KOMUNIKASI POLITIK
I. Pengantar
Selain system politik, perubahan politik, sosialisasi politik, dan partisipasi politik,
topik penting lain hampir selalu menyertai dirkursus tentang politik adalah
komunikasi politik. Apa yang dimaksud dengan komunikasi politik? Apa perbedaan
antara komunikasi politik dan komunikasi lain di luar bidang politik?
Komunikasi politik adalah “proses dimana informasi politik yang relevan diterukan
dari satu bagian system politik kepada bagian lainnya dan di antara system-sistem
sosial dengan system-sitem politik” (Rush & Althoff, 1997, dikutip Maran, 2014:
158).
Isi komunikasi: pengetahuan, nilai, sikap, isu, kebijakan.. dll.. dengan maksud
untuk sekedar diketahui atau mendpatkan tanggapan public.
Bahkan opini public atau pendapat umum yang terbentuk dari praktik demokrasi
dan berkembangnya kesadaran diri (self-consciousness) telah melahirkan teknik-
teknik persuasi dalam komunikasi politik. Tidakan politik pn tidak lagi sekedar
datang dari keinginan rasional individu-individu dalam masyarakat melainkan
muncul dari pengaruh opini public dan informasi tentang proses politik. Opini public
itu dibentuk, dikonstruksikan, diproduksi, bahkan juga dimanipulasi demi
kepentingan tertentu. Pada titik ini para professional media dan agen pers, insitusi
media, dan mereka yang menguasi media memiliki peran besar dan menentukan
dalam komunikasi politik. Menurut Lypmann (1922), peran media ini tidak hanya
mengakselerasi praktik demokrasi melainkan juga membuat politik sebagai hiburan,
perayaan (poilitikus seperti selebritis) dari seluruh penjuru dunia (global village).
Media-media baru seperti: blogs, Facebook, Twitter, YouTube, dan web pages,
merupakan media yang sekarang ini paling sering mempropagandakan informasi
politik, partai politik, opini public, bahkan tokoh politik.
Fungsi media komunikasi Politk:
Brian McNair (2011), menunjukan 5 fungsi media komunikasi politik dalam
masyarakat demokratis ideal. Kelima fungsi media komunikasi tersebut adalah:
1. Menginformasikan kepada warga Negara apa yang terjadi di sekeliling
mereka (fungsi monitoring),
2. Mengedukasi warga Negara misalnya dengan munjukkan makna dan
signifikasi ‘fakta’ (fungsi menjelaskan) secara objektif dan professional.
3. Memberikan platform atau wadah bagi wacana politik public; memfasilitasi
pembentukan ‘opini publik’ dan mengembalikan opini tersebut kepada public
dimana ia muncul.
4. Memberikan publikasi kepada pemerintah dan insitusi-institusi politik secara
objektif, visible, accountable, terbuka bagi semua unsur masyarakat.
5. Sebagai channel bagi advokasi pandangan-pandangan politik tertentu. Partai-
partai politik dan pemerintah membutuhkan ruang untuk mempublikasikan
program dan kebijakan mereka;
Bagi Josef Ernst, ruang public tidak lain dari ‘ruang diskusif distingtif’ (‘distinctive
discursive space’) di mana individu-individu disatukan sedemikian sehingga mampu
peran mereka yang secara politik sangat kuat. Ruang public yang pada esensinya
merupakan bidang komunikatif indviidu-individu itu, merupakan ruang dimana fakta
dan opini diartikulasikan sehingga pemahaman dan pengetahuan bersama tentang
situasi sosial dibangun. Melalui ruang public itulah tindakan politik kolektif dapat
dilakukan.
Pesan harus sampai pada penerima. Saluran atau media menetukan keberhasilan
distribusi pesan. Komunikasi tidak akan terjadi bila pesan tidak sampai kepada
penerima. Setiap pesan mengaharapkan feedback, tanggapan, atau respon
penerima pesan. Jika tidak ada feedback maka pesan sebetulnya gagal. Feedback
adalah pesan yang dikirim oleh penerima pesan kepada pengirim pesan.
Pertanyaan:
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi dan komunika politik?
2. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur pokok komunikasi politik.
3. Sebutkanlah fungsi media dalam komunikasi politik.
4. Sebutkan dan jelaskan tujuan komunikasi politik.