Anda di halaman 1dari 6

[LAPORAN KASUS]

Decompensatio Cordis NYHA III pada Wanita Usia 29 Tahun G2P1A0


dengan Preeklampsia Berat dan Obesitas
Evi Kurniawati, Nisrina Pradya
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan topik yang tetap menjadi sorotan di mata dunia. Dari 158 kasus AKI
di Provinsi Lampung pada tahun 2013, 46 kasus disebabkan oleh preeklampsia-eklampsia. Sedangkan di negara barat gagal
jantung merupakan penyebab utama AKI selama masa kehamilan.
Kasus: Ny. L, 29 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 37-38 minggu datang dalam keadaan Inpartu Kala I fase Laten. Pasien juga
mengeluh sesak sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, sesak dirasa terutama dalam posisi tidur, dan membaik dengan
posisi duduk. sejak mulai terasa mulas-mulas, pasien merasa sesak semakin berat dan tidak dapat melakukan aktifitas.
Pasien juga batuk tidak berdahak dan bengkak pada kedua kaki sejak 3 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
o
didapatkan tekanan darah 180/100 mmHg, Nadi 124x/menit, pernafasan 40x/menit, dan suhu 36,1 C. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan leukositosis, proteinuria (++++), edema pulmo, cardiomegali dan sinus ventrikular takikardi.
Simpulan : Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang diagnosis pada pasien ini adalah G2P1A0 usia Ibu 29
tahun usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, presentasi kepala punggung kanan, Inpartu Kala I Fase
Laten dengan Decompensatio Cordis NYHA III dan Preeklampsia Berat.

Kata kunci : decomp cordis, preeklampsia

Decompensatio Cordis NYHA III in Female 29 Years Old G2P1A0


with Severe Preeclampsia and Obesity
Abstract
Background: Maternal Mortality Rate (MMR) is a topic that still in the spotlight of the world. From 158 cases of MMR in
Lampung Province in 2013, 46 cases were caused by preeclampsia-eclampsia. Whereas in western countries heart failure is
a major cause of MMR during pregnancy.
Case: Mrs. L, 29 years old, G2P1A0 37-38 weeks gestation comes in an Impartu State 1 in Latent phase. Patients also
complained of shortness of breath since 3 days before entering the hospital, shortness felt mainly in the position of sleep,
and improved with a sitting position. Since the start of contraction, the patient feels heavier and can not do activities by
herself. The patient also coughs without sputum and swelling on both legs since 3 weeks ago. On physical examination
o
obtained blood pressure 180/100 mmHg, pulse 124x/minute, respiration 40x/minute, and temperature 36,1 C. From
laboratory examination found leukocytosis, proteinuria (++++), pulmonary edema, cardiomegaly and ventricular sinus
tachycardia.
Conclusion: Based on the history, physical examination and laboratory examination, diagnostic of the patient is G2P1A0 29
years old woman of 37-38 weeks gestation, single live intra uterine fetus, right back head presentation, Inpartu State I in
Latent phase with Decompensatio Cordis NYHA III and Severe Preeclampsia.

Keywords : decompensatio cordis, preeclampsia

Korespondensi : Nisrina Pradya ǀ Jl Negara Ratu Natar Lampung Selatan ǀ 081369699991 ǀ nisrina.pradya@gmail.com

Pendahuluan Angka ini lebih tinggi dari hasil SDKI 2007 yang
Angka kematian ibu merupakan topik besarnya 228 per 100.000 kelahiran hidup.
yang tetap menjadi sorotan di mata dunia. Pada provinsi Lampung angka kematian ibu
Data WHO mengungkapkan 830 ibu meninggal yang dilaporkan pada tahun 2013 sebanyak
per hari pada saat hamil ataupun saat 158 kasus, khususnya pada kota Metro di
melahirkan, akibat komplikasi yang terkait tahun 2014 dilaporkan terdapat 2 kasus
keduanya. Pada tahun 2015, sekitar 303.000 kematian ibu dari jumlah 3229 kelahiran.2
ibu meninggal terkait sebab ini.1 Berdasarkan Terdapat lima komplikasi mayor yang
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia bila dihitung mendekati 75% penyebab
(SDKI) tentang angka kematian ibu (AKI) atau kematian ibu, yaitu perdarahan berat terutapa
Maternal Mortality Ratio (MMR) di Indonesia post partum, infeksi (biasanya pasca
untuk periode 2008 sampai dengan 2012 ialah melahirkan), preeklampsia dan eklampsia,
359 kematian per 100.000 kelahiran hidup.

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 167


Nisrina, Evi ǀ Decomp Cordis NYHA III pada Wanita Usia 29 Tahun G2P1A0 dengan Preeklampsia Berat dan Obesitas

komplikasi saat proses persalinan, dan aborsi Berdasarkan riwayat obstetrik


yang tidak aman.1 didapatkan pasien menikah pertama kali pada
Preeklamsia adalah hipertensi yang usia 19 tahun, pernah menggunakan alat
timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai kontrasepsi IUD selama 5 tahun, Suntik KB 3
dengan proteinuria.3 Dari 158 kasus kematian bulan selama 2 tahun, dan pil KB selama 2
ibu di Provinsi Lampung pada tahun 2013, 46 tahun. Tidak ada keluhan selama
kasus diantaranya disebabkan oleh menggunakan alat kontrasepsi tersebut. Anak
2
preeklampsia dan eklampsia. Penyebab pertama lahir pada tanggal 2 Februari 2007
terjadinya preeklampsia tidak hanya secara pervaginam di Bidan dengan Berat
disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan Badan Bayi Lahir (BBL) 3000 gram. Pada
banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan sekarang, hari pertama haid
preeklampsia dan eklampsia (multiple terakhir (HPHT) pasien pada tanggal 25
causation). Diabetes melitus, mola hidatidosa, Februari 2016 sehingga taksiran persalinan
kehamilan ganda, hidrops fetalis, umur lebih (TP) pasien pada tanggal 2 Desember 2016.
dari 35 tahun dan obesitas merupakan faktor Pasien rutin memeriksakan kandungannya ke
predisposisi untuk terjadinya preeclampsia.3 Bidan. Pada usia kehamilan 32 minggu
Sedangkan angka kejadian didapatkan pasien mengalami hipertensi.
Cardiovascular disease (CVD) termasuk Riwayat operasi disangkal, riwayat mioma
dekompensatio cordis berubah dan berbeda- uteri dan kista ovarium juga disangkal oleh
beda disetiap negara. Di negara barat risiko pasien. Pasien mengatakan bahwa ia
CVD pada kehamilan meningkat pada wanita menjalankan pola hidup sehat seperti yang
yang baru hamil pertama kali dan meningkat telah diajarkan oleh Bidan selama kehamilan.
juga kejadiannya menjadi gagal jantung pada Berdasarkan pemeriksaan fisik
penderita diabetes, hipertensi, dan obesisitas. didapatkan keadaan umum pasien tampak
Di negara barat penyakit jantung pada ibu sakit sedang dengan tingkat kesadaran
merupakan penyebab utama kematian ibu compos mentis. Pasien berada pada ruang
selama masa kehamilan.4 Intensive Care Unit (ICU) dengan posisi tempat
tidur pasien ditegakkan 90o karena pasien
Laporan Kasus semakin sesak dalam keadaan tidur. Pada
Ny. L usia 29 tahun G2P1A0 usia pengukuran tanda-tanda vital diketahui
kehamilan 37-38 minggu datang ke IGD RSUD tekanan darah pasien 180/100 mmHg, denyut
Jend. Ahmad Yani Metro pada tanggal 17 nadi 124x/menit, pernafasan 40x/menit, dan
November 2016 pukul 00.30 WIB. Pasien suhu tubuh 36,1oC. Pada pengukuran status
datang dengan keluhan mulas-mulas yang gizi, berat badan pasien 100kg dengan tinggi
terasa semakin sering sejak pukul 13.00 WIB. badan 158cm sehingga didapatkan Indeks
Mulas dirasakan dua kali setiap 10 menit Massa Tubuh (IMT) sebesar 40,16 yang
dengan lama kurang lebih 20 detik. mulas digolongkan sebagai Obesitas Kelas III.
tidak terkait dengan aktivitas yang dilakukan Pada pemeriksaan kepala, mata
pasien. Selain itu pasien sesak sejak 3 hari telinga, hidung, tenggorokan, dan leher dalam
sebelum masuk rumah sakit. Sesak awalnya batas normal. Pada pemeriksaan thoraks
hilang timbul dan tidak mengganggu aktivitas, didapatkan suara nafas vesikuler, ronchi dan
namun semakin lama sesak dirasa semakin wheezing pada kedua lapang paru. Pada
berat terutama dalam posisi tidur. Sesak pemeriksaan kehamilan didapatkan Leopold I
membaik dengan posisi duduk. Sejak muncul teraba satu bagian bulat keras tidak melenting
keluhan mulas-mulas (pukul 13.00 WIB) dengan TFU: 35cm, Leopold II teraba satu
keluhan sesak dirasa semakin berat sehingga bagian memanjang di sebelah kanan dan
pasien tidak dapat melakukan aktifitasnya. bagian kecil-kecil janin di bagian kiri, denyut
Selain itu pasien juga batuk tidak berdahak jantung janin yaitu 124 kali per menit, pada
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit dan Leopold III teraba satu bagian bulat keras
kedua kaki pasien bengkak sejak 3 minggu melenting, tidak dapat digerakkan, dan pada
yang lalu. Riwayat hipertensi, diabetes Leopold IV didapatkan divergen dengan
mellitus, dan asma bronkiale disangkal oleh penurunan kepala 4/5. Pada pemeriksaan
pasien. Riwayat kolesterol dan asam urat tidak Vaginal Toucher didapatkan adanya blood
diketahui pasien. slym, portio tebal lunak, pembukaan 3cm,

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 168


Nisrina, Evi ǀ Decomp Cordis NYHA III pada Wanita Usia 29 Tahun G2P1A0 dengan Preeklampsia Berat dan Obesitas

pendataran <50%, penurunan kepala 4/5, Post partum hari kedua (19 November
konsistensi lunak, posisi sejajar jalan lahir, dan 2016) keluhan sesak dirasa berkurang, laju
ketuban menonjol, sehingga disimpulkan pernapasan 23 kali per menit, tekanan darah
bahwa skor Bishop pasien adalah8. 170/100 mmHg, denyut nadi 110 kali per
Berdasarkan pemeriksaan menit, suhu tubuh 37,1oC. Terapi yang sama
laboratorium darah lengkap diketahui bahwa masih dilanjutkan dan pasien alih rawat ke
pada pasien tejadi leukositosis dengan nilai ruang rawat post bersalin.
leukosit 13.400/uL. Pada pemeriksaan urin Pasien diizinkan rawat jalan pada
lengkap didapatkan adanya proteinuria berat tanggal 21 November 2011 dengan diberikan
(++++), dan pada pemeriksaan EKG terapi amoxilin 3x500 mg, furosemide 1-0-0,
disimpulkan bahwa pasien mengalami sinus dan amlodipine 1x10 mg. pasien juga
ventrikular takikardi. diberikan edukasi untuk mengurangi kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini adalah jantung dengan membatasi aktifitas, dan
G2P1A0 usia Ibu 29 tahun usia kehamilan 37- kontrol rutin ke poli kebidanan RSAY sesuai
38 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, arahan.
presentasi kepala punggung kanan, Inpartu III
dan Preeklampsia Berat. Diagnosis banding Pembahasan
pada kasus ini adalah Peripartum Pada fase kehamilan, perubahan
Cardiomiopathy. Prognosis Ibu dan janin pada fisiologis dan anatomis terjadi pada tubuh ibu.
kasus ini adalah Dubia ad Malam. Volume plasma darah mengalami peningkatan
Penatalaksanaan pada kasus ini hingga 40 % pada usia kehamilan 24 minggu.
meliputi tatalaksana medikamentosa dan Selain itu, pembesaran rahim yang terjadi juga
obstetrik. Pada tatalaksana medikamentosa menyebabkan jantung dan diafragma
diberikan oksigenasi 10 liter/menit, Infus terdorong ke atas sehingga kapasitas vital dan
Ringer Laktat dititrasi, injeksi furosemide total volume paru mengalami penurunan yang
ekstra 1 ampul, pemberian MgSO4 sesuai membuat ibu sulit bernapas. Perubahan
protap, injeksi meropenem 1gram per 12 jam, hemodinamik yang terjadi menimbulkan
nifedipine 4x10 mg pr oral serta pemantauan gejala yang serupa dengan gejala penyakit
urin dengan pemasangan dower catheter. jantung. Pada kehamilan dengan jantung
Sedangkan tatalaksana obstetrik adalah normal, wanita hamil dapat melakukan
dengan Pemantauan P10 dan rencana toleransi terhadap perubahan–perubahan
persalinan diperingan kala II dengan ekstraksi fisiologis tersebut sedangkan wanita dengan
vakum dan prasat Kristeller. penyakit jantung akan mengalami
Pasien partus pada tanggal 17 dekompensasi yang dapat mengakibatkan
November 2017 pukul 09.15 WIB. Bayi lahir komplikasi dalam kehamilan bahkan
dengan ekstraksi vakum, jenis kelamin laki- menyebabkan kematian janin dan ibu.1,4,5
laki, BBL 2900 gram, panjang badan 48 cm, Adapun tabel perubahan hemodinamik pada
dengan skor APGAR 4/8, selanjutnya bayi ibu hamil adalah sebagai berikut.
dirawat di NICU dan pada Ibu dilakukan
pengawasan P8 ketat. Tabel 1. Perubahan Hemodinamika normal
5
Pada post partum hari pertama (18 selama kehamilan
November 2016) keluhan sesak berkurang, Parameter Kehamilan Inpartu dan Pasca
Hemodina Normal Persalinan Persalin
pernafasan 24 kali per menit, tekanan darah mik an
140/90 mmHg, denyut nadi 111 kali per menit, Volume ↑ 20% - 50% ↑ ↓(auto
suhu 36,1oC. TFU 2 jari di bawah pusat, Darah diuresis)
kontraksi baik, lochea rubra (+). Pada pasien Denyut ↑10-15 ↑ ↓
dilakukan foto thorax dengan hasil edema Jantung denyut/ menit
Cardiac ↑ 30% - 50% ↑ (tambahan ↓
pulmo dan cardiomegali. Pasien dikonsulkan Output (CO) 50%)
ke bagian Penyakit Dalam dan Paru sehingga Tekanan ↓ 10 mmHg ↑ ↓
mendapatkan terapi Infus RL dititrasi, Inj. darah
Meropenem 1gr/12 jam, Inj. Fluimucyl/12 Stroke ↑ 30% ↑ (300-500 ↓
jam, drip furosemide, dan nebulizer volume ml/kontraksi)
Resistensi ↓ 20% ↑ ↓
combivent dan pulmicort 1:1/8 jam. vascular
sistemik

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 169


Nisrina, Evi ǀ Decomp Cordis NYHA III pada Wanita Usia 29 Tahun G2P1A0 dengan Preeklampsia Berat dan Obesitas

Hipertensi merupakan kejadian CVD penjabaran ini, pada pasien dapat ditegakkan
paling sering selama kehamilan. Preeclampsia diagnosis yaitu adanya Preeklampsia berat.
adalah hipertensi yang baru terjadi pada Decompensatio cordis atau gagal jantung
kehamilan / diatas usia kehamilan 20 minggu pada kehamilan dapat didiagnosis setelah
disertai adanya gangguan organ. Preeklampsia melakukan pemeriksaan secara teliti dan
ditandai dengan adanya disfungsi plasenta menyeluruh. Hal ini disebakan adanya
dan respon maternal terhadap adanya perubahan hemodinamik yang menyerupai
inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan kejadian gagal jantung. Adapun kriteria untuk
koagulasi. 6 menegakkan kriteria gagal jantung disebut
Preeklampsia dibedakan menjadi dnegan kriteria Framingham, yaitu :
preeklampsia ringan dan berat. Preeklampasia
7
ringan ditandai dengan adanya peningkatan Tabel 2. Kriteria Framigham gagal jantung
tekanan darah sekurang-kurangnya 140 Kriteria mayor Kriteria minor
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada 1. Edema paru akut 1. Edema ekstremitas
dua kali pemeriksaan berjarak minimal 15 2. Kardiomegali 2. Batuk di malam
menit pada lengan yang sama dan adanya 3. Ronki paru hari
4. Hepatojugular 3. Dispneu d’effort
proteinuria melebihi 300 mg dalam 24 jam
refluks 4. Hepatomegali
atau tes urin dipstick >postif 1. Sedangkan 5. Paroximal nocturnal 5. Efusi pleura
pada preeklampsia berat ditandai dengan dispneu 6. Penurunan vital
adanya peningkatan tekanan darah sekurang- 6. Gallop S3 capacity 1/3 dari
kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg 7. Distensi vena leher normal
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 8. Peninggian vena 7. Takikardi
minimal 15 menit pada lengan yang sama. jugularis (>120x/menit)
Apabila pada pemeriksaan urin tidak
didapatkan proteinuria, preeklampsia dapat
ditegakkan bila hipertensi diikuti salah satu Pada pasien didapatkan keluhan sesak
gejala berikut : 6 ketika posisi berbaring (orthopnue), sesak
1. Trombositopeni : Trombosit < 100.000 / setelah melakukan aktifitas (dispneu d’effort)
mikroliter dan membaik saat beristirahat, batuk tanpa
2. Gangguan ginjal : Kreatinin serum diatas sputum, edema tungkai, dan takikardi. Pada
1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan pasien juga terdapat edema paru dan
kadar kreatinin serum dari sebelumnya kardiomegali. Berdasarkan kriteria
pada kondisi dimana tidak ada kelainan Framingham pada pasien terdapat 2 gejala
ginjal lainnya mayor dan 3 gejala minor sehingga diagnosis
3. Gangguan Liver : Peningkatan konsentrasi gagal jantung dapat ditegakkan. Adapun
transaminase 2 kali normal dan atau berdasarkan klasifikasi gagal jantung
adanya nyeri di daerah epigastrik / regio berdasarkan NYHA, pasien termasuk dalam
kanan atas abdomen kelas III.
4. Edema Paru
5. Gejala Neurologis : Stroke, nyeri kepala, Tabel 3. Klasifikasi gagal jantung berdasarkan
8
gangguan visus NYHA
6. Gangguan Sirkulasi Uteroplasenta : Kelas Deskripsi
Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction I Pasien dengan penyakit jantung tetapi
tanpa adanya pembatasan aktivitas fisik.
(FGR) atau didapatkan adanya absent or
Aktivitas fisik biasa tidak menimbulkan
reversed end diastolic velocity (ARDV) kelelahan, palpitasi, dispneu atau nyeri
angina
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik II Pasien dengan penyakit jantung
didapatkan bahwa pasien didiagnosa mengakibatkan sedikit keterbatasan
hipertensi sejak kehamilan berusia 32 minggu. aktivitas fisik. Akan merasa lebih baik
Pasien juga memiliki tekanan darah 180/100 dengan istirahat. Aktivitas fisik biasa
mmHg dan proteinuria positif 4. Pada menimbulkan kelelahan, palpitasi, dispneu
pemeriksaan foto thorax pada pasien terdapat ataupun nyeri angina.
edema pulmo dan cardiomegali. Dari III Pasien dengan penyakit jantung dengan
adanya keterbatasan aktivitas fisik

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 170


Nisrina, Evi ǀ Decomp Cordis NYHA III pada Wanita Usia 29 Tahun G2P1A0 dengan Preeklampsia Berat dan Obesitas

Kelas Deskripsi menyebabkan vasodilatasi melalui relaksasi


nyaman saat istirahat. Aktivitas fisik yang dari otot polos, termasuk pembuluh darah
kurang biasanya menyebabkan kelelahan, perifer dan uterus, sehingga selain sebagai
palpitasi, dispneu ataupun nyeri angina antikonvulsan, magnesium sulfat juga berguna
IV Pasien dengan penyakit jantung ditandai sebagai antihipertensi dan tokolitik. 6
ketidak mampuan untuk melakukan
Prinsip tatalaksana untuk kasus
semua aktivitas fisik. Gejala insufisiensi
decompensatio cordis pada pasien adalah
jantung dapat muncul saat istirahat. Jika
aktivitas fisik dilakukan, ketidaknyamanan dengan mengurangi beban jantung.
meningkat Pemberian cairan RL secara titrasi adalah
untuk mengurangi preload jantung, selain itu
Keluhan-keluhan dan diagnosis pada diberikan pula furosemide sebagai agen
pasien dapat didiagnosis banding dengan diuretic pada pasien. Nifedipine juga diberikan
peripartum cardiomyopati (PPCM). PPCM pada pasien sebagai anti hipertensi dengan
adalah onset gagal jantung tanpa penyebab mekanisme kerja calcium canal blocker
yang dapat diindentifikasi tanpa penyakit sehingga menurunkan kontraktilitas miokard.8
jantung yang mendasari yang terjadi pada Pasien masuk dalam keadaan Inpartu
bulan terakhir kehamilan sampai 5 bulan Kala I Fase Laten dengan Bishop skor > 6
pertama setelah melahirkan. Diagnosis pasti sehingga dapat dilakukan persalinan
PPCM adalah dengan melakukan pervaginam. Tatalaksana obstetrik pada kasus
ekokardiografi untuk menemukan dilatasi ini adalah dengan melakukan pengawasan P10
ruang jantung biasanya sering terjadi pada hingga masuk Kala II. Untuk mengurangi kerja
keempat bilik jantung, khususnya: Fraksi ejeksi jantung pasien saat antepartum maka
ventrikel kiri < 45% Pemendekan fraksi < 30% persalinan diperingan Kala II dengan
Dimensi ventrikel kiri diastolik > 2,7 cm/m².9 menggunakan ekstraksi vakum dan prasat
Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan Kristeller dilakukan pada pasien. Setelah
tersebut, dan perlu observasi hingga 5 bulan kondisi pasien stabil dan diperbolehkan rawat
pasca melahirkan sehingga PPCM belum dapat jalan, edukasi yang diberikan kepada pasien
ditegakkan sebagai diagnosis. dan keluarga terkait diagnosis pasien adalah
Adapun faktor risiko yang ditemukan pembatsan aktivitas, diet rendah garam, dan
pada pasien adalah obesitas. Berdasarkan kontrol rutin untuk mengurangi resiko.
pemeriksaan fisik didapatkan IMT pasien
tergolong dalam obesitas kelas III. Obesitas Kesimpulan
dapat menimbulkan terjadinya gangguan CVD Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
terutama hipertensi. Gangguan ini dapat fisik, dan pemeriksaan penunjang diagnosis
terjadi melalui berbagai mekanisme, baik pada kasus ini adalah G2P1A0 usia Ibu 29
secara langsung maupun tidak langsung. tahun usia kehamilan 37-38 minggu, janin
Secara langsung obesitas dapat menyebabkan tunggal hidup intra uterin, presentasi kepala
peningkatan cardiac output karena makin punggung kanan, Inpartu Kala I Fase Laten
besar massa tubuh makin banyak pula jumlah dengan Decompensatio Cordis NYHA III dan
darah yang beredar sehingga curah jantung Preeklampsia Berat. Tatalaksana pada pasien
ikut meningkat. Sedangkan secara tidak ini meliputi tatalaksana medika mentosa
langsung melalui perangsangan aktivitas berupa penurunan tekanan darah,
sistem saraf simpatis dan Renin Angiotensin pencegahan kejang pada preeklampsia berat,
Aldosteron System (RAAS) oleh mediator- pengurangan beban jantung, dan tatalaksana
mediator seperti hormon, sitokin, adipokin, simptomatik pada kasus gagal jantung, serta
dsb. Salah satunya adalah hormon aldosteron tatalaksana obstetrik berupa persalinan
yang terkait erat dengan retensi air dan diperingan Kala II dengan ekstraksi vakum dan
natrium sehingga volume darah meningkat.10 prasat Kristeller.
Tataksana pada kasus ini meliputi
tatalaksana medikamentosa dan tatalaksana Daftar Pustaka
obstetrik. Tatalaksana medikamentosa untuk 1. World Health Organization. Maternal
kasus preeklampsia berat pasien adalah Mortality. USA: WHO Media Centre;
dengan memberikan MgSO4 sesuai protap 2016.
untuk mencegah terjadinya kejang. MgSo4

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 171


Nisrina, Evi ǀ Decomp Cordis NYHA III pada Wanita Usia 29 Tahun G2P1A0 dengan Preeklampsia Berat dan Obesitas

2. Kementerian Kesehatan Republik 7. Sudoyo, Aru dan Setiyohadi. Buku Ajar


Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Ilmu Penyakit Dalam jilid 4. Jakarta:
Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Fakultas Kedokteran Universitas
Kesehatan Republik Indonesia; 2016. Indonesia; 2006.
3. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan Edisi ke- 8. Perhimpunan Dokter Spesialis
4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2014. Kardiovaskular Indonesia. Pedoman dan
4. Regitz-Zagrosek V, Lundqvist CB, Borghi C, Tatalaksana Gagal Jantung. Jakarta:
Cifkova R. on the management of Foidart Perhimpunan Dokter Spesialis
JM, Gibbs JSR, et al. ESC Guidelines Kardiovaskular Indonesia; 2015.
cardiovascular diseases during pregnancy. 9. Bello, Rendon, dan Arany. The
European Heart Journal [internet]. 2011 Relationship Between Preeclampsia and
[disitasi tanggal 13 Mei 2017]. Tersedia Perpartum Cardiomyopathy : A Systemic
dari: Review and Meta-Analysis dalam NIH
https://academic.oup.com/eurheartj/arti Public Access. Boston: National Institute
cle/32/24/3147/462571/ESC-Guidelines- of Health [internet]. 2014[disitasi tanggal
on-the-management-of-cardiovascular 13 Mei 2017] Tersedia dari:
5. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/2
Indonesia. Tatalaksana Kehamilan 4013055
Dengan Penyakit Jantung. Malang: 10. Sulastri, Elmatris, dan Ramadhani.
Perkumpulan Obstetri dan ginekologi Hubungan Obesitas dengan Kejadian
Indonesia; 2012. Hipertensi pada Masyarakat Etnik
6. Himpunan Kedokteran Feto Maternal. Minangkabau di Kota Padang. dalam
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Majalah Kedokteran Andalas 2(36).
Diagnosis dan Tatalaksana Pre-Eklampsia. Padang: Universitas Andalas; 2012.
Jakarta: Perkumpulan Obstetri dan
Ginekologi; 2016.

J AgromedUnila | Volume 4| Nomor 1 | Juni 2017 | 172

Anda mungkin juga menyukai