KELOMPOK VI (ENAM)
1. RAMBU T. HUNGGUWALI
a. Nama penanya : Maria M.L.W.T Meno
Pertanyaan : Enzim apa yang membantu atau terlibat dalam biodegredasi
pada kelompok bakteri oklastik ?
Jawaban : kelompok bakteri hidrokarbon oklastik adalah kelompok
bakteri yang mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon
yang terdapat dalam limbah minyak dengan melibatkan
berbagai enzim. Jadi enzim yang terlibat dalam biodegredasi
dari kelompok bakteri ini adalah enzim yang tidak dimiliki
oleh mikroba lain yaitu
- Enzim hidrokilase, adalah enzim pengoksidasi
hidrokarbon,sehingga bakteri ini mampu mendegradasi
senyawa hidrokarbon minyak bumi dengan cara
memotong rantai hidrokarbon tersebut menjadi lebih
pendek
- Enzim lipase yang terkandung yaitu enzim lipase yang
memiliki kemampuan lipolitik yaittu kemampuan untuk
menghidrolisis lemak menjadi senyawa yang sederhana
- Enzim oksiginase yang terikat membran .
b. Nama penanya : Cicilia A. Mari
Pertanyaan :Pada bagian mekanisme biodegredasi mengapa metode
stimulasi dengan menggunakan mikroorganisme campuran
sukar untuk di tentukan mekanisme degradasinya ?
Jawaban : karena mikoorganisme campuran tidak menjalankan proses
degradasi yang sama. Mereka mempunyai mekanisme masing-
masing tapi tujuannya satu yaitu untuk mendegradasi limbah
yang dimaksud. Hanya setelah digabungkan yang kita bisa lihat
hasil dari proses degradasinya. Dan juga mempunyai reaksi
yang begitu kompleks dan mungkin terdiri dari beberapa reaksi
yang masing-masing mempunyai enzim aktif yang berbeda.
b. proses biodegredasi
2. DERLIN N.P.T PA
a. Nama penanya : Nofyta S. Serang
Pertanyaaan : pada bagian biodegradasi anaerob limbah cair pabrik kelapa
sawit. Sebutkan kelompok bakteri anaerob yang terlibat dalam
biodegradasi limbah cair pabrik kelapa sawit tersebut. Dan
apakah dalam proses biodegradasi tersebut terdapat bakteri
anaerob merugikan? Jelaskan.
Jawaban : Kelompok bakteri yang berperan dalam biodegredasi limbah
cair kelapa sawit adalah kelompok bakteri
metanogen.kelompok bakteri yang mampu mengasilkan gas
metana,karbon dioksida dan hidrogen sulfida yang akan
mengurangi beban lingkungan. Terdapat juga bakteri Bakteri
probiotik sangat efektif membantu pelaku sawit dalam
mengelola limbah cair di pabrik. Manfaat bakteri ini sanggup
menghilangkan bau limbah dan menetralisir kandungan
pencemar sehingga mampu mencegah pencemaran
lingkungan.jenis jenis bakteri probiotik nitrosomonas sp,
nitrobacter sp, pseudomonas sp, dan bacillus sp. Keempat
strain bakteri ini sangat efektif dalam menghilangkan bau
limbah karena mampu menurunkan kandungan pencemar-
pencemar dalam limbahcair.sedangkan dalam pengolahan
limbah cair kelapa sawit tidak terdapat bakteri anaerob yang
merugikan karena bakteri yang terdapat dalam pengolahan
limbah cair kelapa sawit adalah bakteri yang baik dan ramah
lingkungan sehingga mengurangi pencemaran lingkungan
akibat limbah cair kelapa sawit .
b. Nama penanya : Luther Dongmo
Pertanyaan : Faktor apa yang menyebabkan sehingga adanya penguapan
minyak bumi dan bagaimana cara menanggulangi pencemaran
tersebut pada air dan tanah
Jawaban : Faktor yang menyebabkan sehingga adanya penguapan
minyak bumi yaitu suhu, terjadi karena peningkatan energi
panas (kalor) dalam minyak menyebabkan molekul minyak
gerakannya meningkat , sehingga lepas dan menjadi uap di
udara. dengan kata lain mengalami transisi dari bentuk cair ke
bentuk padat. Semakin tinggi suhu, semakin tinggi energi kalor
dan pergerakan molekul, sehingga semakin banyak molekul
minyak yang lepas ke udara. Cara menanggulangi pencemaran
air dan tanah yang diakibatkan oleh penguapan minyak tersebut
yaitu dengan Beberapa teknik penanggulangan tumpahan
minyak diantaranya in-situ burning, penyisihan secara mekanis,
bioremediasi, penggunaan sorbent dan penggunaan bahan kimia
dispersan. Bioremediasi, merupakan proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme
(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Proses
bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah,
ketersediaan air, nutrien (N, P, K), dan ketersediaan oksigen.
Jenis jenis Biomeremediasi dengan menggunakan mikroba
yaitu: biostimulasi, bioagmentasi, dan bioremediasi intriksik.
c. Nama penana : Yuli Y. Pullamau
Pertanyaan : jelaskan empat tahap proses biodegradasi yakni proses
hidrolisis, proses asidogenesis, proses asetogenesis dan proses
metanogenesis.
Jawaban : Empat tahap proses degredasi
- Tahap hidrolisis, Dari tahap pembentukan asam adalah
hidrolisa senyawa organik baik yang terlarut maupun yang
tersuspensi dari berat molekul besar (polimer) menjadi
senyawa organik sederhana (monomer) yang dilakukan oleh
enzim-enzim ekstraseluler
-Tahap Acidogenesis yaitu Pengubahan senyawa sederhana
menjadi asam organik yang mudah menguap seperti asam
asetat, asam butirat, asam propionat dan lain-lain. Dengan
terbentuknya asam organik maka pH akan terus menurun
namun pada waktu yang bersamaan akan terbentuk buffer
yang akan menetralisisr pH.
-Tahap Acetogenesis yaituPembentukan asam dari senyawa-
senyawa organik sederhana (monmer) dilakukan oleh bakteri-
bakteri penghasil asam yang terdiri dari sub divisi
acids/farming bacteria dan acetogenic bacteria. Asam
propionat dan butirat diuraikan oleh acetogenic bacteria
menjadi asam asetat.
-Tahap Metanogenesis Merupakan tahap dominasi
perkembangan sel mikroorganisme dengan spesies tertentu
yang menghasilkan metana.Pembentukan metana dilakukan
oleh bakteri penghasil metana yang terdiri dari sub divisi
acetocalstic methane bacteria yang menguraikan asam asetat
menjadi metana dan karbon dioksida.Karbon dioksida dan
hidrogen yang terbentuk dari reaksi penguraian di atas,
disintesa oleh bakteri pembentuk metana menjadi metana dan
air. Bakteri penghasil metana sangat sensitif terhadap
perubahan pH. Rentang pH optimum untuk jenis bakteri
penghasil metana antara 6,4 – 7,4.Proses pembentukan asam
dan gas metana dari suatu senyawa organik sederhana
melibatkan banyak reaksi percabangan.
3. ELISABETH A. NI
a. Nama Penanya : Hendra Kartada Tari
Pertanyaan : Bagaimana mekanisme degradasi hidrokarbon alifatik dan
aromatik oleh mikroba?
Jawab : Degradasi hidrokarbon alifatik : senyawa alisiklik diubah
menjadi senjadi senyawa alifatik. Senyawa alifatik dioksidasi alkohol primer (1-
alkohol), sementara oksidasi secara subterminal menghasilkan alkohol sekunder
(2-alkohol).
Mekanisme biodegradasi hidrokarbon aromatik pada jamur bukan pembusuk
putih: sistem enzim monooksigenase sitokrom P-450 pada jamur bukan pembusuk
putih memiliki kemiripan dengan sistem yang dimiliki mamalia
Langkah 1 : pembentukan monofenol, difenol, dihidrodiol dan quinon
Langkah 2 : terbentuk gugus tambahan yang larut dalam air (misalnya sulfat ,
glukuronida, ksilosida, glukosida). Senyawa ini merupakan hasil detoksikasi pada
jamur dan mamalia.
b. Nama penanya : Tin S T Tallo
Pertanyaan : bagaimana tahap peguraian pada biodegradasi anaerob dan enzim
apa yang berperan didalamnya ?
Jawaban : Proses perombakan bahan organik secara anaerob terdiri atas empat
tahapan proses yaitu hidrolisis, fermentasi (asidogenesis), asetogenesis dan
metanogenesis :
Hidrolisis
Hidrolisis merupakan langkah pertama pada proses anaerobik, dimana bahan
organik yang kompleks (polimer) terdekomposisi menjadi unit yang lebih
kecil (mono-dan oligomer). Selama proses hidrolisis, polimer seperti
karbohidrat, lipid, asam nukleat dan protein diubah menjadi glukosa, gliserol,
purin dan piridine. Mikroorganisme hidrolitik mengeskresi enzim hidrolitik,
mengkonversi biopolimer menjadi senyawa sederhana dan mudah larut seperti
yang ditunjukkan di bawah ini :
Senyawa tidak larut, seperti selulosa, protein, dan lemak dipecah menjadi
senyawa monomer (partikel yang larut dalam air) oleh exo-enzime (enzim
ekstraselular) secara fakultatif oleh bakteri anaerob. Senyawa tidak larut,
seperti selulosa, protein, dan lemak dipecah menjadi senyawa monomer
(partikel yang larut dalam air) oleh exo-enzime (enzim ekstraselular) secara
fakultatif oleh bakteri anaerob. Seperti yang ditunjukkan pada persamaan 2.1
di mana lipid diurai oleh enzim lipase membentuk asam lemak dan gliserol
sedangkan poliskarida diurai menjadi monosakarida seperti pada persamaan
2.2. Dan protein diurai oleh protease membentuk asam amino.
Asedogenesis
Asedogenesis pembentukan asam dari senyawa-senyawa organic sederhana
dilakukan oleh bakter- bakteri penghasil asam. Selama proses asedogenesis,
produk yang dihasilkan dari proses hidrolisis akan dikonversi oleh bakteri
acidogenic (fermentasi) menjadi substrat bagi bakteri methanogenic. Gula
sederhana, asam amino dan asam lemak terdegradasi menjadi asetat, karbon
dioksida dan hidrogen (70%) juga menjadi asam lemak volatil (VFA) dan
alkohol (30%). Asam amino terdegradasi melalui reaksi Stickland oleh
Clostridium botulinum yaitu reaksi reduksi oksidasi yang melibatkan dua
asam amino pada waktu yang sama, satu sebagai pendonor hidrogen dan yang
satu lagi sebagai akseptor.
Asetogenesis
Produk dari proses asidogenesis yang tidak dapat langsung diubah menjadi
metan oleh bakteri methanogenic, akan dikonversi menjadi substrat bagi
methanogenic pada proses asetogenesis. VFA yang memiliki rantai karbon
lebih dari dua dan alkohol yang rantai karbonnya lebih dari satu akan
teroksidasi menjadi asetat dan hidrogen. Pada fase metanogenesis, hidrogen
akan dikonversi menjadi metan. Bakteri asetogenic adalah penghasil H 2.
Pembentukan asetat melalui oksidasi asam lemak rantai panjang (seperti asam
propionat atau butirat) akan berjalan sendiri dan hanya mungkin terjadi dengan
tekanan hidrogen parsial yang sangat rendah. Bakteri acetogenic bisa
mendapatkan energi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan untuk
pertumbuhan hanya pada konsentrasi H2 yang sangat rendah. Mikroorganisme
acetogenic dan methanogenic hidup dalam simbiosis yang saling memerlukan.
Organisme methanogenic dapat bertahan hidup dengan tekanan hidrogen
parsial yang lebih tinggi. Maka harus terusmenerus mengeluarkan produk-
produk dari metabolisme bakteri acetogenic dari substrat untuk menjaga
tekanan parsial hidrogen pada tingkat yang rendah sehingga cocok untuk
bakteri acetogenic.
Methanogenesis
Tahap dominasi perkembangan sel mikroorganisme dengan spesies tertentu
yang menghasilkan gas metan sebagai komponen utama biogas. Bakteri yang
berperan dalam proses ini, antara lain Methanococcus, Methanobacillus,
Methanobacterium, dan Methanosarcina. Terbentuknya gas metan terjadi
karena adanya reaksi dekarboksilasi asetat dan reduksi CO2. Produksi CH4
dan CO2 dilakukan oleh bakteri methanogenic. Sebanyak 70% dari CH4 yang
terbentuk berasal dari asetat, sedangkan sisanya 30% dihasilkan dari konversi
Hidrogen dan karbon dioksida, menurut persamaan berikut:
c. Nama penanya : Devita L. Ratumaly
4. YUSTIN M. FATIMA
a. Nama penanya : Maria S. Sadhu
Pertanyaan :- Mengapa polimer pada plastik sulit dirombak oleh mikroba?
- Kemampuan apa yang dimiliki oleh kedua jenis jamur
Aspergillus fischeri dan Paecilomyces sp sehingga
mampu merombak polimer pada plastik?
5. NIRMALA M. LADO
a. Nama penanya : Maria.R. Hane Neno
Pertanyaan : Jelaskan secara kimiawi mekanisme umum degradasi
polimer menjadi molekul yang sederhana!
Jawaban : Polimer adalah suatu molekul raksasa(makromolekul) yg
terbentuk dari susunan ulang molekul kecil yang terikat
melalui ikatan kimia. Diklasifikasikan berdasarkan asalnya,
polimer dibedakan menjadi 2 yaitu : polimer alam
(polisakarida) dan polimer sintesis. Polisakarida adalah
karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari atom karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Contoh polisakarida adalah
pati, glikogen, agarosa, dan selulosa.
Contoh mekanisme degradasi polimer (polisakarida ) menjadi
monosakarida : Karbohidrat masuk kemulut dalam bentuk
polisakarida dan di cerna di dalam mulut secara mekanik dan
kimiawi. mekanik menggunakan gigi dan kimiawi
menggunakan enzim ptialin yang mengubah amilum menjadi
maltosa ( polisakarida menjadi disakarida). Dari mulut masuk
ke kerongkongan, dikrongkongan tdk trjadi pencernaan namun
ada gerak otot polos yang mndorong makan dri mulut ke
lambung. Di lambung karbohidrat tidak mengalami
pencernaan. Dari lambung, karbohidrat dalam bentuk
disakarida masuk ke usus halus dn terjadi pencernaan secara
kimiawi dengan enzim disakarase yg mengubah disakarida
menjadi monosakarida. Enzim disakarase ada 3 macam yaitu :
maltase (mengubah maltosa menjadi 2 glukosa), laktase
(mengubah laktosa menjadi glukosa dn galaktosa), dan
sukrase (mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa)
Jadi dengan berubahnya polisakarida mnjadi mnjadi
monosakarida maka usus mampu mnyerapnya.
Kedua, sifat DDT yang sangat stabil dan persisten. Hal ini berarti DDT
tidak bisa larut dan hilang begitu saja jika sudah dilepaskan di lingkungan,
sebaliknya justru akan bertahan dan dapat masuk ke dalam rantai makanan.
Hal ini membuat DDT akan bertahan lama di dalam tanah dan bahan organik
lainnya.
Bentuk fisik dieldrin berupa Kristal putih atau serbuk berwarna cokelat,
tidak berbau, atau sedikit bau.
Dieldrin tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic, lemak, dan
minyak.