Anda di halaman 1dari 5

ACTIVITY OF DAILY LIVING PADA LANJUT USIA YANG MENDERITA

RHEUMATOID ARTHRITIS

Winesha Meilandari1, Gamya Tri Utami2, Ari Pristiana Dewi2


Fakultas Keperawatan
Universitas Riau
Email: Wineshameiland17@gmail.com

Abstract

Activity of Daily Living (ADL) is one that affects independence carried out by elderly rheumatoid arthritis every day to
meet the needs and demands of everyday life. The experiences joint pain make patients afraid to move so that it
interferes with daily activities and can reduce their productivity. This study aims to describe the Activity of Daily Living
(ADL) in the elderly who suffered from rheumatoid arthritis. The design of this study uses simple descriptive. Samples
were taken by purposive sampling technique that is as many as 74 respondents. The results of this study showed that
respondents who experienced elderly activity of daily living suffered from independent rheumatoid arthritis as many as
26 people (43.3%), very low dependent as many as 14 people (18.9%), low dependent as many as 20 people (20.3%)
and moderate dependent as many as 14 people (13.6%). It is expected that the elderly who suffer from rheumatoid
arthritis understand the level of independent of rheumatoid arthritis in carrying out daily activities.

Keywords: Activity of Daily Living (ADL), Elderly, Rheumatoid Arthritis

PENDAHULUAN suatu proses menghilangnya secara


Lansia (lanjut usia) adalah seseorang telah perlahan-lahan kemampuan untuk memperbaiki
memasuki usia 60 tahun keatas dan mengalami diri dan mempertahankan struktur fungsi normal
penurunan daya kemampuan untuk hidup atau sehingga mengalami penurunan status
pembatasan aktivitas fisik (Wahjudi, 2012 dalam fungsional meliputi aktivitas sehari-hari yaitu
Andi, & dkk, 2014). Lansia merupakan mandi, makan, berpindah, toileting, berpakaian,
kelompok umur pada manusia yang telah dan kontinen (Bandiyah, 2009).
memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Dampak dari bertambahnya usia yaitu
Lansia juga berkaitan dengan penurunan daya muncul berbagai penyakit kronis, berkurangnya
kemampuan untuk hidup dan kepekaan secara fungsi-fungsi organ diantaranya sistem
individual. muskuloskeletal, sistem persarafan, sistem
Populasi lansia di Provinsi Riau pada tahun pendengaran, sistem penglihatan, sistem
2015 sebanyak 1.128.827 jiwa sedangkan pada pernapasan, sistem kardiovaskuler (Suryani,
tahun 2016 jumlah lansia sebanyak 1.081.428 2018). Gangguan sistem muskuloskelatal
jiwa (Badan Pusat Statistik, 2018). Jumlah lansia merupakan salah satu faktor penyakit kronis dan
ini terbagi berdasarkan kelompok umur yaitu: kemunduran fungsi motorik pada lansia seperti
usia pertengahan (middle age) dengan rentang rheumatoid arthritis (Rany, 2018).
45-59 tahun sebanyak 792.517 jiwa, lansia Kelemahan otot ekstremitas bawah dapat
(elderly) dengan rentang usia 60-74 tahun menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh
sebanyak 257.717 jiwa, dan lansia tua (old) sehingga mengakibatkan kelambanan bergerak,
dengan rentang usia 75-90 tahun sebanyak langkah pendek-pendek, kaki tidak menapak
46.886 jiwa. Berdasarkan data dari Dinas dengan kuat, dan terlambat mengantisipasi bila
Kesehatan Kota Pekanbaru (2018), pada tahun tersandung (Darmojo, 2006). Kondisi itulah
2018 jumlah lansia yang berusia lebih dari 60 yang dapat menignkatkan resiko jatuh pada
tahun sebanyak 56.430 penduduk lansia. lansia.
Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Rheumatoid arthritis merupakan
merupakan Puskesmas dengan populasi Lansia peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh
terbanyak yaitu 5.483 penduduk lansia. gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi
Kelompok yang dikategorikan lansia ini ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi
akan terjadi suatu proses yang disebut aging sebagai pertahanan terhadap mikroorganisme
process atau proses penuaan. Menua merupakan terganggu seperti virus, bakteri, jamur, dan dapat
JOM FKp. Vol. 6 No. 1 (Januari-Juli) 2019 349
menyerang sel dalam jaringan tubuh sendiri. melakukan fungsi, meskipun dianggap mampun
Penyakit rheumatoid arthritis (rematik) (Maryam, 2008). Kemandirian pada lansia
merupakan sistem imun gagal membedakan dalam activiy daily living (ADL) didefinisikan
jaringan sendiri dengan benda asing, sehingga sebagai kemandirian seseorang dalam
menyerang jaringan tubuh sendiri, khususnya melakukan aktivitas dan fungsi-fungsi
jaringan sinovium yaitu selaput tipis yang kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh
melapisi sendi. Hasilnya dapat menyebabkan manusia secara rutin dan universal (Ediawati,
sendi bengkak, yang biasa mengalami 2013).
pembengkakan serta kelemahan adalah sendi Ketergantungan pada keluarga dapat
bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut, dan diketahui dengan dilakukan pengkajian terhadap
kaki. (Haryono & Setianingsih, 2013). status fungsionalnya yaitu pemeriksaan terhadap
Rheumatoid arthritis mengalami nyeri sendi kemampuan melakukan activiy daily living
membuat penderita sering kali takut untuk (ADL). Kemampuan dalam melakukan activiy
bergerak sehingga mengganggu aktivitas daily living (ADL) diukur dengan tingkat
sehari-harinya. Rheumatoid arthritis ialah kemandirian dan ketergantungan lansia, baik
penyakit degeneratif yang dapat menurunkan pada lansia laki-laki maupun perempuan dengan
produktivitas usia lanjut. Penurunan menggunakan Indeks Katz untuk aktivitas
produktivitas usia lanjut terjadi karena khidupan sehari-hari (Maryam, R. Siti, dkk,
penurunan fungsi organ sehingga akan 2008).
menyebabkan kelompok usia lanjut mengalami Hasil studi pendahuluan didapatkan data
penurunan kemampuan muskuloskeletal karena jumlah lansia yang menderita rheumatoid
nyeri sendi dapat juga menurunkan aktivitas arthritis di Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru
fisik, sehingga akan mempengaruhi lansia dalam tepatnya di Puskesmas Payung Sekaki pada
melaksanakan kegiatan sehari-hari seperti makan, tahun 2018 angka kejadian rhematoid arthritis
minum, mandi, berpakaian dan lainnya dalam adalah 91 lansia. Hasil studi pendahuluan pada
activiy daily living (ADL) (Rohaedi, Putri, & tanggal 11 April 2019 dilakukan 10 lansia,
Karimah, 2016). Rasa nyeri yang dirasakan oleh dimana 3 lansia mengatakan mengalami
penderita rheumatoid arthritis dari bagian kekakuan pada pagi hari, nyeri sendi saat
sinovial sendi, sarung tendon, serta bursa yang digerakkan dan apabila terlalu banyak
mengalami penebalan akibat dari radang serta melakukan gerakan akan bertambahnya nyeri
adanya erosi tulang disekitar sendi (Chabib, dkk, sendi, sehingga mengakibatkan gangguan
2016). aktivitas sehari-hari dan 5 lansia yang menderita
Lansia memiliki status fungsional yang rheumatoid arthritis mengatakan aktivitas
salah satunya berupa aktivitas fisik (Ekasari, sehari-harinya terganggu seperti makan yang
Riyasmini, dan Hartini, 2018). Aktivitas fisik perlu dibantu oleh keluarga untuk menyiapkan
tidak lepas dari aktivitas lansia sehari-hari. makanan yang akan dimakan, toileting yang
Lansia yang menderita rheumatoid arthritis harus dibantu oleh keluarga serta mandi,
jarang dilakukan pengkajian status fungsional berpakaian dan berpindah juga perlu bantuan
yang mengenai activiy daily living (ADL). keluarga, sedangkan 2 lansia yang menderita
Activiy daily living (ADL) merupakan salah satu rheumatoid arthritis mengatakan mampu
yang mempengaruhi kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri.
mempertahankan hidup kesehatan dan Peneliti berdasarkan fenomena tersebut tertarik
kesejahteraannya. untuk melakukan penelitian tentang gambaran
Kemandirian adalah kebebasasan untuk activity daily living (ADL) pada lansia yang
bertindak, tidak bergantung pada orang lain, menderita rheumatoid arthritis.
tidak terpengaruh pada orang lain dan bebas
mengatur diri sendiri atau aktivitas seseorang METODE PENELITIAN
baik individu maupun kelompok dari berbagai Metode yang digunakan pada penelitian ini
kesehatan atau penyakit (Ediawati, 2013). adalah desain deskriptif sederhana.
Kemandirian berarti tanpa pengawasan,
Pengumpulan data dilakukan di Puskesmas
pengarahan atau bantuan pribadi yang masih
aktif. Seseorang lansia yang menolak untuk Payung Sekaki Kelurahan Labuh Baru Barat.
melakukan fungsi dianggap sebagai tidak Pengambilan sampel dalam penelitian ini
JOM FKp. Vol. 6 No. 1 (Januari-Juli) 2019 350
menggunakan teknik Non probability yaitu Tabel 1 menunjukan bahwa dari 74 data
purposive sampling. Dalam penentuan jumlah responden yang diambil melaluin lembar
sampel, sampel penelitian diambil berdasarkan kuesioner observasi di wilayah Puskesmas
Payung Sekaki kelurahan Labuh Baru Barat
jumlah Posyandu Lansia Sari Kenanga 1
pada lansia dengan rheumatoid arthritis,
Kelurahan Labuh Baru Barat yang ada sebagian besar responden berjenis kelamin
diwilayah kerja Puskesmas Payung Sekaki. perempuan 56 orang (75,7%), dan berdasarkan
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara usia sebagaian besar responden berada pada usia
menetapkan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi, lanjut usia dan lanjut usia tua 56 orang (75,7%),
kriteria tersebut yang menentukan dapat atau suku Minang sebanyak 38 orang (51,4), dan
tidaknya sampel digunakan sebanyak 74 lansia. mayoritas responden memiliki pekerjaan dalam
kategori tidak bekerja sebnyak 58 orang (78,4),
Penelitian ini menggunakan instrumen indeks
dan lama menderita rheumatoid arthritis >1
katz yang dibuat oleh Katz et al, (1963)
tahun sebanyak 72 orang (97,3%) dengan
merupakan instrumen yang mengkaji aktivitas
pendidikan terakhir SMP sebanyak 40 orang
sehari-hari pada lansia dan penyakit kronis. (54,1%).
Katz Indeks meliputi keadekuatan pelaksanaan
dalam enam fungsi seperti mandi, berpakaian, Tabel 2
toileting, berpindah, kontinen, dan makan Tingkat Kemandirian Seluruh Activity of Daily
(Kushariyadi (2010). Kuesioner indeks Katz Lsiving
menggunakan pertanyaan yang bersifat positif Karakteristik Frekuensi Presentasi
(favorable). (n) (%)
- Tngkat kemandirian
- Tergantung sedang 14 17,6
HASIL PENELITIAN - Tergantung ringan 20 20,3
- Tergantung paling ringan 14 18,9
Tabel 1 - Mandiri 26 43,2
- 74 100,0
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia,
Jenis Kelamin, Pendidikan, Pekerjaan, Suku Tabel 2 menunjukan bahwa dari 74 data
dan Lama Menderita Rheumatoid Arthritis responden yang diambil melalui lembar
kuesioner observasi di wilayah Puskesmas
No Karakteristik Responden N %
Payung Sekaki Kelurahan Labuh Baru Barat
Usia
a. 45-59 tahun 0 00,0
pada lansia dengan rheumatoid arthritis dengan
1 mayoritas responden memiliki seluruh tingkat
b. 60-74 tahun 56 75,7
c. 75-90 tahun 18 24,3 kemandirian activity of daily living tergantungan
Jenis kelamin dalam kategori tergantung sedang 14 orang
2 a. Laki-laki 18 24,3 (17,6%), tergantung ringan 20 orang (20,3%)
b. Perempuan 56 75,7 dan tergantung paling ringan 14 orang (18,9%)
Pendidikan terakhir didapatkan hasil jumlah keseluruhan tingkat
a. SD 7 9,5
kemandirian activity of daily living tergantungan
3 b. SMP 40 54,1
c. SMA 24 32,4 sebanyak 48 orang (64,9%) dan tingkat
d. Perguruan tinggi 3 4,1 kemandirian activity of daily living mandiri
Suku sebanyak 26 orang (35,1%).
a. Batak 3 4,1
b. minang 38 51,4 Tabel 3
4
c. jawa 19 25,7 Tingkat Kemandirian Activity of Daily Living
d. sunda 0 00,0 Kemandirian activity of
e. melayu 14 18,9 dailyliving Total
Pekerjaan 0 00,0 aktivitas Mandiri Tergantungan
a. PNS 7 9,5
(n) (%) (n) (%) (n) (%)
5 b. wiraswasta 58 78,4
Mandi 66 89,2% 8 10,8% 74 100,0
c. tidak bekerja 9 12,2 Berpakaian 69 93,2% 5 6,8% 74 100,0
d. lainnya Toileting 29 39,2% 45 60,8% 74 100,0
Lama menderita RA Berpindah 57 77,0% 17 23,0% 74 100,0
6 a. < 1 tahun 2 2,7 Kontinen 55 74,3% 19 25,7% 74 100,0
b. > 1 tahun 72 97,3 Makan 72 97,3% 2 2,7% 74 100,0

JOM FKp. Vol. 6 No. 1 (Januari-Juli) 2019 351


Tabel 3 menunjukan bahwa dari 74 data Reumatoid Arthritis Dengan Tingkat
responden yang diambil melalui lembar Kemandirian Dalam Aktivitas Kehidupan
kuesioner observasi di wilayah Puskesmas Sehari-hari Pada Pra Lanjut Usia Di
Payung Sekaki kelurahan Labuh Baru Barat Wilayah Kerja Puskesmas Oesao
pada lansia dengan rheumatoid arthritis dan Kabupaten Kupang. CHMK HEALTH
mayoritas responden memiliki aktivitas JOURNAL, 2(3), 41-41
sehari-hari tergolong tergantungan sebanyak Ediawati. E. (2013). Gambaran Tingkat
45 orang (60,8%) toileting, kontinen tergolong Kemandirian dalam Activity Daily Living
tergantungan sebanyak 19 orang (25,7%), dan (ADL) dan Resiko Jatuh pada Lansia di
berpindah tergolong tergantungan sebanyak 17 Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 01
orang (23,0%) orang (74,3%). dan 03 JakartaTimur. FIK: UI
Ekasari, Riasmini & Hartini. (2018). Meningkat
SIMPULAN kan Kualitas Hidup Lansia Konsep Dan
Hasil penelitian menunjukan bahwa Berbagai Intervensi. Malang: Wineka
responden lansia yang menderita rheumatoid Media
arthritis mayoritas memiliki tingkat Fatmah. (2010). Gizi Usia Lanjut. Jakarta:
kemandirian tergantungan dalam melakukan Penerbit Erlangga.
aktivitas sehari-hari mulai dari tingkat Gordon, N. F. (2002). Radang sendi. Jakarta: PT
tergantungan paling ringan, tergantungan Raja Grafindo
ringan, tergantungan berat. Activity of daily Hardywinoto, & setiabudhi, T. (2005). Panduan
living yang harus dibantu yaitu mandi, gerontologi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
berpakaian, toileting, berpindah, kontinen, Utama
makan. Haryono, R., & Setianingsih, S. (2013). Awas
Musuh-musuh anda setelah usia 40 tahun.
SARAN Yogyakarta: Gosyen Publising Junaidi,
Hasil penelitian ini dapat digunakan Iskandar,(2010). Ensiklopedia Vitamin,
sebagai masukan, pembelajaran, acuan bagi Mineral, dan Zat Berkhasiat Lainnya,
Jakarta: BIP Kelompok Gramedia.
pengembangan ilmu keperawatan dan menjadi
Husain. (2013). Hubungan Dukungan Keluarga
evidence based bagi dunia keperawatan Dengan Kemandirian Lansia Dalam
khususnya mengenai activity of daily living Pemenuhan Aktivitas Sehari-hari di Desa
lanjut usia yang rheumatoid arthritis. Tualango Kecamatan Tilango Kabupaten
Gorontalo. (Doctoral dissertation,
DAFTAR PUSTAKA Universitas Negeri Gorontalo).
Ahdinar, A., Hasanuddin, H., & Indar, I. (2014). Kushariyadi. (2010). Asuhan Keperawatan pada
Faktor yang berhubungan dengan kejadian Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba
Medika
penyakit rematik pada lansia diwilayah
Lukman & Ningsih. (2009). Asuhan Keperawatan
puskesmas kassi-kassi kota Makasar. Jurnal pada Klien dengan Gangguan Sistem
Ilmiah kesehatan diagnosis, 4(2), 150-15 Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.
Al-Insyirah, L. P. P. M. (2018). Perilaku Lansia Makhfudli, E. F. (2009). Keperawatan kesehatan
Dalam Pengobatan Rheumatoid Arthritis komunitas: Teori dan praktik dalam
(Rematik) Di Kelurahan Pangkalan Kasai keperawatan. Jakarta: Salembia Medika,
Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri 101-4.
Hulu Tahun 2017. Al Tamimi Kesmas: Maulana, I. (2018). Gambaran Depresi Lansia
jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (Journal Penderita Rematik Di Wilayah Kerja
of Public Health Sciences), 7(2), 42-51 Puskesmas Tagorong Kabupaten Garut.
Aspiani, R. Y. (2014). Asuhan Keperawatan Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada,
Gerontik. Jakarta: Cv Trans Info Media 18(1), 14-22
Bandiyah, S. (2009). Lanjut usia dan keperawatn Muhith, A. & Siyoto. (2016). Pendidikan
gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Cv
Dida, D. N. (2018). Hubungan Antaran Nyeri Andi Offset
JOM FKp. Vol. 6 No. 1 (Januari-Juli) 2019 352
Naga. S,. (2013). Buku Panduan Lengkap Ilmu iyadi, S. & Widuri. (2015). Kebutuhan Dasar
Penyakit Dalam. Yogyakarta: Diva Press Manusia Aktivitas Istirahat Diagnosis
Nahariani, P., Lismawati, P., & Wibowo, H. Nanda. Yogyakarta: Gosyen Publishing
(2015). Hubungan antara Aktivitas Fisik Rohaedi, S., Putri, S. T., & Kharimah, A. D.
engan Intensitas Nyeri Sendi pada Lansia (2016). Tingkat kemandirian lansia dalam
di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten activities daily living di panti sosial tresna
Mojokerto. Jurnal Metabolisme Vol. 2 No. werdha senja rawi. Jurnal Pendidikan
2 April 2013, 2(2) Keperawatan Indonesia, 2(1), 16-21
Notoadmojo, S. (2012). Metodologi Penelitian Sari, P., & Atut, A. (2013). Gambaran Tingkat
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Kemandirian Lansia Di Dusun Blimbing
Nugroho, Wahyudi. (2008). Gerontik & Desa Sukorejo Kecamatan Sukorejo
Ggeriatrik. Jakarta: EGC. Kabupaten Ponorogo (Doctoral
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu dissertation, universitas muhammadiyah
Keperawatan Praktis jilid 4. Jakarta: ponorogo).
Salemba Medika Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan
Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha
Yogyakarta: Graha Ilmu Ilmu
Putri, A. A. (2018). Hubungan Jenis Makanan Soedarto. (2012). Alergi dan Penyakit Sistem
Aktivitas Fisik dengan Kejadian Rematik Imun. Jakarta: CV Sagung Seto
pada Lanjut Usia Di Jorong Padang Subowo. (2013). Imunologi klinik Edisi ke-2.
Bintungan Di Wilayah Kerja Puskesmas Jakarta: CV Sagung Seto
Koto Baru Kabupaten Dharmasraya Tahun Sugiarto, Andi. (2005). Penilaian Keseimbangan
2017. Menara Ilmu, 12(6) Dengan Aktivitas Sehari-hari Pada Lansia
Riduwan. (2013). Skala Pengukuran Dip Anti Werdha Pelkris Elim Semarang
Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Dengan Menggunakan Berg Balance Scale
Alfabeta Dan Indeks Barthel. Semarang: UNDIP.

JOM FKp. Vol. 6 No. 1 (Januari-Juli) 2019 353

Anda mungkin juga menyukai