Pengertian Dan Jenis Sediaan Solida
Pengertian Dan Jenis Sediaan Solida
Sediaan solida adalah sediaan yang mempunyai bentuk dan tekstur yang padat serta
kompak. Macam-macam bentuk sediaan solida, yaitu tablet, kapsul, supositoria dan ovula.
1. Sediaan Tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa-cetak, dalam bentuk tabung pipih
atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, serta mengandung satu jenis obat atau lebih
dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang di gunakan dapat berfungsi sebagai zat
pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok. (FI III,
1979).
a. Praktis dan efisien. Artinya waktu peresepan dan pelayanan di apotek dapat lebih cepat,
lebih mudah dibawa, dan disimpan.
b. Mudah digunakan dan tidak memerlukan keahlian khusus.
c. Dosis mudah diatur karena merupakan sistem satuan dosis (unit dose system).
d. Efek yang ingin dihasilkan dapat diatur, yaitu dapat lepas lambat, extended release, enteric
tablet, orros, dan sebagainya.
e. Bentuk sediaan tablet lebih cocok dan ekonomis untuk produksi skala besar.
f. Dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak yaitu dengan penambahan salut selaput/salut
gula.
g. Bentuk sediaan tablet memiliki sifat stabilitas gabungan kimia, mekanik, dan mikrobiologi
yang cenderung lebih baik dibanding bentuk sediaan lain.
a. Dapat menimbulkan kesulitan dalam terapi individual karena obat yang berbentuk tablet
biasanya pahit dan terlalu besar. Akibat terlalu besar biasanya sulit ditelan dan juga dapat
berakibat rasa sakit di tenggorokan, dan sebagainya.
b. Waktu hancur lebih lama dibanding bentuk sediaan lain, seperti yang berbentuk larutan,
injeksi, dan sebagainya.
c. Tidak dapat digunakan terhadap pasien yang dalam kondisi tidak sadar atau pingsan.
d. Sasaran kadar obat dalam plasma lebih sulit tercapai.
2. Sediaan Kapsul
Kata kapsul berasal dari bahasa latin, yaitu Capsula. Capsula jika diterjemahkan berarti kotak
kecil atau wadah kecil. Sekarang ini istilah kapsul dalam bidang farmasi menggambarkan sediaan
solida dosis oral yang terdiri dari wadah dan berisi senyawa obat. Wadah yang dimaksud berupa
cangkang dan biasanya biasanya terbuat dari gelatin. Namun demikian, cangkang dapat juga terbuat
dari dari pati atau bahan lain yang sesuai. Kapsul dapat juga diartikan sebagai sediaan padat yang
terdiri dari satu macam obat atau lebih atau bahan inert lainnya yang dimasukan ke dalam cangkang
kapsul gelatin keras atau lunak yang dapat larut.
a. Tidak dapat digunakan untuk diisi dengan zat-zat mudah menguap sebab pori-pori cangkang
tidak menahan penguapan.
b. Tidak untuk zat-zat yang higroskopis (mudah mencair).
c. Tidak untuk zat-zat yang bereaksi dengan cangkang kapsul.
d. Tidak untuk balita.
e. Tidak bisa dibagi (misal ¼ kapsul)
Menurut Farmakope Indonesia, yang dimaksud supositoria dan ovula adalah sediaan padat
yang digunakan melalui dubur, umumnya berbentuk torpedo, dapat melarut, melunak atau meleleh
pada suhu tubuh (Farmakope Indonesia Edisi III). Sementara itu menurut Farmakope Indonesia Edisi
IV kedua sedian tersebut didefinisikan sebagai sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk,
yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra.
a. Mudah digunakan untuk pengobatan lokal pada rectum, vagina ataupun urethra. Misalnya,
wasir, infeksi dan lain sebagainya.
b. Sebagai alternatif bila penggunaan melalui oral tidak dapat dilakukan. Misalnya: pada bayi,
pasien debil (lemas, tidak bertenaga), muntah-muntah, gangguan sistem pencernaan (mual,
muntah), dan kerusakan saluran cerna.
c. Obat lebih cepat bekerja, karena absorpsi obat oleh selaput lendir rectal langsung ke
sirkulasi pembuluh darah.
d. Untuk mendapatkan “prolonged action” (obat tinggal ditempat tersebut untuk jangka waktu
yang dikehendaki).
e. Untuk menghindari kerusakan obat pada saluran cerna.
f. Dapat menghindari first fast efek dihati.
Teknik dalam pebuatan sediaan tablet dapat dbagi menjadi 3 metode, yaitu metoda granulasi basah,
metoda granulasi kering, dan metoda cetak (kempa) langsung. Perbedaan dari ketiga metode diatas
dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Perbedaan Tahap Ketiga Metode Pembuatan Tablet
No. Granulasi Basah Granulasi Kering Cetak Langsung
Mencampur zat aktif dan Mencampur semua serbuk Mencampur semua serbuk
eksipien (komponen dalam) (fase dalam dan fase luar) (semua komponen) dalam
1
dalam alat campur atau hanya fase dalam saja alat campur menjadi massa
dalam alat campur kempa
Membuat/menyiapkan Membuat gumpalan serbuk Massa kempa dicetak
2 cairan pengikat dalam mesin kompaktor menjadi tablet jadi dalam
mesin tablet
Membuat massa granulasi Mengecilkan gumpalan
3 serbuk dengan cairan (mengayak) dengan mesin
pengikat dalam alat campur granulator
Menggranulasi basah massa Mencampur granul dengan
granul dengan ayakan komponen luar (lubrikan,
nomor mesh 6 – 12 dalam desintegran, dan glidan)
4
mesin granulator dalam mesin pencampur
khusus menjadi massa
kempa
Granul basah dikeringkan Massa kempa dikempa
dikeringkan pada suhu menjadi tablet jadi dalam
5
kurang lebih 50 – 60oC dalam mesin tablet
lemari pengering
Langkah-langkah Pembuatan:
1. Bahan aktif dan eksipien masing-masing dihaluskan terlebih dahulu dalam mesin penggiling.
2. Campurkan ekstrak, laktosa dan amilum manihot (pengembang dalam) sampai homogen,
ditambahkan larutan gelatin sedikit demi sedikit sambil digerus.
3. Granul kemudian dikeringkan pada suhu 40ᴼC.
4. Kemudan diayak melalui pengayak dengan nomor mesh 18 – 20.
5. Lalu ditimbang dan ditambahkan mg stearat, talk dan amilum manihot (pengembang luar).
6. Kemudian dilakukan pengujian granul.
7. Massa granul yang memenuhi syarat siap dicetak.