Anda di halaman 1dari 15

PERTANYAAN DAN JAWABAN MIKROPANGAN DAN LINGKUNGAN

KELOMPOK VI (ENAM)

Pertanyaan-pertanyaan tersebut dijawab oleh :

1. RAMBU T. HUNGGUWALI
a. Nama penanya : Maria M.L.W.T Meno
Pertanyaan : Enzim apa yang membantu atau terlibat dalam biodegredasi
pada kelompok bakteri oklastik ?
Jawaban : kelompok bakteri hidrokarbon oklastik adalah kelompok
bakteri yang mampu mendegradasi senyawa hidrokarbon
yang terdapat dalam limbah minyak dengan melibatkan
berbagai enzim. Jadi enzim yang terlibat dalam biodegredasi
dari kelompok bakteri ini adalah enzim yang tidak dimiliki
oleh mikroba lain yaitu
- Enzim hidrokilase, adalah enzim pengoksidasi
hidrokarbon,sehingga bakteri ini mampu mendegradasi
senyawa hidrokarbon minyak bumi dengan cara
memotong rantai hidrokarbon tersebut menjadi lebih
pendek
- Enzim lipase yang terkandung yaitu enzim lipase yang
memiliki kemampuan lipolitik yaittu kemampuan untuk
menghidrolisis lemak menjadi senyawa yang sederhana
- Enzim oksiginase yang terikat membran .
b. Nama penanya : Cicilia A. Mari
Pertanyaan :Pada bagian mekanisme biodegredasi mengapa metode
stimulasi dengan menggunakan mikroorganisme campuran
sukar untuk di tentukan mekanisme degradasinya ?
Jawaban : karena mikoorganisme campuran tidak menjalankan proses
degradasi yang sama. Mereka mempunyai mekanisme masing-
masing tapi tujuannya satu yaitu untuk mendegradasi limbah
yang dimaksud. Hanya setelah digabungkan yang kita bisa lihat
hasil dari proses degradasinya. Dan juga mempunyai reaksi
yang begitu kompleks dan mungkin terdiri dari beberapa reaksi
yang masing-masing mempunyai enzim aktif yang berbeda.

c. Nama penanya : Fitri R. Saminda


Pertanyaan : pada bagian biodegredasi anaerob limbah cair pabrik kelapa
sawit berlangsung melalui beberapa lintasan yang melibatkan
beberapa kelompok bakteri anaerob, jelaskan lintasan-lintasan
tersebut dan biodegredasi ini melalui beberapa proses,jelaskan !
Jawaban : a. Lintasan-lintasan
- Pendinginan limbah dengan kolam yang di kombinasikan
dengan pengutipan minyak. Pendinginan didalam kolam
dilakukan selama 48 jam kemudian di netralisasikan
- Pengefektifan proses perombakan dalam kolam anaerob
maka perlu di perhatikan faktor sirkulasi.

b. proses biodegredasi

- Tahap hidrolisis, Dari tahap pembentukan asam adalah


hidrolisa senyawa organik baik yang terlarut maupun yang
tersuspensi dari berat molekul besar (polimer) menjadi
senyawa organik sederhana (monomer) yang dilakukan oleh
enzim-enzim ekstraseluler
-Tahap Acidogenesis yaitu Pengubahan senyawa sederhana
menjadi asam organik yang mudah menguap seperti asam
asetat, asam butirat, asam propionat dan lain-lain. Dengan
terbentuknya asam organik maka pH akan terus menurun
namun pada waktu yang bersamaan akan terbentuk buffer
yang akan menetralisir pH.
-Tahap Acetogenesis yaituPembentukan asam dari senyawa-
senyawa organik sederhana (monmer) dilakukan oleh bakteri-
bakteri penghasil asam yang terdiri dari sub divisi
acids/farming bacteria dan acetogenic bacteria. Asam
propionat dan butirat diuraikan oleh acetogenic bacteria
menjadi asam asetat.
-Tahap Metanogenesis Merupakan tahap dominasi
perkembangan sel mikroorganisme dengan spesies tertentu
yang menghasilkan metana.Pembentukan metana dilakukan
oleh bakteri penghasil metana yang terdiri dari sub divisi
acetocalstic methane bacteria yang menguraikan asam asetat
menjadi metana dan karbon dioksida.Karbon dioksida dan
hidrogen yang terbentuk dari reaksi penguraian di atas,
disintesa oleh bakteri pembentuk metana menjadi metana dan
air. Bakteri penghasil metana sangat sensitif terhadap
perubahan pH. Rentang pH optimum untuk jenis bakteri
penghasil metana antara 6,4 – 7,4.Proses pembentukan asam
dan gas metana dari suatu senyawa organik sederhana
melibatkan banyak reaksi percabangan.

2. DERLIN N.P.T PA
a. Nama penanya : Nofyta S. Serang
Pertanyaaan : pada bagian biodegradasi anaerob limbah cair pabrik kelapa
sawit. Sebutkan kelompok bakteri anaerob yang terlibat dalam
biodegradasi limbah cair pabrik kelapa sawit tersebut. Dan
apakah dalam proses biodegradasi tersebut terdapat bakteri
anaerob merugikan? Jelaskan.
Jawaban : Kelompok bakteri yang berperan dalam biodegredasi limbah
cair kelapa sawit adalah kelompok bakteri
metanogen.kelompok bakteri yang mampu mengasilkan gas
metana,karbon dioksida dan hidrogen sulfida yang akan
mengurangi beban lingkungan. Terdapat juga bakteri Bakteri
probiotik sangat efektif membantu pelaku sawit dalam
mengelola limbah cair di pabrik. Manfaat bakteri ini sanggup
menghilangkan bau limbah dan menetralisir kandungan
pencemar sehingga mampu mencegah pencemaran
lingkungan.jenis jenis bakteri probiotik nitrosomonas sp,
nitrobacter sp, pseudomonas sp, dan bacillus sp. Keempat
strain bakteri ini sangat efektif dalam menghilangkan bau
limbah karena mampu menurunkan kandungan pencemar-
pencemar dalam limbahcair.sedangkan dalam pengolahan
limbah cair kelapa sawit tidak terdapat bakteri anaerob yang
merugikan karena bakteri yang terdapat dalam pengolahan
limbah cair kelapa sawit adalah bakteri yang baik dan ramah
lingkungan sehingga mengurangi pencemaran lingkungan
akibat limbah cair kelapa sawit .
b. Nama penanya : Luther Dongmo
Pertanyaan : Faktor apa yang menyebabkan sehingga adanya penguapan
minyak bumi dan bagaimana cara menanggulangi pencemaran
tersebut pada air dan tanah
Jawaban : Faktor yang menyebabkan sehingga adanya penguapan
minyak bumi yaitu suhu, terjadi karena peningkatan energi
panas (kalor) dalam minyak menyebabkan molekul minyak
gerakannya meningkat , sehingga lepas dan menjadi uap di
udara. dengan kata lain mengalami transisi dari bentuk cair ke
bentuk padat. Semakin tinggi suhu, semakin tinggi energi kalor
dan pergerakan molekul, sehingga semakin banyak molekul
minyak yang lepas ke udara. Cara menanggulangi pencemaran
air dan tanah yang diakibatkan oleh penguapan minyak tersebut
yaitu dengan Beberapa teknik penanggulangan tumpahan
minyak diantaranya in-situ burning, penyisihan secara mekanis,
bioremediasi, penggunaan sorbent dan penggunaan bahan kimia
dispersan. Bioremediasi, merupakan proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme
(jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau
mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Proses
bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah,
ketersediaan air, nutrien (N, P, K), dan ketersediaan oksigen.
Jenis jenis Biomeremediasi dengan menggunakan mikroba
yaitu: biostimulasi, bioagmentasi, dan bioremediasi intriksik.
c. Nama penana : Yuli Y. Pullamau
Pertanyaan : jelaskan empat tahap proses biodegradasi yakni proses
hidrolisis, proses asidogenesis, proses asetogenesis dan proses
metanogenesis.
Jawaban : Empat tahap proses degredasi
- Tahap hidrolisis, Dari tahap pembentukan asam adalah
hidrolisa senyawa organik baik yang terlarut maupun yang
tersuspensi dari berat molekul besar (polimer) menjadi
senyawa organik sederhana (monomer) yang dilakukan oleh
enzim-enzim ekstraseluler
-Tahap Acidogenesis yaitu Pengubahan senyawa sederhana
menjadi asam organik yang mudah menguap seperti asam
asetat, asam butirat, asam propionat dan lain-lain. Dengan
terbentuknya asam organik maka pH akan terus menurun
namun pada waktu yang bersamaan akan terbentuk buffer
yang akan menetralisisr pH.
-Tahap Acetogenesis yaituPembentukan asam dari senyawa-
senyawa organik sederhana (monmer) dilakukan oleh bakteri-
bakteri penghasil asam yang terdiri dari sub divisi
acids/farming bacteria dan acetogenic bacteria. Asam
propionat dan butirat diuraikan oleh acetogenic bacteria
menjadi asam asetat.
-Tahap Metanogenesis Merupakan tahap dominasi
perkembangan sel mikroorganisme dengan spesies tertentu
yang menghasilkan metana.Pembentukan metana dilakukan
oleh bakteri penghasil metana yang terdiri dari sub divisi
acetocalstic methane bacteria yang menguraikan asam asetat
menjadi metana dan karbon dioksida.Karbon dioksida dan
hidrogen yang terbentuk dari reaksi penguraian di atas,
disintesa oleh bakteri pembentuk metana menjadi metana dan
air. Bakteri penghasil metana sangat sensitif terhadap
perubahan pH. Rentang pH optimum untuk jenis bakteri
penghasil metana antara 6,4 – 7,4.Proses pembentukan asam
dan gas metana dari suatu senyawa organik sederhana
melibatkan banyak reaksi percabangan.
3. ELISABETH A. NI
a. Nama Penanya : Hendra Kartada Tari
Pertanyaan : Bagaimana mekanisme degradasi hidrokarbon alifatik dan
aromatik oleh mikroba?
Jawab : Degradasi hidrokarbon alifatik : senyawa alisiklik diubah
menjadi senjadi senyawa alifatik. Senyawa alifatik dioksidasi alkohol primer (1-
alkohol), sementara oksidasi secara subterminal menghasilkan alkohol sekunder
(2-alkohol).
Mekanisme biodegradasi hidrokarbon aromatik pada jamur bukan pembusuk
putih: sistem enzim monooksigenase sitokrom P-450 pada jamur bukan pembusuk
putih memiliki kemiripan dengan sistem yang dimiliki mamalia
Langkah 1 : pembentukan monofenol, difenol, dihidrodiol dan quinon
Langkah 2 : terbentuk gugus tambahan yang larut dalam air (misalnya sulfat ,
glukuronida, ksilosida, glukosida). Senyawa ini merupakan hasil detoksikasi pada
jamur dan mamalia.
b. Nama penanya : Tin S T Tallo
Pertanyaan : bagaimana tahap peguraian pada biodegradasi anaerob dan enzim
apa yang berperan didalamnya ?
Jawaban : Proses perombakan bahan organik secara anaerob terdiri atas empat
tahapan proses yaitu hidrolisis, fermentasi (asidogenesis), asetogenesis dan
metanogenesis :
 Hidrolisis
Hidrolisis merupakan langkah pertama pada proses anaerobik, dimana bahan
organik yang kompleks (polimer) terdekomposisi menjadi unit yang lebih
kecil (mono-dan oligomer). Selama proses hidrolisis, polimer seperti
karbohidrat, lipid, asam nukleat dan protein diubah menjadi glukosa, gliserol,
purin dan piridine. Mikroorganisme hidrolitik mengeskresi enzim hidrolitik,
mengkonversi biopolimer menjadi senyawa sederhana dan mudah larut seperti
yang ditunjukkan di bawah ini :

Senyawa tidak larut, seperti selulosa, protein, dan lemak dipecah menjadi
senyawa monomer (partikel yang larut dalam air) oleh exo-enzime (enzim
ekstraselular) secara fakultatif oleh bakteri anaerob. Senyawa tidak larut,
seperti selulosa, protein, dan lemak dipecah menjadi senyawa monomer
(partikel yang larut dalam air) oleh exo-enzime (enzim ekstraselular) secara
fakultatif oleh bakteri anaerob. Seperti yang ditunjukkan pada persamaan 2.1
di mana lipid diurai oleh enzim lipase membentuk asam lemak dan gliserol
sedangkan poliskarida diurai menjadi monosakarida seperti pada persamaan
2.2. Dan protein diurai oleh protease membentuk asam amino.
 Asedogenesis
Asedogenesis pembentukan asam dari senyawa-senyawa organic sederhana
dilakukan oleh bakter- bakteri penghasil asam. Selama proses asedogenesis,
produk yang dihasilkan dari proses hidrolisis akan dikonversi oleh bakteri
acidogenic (fermentasi) menjadi substrat bagi bakteri methanogenic. Gula
sederhana, asam amino dan asam lemak terdegradasi menjadi asetat, karbon
dioksida dan hidrogen (70%) juga menjadi asam lemak volatil (VFA) dan
alkohol (30%). Asam amino terdegradasi melalui reaksi Stickland oleh
Clostridium botulinum yaitu reaksi reduksi oksidasi yang melibatkan dua
asam amino pada waktu yang sama, satu sebagai pendonor hidrogen dan yang
satu lagi sebagai akseptor.
 Asetogenesis
Produk dari proses asidogenesis yang tidak dapat langsung diubah menjadi
metan oleh bakteri methanogenic, akan dikonversi menjadi substrat bagi
methanogenic pada proses asetogenesis. VFA yang memiliki rantai karbon
lebih dari dua dan alkohol yang rantai karbonnya lebih dari satu akan
teroksidasi menjadi asetat dan hidrogen. Pada fase metanogenesis, hidrogen
akan dikonversi menjadi metan. Bakteri asetogenic adalah penghasil H 2.
Pembentukan asetat melalui oksidasi asam lemak rantai panjang (seperti asam
propionat atau butirat) akan berjalan sendiri dan hanya mungkin terjadi dengan
tekanan hidrogen parsial yang sangat rendah. Bakteri acetogenic bisa
mendapatkan energi yang diperlukan untuk kelangsungan hidup dan untuk
pertumbuhan hanya pada konsentrasi H2 yang sangat rendah. Mikroorganisme
acetogenic dan methanogenic hidup dalam simbiosis yang saling memerlukan.
Organisme methanogenic dapat bertahan hidup dengan tekanan hidrogen
parsial yang lebih tinggi. Maka harus terusmenerus mengeluarkan produk-
produk dari metabolisme bakteri acetogenic dari substrat untuk menjaga
tekanan parsial hidrogen pada tingkat yang rendah sehingga cocok untuk
bakteri acetogenic.
 Methanogenesis
Tahap dominasi perkembangan sel mikroorganisme dengan spesies tertentu
yang menghasilkan gas metan sebagai komponen utama biogas. Bakteri yang
berperan dalam proses ini, antara lain Methanococcus, Methanobacillus,
Methanobacterium, dan Methanosarcina. Terbentuknya gas metan terjadi
karena adanya reaksi dekarboksilasi asetat dan reduksi CO2. Produksi CH4
dan CO2 dilakukan oleh bakteri methanogenic. Sebanyak 70% dari CH4 yang
terbentuk berasal dari asetat, sedangkan sisanya 30% dihasilkan dari konversi
Hidrogen dan karbon dioksida, menurut persamaan berikut:
c. Nama penanya : Devita L. Ratumaly

Pertanyaan : Bagaimana proses lignin dan polisakarida dapat terdegradasi


menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana?

Jawaban : Degradasi lignin membutuhkan enzim ekstraseluler yang tak spesifik


karena lignin mempunyai struktur acak dengan berat molekul yang tinggi. Lignin
biasanya terakumulasi selama proses degradasi lignoselulosa. Lignin selain dapat
digedradasi oleh sekelompok mikroorganisme, dalam konsisi lingkungan tertentu
dapat juga didegradasi oleh faktor abiotik seperti dengan senyawa alkali atau
radiasi ultra violet, namun hanya kapang pelapuk putih yang mampu
mendegradasi lignin secara efektif. Degradasi lignin oleh bakteri  seperti
Streptomyces  sp. dan Actinomycetes terjadi seperti oksidasi yang dilakukan oleh
kapang pelapuk putih, namun bakteri hanya mampu mendegradasi sebagian kecil
molekul lignin.

Penguraian polisakarida selulosa menjadi monosakarida (glukosa). Proses


penguraian selulosa secara alami memerlukan bantuan mikroorganisme (bakteri
selulolitik) yang mengeluarkan enzim selulase. Selulosa dihidrolisis oleh enzim
selulase dengan memotong ikatan 1,4 β-glukosida pada rantai panjang selulosa.
Selulosa pada lingkungan aerobik akan terurai menjadi glukosa dan
karbondioksida yang akan bergabung ke dalam sel yang sedang tumbuh,
sedangkan selulosa pada lingkungan anaerobik akan terurai menjadi alkohol dan
asam organic. Proses degradasi selulosa dapat dilakukan secara enzimatik dengan
bantuan mikroorganisme. Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme
yang mampu mendegradasi selulosa dan memiliki kelimpahan terbanyak di alam
dibanding mikroorganisme lainnya. Setiap bakteri mempunyai strategi yang
berbeda-beda dalam mendegradasi selulosa tergantung pada karakteristik bakteri
tersebut.

4. YUSTIN M. FATIMA
a. Nama penanya : Maria S. Sadhu
Pertanyaan :- Mengapa polimer pada plastik sulit dirombak oleh mikroba?
- Kemampuan apa yang dimiliki oleh kedua jenis jamur
Aspergillus fischeri dan Paecilomyces sp sehingga
mampu merombak polimer pada plastik?

Jawaban : - Plastik pada intinya adalah polimer, rantai atom panjang


yang dibentuk oleh molekul identik yang disebut monomer.
Sebagian besar plastik terbuat dari monomer karbon.
Secara teoretis sebenarnya karbon adalah sumber makanan
mikroorganisme. Akan tetapi, tidak seperti polimer alami,
plastik secara umum tidak bisa dicerna oleh makhluk hidup.
Hal itu, menurut The Conversation karena plastik baru ada
pada 70 tahun terakhir sehingga mikroorganisme yang ada
di dunia saat ini belum memiliki cukup waktu untuk
berevolusi membangun perangkat biokimia guna
memanfaatkan plastik menjadi sumber energi dan makanan.

- Jamur Aspergilus fischeir dan Paecilomyces sp mampu


menggunakan komponen di dalam atau pada lapisan
plastik sebagai nutrien. Plasticizers yang membuat
plastik bersifat fleksibel seperti adipat, oleat, risinoleat,
sebakat, dan turunan asam lemak lain cenderung mudah
digunakan. Kedua jamur ini Dapat mengkontaminasi
lapisan plastik melalui muatan elektrostatik
menyebabkan hilangnya plasticizers yang menyebabkan
lapisan plastik menjadi rapuh, daya rentang meningkat
dan daya ulur berkurang sehingga polimernya mudah
dirombak.
b. Nama penanya : Anastasia Xaveriana Itu

Pertanyaan : Apakah jenis deterjen lain seperti SDS (Sodium Dedocyl


Sulfonat) dan LAS (Linear Alkil Sulfonat) tidak bisa
dirombak? Jelaskan alasan kalo bisa contoh bakterinya apa,
kalo tidak mengapa.

Jawaban : - Deterjen SDS jika digunakan dalam jumlah yang berlebihan


memiliki efek buruk terhadap komponen biotik dan abiotik
lingkungan sehingga dapat menyebabkan pencemaran air.
Beberapa mikroorganisme mempunyai kemampuan untuk
mendegradasi polutan deterjen (terjen SDS). Mikroba yang
telah ditemukan untuk mendregadasi diterjen SDS adalah
jenis bakteri Pseudomonas Sp.
- Deterjen LAS merupakan diterjen yang bisa dirombak, ia
merupakan pengganti dari diterjen ABS karena LAS
lebih Biodegradabilitas.

Mikroba yang bisa merombak diterjen LAS yaitu Mikroba


Lumpur aktif.

c. Nama penanya : Petrus Kosa Baon


Pertanyaan : Mengapa faktor lingkungan yg mempengaruhi biodegradasi
hanya terdapat pada temperatur, oksigen, ph, nutrisi, sedang
salinitas dan energi tidak termasuk dalam factor-faktor tersebut
pada hal faktor cahaya dan salinitas juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroorganisme, coba beri alasanya

Jawaban : Karena, temperatur, oksigen, ph nutrisi itu berperan penting


baik dalam pembentukan enzim, maupun optimalisasi aktivitas
enzim, sedangkan cahaya dan salinitas tidak mempengaruhi
aktivitas enzim.

5. NIRMALA M. LADO
a. Nama penanya : Maria.R. Hane Neno
Pertanyaan : Jelaskan secara kimiawi mekanisme umum degradasi
polimer menjadi molekul yang sederhana!
Jawaban : Polimer adalah suatu molekul raksasa(makromolekul) yg
terbentuk dari susunan ulang molekul kecil yang terikat
melalui ikatan kimia. Diklasifikasikan berdasarkan asalnya,
polimer dibedakan menjadi 2 yaitu : polimer alam
(polisakarida) dan polimer sintesis. Polisakarida adalah
karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari atom karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Contoh polisakarida adalah
pati, glikogen, agarosa, dan selulosa.
Contoh mekanisme degradasi polimer (polisakarida ) menjadi
monosakarida : Karbohidrat masuk kemulut dalam bentuk
polisakarida dan di cerna di dalam mulut secara mekanik dan
kimiawi. mekanik menggunakan gigi dan kimiawi
menggunakan enzim ptialin yang mengubah amilum menjadi
maltosa ( polisakarida menjadi disakarida). Dari mulut masuk
ke kerongkongan, dikrongkongan tdk trjadi pencernaan namun
ada gerak otot polos yang mndorong makan dri mulut ke
lambung. Di lambung karbohidrat tidak mengalami
pencernaan. Dari lambung, karbohidrat dalam bentuk
disakarida masuk ke usus halus dn terjadi pencernaan secara
kimiawi dengan enzim disakarase yg mengubah disakarida
menjadi monosakarida. Enzim disakarase ada 3 macam yaitu :
maltase (mengubah maltosa menjadi 2 glukosa), laktase
(mengubah laktosa menjadi glukosa dn galaktosa), dan
sukrase (mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa)
Jadi dengan berubahnya polisakarida mnjadi mnjadi
monosakarida maka usus mampu mnyerapnya.

Hal demikian merupakan mekanisme degradasi (pemecahan,


perombakan) polimer dari molekul yg besar menjadi molekul
yg lebih sederhana

b. Nama penanya : Yasinta Sion Sarah Bitha


Pertanyaan :Mikroba memiiki kemampuan untuk mendegradasi,
mentransformasi, dan menyerap senyawa pencemar. Mikroba
yang digunakan berasal dari golongan fungi, bakteri, dan
mikroalga. Berikan masing-masing contoh dari ketiga
golongan mikroba tersebut, yang dapat mendegradasi,
mentransformasi, dan menyerap senyawa pencemar.
Jawaban : Berikut contoh golongan miroba (fungi, bakteri, dan
miroalga) yang dapat mendegradasi, mentransformasi, dan
menyerap senyawa pencemar.

Golongan Mendegradasi Mentransformasi Menyerap senyawa


Mikroba pencemar

Fungi Penicillium Agrobacterium Mikorhiza

Bakteri Pseudomonas sp. Arthobacter sp Bacillus substilis

Mikroalga Chlorella sp. Spirulina Chlorella vulgaris


c. Nama penanya : Alfonsus Egot
Pertanyaan : Faktor apa yang mempengaruhi mikroba pedegradasi
hidrokarbon alifatik jumlahnya relative kecil disbanding
mikroba pedegradasi hidrokarbon aromatic ?
Jawaban : Senyawa hidrokarbon dalam minyak bumi merupakan
sumber karbon bagi pertumbuhan mikroorganisme, sehingga
senyawa tersebut dapat didegradasi dengan baik (Nugroho,
2006).Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen
yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme
menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah
diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen yang sulit
didegradasi oleh mikroorganisme (Hadi, 2003).Komponen
minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri
merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau
mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut
dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri.
Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif
banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak
bumi. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi
ini biasanya merupakan pengoksidasi alkana normal
Faktor yang mempengaruhi mikroba pedegradasi hidokarbon
afilatik relative lebih kecil dibandingkan dengan mikroba
pedegradasi hidrokarbon aromatik karena mikroorganisme
pedegradasi hidrokarbon rantai lurus dalam minyak bumi ini
merupakan komponen minyak bumi yang sulit didegradasi
sehingga jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang
mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri
pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan
tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan
pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak.
6. PRIMA I.SANBEIN
a. Nama penanya : Elfinta Alaukabeli
Pertanyaan : Apa itu DDT, Dieldrin dan BHC dan mengapa persistensinya
lama?

Jawaban : DDT (Dichloro Diphenyl Trichlorethane)


Dichloro Diphenyl Trichloroethane adalah insektisida paling ampuh
yang pernah ditemukan dan digunakan manusia dalam membunuh serangga,
tetapi juga paling berbahaya bagi manusia, sehingga dijuluki “The Most
Famous and Infamous Insecticide”. Setidaknya terdapat dua sifat buruk yang
membuat DDT ini menjadi sangat berbahaya bagi lingkungan hidup. Pertama,
DDT memiliki sifat apolar, dimana zat ini tidak bisa larut namun sangatlah
larut dalam lemak. Jadi semakin larut suatu senyawa dalam lemak maka akan
semakin tinggi sifat apolarnya dan hal inilah yang membuat DDT menjadi
sangat mudah menembus kulit.

Kedua, sifat DDT yang sangat stabil dan persisten. Hal ini berarti DDT
tidak bisa larut dan hilang begitu saja jika sudah dilepaskan di lingkungan,
sebaliknya justru akan bertahan dan dapat masuk ke dalam rantai makanan.
Hal ini membuat DDT akan bertahan lama di dalam tanah dan bahan organik
lainnya.

Jadi, misalnya petani menggunakan zat DDT ini untuk mengusir


serangga maka mungkin saja zat DDT akan masuk ke dalam tanah dan ikut
masuk ke dalam padi. Jika padi dikonsumsi mengandung zat DDT maka
dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit kepada
yang mengkonsumsinya terutama pada jenis penyakit kanker dan kelainan
jenis-jenis penyakit saraf.

Efek lainnya di bidang pertanian adalah munculnya hama dan patogen


yang tahan terhadap pestisida, munculnya hama baru, terjadinya peningkatan
populasi hama dan patogen sekunder, berkurangnya populasi serangga yang
bermanfaat, keracunan terhadap ternak dan manusia, residu bahan kimia
dalam tanah dan tanaman, serta kerusakan tanaman.

Sebenarnya, bukan saja DDT yang memiliki daya racun serta


persistensi yang demikian lamanya dapat bertahan di lingkungan hidup.
Racun-racun POP lainnya yang juga perlu diwaspadai karena mungkin saja
terdapat di tanah, udara maupun perairan di sekitar kita adalah aldrin,
chlordane, dieldrin, endrin, heptachlor, mirex, toxaphene, hexachlorobenzene,
PCB (polychlorinated biphenyls), dioxins dan furans.

Dieldrin memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

 Memiliki nama ilmiah 3,4,5,6,9,9-Hexachloro-1a, 2,2 a, 3,6,6 a, 7,7 a-


octahydro-2 ,7:3,6-dimethanonaphth [2,3-b] oxirene,

 Memiliki nama lain (nama dagang) Alvit, Dieldrite, Dieldrix, Illoxol,


Panoram D-31, Qunitox.

 Bentuk fisik dieldrin berupa Kristal putih atau serbuk berwarna cokelat,
tidak berbau, atau sedikit bau.

 Dieldrin tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut organic, lemak, dan
minyak.

 Dieldrin pada awalnya adalah aldrin yang sudah teroksidasi menjadi


dieldrin yang merupakan senyawa aktif.

 Dieldrin dapat dibentuk dari sintesis hexachloro-1 ,3-siklopentadiena


dengan norbornadiene dalam reaksi Diels-Alder, diikuti oleh epoksidasi
dari cincin norbornena.

Dalam kondisi normal dieldrin berupa Kristal putih yang memiliki


bau kimia yang samar. Dieldrin mudah menguap dan dalam bentuk murni
meleleh pada suhu 176 derajat celcius, tetapi bentuk-bentukmurni
memilikititik lebur lebih rendah sekitar 95 derajat Celsius. Dieldrin tidak
larut dalam air, tetapi mudah campur dengan pelarut, lemak dan minyak
organic. Dieldrin merupakan bagian dari “drin” kelomok pestisida, dank
arena itu memiliki sifat yang mirip dengan anggota kelompok lain seperti
aldrin, diedrin, dan isodrin.

2. Bindane dll. merupakan racun kronis yang baru terasa efeknyasetelah


bertahun-tahun karena diperlukan %aktu yang lama untuk menumpuk
(akumulasi" racun ini dalam lemak tubuh. Sebaliknya, racun akut yang
sebagian besar terdiri dari senya%a-senya%a larut dalam air beker$a
sangat cepat tapi tidak bersifat akumulatif dan mudah tercuci serta terurai
men$adi komponen yang tidak beracun.G063 GO3)S Gacun kronis
menimbulkan ge$ala keracunan setelah % aktu yang relatif lama karena
kemampuannya menumpuk (akumulasi" dalam lemak yangterkandung
dalam tubuh. Gacun ini $uga apabila mencemari lingkungan (air,tanah"
akan meninggalkan residu yang sangat sulit untuk dirombak atau
dirubahmen$adi 8at yang tidak beracun, karena kuatnya ikatan kimianya.
b. Nama penanya : Emilia Waha Gening
Pertanyaan : Apakah ada faktor lain selain faktor lingkungan yang
mempengaruhi kecepatan biodegrdasi ?jika ada tolng jelaskan faktor2 tersebut?
Jawaban : Pada proses biodegradasi ini tidak ada faktor lain selain faktor
lingkungan yang mempengaruhi kecepatan biodegradasi, karna pasa faktor
lingkungan fotosintesis menghasilkan molekul organik dari molekul anorganik,
mengurangi biodegradasi molekul organik yang kompleks menjadi sederhana
konstituen secara bertahap untuk akhirnya membawa mereka ke tahap anorganik.

c. Nama penanya : Jesika A. Rame


Pertanyaan : bagaimana proses dari nutrisi tambahan itu dapat
menstimulasi biodegredasi minyak bumi
Jawaban : hubungan nutrisi tambahan dengan mikrobanya di lihat dari
pH, kadar air, laju penurunan konsentrasi TPH, kinetika enzimatik limbah minyak
bumi

Anda mungkin juga menyukai