Anda di halaman 1dari 6

Tugas Minggu 12

Perencanaan Pajak dan Etika


dalam Perpajakan
Kasus Penghindaran Pajak oleh Google

Nama Kelompok
Bella Meihana (16/397004/EK/20960)
Muhammad Akbar Ramdhani (17/411779/EK/21429)
Pande Made Kintan Ratyadewi (17/414151/EK/21553)
Sabda Badia Raja (17/414156/EK/21558)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2019
A. Kronologi Kasus Google
Perencanaan pajak menjadi bagian yang penting bagi perusahaan dalam
mengoptimalkan pembayaran pajak. Namun, perencanaan pajak ini justru dapat
mengarah pada hal yang tidak beretika, tax avoidance, atau bahkan tergolong tax
evasion. Hal ini terjadi dalam kasus Google. Dari data Bloomberg dijelaskan bahwa
perencanaan pajak Google mengarah pada penghindaran pajak sejumlah Rp 31 Triliun
pada 2014 dengan memindahkan ke perusahaan penampung di Bermuda (Yusuf,
2016). Sedangkan pada tahun 2017 Google dilaporkan melakukan penghindaran pajak
sebesar Rp327 Triliun (Sebayang, 2019).

Strategi perencanaan pajak yang dilakukan oleh Google dikenal dengan istilah
“Double Irish With a Dutch Sandwich”. Strategi ini adalah bagaimana Google
mengalihkan pendapatannya ke negara fasilitator, biasanya merupakan negara tax
haven. Negara ini memiliki tarif pajak yang rendah atau bahkan 0%. Google sendiri
mengalihkan hartanya ke Belanda dan Irlandia. Celah peraturan yang terdapat pada
irlandia menjadi dasar bagi Google dalam melakukan penghindaran pajak.

Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, perencanaan pajak yang dilakukan oleh Google
dilakukan dengan menggunakan metode physical presence (Medistiara, 2016).
Dengan adanya perkembangan teknologi, Google sebisa mungkin untuk tidak
mendirikan usahanya secara fisik di Indonesia. Sehingga, Google tidak dapat
dianggap sebagai Bentuk Usaha Tetap (BUT) dan dikenakan tarif 25%.

Untuk pengoperasioannya di sekitar Asia, Google memiliki anak usaha di Singapura.


Segala urusan bisnis secara fisik akan dilakukan di Singapura. Hal ini karena tarif
pajak badan di Singapura hanya sebesar 17% dan masih dapat dinegosiasikan. Tarif
ini lebih rendah dibandingkan dengan negara Asean lainnya, seperti Indonesia 25%,
Thailand 20%, Filipina 30%, Brunei 18,5%, Myanmar 25%, Laos 24%, dan Kamboja
20% (Cahyadi, 2019). Sedangkan pengoperasian di Indonesia, Google hanya
membangun kantor marketing representative, yang mana kantor ini hanya sebagai
fungsi penunjang dan pelengkap. Selain itu, kontrak yang dilakukan dengan
konsumen ataupun pembayaran atas jasa yang diberikan dilakukan secara online.
Dengan klasifikasi tersebut, Google tidak dapat ditetapkan sebagai BUT dan hanya
dikenakan biaya komisi sebesar 8% (Medistiara).
Namun, pada April 2019, Kementerian Keuangan menerbitkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) 35/2019 tentang Penentuan Bentuk Usaha Tetap (BUT). Peraturan
tersebut mengatur tentang kewajiban perpajakan perusahaan atau orang asing yang
melakukan bisnis di Indonesia, baik perusahaan konvensional maupun yang
beroperasi secara digital (Primadhyta, 2019). Dengan adanya aturan ini dapat menjadi
pencegah untuk perusahaan Google atau sejenisnya yang melakukan penghindaraan
pajak.

B. Mengarah kemanakah aksi penghindaran pajak yang dilakukan oleh Google


tersebut? Tax avoidance atau tax evasion?
Tax avoidance atau penghindaran pajak adalah suatu skema penghindaran pajak untuk
tujuan meminimalkan beban pajak dengan memanfaatkan celah (loophole) ketentuan
perpajakan suatu negara. Sementara tax evasion sendiri merupakan suatu skema untuk
memperkecil pajak terutang dengan cara melanggar ketentuan perpajakan, seperti
tidak melaporkan sebagian penjualan atau memperbesar biaya dengan cara fiktif.
Secara sederhana, tax evasion sama dengan penggelapan pajak dan sifatnya ilegal.

Penghindaran pajak yang dilakukan Google di Indonesia dikarenakan adanya


kelemahan atau kelonggaran di undang-undang perpajakan kita, yaitu mengenai
aturan bentuk usaha yang berbentuk secara virtual seperti Google. Hal tersebut
memungkinkan Google untuk tidak membayar pajak. Undang-undang kita hanya
mengatur tentang usaha yang berbentuk fisik, dengan begitu Google hanya akan
menghindari kehadiran fisik di indonesia agar tidak dikenakan pajak (Direktur Center
for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo).

Berdasarkan P3B antara Singapura dan Indonesia, BUT adalah suatu tempat usaha
tetap dimana seluruh atau sebagian usaha suatu perusahaan dijalankan. Sedangkan apa
yang didirikan di Indonesia diklaim hanya sebatas marketing support saja dan itu
belum memenuhi definisi BUT. BUT merupakan syarat minimal suatu negara sumber
mengenakan pajak atas penghasilan yang diperoleh dari negara sumber tersebut.
Google membaca celah dalam peraturan ini dan telah melakukan tax avoidance secara
agresif. Pada dasarnya, tax avoidance ini bersifat legal karena tidak melanggar
ketentuan perpajakan apapun. Namun, praktik ini dapat berdampak pada penerimaan
pajak negara. Karena itu, tax avoidance berada di kawasan abu-abu yakni antara tax
compliance dan tax evasion.

C. Siapa, dimana dan aspek apa sajakah yang terdampak dari aksi penghindaran
pajak tersebut?
Google memiliki anak usaha di Singapura yang mengatur bisnis di sekitar Asia.
Sedangkan di Indonesia Google hanya membangun kantor marketing representative
yang berperan sebagai penunjang dan pelengkap. Sistem perpajakan yang ada saat ini
belum mengakomodasi perusahaan berbasis internet, dimana perusahaan mendirikan
kantor pusatnya di negara yang memiliki tarif pajak rendah namun keuntungan
perusahaan berasal dari negara lain.

Pihak utama yang terdampak aksi penghindaran pajak Google adalah negara. Pajak
yang seharusnya bisa didapatkan atas Google menjadi tidak bisa didapatkan akibat
adanya celah peraturan perpajakan. Selain itu, masyarakat terdampak tidak langsung
atas aksi tersebut. Fasilitas publik yang digunakan masyarakat didanai oleh pajak,
tidak terkecuali pajak yang seharusnya dibayarkan Google. Pihak ketiga yang
terdampak adalah perusahaan Google itu sendiri, karena pajak merupakan tanggung
jawab sosial, dan menghindari pajak berarti menghindari tanggung jawab sosial.
Tanggung jawab sosial yang tidak dilaksanakan dengan baik akan merusak citra
perusahaan itu sendiri.

D. Sejauh mana aksi penghindaran pajak Google tersebut melanggar etika? (jika
iya)
Aksi penghindaran pajak yang dilakukan oleh Google boleh dibilang legal
secara hukum, tapi apakah hal tersebut dapat diterima secara etis?, 61% masyarakat
menyatakan tidak dapat menerima semua skema penghindaran pajak oleh perusahaan
besar (Shah, 2015). Walaupun tidak melanggar hukum, tetap saja perusahaan dinilai
harus membayar pajak sebagai tanggung jawab sosialnya. Sedangkan dalam hal ini
tidak ada aturan atau perhitungan baku yang menandai pelanggaran etika atas
penghindaran pajak oleh perusahaan. Petinggi perusahaan berdalih bahwa walaupun
mereka tidak membayar pajak (melakukan penghindaran) setidaknya mereka
berkontribusi atas value added pada kehidupan masyarakat, memudahkan hidup
mereka, mendorong pertumbuhan ekonomi, atau berkontribusi kepada pembangunan
dengan cara lain.
Daftar Pustaka

Cahyadi, Hepi. n.d. Konsensus Dunia Mengejar Pajak Google. Accessed November
11, 2019. https://www.pajak.go.id/id/artikel/konsensus-dunia-mengejar-pajak-google.

Kompas.com. 2016. Cara Google Memanfaatkan "Celah" untuk Menghindari Pajak.


Accessed November 11, 2019.
https://tekno.kompas.com/read/2016/09/20/10330087/cara.google.memanfaatkan.cela
h.untuk.menghindari.pajak?page=all.

Lathifa, Dina. 2019. Hubungan Tax Avoidance, Tax Planning, Tax Evasion & Anti
Avoidance Rule. Oktober 04. Accessed November 11, 2019. https://www.online-
pajak.com/hubungan-tax-avoidance-tax-planning-tax-evasion-anti-avoidance-rule.

Medistiara, Yulida. 2016. Begini Modus Google Menghindari Pajak di Indonesia.


Oktober 14. Accessed November 11, 2019. https://finance.detik.com/berita-ekonomi-
bisnis/d-3320696/begini-modus-google-menghindari-pajak-di-indonesia.

Primadhyta, Safyra. 2019. RI tak Mampu Sendiri Kejar Pajak Google Cs. Juni 12.
Accessed November 11, 2019.
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190612134021-532-402672/ri-tak-
mampu-sendiri-kejar-pajak-google-cs.

Sebayang, Rehia Indrayanti Beru. 2019. CNBC Indonesia Dokumen: Google Lakukan
Penghindaran Pajak Rp 327 Triliun. January 04. Accessed November 11, 2019.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20190104214635-4-49236/dokumen-google-
lakukan-penghindaran-pajak-rp-327-triliun.

Shah, P. (2015) Exploring public attitudes to tax avoidance in 2015. Available at:
https://www.gov.uk/government/uploads/system/uploads/attachment_data/file/500203
/Explor ing_public_attitude_to_tax_avoidance_in_2015.pdf pp. 7-12

Anda mungkin juga menyukai