3. ket sehat
4. rekomendasi dr PPNI
2. lulus ukom
3. keterangan sehat
5. sumpah
SIP ( Babab II pasal 7 ) SIP : Berlaku 5 tahun dan dapat diperbaharui serta merupakan
dasar untuk memperoleh SIK dan atau SIPP
Ayat 2 : Pembaharuan SIP dilakukan pd Dinas kes prov., dimana perawat melaksanakan.asuhan
keperawatan dg melampirkan : :
a.SIP yg telah habis masa blku
b.Surat ket. Sehat dr dokter
c.Poto 4 x 6 2 lmb
Psal ( 9)
SIK : Diperoleh dengan mengjaukan permohonan kepada kepala Dinkes kab/kota setempat
Pasal(10) :
SIK : hanya berlaku 1 saran pelayanan kesehatan
D. LISENSI PRAKTIK
Badan yang berwewnang memberikan lisensi berhak dan bertanggung jawab terhadap
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh praktisi yang melakukan pelanggaran etis.
Hukum atau undang – undang tidak mengidentifikasi mutu kinerja, akan tetapi hanya menjamin
keselamatan pelaksanaan standart praktik keperawatan secara minimal.
Undang – undang kesehatan RI No.23 tahun 1992, Bab V Pasal 32 ayat 2 dan 3 menyebutkan :
Ayat ( 2 )
Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan atau
perawatan.
Ayat ( 3 )
Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
Isi undang – undang tersebut, dapat diartikan bahwa lisensi sangat diperlukan oleh perawat
professional dalam melakukan kegiatan praktik secara bertanggung jawab.Pengertian lisensi
adalah kegiatan administrasi yang dilakukan oleh profesei atau Departemen Kesehatan berupa
penerbitan surat ijin praktik bagi perawat professional diberbagai tatanan layanan kesehatan.
Lisensi diberikan bagi perawat sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No.647 / Menkes / SK /
IV / 2000 tentang Registrasi dan praktik perawat.
Washington State Nursing Practice Act ( The State Nurses Association ) menyatakan bahwa
seorang yang terdaftar ( registered nurse ) secara langsung bertanggung gugat dan bertanggung
jawab terhadap individu untuk memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas. American
Nurse Asscotiation ( ANA ) membuat pernyataan yang sama dalam undang – undang lisensi
perawat.Apabila dibutuhkan untuk mengganti lisensi institusional menjadi lisensi individual,
keperawatan secara konsisten dapat mempertahankan :
a. Asuhan Keperawatan yang berkualitas, baik sesuai tanggung jawab maupun tanggung gugat
perawat yang merupakan bagian dari lisensi profesi.
b. Bila perawat meyakini bahwa profesi serta kontribusinya terhadap asuhan kesehatan adalah
penting, maka mereka akan tampil dengan percaya diri dan penuh tanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
1. Bayi
2. Anak-anak
3. Remaja
4. Dewasa
5. Lansia
Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring
dengan kegiatan belajar. Tugas fase yang muncul dalam setiap perkembangan, merupakan
keharusan universal dan idealnya berlaku secara otomatis, seperti kegiatan belajar terampil
melakukan sesuatu pada fase perkembangan tertentu yang lazim terjadi pada manusia normal.
Selain itu, hal-hal lain yang juga menimbulkan tugas-tugas perkembangan adalah:
● adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri, dan
● adanya tuntutan kultural masyarakat.
Setiap anak atau individu berkembang melalui tahap perkembangan. Setiap tahap, terutama
tahap-tahap perkembangan yang dikemukakan oleh Erickson dan Havigurst mempunyai tema
yang menggambarkan tugas utama dari masa itu. Setiap tahap juga memiliki tugas-tugas
perkembangan konkrit yang penting, yang harus dicapai si anak atau individu.
Prinsip Perkembangan
Secara spesifik, prinsip perkembangan dapat diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang
menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan”. Bisa pula dikatakan, prinsip
perkembangan adalah “patokan generalisasi mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa
perkembangandalam diri manusia”.
Pada pembahasan ini akan diterangkan prinsip perkembangan menurut Hurlock (1991). Prinsip-
prinsip ini merupakan ciri mutlak dari pertumbuhan dan perkembangan yang dialami oleh
seorang anak, prinsip tersebut adalah :
a. Adanya perubahan.
Manusia tidak pernah dalam keadaan statis dia akan selalu berubah dan mengalami perubahan
mulai pertama pembuahan hingga kematian tiba. Perbuhan tersebut bisa menanjak, kemudian
berada di titik puncak kemudian mengalami kemunduran.
Lingkungan tempat anak menghaiskan masa kecilnya akan sangat berpengaruh kuat terhadap
kemampuan bawaan mereka. Bukti-bukti ilmiaih telah menunjukkan bahwa dasar awal
cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, terdapat 4
bukti yang membenarkan pendapat ini.
1. Hasil belajar dan pengalaman merupakan hal yang dominan dalam perkembanga anak
2. Dasar awal cepat menjadi pola kebiasaan, hal ihi tentunya akan berpengaruh sepanjang hidup
dalam penyesuaian sosial dan pribadi anak
4. Semakin dini sebuah perubahan dilakukan maka semakin mudah bagi seorng anak untuk
mengadakan perubahan bagi dirinya.
Perkembangan seorang anak akan sangat diperngaruhi oleh proses kematangan yaitu terbukanya
karateristik yang secara potensial sudah ada pada individu yang berasal dari warisan genetik
individu.
Dalam perkembangan motorik akan mengikuti hukum chepalocaudal yaitu perkembangan yang
menyebar keseluruh tubuh dari kepala ke kaki ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan
fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala kemudian badan dan terakhir kaki. Hukum yang
kedua yaitu proxmodistal perkembangan dari yang dekat ke yang jauh. Kemampuan jari-jemari
seorang anak akan didahului oleh ketrampilan lengan terlebih dahulu.
Karateristik tertentu dalam perkembangan juga dapat diramalkan, ini berlaku baik untuk
perkembangan fisik maupun mental. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari
saatu tahap menuju tahap berikutnya.
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak akan megikuti pola yang dapat
diramalkan dengan cara dan kecepatanya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar,
bertahap langkah demi langkah, sedangkan lain bergerak dengan kecepatan yang melonjak, dan
pada anak lain terjadi penyimpangan. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki
unsur biologis dan genetik yang berbeda. Kemudian juga faktor lingkungan yang turut
memberikan kontribusi terhadap perkembangan seorang anak.
Pola perkembangan tidak selamanya berjalan mulus, pada setiap usia mengandung bahaya yang
dapat mengganggu pola normal yang berlaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan antara lain
dari lingkungan dari dari anak itu sendiri. Bahaya ini dapat mengakibatkan terganggunya
penyesuaian fisik, psikologis dan sosial. Sehingga pola perkembangan anak tidak menaik tapi
datar artinya tidak ada peningkatan perkembangan. Dan dapat dikatakan bahwa anak sedang
mengalami gangguan penyesuaian yang buruk atau ketidakmatangan.
Faktor genetik
●Faktor keturunan
●Menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,
pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen
●Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif
sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.
● Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat
menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan
●Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan
yang kurang baik akan menghambatnya
Aliran gestalt
Menurut para pengikut gestalt perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses
diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder;
bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian daripada keseluruhan dalam hubungan
fungsional dengan bagian-bagian yang lainnya, keseluruhan ada terlebih dahulu baru disusul oleh
bagian-bagiannya. Bila kita bertenu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita
saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau pulpennya yang bagus, atau dahinya
yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan, sebagai Gestalt; baru
kemudian menuyusul kita saksikan adanya hal-hal khusus tertentu seperti bajunya yang baru,
pulpennya yang bagus, dahinya yang terluka, dan sebagainya.
Teori Behaviorisme
Menurut teori belajar ini adalah perubahan tingkah laku, seseorang dianggap belajar sesuatu bila
ada menunjukkan perubahan tingkah laku. Misalnya, seorang siswa belum bisa membaca maka
betapapun gurunya berusaha sebaik mungkin mengajar atau bahkan sudah hafal huruf A sampai
Z di luar kepala, namun bila siswa itu gagal mendemonstrasikan kemampuannya dalam
membaca, maka siswa itu belum bisa dikatakan belajar. Ia dikatakan telah belajar apabila ia
menunjukkan suatu perubahan dalam tingkah laku ( dari tidak bisa menjadi bisa membaca).
Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal
kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara
stimulus dan respon.
Prinsip-prinsip teori behaviorisme yang banyak dipakai didunia pendidikan ialah (Harley &
Davies, 1978 dalam Toeti, 1997):
●Proses belajar dapat berhasil dengan baik apabila si belajar ikut berpartisipasi secara aktif
didalamnya
●Materi pelajaran dibentuk dalam bentu unit-unit kecil dan diatur berdasarkan urutan yang logis
sehingga si belajar mudah mempelajarinya
●Tiap-tiap respons perlu diberi umpan balik secara langsung, sehingga si belajar dapat
mengetahui apakah respons yang diberikan telah benar atau belum
●Setiap kali si belajar memberikan respons yang benar maka ia perlu diberi penguatan.
Penguatan positif ternyata memberikan pengaruh yang lebih baik daripada penguatan negatif
Teori Kognitif
1) Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada
hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil
tersebut.
2) Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan
belajar.
3) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan per- kembangan.
Teori konstruktivisme
a. Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas dengan jelas-jelasnya
namun masih ada sebagian siswa yang belum mengerti ataupun tidak mengerti materi yang
diajarkan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi
kepada sisiwa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak belajar sama sekali.
Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak harus diikuti dengan hasil yang baik pada
siswanya. Karena, hanya dengan usaha yangkeras para sisiwa sedirilah para siswa akan betul-
betul memahami suatu materi yang diajarkan.
b. Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan materi yang dibangun
atau dikonstruksi para siswa sendirisan bukan ditanamkan oleh guru. Para sisiwa harus dapat
secara aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam kerangka
kognitifnya.
c. Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model mental yang digunakan
para siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang dikembangkandan yang dibuat
para sisiwa untuk mendukung model-model itu.
d. Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk masing-masing konsep
materi sehingga guru dalam mengajar bukannya “menguliahi”, menerangkan atau upaya-upaya
sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi siswa yang
membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan.
Delegasi adalah penugasan wewenang dan tanggung jawab kepada orang lain untuk melakukan
kegiatan tertentu. Delegasi merupakan konsep hukum dan manajemen, seni dan keterampilan,
serta proses pengambilan keputusan.
Delegasi tidak pernah bersifat mutlak; delegator tetap mempertahankan akuntabilitas akhir bagi
proses pengambilan keputusan delegasi dan hasil akhir dari pendelegasian.
Sangat penting membangun ruang lingkup praktik untuk setiap penyedia asuhan mulai dari yang
paling dasar, yakni praktik entry level. Semua RN (Registered Nurse) dan LPN (Licensed
Practical Nurse) idealnya harus berkonsentrasi pada kinerja keterampilan di entry level selama 6-
12 bulan praktik.
Selama periode waktu ini, perawat akan lebih sering belajar keterampilan penting mengenai
sumber daya waktu manusia (time human resource management), mampu menyempurnakan
keterampilan menjadi lebih baik, serta mengembangkan kepercayaan diri akan kemampuannya
dalam keperawatan.
RN memiliki tanggung jawab yang signifikan sebagai pengawas kegiatan yang didelegasikan.
Setiap orang yang terlibat dalam proses ini bertanggung jawab, baik terhadap tindakannya
sendiri atau pun tidak melakukan tindakan (action or inaction) serta berpotensi bertanggung
jawab jika kompetensi dan keamanan dalam perawatan tidak dilakukan.
Tentu saja, pendidikan dan kemampuan yang ditunjukkan dari orang yang akan melakukan
tindakan yang didelegasikan harus dievaluasi oleh RN yang membuat keputusan untuk
mendelegasikan tugas.
Keputusan untuk mendelegasikan pada dasarnya melibatkan penggunaan proses keperawatan,
misalnya penilaian dengan tepat, menyeluruh, serta sesuai kondisi (ketersediaan staf dan kondisi
pasien), perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi oleh delegator.
Proses pendelegasian ini tergantung dari RN yang membuat penilaian profesional berdasarkan
ketersediaan informasi untuknya di setiap situasi yang spesifik. Pendelegasian yang tidak pantas
bisa dinyatakan sebagai tindakan yang melanggar kedisiplinan oleh induk organisasi
keperawatan.[]
Dalam hal pendidikan dan pelatihan pra uji RN, skema ini dapat dipergunakan sebagai acuan
dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan berbasis Profisiency. Disusun dalam rangka
memenuhi acuan asosiasi Industri dan organisasi profesi dalam rangka membangun system
sertifikasi profesi keperawatan Indonesia dan menciptakan professionalisme keperawatan
Indonesia. Skema ini dapat gunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan uji proficiency
Registered Nurse ( RN ) di Indonesia.
1.Justifikasi
1.1. UU No. 13 2003 tentang ketenagakerjaan
1.2. UU No. 23 tahun 2003 tentang Sistem Kesehatan Nasional
1.3. PP No.23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
1.4. PP No.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
1.5. Panduan Mutu Registrasi RN Indonesia (ISO 17024)
1.6. Tuntutan persyaratan MRA
1.7. Tuntutan industri ( PERSI, ARSADA, dll )
2.Ruang lingkup
2.1 Bidang : Regitered Nurse ( RN ), jasa Keperawatan Professional
2.2 Lingkup :
2.2.1 Standar WPSEAR ( 18 Core Competencies RN )
3.Tujuan
Atas dasar di atas, kami tetapkan tujuan Lembaga Registrasi Profesi RN adalah:
3.1 Menetapkan dan meregistrasi perawat kompeten dengan kualifikasi RN Indonesia
3.2 Memelihara dan mengembangkan kompetensi profesional RN Indonesia
3.3 Menata lingkup dan standar mutu pendidikan profesi RN Indonesia
3.4 Meningkatkan standar mutu pelayanan profesi RN Indonesia
4.Organisasi pengusul:
4.1 Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI).(surat No.: 450/1B1/PERSI/III/2009).
4.2 Asosiasi Rumah Sakit Daerah (ARSADA) seluruh Indonesia (surat No.:
66/ARSADA/UMUM/V /2008).
4.5 Ikatan RN Indonesia (IRNI).
5.Kualifikasi
Berdasarkan kesepakatan yang tertuang dalam Mutual Recognition Arrangement on Nursing
services yang ditanda tangani pada 8 desember 2006 di Cebu-Phillipina, maka ditetapkan Uji
proficiency mengacu pada kualifikasi General Registered Nurse yang berpedoman pada Standard
Internasional ”18 Core Competencies” bagi negara-negara Asia-Pasific. Yang diadopsi dari
standard WPSEAR melalui proses harmonisasi yang telah di verifikasi oleh BNSP selaku
regulator standard.
6.Permohonan
Berdasarkan permintaan pemohon, LRP-RN memberikan uraian rinci yang mutakhir mengenai
proses registrasi untuk setiap skema registrasi yang sesuai (termasuk biaya). Di samping itu
LRP-RN memberikan dokumen yang memuat persyaratan registrasi, hak pemohon, serta
kewajiban profesi yang diregistrasi termasuk kode etik profesi.
B. Persyaratan Pelatihan:
Tidak ada persyaratan khusus pelatihan.
Surat keterangan telah selesai program profesi bagi Skep (fresh graduate) non
pengalaman
3. Membayar biaya Sertifikasi sebesar Rp. 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah)
4. Membuat Pernyataan untuk memenuhi semua persyaratan Pemegang Sertifikat RN.