Modul Skills Lab 4.1 Ta 2018-2019 PDF
Modul Skills Lab 4.1 Ta 2018-2019 PDF
A 2018/2019
CARDIORESPIRATORY
DISORDERS
1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
TIM PENYUSUN
2
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
3
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
DESKRIPSI MODUL
4
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
5
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
DAFTAR ISI
6
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
( SKILLS LAB )
10
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
11
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
18 Emfisema paru 3A
19 Penyakit Paru Obstruksi 3B
Kronik (PPOK)
eksaserbasiakut
20 Edema paru 3B
21 Abses paru 3A
22 Haematothorax 3B
GANGGUAN DAN KELAINAN PADA JANTUNG
23 Syok (septik, hipovolemik, 3B
kardiogenik, neurogenik)
24 Angina pektoris 3B
25 Infark miokard 3B
26 Gagal jantung akut 3B
27 Gagal jantung kronik 3A
28 Cardiorespiratory arrest 3B
29 Fibrilasi atrial 3A
30 Fibrilasi ventrikular 3B
31 Atrial flutter 3B
32 Ekstrasistol supraventrikular, 3A
ventrikular
33 Kor pulmonale akut 3B
34 Takikardi: supraventrikular, 3B
ventrikular
GANGGUAN AORTA DAN ARTERI
35 Hipertensi esensial 4A
36 Hipertensi sekunder 3A
13
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
14
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
CLINICAL REASONING
CARDIORESPIRATORY DISORDERS
Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti kegiatan keterampilan penalaran
klinis ini, mahasiswa mampu :
1. Menggunakan penalaran klinik dalam
penggalian riwayat penyakit pasien yang
berhubungan dengan sistem kardiorespirasi.
2. Mengetahui pemeriksaan fisik yang sesuai
dengan masalah sistem kardiorespirasi yang
dialami pasien.
3. Menggunakan penalaran klinik dalam
pengusulan pemeriksaan penunjang yang
diperlukan untuk menyokong anamnesa dan
pemeriksaan fisik.
4. Menginterpretasi data klinis dan
merumuskannya menjadi diagnosis sementara
dan diagnosis banding.
5. Menjelaskan hasil data laboratorium untuk
menyokong diagnosis kelainan sistem
kardiorespirasi.
Petunjuk Pelaksanaan Tugas Diskusi Clinical
Reasoning menggunakan metode Venn Diag:
15
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
16
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Pelaksanaan
• Kasus diberikan melalui fragmen-fragmen
secara berurutan. Fragmen pertama akan
diberikan sebelum diskusi.
• Step 1-3 dilakukan sebelum diskusi di kampus.
• Step 4, mahasiswa menanyakan gejala/tanda/hasil
pemeriksaan fisik untuk kasus sesuai dengan
dugaan penyakit.
• Step 5, membuat diagnosis kerja berdasarkan
data pada step 4.
• Step 6 menentukan penatalaksanaan awal .
• Step 7, mahasiswa mengusulkan pemeriksaan
penunjang untuk investigasi lebih lanjut.
• Step 8, membuat diagnosis definitif.
• Step 9, menentukan penatalaksanaan kausatif.
• Step 10, menjelaskan proses perjalanan
penyakit yang dialami pasien, sampai pada
prognosis.
• Dalam diskusi ini mahasiswa diperbolehkan
membawa buku / literatur.
17
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Skenario CR-1
Seorang laki-laki berusia 55 tahun datang ke Instalasi
Gawat Darurat RS dengan keluhan nyeri dada.
Skenario CR-2
Seorang laki-laki berusia 65 tahun datang ke Instalasi
Gawat Darurat RS dengan keluhan sesak nafas.
Skenario CR-3
Seorang laki-laki berusia 53 tahun datang Instalasi
Gawat Darurat RS dengan keluhan sesak nafas.
18
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti latihan keterampilan IPM,
diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menggali dan bertukar informasi secara verbal dan
non verbal dengan pasien pada pengelolaan kasus-
kasus yang terkait kelainan/penyakit
kardiorespirasi
2. Memanfaatkan keterampilan pengelolaan informasi
untuk menambah pengetahuan mengenai kelainan/
penyakit kardiorespirasi
3. Menggali riwayat penyakit pasien melalui faktor
risiko pada kasus-kasus yang terkait
kelainan/penyakit kardiorespirasi
4. Melakukan pemeriksaan fisik dasar pada kasus-
kasus yang terkait kelainan/penyakit
kardiorespirasi
5. Menginterpretasikan hasil anamnesis serta
pemeriksaan fisik pada kasus-kasus yang terkait
kelainan/ penyakit kardiorespirasi
6. Melakukan dan menginterpretasikan pemeriksaan
penunjang dasar, serta mengusulkan pemeriksaan
penunjang lainnya yang rasional untuk kasus-
kasus yang terkait kelainan/penyakit
kardiorespirasi
19
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
20
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
LANDASAN TEORI
21
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
b. Nyeri Dada
Sekitar 50% pasien yang datang ke klinik
kardio mengeluhkan nyeri dada. Nyeri dada
karena penyakit jantung disebut dengan angina
pectoris, penyebabnya adalah karena suplai
darah ke otot jantung tidak mencukupi
kebutuhan metabolisme jantung normal. Pasien
dengan angina pada umumnya mengalami
penyempitan atau stenosis pada satu atau lebih
arteri coronaria. Nyeri timbul karena peningkatan
metabolisme jantung pada waktu peningkatan
aktifitas fisik atau emosional pasien. Sebagian
23
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
24
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
c. Sianosis
Sianosis sentral terjadi karena tidak
memadainya pertukaran gas di dalam paru-paru
yang menyebabkan penurunan oksigenasi
secara bermakna. Ini seringkali disebabkan oleh
gangguan atau penyakit paru yang
menyebabkan darah vena campuran memintas
paru-paru (misalnya pintas intrakardial).
25
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
d. Palpitasi
Palpitasi adalah sensasi tidak nyaman di
dada yang berkaitan dengan berbagai macam
aritmia. Pasien mungkin mengeluhkan jantung
berdebar-debar, denyut yang melompat,
mengetuk-ngetuk, meloncat-loncat, berhenti
atau tidak teratur. Penting untuk ditentukan
apakah pasien pernah mengalami episode yang
sama di masa lalu dan apa yang dilakukan untuk
menghilangkannya. Palpitasi sangat lazim dan
tidak perlu menunjukkan penyakit jantung yang
serius. Setiap keadaan dimana terjadi
peningkatan isi sekuncup (stroke volume),
seperti regurgitasi aorta, mungkin berkaitan
dengan sensasi kontraksi yang kuat.
Pada saat anamnesis, tanyakan apakah
denyut jantung berdebar-debar/tidak teratur
(aritmia) hanya terjadi sementara atau sampai
menyebabkan pasien tidak dapat bekerja dan
harus berbaring. Kadang-kadang aritmia dapat
menyebabkan pingsan.
26
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Penyebab palpitasi:
• Ekstrasistole
• Paroxysmal atrial fibrillation
• Paroxysmal supraventricular tachycardia
• Thyrotoxicosis
• Perimenopausal
e. Sinkop
Sinkop (pingsan) adalah hilangnya
kesadaran sementara karena berkurangnya
suplai darah ke otak. Diagnosa banding
utamanya adalah epilepsi. Bila suplai darah ke
otak berhenti agak lama, dapat timbul kejang.
Penyebab sinkop antara lain: simple fainting
(vasovagal syncope), micturition syncope,
hipotensi postural, vertebrobasilar insufficiency
dan aritmia jantung, terutama intermittent heart
block.
Simple fainting disebabkan karena respons
vagal yang menyebabkan denyut jantung
melambat dengan reflex vasodilatasi. Biasanya
27
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
f. Claudication
Claudication adalah kata Latin yang berarti
berjalan pincang. Intermittent claudication
merupakan suatu keadaan dimana pasien
merasa nyeri pada satu atau kedua tungkai pada
waktu berjalan dan nyeri berkurang bila pasien
istirahat. Seperti angina yang merupakan gejala
28
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
g. Edema
Pembengkakan tungkai suatu bentuk edema
dependen, sangat sering dikeluhkan pasien.
Pasien dengan gagal jantung kongestif
mengalami edema simetris pada tungkai bawah
yang memburuk dengan berjalannya hari.
Keadaan paling baik di pagi hari setelah tidur
dengan meninggikan tungkai di tempat tidur. Jika
pasien juga mengeluh dispnea, adalah berguna
untuk menentukan mana yang timbul terlebih
dahulu. Pada pasien dengan dispnea dan
edema yang disebabkan oleh gangguan jantung,
dispnea biasanya timbul lebih dahulu sebelum
terjadinya edema.
h. Batuk
Refleks batuk adalah suatu mekanisme
pertahanan normal paru-paru yang berfungsi
melindungi paru-paru dari benda asing dan
29
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
30
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
i. Produksi sputum
Sputum atau dahak adalah bahan yang
dikeluarkan dengan batuk. Kira-kira 75-100 cc
sputum disekresikan setiap hari oleh bronkus.
Melalui gerak silia, ia dibawa ke atas, ke
tenggorok dan kemudian ditelan secara tidak
disadari bersama-sama dengan saliva.
Peningkatan jumlah produksi sputum
merupakan manifestasi bronkhitis yang paling
dini. Sputum dapat mengandung debris sel,
mukus, darah, pus, atau mikroorganisme.
Sputum harus dilukiskan berdasarkan
warnanya, konsistensinya, jumlah, waktu
terjadinya (pagi, siang, malam) dan ada atau
tidaknya darah. Sputum yang tidak terinfeksi
tidak berbau, transparan, dan berwarna abu
keputihan. Sputum yang menyerupai mucus
disebut mukoid. Sputum terinfeksi mengandung
pus yang mungkin berwarna kuning kehijauan
atau merah disebut purulen. Sputum disertai
darah dapat dicurigai penyakit paru TB Paru atau
keganasan.
31
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
j. Wheezing
Wheezing adalah bunyi bernada tinggi
abnormal yang disebabkan oleh obstruksi parsial
pada saluran nafas. Bunyi ini biasanya ada
selama bronkhokonstriksi ringan secara
fisiologis. Keadaan ini biasanya disebabkan oleh
bronkhospasme, edema mukosa, hilangnya
penyokong elastik, dan berliku-likunya saluran
nafas. Asma timbul akibat terjadinya
bronkhospasme yang menyebabkan wheezing
yang berkaitan dengan keadaan ini. Obstruksi
oleh bahan intralumen, seperti benda asing atau
sekresi yang diaspirasi, merupakan penyebab
penting lainnya. Wheezing yang terlokalisasi
dengan baik, yang tidak berubah dengan batuk,
mungkin menunjukkan bronkus yang tersumbat
sebagian oleh benda asing atau tumor.
Jangan menyamakan wheezing dengan
asma. Seperti yang akan diuraikan berikut ini,
gagal jantung kongestif biasanya berkaitan
dengan bunyi napas abnormal yang disebut
ronkhi dan biasanya ronkhi basah halus pada
basal paru. Kadang-kadang pada gagal jantung
timbul bronkospasme yang sedemikian beratnya
sehingga penemuan fisik utama adalah
wheezing, bukan krepitasi.
32
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Faktor Risiko
Faktor risiko merupakan atribut
seseorang/individu (seperti riwayat, usia, jenis
kelamin, riwayat penyakit dahulu maupun keluarga
seperti hipertensi, kencing manis, dislipidemia, dan
lain-lain) dan kebiasaan (makan makanan
berlemak/tinggi lemak dan tinggi gula, merokok,
kurang berolah raga) yang lebih umum di antara orang
yang terkena penyakit tertentu dibandingkan orang
yang tidak terjangkit penyakit itu.Faktor risiko
biasanya tidak menyebabkan penyakit tetapi hanya
mengubah probabilitas seseorang (atau risiko) untuk
mendapatkan penyakit.
2. PEMERIKSAAN FISIK
Untuk memperoleh tanda-tanda kelainan yang
menunjang diagnosis atau menyingkirkan diagnosis
banding perlu dilakukan pemeriksaan fisik secara
menyeluruh, dan bila perlu menganjurkan
pemeriksaan fisik secara rasional, efektif dan efisien
demi kepentingan pasien.
Pemeriksaan fisik toraks meliputi pemeriksaan
paru dan jantung.
33
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
34
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
35
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Palpasi
Palpasi dada untuk mengetahui:
1. Nyeri tekan, massa, krepitasi
2. Pengkajian terhadap abnormalias yang dapat
dilihat.
3. Ekspansi pernapasan.
4. Fremitus taktil
36
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Perkusi
Bertujuan untuk mendapatkan informasi batas-batas,
ukuran, posisi dan kualitas jaringan atau organ (paru,
jantung) yang berada didalamnya. Dengan perkusi
kita dapat mengetahui apakah organ yang kita perkusi
berisi udara, cairan, atau masa padat.
38
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
39
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
40
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
42
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
43
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Perkusi
45
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
46
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Auskultasi
Tehnik pemeriksaan
1. Lakukan auskultasi secara sistematis dan
secara lengkap satu periode inspirasi dan
ekspirasi.
2. Bandingkan kanan dan kiri.
3. Dengarkan apabila ada perubahan suara, dan
tentukan secara pasti lokasinya.
Palpasi
1. Melakukan identifikasi ictus cordis dengan cara
meletakkan telapak tangan kanan pada daerah
apex cordis. Rasakan apakah ictus cordis teraba
atau tidak, apakah terdapat thrill. Bila teraba,
lakukan palpasi dengan jari telunjuk untuk
mengetahui punctum maksimum dan deskripsikan
lokasinya.
47
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Perkusi
48
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Auskultasi
1. Mendengarkan suara katup jantung dengan cara
meletakkan stetoskop pada lokasi proyeksi katup
di dinding thorax: katup aorta pada ICS 2 linea
sternalis dextra, katup pulmonal pada ICS 2 linea
49
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
51
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
52
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
53
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
55
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Referensi
1. Bates B, Bickley LS, Hoekelman RA. A Guide
to Physical Examination and History Taking. 8th
ed. JB. Philadelphia: Lippincott; 2008.
2. Burnside JW, McGlynn TJ. Physical Diagnosis.
17ͭʰ ed. Jakarta:EGC; 1995.
3. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar
Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta: Konsil
Kedokteran Indonesia; 2012.
4. Swartz,Mark H. Textbook of Physical
Diagnosis. Philadelphia: WB Saunders
Company; 1989.
5. Gambar : Seidel et al : Mosby’s Physical
Examination Handbook 6th ed
www.studentconsult.com. Diunduh 01/02/10.
56
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
57
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
58
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
DILAKUKAN
NO ASPEK YANG DINILAI YA TIDAK
59
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
60
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
62
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
PEMERIKSAAN JVP
35 Posisi pasien tidur terlentang
dengan sudut elevasi 45° (vena
jugularis interna atau sudut elevasi
30° (vena jugularis eksterna)
36 Pasien diminta untuk melihat ke sisi
kiri dan pastikan otot
sternocleidomastoideus tidak
berkontraksi.
37 Lakukan identifikasi vena jugularis
eksterna dengan cara
membendung pada bagian
proksimal vena jugularis eksterna
dilanjutkan pada sisi distal vena
jugularis eksterna atau indentifikasi
vena jugularis interna dan bedakan
dengan arteri carotis komunis.
38 Mengukur ketinggian titik pengisian
vena jugularis eksterna, tegak lurus
pada Angulus Ludovici
menggunakan 2 penggrais.
39 Pemeriksaan fisik thorax selesai,
pemeriksa melakukan cuci tangan.
40 Catat hasil pemeriksaan fisik pada
lembar rekam medis
63
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Tujuan Pembelajaran :
Setelah mengikuti latihan keterampilan ini mahasiswa
mampu:
1. Melakukan initial assessment pada pasien
trauma
2. Melakukan initial assessment pada pasien
cardia
3. Mengenali keadaan gawat darurat dengan
triage
4. Melakukan Heimlich maneuver pada pasien
dewasa
5. Melakukan transfer patient
I. LANDASAN TEORI
65
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Pedoman “AVPU”
A (Alert)
Pasien sadar. Mampu berorientasi terhadap tempat,
waktu, dan orang dengan baik.
V (Verbal)
Berespon terhadap rangsang suara.
P (Pain)
Berespon terhadap rangsang nyeri.
U (Unresponsive)
Tidak berespon terhadap rangsang suara maupun
rangsang nyeri.
ATAU
“Shake and shout”
66
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
67
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
CIRCULATION (C)
68
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
69
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
AIRWAY (A)
1. Identifikasi masalah
Gangguan pernapasan dapat timbul spontan
oleh obstruksi tiba-tiba atau perlahan-lahan karena
mekanisme lain. Napas cepat merupakan tanda awal
71
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Teknik pemeriksaan
1. Penilaian Airway
a. Look :
Pasien gelisah dan perubahan kesadaran.
Menandakan gejala hipoksia dan hiperkarbia.
Terlihat sianosis terutama pada kulit sekitar
mulut dan kuku. Terlihat juga usaha napas
dengan bantuan otot pernapasan tambahan.
Lihat pula apakah ada pergerakan napas,
retraksi iga,benda asing, dan lain-lain
b. Listen :
Dengarkan apakah ada suara, ngorok, seperti
bekumur, bersiul, yang mungkin berhubungan
dengan sumbatan parsial dari laring.
c. Feel :
Rasakan, apakah ada aliran udara yang keluar
dari mulut, adakah getaran di leher akibat
sumbatan parsial.
72
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
73
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
74
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
2. Jaw thrust
• Letakkan siku-siku pada bidang datar
tempat korban dibaringkan. Cari rahang
bawah. Pegang rahang bawah dengan jari-
jari kedua tangan dari sisi kanan dan kiri
korban.
• Dorong rahang bawah dengan mendorong
kedua sudutnya ke depan dengan jari-jari
kedua tangan.
• Buka mulut korban dengan ibu jari dan jari
telunjuk kedua tangan.
75
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Manuver Heimlich
BREATHING (B)
77
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
Teknik pemeriksaan
1. Penilaian Breathing
a. Look :
lihat apakah ada pergerakan dinding dada
seperti orang bernafas.
b. Listen :
Dengarkan apakah ada suara nafas atau tidak.
c. Feel :
Rasakan, apakah ada aliran udara yang keluar
dari mulut.
2. Jika pasien tidak bernafas atau bernapas pada
tingkat yang kurang dari 8x/menit atau lebih besar
dari 30x /menit, pertimbangkan untuk membantu
ventilasi
78
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
79
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
80
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
TRANSFER PATIENT
Pada pasien dengan trauma cervical dan tulang
belakang, pemindahan penderita harus dilakukan
dengan hati- hati dan tidak dapat dilakukan sendirian.
Tiga penolong dengan masing-masing penyangga
bagian atas, tengah dan bawah untuk mengurangi
kemungkinan cedera lebih parah. Dalam memiringkan
82
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
83
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
84
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
85
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
III. SKENARIO
Seorang laki-laki berusia 46 tahun dibawa oleh
keluarganya ke unit gawat darurat RS karena tidak
sadarkan diri sejak 30 menit yang lalu.
Tugas mahasiswa :
- Lakukan penanganan pada pasien ini!
REFERENSI
86
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
LESSON PLAN
PERTEMUAN 1
NO KEGIATAN WAKTU
1 - Instruktur memperkenalkan diri 5 menit
- Mengenal nama mahasiswa
2 - Menjelaskan tujuan latihan 5 menit
- Menilai persiapan mahasiswa
mengenai tpik keterampilan yang
akan dipelajari
3 - Meminta salah seorang mahasiswa 15
untuk mencoba melakukan prosedur menit
BTCLS
- Meminta mahasiswa untuk refleksi
- Meminta mahasiswa lain untuk
memberikan feedback
- Instruktur memberikan feedback
4 Instruktur memberikan demonstrasi 15
menit
5 - Memberikan kesempatan kepada 55
mahasiswa untuk mencoba sendiri menit
dengan diobservasi temannya
kemudian bergantian memberikan
feedback
- Instruktur memberikan feedback dan
mengobservasi pada masing-masing
kelompok
6 - Penutup 5 menit
87
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
NO KEGIATAN WAKTU
1 - Mengabsen mahasisiwa 5 menit
- Menilai persiapan mahasiswa
mengenai tpik keterampilan yang
akan dipelajari
2 - Meminta salah seorang mahasiswa 15
untuk mencoba melakukan prosedur menit
BTCLS yang disertai kasus.
- Meminta mahasiswa untuk refleksi
- Meminta mahasiswa lain untuk
memberikan feedback
- Instruktur memberikan feedback
3 Instruktur memberikan demonstrasi 15
menit
4 - Memberikan kesempatan kepada 60
mahasiswa untuk mencoba sendiri menit
dengan diobservasi temannya
kemudian bergantian memberikan
feedback
- Instruktur memberikan feedback dan
mengobservasi pada masing-masing
kelompok
5 - Penutup 5 menit
88
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
LEMBAR KERJA
NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Penilaian keadaan awal :
1. Memastikan
keselamatan penolong,
keselamatan pasien
dan keamanan
lingkungan
2. Penolong
menggunakan Alat
pelindung diri (APD)
3. Mempertimbangkan
mechanism of injury
pada pasien tersebut
4. Menilai kesadaran
pasien “Shake and
Shout”
a. Jika penderita
menjawab atau
bergerak terhadap
respon yang
diberikan,
usahakan tetap
mempertahankan
posisi seperti pada
saat ditemukan
89
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
atau posisikan ke
posisi mantap.
b. Jika penderita
tidak merespon,
serta tidak
bernapas atau
bernapas tidak
normal, maka
dianggap
mengalami
kejadian henti
jantung.
5. Mempertimbangkan
sumber daya
tambahan “Call for
Help”
6. Mempertimbangkan
adanya cedera cervical
(tetap dipasang collar
neck sampai dipastikan
ketika airway tidak ada
cedera servikal)
2 CIRCULATION
STEP 1 ASSESSMENT
A. Mengidentifikasi denyut
nadi a. karotis atau a.
90
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
femoralis maksimal 10
detik.
B. STEP 2 MANAGEMENT
Apabila nadi tidak terukur
maka segera lakukan
kompresi dada dengan
perbandingan 30:2
3 AIRWAY
STEP 1 ASSESSMENT
a. Look :
Pasien gelisah dan
perubahan kesadaran.
Menandakan gejala
hipoksia dan hiperkarbia.
Terlihat sianosis terutama
pada kulit sekitar mulut
dan kuku. Terlihat juga
usaha napas dengan
bantuan otot pernapasan
tambahan. Lihat pula
apakah ada pergerakan
napas, retraksi iga,benda
asing, dan lain-lain
b. Listen :
Dengarkan apakah ada
suara, ngorok, seperti
91
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
4 BREATHING: VENTILATION
AND OXYGENATION
92
BLOK 4.1 CARDIORESPIRATORY DISORDERS T.A 2018/2019
STEP 1 ASSESSMENT
93