Anda di halaman 1dari 65

INSTALASI ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP (ESP)

DI PT.PERTAMINA UBEP ADERA


SUMATERA SELATAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Mesin

Disusun Oleh :
Nama : M.NOFRIANDI
No. Mahasiswa : 10525041

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2012/2013
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

INSTALASI ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP (ESP)


DI PT.PERTAMINA UBEP ADERA
SUMATERA SELATAN

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Disusun Oleh :

Nama : M.NOFRIANDI
No. Mahasiswa : 10525041

Yogyakarta, ___________20__

Dosen Pembimbing, Pembimbing Lapangan,

_______________ _______________

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala


limpahan rahmat, hidayah, dan karunianya, sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan kerja praktek ini dengan lancar. Sholawat dan salam semoga tetap
tercurah kepada junjungan nabi Muhammad SAW.
Laporan kerja praktek ini merupakan tugas yang harus ditempuh oleh setiap
mahasiswa Strata_1 guna untuk memenuhi persyaratan kerja praktek serta
melengkapi kurikulum di Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Dengan rasa tanggung jawab dan
keinginan yang tinggi penyusun mengembangkan pikiran melalui karya tulis
yang sederhana ini adapun judulnya INSTALASI ELECTRICAL
SUBMERSIBLE PUMP (ESP) DI PT. PERTAMINA UBEP ADERA
SUMATERA SELATAN.

Dalam penyelesaian laporan ini penulis banyak dibantu oleh berbagai


pihak, karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada:

1. Bpk Agung Nugroho Adi Selaku pembibing KP


2. Seluruh Dosen di Jurusan Teknik Mesin Universitas Islam Indonesia
3. Bpk Sadputra. S. Bagio selaku Asmen Pemeliharaan yang banyak
memberikan bimbingan dan fasilitas kepada penulis
4. Bpk Ruri Heriandi selaku pengawas utama mekanik yang banyak
memberikan penulis pengetahuan baru.
5. Bpk Zulkifli selaku pengawas utama workshop dan sebagai pembimbing
lapangan
6. Bpk Eddifal selaku pengawas utama perencanaan & pemeliharaan
7. Bpk Darmin selaku pengawas utama listrik dan instrument
8. Bpk Syeh selaku staff di listrik dan instrument yang banyak memberikan
penulis materi-materi tentang ESP.

iii
9. Bpk Ridwan Mulkan, yang banyak memberikan masukan, saran serta
fasilitas kepada penulis sehingga dalam pelaksanaan kerja praktek penulis
dapat berjalan lancar
10. Bpk. Mamat sebagai salah satu pegawai di workshop yang banyak
memberikan pengetahuan dasar tentang pompa.
11. Seluruh driver di PT.Pertamina Ubep Adera yang telah mengantarkan
penulis ke lokasi-lokasi sumur yang ada di PT.Pertamina Ubep Adera
12. Mas Yudha yang telah banyak memberikan masukan dan materi kepada
penulis.

Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah


diberikan kepada penulis. Penulis menyadari laporan kerja praktek ini masih jauh
dari sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat
diharapkan oleh penulis. Akhirnya penulis berharap semoga laporan kerja praktek
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten. Amin

Yogjakarta, 31 Desember 2012

Penulis,

M.NOFRIANDI

iv
HALAMAN MOTTO

1.Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas, 112; 1-4)

Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu
dan meneguhkan kedudukanmu. (QS.Muhammad,47: 7)

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu
dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut, 29:57)

1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(QS. Al-„Ashr, 103:1-3)

"Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau musafir.” (H.R. Bukhari)

"Perbanyaklah olehmu mengingat penghancur kenikmatan yaitu : mengingat kematian".


( HR. Tirmidzi dan Nasa'i dan Ibnu Hibban menshohihkannya)

"Ya Allah, jadikanlah dunia di tangan kami, bukan di hati kami." (Abu Bakar)

"Wahai Bani Adam! Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari-hari. Ketika hari telah
berlalu,maka berlalu pulalah sebahagian dari dirimu" (Hasan Al Bashri)

v
Halaman Persembahan
Kupersembahkan karya sederhanaku ini kepada:

Diriku yang masih banyak salah dan khilaf-


Setiap detik hembusan nafasku selalu di intai oleh jemputan maut
Aku membayangkan saat maut itu menjemputku
Masihkah diri ini istiqommah menjadi Pejuang dijalan-Nya?
Saat aku merasakan manisnya iman dalam naungan cinta-Nya
Aku sadar bahwa jalan ini tidaklah mudah
Kadang beban hidup selalu menghampiri di setiap denyut nadiku
Aku tidak boleh mengeluh, Aku tidak akan mengeluh
Sampai Dia memanggilku ke tempat asalku kembali

Kedua Orangtua yang kucintai


21 tahun silam Aku hadir di dunia, belum bisa apa-apa hanya menangis dan menangis. Seiring
berjalannya waktu dengan kasih sayang mamak & bapak Aku mulai tumbuh dan mengenal
kehidupanku. Doakan agar anakmu ini menjadi anak yang sholeh dan menjadi pejuang Agama
Allah.

Kakakku
Yusmawati ., amk
Doakan adikmu ini agar menjadi orang yang bermanfaat dan tidak sia-sia hidup di dunia.
Maafkan adikmu ini apabila banyak salah & khilaf.

Adekku
Dek nabilla( tetep semangat jangan cengeng, semangat sekolahnya … dan semoga dapat juara
ya)

Kekasihku
Yusnia Fairuz (terimakasih atas semangat, doa, dan perhatiannya yang di berikan selama
proses pengerjaan laporan kerja praktek . Tetap semangat, jangan sedih – sedih lagi ya,,,, tetap
pertahankan yang sudah baik saat ini, dan tetap istiqomah.

Teman-Teman Teknik Mesin Universitas Islam Indonesia 2010


Terima kasih buat kalian semua yang sudah memberikan semangat dan informasi.
Selamat berjuang dan berkiprah
Hidup Mesin!!!

vi
ABSTRAK
Oleh :
M.NOFRIANDI
10525041

Proses pengangkatan Minyak bumi dari dalam sumur ke permukaan


terdiri dari beberapa metode, antara lain sumur sembur alam (natural
flow) dan sumur sembur buatan (artificial lift). Sumur sembur alam adalah sumur
yang mengangkat fluida reservoir dari dasar sumur ke permukaan dengan
kemampuan alamiah tekanan formasi (natural flow). Apabila tekanan formasi
sudah mulai mengecil sehingga tidak dapat untuk mengangkat fluida ke
permukaan, maka baru dilakukan pengangkatan buatan Salah satu jenis
pengangkatan buatan yang bisa dilakukan adalah dengan Electric Submersible
Pump (ESP).
Unit Electric Submersible Pump mempunyai dua bagian utama, yaitu:
Peralatan di atas permukaan (Surface Hole Equipment ESP) yang terdiri
dari wellhead, junction box, switchboard, transformer dan Peralatan di bawah
permukaan (Down Hole Equipment ESP) yang terdiri dari Motor Listrik,
Protector, Gas separator, Pump intake, Pompa, Electric Cable, Check Valve,
Bleeder Valve dan Centralizer.
Prinsip kerja Electric submersible pump adalah berdasarkan pada prinsip
kerja pompa sentrifugal dengan sumbu putarnya tegak lurus. Pompa sentrifugal
adalah motor hidrolik dengan jalan memutar cairan yang melalui impeller pompa,
cairan masuk ke dalam impeller pompa menuju poros pompa, dikumpulkan oleh
diffuser kemudian akan dilempar ke luar. Oleh impeller tenaga mekanis motor
dirubah menjadi tenaga hidrolik.

Kata Kunci : Electrical Submersible, Impeller, Difuser, Downhole Equipment,


Surfacehole Equipment, junction box.

vii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................................... i


Lembar Pengesahan Pembimbing .......................................................................... ii
Kata Pengantar ....................................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v
Halaman Persembahan .......................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
Daftar Isi .............................................................................................................. viii
Daftar Tabel ........................................................................................................... xi
Daftar Gambar ...................................................................................................... xii
Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Pelaksanaan .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan ...................................................................................................... 3
1.3.1 Tujuan yang bersifat umum .............................................................. 3
1.3.2 Tujuan yang bersifat khusus ............................................................. 3
1.4 Manfaat .................................................................................................... 3
1.4.1 Manfaat Bagi Perusahaan ................................................................. 3
1.4.2 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi ....................................................... 4
1.4.3 Manfaat Bagi Mahasiswa ................................................................. 4
1.5 Sistematika Penulisan .............................................................................. 4
Bab 2 Profil perusahaan .......................................................................................... 6
2.1 Sejarah Singkat PT. PERTAMINA ......................................................... 6
2.2 Sejarah Singkat PT Pertamina UBEP ADERA ....................................... 7
2.3 Struktur Organisasi PT Pertamina EP Ubep Adera ................................. 9
Bab 3 Kegiatan Produksi ...................................................................................... 10
3.1 Fasilitas Produksi di wilayah PT. Pertamina EP Ubep Adera ............... 10
3.2 Stasiun Pengumpul (SP) di Area PT. Pertamina EP Ubep Adera ......... 10
3.2.1 Stasiun Pengumpul Raja 2 .............................................................. 10
3.2.2 Stasiun pengumpul dewa ................................................................ 11
3.2.3 Stasiun pengumpul Abab 2 ............................................................. 12
viii
3.2.4 Stasiun Pengumpul Abab 3 ............................................................ 12
3.3 Pusat Pengumpul Produksi (PPP) di Pengabuan .................................. 13
3.4 Process Flow Diagram (PFD) Secara Umum di Stasiun Pengumpul ... 14
Bab 4 Hasil dan Pembahasan ............................................................................... 16
4.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 16
4.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 17
4.3 Batasan Masalah .................................................................................... 17
4.4 Tinjauan Pustaka .................................................................................... 17
4.4.1 Prinsip Kerja Electric Submersible Pump (ESP)............................ 17
4.4.2 Peralatan Electric Submersible Pump ............................................ 18
4.4.3 Peralatan di Atas Permukaan .......................................................... 18
4.4.4 Peralatan di Bawah Permukaan ...................................................... 22
4.5 Analisis Masalah .................................................................................... 31
4.5.1 Permasalahan Instalasi ESP di Pertamina EP UBEP ADERA ....... 31
4.5.2 Gangguan kinerja/kerusakan yang terjadi pada Pompa ESP .......... 33
4.6 Pembahasan Masalah ............................................................................. 35
4.6.1 Penyimpanan Komponen dan Kabel ESP ....................................... 36
4.6.2 Penanganan Lifting Untuk Komponen dan Kabel ESP. .................. 37
4.6.3 Lifting Alternatif Untuk Komponen ESP ........................................ 38
4.6.4 Transportasi Komponen ESP ......................................................... 38
4.6.5 Prosedur Inspeksi Peralatan ............................................................ 39
4.6.6 Rancangan Kabel dan Peralatan ..................................................... 40
4.6.7 Pengukuran Tahanan Winding (Phase to Phase) Motor ................. 41
4.6.8 Pemeriksaan Putaran Dan Kedudukan Shaft Pompa ...................... 42
4.6.9 Pemeriksaan Tahanan Isolasi Kabel .............................................. 43
4.6.10 Prosedur Instalasi Motor dan Gauge ............................................. 44
4.6.11 Prosedur Pengisian Minyak Motor ................................................. 45
4.6.12 Prosedur Instalasi MLE (Motor Lead Extension) ........................... 46
4.6.13 Prosedur Instalasi Servis Busi Panjang dan Pendek ....................... 47
4.6.14 Prosedur Pengganjal Pompa ........................................................... 47
4.7 Langkah-langkah Sebelum Instalasi Rangkaian ESP ............................ 48
4.7.1 Motor .............................................................................................. 48

ix
4.7.2 Protector ......................................................................................... 48
4.7.3 Cable Power .................................................................................... 48
4.7.4 Prosedur Instalasi rangkaian ESP ................................................... 48
Bab 5 Penutup ....................................................................................................... 49
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 49
5.2 SARAN .................................................................................................. 50
Daftar Pustaka
Lampiran

x
DAFTAR TABEL

Tabel 1-1 Fasilitas Produksi di wilayah PT. Pertamina UBEP ADERA............. 10


Tabel 2-1 Data Kerusakan Pompa ESP ................................................................ 32
Tabel 4. 1 Tahanan Winding Motor ..................................................................... 41
Tabel 4. 2 Ukuran ujung shaft dengan ujung base/head yang diizinkan .............. 42

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Wilayah Kerja PT.Pertamina EP ....................................................... 7


Gambar 2. 2 Peta Abab Dewa Raja (Adera) ........................................................... 8
Gambar 2. 3 struktur organisasi PT Pertamina EP Ubep Adera ............................. 9
Gambar 3. 1 Lokasi Stasiun Pengumpul Raja..................................................11
Gambar 3. 2 Lokasi Stasiun Pengumpul Dewa .................................................... 11
Gambar 3. 3 Lokasi Stasiun Pengumpul Abab 2 .................................................. 12
Gambar 3. 4 Lokasi Stasiun Pengumpul Abab 3 .................................................. 13
Gambar 3. 5 Lokasi Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Pengabuan ..................... 13
Gambar 3. 6 Process Flow Diagram di Stasiun Pengumpul secara umum .......... 14
Gambar 4. 1 Susunan Lengkap Peralatan ESP................................................18
Gambar 4. 2 Wellhead .......................................................................................... 19
Gambar 4. 3 Junction Box .................................................................................... 20
Gambar 4. 4 Switchboard ..................................................................................... 20
Gambar 4. 5 Genset .............................................................................................. 21
Gambar 4. 6 Trafo ................................................................................................ 22
Gambar 4. 7 Pressure Sensing Instruments .......................................................... 23
Gambar 4. 8 Motor Pompa Benam Listrik ........................................................... 24
Gambar 4. 9 Protector ........................................................................................... 25
Gambar 4. 10 Gas Separator ................................................................................. 26
Gambar 4. 11 Unit Pompa ESP ............................................................................ 27
Gambar 4. 12 Jenis Flat dan Round Cable ........................................................... 28
Gambar 4. 13 komponen pompa........................................................................... 29
Gambar 4. 14 Centralizer...................................................................................... 29
Gambar 4. 15 Cable guard .................................................................................... 30
Gambar 4. 16 Cable band ..................................................................................... 30
Gambar 4. 17 Tempat penyimpanan peralatan ..................................................... 36
Gambar 4. 18 Kabel dalam bentuk kumparan ..................................................... 36
Gambar 4. 19 Lifting untuk komponen ESP ........................................................ 37
Gambar 4. 20 Lifting untuk kabel ESP ................................................................ 37
Gambar 4. 21 Lifting Alternatif ............................................................................ 38
xii
Gambar 4. 22 Truk bermuatan komponen ............................................................ 39
Gambar 4. 23 Prosedur inspeksi perlatan ............................................................. 39
Gambar 4. 24 Rancangan kabel dan peralatan ..................................................... 40
Gambar 4. 25 Mengukur Tahanan Isolasi ES Motor dengan 500 VDC ............... 41
Gambar 4. 26 Memutar shaft..........................................................................42
Gambar 4. 27 Mengukur end play ........................................................................ 42
Gambar 4. 28 Megger 500 VDC Test................................................................... 43
Gambar 4. 29 Instalasi motor dan gauge .............................................................. 44
Gambar 4. 30 Pengisian minyak motor ................................................................ 45
Gambar 4. 31 Prosedur Instalasi MLE ................................................................. 46
Gambar 4. 32 Instalasi servis pelindung busi panjang dan pendek ...................... 47
Gambar 4. 33 Prosedur pengganjal pompa ........................................................... 47

xiii
Bab 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya alam yang
melimpah dan beragam yang dapat digunakan sebagai konstruksi modal dasar.
Diantara kekayaan alam yang sampai dekade ini kontribusinya signifikan
terhadap pendapatan nasional adalah minyak dan gas, baik dalam bentuk mentah,
bentuk setelah melalui proses pemurnian atau setelah diolah dan diberi nilai
tambah bagi proses tersebut menjadi produk-produk petrokimia. Gas alam dan
minyak bumi adalah campuran senyawa hidrokarbon yang terbentuk dari
organisme fosil yang disimpan dalam lapisan bumi selama jutaan tahun. Selama
periode ini, simpanan secara alami dipecah menjadi senyawa hidrokarbon yang
kemudian menjadi gas alam dan minyak bumi. Gas alam lebih sering ditemukan
bersama dengan minyak mentah atau dipisahkan dari minyak mentah. Di tengah
perkembangan teknologi dan penelitian bahan bakar baru yang bebas dari
pencemaran, minyak dan gas alam masih merupakan sumber energi yang paling
mudah didapat dan paling mahal. Minyak merupakan sumber daya alam yang
digunakan sangat luas, tidak hanya sebagai bahan bakar, juga digunakan sebagai
bahan baku dalam industri polimer, tekstil, kosmetik, pelumas, dan lain-lain.
Sementara gas alam merupakan sumber energi murah dan ramah lingkungan.
Penggunaan gas alam sebagai bahan bakar saat ini tumbuh dan berkembang di
berbagai sektor kehidupan, mulai dari industri besar sampai untuk rumah tangga.
Dalam era globalisasi, persaingan adalah hal yang tidak dapat dihindari
lagi.Persaingan di dunia kerja semakin ketat, seiring dengan perkembangan
teknologi yang semakin pesat memerlukan sumber daya manusia yang memiliki
keahlian dan keterampilan yang cukup untuk dapat bersaing dalam dunia kerja.
Oleh karena itu,sumber daya manusia di Indonesia, khususnya sarjana lulusan
perguruan tinggi diharapkan dapat menguasai ilmu pengetahuan umum dan
teknologi dan keterampilan khusus. Selain itu, ada hal yang lebih penting yaitu
hal tersebut dapat menjadi tolak ukur kemampuan individu terhadap pengalaman

1
peraturan yang relevan. Untuk mendukung hal ini, diperlukan kerja sama antara
institusi pendidikan formal dengan industri di Lingkup PT. PERTAMINA yaitu
usaha dari sektor hulu dan hilir. Sektor hulu meliputi minyak, gas dan energi
panas bumi eksplorasi dan produksi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Hal
tersebut di atas adalah dilakukan melalui operasi sendiri dan melalui kemitraan
dalam bentuk kerjasama dengan JOB( Joint Operating Bodies), TAC(Technical
Assistance Contracts) dan JOCs (Joint Operating Contracts), sedangkan sektor
hilir mencakup pengolahan, pemasaran, perdagangan dan pengiriman .
PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi merupakan anak perusahaan PT
PERTAMINA (PERSERO). PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi terlibat
dalam produksi dan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia.
Pada kesempatan Kerja Praktek kali ini, penulis memilih di PT.Pertamina
EP UBEP ADERA SUMATERA SELATAN. Melalui Kerja Praktek inilah
penulis dapat mempelajari dan menimba pengalaman dari orang-orang yang telah
ahli dan berpengalaman dibidangnya, yang dapat memberikan aplikasi ilmu
dalam proses produksi minyak bumi.Selain itu, penulis sebagai mahasiswa juga
dapat mengobservasi langsung di lapangan mengenai eksplorasi dan produksi
minyak bumi tersebut.Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan sarjana di
Indonesia, pengetahuan dan pengalaman kerja yang diwujudkan dalam bentuk
kerja di industri merupakan suatu hal yang mutlak. Melalui program kerja
praktek, mahasiswa diwajibkan untuk dapat menerapkan teori yang telah
diperoleh dari kampus pada kondisi sebenarnya di lapangan.

1.2 Pelaksanaan
Mahasiswa melaksanakan kerja praktek dalam jangka waktu 30 hari, dan
dalam pelaksanaan saat kerja praktek mahasiswa mematuhi peraturan yang ada di
perusahaan.
Di Pertamina di PT. PERTAMINA EP Ubep Adera Sumatera Selatan
mahasiswa kerja praktek hadir pagi hari pukul 07.00 WIB dan selesai sore hari
pada pukul 17.00 WIB, dengan agenda kegiatan yang sudah direncanakan oleh
pembimbing di perusahaan. Dan pada saat melakukan kegiatan di lapangan,
mahasiswa didampingi oleh pembimbing.

2
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan yang bersifat umum


1. Mengetahui informasi mengenai gambaran pelaksanaan pekerjaan
perusahaan atau di institusi tempat kerja praktek berlangsung.
2. Menerapkan ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku
perkuliahan.
3. Untuk meningkatkan daya kreativitas, dan keahlian.
4. Mengetahui, mengenali dan memahami cara kerja Electrical
Submersible Pump yang ada di lokasi.

1.3.2 Tujuan yang bersifat khusus


1. Memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan
strata satu (S-1) di Jurusan Tenik Mesin, Fakultas Teknologi
Industri, Universitas Islam indonesia.

2. Untuk mengetahui metode pemilihan pompa ESP


3. Untuk mengetahui proses operasi ESP dilapangan
4. Untuk mengetahui komponen utama ESP dan spesifikasi tools
yang digunakan pada perusahaan yang bersangkutan.
5. Untuk memahami dan mengerti tentang ESP.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Perusahaan


1. Perusahaan dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa yang kerja
praktek dalam membantu menyelesaikan tugas-tugas untuk
kebutuhan di unit-unit kerja yang relevan.
2. Dapat diperoleh informasi mengenai kerja praktek dan dapat
dipergunakan untuk pengambilan langkah selanjutnya.
3. Perusahaan mendapatkan alternatif calon karyawan pada
spesialisasi yang ada pada perusahaan tersebut.

3
4. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan
bermanfaat antara perusahaan tempat kerja praktek dengan di
Jurusan Tenik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Islam indonesia.

1.4.2 Manfaat Bagi Perguruan Tinggi


1. Sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan mutu mahasiswa
dimasa yang akan datang.
2. Membina hubungan baik antara akademika dan instansi yang
bersangkutan.
3. Menyiapkan lulusan yang baik dan siap kerja.

1.4.3 Manfaat Bagi Mahasiswa


1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi dilingkungan
kerja.

2. Dapat mengaplikasikan keilmuan yang diperoleh dibangku kuliah


dalam praktek dan kondisi kerja yang sebenarnya.
3. Dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap perusahaan
tempat mahasiswa kerja praktek.

1.5 Sistematika Penulisan


Penyusunan Laporan kerja praktek ini sebagai berikut :

1. Bagian Persiapan
a. Halaman Judul
b. Halaman Pengesahan
c. Kata Pengantar
d. Abstrak
e. Daftar Isi
f. Daftar Tabel
g. Daftar Gambar

4
2. BAB 1 PENDAHULUAN
Memaparkan tentang latar belakang , pelaksanaan, manfaat dan tujuan
perencanaan, dan sistematika penulisan laporan.
3. BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN
Memaparkan sejarah singkat PT Pertamina, dan struktur Organisasi PT
Pertamina EP Ubep Adera
4. BAB 3 KEGIATAN PRODUKSI
Memberikan penjelasan secara umum mengenai Stasiun Pengumpul (SP)
di Area PT Pertamina EP Ubep Adera dan Pusat Pengumpul Produksi
(PPP) di Pengabuan
5. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisikan tentang latar belakang masalah,batasan masalah, tinjauan
pustaka,dan analisis pembahasan.
6. BAB 5 PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
lampiran

5
Bab 2
PROFIL PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Singkat PT. PERTAMINA


Minyak dan gas bumi merupakan salah satu sumber devisa yang
memegang peranan penting dalam pembangunan Nasional. Usaha pengeboran
minyak di Indonesia pertama kali dilakukan oleh Jan Raerink pada tahun 1871 di
Cibodas dekat Majalengka (Jawa Barat). Namun usaha tersebut mengalami
kegagalan. Kemudian dilanjutkan oleh Aeilko Jan Zijkler yang melakukan
pengeboran di Telaga Tiga (Sumatera Utara) pada tanggal 15 juni 1885 berhasil
di temukan sumber minyak komersial yang pertama di Indonesia. Sejak itu
berturut-turut di temukan sumber minyak bumi di Kruka (Jawa Timur) tahun
1887. Ledok, Cepu (Jawa Tengah) Pada tahun 1901. Pamusian, Tarakan tahun
1905 dan di Talang Akar Pendopo (Sumatera Selatan) tahun 1921. Penemuan-
penemuan dari penghasil minyak lain mendorong keinginan maskapai perusahaan
asing seperti Royal Deutche Company, Sheel, Caltex, Stanvac dan maskapai-
maskapai lainnya untuk turut serta dalam usaha pengeboran minyak di Indonesia.
Setelah Kemerdekaan Indonesia, terjadi beberapa perubahan pengelolaan
perusahaan minyak di Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 1957 atas perintah
Mayjend Dr. Ibnu Soetowo PT TMSU diubah menjadi PT PERMINA. Kemudian
dengan PP . No. 198/1961, PT PERMINA dilebur menjadi PN PERTAMINA.
Pada tanggal 20 Agustus 1968 berdasarkan PP. No. 27/1968 PN
PERMINA dirubah menjadi PN PERTAMINA.
Sebagai landasan kerja baru lahirlah UU. No. 8/1971 pada tanggal 15
September 1971. Sejak saat itu PN PERTAMINA diubah menjadi
PERTAMINA, yang merupakan satu-satunya perusahaan minyak nasional yang
berwenang mengolah semua bentuk kegiatan di bidang Industri Perminyakan di
Indonesia dengan tiga tugas utama yaitu :
1. Menyediakan dan menjamin pemenuhan BBM (Bahan Bakar
Minyak).
2. Sebagai sumber devisa Negara.

6
3. Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih Teknologi
dan Pengetahuan .

2.2 Sejarah Singkat PT Pertamina UBEP ADERA


ADERA adalah akronim dari Abab, Dewa dan Raja yang merupakan 3
Blok Lapangan eksploitasi seperti yang ditunjukkan pada Gambar.2.1 Sejarah
singkat Lapangan Abab, Raja dan Dewa diawali dengan ditemukan minyak di
Lapangan Talang Akar oleh NKPM pada tahun 1916, Lapangan Pendopo pada
tahun 1927, Lapangan Jirak tahun 1930, Lapangan Benakat tahun 1933,
Lapangan Raja tahun 1936 dan Lapangan Abab serta Betun pada tahun 1950.
Pada tahun 1959 PT. Stanvac Indonesia mulai beroperasi di Lapangan Abab, Raja
dan Dewa. Pada tahun 1983 diserahkan ke Perusahaan Pertamina dan
dioperasikan oleh Pertamina sendiri, kemudian berdasarkan kontrak EOR tanggal
5 Juni 1993 eksploitasi minyak Lapangan Abab, Raja dan Dewa dengan luas
wilayah sekitar 147 km2 dikelola secara kemitraan oleh Pertamina bersama Citra
Patenindo Nusa Pratama dengan membentuk Joint Operating Body (JOB)
Pertamina - CPNP.

Gambar 2. 1 Wilayah Kerja PT.Pertamina EP

7
Pada tanggal 29 Desember 1998, CPNP mengalihkan kemitraannya
kepada HED (Indonesia) Inc., sehingga kegiatan eksploitasi diteruskan oleh JOB
Pertamina - HEDI. Selanjutnya pada bulan Mei 2004 kemitraan HED (Indonesia)
Inc dialihkan ke Lekom Maras Pengabuan dan JOB Pertamina - HEDI berubah
menjadi JOB Pertamina - Lekom Maras. Pada tanggal 22 April 2009, berakhirnya
kontrak JOB Pertamina - Lekom Maras maka terhitung mulai tanggal 23 April
2009 Lapangan Abab, Dewa dan Raja (Adera) dikelola sendiri oleh PT.
Pertamina EP dalam bentuk Unit Bisnis EP (UBEP) Adera. Ada beberapa
fasilitas produksi yang beroperasi dan tersebar di beberapa bagian daerah UBEP
Adera, Fasilitas fasilitas tersebut antara lain SP Dewa, SP Raja 2, SP Abab 2, SP
Abab 3 dan Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Pengabuan. antara lain 10 Stasiun
Pengumpul (SP), 1 Stasiun Pengumpul Utama (SPU) dan 2 Stasiun Kompresor
Gas (SKG), selain itu ada juga beberapa pipa penyalur atau trunk line yang
menghubungkan satu SP dengan PPP. Dari survey diketahui bahwa produksi
UBEP ADERA adalah 2000 BOPD yang dihasilkan oleh 33 buah sumur
produksi. Peta Abab Dewa Raja dapat dilihat pada gambar 2.2 .

X'
B' C'
Q' N

P' D' E'


O'

JOB GSIL NON PROD. AREA


M '
1,790.657
N m2
'
V' W'
SP

S' L'
R'

PRODUCTIVE AREA F'


T'
33,088.249 m2 K'
U'
SP

Abab Block
NON PRODUCTIVE AREA
26,927.662 m2
55,443.934 m2 J'

Dewa Block NON PRODUCTIVE AREA


20,565.037 m2

JOB P-LM
73,675.512 m2
PRODUCTIVE AREA
25,303.152 m2
NON PRODUCTIVE
OPEN AREA
NON PRODUCTIVE AREA
11,947.646 m2
9,497.052 m2

JOB P-LM
NON PRODUCTIVE AREA
9,497.052 m2
NON PRODUCTIVE AREA
NON PRODUCTIVE AREA
16,254.425 m2
16,254.425 m2
NON PRODUCTIVE
OPEN AREA
2,815.647 m2

Raja Block
45,807.079 m2
JOB PERTAMINA - LEKOM MARAS
NON PRODUCTIVE AREA PRODUCTIVE AREA SOUTH SUMATRA
16,254.425 m2 26,737.007 m2 PENGABUAN AREA

ABAB-RAJA-DEWA TAX MAP

Gambar 2. 2 Peta Abab Dewa Raja (Adera)

8
2.3 Struktur Organisasi PT Pertamina EP Ubep Adera
PT Pertamina EP Ubep Adera mempunyai struktur organisasi yang
menerangkan hubungan kerja antara bagian yang satu dengan bagian yang
lainnya dan juga mengatur hak dan kewajiban masing-masing bagian. Tujuan dari
dibuatnya struktur organisasi adalah untuk mempertegas kedudukan suatu bagian
dalam menjalankan tugas sehingga mempermudah untuk mencapai tujuan dari
organisasi yang telah ditetapkan, maka biasanya struktur dibuat sesuai dengan
tujuan organisasi sendiri. Gambar struktur organisasi dapat dilihat pada gambar
2.3.

Gambar 2. 3 struktur organisasi PT Pertamina EP Ubep Adera

9
Bab 3
KEGIATAN PRODUKSI

3.1 Fasilitas Produksi di wilayah PT. Pertamina EP Ubep


Adera
Adapun fasilitas produksi yang dimiliki oleh PT. PERTAMINA EP
UBEP ADERA dapat di lihat dalam tabel 1-1 dibawah ini.

Tabel 1-1 Fasilitas Produksi di wilayah PT. Pertamina UBEP ADERA


Lokasi
No Fasilitas
SP Abab 2 SP Raja 2 SP Dewa
1 Sumur Produktif 9 13 11
2 Sumur Tidak Aktif 95 80 31
3 Sumur Abundant/Plugged 28 21 12
4 Sumur Injeksi 2 3 3
5 Jalan Akses/Jalur Pipa 12 km 16 km 22 km
6 Skimming Pit 275 m³ 595 m³ 882 m³
7 Ground Pit 2768 m³ 67691 m³ 7594 m³
Sumber : Pertamina EP Unit Bisnis Pertamina EP, 2010

3.2 Stasiun Pengumpul (SP) di Area PT. Pertamina EP Ubep


Adera

3.2.1 Stasiun Pengumpul Raja 2


Stasiun Pengumpul Raja 2 adalah bagian dari Lapangan Raja memiliki
dua unit stasiun pengumpul yaitu SP Raja 2 itu sendiri dan SP Raja 3 yang
terletak di koordinat latitude 3o19’2.77” seperti yang ditunjukan pada gambar
3.1. Produksi minyak rata-rata mencapai 900 BOPD yang dihasilkan dari 12 - 16
sumur aktif. Produksi ini di salurkan ke Pangabuan dalam bentuk Single Phase
HC Liquid sejauh 4 kilo meter. Lapangan Raja juga menghasilkan gas dari 1
(satu) sumur aktif sebesar 0.822 MMSCFD yang disalurkan melalui pipa dalam
Tanah. Jumlah air terproduksi yang dihasilkan rata-rata 6.185 BWPD yang
diinjeksikan ke dalam 4 - 6 unit sumur injeksi.

10
Gambar 3. 1 Lokasi Stasiun Pengumpul Raja

3.2.2 Stasiun pengumpul dewa


Stasiun Pengumpul Dewa terletak pada koordinat Lattitude 3o15’50.91”
dan Longitude 104o02’15.49” E. Stasiun pengumpul Dewa dapat dilihat pada
gambar 3.2 . Dari Lapangan Dewa minyak/Crude Oil yang berasal dari 7 - 10 unit
sumur aktif keluar rata-rata 400 BOPD dan masuk ke SP Dewa. Setelah melalui
proses, Crude Oil disalurkan ke Pangabuan sejauh 18 km melalui pipa
permukaan Disamping itu Air terproduksikan rata-rata 4600 BWPD yang
ditampung pada skimming pit kemudian dipompa ke 2 (dua) unit sumur injeksi
yaitu sumur DWA # 01 dan DWA # 05.

Gambar 3. 2 Lokasi Stasiun Pengumpul Dewa


11
3.2.3 Stasiun pengumpul Abab 2
Stasiun Pengumpul Abab 2 terletak pada koordinat Lattitude 3o 12’ 57.54”
S dan Longitude 104o10”17.39” E.Seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.3.
Stasiun Pengumpul Abab 2 menerima produk/transfer minyak dari Stasiun Abab
3 yang kemudian memompakan Crude Oil dalam bentuk Single Phase HC Liquid
ke PPP Pagabuan sebanyak rata-rata 300 BOPD melalui pipeline di atas
permukaan sepanjang 7 Km. Stasiun Abab 2 terletak cukup jauh dari pemukiman
penduduk.

4.
5.
6.

Gambar 3. 3 Lokasi Stasiun Pengumpul Abab 2

3.2.4 Stasiun Pengumpul Abab 3


Stasiun Pengumpul Abab 3 terletak pada koordinat Lattitude 3o 10’ 39.94”
S dan Longitude 104o08”17.19” E. Stasiun ini cukup kecil dimana minyak dari
sumur dipompakan langsung ke storage tank. Selanjutnya dengan transfer pump
dikirim ke Stasiun Abab 2 untuk diproses. Stasiun Pengumpul Abab 3 dapat
dilihat pada gambar 3.4 .

12
Gambar 3. 4 Lokasi Stasiun Pengumpul Abab 3

3.3 Pusat Pengumpul Produksi (PPP) di Pengabuan


Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Pangabuhan terletak pada koordinat
Lattitude 3o 15’ .88” S dan Longitude 104o09”48.90” E. PPP Pengabuan ini
menampung minyak hasil produksi semua SP Field Adera, dimana dari PPP
Pengabuan ini minyak ditransferkan ke PPP Prabumulih. Selain itu di PPP
Pengabuan ini terkumpul gas hasil keluaran SP Field Adera untuk diteruskan
menuju ke Stasiun Pengumpul Gas (SPG) Cambai. Dapat dilihat pada gambar
3.5.

Gambar 3. 5 Lokasi Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Pengabuan

13
3.4 Process Flow Diagram (PFD) Secara Umum di Stasiun Pengumpul
Secara umum process flow diagram di stasiun pengumpul dapat di lihat pada gambar 3.6 di bawah ini.

Gambar 3. 6 Process Flow Diagram di Stasiun Pengumpul secara umum

14
Deskripsi Proses :
Fluida Tiga Fasa (Minyak+Gas+Air) dengan tekanan 50 psig (345 kPa) dan
temperatur 220 F (104 ºC) mengalir dari sumur produksi melalui pipeline ke
manifold (Header). Dari manifold fluida dialirkan menuju ke separator produksi
(low pressure separator) . Di dalam separator terjadi pemisahan antara fluida gas
dengan fluida cair (minyak & air) karena perbedaan densitas, fluida gas (densitas
rendah) mengalir menuju scrubber dan fluida cair mengalir menuju ke bejana
tekan Free Water Knock Out (FWKO). Di dalam scrubber terjadi pemisahan
antara gas basah dengan gas kering, aliran gas kering yang sudah terpisahkan
selanjutnya mengalir menuju filter gas untuk digunakan sebagai bahan bakar
engine (pompa, genset, heater treater), sedangkan aliran fasa gas basah dengan
presentase yang kecil dialirkan langsung menuju ke sistem flaring untuk dibakar.
Terjadi pemisahan fluida cair (minyak+air) di dalam bejana FWKO. Fasa air
dialirkan menuju ke skimming pit dan fasa minyak dialirkan menuju ke heater
treater untuk dipanaskan. Pemanasan minyak di dalam heater treater bertujuan
untuk menurunkan viskositas. Dari heater treater minyak dialirkan ke dalam
tangki produksi. Fasa air yang mengalir ke skimming pit melalui beberapa tahap
pemisahan dan penyaringan, dimana fasa air di tahap terakhir dipompa ke dalam
media filter untuk dipisahkan antara fasa air dan pengotor-pengotornya, fasa air
yang sudah terpisahkan dipompakan menuju ke pompa injeksi untuk selanjutnya
diinjeksi ke sumur-sumur injeksi. Proses ini adalah proses yang umum di
gunakan didalam stasiun-stasiun pengumpul. Untuk detail process flow diagram
untuk setiap stasiun pengumpul di PT. Pertamina EP Ubep Adera dapat dilihat
pada lampiran.

15
Bab 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

TOPIK PEMBAHASAN : INSTALASI ELECTRICAL SUBMERSIBLE


PUMP DI PT PERTAMINA EP UBEP ADERA SUMATERA SELATAN

4.1 Latar Belakang Masalah


Proses pengangkatan fluida dari dalam sumur ke permukaan terdiri dari
beberapa metode, antara lain sumur sembur alam (natural flow) dan sumur
sembur buatan (artificial lift). Sumur sembur alam adalah sumur yang
mengangkat fluida reservoir dari dasar sumur ke permukaan dengan kemampuan
alamiah tekanan formasi (natural flow). Apabila tekanan formasi sudah mulai
mengecil sehingga tidak dapat untuk mengangkat fluida ke permukaan, maka
dilakukan pengangkatan buatan salah satu jenis pengangkatan buatan yang
dilakukan adalah metode Electric Submersible Pump (ESP).
ESP merupakan pompa sentrifugal yang bertingkat (stages) dimana setiap
tingkatnya terdiri dari komponen utama yaitu impeller dan difusser. Impeller
merupakan bagian yang berputar yang berfungsi memberikan kecepatan terhadap
cairan yang di pompakan dan difusser merupakan bagian yang diam yang
berfungsi merubah tenaga yang berupa kecepatan tinggi menjadi kecepatan rendah
tetapi memiliki tenaga yang tinggi. Sistem kerja pada pompa ESP adalah ketika
impeller berotasi pada sebuah difusser yang statis yang memiliki suatu masuk
lubang yang sentral dan suatu lubang keluar yang tangensial maka Tekanan
berkembang pada dinding dalam diffuser semental dinding berlengkung
mendorong fluida bergerak ke dalam suatu jalur sirkular arah ke atas dan masuk
ke dalam impeller dan diffuser di atasnya.
Dalam proses instalasi ESP (Motor, Protector, Gas Separator dan Pompa)
pada sumur di Lapangan sangat dibutuhkan ketelitian serta standarisasi instalasi.
Berdasarkan hal tersebut, dalam laporan ini akan dibahas tentang “INSTALASI
ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP DI PT. PERTAMINA UBEP
ADERA SUMATERA SELATAN ”.

16
4.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu ESP (Prinsip kerja, dan peralatan-peralatan di dalam ESP)
2. Bagaimana instalasi ESP yang sesuai dengan Standar Operasional .
3. Apa saja Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Dalam Pemasangan Unit
Motor
4. Apa saja gangguan kinerja/kerusakan yang terjadi pada pompa ESP
secara garis besar

4.3 Batasan Masalah


1. Perhitungan dalam perencanaan tidak di bahas dalam laporan ini.

4.4 Tinjauan Pustaka

4.4.1 Prinsip Kerja Electric Submersible Pump (ESP)

Prinsip kerja Electric submersible pump adalah berdasarkan pada prinsip


kerja pompa sentrifugal dengan sumbu putarnya tegak lurus. Pompa sentrifugal
adalah motor hidrolik dengan jalan memutar cairan yang melalui impeller pompa,
cairan masuk ke dalam impeller pompa menuju poros pompa, dikumpulkan oleh
diffuser kemudian akan dilempar ke luar. Oleh impeller tenaga mekanis motor
dirubah menjadi tenaga hidrolik.
Impeller terdiri dari dua piringan yang didalamnya terdapat sudu-sudu,
pada saat impeller diputar dengan kecepatan sudut , cairan dalam impeller
dilemparkan keluar dengan tenaga potensial dan kinetik tertentu. Cairan yang
ditampung dalam rumah pompa kemudian dievaluasikan melalui diffuser,
sebagian tenaga kinetik dirubah menjadi tenaga potensial berupa tekanan. Karena
cairan dilempar ke luar, maka terjadi proses penghisapan.

17
4.4.2 Peralatan Electric Submersible Pump
Peralatan Electric Submersible Pump (ESP) dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
1. Peralatan di atas permukaan.
2. Peralatan di bawah permukaan.
Peralatan di atas dan di bawah permukaan dari Electric Submersible Pump
(ESP) secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Susunan Lengkap Peralatan ESP


(Brown,K.E.,1980)

4.4.3 Peralatan di Atas Permukaan

4.4.3.1 Wellhead
Wellhead atau kepala sumur dilengkapi dengan tubing hanger khusus yang
mempunyai lubang untuk cable pack off atau penetrator. Cable pack off ini
biasanya tahan sampai tekanan 207 bar. Tubing hanger dilengkapi juga dengan

18
lubang untuk hidraulic control line, yaitu saluran cairan hidraulik untuk menekan
subsurface ball valve agar terbuka.
Wellhead juga harus dilengkapi dengan “seal” agar tidak bocor pada lubang
kabel dan tulang. Wellhead didesain untuk tahan terhadap tekanan 34 bar sampai
207 bar.Seperti ditunjukkan pada gambar 4.2.

Gambar 4. 2 Wellhead

4.4.3.2 Junction Box


Junction Box merupakan suatu tempat yang terletak antara switchboard dan
wellhead yang berfungsi untuk tempat sambungan kabel atau penghubung kabel
yang berasal dari dalam sumur dengan kabel yang berasal dari Switchboard.
Junction Box juga digunakan untuk melepaskan gas yang ikut dalam kabel agar
tidak menimbulkan kebakaran di switchboard (Gambar 4.3.)

19
Gambar 4. 3 Junction Box
(Brown,K.E.,1980)

4.4.3.3 Switchboard
Alat ini berfungsi sebagai pengendali atau kontrol di permukaan dari
peralatan pompa yang ditenggelamkan ke dalam sumur. Alat ini merupakan
kombinasi dari motor starter, alat pelindung dari overload/ underload, alat
pencatat tegangan serta kuat arus listrik selama dalam kondisi operasi atau
ammeter recording .seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4.

Gambar 4. 4 Switchboard
(Brown,K.E.,1980)

20
4.4.3.4 Genset (Sumber Listrik)
Peralatan yang menghasilkan daya listrik untuk mensuplai arus listrik ke
Switchboard sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan Switchboard itu sendiri
dengan ketentuan tegangan sesuai dengan operating voltage motor di bawah
permukaan. Dapat dilihat pada gambar 4.5 .

Gambar 4. 5 Genset

4.4.3.5 Trafo
Trafo merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti) yang
dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik core maupun coil
direndam dengan minyak trafo sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan
akan sebanding dengan jumlah lilitan kawatnya. Tegangan input trafo biasanya
diberikan tinggi agar amper yang rendah pada jalur transmisi, sehingga tidak
dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi akan
diturunkan dengan menggunakan step-down trafo sampai dengan tegangan yang
dibutuhkan oleh motor. Seperti ditunjukkan pada gambar 4.6 .

21
Gambar 4. 6 Trafo
(Brown,K.E.,1980)

4.4.4 Peralatan di Bawah Permukaan


Peralatan ini dalam satu kesatuan di ujung tubing produksi dan dibenamkan
ke dalam fluida sumur. Adapun peralatan untuk bawah permukaan adalah sebagai
berikut:

4.4.4.1 PSI Unit (Pressure Sensing Instruments)


PSI (Pressure Sensing Instrument) adalah suatu alat yang mencatat
tekanan dan temperatur dalam sumur .seperti ditunjukan pada gambar 4.7. Secara
umum PSI unit mempunyai 2 komponen pokok, yaitu :
1. PSI Down Hole Unit
Dipasang di bawah Motor Type Upper atau Center Tandem, karena alat ini
dihubungkan pada Wyre dari motor elektrik yang seolah-olah merupakan bagian
dari Motor tersebut.
2. PSI Surface Readout
Merupakan bagian dari sistem yang mengontrol kerja Down Hole Unit
serta menampakkan (display) informasi yang diambil dari Down Hole Unit.

22
Gambar 4. 7 Pressure Sensing Instruments
(Brown,K.E.,1980)

4.4.4.2 Motor Listrik


Motor ini berfungsi sebagai tenaga penggerak bagi unit pompa (prime
mover). Merupakan motor induksi tiga fasa yang terdiri dari dua kumparan, yaitu
stator (bagian yang diam) dan rotor (bagian yang bergerak). Rotor ini
dihubungkan dengan poros yang terdapat pada pompa (shaft) sehingga impeller
pompa akan berputar. Karena diameter luarnya terbatas (tergantung diameter
casing), maka untuk mendapatkan horse power yang cukup maka motor dibuat
panjang dan berganda (tandem).

Motor ini diisi dengan minyak yang mempunyai tahanan listrik (dielectric
strength) tinggi. Minyak tersebut selain berfungsi sebagai pelumas juga berfungsi
sebagai tahanan dan sebagai penghantar panas motor yang ditimbulkan oleh
perputaran rotor ketika motor tersebut bekerja. Panas tersebut dipindahkan dari
rotor ke housing motor yang selanjutnya dibawa ke permukaan oleh fluida sumur
yang terproduksi. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.8

23
Gambar 4. 8 Motor Pompa Benam Listrik
(Vito Ivan,Electrical Submersible Pump)

4.4.4.3 Seal Section (Protector)


Protector sering juga disebut dengan Seal Section (Centrilift) atau
Equalizer (ODI).seperti yang di tunjukkan pada gambar 4.9. Alat ini dipasang di
antara gas separator dan motor listrik yang mempunyai 4 (empat) fungsi utama,
yaitu:
1. Untuk mengimbangi tekanan motor dengan tekanan di annulus,
2. Sebagai tempat duduknya Thrust Bearing (yang mempunyai bantalan axial
dari jenis marine type),
3. Untuk meredam gaya axial yang ditimbulkan oleh pompa
4. Sebagai penyekat masuknya fluida sumur ke dalam motor listrik serta
memberikan ruang untuk pengembangan/ penyusutan minyak motor sebagai
akibat dari perubahan temperatur dalam motor listrik pada saat bekerja atau
saat dimatikan.
24
Gambar 4. 9 Protector
(Brown,K.E.,1980)

4.4.4.4 Intake (Gas separator)


Intake / Gas Separator dipasang di bawah pompa dengan cara
menyambungkan sumbunya (shaft) memakai coupling. Intake ada yang dirancang
untuk mengurangi volume gas yang masuk ke dalam pompa, disebut gas
separator, tetapi ada juga yang tidak yang disebut Intake atau Standart Intake. Gas
separator digunakan untuk sumur yang mempunyai GOR tinggi dan dapat
disambungkan pada pompa untuk memperbaiki efisiensi pompa. Secara lengkap
dapat dilihat pada gambar 4.10 .

25
Gambar 4. 10 Gas Separator
(Vito Ivan,Electrical Submersible Pump)

4.4.4.5 Unit Pompa


Unit pompa merupakan Multistage Centrifugal Pump, yang terdiri dari:
Impeller, Diffuser, Shaft (tangkai) dan Housing (rumah pompa). Di dalam
Housing pompa terdapat sejumlah stage, dimana tiap stage terdiri dari satu
impeller dan satu diffuser.

Dalam pemasangannya bisa menggunakan lebih dari satu (tandem)


tergantung dari Head Capacity yang dibutuhkan untuk menaikkan fluida dari
lubang sumur ke permukaan. Impeller merupakan bagian yang bergerak,
sedangkan diffuser adalah bagian yang diam. Seluruh stage disusun secara
vertikal, dimana masing-masing stage dipasang tegak lurus pada poros pompa
yang berputar pada Housing.
Prinsip kerja pompa ini, yaitu fluida yang masuk ke dalam pompa melalui
intake akan diterima oleh stage paling bawah dari pompa, impeller akan

26
mendorongnya masuk, sebagai akibat proses sentrifugal maka fluida akan
terlempar keluar dan diterima diffuser.
Oleh diffuser, tenaga kinetis (velocity) fluida akan diubah menjadi tenaga
potensial (tekanan) dan diarahkan ke stage selanjutnya. Pada proses tersebut fluida
memiliki energi yang semakin besar dibandingkan pada saat masuknya.
Kejadian tersebut terjadi terus-menerus sehingga tekanan head pompa
berbanding linier dengan jumlah tingkat, artinya semakin banyak tingkat yang
dipasangkan, maka semakin besar kemampuan pompa untuk mengangkat fluida.
Secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4.11 .

Gambar 4. 11 Unit Pompa ESP


(Brown,K.E.,1988)

4.4.4.6 Unit Kabel Listrik


Power yang dibutuhkan oleh motor disalurkan dari permukaan melalui
kabel listrik yang dilapisi dengan penyekat. Kabel ini ditempatkan sepanjang
tubing dengan Clamp. Unit kabel ini terdiri atas tiga buah kabel tembaga yangsatu
sama lain dipisahkan dengan pembalut terbuat dari karet dan keseluruhannya
dibungkus dengan pelindung baja. Ada dua jenis kabel, yaitu flat cable (pipih) dan
27
round cable (bulat), yang penggunaannya tergantung pada besarnya ruang
(clearances) yang tersedia. Bagian dari kabel biasanya terdiri dari:

1. Konduktor (conductor)
2. Isolasi (insulation)
3. Sarung jaket (sheath)
Secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4.12 .

Gambar 4. 12 Jenis Flat dan Round Cable


(Brown,K.E.,1980)

4.4.4.7 Check Valve dan Bleeder Valve


Check Valve dipasang pada tubing (2-3 joint) diatas pompa. Bertujuan
untuk menjaga fluida tetap berada di atas pompa. Bila Check Valve tidak
dipasang, maka kebocoran fluida dari tubing (kehilangan fluida) akan melalui
pompa yang dapat menyebabkan aliran balik dari fluida yang naik ke atas, aliran
balik (back flow) tersebut membuat putaran impeller berbalik arah, dan dapat
menyebabkan motor terbakar atau rusak. Check Valve umumnya digunakan agar
tubing tetap terisi penuh dengan fluida sewaktu pompa mati dan mencegah supaya
fluida tidak turun ke bawah..

28
Bleeder valve berada 1 joint di atas check valve digunakan untuk mengeringkan
fluida ke annulus . Secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4.13 .

Kopling Pompa

Kopling Motor

Check Valve

Gasket Late

Oring seal

Gambar 4. 13 komponen pompa

4.4.4.8 Centralizer
Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak bergeser atau selalu
ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehingga kerusakan kabel karena
gesekan dapat dicegah.Dapat dilihat pada gambar 4.14.

Gambar 4. 14 Centralizer

29
4.4.4.9 Cable Guard
Cable Guard ini dipasang pada rangkaian ESP berfungsi sebagai pelindung
kabel MLE supaya tidak terjadi gesekan kabel dengan casing. Cable Guard ini
dipasang pada rangkaian pompa. Dapat dilihat pada gambar 4.15 .

Gambar 4. 15 Cable guard

4.4.4.10 Cable Band


Alat ini berfungsi sebagai pengikat cable guard dengan rangkaian dan
sebagai penahan kabel dengan tubing. Dapat dilihat pada gambar 4.16 .

Gambar 4. 16 Cable band

30
4.5 Analisis Masalah

4.5.1 Permasalahan Instalasi ESP di Pertamina EP UBEP


ADERA

Dalam upaya memenuhi target produksi yang telah ditetapkan oleh


perusahaan, Instalasi pompa ESP merupakan salah satu upaya untuk mencapai
target tersebut. Terutama pada sumur-sumur minyak dengan potensi cadangan
fluida yang besar namun tidak mempunyai cukup tekanan untuk mengangkat
fluida ke permukaan (sembur alam). Dengan dipasangnya pompa ESP diharapkan
cadangan fluida yang besar tersebut dapat diangkat ke permukaan. Melalui daya
angkat jumlah fluida yang besar maka dimungkinkan dapat mengangkat fluida
yang berada di dalam sumur minyak dalam jumlah yang besar sesuai dengan
desain pompa yang telah ditetapkan. Walaupun cadangan fluida (minyak+air)
tersebut hanya mengandung persentase minyak yang sedikit namun jumlah fluida
yang diangkat berjumlah besar tentunya akan memberikan hasil yang cukup sesuai
dengan perhitungan enginering sehingga mampu memberikan sumbangan jumlah
produksi minyak untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan operasi produksi pada tahun 2012 di wilayah operasi
UBEP Adera terdapat sumur minyak yang menggunakan pompa ESP sebagai
sarana pengangkat fluida produksi.
Dalam operasional pompa ESP juga tidak terlepas dari
gangguan/kerusakan. Dalam laporan ini dikaji data riwayat peralatan pompa ESP
beserta catatan kerusakan yang terjadi pada rangkaian pompa yang terpasang di
sumur-sumur minyak di area operasi UBEP Adera selama tahun 2012 yang
ditampilkan dalam bentuk tabel. Seperti yang ditunjukkan pada tabel 4-1 .

31
Tabel 4-1 Data Kerusakan Pompa ESP

Tanggal Lokasi Peralatan Keterangan Kerusakan

29-03-2012 ABB-082 Pompa Gas Lock

29-04-2012 RJA-101 Motor Phase to phase unbalance

Phase to ground zero

12-06-2012 RJA-010 Motor Short sircuit

02-07-2012 ABB-084 Motor Phase to phase unbalance

Phase to ground zero

22-08-2012 RJA-101 Pompa Gas Lock

04-09-2012 ABB-063 Pompa Gassy

17-09-2012 RJA-010 Kabel Zero M.Ohm

Pompa Stuck

10-10-2012 RJA-049 Motor Un balance

18-10-2012 ABB-084 Motor Stuck

05-11-2012 RJA-049 Motor Unbalance

26-11-2012 ABB-063 Motor Unbalance

Keterangan dari tabel 4-1

Gas Lock : Efek yang terjadi jika gas masuk ke dalam pompa , pada saat
turun terdapat gas lalu dimampatkan pada saat naik gas akan
menghalangi valve sehingga tidak bisa terbuka dan produksi
terhenti.
Stuck : Pompa mati karena terjadi interferensi gas atau air.
Zero M.Ohm : Short circuit yang terjadi pada motor ESP ,power cable
ESP,danMLE (Motor Lead Extention)

32
Phase to phase
unbalance : Hasil pengukuran terhadap gulungan motor yang teridentifikasi
telah terbakar.
Unbalance : Ketidakseimbangan nilai tahanan listrik terhadap motor atau
power cable ESP.
Phase to ground
zerro : Hasil pengukuran terhadap phase A,B,C terhadap ground motor
atau power cable yang telah short circuit.
Short Circuit : Hubungan arus pendek.
Gassy : Masuknya gas bebas ke dalam fluida produksi yang lebih berat
biasanyadisertai dengan berkurangnya total produksi fluida (stock
tank barel).

4.5.2 Gangguan kinerja/kerusakan yang terjadi pada Pompa ESP


Secara garis besar dapat di golongkan ke dalam 3 kategori, yaitu :
1. Gangguan/kerusakan peralatan yang disebabkan oleh pengaruh kondisi di
dalam sumur. Kondisi di dalam sumur yang berubah-ubah atau fluktuatif
memiliki pengaruh yang dapat menyebabkan kerusakan komponen pompa.
Kondisi yang memberikan pengaruh pada kinerja pompa antara lain:

a. Fluktuasi cairan reservoir sumur terutama apabila fluktuasinya


menyebabkan kondisi cairan berada di bawah level pompa akan
menyebabkan down thrust karena cairan sumur yang juga berfungsi
sebagai pendingin komponen tidak terhisap ke dalam pompa dan
mengakibatkan komponen–komponen pompa mengalami pemuaian
terutama pada thrust bearing.

33
b. Kondisi lainnya adalah sifat kimia dari cairan reservoir pada sumur-sumur
tertentu yang mampu dengan cepat membentuk scale sehingga terjadi
penumpukan scale didalam komponen dan jalur discharge pompa yang
mengakibatkan pompa macet (stuck).

2. Gangguan/kerusakan yang disebabkan oleh kualitas material yang digunakan


pada saat pemasangan rangkaian ESP.
Komponen rangkaian pompa maupun material yang digunakan untuk
keperluan instalasi pompa ESP telah didesain dan diuji berdasarkan standar
tertentu sesuai dengan kondisi lingkungan kerja pompa. Namun dalam
beberapa kerusakan disebabkan oleh kondisi peralatan dan material yang
secara kualitas tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Hal yang sering
terjadi adalah kerusakan Port Head motor lead extension (MLE) karena mutu
bahan untuk pengecoran pada kepala MLE yang kurang baik.

3. Gangguan/kerusakan yang disebabkan kesalahan pada saat penanganan dan


instalasi rangkaian pompa ESP.
Kurangnya pengetahuan dan kepatuhan terhadap standar sangat
berpengaruh besar dalam menilai kehandalan pada suatu rangkaian pompa
ESP Manusia memberikan peranan yang cukup besar dimulai dari fabrikasi
peralatan, pengangkutan dan pemasangan suatu rangkaian. Dari data yang
penulis sajikan terdapat beberapa kejadian kerusakan yang bisa diduga karena
akibat faktor kesalahan manusia atau Human Error.

Terjadinya gangguan atau kerusakan pada pompa ESP tentunya akan


berdampak pada upaya pemenuhan target produksi minyak yang dicapai.
Gangguan kinerja tersebut selain berpengaruh terhadap hasil produksi tentunya
juga berakibat terjadinya pengeluaran anggaran belanja yang diperlukan untuk
pencabutan rangkaian ESP dan penggantian komponen yang mengalami
kerusakan serta kegiatan lain dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja pompa
ESP yang mengalami kerusakan.

34
Dalam laporan ini akan dibahas mengenai kegagalan operasional pompa ESP
yang disebabkan oleh kesalahan manusia (human error) pada saat melakukan
pemasangan rangkaian pompa ESP. Hal ini berkaitan kemampuan individu/teknisi
itu sendiri dan kepatuhan terhadap prosedur operasi standar pemasangan ESP. Hal
ini dianggap hal yang sangat penting mengingat faktor manusia merupakan faktor
terbesar dalam kaitannya kinerja ESP sebelum dan sesudah pemasangan pompa
ESP.
Dalam pengkajian masalah ini diajukan kondisi nyata yang sering terjadi di
wilayah operasi UBEP Adera yang didapat dalam kegiatan operasi Produksi di
UBEP Adera. Salah satu permasalahan yang terjadi dalam pemasangan rangkaian
ESP di lapangan UBEP Adera di lokasi ABB - 065 yang dilakukan oleh
kontraktor ESP rental, yaitu O-ring Seal yang dipasang antara bagian motor ke
Sensor Zenith tidak sesuai dengan ukuran O-ring yang diperlukan sehingga
mengakibatkan masuknya cairan ke dalam motor dan terjadi short circuit pada
motor.

4.6 Pembahasan Masalah


Electric Sumersible Pump (ESP) yaitu suatu rangkaian yang saling
berhubungan antara rangkaian satu dengan rangkaian lain termasuk kabel power
yang berfungsi mensuplai tenaga listrik untuk menggerakkan motor di dalam
sumur minyak. Dengan berputarnya motor maka bagian lain protector,gas
separator dan pompa ikut berputar. Dalam hal ini tidak berfungsinya satu bagian
dari rangkaian ESP mengakibatkan tidak bekerjanya bagian lain dalam rangkaian
ESP.

35
4.6.1 Penyimpanan Komponen dan Kabel ESP

4.6.1.1 Komponen
Penempatan yang layak pertama kali dapat mengurangi kebutuhan
penanganan lebih lanjut dan mengurangi risiko kerusakan peralatan.Pada tempat
penyimpan, letakkan setidaknya dua pendukung, masing-masing sekitar ¼ jarak
dari tiap-tiap ujungnya. Semua peralatan harus didukung dengan blok karet dalam
transportasi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.17.

Gambar 4. 17 Tempat penyimpanan peralatan


(PT.Pertamina Ubep ADERA)

4.6.1.2 Kabel
Karena panjangnya kabel hingga 10.000 kaki atau 3048 meter , maka kabel
listrik selalu dikirim dalam bentuk kumparan. Semua kumparan kabel harus
dikirim dengan pengapalan yang layak untuk mencegah kabel bergeser selama
perjalanan. Dapat dilihat pada gambar 4.18

Gambar 4. 18 Kabel dalam bentuk kumparan


(PT.Pertamina Ubep ADERA)
36
4.6.2 Penanganan Lifting Untuk Komponen dan Kabel ESP.

4.6.2.1 Komponen

Gambar 4. 19 Lifting untuk komponen ESP

4.6.2.2 Kabel

Gambar 4. 20 Lifting untuk kabel ESP


(PT.Pertamina Ubep ADERA)
37
4.6.3 Lifting Alternatif Untuk Komponen ESP
Karena crane tidak banyak tersedia di darat ketimbang di lepas pantai,
dapat digunakan metode lifting alternatif menggunakan penumpu injakan tag line
(tag line damp) untuk mengungkit peralatan ke dalam posisi yang dapat
digunakan.Posisikan ekor damp dengan jarak 1/3 akan menempatkan jumlah
tekanan terendah pada peralatan dan mencegah agar tidak bengkok. Gunakan Rig
Winch Line untuk mengangkat unit. Gunakan tag line dalam mengendalikan
gerakan. Ambil tekanan hanya pada Rig Winch Line Tag Line digunakan untuk
mengendalikan gerakan pada lantai rig Setelah mencapai kira-kira 60 derajat,
tekanan ditransfer ke Blok dan Rig Winch Line dikendorkan. Seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.21.

Gambar 4. 21 Lifting Alternatif


(PT.Pertamina Ubep ADERA)

4.6.4 Transportasi Komponen ESP


Selama transportasi dibutuhkan setidaknya dua pendukung, berjarak sekitar
¼ jarak dari masing- masing ujungnya muatan tidak boleh melebihi bagian luar
alas truk. Muatan harus diamankan dengan tali, rantai, sling, atau jaring yang
layak untuk mengamankan muatan selama transportasi. Dapat dilihat pada gambar
4.22.

38
Gambar 4. 22 Truk bermuatan komponen
(PT.Pertamina Ubep ADERA)

4.6.5 Prosedur Inspeksi Peralatan


Prosedur Inspeksi peralatan yang benar adalah seperti yang ditunjukkan
pada gambar 4.23.

Gambar 4. 23 Prosedur inspeksi perlatan


(PT.Pertamina Ubep ADERA)

39
Keterangan gambar 4.23.
1. Tempatkan unit dengan bagian kepala menghadap ke sumur
2. Catat semua rincian pelat nama
3. Ukur & catat semua panjang unit
4. Tentukan & buat label urutan untuk dijalankan (dari bawah ke atas).
5. periksa kopling yang ada
6. Periksa pembacaan listrik motor
7. Pasang klem & rantai Lifting

4.6.6 Rancangan Kabel dan Peralatan


Kotak shipping ditempatkan di dalam areal aman untuk melakukan
pemeriksaan dengan bagian ujung “biru” yang mengarah ke rig. Pengisian kabel
ke Sumur Kabel diisi dari bagian drum kabel.Dianjurkan agar berat kabel antara
poin A & B tidak lebih dari 100 pon( 45 kg). Dapat dilihat pada gambar 4.24.
RIG

A
9 meter wellhead sheave

30 meter Wellhead ke Spooler

Gambar 4. 24 Rancangan kabel dan peralatan


(PT.Pertamina Ubep ADERA)

40
4.6.7 Pengukuran Tahanan Winding (Phase to Phase) Motor
Hal –hal yang dilakukan dalam pengukuran tahanan winding motor adalah
sebagai berikut:
1. Pengatur Skala Megger diputar ke posisi 3 Ohm.
2. Kabel yang berwarna “Merah” dipasang ke Terminal Motor Phase No:1.
3. Kabel yang berwarna “Hitam” dipasang ke Terminal Motor Phase No:2.
4. Tombol “ON” ditekan
hasil pengukuran dibaca (cocokan dengan Tabel 4.1 WI No: 01).
Lakukan Test yang sama terhadap Phase No:2 ke Phase No:3 dan Phase No:3 ke
Phase No: 1. Catatan: Unbalance Resistance yang diizinkan tidak boleh melebihi
2 % dari jumlah rata-rata ke 3 Phase-nya. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar
4.25

Gambar 4. 25 Mengukur Tahanan Isolasi ES Motor dengan 500 VDC

Tabel 4. 1 Tahanan Winding Motor


NO HP TYPE VOLTS AMPS RESISTANCE
1 20 62 D 440 V 29 A 0.52 Ohm
2 30 62 D 435 V 45 A 0.30 Ohm
3 50 62 D 905 V 34 A 0.73 Ohm
4 60 62 D 870 V 45 0.54hm

41
4.6.8 Pemeriksaan Putaran Dan Kedudukan Shaft Pompa
Hal-hal yang dilakukan dalam pemeriksaan putaran dan kedudukan shaft
pompa yaitu :
1. Shaft diputar dengan engkol untuk memeriksa putarannya lunak, tidak
tersendat-sendat ataupun agak keras. Lihat Gambar 4.26
2. Shaft ditekan pada bagian bawah ES Pump dan ukur jarak main (end play)
dari ujung permukaan base ke ujung shaft. Lihat Gambar 4.27
3. Shaft ditekan kembali ke bagian atas ES Pump dan ukur jarak main (end
play) dari ujung permukaan head ke ujung shaft.
4. Shaft setting diukur dari ujung base/head ke ujung shaft dengan ukuran
yang diizinkan. Dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :

Tabel 4. 2 Ukuran ujung shaft dengan ujung base/head yang diizinkan


Pump Type Head Base

+ +
D 0 s/d DN 1350 - 1/32 0” - 1/32 7/8”
1/16” 1/16”

- + - +
GN 2000 s/d GN 3100 5/16” 7/16”
1/16” 1/16” 1/16” 1/16”

- + - +
GN 4000 s/d GN 7000 5/16” 3/8”
1/16” 1/16” 1/16” 1/16”

HN 10000 s/d HN - + - +
1/4” 4/16”
15000 1/16” 1/16” 1/16” 1/16”

Gambar 4. 26 Memutar shaft Gambar 4. 27 Mengukur end play


42
4.6.9 Pemeriksaan Tahanan Isolasi Kabel
Hal-hal yang dilakukan dalam pemeriksaan tahanan isolasi kabel adalah:

1. Pastikan alat test (Megger) dalam keadaan mati (off).


2. Pasang lead kabel dari alat test yang berwarna hitam ke tanda "E" (earth).
3. Pasang lead kabel dari alat test yang berwarna merah ke tanda Mega Ohm.
4. Pastikan jarum penunjuk dari alat test pada posisi 0 (nol) / set bila perlu.
5. Pasang lead kabel yang berwarna hitam dari alat test ke Armour ES Cable.
6. Pasang lead kabel berwarna merah dari alat test ke Phase NO:1 dari ES
Cable.
7. Tekan tombol "ON" pada alat test.
8. Baca dan catat hasil pengujian
9. Lakukan hal yang sama terhadap Phase No: 2 dan No: 3 (penyimpangan
hasil pengujian ke 3 Phase ES Cable yang diizinkan adalah max 2%).lihat
gambar 4.28

Gambar 4. 28 Megger 500 VDC Test

43
4.6.10 Prosedur Instalasi Motor dan Gauge
Adapun prosedur instalasi motor dan gauge adalah seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.29 .
1. Rendahkan motor secara hati- hati dan buka bottom shipping cap
2. Hindari terjadinya tumpahan minyak
3. Lepaskan Shipping Gasket
4. ganti dengan O’ring
5. gunakan dow corning grease

Gambar 4. 29 Instalasi motor dan gauge


(PT.Pertamina Ubep ADERA)

44
4.6.11 Prosedur Pengisian Minyak Motor
Hal-hal yang dilakukan dalam pengisian minyak motor dapat dilihat pada
gambar 4.30 dibawah ini.

Gambar 4. 30 Pengisian minyak motor


(PT.Pertamina Ubep ADERA)

Keterangan gambar 4.30


1. Cabut tutup shipping atas, hati-hati agar tidak mengotori motor
2. Cabut busi poros guna mencegah udara terperangkap dalam rongga
poros
3. Pasang kembali tutup shipping
4. Biarkan satu lock washer untuk membuat celah antara tutup dan motor
flange

45
4.6.12 Prosedur Instalasi MLE (Motor Lead Extension)
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam instalasi MLE antara lain :
1. Naikkan rakitan ke atas hingga pothead motor berada pada posisi
yang sesuai
2. Angkat katrol melebihi kepala, namun tidak lebih dari 3 meter.
3. Periksa motor dan kabel listrik
4. Jangan lupa mengganti pothead O’ring.

Selengkapnya dapat dilihat seperti gambar 4.31 dibawah ini.

Gambar 4. 31 Prosedur Instalasi MLE


(PT.Pertamina Ubep ADERA)

46
4.6.13 Prosedur Instalasi Servis Busi Panjang dan Pendek
Hal hal yang dilakukan dalam innstalasi servis pelindung yaitu Ganti
busi pendek dengan busi panjang & gasket tembaga yang baru. Lanjutkan
dengan memompa motor minyak secara perlahan (45 rev/min). Seperti
yang ditunjukkan pada gambar 4.32 .

Gambar 4. 32 Instalasi servis pelindung busi panjang dan pendek


(PT.Pertamina Ubep ADERA)

4.6.14 Prosedur Pengganjal Pompa

Gambar 4. 33 Prosedur pengganjal pompa

47
4.7 Langkah-langkah Sebelum Instalasi Rangkaian ESP

4.7.1 Motor
1. Pengukuran dilakukan pada motor menggunakan “Insulation Tester”
(Megger) dan resitansi motor menggunakan ohm meter (fluke) pada
masing-masing Phase.
2. putaran motor diperiksa yang dapat berputar bebas (free rotation).
3. semua plug dan drain pada motor diperiksa apakah sudah terpasang
dengan benar.
4. Test tekanan dilakukan seperlunya untuk memeriksa kebocoran.

4.7.2 Protector
putaran pada protector diperiksa apakah dapat berputar dengan bebas (free
rotation).

4.7.3 Cable Power


1. Sebelum melakukan pennyambungan cable power ke motor dipastikan
kondisi kabel dalam keadaan baik dengan dilakukan pengukuran ulang.
2. Langkah selanjutnya melakukan penyambungan dari kabel ke motor dan
dilakukan pengukuran setelah kabel tersambung ke motor.

4.7.4 Prosedur Instalasi rangkaian ESP


1. Semua clamp dipastikan sudah tepasang dengan tepat pada bagian yang
akan dirangkaikan.
2. Semua O-ring dipastikan sudah terpasang saat penyambungan rangkaian.
3. Semua coupling dipastikan antara rangkaian terpasang dengan baik.
4. Semua bolt antara rangkaian sudah terikat dengan kuat.
5. Oil motor dan oil protector dipastikan sudah terisi dengan baik.
6. Kabel MLE dipasangkan pada motor dan pastikan sudah terpasang
dengan baik.

48
Bab 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
a. Secara umum gangguan kinerja/kerusakan pompa ESP dapat
dikategorikan dalam 3 klasifikasi yaitu :
1. Gangguan kinerja/kerusakan karena pengaruh kondisi sumur.
2. Gangguan kinerja/kerusakan karena kualitas material dan peralatan
pompa.
3. Gangguan kinerja/kerusakan karena faktor kesalahan manusia dalam
penanganan dan pemasangan rangkaian pompa ESP.
b. Prosedur untuk penanganan dan pemasangan rangkaian pompa merupakan
hal yang sangat penting untuk menghindari kesalahan dan ketidak
maksimalan kinerja pompa setelah pemasangan.
c. Peningkatan kualitas dan pengetahuan para teknisi yang terlibat dalam
pemasangan pompa perlu dilakukan untuk keseragaman kemampuan
dalam kegiatan pemasangan dan operasi pompa.

49
5.2 SARAN
Untuk mendukung operasional produksi minyak dan gas yang yang
handal, efektif dan efisien maka di perlukan pekerja yang berkualitas sehingga
kinerja pompa setelah dipasang dapat memenuhi harapan untuk mendukung
pencapaian target produksi antara lain :

1. Perlu disosialisasikan prosedur operasi pengukuran standar yang berisi


spesifikasi pengukuran standar baik elektrik maupun mekanis, tahap–tahap
pemeriksaan, tata waktu pemeriksaan dan metode pemeriksaan yang
digunakan.
2. Melakukan pelatihan kepada para teknisi yang melakukan pemeriksaan
sehingga setiap teknisi memiliki kemampuan yang sama agar hasil
pemeriksaan yang dilakukan memiliki hasil akhir yang sama.
3. Membentuk tim khusus yang menangani inventarisasi, pemeriksaan dan
pelaporan sehingga pergerakan setiap komponen dapat terlaporkan secara
lengkap dan akurat.

50
DAFTAR PUSTAKA

Budiharto, Martinus dan Rimon Usman. 2008. Kursus Dasar ESP. PT. EJP
(Epsindo Jaya Pratama)
Reel, Brett dan Nick Azar. 2002. ESP Application. di JOB-Pertamina HEDI
Pengabuan. Centrilift.
……..……,Data Perusahaan PT.Pertamina EP Ubep Adera
Brown,K.E., ”The Technology of Artificial Lift Method”, Volume I, Petroleum
Publishing Company, Penn Well Books, Tulsa Oklahoma,1980.
Sumala,Wiria 2010. Perancangan Turbin Uap Impuls Sebagai Penggerak
Generator Listrik Dengan Daya 5MW. Skripsi. Institut Sains &
Teknologi AKPRIND. Yogyakarta.
Yulianto,yudha 2011. Perencanaan perubahan metode produksi untuk
meningkatkan produksi minyak pada sumur x lapangan y. Skripsi.
Universitas pembangunan nasional “veteran” .Yogyakarta.
Almuro,syeh 2011. Pemasangan Rangkaian ESP di PT. Pertamina EP (Ubep)
Adera. Kertas Kerja Wajib (KKW) Bimbingan Kerja Operator
Produksi Migas (BKOPM) PT Pertamina EP Ubep Adera.
Suyono 2011. metode artificial lift dengan menggunakan esp (electric
submersible pump) di PT Pertamina Ubep Lirik Provinsi Riau .
Laporan Kerja Praktek. Program Studi Teknik Perminyakan
Akademi Minyak dan Gas Balongan. Indramayu.
Pengertian Electrical Submersible Pump.
http://paidixxx.blogspot.com/2012/04/electrical-submersible-
pump.html?m=1. (Di akses pada 10 Maret 2013).
Anonim ,centralizing under-reamed section.
http://www.centekgroup.com/index.php/products/centralising-under-
reamed-sections/.(Di akses pada 11 Maret 2013).
Aleksandar, Serdar. 2011. “Transformator”. http://www.dynamic-
elchem.rs/transformators.html. (Di akses pada 12 Mei 2013).

51
Lampiran

52

Anda mungkin juga menyukai