Anda di halaman 1dari 4

Kondisi Biopori di Lingkungan Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam - UNESA

Disusun oleh :
1. Zaidatun Na'imah (18041344004)
2. Aulia Nur Hanifah (18041344008)
3. Dimas Baharudin (18041344011)
4. Karina Sheillah N F (18041344019)
5. Fatima Azzahra (18041344024)
6. Dannis Indra K (18041344026)
7. Mia Auliana P A (18041344029)
8. Prihatini Alfath (18041344034)
9. Laili Asya Mufarikha (18041344037)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN IPS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2020
Permasalahan: Kondisi Biopori di Lingkungan Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam - UNESA

Pada musim penghujan seperti sekarang ini, banyak terjadi genangan air yang terjadi
di beberapa tempat. Hal ini bisa disebabkan oleh lebih rendahnya posisi tempat tersebut dari
saluran air atau juga bisa disebabkan oleh kurang sempurnanya tempat tersebut menyerap air
karena permukaan tanah tertutup oleh paving atau aspal. Berangkat dari masalah tersebut,
banyak orang membuat biopori sebagai penampung/ saluran resapan air sehingga bisa
menjadi jalan keluar air menuju tanah.
Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan lubang silinder yang digali secara vertikal
ke dalam tanah yang memiliki diameter kurang lebih 10cm dengan kedalaman 1 meter (tidak
melebihi muka air tanah). Biopori digali menggunakan bor khusus biopori sehingga
menghasilkan ukuran seragam (Brata, 2008). Biopori bertujuan untuk meningkatkan
peresapan air ke dalam tanah, sehingga pemasangan biopori harus berada pada tempat yang
dilalui air atau pada tempat yang biasanya tergenang saat musim hujan, seperti permukaan
tanah yang tertutup paving.
Di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam - UNESA, hampir seluruh
permukaan tanah tertutup paving, sehingga menghambat laju aliran air menuju tanah.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, didapatkan Fakultas MIPA sangat minim
bioporinya. Alhasil kawasan tersebut tergenang air di beberapa titik saat setelah hujan deras,
kondisi tersebut menjadi lebih parah ditambah kawasan FMIPA dan sebagian Fakultas
Teknik berada pada ketinggian lebih rendah daripada kawasan sekelilingnya (sungai dan
danau), sehingga air yang tak tertampung pada sungai dan danau menuju ke fakultas tersebut.
Hasil Wawancara

Biopori di lingkungan FMIPA terhitung tidak banyak, terhitung kurang lebih ada 10
biopori yang ada di lingkungan FMIPA, hanya terpasang di sekretariatan ormawa dan di
joglo biologi, sebab banyak daerah dataran yang berpaving. Biopori yang telah terpasang
tersebut ada yang masih belum optimal penggunannya, sebagian ada yang berfungsi dan ada
yang tidak berfungsi dengan baik. Sebagian besar kondisi jalanan di FMIPA berpaving dan
terdapat pembatas-pembatas beton yang tidak disertai saluran air yang banyak, sehingga pada
saat musim hujan, air hanya bisa meresap pada dataran bertanah dan pada beberapa biopori
yang terpasang, kondisi biopori yang lainnya tersumbat akibat permukaan biopori (lubang-
lubang) tersebut tertutup oleh sampah, seperti daun dan lainnya.
Apa lagi pada saat terjadi hujan deras dalam jangka waktu yang lama dan daerah
FMIPA merupakan daerah dataran rendah sehingga menyebabkan genangan air bahkan banjir
di beberapa titik selingkung FMIPA terutama disekitar bosem dan gedung dekanat. Hal
tersebut cukup menganggu akses jalan, terutama bagi mahasiswa yang memiliki jadwal
kuliah sampai sore hari. Selain itu, kemungkinan lainnya disebabkan oleh adanya sumbatan
di saluran pematusan sehingga air tidak dapat mengalir dengan lancar. Kondisi tersebut dapat
mudah teratasi apabila warga FMIPA memberlakukan FMIPA Eco Campus dengan sungguh-
sungguh. FMIPA Eco Campus merupakan serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk
menjaga lingkungan tetap bersih, seperti pembuatan tempat sampah agar tidak membuang
sampah sembarangan, pembuatan biopori dalam jumlah yang lebih banyak, melakukan
pengecekan secara rutin tempat-tempat dimana air seharusnya dapat mengalir atau meresap,
seperti membersihkan selokan; membersihkan sampah daun yang tertimbun pada permukaan
biopori agar bipori dapat berfungsi kembali seperti semula. Selain itu,perlu diperbanyaknya
saluran air sebagai salah satu alternatif apabila pada saat hujan air yang tidak dapat menyerap
kedalam tanah dapat masuk ke got-got melalui saluran air tersebut, dan terakhir yang paling
utama adalah perlunya peningkatan kesadaran para warga kampus dalam menjaga kebersihan
lingkungan, melalui tindakan terkecil yakni membuang sampah pada tempatnya.

Narasumber:
1. Dayliana Tunas Putri Pend. Fisika (2018)
2. Umi Hidayatunnisa Pend. Sains (2017)
3. Triwulan Mayliana Pend. Sains (2018)
Kesimpulan
Lubang biopori adalah sebuah lubang silindris yang dibuat dan dimasukkan ke dalam tanah
secara vertikal, dipertuntukan sebagai metode resapan air yang tujuannya untuk mengurangi
genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah.
Lubang biopori memiliki banyak manfaat yang berguna untuk lingkungan, salah
satunya merupakan tempat pembuangan sampah organik yang nantinya akan berubah
menjadi pupuk kompos yang dapat membantu menyuburkan tanaman di sekitar lubang
biopori tersebut.
Lubang biopori sendiri selain berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah organik
juga mempunyai peranan penting dalam menanggulangi banjir bencana banjir, banyaknya
jumlah lubang biopori dapat menambah daya resap tanah terhadap air sehingga mampu untuk
menanggulangi bencana banjir.

Anda mungkin juga menyukai