Abstrak
Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan topik yang tetap menjadi sorotan di mata dunia. Dari 158 kasus AKI
di Provinsi Lampung pada tahun 2013, 46 kasus disebabkan oleh preeklampsia-eklampsia. Sedangkan di negara barat gagal
jantung merupakan penyebab utama AKI selama masa kehamilan.
Kasus: Ny. L, 29 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 37-38 minggu datang dalam keadaan Inpartu Kala I fase Laten. Pasien juga
mengeluh sesak sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit, sesak dirasa terutama dalam posisi tidur, dan membaik dengan
posisi duduk. sejak mulai terasa mulas-mulas, pasien merasa sesak semakin berat dan tidak dapat melakukan aktifitas.
Pasien juga batuk tidak berdahak dan bengkak pada kedua kaki sejak 3 minggu yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
o
didapatkan tekanan darah 180/100 mmHg, Nadi 124x/menit, pernafasan 40x/menit, dan suhu 36,1 C. Pada pemeriksaan
penunjang didapatkan leukositosis, proteinuria (++++), edema pulmo, cardiomegali dan sinus ventrikular takikardi.
Simpulan : Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang diagnosis pada pasien ini adalah G2P1A0 usia Ibu 29
tahun usia kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, presentasi kepala punggung kanan, Inpartu Kala I Fase
Laten dengan Decompensatio Cordis NYHA III dan Preeklampsia Berat.
Korespondensi : Nisrina Pradya ǀ Jl Negara Ratu Natar Lampung Selatan ǀ 081369699991 ǀ nisrina.pradya@gmail.com
Pendahuluan Angka ini lebih tinggi dari hasil SDKI 2007 yang
Angka kematian ibu merupakan topik besarnya 228 per 100.000 kelahiran hidup.
yang tetap menjadi sorotan di mata dunia. Pada provinsi Lampung angka kematian ibu
Data WHO mengungkapkan 830 ibu meninggal yang dilaporkan pada tahun 2013 sebanyak
per hari pada saat hamil ataupun saat 158 kasus, khususnya pada kota Metro di
melahirkan, akibat komplikasi yang terkait tahun 2014 dilaporkan terdapat 2 kasus
keduanya. Pada tahun 2015, sekitar 303.000 kematian ibu dari jumlah 3229 kelahiran.2
ibu meninggal terkait sebab ini.1 Berdasarkan Terdapat lima komplikasi mayor yang
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia bila dihitung mendekati 75% penyebab
(SDKI) tentang angka kematian ibu (AKI) atau kematian ibu, yaitu perdarahan berat terutapa
Maternal Mortality Ratio (MMR) di Indonesia post partum, infeksi (biasanya pasca
untuk periode 2008 sampai dengan 2012 ialah melahirkan), preeklampsia dan eklampsia,
359 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
pendataran <50%, penurunan kepala 4/5, Post partum hari kedua (19 November
konsistensi lunak, posisi sejajar jalan lahir, dan 2016) keluhan sesak dirasa berkurang, laju
ketuban menonjol, sehingga disimpulkan pernapasan 23 kali per menit, tekanan darah
bahwa skor Bishop pasien adalah8. 170/100 mmHg, denyut nadi 110 kali per
Berdasarkan pemeriksaan menit, suhu tubuh 37,1oC. Terapi yang sama
laboratorium darah lengkap diketahui bahwa masih dilanjutkan dan pasien alih rawat ke
pada pasien tejadi leukositosis dengan nilai ruang rawat post bersalin.
leukosit 13.400/uL. Pada pemeriksaan urin Pasien diizinkan rawat jalan pada
lengkap didapatkan adanya proteinuria berat tanggal 21 November 2011 dengan diberikan
(++++), dan pada pemeriksaan EKG terapi amoxilin 3x500 mg, furosemide 1-0-0,
disimpulkan bahwa pasien mengalami sinus dan amlodipine 1x10 mg. pasien juga
ventrikular takikardi. diberikan edukasi untuk mengurangi kerja
Diagnosis kerja pada pasien ini adalah jantung dengan membatasi aktifitas, dan
G2P1A0 usia Ibu 29 tahun usia kehamilan 37- kontrol rutin ke poli kebidanan RSAY sesuai
38 minggu, janin tunggal hidup intra uterin, arahan.
presentasi kepala punggung kanan, Inpartu III
dan Preeklampsia Berat. Diagnosis banding Pembahasan
pada kasus ini adalah Peripartum Pada fase kehamilan, perubahan
Cardiomiopathy. Prognosis Ibu dan janin pada fisiologis dan anatomis terjadi pada tubuh ibu.
kasus ini adalah Dubia ad Malam. Volume plasma darah mengalami peningkatan
Penatalaksanaan pada kasus ini hingga 40 % pada usia kehamilan 24 minggu.
meliputi tatalaksana medikamentosa dan Selain itu, pembesaran rahim yang terjadi juga
obstetrik. Pada tatalaksana medikamentosa menyebabkan jantung dan diafragma
diberikan oksigenasi 10 liter/menit, Infus terdorong ke atas sehingga kapasitas vital dan
Ringer Laktat dititrasi, injeksi furosemide total volume paru mengalami penurunan yang
ekstra 1 ampul, pemberian MgSO4 sesuai membuat ibu sulit bernapas. Perubahan
protap, injeksi meropenem 1gram per 12 jam, hemodinamik yang terjadi menimbulkan
nifedipine 4x10 mg pr oral serta pemantauan gejala yang serupa dengan gejala penyakit
urin dengan pemasangan dower catheter. jantung. Pada kehamilan dengan jantung
Sedangkan tatalaksana obstetrik adalah normal, wanita hamil dapat melakukan
dengan Pemantauan P10 dan rencana toleransi terhadap perubahan–perubahan
persalinan diperingan kala II dengan ekstraksi fisiologis tersebut sedangkan wanita dengan
vakum dan prasat Kristeller. penyakit jantung akan mengalami
Pasien partus pada tanggal 17 dekompensasi yang dapat mengakibatkan
November 2017 pukul 09.15 WIB. Bayi lahir komplikasi dalam kehamilan bahkan
dengan ekstraksi vakum, jenis kelamin laki- menyebabkan kematian janin dan ibu.1,4,5
laki, BBL 2900 gram, panjang badan 48 cm, Adapun tabel perubahan hemodinamik pada
dengan skor APGAR 4/8, selanjutnya bayi ibu hamil adalah sebagai berikut.
dirawat di NICU dan pada Ibu dilakukan
pengawasan P8 ketat. Tabel 1. Perubahan Hemodinamika normal
5
Pada post partum hari pertama (18 selama kehamilan
November 2016) keluhan sesak berkurang, Parameter Kehamilan Inpartu dan Pasca
Hemodina Normal Persalinan Persalin
pernafasan 24 kali per menit, tekanan darah mik an
140/90 mmHg, denyut nadi 111 kali per menit, Volume ↑ 20% - 50% ↑ ↓(auto
suhu 36,1oC. TFU 2 jari di bawah pusat, Darah diuresis)
kontraksi baik, lochea rubra (+). Pada pasien Denyut ↑10-15 ↑ ↓
dilakukan foto thorax dengan hasil edema Jantung denyut/ menit
Cardiac ↑ 30% - 50% ↑ (tambahan ↓
pulmo dan cardiomegali. Pasien dikonsulkan Output (CO) 50%)
ke bagian Penyakit Dalam dan Paru sehingga Tekanan ↓ 10 mmHg ↑ ↓
mendapatkan terapi Infus RL dititrasi, Inj. darah
Meropenem 1gr/12 jam, Inj. Fluimucyl/12 Stroke ↑ 30% ↑ (300-500 ↓
jam, drip furosemide, dan nebulizer volume ml/kontraksi)
Resistensi ↓ 20% ↑ ↓
combivent dan pulmicort 1:1/8 jam. vascular
sistemik
Hipertensi merupakan kejadian CVD penjabaran ini, pada pasien dapat ditegakkan
paling sering selama kehamilan. Preeclampsia diagnosis yaitu adanya Preeklampsia berat.
adalah hipertensi yang baru terjadi pada Decompensatio cordis atau gagal jantung
kehamilan / diatas usia kehamilan 20 minggu pada kehamilan dapat didiagnosis setelah
disertai adanya gangguan organ. Preeklampsia melakukan pemeriksaan secara teliti dan
ditandai dengan adanya disfungsi plasenta menyeluruh. Hal ini disebakan adanya
dan respon maternal terhadap adanya perubahan hemodinamik yang menyerupai
inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan kejadian gagal jantung. Adapun kriteria untuk
koagulasi. 6 menegakkan kriteria gagal jantung disebut
Preeklampsia dibedakan menjadi dnegan kriteria Framingham, yaitu :
preeklampsia ringan dan berat. Preeklampasia
7
ringan ditandai dengan adanya peningkatan Tabel 2. Kriteria Framigham gagal jantung
tekanan darah sekurang-kurangnya 140 Kriteria mayor Kriteria minor
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik pada 1. Edema paru akut 1. Edema ekstremitas
dua kali pemeriksaan berjarak minimal 15 2. Kardiomegali 2. Batuk di malam
menit pada lengan yang sama dan adanya 3. Ronki paru hari
4. Hepatojugular 3. Dispneu d’effort
proteinuria melebihi 300 mg dalam 24 jam
refluks 4. Hepatomegali
atau tes urin dipstick >postif 1. Sedangkan 5. Paroximal nocturnal 5. Efusi pleura
pada preeklampsia berat ditandai dengan dispneu 6. Penurunan vital
adanya peningkatan tekanan darah sekurang- 6. Gallop S3 capacity 1/3 dari
kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg 7. Distensi vena leher normal
diastolik pada dua kali pemeriksaan berjarak 8. Peninggian vena 7. Takikardi
minimal 15 menit pada lengan yang sama. jugularis (>120x/menit)
Apabila pada pemeriksaan urin tidak
didapatkan proteinuria, preeklampsia dapat
ditegakkan bila hipertensi diikuti salah satu Pada pasien didapatkan keluhan sesak
gejala berikut : 6 ketika posisi berbaring (orthopnue), sesak
1. Trombositopeni : Trombosit < 100.000 / setelah melakukan aktifitas (dispneu d’effort)
mikroliter dan membaik saat beristirahat, batuk tanpa
2. Gangguan ginjal : Kreatinin serum diatas sputum, edema tungkai, dan takikardi. Pada
1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan pasien juga terdapat edema paru dan
kadar kreatinin serum dari sebelumnya kardiomegali. Berdasarkan kriteria
pada kondisi dimana tidak ada kelainan Framingham pada pasien terdapat 2 gejala
ginjal lainnya mayor dan 3 gejala minor sehingga diagnosis
3. Gangguan Liver : Peningkatan konsentrasi gagal jantung dapat ditegakkan. Adapun
transaminase 2 kali normal dan atau berdasarkan klasifikasi gagal jantung
adanya nyeri di daerah epigastrik / regio berdasarkan NYHA, pasien termasuk dalam
kanan atas abdomen kelas III.
4. Edema Paru
5. Gejala Neurologis : Stroke, nyeri kepala, Tabel 3. Klasifikasi gagal jantung berdasarkan
8
gangguan visus NYHA
6. Gangguan Sirkulasi Uteroplasenta : Kelas Deskripsi
Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction I Pasien dengan penyakit jantung tetapi
tanpa adanya pembatasan aktivitas fisik.
(FGR) atau didapatkan adanya absent or
Aktivitas fisik biasa tidak menimbulkan
reversed end diastolic velocity (ARDV) kelelahan, palpitasi, dispneu atau nyeri
angina
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik II Pasien dengan penyakit jantung
didapatkan bahwa pasien didiagnosa mengakibatkan sedikit keterbatasan
hipertensi sejak kehamilan berusia 32 minggu. aktivitas fisik. Akan merasa lebih baik
Pasien juga memiliki tekanan darah 180/100 dengan istirahat. Aktivitas fisik biasa
mmHg dan proteinuria positif 4. Pada menimbulkan kelelahan, palpitasi, dispneu
pemeriksaan foto thorax pada pasien terdapat ataupun nyeri angina.
edema pulmo dan cardiomegali. Dari III Pasien dengan penyakit jantung dengan
adanya keterbatasan aktivitas fisik