Anda di halaman 1dari 1

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN INDONESIA

Nama : Eka Dhany Kurniawan


NIM : 195040100113007
Fakultas : Pertanian
Prodi : Agribisnis

Simpulan Pidato Ir. Soekarno


Pidato Ir. Soekarno yang dilaksanakan pada tanggal 1 juni 1945 menjelaskan atau
memaparkan sebab-sebab dan apa filsafat dari negara Indonesia. Ir. Soekarno memaparkan
dan mencontohkan apa itu merdeka serta contohnya bagaimana suatu negara bisa menyatakan
kemerdekaan. Semisal bagaimana Saudi Arabia pada masa Ibnu Saud tetap menyatakan
kemerdekaan walaupun masyarakatnya dari Suku Badui yang 80%nya belum memiliki
kepandaian. Kemudian ada juga bagaimana pada masa Lenin yang bisa mendirikan Uni
Soviet padahal 80% masyarakatnya masih buta huruf alias tidak bisa membaca dan menulis.
Setelah itu beliau memaparkan dasar-dasar negara, dasar yang pertama yakni tentang
kebangsaan. Tetapi bukan kebangsaan yang chauvinisme (sangat mengangung-agungkan
bangsanya sendiri dan merendahkan bangsa lain).
Agar tidak merujuk pada chauvinisme, Ir. Soekarno kembali memaparkan gagasan
yang kedua, yakni tentang Internasionalisme (Peri Kemanusiaan). Ir. Soekarno berpendapat
tidak ada Internasionalisme yang tidak berakar pada Nasionalisme.
Kemudian gagasan yang ketiga adalah Mufakat (Demokrasi) yakni sebuah keputusan
bersama harus dibahas di badan perwakilan rakyat, karena disanalah tempat dimana tuntutan-
tuntutan dikemukakan.
Gagasan yang keempat adalah Kesejahteraan Sosial yang mengacu pada demokrasi
politik dan demokrasi ekonomi.
Gagasan yang terakhir atau yang kelima adalah Bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Semua gagasan tersebut diberi nama oleh Ir. Soekarno dengan Pancasila.
Ir. Soekarno mengatakan apabila lima sila ini dirasa berat dan kurang sesuai di hati,
maka dapat diperas menjadi Trisila, yakni :
1. Sosio-Nasionalisme
2. Sosio-Demokrasi
3. Ketuhanan
Ir. Soekarno kembali mengemukakan bahwa apabila Trisila tidak begitu pas di hati, maka
dapat diperas kembali menjadi Ekasila, yakni : Gotong Royong. Didalam gotong royong
tersebut ada interaksi antara suku bangsa dan kuatnya prinsi-prinsip kepentingan umum
dibandingkan dengan kepentingan golongan yang keluar dari proses musyawarah mufakat.

Anda mungkin juga menyukai