Penggunaan Obat Rasional Por Oleh Kadek Suastini
Penggunaan Obat Rasional Por Oleh Kadek Suastini
DISUSUN OLEH :
KADEK SUASTINI
(D1A119001)
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2020
Penggunaan Obat Rasional (POR)
A. Latar belakang
pengobatan yang tidak rasional selama ini telah memberikan dampak negatif
berupa pemborosan dana, efek samping dari penggunaan obat yang kurang
harga, yaitu dengan harga yang paling menguntungkan dan sedapat mungkin
dilakukan secara rasional, yang berarti perlu dilakukan diagnosis yang akurat,
memilih obat yang tepat, serta meresepkan obat tersebut dengan dosis,
hasil uji klinik yang dimuat dalam kepustakaan yang dilakukan melalui
dan frekuensi efek samping yang mungkin timbul, serta efektivitas dan
keamanan obat lain yang bisa dipakai sebagai pengganti. Semakin parah
suatu penyakit, semakin berani mengambil resiko efek samping, namun bila
efek samping mengganggu dan relatif lebih berat dari penyakitnya sendiri
yang disajikan menjadi amat penting dalam masalah ini. Biasanya dalam
pedoman pengobatan, pilihan obat yang ada telah melalui proses tersebut,
dan dicantumkan sebagai obat pilihan utama (drug of choice), pilihan kedua,
dan seterusnya.
dosis obat, cara dan waktu pemberian, tersedia setiap saat dan harga
terjangkau.
rasional. Penggunaan obat yang tidak tepat ini dapat berupa penggunaan
tidak tepat (WHO, 2010). Secara praktis, menurut Kementrian RI, (2011)
1. Tepat Diagnosis
tersebut. Akibatnya obat yang diberikan juga tidak akan sesuai dengan
pemberian obat ini hanya di anjurkan untuk pasien yang member gejala
4. Tepat Dosis
timbulnya efek samping. Sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan
menurunkan efektivitasnya.
dan praktis, agar mudah di taati oleh pasien. Makin sering frekuensi
setiap 8 jam.
adalah 10-14 hari. Pemberian obat yang terlalu singkat atau terlalu
pengobatan.
karena itu muka merah setelah pemberian atropine bukan alergi, tetapi
tahun, karena menimbulkan kelainan pada gigi dan tulang yang sedang
tumbuh.
jelas terlihat pada beberapa jenis obat seperti teofilin dan aminoglikosida.
7. Tepat Informasi
f. Timbulnya efek samping (misalnya ruam kulit dan nyeri lambung), atau
sebagainya.
sebagai berikut :
tertulis.
b. Penanganan farmakologik
tidak manjur.
terhadap penyakitnya.
D. Penggunaan Obat Tidak Rasional
untuk pengobatan penyakit tersebut.
5. Peresepan majemuk (multiple prescribing) Yaitu jika memberikan
kemanjuran produk obat. Sebuah produk obat yang tidak cukup stabil
dapat mengakibatkan :
1. Perubahan sifat fisik (seperti kekerasan, kecepatan disintegrasi-
bias berbahaya).
1978).
masalah kadar obat yang berkhasiat. Batas kadar obat yang masih
tersisa 90 % tidak dapat lagi atau disebut sebagai sub standar waktu
1. Metode substitusi
2. Metode grafik
dan didapat garis lurus, reaksi adalah orde nol. Reaksi dikatakan
Suatu reaksi orde kedua akan memberikan garis lurus bila 1/(a-x)
oleh Garret dan Carper. Menurut teknik ini, nilai k untuk penguraian
obat dalam larutan pada berbagai temperatur yang dinaikkan
waktu.
pada tahun 1963. Energi aktivasi, laju reaksi dan kestabilan yang
dianjurkan.
produk.
- Organoleptik
- Waktu disintegrasi
- Viskositas
- pH
- Ukuran partikel/granul
- Resuspendibilitas
2. Parameter kimia:
- Penetapan kadar
- Kadar air
3. Parameter mikrobiologi
- cemaran mikroba
aktif. Pada beberapa kasus, pengujian dapat dilakukan pada lebih dari
https://kupdf.net/download/pedoman-pengobatan-rasional-di-
puskesmas_58cac974dc0d608146339027_pdf
https://dokumen.tips/download/link/makalah-penggunaan-obat-rasional-fix
http://repository.wima.ac.id/12715/2/BAB%201.pdf
http://farmalkes.kemkes.go.id/?
wpdmact=process&did=MTcwLmhvdGxpbms=
http://repository.ump.ac.id/5275/3/PEGY%20BAB%20II.pdf
https://slideplayer.info/slide/3071196/
https://dokumen.tips/download/link/kelompok-6-kelas-a-uji-stabilitas-
produk-farmasi
https://docplayer.info/72954719-Metode-pengujian-stabilitas-stabilitas-
didefinisikan-sebagai-kemampuan-zat-obat-atau-produk-obat-untuk-
tetap-di-dalam-spesifikasi-yang-dibentuk-untuk.html
https://www.academia.edu/15750369/laporan_stabilitas_obat