A. Judul "Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas Viii SMP N 5 Brebes Kabupaten Brebes Tahun PELAJARAN 2011/2012"
A. Judul "Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas Viii SMP N 5 Brebes Kabupaten Brebes Tahun PELAJARAN 2011/2012"
Judul
“PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP MINAT
BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP N 5 BREBES KABUPATEN BREBES TAHUN
PELAJARAN 2011/2012”
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat teridentifikasi permasalahan antara
lain: kegiatan bimbingan dan konseling di SMP N 5 Brebes Kabupaten Brebes belum
mencapai hasil yang optimal, pelaksanaan bimbingan kelompok di SMP N 5 Brebes
Kabupaten Brebes belum dilaksanakan secara intensif, masih banyak yang memiliki minat
belajar yang rendah, tingkat melanjutkan sekolah masih rendah, masih banyak siswa SMP N
5 Brebes Kabupaten Brebes yang membolos saat jam pelajaran, pengaruh layanan bimbingan
kelompok dalam membantu meningkatkan minat belajar siswa.
D. Pembatasan Masalah
Terdapat beberapa masalah yang dapat diteliti berkaitan dengan judul yang telah
dipilih sebelumnya dan ada upaya untuk membantu minat belajar siswa yang dapat dilakukan
dengan berbagai cara antara lain: media elektronik, buku,ekstrakulikuler, pengarahan dari
guru, dan lain sebagainya. Namun kenyataannya alternatif-alternatif itu belum cukup ampuh
untuk membantu minat belajar siswa di sekolah. Dalam penelitian ini hanya akan
mengungkap pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap minat belajar siswa kelas VIII
di SMP N 5 Brebes Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran2011/2012.
E. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah sejauh manakah
pengaruh bimbingan kelompok terhadap minat belajar siswa kelas VIII di SMP N 5 Brebes
Kabupaten BrebesTahun Pelajaran 2011/ 2012?
F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh bimbingan kelompok terhadap minat belajar siswa pada siswa kelas
VIII di SMP N 5 Brebes Kabupaten Brebes Tahun Pelajaran 2011/ 2012.
G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoretis dan praktis.
Manfaat teoretis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan di
bidang bimbingan dan konseling, khususnya bagi pengembangan teori bimbingan kelompok
untuk mengetahui minat belajar siswa. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi acuan
bagi peneliti lain yang berminat meneliti permasalahan yang terkait dengan penelitian ini.
Manfaat praktis, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh siswa, guru pembimbing,
maupun peneliti itu sendiri. Bagi siswa, dapat meningkatkan minat belajar setelah mengikuti
kegiatan bimbingan kelompok. Bagi guru pembimbing di sekolah, sebagai bahan masukan
dalam melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok. Serta bagi peneliti, dapat menambah
pengalaman dan ketrampilan cara meningkatkan minat belajar siswa melalui pemberian
layanan bimbingan kelompok.
2. Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok merupakan suatu proses layanan pemberian bantuan yang
diberikan oleh guru pembimbing atau konselor kepada individu atau peserta didik dengan
memanfaatkan dinamika kelompok guna mengembangkan diri peserta didik untuk
menunjang pemahaman dan perkembangan minat belajar siswa. Teknik yang peneliti
gunakan dalam bimbingan kelompok ini yaitu berupa teknik umum dan permainan kelompok.
Teknik umum berupa komunikasi multiarah secara efektif, dinamis dan terbuka, pemberian
rangsangan kepada siswa untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan dan diskusi,
memberi dorongan minimal untuk memantapkan respon siswa dalam mengikuti aktifitas
kelompok. Permainan kelompok ini dapat berupa permainan sederhana dan tidak
membutuhkan banyak tenaga sebagai selingan supaya anggota kelompok tidak merasa bosan
dalam mengikuti kegiatan.Kegiatan bimbingan kelompok ini terdiri dari empat tahap
pelaksanaan yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan, tahap pengakhiran.
Bentuk kelompok dari bimbingan kelompok itu sendiri ada 2 macam yaitu kelompok tugas
dan kelompok bebas, kelompok tugas adalah kelompok yang membahas masalah yang
berasal dari pemimpin kelompok sedangkan kelompok babas membahas masalah yang
berasal dari anggota kelompok itu sendiri. Layanan bimbingan kelompok ini diberikan
kepada siswa kelas VIII SMP N 5 Brebes Kabupaten Brebes. Adapun materi yang akan
peneliti berikan yaitu materi-materi yang sesuai dengan minat belajar seperti: cara belajar
efektif dan efisien, cara belajar yang menyenangkan, cara mengatur waktu belajar, motivasi
belajar, serta pengaruh positif dan negatif dalam belajar. Materi tersebut akan dibahas oleh
anggota kelompok dan masing-masing anggota kelompok memberikan pendapat sesuai
pernyataan yang anggota kelompok temukan dalam pengalamannya. Kegiatan bimbingan
kelompok ini direncanakan dalam 5 X pertemuan.
Kajian Teori
1. Minat belajar
a. Pengertian minat belajar
Menurut Wibowo (1984: 146) minat adalah kecenderungan yang terarah pada objek orang
atau pekerjaan tertentu yang dinyatakan dalam berbagai kegiatan yang menarik dan
memuaskan dirinya. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang
disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan. Menurut Slameto (2010: 180)
minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang
dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Winkel dan Sri Hastuti
(2006: 650), menyatakan minat merupakan kecenderungan yang agak menetap pada
seseorang untuk merasa tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung
dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah ketertarikan pada
sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus
yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
Menurut Slameto (2010: 2) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.
Menurut Syah (2007: 68) belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah
laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif. Menurut Darsono (2000: 23) belajar adalah suatu kegiatan
yang melibatkan individu secara keseluruhan, baik fisik maupun psikis, untuk mencapai suatu
tujuan yang mana tujuan belajar disini untuk mencapai perubahan tingkah laku.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan belajar adalah proses dimana tingkah
laku dapat tumbuh dan diubah berdasarkan pengalaman yang telah diperolehnya.
Sedangkan yang penulis maksudkan dengan minat belajar di sini adalah suatu kemampuan
umum yang dimiliki siswa untuk mencapai hasil belajar yang optimal yang dapat ditunjukkan
dengan kegiatan belajar.
2. Bimbingan kelompok
a. Pengertian bimbingan kelompok
Prayitno (1995: 178) menjelaskan bahwa bimbinhgan kelompok adalah suatu kegiatan
yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Menurut
Winkel dan Sri Hastuti (2006: 564) bimbingan kelompok merupakan salah satu pengalaman
melalui pembentukan kelompok yang khas untuk keperluan pelayanan bimbingan. Menurut
pendapat Romlah (2003: 3) bimbingan kelompok adalah salah satu teknik bimbingan yang
berusaha membantu individu agar dapt mencapai perkembangannya secara otimal sesuai
dengan kemampuan, bakat, minat, serta nilai-nilai yang di anutnya dan dilaksanakan dalam
situasi kelompok. Bimbingan kelompok ditujukan untuk mencegah timbulnya masalah pada
siswa dan mengembangkan potensi siswa.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok
merupakan salah satu bentuk bimbingan yang dilakukan melalui media kelompok dengan
memanfaatkan dinamika kelompok yang bertujuan untuk menggali dan mengembangkan diri
dan potensi yang dimiliki individu. Dalam kelompok ini semua peserta bebas mengeluarkan
pendapat, menanggapi, memberi saran, dan lain sebagainya; topik yang dibicarakan itu
semuanya bermanfaat untuk diri peserta lainnya. Bimbingan kelompok sangat tepat bagi
kelompok remaja karena memberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan, perasaan,
permasalahan, melepas keragu-raguan diri, dan pada kenyataannya mereka akan senang
berbagi pengalaman dan keluhan-keluhan pada teman sebayanya.
b. Tujuan layanan bimbingan kelompok
Kesuksesan layanan bimbingan kelompok sangat dipengaruhi oleh sejauh mana
keberhasilan tujuan yang akan dicapai dalam layanan bimbingan kelompok yang
diselenggarakan. Adapun tujuan bimbingan kelompok menurut Prayitno (1995: 178-179)
yaitu: mampu berbicara di muka orang banyak, mampu mengeluarkan pendapat, ide, saran,
tanggapan, perasaan, dan lain sebagainya kepada orang banyak, belajar menghargai pendapat
orang lain, bertanggung jawab atas pendapat yang dikemukakannya, mampu mengendalikan
diri dan menahan emosi (gejolak kejiwaan yang bersifat negatif), dapat bertenggang rasa,
menjadi akrab satu sama lainnya, membahas masalah atau topik-topik umum yang dirasakan
atau menjadi kepentingan bersama.
Menurut pendapat Romlah (2003: 14-15) bahwa tujuan bimbingan kelompok adalah
memberikan kesempatan-kesempatan pada siswa belajar hal-hal penting yang berguna bagi
pengarahan dirinya yang berkaitan dengan masalah pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial,
memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan kelompok, untuk mencapai
tujuan-tujuan bimbingan secara lebih ekonomis dan efektif dari pada melalui kegiatan
bimbingan individual, serta untuk melaksanakan layanan konseling individual secara lebih
efektif.
Dengan adanya kegiatan bimbingan kelompok memungkinkan kepada individu untuk
bisa melatih diri dan mengembangkan dirinya dalam memahami dirinya sendiri, orang lain
dan lingkungannya. Adanya interaksi dan dinamika kelompok yang hidup, memberikan
stimulus dan dukungan kepada anggota kelompok untuk bisa mewujudkan kemampuannya
dalam hubungan dengan orang lain, melatih diri untuk berbicara di depan teman-temannya
dalam ruang lingkup yang berkelompok, memahami dirinya dalam membina sikap yang
responsibel dan perilaku yang normatif. Dengan demikian bimbingan kelompok ini
mempunyai tujuan yang praktis dan dinamis dalam mewujudkan minat belajar dalam setiap
individu.
I. Kerangka Berpikir
Dalam bimbingan kelompok ini klien yang di hadapi bukanlah bersifat individual
tetapi terdiri dari beberapa orang yang akan bersama-sama memanfaatkan dinamika
kelompok untuk memebahas topik/ permasalahan dan belajar untuk lebih mengembangkan
dirinya termasuk mengembangkan minat belajar mereka. Dengan adanya hubungan yang
interaktif tersebut anggota kelompok akan merasa lebih mudah dan leluasa karena
anggotanya merupakan teman sebaya mereka sendiri. Selain itu dengan melakukan
bimbingan kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok ini, siswa juga belajar untuk
memahami dan mengendalikan diri sendiri, memahami orang lain, saling bertukar pendapat
tentang minat belajar. Fenomena ini dapat dimaknai sebagai petunjuk yang mengandung
implikasi bahwa interaksi dan dinamika yang tumbuh dalam bimbingan kelompok diharapkan
dapat digunakan untuk meningkatkan mkinat belajar siswa.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan antara bimbingan
kelompok dan minat belajar adalah bimbingan kelompok merupakan faktor eksternal dari
minat belajar. Tujuan bimbingan kelompok tersebut secara umum adalah untuk
meningkatkan minat belajar. Apabila bimbingan kelompok ini menurut persepsi siswa
bermanfaat, maka bimbingan kelompok yang diberikan diharapkan dapat memberikan
kontribusi terhadap peningkatan minat belajar siswa.
Dari uraian di atas penulis mengajukan hipotesis kerja bahwa bimbingan
kelompok efektif untuk meningkatkan minat belajar siswa kelas VIII SMP N 5 Brebes
Kabupaten Brebes tahun pelajaran 2011/2012 dalam belajar.
Kelas L P Jumlah
VIII A 14 16 30
VIII B 15 16 31
Jumlah 29 32 61
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, Arikunto (2006: 131) menyarankan
jika jumlah subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil sampel antara 10-
15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat
dari waktu, tenaga, dan dana, sempit luasnya wilayah pengamatan dari subyek karena hal ini
menyangkut banyak sedikitnya data, besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar akan lebih baik.
Karena jumlah populasi kurang dari 100 maka pada penelitian ini jumlah siswa kelas
VIII SMP N 5 Brebes Kabupaten Brebes yaitu 61 siswa, diambil sermua sebagai sampel.
3. Sampling
Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh yakni
tekinik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini
sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus,
dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2006: 61).
L. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen untuk mengungkap data tentang minat belajar yaitu
dengan menggunakan skala minat belajar yang dikembangkan peneliti sendiri berdasarkan
teori yang ada.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas
tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto,
2006: 168).
Dalam menguji validitas item instrumen dengan menggunakan rumus korelasi product
momentsebagai berikut:
Keterangan :
rxy : Koefiosien korelasi antara variabel X dan Y
X : skor butir
Y : Total skor
X : Jumlah skor item
Y : Jumlah skor total
XY : Jumlah skor total item
X2 : Jumlah skor item kuadrat
Y2 : Jumlah skor total kuadrat
N : Jumlah subyek
2. Uji Reliabilitas
“Relibilitas adalah suatu instrumen yang dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data
karena instrumen itu cukup baik” (Arikunto, 2006: 178). Dalam hal ini suatu alat ukur itu
disebut mempunyai reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya jika alat ukur itu mantap dan
stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan, mampu mengungkapkan data sama atau sesuai
untuk beberapa kali pemberian kepada responden sehingga hasilnya akurat. Untuk mengukur
realibilitas menggunakan rumus alpha, sebagai berikut:
Keterangan :
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan
Σαb2 : jumlah varians butir
αt2 : varians total
M. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dapat peneliti uraikan adalah sebagai berikut: persiapan
penelitian yaitu mengadakan pendekatan dan konsultasi kepada guru pembimbing dan kepala
sekolah di SMP N 5 Brebes Kabupaten Brebes tentang rencana penelitian yang akan
dilakukan di sekolah, mempersiapkan surat ijin penelitian yang akan diserahkan kepada
kepala sekolah SMP N 5 Brebes Kabupaten Brebes. Membuat jadwal penelitian yang
meliputi pembuatan instrumen, analisis hasil skala untuk dijawab responden serta
menganalisis uji instrumen sebagai alat ukur variabel.
Mempersiapkan instrumen alat pengumpul data termasuk membuat kisi-kisi
pengembangan instrumen peserta analisis instrumen yang sesuai dengan aspek yang akan
diungkap serta perhitungan skornya, menentukan variabel yang akan diteliti, menyusun dan
mengadakan instrumen untuk selanjutnya disampaikan responden. Pelaksanaan penelitian
adalah mempersiapkan instrumen guna mengadakan instrumen penelitian alat pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah angket penelitian yang telah disediakan, untuk diisi oleh
siswa. Setelah menganalisis hasil dari angket, langkah selanjutnya adalah memberikan
layanan bimbingan kelompok kepada kelas yang dijadikan sampel penelitian.
N. Analisis Data
Analisis merupakan bagian yang teramat penting dalam penelitian, karena dengan analisis
data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah
penelitian (Nasir, 2005: 346).
Keterangan:
Md : mean dari perbedaan pre test dengan post test
xd : devisiasi masing-masing subjek ( d-Md )
∑X2d : jumlah kuadrat devisiasi
N : subjek pada sampel
d.b. : ditentukan dengan N-1 ( Arikunto, 2006: 306 )
O. Rancangan Penelitian
Menurut Nasir (2005: 84) “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam
perencanaan dan pelaksanaan penelitian”. Jenis penelitian ini adalah pre
experiment (eksperiment tidak sebenarnya) atau quasi experiment. Peneliti menggunakan one
group pre-test and post-test designkarena tidak ada perbandingan dengan kelompok kontrol,
sehingga satu kelompok tes diberikan satu perlakuan yang sama sebelum dan sesudah
mendapatkan perlakuan tertentu.
Dalam desain ini, subjek dikenakan dua kali pengukuran. Pengukuran yang pertama
dilakukan untuk mengukur minat belajar siswa sebelum diberikan kegiatan bimbingan
kelompok (pre test) dengan kode T0, dan pengukuran yang kedua untuk mengukur minat
belajar siswa sesudah diberikan kegiatan bimbingan kelompok (post test) dengan kode T1.
P. Hipotesis Statistik
Apabila hasil hipotesis nihil (H0) = thitung pada taraf sinifikan 5% maka (H0) diterima dan
hipotesis alternatif (Ha) ditolak, jika thitung ≥ ttabel maka (H0) ditolak dan (Ha) diterima.
Dari uraian diatas, maka hipotesisnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
H0 = thitung < ttabel
Ha = thitung≥ ttabel
Q. Daftar pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta. Rineka Cipta.
Darsono, max. 2000. Belajar Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Pers
Nasir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Padang: Ghalia
Indonesia
Romlah, Tatik. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Negeri Malang
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Syah, Muhibin. 2007. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Wibowo, Eddy Mungin. 1984. Teknik Bimbingan dan Konseling (jilid 1). Semarang: IKIP
Semarang
Winkel, dan Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yoyakarta: Media
Abadi