Anda di halaman 1dari 17

Lisensi Perawat

Pemberian izin melakukan praktek keperawatan


LISENSI /LEGISLASI : Pasal 4 : 2 SIP diterbitkasn oleh kadinkes Propinsi atasnama Menkes,
dalam waktu selambat-lambatnya bulan sejak permohonan diterima dan berlaku secara nasional
Pasal2 : Kelengkapan SIP (KADINKES PROVINSI):

1. fotocopy ijazah Pendidikan perawat

2. sertifikat (lulus ukom)

3. ket sehat

4. rekomendasi dr PPNI

5. pas photo 4×6 2 lmb

KELENGKAPAN STR (konsil) :

1. memiliki ijazah + transkip nilai

2. lulus ukom

3. keterangan sehat

4. surat pernyataan sanggup

5. sumpah

6. PPNI ( Bab VI ayat 4 ) : Organisasi profesi mempunyai kewajiban membimbing dan


mendorong para anggotanya untuk dapat mencapai angka kredit yang telah ditentukan.

SIP ( Babab II pasal 7 ) SIP : Berlaku 5 tahun dan dapat diperbaharui serta merupakan
dasar untuk memperoleh SIK dan atau SIPP
Ayat 2 : Pembaharuan SIP dilakukan pd Dinas kes prov., dimana perawat melaksanakan.asuhan
keperawatan dg melampirkan : :
a.SIP yg telah habis masa blku
b.Surat ket. Sehat dr dokter
c.Poto 4 x 6 2 lmb

Peran organic : ( Bab IV pasal 15 ): Bewrwenang untuk :


a.Melaksanakan Ash keperwatan yg meliputi pengkajian,penetapan diag. keperwt,pernc,
melaksanakan tindk keperwt dan evalusi
b.Tindakana keperawata : Interv keperawatan,observasi keperawatan, pendidikan dan konseling
kesehatan
c.Dalam melaksanakan asuhan kepeawaratan sesuai dg standar profesi yg ditetapkan oleh
organisasi profesi
Pelayanan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan tindakan tertulis dari dokter

PERIZINAN : Bab III


Pasal 8
(1) Perawat dpt melaksanakan praktek keperwt pd sarana pelayanan kes,praktek
perorangan dan atau kelompok
(2) Perawat yg melaksanakan praktek harus mempunyai Sip
(3) Perawat yg melakukan praktek keperawatan perotangan/kelompok harus mempnyai SIPP

Psal ( 9)
SIK : Diperoleh dengan mengjaukan permohonan kepada kepala Dinkes kab/kota setempat
Pasal(10) :
SIK : hanya berlaku 1 saran pelayanan kesehatan

PEJABAT YG BERWENANG ( bab V )


(pasal 24 ) Pejabat yang berwenang mengeluarkan SIPP/mencabut—>kadinkes kota/kabupaten
(pasal 24 ayat 2 : Kadinkes propinsi dapat menunjuk pejabat lain.

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN (Bab VI )


Pasal 27 :1 : Perawat wajib mengumpulkan angkredit
27;4 Profesi wajib membimbing anggotanya untuk mencapai angkredit yg ditentukan
29 : Ka. Dinakes kota/PPNI melakukan pembinaan dalam menjalankan praktek keperawatan
Majelis kode etik keperawatan : pasal 33 : Sebelum mencabut izin SIP/SIK harus mendengarkan
pertimbangan dari MDTK ( majelis disiplin tenaga kesehatan )
Pasal 34 : Pencabutan izin
Pasal 36 : dalam keadaan luar biasa untuk kepentingan nasional mentri kesehatan dan atau atas
rekomendasi org profesi mencabut untuk dsementara SIK/SIP perawat yang melanggra ketentuan
dan peraturan yg berlaku

Sertifikasi : Pengakuan kompetensi sebagai professional untuk dapat diberikan kewewnangan


melaksanakan askep profesionaldalam benmtuk praktek keperawatan professional.

Standar praktek keperawatan : :


-Pendidikan keperawatan berkelanjutan
-Peran PPNI
-Dasar hokum perawat sebagai profesi

D. LISENSI PRAKTIK

Badan yang berwewnang memberikan lisensi berhak dan bertanggung jawab terhadap
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh praktisi yang melakukan pelanggaran etis.

Hukum atau undang – undang tidak mengidentifikasi mutu kinerja, akan tetapi hanya menjamin
keselamatan pelaksanaan standart praktik keperawatan secara minimal.

Undang – undang kesehatan RI No.23 tahun 1992, Bab V Pasal 32 ayat 2 dan 3 menyebutkan :

Ayat ( 2 )

Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau
perawatan.

Ayat ( 3 )

Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan.

Isi undang – undang tersebut, dapat diartikan bahwa lisensi sangat diperlukan oleh perawat
professional dalam melakukan kegiatan praktik secara bertanggung jawab.Pengertian lisensi
adalah kegiatan administrasi yang dilakukan oleh profesei atau Departemen Kesehatan berupa
penerbitan surat ijin praktik bagi perawat professional diberbagai tatanan layanan kesehatan.
Lisensi diberikan bagi perawat sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No.647 / Menkes / SK /
IV / 2000 tentang Registrasi dan praktik perawat.

Washington State Nursing Practice Act ( The State Nurses Association ) menyatakan bahwa
seorang yang terdaftar ( registered nurse ) secara langsung bertanggung gugat dan bertanggung
jawab terhadap individu untuk memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. American
Nurse Asscotiation ( ANA ) membuat pernyataan yang sama dalam undang – undang lisensi
perawat.Apabila dibutuhkan untuk mengganti lisensi institusional menjadi lisensi individual,
keperawatan secara konsisten dapat mempertahankan :

a. Asuhan Keperawatan yang berkualitas, baik sesuai tanggung jawab maupun tanggung gugat
perawat yang merupakan bagian dari lisensi profesi.

b. Bila perawat meyakini bahwa profesi serta kontribusinya terhadap asuhan kesehatan adalah
penting, maka mereka akan tampil dengan percaya diri dan penuh tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin,H.2001.Dasar – dasar Keperawatan Profesional.Jakarta: Widya Medika

Doenges, Marilynn E.1998.Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa Keperawatan; alih


bahasa, I Made Kariasa ; editor, Setiawan.Jakarta: EGC

Ismani, Nila, Hj.2001.Etika Keperawatan.Jakarta: Widya Medika

Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Manusia

OPINI | 15 November 2010 | 19:50 6001 0 Nihil

Pertumbuhan dan Perkembangan


Pertumbuhan adalah proses perubahan jasmani yang terjadi sampai mencapai kematangan fisik
yang bersifat kuantitatif yang dialami oleh individu yang satu dengan yang lain berbeda.
Sedangkan perkembangan adalah perubahan individu yang lebih ke arah rohaniah yang menjadi
unik untuk setiap individu, karena perkembangan individu berbeda, perkembangan juga memiliki
pola-pola tersendiri yang khas yang hanya bisa diamati tanpa bisa diukur.

Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu. Walaupun demikian


seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa, misalnya mengkonsumsi
makanan, perawatan, bimbingan, perasaana aman, pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh
karena itu semua orang-orang yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan
anak yang sedang tumbuh dan berkembang.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adlah faktor
lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya
diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan
sebaik-baiknya.

Fase dan Tugas Perkembangan

Fase perkembangan manusia:

1. Bayi

2. Anak-anak

3. Remaja

4. Dewasa

5. Lansia

Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring
dengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap perkembangan, merupakan
keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar terampil
melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal.
Selain itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan adalah:

● adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembanangan tertentu

● adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri, dan
● adanya tuntutan kultural masyarakat.

Setiap anak atau individu berkembang melalui tahap perkembangan. Setiap tahap, terutama
tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Erickson dan Havigurst mempunyai tema
yang menggambarkan tugas utama dari masa itu. Setiap tahap juga memiliki tugas-tugas
perkembangan konkrit yang penting, yang harus dicapai si anak atau individu.

Dalam rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya manusia


harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu umpamanya kebiasaan belajar berjalan
dan berbicara pada rentang usia 1-5 tahun. Belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tententu pada
saat atau masa perkembangan yang tepat dipandang berkaitan langsung dengan tugas-tugas
perkembangan berikutnya.

Prinsip Perkembangan

Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang
menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan”. Bisa pula dikatakan, prinsip
perkembangan adalah “patokan generalisasi mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa
perkembangandalam diri manusia”.

Pada pembahasan ini akan diterangkan prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991). Prinsip-
prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh
seorang anak, prinsip tersebut adalah :

a. Adanya perubahan.

Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan
mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian
berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.

b. Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.

Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap
kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal
cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4
bukti yang membenarkan pendapat ini.
1. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga anak

2. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang hidup
dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak

3. Dasar awal sangat sulit berubah meskipun hal tersebut salah

4. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk
mengadakan perubahan bagi dirinya.

c. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar

Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya
karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik
individu.

d. Pola perkembangan dapat diramalkan

Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang
menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan
fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang
kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari
seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.

e. Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan

Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk
perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari
saatu tahap menuju tahap berikutnya.

f. Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan

Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola yang dapat
diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar,
bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan
pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki
unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut
memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak.

g. Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial

Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya yang
dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain
dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya
penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi
datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang
mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.

Faktor yang Memengaruhi Perkembangan

Faktor genetik

●Faktor keturunan

●Bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan

●Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis  kelamin, ras, rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen

●Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

Faktor eksternal / lingkungan

● Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan

●Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan
yang kurang baik akan menghambatnya

Aliran Psikologi dan Implikasinya dalam Pembelajaran

Aliran gestalt
Menurut para pengikut gestalt perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses
diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder;
bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian daripada keseluruhan dalam hubungan
fungsional dengan bagian-bagian yang lainnya, keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh
bagian-bagiannya. Bila kita bertenu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita
saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau pulpennya yang bagus, atau dahinya
yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan, sebagai Gestalt; baru
kemudian menuyusul kita saksikan adanya hal-hal khusus tertentu seperti bajunya yang baru,
pulpennya yang bagus, dahinya yang terluka, dan sebagainya.

Teori Behaviorisme

Menurut teori belajar ini adalah perubahan tingkah laku, seseorang dianggap belajar sesuatu bila
ada menunjukkan perubahan tingkah laku. Misalnya, seorang siswa belum bisa membaca maka
betapapun gurunya berusaha sebaik mungkin mengajar atau bahkan sudah hafal huruf A sampai
Z di luar kepala, namun bila siswa itu gagal mendemonstrasikan kemampuannya dalam
membaca, maka siswa itu belum bisa dikatakan belajar. Ia dikatakan telah belajar apabila ia
menunjukkan suatu perubahan dalam tingkah laku ( dari tidak bisa menjadi bisa membaca).
Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon.

Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak dipakai didunia pendidikan ialah (Harley &
Davies, 1978 dalam Toeti, 1997):

●Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila si belajar ikut berpartisipasi secara aktif
didalamnya

●Materi pelajaran dibentuk dalam bentu unit-unit kecil dan diatur berdasarkan urutan yang logis
sehingga si belajar mudah mempelajarinya

●Tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung, sehingga si belajar dapat
mengetahui apakah respons yang diberikan telah benar atau belum
●Setiap kali si belajar memberikan respons yang benar maka ia perlu diberi penguatan.
Penguatan positif ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik daripada penguatan negatif

Teori Kognitif

Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu:

1) Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada
hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil
tersebut.

2) Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan
belajar.

3) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan per- kembangan.

4) Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi.

Teori konstruktivisme

Implikasi teori konstruktivisme pada pembelajaran diantaranya :

a. Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas dengan jelas-jelasnya
namun masih ada sebagian siswa yang belum mengerti ataupun tidak mengerti materi yang
diajarkan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi
kepada sisiwa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak belajar sama sekali.
Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak harus diikuti dengan hasil yang baik pada
siswanya. Karena, hanya dengan usaha yangkeras para sisiwa sedirilah para siswa akan betul-
betul memahami suatu materi yang diajarkan.

b. Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan materi yang dibangun
atau dikonstruksi para siswa sendirisan bukan ditanamkan oleh guru. Para sisiwa harus dapat
secara aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam kerangka
kognitifnya.
c. Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model mental yang digunakan
para siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang dikembangkandan yang dibuat
para sisiwa untuk mendukung model-model itu.

d. Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk masing-masing konsep
materi sehingga guru dalam mengajar bukannya “menguliahi”, menerangkan atau upaya-upaya
sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi siswa yang
membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan.

Delegasi adalah penugasan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain untuk melakukan
kegiatan tertentu. Delegasi merupakan konsep hukum dan manajemen, seni dan keterampilan,
serta proses pengambilan keputusan.

Delegasi tidak pernah bersifat mutlak; delegator tetap mempertahankan akuntabilitas akhir bagi
proses pengambilan keputusan delegasi dan hasil akhir dari pendelegasian.

Sangat penting membangun ruang lingkup praktik untuk setiap penyedia asuhan mulai dari yang
paling dasar, yakni praktik entry level. Semua RN (Registered Nurse) dan LPN (Licensed
Practical Nurse) idealnya harus berkonsentrasi pada kinerja keterampilan di entry level selama 6-
12 bulan praktik.

Selama periode waktu ini, perawat akan lebih sering belajar keterampilan penting mengenai
sumber daya waktu manusia (time human resource management), mampu menyempurnakan
keterampilan menjadi lebih baik, serta mengembangkan kepercayaan diri akan kemampuannya
dalam keperawatan.

RN memiliki tanggung jawab yang signifikan sebagai pengawas kegiatan yang didelegasikan.
Setiap orang yang terlibat dalam proses ini bertanggung jawab, baik terhadap tindakannya
sendiri atau pun tidak melakukan tindakan (action or inaction) serta berpotensi bertanggung
jawab jika kompetensi dan keamanan dalam perawatan tidak dilakukan.

Tentu saja, pendidikan dan kemampuan yang ditunjukkan dari orang yang akan melakukan
tindakan yang didelegasikan harus dievaluasi oleh RN yang membuat keputusan untuk
mendelegasikan tugas.
Keputusan untuk mendelegasikan pada dasarnya melibatkan penggunaan proses keperawatan,
misalnya penilaian dengan tepat, menyeluruh, serta sesuai kondisi (ketersediaan staf dan kondisi
pasien), perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi oleh delegator.

Proses pendelegasian ini tergantung dari RN yang membuat penilaian profesional berdasarkan
ketersediaan informasi untuknya di setiap situasi yang spesifik. Pendelegasian yang tidak pantas
bisa dinyatakan sebagai tindakan yang melanggar kedisiplinan oleh induk organisasi
keperawatan.[]

Skema Sertifikasi Lembaga Registered Nurse Indonesia

Diposkan oleh Sertifikasi RN Selasa, 02 Juni 2009

Skema Sertifikasi Lembaga Registered Nurse Indonesia

Sekretariat LRP-RN Ikatan RN Indonesia


gedung Graha Samali Lt 2, Jl. H.Samali, Kalibata Jakarta-Selatan
Telp. & Fax.: 021-7224441, e-mail : rn_indonesia@yahoo.com

Dalam hal pendidikan dan pelatihan pra uji RN, skema ini dapat dipergunakan sebagai acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berbasis Profisiency. Disusun dalam rangka
memenuhi acuan asosiasi Industri dan organisasi profesi dalam rangka membangun system
sertifikasi profesi keperawatan Indonesia dan menciptakan professionalisme keperawatan
Indonesia. Skema ini dapat gunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan uji proficiency
Registered Nurse ( RN ) di Indonesia.

1.Justifikasi
1.1. UU No. 13 2003 tentang ketenagakerjaan
1.2. UU No. 23 tahun 2003 tentang Sistem Kesehatan Nasional
1.3. PP No.23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
1.4. PP No.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
1.5. Panduan Mutu Registrasi RN Indonesia (ISO 17024)
1.6. Tuntutan persyaratan MRA
1.7. Tuntutan industri ( PERSI, ARSADA, dll )

2.Ruang lingkup
2.1 Bidang : Regitered Nurse ( RN ), jasa Keperawatan Professional
2.2 Lingkup :
2.2.1 Standar WPSEAR ( 18 Core Competencies RN )

3.Tujuan
Atas dasar di atas, kami tetapkan tujuan Lembaga Registrasi Profesi RN adalah:
3.1 Menetapkan dan meregistrasi perawat kompeten dengan kualifikasi RN Indonesia
3.2 Memelihara dan mengembangkan kompetensi profesional RN Indonesia
3.3 Menata lingkup dan standar mutu pendidikan profesi RN Indonesia
3.4 Meningkatkan standar mutu pelayanan profesi RN Indonesia

4.Organisasi pengusul:
4.1 Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).(surat No.: 450/1B1/PERSI/III/2009).
4.2 Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA) seluruh Indonesia (surat No.:
66/ARSADA/UMUM/V /2008).
4.5 Ikatan RN Indonesia (IRNI).

5.Kualifikasi
Berdasarkan kesepakatan yang tertuang dalam Mutual Recognition Arrangement on Nursing
services yang ditanda tangani pada 8 desember 2006 di Cebu-Phillipina, maka ditetapkan Uji
proficiency mengacu pada kualifikasi General Registered Nurse yang berpedoman pada Standard
Internasional ”18 Core Competencies” bagi negara-negara Asia-Pasific. Yang diadopsi dari
standard WPSEAR melalui proses harmonisasi yang telah di verifikasi oleh BNSP selaku
regulator standard.

6.Permohonan
Berdasarkan permintaan pemohon, LRP-RN memberikan uraian rinci yang mutakhir mengenai
proses registrasi untuk setiap skema registrasi yang sesuai (termasuk biaya). Di samping itu
LRP-RN memberikan dokumen yang memuat persyaratan registrasi, hak pemohon, serta
kewajiban profesi yang diregistrasi termasuk kode etik profesi.

6.1 Uji proficiency (Assessment)


6.1.1 Uji Profesiensi diselenggarakan mengacu kepada Standar RN Indonesia(adopsi standar RN
kawasan ASEAN & Pasifik Barat / 18 Core Competencies WPSEAR)
6.1.2 Uji Profesiensi diselenggarakan oleh Bidang sertifikasi LRP-RN Indonesia yang
direncanakan khusus dan sesuai dengan kalender rencana kerja LRP-RN.
6.1.3 Uji Profesiensi menggunakan metode uji Tertulis berbasis kertas ( paper base ) dan atau
komputer base dengan jumlah soal sebanyak 150 (seratus lima puluh) buah soal yang
diselenggarakan dalam waktu maksimal 4 (empat) jam dalam 1 (satu) hari penyelenggaraan.
6.1.4 Uji Profesiensi RN mengacu kepada Materi Uji proficiency untuk Dasar-dasar
Keperawatan (fundamentals of nursing), Keperawatan Anak (pediatric nursing), Keperawatan
Jiwa Psikiatri (psychiatric and mental health nursing), Keperawatan Maternitas – Bayi (maternal
– infant nursing), dan Keperawatan Medikal Bedah (medical-surgical nursing)
6.1.5 Uji Profesiensi diselenggarakan pada tempat uji yang telah terlebih dahulu ditetapkan oleh
LRP-RN.
6.1.6 Uji Profesiensi diselenggarakan dengan pengawasan langsung dari evaluator yang diberi
tugas oleh Bidang sertifikasi LRP-RN dan atau para pemangku kepentingan dengan terlebih
dahulu membuat pengajuan kepada Bidang sertifikasi LRP-RN.

6.2 Persyaratan calon peserta (Pre-requisite of candidate)


A. Persyaratan Pendidikan:
1. Jenjang pendidikan minimal Sarjana Keperawatan / SKp (lengkap), atau S.Kep harus
menunjukan bukti sah telah selesai program profesi ( sebagai bukti telah memenuhi periode 1000
jam praktek klinik ).
2. Jenjang pendidikan dibawahnya yang telah memenuhi persyaratan (recognision Prior
Learning/RPL ) dari Badan PPSDM-Depkes R.I.

B. Persyaratan Pelatihan:
Tidak ada persyaratan khusus pelatihan.

C. Persyaratan Pengalaman Klinik:


1. Sarjana Keperawatan / SKp (lengkap) dengan pengalaman klinik 0 (nol) tahun, atau S.Kep
harus menunjukan bukti sah telah selesai program profesi ( sebagai bukti telah memenuhi
periode 1000 jam praktek klinik ).
2.Jenjang pendidikan dibawahnya yang telah memenuhi persyaratan klinis dari Badan PPSDM-
Depkes R.I.
3.Melakukan Praktek klinik keperawatan terkini ( RCC ) dibuktikan dengan port folio dari
Instansi kerja ( bagi calon peserta baru ) dan mengisi daftar log book berkala dan port folio dari
instansi klinis ( bagi calon peserta lama/re-sertifikasi ) sebagai bukti kompetensi terpelihara
dalam kurun waktu 12 bulan terakhir.

6.3 LRP-RN mensyaratkan kelengkapan permohonan, yang ditandatangi oleh pemohon


yang meminta registrasi dan mencakup:
a) Lingkup registrasi yang diajukan;
b) Pernyataan bahwa yang bersangkutan setuju memenuhi persyaratan registrasi dan memberikan
setiap informasi yang diperlukan untuk evaluasi;
c) Rincian kualifikasi yang relevan didukung dengan bukti dan rekomendasi;
d) Informasi umum pemohon, seperti nama, alamat dan informasi lain yang disyaratkan untuk
identifikasi Profesi.

6.4 Persyaratan permohonan registrasi


6.4.1 Persyaratan dasar:
1. Mengisi formulir permohonan.
2. Melampirkan masing-masing 2 (dua) lembar:

 Foto copy terlegalisir Ijasah pendidikan keperawatan terakhir

 Foto copy KTP / Pasport / Kitas

 Surat Rekomendasi dari Pimpinan / Atasan Langsung / Rekan Kerja.

 Surat Keterangan Pengalaman Klinik (selain yang berpendidikan SKP (lengkap)).

 Surat keterangan telah selesai program profesi bagi Skep (fresh graduate) non
pengalaman

3. Membayar biaya Sertifikasi sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah)
4. Membuat Pernyataan untuk memenuhi semua persyaratan Pemegang Sertifikat RN.

6.2.2 Hak, Kewajiban dan Sanksi Pemohon Sertifikasi Kompetensi sbb:


a. Pemohon yang telah melengkapi dokumen permohonan dan telah memenuhii persyaratan akan
mendapat informasi dari LRP RN selambat-lambatnya 5 (lima) hari sebelum pelaksanaan
asesmen. Pemohon berhak mengikuti tahapan proses sertifikasi kompetensi berikutnya.
6.2.2.2 Pemohon berhak memperoleh Sertifikat RN sesuai permohonannya setelah dinyatakan
kompeten dan penetapan hasilnya oleh LRP RN paling lambat 12 hari kerja setelah proses uji
proficiency selesai.
6.2.2.3 Masa berlaku Sertifikat selama 3 (tiga) tahun
6.2.2.4 Selama masa berlakunya Sertifikat RN, maka pemegang sertifikat berkewajiban menjaga
dan memelihara kompetensinya. Pemegang sertifikat berkewajiban mengikuti program surveilen
sesuai syarat dan prosedur surveilen LRP RN.
6.2.2.5 Pemegang sertifikat berkewajiban menjaga profesinya dan apabila melakukan
pelanggaran profesi, maka pemegang sertifikat akan dikenakan sanksi berupa pembekuan atau
pencabutan sertifikat sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh LRP RN

Anda mungkin juga menyukai