Anda di halaman 1dari 22

FISIKA ZAT PADAT

SEMIKONDUKTOR

OLEH :

NAMA : SOFIA SETIA

NIM : 1701050030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG

2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan kasih karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Semikonduktor” sebagai salah satu bentuk
pemenuhan tugas untuk Mata Kuliah Fisika Zat Padat. Tidak lupa pula penulis ucapkan terima
kasih kepada dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas makalah ini kepada kami.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, penulis berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Kupang, … April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................................i

Daftar Isi.......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..........................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah .....................................................................................................1

1.3 Tujuan .......................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1. pengertian Semikonduktor ........................................................................................2

2.2. Karaktesistik dan Sifat Semikonduktor ....................................................................2

2.3. Ikatan dalam Semikonduktor.....................................................................................3

2.4. Jenis-Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor...............................................................4

2.5. Penggunaan Bahan Semikonduktor.........................................................................10

2.6. Prinsip Kerja Semikonduktor ..................................................................................15

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ...................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Semikonduktor merupakan bahan dengan konduktivitas listrik yang berada diantara
isolator dan konduktor. Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini memang bukan
konduktor murni. Semikonduktor, umumnya diklasifikasikan berdasarkan harga resistivitas
listriknya pada suhu kamar, yakni dalam rentang 10-2-109 Ωcm. Sebuah semikonduktor akan
bersifat sebagai isolator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruang akan
bersifat sebagai konduktor.
Semikonduktor sangat berguna dalam bidang elektronik, karena konduktivitasnya dapat
diubah-ubah dengan menyuntikkan materi lain (biasa disebut doping). Semikonduktor
merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan IC (integrated
circuit). Semikonduktor sangat luas pemakainnya, terutama sejak ditemukannya transistor pada
akhir tahun 1940-an. Oleh karena itu semikonduktor dipelajari secara intensif dalam fisika zat
padat. Namun dalam makalah ini hanya dibahas sifat fisis dasar semikonduktor saja.
Bahan tertentu seperti germanium, silikon, karbon, dan sebagainnya adalah bukan
sebagai konduktor seperti tembaga atau bukan sebagai isolator seperti kaca. Dengan kata lain,
resistivitas bahan tersebut terletak antara konduktor dan isolator. Bahan demikian
dikelompokkan sebagai semikonduktor. Semikonduktor mempunyai sifat-sifat yang bermanfaat
dan sangat intensif digunakan dalam rangkaian elektronik. Sebagai contoh, transistor, merupakan
piranti semikonduktor yang secara cepat dan hampir total menggantikan tabung hampa pada
setiap aplikasi. Transistor hanya merupakan salah satu dari keluarga piranti semikonduktor,
banyak piranti semikonduktor lain yang menjadi semakin sangat populer, misalnya IC.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud semikonduktor?
2. Apa saja jenis semikonduktor?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian semikonduktor.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis semikonduktor.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Semikonduktor

Dalam pengertian umum bahan semikonduktor adalah bahan yang bersifat setengah
konduktor karena celah energi yang dibentuk oleh struktur bahan ini lebih kecil dari celah energi
bahan isolator tetapi lebih besar dari celah energi bahan konduktor, sehingga memungkinkan
elektron berpindah dari satu atom penyusun ke atom penyusun lain dengan perlakuan tertentu
terhadap bahan tersebut (pemberiantegangan, perubahan suhu dan sebagainya). Oleh karena itu
semikonduktor bisa bersifat setengah menghantar.
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator dan konduktor. Semikonduktor merupakan material zat padat yang memiliki harga
resistivitas antara 10-2–109 Ω.cm. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti
dioda, transistor dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor,
karena bahan ini memang bukan konduktor murni. Bahan - bahan logam seperti tembaga, besi,
timah disebut sebagai konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang
sedemikian rupa, sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.
Bahan semikonduktor memegang peranan penting dalam teknologi modern. Hampir
semua komponen dalam peralatan elektronik seperti mikroprosessor, IC-IC, dioda, laser, display,
dan sebagainya adalah bahan semikonduktor. Setiap bahan semikonduktor memiliki karakteristik
fisis tertentu sehingga dalam aplikasinya harus merujuk pada karakteristik fisisnya tersebut.
Sebagai contoh untuk aplikasi sensor sinar ultraviolet yang tingkat sensitifitasnya tinggi tentu
kita harus memilih bahan yang memiliki energi gap yang cukup lebar seperti semikonduktor
galium nitrida dengan energi gap sekitar 3,4 eV. Kita bisa juga menggunakan bahan silikon
untuk aplikasi sensor ultraviolet namun divais ini kurang sensitif dibandingkan bahan galium
nitrida.
2.2. Karaktesistik dan Sifat Semikonduktor
a. Karekateristik semikonduktor
 Semikonduktor elemental terdiri atas unsur – unsur pada system periodik
golongan IV A seperti silikon (Si), Germanium (Ge) dan Karbon (C).Karbon

2
semikonduktor ditemukan dalam bentuk Kristal intan.Semikonduktor intan
memiliki konduktivitas panas yang tinggi sehingga dapat digunakan dengan
efektif untuk mengurangi efek panas pada pembuatan semikonduktor laser.
 Semikonduktor gabungan (kompon) terdiri atas senyawa yang dibentuk dari
logam unsur periodik golongan IIB dan IIIA (valensi 2 dan 3) dengan non logam
pada golongan VA dan VIA (valensi 5 dan 6) sehingga membentuk ikatan yang
stabil (valensi 8). Semikonduktor gabungan III dan V misalnya GaAs dan InP,
sedangakan gabungan II dan VI misalnya CdTe dan ZnS.

b. Sifat semikonduktor
 Resistivitas semikonduktor lebih kecil dari pada isolator tetapi lebih besar dari
pada konduktor.
 Semokonduktor memiliki resistansi dengan koefisien suhu negatif, yaitu bahwa
resistansi semikonduktor menurun dengan kenaikan suhu dan sebaliknya. Sebagai
contoh, germanium menjadi isolator pada suhu rendah tetapi merupakan
konduktor yang baik pada suhu tinggi.
 Ketika ketakmurnian metalik yang tepat (seperti arsenik, gallium, dsb.)
ditambahkan ke dalam semikonduktor, maka sifat-sifat konduksi arusnya berubah
cukup besar. Inilah sifat yang paling khas dan penting.
2.3. Ikatan dalam Semikonduktor

Atom-atom setiap unsur terikat bersama oleh aksi pengikatan dari elektronelektron
valensi. Ikatan tersebut terkait dengan kenyataan bahwa adanya kecenderungan setiap atom
untuk melengkapi orbit terakhirnya dengan memerlukan 8 elektron. Tetapi banyak bahan yang
orbit terakhirnya tidak lengkap yakni bahwa orbit terakhirnya tidak memiliki 8 elektron. Hal ini
membuat atom-atom aktif masuk ke dalam persetujuan dengan atom lain untuk mencukupi 8
elektron dalam orbit teakhirnya. Untuk itu, atomatom dapat kehilangan, ketambahan, atau
menggunakan bersama elektron valensinya dengan atom lain. Dalam semikonduktor, ikatan
terbentuk dengan penggunaan bersama elektron-elektron valensi. Ikatan itu disebut sebagai
ikatan kovalen. Dalam formasi ikatan kovalen, setiap atom menyumbangkan jumlah yang sama
elektron valensi dan sumbangan elektron itu digunakan bersama oleh atom-atom yang mengajak
formasi itu dalam ikatan kovalen. Gambar berikut menunjukkan ikatan kovalen antar atom-atom

3
germanium. Sebuah atom germanium mempunyai 4 elektron valensi. Hal ini cenderung setiap
atom germanium memiliki 8 elektron pada orbit terakhirnya.

Posisi setiap atom germanium sendiri terletak antara empat atom germanium yang lain.
Setiap atom tetangga menggunakan bersama satu elektron valensi terhadap atom pusatnya.
Dalam urusan kerja sama ini, atom pusat melengkapi orbit terakhirnya dengan 8 elektron
mengitari intinya. Dalam cara demikian, atom pusat membangun ikatan kovalen. Hal-hal pokok
berikut berkaitan dengan ikatan kovalen : a. Ikatan kovalen dibangun dengan penggunaan
bersama dari elektron-elektron valensi. b. Dalam formasi ikatan kovalen, setiap elektron valensi
dari suatu atom membentuk ikatan langsung dengan elektron valensi atom terdekat. Dengan kata
lain, electron valensi terkait dengan atom-atom tertentu. Untuk alasan ini, elektron-elektron
valensi dalam semikonduktor tidak bebas.

Suatu bahan di mana atom-atom atau molekul-molekulnya tersusun dalam pola secara
teratur dikenal sebagai kristal. Semua semikonduktor mempunyai struktur sebagai kristal. Oleh
karenanya sepotong germanium pada umumnya disebut kristal germanium.

2.4. Jenis-Jenis atau Klasifikasi Semikonduktor

Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor dibedakan menjadi dua


jenis, yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.

1. semikonduktor intrinsic
Semikonduktor dalam bentuk yang paling murni dikenal sebagai semikonduktor
intrinsik. Dalam semikonduktor intrinsik, pada suhu kamar, pasangan lubang-elektron
tercipta. Ketika medan listik di kenakan menyilang semikonduktor intrinsik, konduksi
arus terjadi melalui dua proses, sebutlah oleh elektron bebas dan lubang. Elektron bebas

4
dihasilkan karena patahnya beberapa ikatan kovalen oleh energi termal. Pada saat yang
sama lubang terbentuk dalam ikatan kovalen itu. Di bawah pengaruh medan listrik
pengkonduksian yang melalui semikonduktor itu karena elektron dan lubang. Karena itu,
arus total di dalam semikonduktor merupakan jumlah dari arus oleh elektron bebas dan
lubang. Ingat bahwa arus dalam kawat di luar semikonduktor sepenuhnya karena
elektron. Lubang yang merupakan muatan positiv bergerak menuju terminal negatif
pencatu daya. Ketika lubang mencapai terminal negatif, maka elektron masuk ke dalam
kristal semikonduktor dekat terminal itu dan bergabung dengan lubang, kemudian saling
menghapuskan. Pada saat yang sama, elektron yang terikat longgar dekat terminal positif
ditarik menjauh dari atom-atomnya menuju terminal positif. Hal ini menciptakan lubang
baru dekat terminal positif yang akan bergeser lagi menuju terminal negatif. Perhatikan
gambar berikut.

2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor intrinsik mempunyai kemampuan konduksi arus kecil pada suhu
kamar. Untuk menjadi berguna sebagai piranti elektronik, semikonduktor murni harus
diubah sedemikian hingga secara signifikan menaikkan sifat konduksinya. Ini dicapai
dengan menambahkan sedikit impuritas (ketakmurnian) yang sesuai ke dalam
semikonduktor itu. Ini kemudian disebut semikonduktor ekstrinsik atau tak murni. Proses
penambahan impuritas ke dalam semikonduktor dikenal sebagai doping. Jumlah dan jenis
impuritas itu dikendalikan dengan teliti selama pengolahan semikonduktor intrinsik. Pada
umumnya 108 atom semikonduktor dengan satu atom impuritas yang ditambahkan.
Maksud penambahan impuritas adalah untuk menaikkan jumlah elektron bebas atau
lubang dalam kristal semikonduktor. Jika impuritas pentavalen (memiliki 5 elektron

5
valensi) ditambahkan ke dalam semikonduktor, maka dihasilkan sejumlah besar elektron
bebas di dalam semikonduktor itu. Dengan kata lain, penambahan impuritas trivalen
(memiliki 3 elektron valensi) menciptakan sejumlah lubang dalam kristal semikonduktor.
Tergantung pada jenis impuritas yang ditambahkan, semikonduktor ekstrinsik
dikelompokkan ke dalam (a) semikonduktor tipe n, (b) semikonduktor tipe p dan (c)
Semikonduktor Paduan.
a) semikonduktor tipe n
Ketika sejumlah kecil impurutas pentavalen ditambahkan pada
semikonduktor murni akan dihasilkan semikonduktor tipe n. Penambahan
impuritas pentavalen menyediakan sejumlah besar elektron bebas dalam kristal
semikonduktor. Contoh khas impuritas pentavalen adalah arsen dan antimon.
Impuritas yang menghasilkan semikonduktor tipe n dikenal sebagai impuritas
donor karena ia memberikan atau menyediakan elektron bebas kepada kristal
semikonduktor. Perhatikan gambar berikut.

Untuk menerangkan formasi semikonduktor tipe n, pikirkan suatu


semikonduktro murni. Kita tahu bahwa atom-atom semikonduktor murni
memiliki 4 elektron valensi. Ketika sejumlah kecil impuritas pentavalen seperti
arsen ditambahkan ke kristal semikonduktor murni, maka sejumlah besar
elektron bebas menjadi tersedia di dalam kristal itu. Alasannya sederhana. Arsen
adalah pentavalen yang atom-atomnya memiliki 5 elektron valensi. Sebuah atom

6
arsen yang menetap di dalam kristal germanium dengan 4 elektron valensi
membentuk ikatan kovalen dengan 4 atom germanium. Elektron valensi ke lima
dari atom arsen tidak memiliki tempat dalam ikatan kovalen sehingga menjadi
elektron bebas. Oleh karena itu, untuk tiap atom arsen yang ditambahkan, maka
satu elektron bebas akan tersedia di dalam kristal germanium. Sehingga setiap
atom arsen menyediakan satu elektron bebas, namun demikian sejumlah kecil
impuritas arsen menyediakan atomatom yang cukup untuk memberikan jutaan
elektron bebas.
Gambar berikut menunjukkan deskripsi pita nergi untuk semikonduktor
tipe n. Penambahan impuritas pentavalen telah menghasilkan sejumlah elektron
pita konduksi, yakni elektron bebas. Empat elektron valensi dari atom pentavalen
membentuk ikatan kovelan dengan empat atom germanium tetangganya.
Elektron ke lima dari elektron valensi meninggalkan atom pentavalen dan tidak
dapat diwadahi dalam pita velensi sehingga berpindah menuju pita konduksi.
Hal-hal berikut ini sebaiknya diperhatikan dengan seksama :
 Banyak elektron bebas baru yang dihasilkan oleh penambahan impuritas
pentavalen.
 Energi termal pada suhu ruang masih menghasilkan beberapa pasang
lubang-elektron. Tetapi sejumlah elektron bebas disediakan oleh
impuritas pentavalen jauh melebihi jumlah lubang. Terkait dengan
kelebihan elektron terhadap lubang inilah maka semikonduktor seperti
itu dinamakan tipe n ( n berarti negatif).

Konduktivitas Tipe n. Konduksi arus dalam semikonduktor tipe n


terutama disebabkan eleh elektron bebas yang bermuatan negatif dan
disebut konduktivitas tipe elektron atau tipe n. untuk memahami
konduktivitas tipe n, perhatikanlah gambar berikut.

7
Ketika beda potensial dikenakan menyilang pada semikonduktor
tipe n, maka elektron- elektron bebas (disumbangkan oleh impuritas)
dalam kristal itu akan diarahkan menuju terminal positif dan menjadi arus
listrik. Ketika arus mengalir melalui kristal itu adalah elektron bebas
yang membawa muatan negatif, oleh sebab itu jenis konduktivitas ini
disebut konduktivitas negatif atau tipe n. Dalam hal ini dapat dipikirkan
bahwa konduksi itu serupa dengan logam pada umumnya seperti
tembaga.
b) semikonduktor tipe p
Ketika sejumlah kecil impuritas trivalen ditambahkan pada semikonduktor
murni, itu disebut semikonduktor tipe p. Penambahan impuritas trivalen
menyediakan sejumlah besar lubang dalam semikonduktor itu. Contoh khas dari
impuritas trivalen adalah gallium dan indium. Impuritas tersebut akan
menghasilkan semikonduktor tipe p yang dikenal sebagai impuritas ekseptor
karena lubang yang dihasilkan dapat enerima elektron. Untuk menjelaskan
pembentukan semikonduktor tipe p, pikirkan suatu kristal germanium murni.
Ketika sejumlah kecil impuritas trivalen seperti gallium ditambahkan pada kristal
germanium, maka akan dijumpai sejumlah lubang di dalam kristal tersebut.
Alasannya sederhana. Gallium merupakan trivalen yang atomnya memiliki tiga
elektron valensi. Setiap atom gallium menetap di dalam kristal germanium hanya
memiliki tiga elektron dalam ikatan kovalen yang dapat dibentuk. Karena tiga
elektron valensi atom gallium hanya dapat membentuk tiga ikatan kovalen
dengan atom germanium.
Dalam ikatan kovalen ke empat hanya atom germanium yang
menyumbangkan satu elektron valensi sedangkan etom gallium tidak memiliki

8
elektron valensi untuk menyumbangkan seperti tiga elektron valensi yang telah
diajak kerja sama dalam ikatan kovalen dengan atomatom germanium
tetangganya. Dengan kata lain ikatan ke empat tidak lengkap karena kekurangan
satu elektron. Kehilangan elektron ini dinamakan lubang (hole). Oleh karena itu,
untuk setiap atom gallium yang ditambahkan, satu lubang akan tercipta.
Sejumlah kecil gallium akan menyediakan jutaan lubang.

Penjelasan semikonduktor tipe p berdasarkan konsep pita energi adalah


sebagai berikut. Penambahan impuritas trivalen telah menghasilkan sejumlah
lubang. Tetapi ada sedikit elektron dalam pita konduksi yang terkait dengan
energi termal dalam suhu kamar. Tetapi lubang-lubang tersebut jauh lebih besar
dari elektron dalam pita konduksi. Berkaitan dengan kelebihan lubang terhadap
elektron bebas maka bahan itu disebut semikonduktor tipe p (p berarti positif).

Konduktivitas tipe p. Konduksi arus pada semikonduktor tipe p terutama


karena lubang yang bermuatan positif sehingga disebut sebagai konduktivitas
tipe lubang atau tipe p. Untuk memahami konduktivitas tipe p, maka
perhatikanlah gambar berikut. Ketika beda potensial dikenakan pada
semikonduktor tipe p (lubang yang disumbangkan impuritas) akan bergeser dari
ikatan kovalen yang satu ke yang lain. Karena lubang bermuatan positif, maka ia
9
akan diarahkan menuju terminal negatif dan akan menimbulkan seperti yang
telah dikenal sebagai arus lubang. Perlu dicacat pada konduktivitas tipe p bahwa
elektron-elektron valensi bergerak dari satu ikatan kovalen ke yang lain tidak
seperti pada tipe n di mana konduksi arus disebabkan oleh elektron bebas.

c) resistansi
Semikonduktor tipe-p atau tipe-n jika berdiri sendiri tidak lain
adalah sebuah resistor. Sama seperti resistor karbon, semikonduktor
memiliki resistansi. Cara ini dipakai untuk membuat resistor di dalam
sebuah komponen semikonduktor. Namun besar resistansi yang bisa
didapat kecil karena terbatas pada volume semikonduktor itu sendiri.
c. Semikonduktor Paduan
Semikonduktor paduan (compound semiconductor) dapat diperoleh dari unsur
valensi tiga dan valensi lima (paduan III-V, misalnya GaAs atau GaSb) atau dari unsur
valensi dua dan valensi enam (paduan II-VI, misalnya ZnS). Ikatan kimia terbentuk
dengan peminjaman elektron oleh unsur dengan velensi lebih tinggi kepada unsur dengan
valensi lebih rendah (lihat gambar 1.6). Atom donor pada semikonduktor paduan adalah
unsur dengan valensi lebih tinggi dibandingkan dengan unsur yang diganti. Atom
akseptor adalah unsur dengan valensi lebih rendah dibandingkan dengan unsur yang
diganti (ditempati).
2.5. Penggunaan Bahan Semikonduktor
Tersedia banyak semikonduktor, tetapi sangat sedikit yang digunakan dalam aplikasi praktis
pada elektronika. Ada dua bahan yang paling sering digunakan yaitu germanium (Ge) dan
silikon (Si). Sebab energi yang digunakan untuk mematahkan ikatan kovalennya (energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita valensinya) sangat kecil, yaitu 0,7 eV untuk

10
germanium dan 1,1 eV untuk silikon. Karena itu hanya dua jenis semikonduktor tadi yang
banyak dibahas secara mendalam.
a. Germanium
Germanium menjadi model bahan di antara banyak semikonduktor. Alasan utamanya
adalah dapat dimurnikan dengan relatif baik dan mudah dikristalkan. Germanium
merupakan unsur tanah yang ditemukan pada tahun 1886. Germanium diperoleh dari abu
batu bara khusus atau dari pipa asap debu peleburan seng (zinc). Pada umumnya perolehan
germanium dalam bentuk serbuk germanium dioksida yang kemudian dibuat germanium
murni. Nomor atom germanium adalah 32, karenanya ia memiliki 32 proton dan 32
elektron. Dua elektron pada orbit pertama, 8 elektron pada orbit ke dua, 16 elektron pada
orbit ke tiga, dan 4 elektron pada orbit valensi atau terluar. Jelas bahwa atom germanium
memiliki 4 elektron valensi, atau dikenal pula sebagai unsur tetravalen. Ketika atom-atom
germanium tersusun dalam pola teratur dan berulang, maka germanium berstruktur sebagai
kristal.
b. Silikon
Silikon merupakan unsur utama dalam batuan pada umumnya. Sebenarnya, pasir
merupakan silikon dioksida. Bahan campuran silikon (silicon compound) secara kimia
direduksi menjadi silikon yang 100% murni untuk digunakan sebagai bahan semikonduktor.
Nomor atom silikon adalah 14, karenannya ia memiliki 14 proton dan 14 elektron. Dua
elektron pada orbit pertama, 8 elektron pada orbit ke dua, dan 4 elektron pada orbit ketiga
yakni yang terluar. Jelas bahwa atom silikon memiliki 4 elektron valensi, dan karenanya
silikon termasuk unsur tetravalen. Atom-atom silikon juga tersusun dalam pola yang teratur
sehingga silikon memiliki struktur kristal.

Semikonduktor merupakan terobosan dalam teknologi bahan listrik yang memungkinkan


pembuatan komponen elektronik dalam wujud mikro, sehingga peralatan elektronik dapat dibuat
dalam ukuran yang lebih kecil. Beberapa komponen elektronik yang menggunakan bahan
semikonduktor yaitu:
1) Transistor
Transistor merupakan komponen elektronik yang dibuat dari materi
semikonduktor yang dapat mengatur tegangan dan arus yang mengalir melewatinya dan
dapat berfungsi sebagai saklar elektronik dan gerbang elektronik. Transistor adalah alat

11
semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor
dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau
tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya.

Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan
Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk
mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada
keluaran tegangan dan arus output Kolektor.

Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia elektronik modern.
Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian
analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal
radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan
tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi
sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya.

2) Thermistor

Termistor adalah alat atau komponen atau sensor elektronika yang dipakai untuk


mengukur suhu. Prinsip dasar dari termistor adalah perubahan nilai tahanan (atau hambatan
atau werstan atau resistance) jika suhu atau temperatur yang mengenai termistor ini
berubah. Termistor ini merupakan gabungan antara kata termo (suhu) dan resistor (alat
pengukur tahanan).

Termistor ditemukan oleh Samuel Ruben pada tahun 1930, dan mendapat


hakpaten di Amerika Serikat dengan nomor #2.021.491. Ada dua macam termistor secara

12
umum: Posistor atau PTC (Positive Temperature Coefficient), dan NTC (Negative
Temperature Coefficient). Nilai tahanan pada PTC akan naik jika perubahan suhunya naik,
sementara sifat NTC justru kebalikannya.

3) SR (Silicon Control Rectifier)


SCR singkatan dari Silicon Control Rectifier. Adalah Dioda yang mempunyai
fungsi sebagai pengendali. SCR atau Tyristor masih termasuk
keluarga semikonduktordengan karateristik yang serupa dengan tabung thiratron. Sebagai
pengendalinya adalahgate (G). SCR sering disebut Therystor. SCR sebetulnya dari bahan
campuran P dan N. Isi SCR terdiri dari PNPN (Positif Negatif Positif Negatif) dan
biasanya disebut PNPNTrioda.
4) IC (Integrated Circuit)
Sirkuit terpadu (bahasa Inggris: integrated circuit atau IC) adalah komponen dasar
yang terdiri dari resistor, transistor dan lain-lain. IC adalah komponen yang dipakai
sebagai otak peralatan elektronika. Integrated Circuit merupakan komponen elektronik
yang terdiri atas beberapa terminal transistor yang tergabung membentuk gerbang.
Masing – masing gerbang dapat dioperasikan sehingga membentuk logika tertentu yang
dapat mengendalikan pengoperasian suatu perangkat elektronik. Gabungan dari beberapa
buah IC dan komponen lain dapat diproduksi dengan menggunakan bahan semikonduktor
dalam bentuk chip. Chip multifungsi ini kemudian dikenal sebagai mikroprosesor yang
berkembang hingga sekarang.

13
Pada komputer, IC yang dipakai adalah mikroprosesor. Dalam sebuah
mikroprosesor Intel Pentium 4 dengan ferkuensi 1,8 trilyun getaran per detik terdapat 16
juta transistor, belum termasuk komponen lain. Fabrikasi yang dipakai oleh mikroprosesor
adalah 60nm.

Sirkuit terpadu dimungkinkan oleh teknologi pertengahan abad ke-20 dalamfabrikasi


alat semikonduktor dan penemuan eksperimen yang menunjukkan bahwa alat
semikonduktor dapat melakukan fungsi yang dilakukan oleh tabung vakum.
Pengintegrasian transistor kecil yang banyak jumlahnya ke dalam sebuah chip yang kecil
merupakan peningkatan yang sangat besar bagi perakitan tube-vakum sebesar-jari. Ukuran
IC yang kecil, tepercaya, kecepatan "switch", konsumsi listrik rendah, produksi massal,
dan kemudahan dalam menambahkan jumlahnya dengan cepat menyingkirkan tabung
vakum.

Hanya setengah abad setelah penemuannya, IC telah digunakan dimana-mana. Radio,


televisi, komputer, telepon selular, dan peralatan digital lainnya yang merupakan bagian
penting dari masyarakat modern. Contohnya, sistem transportasi, internet, dll tergantung
dari keberadaan alat ini. Banyak skolar percaya bahwa revolusi digital yang dibawa oleh
sirkuit terpadu merupakan salah satu kejadian penting dalam sejarah umat manusia.

5) Dioda

Pengertian Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub dan bersifat
semikonduktor. Dioda juga bisa dialiri arus listrik ke satu arah dan menghambat arus dari
arah sebaliknya. Diodasebenarnya tidak memiliki karakter yang sempurna, melainkan
memiliki karakter yang berhubungan dengan arus dan tegangan komplek yang tidak linier

14
dan seringkali tergantung pada teknologi yang digunakan serta parameter penggunaannya.
Awal mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cat’s Wahisker dan tabung hampa.
Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak dibuat dari bahan semikonduktor,
contohnya : Silikon dan Germanium. Di karenakan pengembangannya yang dilakukan
secara terpisah, dioda kristal (semikonduktor) lebih populer di bandingkan dengan dioda
termionik. Dioda termionik pertama kali ditemukan oleh Frederick Guthrie pada tahun
1873, sedangkan dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh peneliti asal Jerman, Karl
Ferdinand Braun.

Dioda merupakan peranti semikonduktor yang dasar. Diode memiliki banyak tipe dan
tiap tipe memiliki fungsi dan karakteristik masing-masing. Kata Dioda berasal dari Di
(Dua) Ode (Elektrode), jadi Diode adalah komponen yang memiliki dua terminal atau dua
electrode yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik dalam satu arah. Dengan kata lain
diode bekerja sebagai Konduktor bila beda potensial listrik yang diberikan dalam arah
tertentu (Bias Forward) tetapi diode akan bertindak sebagai Isolator bila beda potensial
listrik diberikan dalam arah yang berlawanan (Bias Reverse) Tipe dasar dari diode adalah
diode sambungan PN.

2.6. Prinsip Kerja Semikonduktor

Contoh alat yaitu transistor. Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum memiliki fungsi
yang serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik.Untuk mengerti cara kerja
semikonduktor ,misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika sepasang konduktor dimasukan
kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air
berubah menjadi Hidrogen dan Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki
pembawa muatan (chargecarriers). Sehingga, air murni dianggap sebagaiisolator . Jika sedikit
garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir, karena sejumlah
pembawa muatan bebas (mobile carriers,ion) terbentuk. Menaikan konsentrasi garam akan
meningkatkan konduksi, namun tidak banyak. Garam dapur sendiri adalah non-
konduktor (isolator), karena pembawa muatanya tidak bebas. Silikon murni sendiri adalah
sebuah isolator, namun jika sedikit pencemar ditambahkan, seperti Arsenik , dengan sebuah
proses yang dinamakan doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan
tata letak kristal silikon, Arsenik akan memberikan electron bebas dan hasilnya memungkinkan

15
terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5 atom di orbit terluarnya,
sedangkan Silikon hanya 4.

Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh


kelebihanelektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk negatif,
karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif) telah terbentuk. Selain dari
itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat semikonduktor tipe-p. Karena Boron
hanya memiliki 3 elektron di orbit paling luarnya, pembawa muatanyang baru, dinamakan
"lubang" (hole, pembawa muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak Kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh emisi thermionic dari
sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena itu, tabung hampa tidak bisa
membuat pembawa muatan positif (hole). Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang
bermuatan sama akan saling tolak menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-
pembawa muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi
semikonduktor. Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah
semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping silikon,
pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan P-N tersebut
(perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik oleh muatan yang
berlawanan dari seberangnya. Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan
konduktivitas darimateri semikonduktor, asalkan tata letak kristal silikon tetap dipertahankan.

Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki jumlah doping yang
lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio perbandingan antara doping emiter
dan basis adalah satu dari banyak faktor yang menentukan sifat penguatan arus (current gain)dari
transistor tersebut.Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat kecil,
dalam ukuran satu berbanding seratu  juta, dan ini menjadi kunci dalam keberhasilan
semikonduktor.

Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan adalah sangat tinggi; satu pembawa
muatan untuk setiap atom. Dalam metal, untuk mengubah metal menjadi isolator, pembawa
muatan harus disapu dengan memasang suatu beda tegangan. Dalam metal, tegangan ini sangat
tinggi, jauh lebih tinggi dari yang mampu menghancurkannya. Namun, dalam sebuah
semikonduktor hanya ada satu pembawa muatan dalam beberapa juta atom. Jumlah tegangan

16
yang diperlukan untuk menyapu pembawa muatan dalams ejumlah besar semikonduktor dapat
dicapai dengan mudah. Dengan kata lain, listrik didalam metal adalah inkompresible (tidak bisa
dimampatkan), seperti fluida. Sedangkan dalam semikonduktor, listrik bersifat seperti gas yang
bisa dimampatkan. Semikonduktor dengan doping dapat dirubah menjadi isolator, sedangkan
metal tidak. Gambaran di atas menjelaskan konduksi disebabkan oleh pembawa muatan, yaitu
electron atau lubang, namun dasarnya transistor bipolar adalah aksi kegiatan dari pembawa
muatan tersebut untuk menyebrangi daerah depletion zone. Depletion zone initerbentuk karena
transistor tersebut diberikan tegangan bias terbalik, oleh tegangan yangdiberikan di antara basis
dan emiter. Walau transistor terlihat seperti dibentuk oleh duadiode yang disambungkan, sebuah
transistor sendiri tidak bisa dibuat dengan menyambungkan dua diode. Untuk membuat
transistor, bagian-bagiannya harus dibuat dari sepotong Kristal silikon, dengan sebuah daerah
basis yang sangat tipis.

17
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan

1. Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang berada di antara
insulator dan konduktor. Semikonduktor merupakan material zat padat yang memiliki harga
resistivitas antara 10-2–109 Ω.cm. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah
penghantar listrik. Semikonduktor disebut juga sebagai bahan setengah penghantar listrik.
Semikonduktor merupakan elemen dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor
dan sebuah IC (integrated circuit). Disebut semi atau setengah konduktor, karena bahan ini
memang bukan konduktor murni.Unsur-unsur yang mengandung bahan semikonduktor yaitu
alumunium arsanide, alumunium gallium arsanide,boron nitride, cadmium sulfide, cadmium
selenide, berlian, gallium arsanide, gallium nitride, germanium, indium phosphide, silicon,
silicon carbide, silicon germanium, silicon on insulator, zinc sulfide, zinc selenide.
Semikonduktor yang banyak digunakan adalah germanium dan silicon.
2. Berdasarkan murni atau tidak murninya bahan, semikonduktor dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu semikonduktor intrinsik dan ekstrinsik.
a. Semikonduktor intrinsik, adalah semikonduktor yang belum disisipkan atom-atom lain
(atom pengotor)
b. Semikonduktor ekstrinsik, adalah semikonduktor yang sudah dimasukkan sedikit
ketidakmurnian (doping). Akibat doping ini maka hambatan jenis semikonduktor
mengalami penurunan. Semikonduktor jenis ini terdiri dari tiga macam, yaitu
semikonduktor tipe-P (pembawa muatan hole) dan tipe-N (pembawa muatan elektron)
dan Semikonduktor paduan (compound semiconductor).

18
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Syukri. “MAKALAH SEMIKONDUKTOR (FISIKA ZAT PADAT)”


http://adisyukri93.blogspot.co.id/2015/01/makalah-semikonduktor-fisika-zat-padat.html

Marwanignsih, Tri. “[MAKALAH]BAHAN SEMIKONDUKTOR”.


http://nhingz-anwar.blogspot.co.id/2013/02/makalah-bahan-semikonduktor.html

Muflikha, Siti Ainun. 2016. Makalah Semikonduktor. Fakultas Teknik Universitas Negeri
Makassar. (diunduh pada : Jumat, 24 april 2020).

Pendahuluan Fisika Zat Padat

19

Anda mungkin juga menyukai