Instalasi Electrical Submersible Pump Es PDF
Instalasi Electrical Submersible Pump Es PDF
Disusun Oleh :
Nama : M.NOFRIANDI
No. Mahasiswa : 10525041
Disusun Oleh :
Nama : M.NOFRIANDI
No. Mahasiswa : 10525041
Yogyakarta, ___________20__
_______________ _______________
ii
KATA PENGANTAR
iii
9. Bpk Ridwan Mulkan, yang banyak memberikan masukan, saran serta
fasilitas kepada penulis sehingga dalam pelaksanaan kerja praktek penulis
dapat berjalan lancar
10. Bpk. Mamat sebagai salah satu pegawai di workshop yang banyak
memberikan pengetahuan dasar tentang pompa.
11. Seluruh driver di PT.Pertamina Ubep Adera yang telah mengantarkan
penulis ke lokasi-lokasi sumur yang ada di PT.Pertamina Ubep Adera
12. Mas Yudha yang telah banyak memberikan masukan dan materi kepada
penulis.
Penulis,
M.NOFRIANDI
iv
HALAMAN MOTTO
1.Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. 2. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, 4. dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas, 112; 1-4)
Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu
dan meneguhkan kedudukanmu. (QS.Muhammad,47: 7)
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu
dikembalikan.” (QS. Al-Ankabut, 29:57)
1. Demi masa. 2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, 3. kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati
kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(QS. Al-„Ashr, 103:1-3)
"Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau musafir.” (H.R. Bukhari)
"Ya Allah, jadikanlah dunia di tangan kami, bukan di hati kami." (Abu Bakar)
"Wahai Bani Adam! Sesungguhnya engkau adalah kumpulan hari-hari. Ketika hari telah
berlalu,maka berlalu pulalah sebahagian dari dirimu" (Hasan Al Bashri)
v
Halaman Persembahan
Kupersembahkan karya sederhanaku ini kepada:
Kakakku
Yusmawati ., amk
Doakan adikmu ini agar menjadi orang yang bermanfaat dan tidak sia-sia hidup di dunia.
Maafkan adikmu ini apabila banyak salah & khilaf.
Adekku
Dek nabilla( tetep semangat jangan cengeng, semangat sekolahnya … dan semoga dapat juara
ya)
Kekasihku
Yusnia Fairuz (terimakasih atas semangat, doa, dan perhatiannya yang di berikan selama
proses pengerjaan laporan kerja praktek . Tetap semangat, jangan sedih – sedih lagi ya,,,, tetap
pertahankan yang sudah baik saat ini, dan tetap istiqomah.
vi
ABSTRAK
Oleh :
M.NOFRIANDI
10525041
vii
DAFTAR ISI
ix
4.7.2 Protector ......................................................................................... 48
4.7.3 Cable Power .................................................................................... 48
4.7.4 Prosedur Instalasi rangkaian ESP ................................................... 48
Bab 5 Penutup ....................................................................................................... 49
5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 49
5.2 SARAN .................................................................................................. 50
Daftar Pustaka
Lampiran
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xiii
Bab 1
PENDAHULUAN
1
peraturan yang relevan. Untuk mendukung hal ini, diperlukan kerja sama antara
institusi pendidikan formal dengan industri di Lingkup PT. PERTAMINA yaitu
usaha dari sektor hulu dan hilir. Sektor hulu meliputi minyak, gas dan energi
panas bumi eksplorasi dan produksi baik di dalam negeri maupun luar negeri. Hal
tersebut di atas adalah dilakukan melalui operasi sendiri dan melalui kemitraan
dalam bentuk kerjasama dengan JOB( Joint Operating Bodies), TAC(Technical
Assistance Contracts) dan JOCs (Joint Operating Contracts), sedangkan sektor
hilir mencakup pengolahan, pemasaran, perdagangan dan pengiriman .
PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi merupakan anak perusahaan PT
PERTAMINA (PERSERO). PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi terlibat
dalam produksi dan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia.
Pada kesempatan Kerja Praktek kali ini, penulis memilih di PT.Pertamina
EP UBEP ADERA SUMATERA SELATAN. Melalui Kerja Praktek inilah
penulis dapat mempelajari dan menimba pengalaman dari orang-orang yang telah
ahli dan berpengalaman dibidangnya, yang dapat memberikan aplikasi ilmu
dalam proses produksi minyak bumi.Selain itu, penulis sebagai mahasiswa juga
dapat mengobservasi langsung di lapangan mengenai eksplorasi dan produksi
minyak bumi tersebut.Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan sarjana di
Indonesia, pengetahuan dan pengalaman kerja yang diwujudkan dalam bentuk
kerja di industri merupakan suatu hal yang mutlak. Melalui program kerja
praktek, mahasiswa diwajibkan untuk dapat menerapkan teori yang telah
diperoleh dari kampus pada kondisi sebenarnya di lapangan.
1.2 Pelaksanaan
Mahasiswa melaksanakan kerja praktek dalam jangka waktu 30 hari, dan
dalam pelaksanaan saat kerja praktek mahasiswa mematuhi peraturan yang ada di
perusahaan.
Di Pertamina di PT. PERTAMINA EP Ubep Adera Sumatera Selatan
mahasiswa kerja praktek hadir pagi hari pukul 07.00 WIB dan selesai sore hari
pada pukul 17.00 WIB, dengan agenda kegiatan yang sudah direncanakan oleh
pembimbing di perusahaan. Dan pada saat melakukan kegiatan di lapangan,
mahasiswa didampingi oleh pembimbing.
2
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
3
4. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan dan
bermanfaat antara perusahaan tempat kerja praktek dengan di
Jurusan Tenik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Islam indonesia.
1. Bagian Persiapan
a. Halaman Judul
b. Halaman Pengesahan
c. Kata Pengantar
d. Abstrak
e. Daftar Isi
f. Daftar Tabel
g. Daftar Gambar
4
2. BAB 1 PENDAHULUAN
Memaparkan tentang latar belakang , pelaksanaan, manfaat dan tujuan
perencanaan, dan sistematika penulisan laporan.
3. BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN
Memaparkan sejarah singkat PT Pertamina, dan struktur Organisasi PT
Pertamina EP Ubep Adera
4. BAB 3 KEGIATAN PRODUKSI
Memberikan penjelasan secara umum mengenai Stasiun Pengumpul (SP)
di Area PT Pertamina EP Ubep Adera dan Pusat Pengumpul Produksi
(PPP) di Pengabuan
5. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisikan tentang latar belakang masalah,batasan masalah, tinjauan
pustaka,dan analisis pembahasan.
6. BAB 5 PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran
Daftar pustaka
lampiran
5
Bab 2
PROFIL PERUSAHAAN
6
3. Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih Teknologi
dan Pengetahuan .
7
Pada tanggal 29 Desember 1998, CPNP mengalihkan kemitraannya
kepada HED (Indonesia) Inc., sehingga kegiatan eksploitasi diteruskan oleh JOB
Pertamina - HEDI. Selanjutnya pada bulan Mei 2004 kemitraan HED (Indonesia)
Inc dialihkan ke Lekom Maras Pengabuan dan JOB Pertamina - HEDI berubah
menjadi JOB Pertamina - Lekom Maras. Pada tanggal 22 April 2009, berakhirnya
kontrak JOB Pertamina - Lekom Maras maka terhitung mulai tanggal 23 April
2009 Lapangan Abab, Dewa dan Raja (Adera) dikelola sendiri oleh PT.
Pertamina EP dalam bentuk Unit Bisnis EP (UBEP) Adera. Ada beberapa
fasilitas produksi yang beroperasi dan tersebar di beberapa bagian daerah UBEP
Adera, Fasilitas fasilitas tersebut antara lain SP Dewa, SP Raja 2, SP Abab 2, SP
Abab 3 dan Pusat Pengumpul Produksi (PPP) Pengabuan. antara lain 10 Stasiun
Pengumpul (SP), 1 Stasiun Pengumpul Utama (SPU) dan 2 Stasiun Kompresor
Gas (SKG), selain itu ada juga beberapa pipa penyalur atau trunk line yang
menghubungkan satu SP dengan PPP. Dari survey diketahui bahwa produksi
UBEP ADERA adalah 2000 BOPD yang dihasilkan oleh 33 buah sumur
produksi. Peta Abab Dewa Raja dapat dilihat pada gambar 2.2 .
X'
B' C'
Q' N
S' L'
R'
Abab Block
NON PRODUCTIVE AREA
26,927.662 m2
55,443.934 m2 J'
JOB P-LM
73,675.512 m2
PRODUCTIVE AREA
25,303.152 m2
NON PRODUCTIVE
OPEN AREA
NON PRODUCTIVE AREA
11,947.646 m2
9,497.052 m2
JOB P-LM
NON PRODUCTIVE AREA
9,497.052 m2
NON PRODUCTIVE AREA
NON PRODUCTIVE AREA
16,254.425 m2
16,254.425 m2
NON PRODUCTIVE
OPEN AREA
2,815.647 m2
Raja Block
45,807.079 m2
JOB PERTAMINA - LEKOM MARAS
NON PRODUCTIVE AREA PRODUCTIVE AREA SOUTH SUMATRA
16,254.425 m2 26,737.007 m2 PENGABUAN AREA
8
2.3 Struktur Organisasi PT Pertamina EP Ubep Adera
PT Pertamina EP Ubep Adera mempunyai struktur organisasi yang
menerangkan hubungan kerja antara bagian yang satu dengan bagian yang
lainnya dan juga mengatur hak dan kewajiban masing-masing bagian. Tujuan dari
dibuatnya struktur organisasi adalah untuk mempertegas kedudukan suatu bagian
dalam menjalankan tugas sehingga mempermudah untuk mencapai tujuan dari
organisasi yang telah ditetapkan, maka biasanya struktur dibuat sesuai dengan
tujuan organisasi sendiri. Gambar struktur organisasi dapat dilihat pada gambar
2.3.
9
Bab 3
KEGIATAN PRODUKSI
10
Gambar 3. 1 Lokasi Stasiun Pengumpul Raja
4.
5.
6.
12
Gambar 3. 4 Lokasi Stasiun Pengumpul Abab 3
13
3.4 Process Flow Diagram (PFD) Secara Umum di Stasiun Pengumpul
Secara umum process flow diagram di stasiun pengumpul dapat di lihat pada gambar 3.6 di bawah ini.
14
Deskripsi Proses :
Fluida Tiga Fasa (Minyak+Gas+Air) dengan tekanan 50 psig (345 kPa) dan
temperatur 220 F (104 ºC) mengalir dari sumur produksi melalui pipeline ke
manifold (Header). Dari manifold fluida dialirkan menuju ke separator produksi
(low pressure separator) . Di dalam separator terjadi pemisahan antara fluida gas
dengan fluida cair (minyak & air) karena perbedaan densitas, fluida gas (densitas
rendah) mengalir menuju scrubber dan fluida cair mengalir menuju ke bejana
tekan Free Water Knock Out (FWKO). Di dalam scrubber terjadi pemisahan
antara gas basah dengan gas kering, aliran gas kering yang sudah terpisahkan
selanjutnya mengalir menuju filter gas untuk digunakan sebagai bahan bakar
engine (pompa, genset, heater treater), sedangkan aliran fasa gas basah dengan
presentase yang kecil dialirkan langsung menuju ke sistem flaring untuk dibakar.
Terjadi pemisahan fluida cair (minyak+air) di dalam bejana FWKO. Fasa air
dialirkan menuju ke skimming pit dan fasa minyak dialirkan menuju ke heater
treater untuk dipanaskan. Pemanasan minyak di dalam heater treater bertujuan
untuk menurunkan viskositas. Dari heater treater minyak dialirkan ke dalam
tangki produksi. Fasa air yang mengalir ke skimming pit melalui beberapa tahap
pemisahan dan penyaringan, dimana fasa air di tahap terakhir dipompa ke dalam
media filter untuk dipisahkan antara fasa air dan pengotor-pengotornya, fasa air
yang sudah terpisahkan dipompakan menuju ke pompa injeksi untuk selanjutnya
diinjeksi ke sumur-sumur injeksi. Proses ini adalah proses yang umum di
gunakan didalam stasiun-stasiun pengumpul. Untuk detail process flow diagram
untuk setiap stasiun pengumpul di PT. Pertamina EP Ubep Adera dapat dilihat
pada lampiran.
15
Bab 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
4.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu ESP (Prinsip kerja, dan peralatan-peralatan di dalam ESP)
2. Bagaimana instalasi ESP yang sesuai dengan Standar Operasional .
3. Apa saja Hal-Hal Yang Perlu Dilakukan Dalam Pemasangan Unit
Motor
4. Apa saja gangguan kinerja/kerusakan yang terjadi pada pompa ESP
secara garis besar
17
4.4.2 Peralatan Electric Submersible Pump
Peralatan Electric Submersible Pump (ESP) dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
1. Peralatan di atas permukaan.
2. Peralatan di bawah permukaan.
Peralatan di atas dan di bawah permukaan dari Electric Submersible Pump
(ESP) secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 4.1.
4.4.3.1 Wellhead
Wellhead atau kepala sumur dilengkapi dengan tubing hanger khusus yang
mempunyai lubang untuk cable pack off atau penetrator. Cable pack off ini
biasanya tahan sampai tekanan 207 bar. Tubing hanger dilengkapi juga dengan
18
lubang untuk hidraulic control line, yaitu saluran cairan hidraulik untuk menekan
subsurface ball valve agar terbuka.
Wellhead juga harus dilengkapi dengan “seal” agar tidak bocor pada lubang
kabel dan tulang. Wellhead didesain untuk tahan terhadap tekanan 34 bar sampai
207 bar.Seperti ditunjukkan pada gambar 4.2.
Gambar 4. 2 Wellhead
19
Gambar 4. 3 Junction Box
(Brown,K.E.,1980)
4.4.3.3 Switchboard
Alat ini berfungsi sebagai pengendali atau kontrol di permukaan dari
peralatan pompa yang ditenggelamkan ke dalam sumur. Alat ini merupakan
kombinasi dari motor starter, alat pelindung dari overload/ underload, alat
pencatat tegangan serta kuat arus listrik selama dalam kondisi operasi atau
ammeter recording .seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.4.
Gambar 4. 4 Switchboard
(Brown,K.E.,1980)
20
4.4.3.4 Genset (Sumber Listrik)
Peralatan yang menghasilkan daya listrik untuk mensuplai arus listrik ke
Switchboard sesuai dengan kebutuhan yang di perlukan Switchboard itu sendiri
dengan ketentuan tegangan sesuai dengan operating voltage motor di bawah
permukaan. Dapat dilihat pada gambar 4.5 .
Gambar 4. 5 Genset
4.4.3.5 Trafo
Trafo merupakan alat untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk
menaikkan atau menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti) yang
dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik core maupun coil
direndam dengan minyak trafo sebagai pendingin dan isolasi. Perubahan tegangan
akan sebanding dengan jumlah lilitan kawatnya. Tegangan input trafo biasanya
diberikan tinggi agar amper yang rendah pada jalur transmisi, sehingga tidak
dibutuhkan kabel (penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi akan
diturunkan dengan menggunakan step-down trafo sampai dengan tegangan yang
dibutuhkan oleh motor. Seperti ditunjukkan pada gambar 4.6 .
21
Gambar 4. 6 Trafo
(Brown,K.E.,1980)
22
Gambar 4. 7 Pressure Sensing Instruments
(Brown,K.E.,1980)
Motor ini diisi dengan minyak yang mempunyai tahanan listrik (dielectric
strength) tinggi. Minyak tersebut selain berfungsi sebagai pelumas juga berfungsi
sebagai tahanan dan sebagai penghantar panas motor yang ditimbulkan oleh
perputaran rotor ketika motor tersebut bekerja. Panas tersebut dipindahkan dari
rotor ke housing motor yang selanjutnya dibawa ke permukaan oleh fluida sumur
yang terproduksi. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar 4.8
23
Gambar 4. 8 Motor Pompa Benam Listrik
(Vito Ivan,Electrical Submersible Pump)
25
Gambar 4. 10 Gas Separator
(Vito Ivan,Electrical Submersible Pump)
26
mendorongnya masuk, sebagai akibat proses sentrifugal maka fluida akan
terlempar keluar dan diterima diffuser.
Oleh diffuser, tenaga kinetis (velocity) fluida akan diubah menjadi tenaga
potensial (tekanan) dan diarahkan ke stage selanjutnya. Pada proses tersebut fluida
memiliki energi yang semakin besar dibandingkan pada saat masuknya.
Kejadian tersebut terjadi terus-menerus sehingga tekanan head pompa
berbanding linier dengan jumlah tingkat, artinya semakin banyak tingkat yang
dipasangkan, maka semakin besar kemampuan pompa untuk mengangkat fluida.
Secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4.11 .
1. Konduktor (conductor)
2. Isolasi (insulation)
3. Sarung jaket (sheath)
Secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4.12 .
28
Bleeder valve berada 1 joint di atas check valve digunakan untuk mengeringkan
fluida ke annulus . Secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4.13 .
Kopling Pompa
Kopling Motor
Check Valve
Gasket Late
Oring seal
4.4.4.8 Centralizer
Berfungsi untuk menjaga kedudukan pompa agar tidak bergeser atau selalu
ditengah-tengah pada saat pompa beroperasi, sehingga kerusakan kabel karena
gesekan dapat dicegah.Dapat dilihat pada gambar 4.14.
Gambar 4. 14 Centralizer
29
4.4.4.9 Cable Guard
Cable Guard ini dipasang pada rangkaian ESP berfungsi sebagai pelindung
kabel MLE supaya tidak terjadi gesekan kabel dengan casing. Cable Guard ini
dipasang pada rangkaian pompa. Dapat dilihat pada gambar 4.15 .
30
4.5 Analisis Masalah
31
Tabel 4-1 Data Kerusakan Pompa ESP
Pompa Stuck
Gas Lock : Efek yang terjadi jika gas masuk ke dalam pompa , pada saat
turun terdapat gas lalu dimampatkan pada saat naik gas akan
menghalangi valve sehingga tidak bisa terbuka dan produksi
terhenti.
Stuck : Pompa mati karena terjadi interferensi gas atau air.
Zero M.Ohm : Short circuit yang terjadi pada motor ESP ,power cable
ESP,danMLE (Motor Lead Extention)
32
Phase to phase
unbalance : Hasil pengukuran terhadap gulungan motor yang teridentifikasi
telah terbakar.
Unbalance : Ketidakseimbangan nilai tahanan listrik terhadap motor atau
power cable ESP.
Phase to ground
zerro : Hasil pengukuran terhadap phase A,B,C terhadap ground motor
atau power cable yang telah short circuit.
Short Circuit : Hubungan arus pendek.
Gassy : Masuknya gas bebas ke dalam fluida produksi yang lebih berat
biasanyadisertai dengan berkurangnya total produksi fluida (stock
tank barel).
33
b. Kondisi lainnya adalah sifat kimia dari cairan reservoir pada sumur-sumur
tertentu yang mampu dengan cepat membentuk scale sehingga terjadi
penumpukan scale didalam komponen dan jalur discharge pompa yang
mengakibatkan pompa macet (stuck).
34
Dalam laporan ini akan dibahas mengenai kegagalan operasional pompa ESP
yang disebabkan oleh kesalahan manusia (human error) pada saat melakukan
pemasangan rangkaian pompa ESP. Hal ini berkaitan kemampuan individu/teknisi
itu sendiri dan kepatuhan terhadap prosedur operasi standar pemasangan ESP. Hal
ini dianggap hal yang sangat penting mengingat faktor manusia merupakan faktor
terbesar dalam kaitannya kinerja ESP sebelum dan sesudah pemasangan pompa
ESP.
Dalam pengkajian masalah ini diajukan kondisi nyata yang sering terjadi di
wilayah operasi UBEP Adera yang didapat dalam kegiatan operasi Produksi di
UBEP Adera. Salah satu permasalahan yang terjadi dalam pemasangan rangkaian
ESP di lapangan UBEP Adera di lokasi ABB - 065 yang dilakukan oleh
kontraktor ESP rental, yaitu O-ring Seal yang dipasang antara bagian motor ke
Sensor Zenith tidak sesuai dengan ukuran O-ring yang diperlukan sehingga
mengakibatkan masuknya cairan ke dalam motor dan terjadi short circuit pada
motor.
35
4.6.1 Penyimpanan Komponen dan Kabel ESP
4.6.1.1 Komponen
Penempatan yang layak pertama kali dapat mengurangi kebutuhan
penanganan lebih lanjut dan mengurangi risiko kerusakan peralatan.Pada tempat
penyimpan, letakkan setidaknya dua pendukung, masing-masing sekitar ¼ jarak
dari tiap-tiap ujungnya. Semua peralatan harus didukung dengan blok karet dalam
transportasi. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.17.
4.6.1.2 Kabel
Karena panjangnya kabel hingga 10.000 kaki atau 3048 meter , maka kabel
listrik selalu dikirim dalam bentuk kumparan. Semua kumparan kabel harus
dikirim dengan pengapalan yang layak untuk mencegah kabel bergeser selama
perjalanan. Dapat dilihat pada gambar 4.18
4.6.2.1 Komponen
4.6.2.2 Kabel
38
Gambar 4. 22 Truk bermuatan komponen
(PT.Pertamina Ubep ADERA)
39
Keterangan gambar 4.23.
1. Tempatkan unit dengan bagian kepala menghadap ke sumur
2. Catat semua rincian pelat nama
3. Ukur & catat semua panjang unit
4. Tentukan & buat label urutan untuk dijalankan (dari bawah ke atas).
5. periksa kopling yang ada
6. Periksa pembacaan listrik motor
7. Pasang klem & rantai Lifting
A
9 meter wellhead sheave
40
4.6.7 Pengukuran Tahanan Winding (Phase to Phase) Motor
Hal –hal yang dilakukan dalam pengukuran tahanan winding motor adalah
sebagai berikut:
1. Pengatur Skala Megger diputar ke posisi 3 Ohm.
2. Kabel yang berwarna “Merah” dipasang ke Terminal Motor Phase No:1.
3. Kabel yang berwarna “Hitam” dipasang ke Terminal Motor Phase No:2.
4. Tombol “ON” ditekan
hasil pengukuran dibaca (cocokan dengan Tabel 4.1 WI No: 01).
Lakukan Test yang sama terhadap Phase No:2 ke Phase No:3 dan Phase No:3 ke
Phase No: 1. Catatan: Unbalance Resistance yang diizinkan tidak boleh melebihi
2 % dari jumlah rata-rata ke 3 Phase-nya. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar
4.25
41
4.6.8 Pemeriksaan Putaran Dan Kedudukan Shaft Pompa
Hal-hal yang dilakukan dalam pemeriksaan putaran dan kedudukan shaft
pompa yaitu :
1. Shaft diputar dengan engkol untuk memeriksa putarannya lunak, tidak
tersendat-sendat ataupun agak keras. Lihat Gambar 4.26
2. Shaft ditekan pada bagian bawah ES Pump dan ukur jarak main (end play)
dari ujung permukaan base ke ujung shaft. Lihat Gambar 4.27
3. Shaft ditekan kembali ke bagian atas ES Pump dan ukur jarak main (end
play) dari ujung permukaan head ke ujung shaft.
4. Shaft setting diukur dari ujung base/head ke ujung shaft dengan ukuran
yang diizinkan. Dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
+ +
D 0 s/d DN 1350 - 1/32 0” - 1/32 7/8”
1/16” 1/16”
- + - +
GN 2000 s/d GN 3100 5/16” 7/16”
1/16” 1/16” 1/16” 1/16”
- + - +
GN 4000 s/d GN 7000 5/16” 3/8”
1/16” 1/16” 1/16” 1/16”
HN 10000 s/d HN - + - +
1/4” 4/16”
15000 1/16” 1/16” 1/16” 1/16”
43
4.6.10 Prosedur Instalasi Motor dan Gauge
Adapun prosedur instalasi motor dan gauge adalah seperti yang
ditunjukkan pada gambar 4.29 .
1. Rendahkan motor secara hati- hati dan buka bottom shipping cap
2. Hindari terjadinya tumpahan minyak
3. Lepaskan Shipping Gasket
4. ganti dengan O’ring
5. gunakan dow corning grease
44
4.6.11 Prosedur Pengisian Minyak Motor
Hal-hal yang dilakukan dalam pengisian minyak motor dapat dilihat pada
gambar 4.30 dibawah ini.
45
4.6.12 Prosedur Instalasi MLE (Motor Lead Extension)
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam instalasi MLE antara lain :
1. Naikkan rakitan ke atas hingga pothead motor berada pada posisi
yang sesuai
2. Angkat katrol melebihi kepala, namun tidak lebih dari 3 meter.
3. Periksa motor dan kabel listrik
4. Jangan lupa mengganti pothead O’ring.
46
4.6.13 Prosedur Instalasi Servis Busi Panjang dan Pendek
Hal hal yang dilakukan dalam innstalasi servis pelindung yaitu Ganti
busi pendek dengan busi panjang & gasket tembaga yang baru. Lanjutkan
dengan memompa motor minyak secara perlahan (45 rev/min). Seperti
yang ditunjukkan pada gambar 4.32 .
47
4.7 Langkah-langkah Sebelum Instalasi Rangkaian ESP
4.7.1 Motor
1. Pengukuran dilakukan pada motor menggunakan “Insulation Tester”
(Megger) dan resitansi motor menggunakan ohm meter (fluke) pada
masing-masing Phase.
2. putaran motor diperiksa yang dapat berputar bebas (free rotation).
3. semua plug dan drain pada motor diperiksa apakah sudah terpasang
dengan benar.
4. Test tekanan dilakukan seperlunya untuk memeriksa kebocoran.
4.7.2 Protector
putaran pada protector diperiksa apakah dapat berputar dengan bebas (free
rotation).
48
Bab 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Secara umum gangguan kinerja/kerusakan pompa ESP dapat
dikategorikan dalam 3 klasifikasi yaitu :
1. Gangguan kinerja/kerusakan karena pengaruh kondisi sumur.
2. Gangguan kinerja/kerusakan karena kualitas material dan peralatan
pompa.
3. Gangguan kinerja/kerusakan karena faktor kesalahan manusia dalam
penanganan dan pemasangan rangkaian pompa ESP.
b. Prosedur untuk penanganan dan pemasangan rangkaian pompa merupakan
hal yang sangat penting untuk menghindari kesalahan dan ketidak
maksimalan kinerja pompa setelah pemasangan.
c. Peningkatan kualitas dan pengetahuan para teknisi yang terlibat dalam
pemasangan pompa perlu dilakukan untuk keseragaman kemampuan
dalam kegiatan pemasangan dan operasi pompa.
49
5.2 SARAN
Untuk mendukung operasional produksi minyak dan gas yang yang
handal, efektif dan efisien maka di perlukan pekerja yang berkualitas sehingga
kinerja pompa setelah dipasang dapat memenuhi harapan untuk mendukung
pencapaian target produksi antara lain :
50
DAFTAR PUSTAKA
Budiharto, Martinus dan Rimon Usman. 2008. Kursus Dasar ESP. PT. EJP
(Epsindo Jaya Pratama)
Reel, Brett dan Nick Azar. 2002. ESP Application. di JOB-Pertamina HEDI
Pengabuan. Centrilift.
……..……,Data Perusahaan PT.Pertamina EP Ubep Adera
Brown,K.E., ”The Technology of Artificial Lift Method”, Volume I, Petroleum
Publishing Company, Penn Well Books, Tulsa Oklahoma,1980.
Sumala,Wiria 2010. Perancangan Turbin Uap Impuls Sebagai Penggerak
Generator Listrik Dengan Daya 5MW. Skripsi. Institut Sains &
Teknologi AKPRIND. Yogyakarta.
Yulianto,yudha 2011. Perencanaan perubahan metode produksi untuk
meningkatkan produksi minyak pada sumur x lapangan y. Skripsi.
Universitas pembangunan nasional “veteran” .Yogyakarta.
Almuro,syeh 2011. Pemasangan Rangkaian ESP di PT. Pertamina EP (Ubep)
Adera. Kertas Kerja Wajib (KKW) Bimbingan Kerja Operator
Produksi Migas (BKOPM) PT Pertamina EP Ubep Adera.
Suyono 2011. metode artificial lift dengan menggunakan esp (electric
submersible pump) di PT Pertamina Ubep Lirik Provinsi Riau .
Laporan Kerja Praktek. Program Studi Teknik Perminyakan
Akademi Minyak dan Gas Balongan. Indramayu.
Pengertian Electrical Submersible Pump.
http://paidixxx.blogspot.com/2012/04/electrical-submersible-
pump.html?m=1. (Di akses pada 10 Maret 2013).
Anonim ,centralizing under-reamed section.
http://www.centekgroup.com/index.php/products/centralising-under-
reamed-sections/.(Di akses pada 11 Maret 2013).
Aleksandar, Serdar. 2011. “Transformator”. http://www.dynamic-
elchem.rs/transformators.html. (Di akses pada 12 Mei 2013).
51
Lampiran
52