (a) sekutu terlibat dalam tindakan yang melanggar hukum
yang secara signifikan berakibat negatif bagi persekutuan, (b) sekutu melanggar
perjanjian persekutuan, (c) sekutu menjadi debitor dalam kebangkrutan, dan (d) sekutu
individual sudah tidak mampu melaksanakan kewajibannya berdasarkan perjanjian
persekutuan.

Pembubaran (Dissolution)
Pembubaran merupakan pengakhiran persekutuan. Kejadian-kejadian yang dapat
menyebabkan pembubaran dan terminasi bisnis persekutuan adalah sebagai berikut:
1. Dalam persekutuan, sewaktu-waktu, seorang sekutu dapat mengeluarkan pemberitahuan
pengunduran diri dari persekutuan. Pengunduran diri sewaktu-waktu ini dapat terjadi,
sebagian besar, hanya dalam bentuk pemahaman secara lisan diantara para sekutu dan
tidak ada ketentuan pasti atau tindakan spesifik yang diambil. Perjanjian persekutuan
dapat menghindari kejadian seperti ini yang dapat menyebabkan bubarnya persekutuan
dengan memasukkan, misalnya, sebuah ketentuan untuk membeli kepemilikan sekutu
yang keluar dari persekutuan. 
2. Pada persekutuan yang didirikan dengan batas waktu dan tujuan tertentu, pembubaran
dapat terjadi karena: (a) seorang sekutu meninggal atau mengundurkan diri karena
melakukan kesalahan, paling tidak terdapat setengah sekutu yang tinggal memutuskan
menghentikan bisnis persekutuan, (b) ketika seluruh sekutu setuju untuk menghentikan
persekutuan, atau (c) ketika batas waktu atau tujuan yang dimaksud telah terpenuhi atau
selesai.
3. Suatu peristiwa yang merupakan pelanggaran hukum jika ditetapkan pada bagian penting
suatu kemitraan bisnis.
4. Adanya keputusan pengadilan bahwa: (a) tujuan ekonomis persekutuan tampaknya tidak
dapat tercapai, (b) seorang sekutu terlibat dalam suatu tindakan terkait dengan bisnis
persekutuan yang membuat bisnis persekutuan tidak mungkin dilanjutkan secara praktik,
atau (c) ketika tidak memungkinkan untuk meneruskan bisnis persekutuan secara praktik
sejalan dengan perjanjian persekutuan.

Terminasi (Winding Up) dan Likuidasi (Liquidation)


Terminasi dan likuidasi persekutuan dimulai setelah pembubaran persekutuan,
persekutuan tetap beroperasi untuk tujuan khusus, yaitu penyelesaian proses penghentian
bisnis. Proses terminasi mencakup transaksi-transaksi seperti penagihan piutang termasuk
piutang sekutu, konversi aset non kas menjadi kas, pembayaran kewajiban persekutuan, dan
distribusi saldo bersih yang tersisa kepada para sekutu dalam bentuk kas sesuai dengan
proporsi kepemilikan modal.

Pinjaman dari sekutu. Kewajiban para sekutu atas pinjaman yang dilakukan kepada
persekutuan memiliki status yang sama dengan kewajiban persekutuan kepada kreditor pihak
ketiga. Jadi, tidak ada saling hapus antara kewajiban dengan akun modal sekutu. Kewajiban
persekutuan ke sekutu individual ini harus dibayar selama proses terminasi persekutuan.

Defisit akun modal sekutu. Dalam proses likuidasi, tiap sekutu yang memiliki akun modal
defisit harus melakukan kontribusi kepada persekutuan untuk menghilangkan defisit modal
tersebut. Jika seorang sekutu gagal melakukan kontribusi, maka seluruh sekutu harus
melakukan kontribusi, sesuai dengan proporsi pembagian kerugian, berupa tambahan jumlah
yang diperlukan untuk membayar kewajiban persekutuan.

Laporan Likuidasi dan Realisasi Persekutuan. Laporan yang sering disebut dengan
“laporan likuidasi” adalah dasar pembuatan ayat jurnal untuk mencatat likuidasi. Laporan ini
menunjukkan konversi aset menjadi kas, alokasi keuntungan atau kerugian kepada para
sekutu, dan distribusi kas kepada para kreditor dan sekutu. Laporan tersebut adalah fitur dasar
akuntansi untuk likuidasi persekutuan.

B. LIKUIDASI SEKALIGUS
Likuidasi persekutuan secara sekaligus (lump-sum liquidation) merupakan suatu proses
likuidasi dimana seluruh aktiva dikonversikan menjadi kas dalam waktu yang sangat pendek,
kreditor eksternal dibayar, dan pembayaran tunggal secara gabungan dilakukan kepada para
sekutu atas bagian modal yang disetorkan. Likuidasi sekaligus merupakan fokus yang baik
untuk menjelaskan konsep utama likuidasi persekutuan.

Realisasi Aset
Pada umumnya, sebuah persekutuan mengalami kerugian ketika menjualnya asetnya.
Piutang usaha umumnya ditagihkan oleh persekutuan. Kadang kala persekutuan menawarkan
potongan tunai dalam jumlah besar untuk pembayaran piutang yang tepat waktu yang
penagihannya dapat menunda proses terminasi persekutuan. Alternatif lain adalah piutang
usaha tersebut dijual kepada perusahaan ‘anjak piutang’ (factoring), yaitu perusahaan yang
mengkhususkan diri dalam pembelian piutang usaha dengan segera membayar uang tunai
kepada pihak penjual piutang.
Secara umum, pihak ‘anjak piutang’ hanya membeli piutang usaha perusahaan yang
paling baik dengan harga dibawah nilai tercatat, namun beberapa ‘anjak piutang’ masih
berminat untuk membeli seluruh piutang dan membayar dengan harga yang jauh dibawah
harga nilai tercatatnya.
Sebelum dilakukan distribusi aset kepada para sekutu, baik kewajiban atau kreditor
eksternal harus dibayar secara penuh atau dana yang diperlukan untuk itu ditempatkan dalam
sebuah akun penampungan. Pihak penampungan biasanya adalah bank, menggunakan dana
tersebut hanya untuk pembayaran kewajiban persekutuan.

Beban Likuidasi
Proses likuidasi biasa yang dimulai dengan menjadwalkan aset dan kewajiban
persekutuan yang diketahui. Nama dana alamat kreditor dan jumlah terutang dari masing-
masing pihak harus dicatat. Kreditur yang belum terjadwal akan diketahui selama proses
likuidasi. Proses likuidasi melibatkan beban dan biaya hukum dan akuntansi tambahan.
Beban perusahaan menanggung biaya penghentian usaha, seperti biaya iklan khusus dan
biaya mencari agen dialokasikan terhadap akun modal para sekutu dalam rasio distribusi laba
dan rugi.

Ilustrasi Likuiditas Sekaligus


Ringkasan neraca saldo perusahaan pada saat para sekutu memutuskan untuk melikuidasi
usaha:
PERSEKUTUAN ABC
Neraca Saldo
Per Tanggal 1 Mei 20X5

Kas                                                                                          Rp 10.000.000
Aktiva Nonkas                                                                             90.000.000
Kewajiban                                                                                                   Rp
42.000.000
Modal,Aldi(40%)                                                                                     
34.000.000
Modal,Bayu(40%)                                                                                   
10.000.000
Modal,Citra(20%)                                                                                     
14.000.000
Total                                                                                         100.000.000 
100.000.000
Ekuitas pemilik adalah jumlah modal akun sekutu.
Persamaan akuntansi = Aset – Kewajiban = Ekuitas pemilik
                                  Rp 100.000.000 - Rp 42.000.000 = Rp 58.000.000

Kasus 1. Persekutuan Masih Solven dan Tidak timbul Defisit pada Akun Modal Sekutu
Laporan ini hanya berisi akun neraca dimana seluruh aset nonkas disajikan ke dalam satu
akun. Pada saat unit usaha melakukan likuidasi, akun-akun neraca merupakan akun yang
relevan, laporan laba rugi adalah untuk kelangsungan usaha. Kertas kerja mencakup seluruh
proses realisasi dan likuidasi serta merupakan dasar ayat jurnal untuk mencatat proses
likuidasi.
Contoh soal :
Aset nonkas dijual dengan harga Rp 80.000.000 pada tanggal 1 Mei 20X5 dengan kerugian
sebesar Rp 10.000.000. Kreditur eksternal dibayar sebesar Rp 42.000.000 pada tanggal 20
Mei dan sisa kas sebesar Rp 48.000.000 didistribusikan kepada para sekutu pada tanggal 30
Mei 20X5.
Observasi penting lainnya:
1. Saldo sebelum likuidasi diperoleh dari neraca saldo pada tanggal 1 Mei 20X5.
2. Kerugian sebesar Rp 10.000.000 didistribusikan langsung terhadap akun modal para
sekutu.
3. Kreditor eksternal dibayarkan sebelum terdapat aset yang didistribusikan kepada sekutu.
4. Pembayaran kepada para sekutu dilakukan dengan saldo modal kredit
5. Saldo pascalikuidasi sebesar nol, yang menandakan bahwa seluruh akun telah ditutup dan
persekutuan telah benar-benar dilikuidasi dan dihentikan sepenuhnya.

Figure 16-1
PERSEKUTUAN ABC
Laporan Likuidasi dan Realisasi Persekutuan
Likuidasi Sekaligus
Saldo Modal
Kas Asset Kewajiban Aldi (40%) Bayu (40%) Citra (20%)
Nonkas
Saldo kas sebelum
10.000.000 90.000.000 (42.000.000) (34.000.000) (10.000.000) (14.000.000)
likuidasi, 1 Mei
Penjualan asset dan
distribusi kerugian
80.000.000 (90.000.000) 4.000.000 4.000.000 2.000.000
sebesar
Rp 10.000.000
90.000.000 0 (42.000.000) (30.000.000) (6.000.000) (12.000.000)
Pembayaran untuk
(42.000.000) 42.000.000
Kreditor eksternal
48.000.000 0 0 (30..000000) (6.000.000) (12.000.000)
Pembayaran
sekaligus kepada (48.000.000) 0 0 30.000.000 6.000.000 12.000.000
sekutu:
Saldo
0 0 0 0 0 0
pascalikuidasi

Laporan realisasi dan likuidasi merupakan dasar untuk ayat jurnal yang mencatat proses
likuidasi sebagai berikut :
15 Mei 20X5
(1)          Kas                                         80.000.000
               Modal, Aldi                             4.000.000
               Modal, Bayu                            4.000.000
Modal, Citra                            2.000.000
                  Aset nonkas                      90.000.000
Realisasi seluruh asset nonkas persekutuan ABC dan distribusi kerugian sebesar Rp
10.000.000 dengan menggunakan rasio laba dan rugi.

20 Mei 20X5
(2)           Kewajiban                              42.000.000
                       Kas                                          42.000.000
                Pembayaran kas kreditor dan eksternal

30 Mei 20X5
(3)          Modal, Aldi                           30.000.000
               Modal,Bayu                            6.000.000
               Modal,Citra                           12.000.000
                       Kas                                          48.000.000
                Pembayaran sekaligus kepada para sekutu

C. LIKUIDASI BERTAHAP
Likuidasi bertahap merupakan suatu likuidasi secara umum memerlukan beberapa
bulan dalam penyelesaiannya dan menyangkut pembayaran secara periodik, atau cicilan
bertahap, kepada para sekutunya selama masa likuidasi. Likuidasi bertahap mencakup
distribusi kas kepada para sekutu sebelum likuidasi aset sepenuhnya dilakukan. Pihak
akuntan secara khusus harus berhati-hati pada saat mendistribusikan kas, karena dapat saja
terjadi suatu peristiwa dimasa mendatang yang mungkin mengubah jumlah yang harus
dibayarkan kepada masing-masing sekutu. Untuk para akuntan dalam menentukan
pembayaran bertahap yang aman kepada para sekutu antara lain :
1. Tidak mendistribusikan kas kepada sekutu hingga seluruh kewajiban dan beban likuidasi
aktual maupun potensial telah dibayarkan atau dicadangkan seperlunya.
2. Antisipasi kemungkinan yang terburuk, atau lebih membatasi sebelum menentukan
jumlah angsuran tunai yang diterima oleh masing-masing sekutu:
a. Asumsikan bahwa seluruh aset nonkas yang tersisa akan dihapuskan sebagai
kerugian; yaitu dengan mengasumsikan bahwa tidak ada yang dapat direalisasikan
pada pelepasan aset.
b. Asumsikan bahwa defisit yang timbul dalam akun modal para sekutu akan
didistribusikan kepada sekutu yang tersisa; yaitu dengan mengasumsikan bahwa
defisit tersebut tidak akan dihapuskan oleh kontribusi modal tambahan para sekutu.
3. Setelah akuntan mengasumsikan kasus terburuk yang dapat terjadi maka sisa kredit pada
akun modal menunjukan distribusi aset dan kas yang aman yang dapat didistribusikan
kepada masing masing sekutu dalam jumlah yang sesuai.

D. Rencana Distribusi
Pada awal proses likuidasi, adalah umum bagi para akuntan untuk menyusun rencana
distribusi kas, yang memberikan gambaran kepada para sekutu mengenai pembayaran kas
bertahap yang akan diterima oleh masing-masing pada saat telah tersedia kas dalam
persekutuan. Distribusi bertahap aktual ditentukan dengan menggunakan laporan realisasi dan
likuidasi, yang dilengkapi dengan skedul pembayaran aman kepada para sekutu sebagaimana
yang ditunjukan pada bagian akhir bab ini. Rencana distribusi kas merupakan proyeksi pro
forma penggunaan kas, apabila telah tersedia uang tunai.

Daya Serap Kerugian


Konsep dasar rencana distribusi kas pada awal proses likuidasi adalah daya serap kerugian
(loss absortion power-LAP). LAP seorang sekutu diartikan sebagai kerugian maksimum yang
dapat terjadi dalam persekutuan sebelum saldo akun modal dan pinjaman sekutu dilunasi.
Daya serap kerugian merupakan fungsi dari dua elemen, yaitu :
LAP = Saldo akun modal sekutu
Bagian kerugian sekutu

Sebagai contoh, pada 1 mei 20x5 Aldi memiliki saldo kredit akun modal sebesar Rp
34.000.000 dan 40 persen bagian dalam kerugian persekutuan ABC. LAP Aldi adalah:
LAP = Rp 34.000.000 = Rp 85.000.000
0,40

Ini berarti bahwa kerugian atas pelepasan aset nonkas atau biaya likuidasi tambahan sebesar
Rp 85.000.000 akan menghapuskan saldo kredit dalam akun modal Aldi dengan perhitungan
sebagai berikut.
Rp 85.000.000 x 0,40 = Rp 34.000.000

E. PERTIMBANGAN TAMBAHAN
Inkorporasi Persekutuan
Seiring dengan perkembangan persekutuan, para sekutu dapat memutuskan untuk
mengubah bentuk usaha menjadi perseroan agar dapat memperoleh akses pendanaan ekuitas
tambahan, membatasi tanggung jawab pribadi, mendapatkan keuntungan pajak tertentu atau
untuk mencapai tujuan usaha lain yang cukup berat. Pada saat pembentukan perseroan,
persekutuan dihentikan, sedangkan aset dan kewajibannya direvaluasi menjadi sebesar nilai
pasar. Keuntungan atau kerugian revaluasi yang timbul dialokasikan kepada akun modal para
sekutu sesuai dengan rasio pembagian laba dan rugi.
Modal saham dalam perseroan yang baru kemudian didistribusikan secara proporsional
pada akun modal para sekutu. Entitas bisnis terpisah persekutuan harus menutup catatan
akuntansinya dan perseroan, sebagai entitas baru, harus membuka catatan akuntansi yang
baru untuk mencatat penerbitan modal saham kepada para sekutu persekutuan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

E. Baker, Richard, dkk. Akuntansi Keungan Lanjutan. Buku 2. 2010. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai