Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PROGRAM KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP

SEMANGAT KERJA KARYAWAN PT PJB UNIT PEMBANGKITAN GRESIK

Putri Retno Wulandari


Pogram Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Gresik
Kampus GKB, Jl Sumatra 101 GKB Gresik 61121 Jawa Timur Indonesia
E-mail: p.tulung@gmail.com

ABSTRACT

The purpose of this study is to know the influence of employee prosperity program in worker
enthusiasm partially or simultaneously and to know the employee prosperity is economical,
facilitative and a service which has most domination influence the worker enthusiasm. The
population of this study was permanent employee at PT PJB Unit Pembangkitan Gresik. The
sample of this study was 109 participants. This study used multiple linier regressions as the
technique analysis. The result of this study explained that employee prosperity program was
economical and the service has influence the worker enthusiasm partially. Employee prosperity
program was economical and the service influenced the worker enthusiasm partially. Employee
prosperity program was facilitative and there was no influence in worker enthusiasm. Employee
prosperity program was economical, facilitative and the service influence in worker enthusiasm
simultaneously. The program also was economical and mostly has domination influence in
worker enthusiasm.

Key words: prosperty, economical, fasilitative, service, worker enthusiasm

PENDAHULUAN matang. Hal ini berkaitan dengan pendapat


Hasibuan (2011;179) bahwa pemeliharaan
Suatu perusahaan, karyawan merupakan aset
(maintenance) adalah usaha mempertahankan dan
perusahaan yang sangat penting dan berguna bagi
atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan
kepentingan manajemen dalam menjalankan
sikap karyawan agar mereka tetap loyal dan
oprasionalisasi atau aktivitas perusahaan.
bekerja produktif untuk menunjang tercapainya
Karyawan sebagai sumber daya manusia harus
tujuan perusahaan.
diperhatikan dengan sungguh-sungguh. Tanpa
kehadiran sumber daya manusia tidak mungkin Pemeliharaan sumber daya manusia dapat
roda perusahaan berjalan dengan lancar, maka dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
sumber daya manusia memegang peranan paling adalah dengan membentuk program kesejahteraan
penting untuk meraih tujuan perusahaan. karyawan. Program kesejahteraan karyawan
harus disusun berdasarkan peraturan legal,
Mengingat sumber daya manusia sangat
berdasarkan keadilan dan kelayakan (internal dan
penting dalam menentukan kelangsungan hidup
eksternal konsistensi) dan berpedoman kepada
perusahaan, maka perusahaan harus mampu
kemampuan perusahaan.
mengoptimalkan kemampuan sumber daya
manusia yang dimilikinya agar pencapaian Kesejahteraan karyawan menurut UU no 13
sasaran dapat terlaksana. Perusahaan perlu adanya Tahun 2013 pasal 1 tentang Ketenagakerjaan
strategi pemeliharaan sumber daya manusia yang adalah suatu pemenuhan kebutuhan dan/atau

1
keperluan yang bersifat jasmanian dan rohaniah, demi terwujudnya visi perusahaan yaitu menjadi
baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, perusahaan pembangkit tenaga listrik Indonesia
yang secara langsung atau tidak langsung dapat yang terkemuka dengan standar kelas dunia.
mempertinggi produktivitas kerja dalam Keberhasilan visi dan misi perusahaan
lingkungan kerja yang aman dan sehat. bergantung dari peran sumber daya manusianya,
oleh sebab itu berbagai upaya dilakukan PT PJB
Hasibuan (2011; 185) menyatakan bahwa
Unit Pembangkitan Gresik dalam menciptakan
kesejahteraan karyawan adalah balas jasa
sumber daya manusia yang berkualitas dengan
pelengkap (material dan non material) yang
melakukan strategi pemeliharaan yaitu pengadaan
diberikan berdasarkan kebijaksanaan. Tujuannya
program kesejahteraan karyawan.
untuk mempertahankan dan memperbaiki kondisi
fisik dan mental karyawan agar produktivitas Terdapat tiga jenis program kesejahteraan
kerjanya meningkat. karyawan yang diadakan oleh PT PJB Unit
Pembangkitan Gresik yaitu program
Kesejahteraan karyawan dalam UU no 13
kesejahteraan yang bersifat ekonomis, fasilitatif
Tahun 2003 pasal 99 tentang Ketenagakerjaan
dan pelayanan. Program kesejahteraan yang ada
menyatakan bahwa setiap pekerja/buruh berhak
dalam PT PJB Unit Pembangkitan Gresik
untuk memperoleh jaminan sosial tenaga kerja.
merupakan turunan atau regulasi dari peraturan
Sedangkan Badan Penyelenggaraan Jaminan
pemerintah. PT PJB membuat program
Sosial dalam UU no 40 Tahun 2004 pasal 5
kesejahteraan berdasarkan undang-undang,
tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
namun PT PJB menyesuaikan keadaan yang
menyatakan bahwa Badan Penyelenggara
relevan dengan kondisi perusahaan. Fenomena
Jaminan Soaial adalah: Perusahaan Perseroan
yang diperoleh di lapangan berdasarkan hasil
(Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja
wawancara pada tanggal 28 April 2014, program
(JAMSOSTEK).
kesejahteraan karyawan yang dijalankan di PT
Perlu disadari bahwasanya manfaat jaminan PJB Unit Pembangkitan Gresik sesuai dengan
sosial yang dikembangkan guna menjamin keputusan Direktur Jendral Pembinaan Hubungan
kesejahteraan tenaga kerja, tidak hanya mencakup Industrial dan Jaminan Sosial
sebatas individu pekerja itu sendiri, tetapi juga No.KEP.15/PHIJSK-PKKAD/PKB/I/2012
mencakup keluarganya. Hal ini lah yang belum menunjukkan keadaan sebagai berikut:
banyak disadari oleh pengusaha dan tenaga kerja,
1. Program Kesejahteraan Bersifat Ekonomis
mereka belum memahami manfaat program-
Seluruh biaya pengobatan diganti oleh
program jaminan sosial yang diselenggarakan PT
perusahaan dan karyawan diberikan kebebasan
Jamsostek (Persero) sehingga belum merasa
memilih tempat berobat (rumah sakit
kepesertaan sebagai sebuah kebutuhan
langgangan/pemerintah/swasta), namun demikian
(birokrasi.kompasiana.com).
perusahaan tetap menggunakan prinsip adil dan
PT PJB Unit Pembangkitan Gresik sebagai proporsional (sesuai dengan jenjang jabatan).
salah satu anak perusahaan PT PLN (Persero) 2. Program Kesejahteraan Bersifat Fasilitatif
sebagai penyedia energi listrik memandang a. Fasilitas Masjid, Kesenian dan Olahraga
Sumber Daya Manusia (SDM) tidak sekedar PT PJB Unit Pembangkitan Gresik memiliki
faktor pendukung, tetapi sebagai kunci meraih program BAKORSIROH (Badan Koordinasi
kesuksesan. PT PJB menempatkan SDM sebagai Kesenian dan Kerohanian) yang saat ini disebut
aset terpenting yang selalu mendapat perhatian SBO (Spiritual, Budaya dan Olahraga) dimana
ekstra. Berbagai upaya dilakukan agar SDM program tersebut disediakan, dilaksanakan dan
mampu melakukan adaptasi dan mengantisipasi dikelola perusahaan bekerja sama dengan Serikat
perubahan dalam menunjang proses internal Pekerja PJB. Kondisi tersebut dapat dilihat
(Dok. PT PJB 2014). Sebagai salah satu dengan adanya fasilitas spiritual seperti masjid,
perusahaan Obyek Vital Nasional (Obvitnas), PT fasilitas budaya dengan adanya gedung kesenian,
PJB bergerak di industri kelistrikan yang sangat dan fasilitas olahraga dengan adanya lapangan
penting bagi kehidupan masyarakat. Sebagai sepak bola, lapangan voly, lapangan tenis dan
perusahaan yang sering disoroti oleh masyarakat, gedung olahraga. Fasilitas-fasilitas tersebut
PT PJB terus berusaha memperbaiki kinerjanya tersedia di lingkungan perusahaan.

28
b. Pendidikan / Seminar kompensasi tidak langsung yang diberikan
PT PJB Unit Pembangkitan Gresik menyediakan kepada seorang karyawan atau sekelompok
fasilitas in house training dan memiliki AK karyawan sebagai bagian dari keanggotaan
(Akademi Komunitas) dimana komunitas tersebut organisasi.
memiliki sebuah program disebut COP
Program kesejahteraan karyawan biasa juga
(Community of Practice) yang diselenggarakan
disebut juga dengan kompensasi pelengkap, hal
rutin oleh Sarikat Pekerja setiap hari Jumat
ini sesuai dengan pendapat Hasibuan (2011;185)
dengan konsep learning by doing.
bahwa kesejahteraan karyawan adalah balas jasa
c. Cuti
pelengkap (material dan non material) yang
PT PJB Unit Pembangkitan Gresik menyediakan
diberikan kepada karyawan berdasarkan
enam jenis cuti, diantaranya cuti tahunan, cuti
kebijaksanaan organisasi atau perusahaan.
besar, cuti bersalin, cuti gugur kandungan dan
haid, cuti ibadah keagamaan dan cuti di luar Program Kesejahteraan Karyawan Bersifat
tanggungan perusahaan. Ekonomis
3. Program Kesejahteraan Bersifat Pelayanan
a. Penasihat / Konsultan Menurut Heidjrahman dan Suad Husnan dalam
PT PJB Unit Pembangkitan Gresik menyediakan Ardana dkk (2012;238) bahwa program
OFI (Opportunity for Improvement) tiap triwulan kesejahteraan yang bersifat ekonomis dirancang
melalui evaluasi rutin yang dilakukan oleh dan diselenggarakan untuk melindungi keamanan
konsultan dari pihak eksternal perusahaan guna ekonomi dari para karyawan. Karena disadari
pencapaian kontrak kinerja dalam satu tahun. bahwa tidak ada sesungguhnya yang abadi di
b. Rekreasi dunia ini, maka memiliki pegangan dalam
PT PJB Unit Pembangkitan Gresik memiliki dua ketidakpastian merupakan hal yang sangat baik.
jenis program rekreasi, diantaranya Employe Untuk itulah dibentuk program-program yang
Gathering yang dilaksanakan setiap satu tahun antara lain juga digunakan untuk mengatasi
sekali dan Family Gathering yang dilaksanakan peristiwa-peristiwa yang tidak diinginkan.
setiap dua tahun sekali. Sedangkan Moekijat (2010;161) berpendapat
Program kesejahteraan yang diberikan bahwa program ini bertujuan untuk memberikan
perusahaan kepada karyawan sebagai balas jasa suatu keamanan tambahan ekonomi di atas
baik materil dan non materil yang diharapkan pembayaran pokok dan pembayaran perangsang
dapat memacu meningkatkan semangat kerja dari serta hadiah-hadiah yang berhubungan lainnya.
karyawan, program kesejahteraan yang diberikan Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat
hendaknya bermanfaat dan mendorong disimpulkan bahwa program kesejahteraan
tercapainya tujuan perusahaan karena pemberian karyawan yang bersifat ekonomis adalah program
program kesejahteraan dapat memotivasi gairah yang diberikan dan dirancang untuk melindungi
kerja, disiplin dan produktivitas karyawan, hal ini keamanan ekonomi karyawan.
membantu lancarnya pelaksanaan pekerjaan
Program Kesejahteraan Karyawan Bersifat
untuk tercapainya tujuan perusahaan (Nasution,
Fasilitatif
2010;2)
Program kesejahteraan yang bersifat fasilitatif
Program Kesejahteraan Karyawan
menurut Handoko (2000;187) adalah kegiatan-
Program kesejahteraan karyawan adalah kegiatan yang secara normal harus dilakukan
kompensasi tidak langsung yang diberikan karyawan sendiri dalam kehidupan sehari-
kepada karyawan, baik dapat dinilai dengan uang harinya. Dalam kenyataannya, banyak perusahaan
maupun yang tidak dapat dinilai dengan uang. menyediakan berbagai bentuk bantuan atau
Disebut kompensasi tidak langsung karena tidak pelayanan di bidang kehidupan rutin karyawan
berhubungan langsung dengan prestasi kerja, tersebut. Masing-masing program pelayanan
melainkan biasanya diselenggarakan sebagai bermaksud untuk memenuhi berbagai kebutuhan
upaya penciptaan kondisi dan lingkungan kerja yang terus menerus. Sedangkan menurut Moekijat
yang menyenangkan (Sarahwati, 2009;12). (2010;161) program fasilitatif adalah pelayanan
Mathis dan Jackson (2006), mendefinisikan yang biasanya sangat diperlukan oleh pegawai-
program kesejahteraan karyawan sebagai bentuk pegawai dan mereka akan berusaha memenuhi

29
sendiri apabila perusahaan tidak menyediakan. semangat kerja karyawan PT PJB Unit
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat Pembangkitan Gresik.
ditarik kesimpulan bahwa program kesejahteraan
H2 :Diduga program kesejahteraan karyawan
yang bersifat fasilitatif adalah sarana yang
(bersifat ekonomis, fasilitatif dan pelayanan)
disediakan perusahaan dan berguna untuk
berpengaruh secara simultan terhadap
melayani karyawan dalam kehidupan sehari-
semangat kerja karyawan PT PJB Unit
harinya.
Pembangkitan Gresik.
Program Kesejahteraan Kayawan Bersifat
H3 :Diduga program kesejahteraan bersifat
Pelayanan
ekonomis berpengaruh paling dominan
Kesejahteraan karyawan yang bersifat pelayanan dalam mempengaruhi semangat kerja
menurut Kaswan (2012;176) diberikan karyawan PT PJB Unit Pembangkitan
perusahaan untuk meningkatkan kualitas kerja Gresik.
karyawan atau kehidupan pribadi. Karyawan
memperoleh pelayanan ini semata-mata karena
keanggotaannya, bukan karena jasanya. METODELOGI
Semangat Kerja Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuantitatif karena data penelitian berupa
Semangat kerja merupakan hal yang harus
angka-angka dan analisis menggunakan statistik
dimiliki oleh setiap karyawan agar produktivitas
(Sugiyono, 2010;12). Penelitian kuantitatif adalah
karyawannya meningkat, oleh karena itu
definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik
selayaknya setiap perusahaan harus berusaha agar
objektif melalui perhitungan ilmiah berasal dari
semangat kerja karyawan dapat meningkat.
sampel orang-orang yang diminta menjawab atas
Dengan semangat kerja karyawan yang
sejumlah pertanyaan tentang survei untuk
meningkat, maka diharapkan produktivitas dalam
menentukan frekuensi dan persentase tanggapan
perusahaan pun akan meningkat dan berjalan
mereka (Creswell, 2003).
dengan baik, sehingga tujuan perusahaan akan
benar-benar tercapai. Penelitian ini dilakukan di PT PJB Unit
Pembangkitan Gresik, Jl. Harun Tohir Gresik
Semangat kerja menurut Hasibuan (2011;94)
61112.
adalah keinginan dan kesungguhan seseorang
mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta Populasi pada penelitian ini adalah karyawan
berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang tetap PT PJB Unit Pembangkitan Gresik yang
maksimal. Semangat kerja ini akan merangsang berjumlah 364 orang.
seseorang untuk berkarya dan berkreativitas
dalam pekerjaannya. Sedangkan menurut Untuk mengetahui ukuran sampel dari populasi
Nitisemito (2002;427) mengungkapkan bahwa yang diketahui jumlahnya, peneliti menggunakan
semangat kerja adalah melakukan pekerjaan pendapat Arikunto (2005;95) yang menyatakan
secara lebih giat sehingga dengan demikian bahwa jika peneliti mempunyai beberapa ratus
pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan subjek dalam populasi, mereka dapat menentukan
lebih baik. kurang lebih 25-30% dari jumlah subjek tersebut.
Berdasarkan teori tersebut, maka jumlah sampel
Beberapa pendapat para ahli mengenai semangat yang diteliti dalam penelitian ini berjumlah 109
kerja di atas dapat disimpulkan bahwa semangat orang yaitu 30% dari jumlah populasi.
kerja adalah tingkah laku para karyawan yang
bekerja dengan kondisi lebih optimal sehingga Teknik sampling (penarikan sampel) yang
mencerminkan keadaan dimana perusahaan dapat digunakan oleh peneliti adalah Probability
mencapai sasaran yang diharapkan. Adapun Sampling jenis Propotionate Stratified Random
hipotesis yang diajukan adalah Sampling.

H1 :Diduga program kesejahteraan karyawan Definisi Operational Variabel


(bersifat ekonomis, fasilitatif dan pelayanan)
berpengaruh secara parsial terhadap

30
Untuk mendefinisikan suatu variabel yang terkait derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya
dengan penelitian maka dibuat beberapa terjadi pada objek dengan data yang dapat
pengertian batasan operational, yaitu: dikumpulkan oleh peneliti.

1. Variabel Program Kesejahteraan Karyawan (X) Uji validitas dalam penelitian ini digunakan
Program kesejahteraan karyawan adalah analisis item yaitu mengkorelasikan skor tiap
pernyataan langsung terhadap kesejahteraan butir dengan skor total yang merupakan jumlah
karyawan yang meliputi: dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak
memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan
a. Program Kesejahteraan Karyawan Bersifat
diteliti lebih lanjut. Syarat tersebut menurut
Ekonomis (X1)
Sugiyono (2010;178) yang harus dipenuhi yaitu
Program kesejahteraan bersifat ekonomis adalah
harus memiliki kriteria sebagai berikut :
program yang diberikan dan dirancang untuk
melindungi keamanan ekonomi karyawan. a. Jika r ≥ 0,30, maka item-item pertanyaan dari
Indikator yang digunakan adalah: kuesioner adalah valid.
1) Uang pengobatan b. Jika r ≤ 0,30, maka item-item pertanyaan dari
2) Program pensiun kuesioner adalah tidak valid.
3) Uang makan dan transport Uji Reliabilitas
b. Program Kesejahteraan Karyawan Bersifat
Reliabilitas adalah instrumen yamg bila
Fasilitatif (X2)
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek
Program kesejahteraan yang bersifat fasilitatif
yang sama, akan menghasilkan data yang sama
adalah sarana yang disediakan perusahaan dan
(Sugiyono,2010;172). Ghozali (2005;41)
berguna untuk melayani karyawan dalam
menyatakan bahwa reliabilitas adalah alat untuk
kehidupan sehari-harinya. Indikator yang
mengukur suatu kuesioner yang merupakan
digunakan adalah:
indikator dari variabel atau konstruk, suatu
1) Fasilitas masjid, kesenian dan olahraga kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika
2) Fasilitas pendidikan / seminar jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
3) Fasilitas cuti konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Dengan
c. Program Kesejahteraan Karyawan Bersifat uji reliabilitas suatu variabel dinyatakan reliabel
Pelayanan (X3) jika alpha positif, atau r alpha > r tabel. (Santoso,
Kesejahteraan karyawan yang bersifat pelayanan 2001;280)
diberikan perusahaan untuk meningkatkan
Uji Asumsi Klasik
kualitas kerja karyawan atau kehidupan pribadi.
Indikator yang digunakan adalah: Autokorelasi
1) Penasihat / konsultan Autokorelasi artinya terdapat pengaruh dari
2) Rekreasi variabel dalam model melalui tenggang waktu.
3) Asuransi kesehatan, kematian dan Hal ini berarti bahwa nilai variabel saat ini akan
kecelakaan berpengaruh terhadap nilai variabel lain pada
2. Variabel Semangat Kerja (Y) masa yang akan datang. Jika dalam suatu model
Semangat kerja merupakan tingkah laku para regresi terdapat autokorelasi maka akan
karyawan yang bekerja dengan kondisi lebih menyebabkan varians sampel tidak dapat
optimal sehingga mencerminkan keadaan dimana menggambarkan varians populasinya dan model
perusahaan dapat mencapai sasaran yang regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan
diharapkan. Indikator dalam penelitian ini yaitu: untuk menaksir nilai variabel independen tertentu.
Untuk mendiagnosis ada atau tidaknya
1) Disiplin
autokorelasi dalam suatu model regresi dapat
2) Kerjasama
dilakukan dengan cara melakukan pengujian
3) Kepuasan kerja
terhadap nilai Uji Durbin-Watson (Uji DW).
Uji Validitas
Pengambilan keputusan ada tidaknya
Menurut Sugiyono (2010;172) validitas adalah
autokorelasi adalah sebagai berikut:
sejauh mana suatu instrument mampu mengukur
apa yang hendak diukur. Valid menunjukan

31
1. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) diagonal. Jika distribusi data residual normal,
dan (4-du), maka koefisien autokorelasi maka garis yang menggambarkan data
sama dengan nol, berarti tidak ada sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya
autokorelasi. (Ghozali, 2005;110).
2. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas
Heteroskedastisitas
bawah (dl), maka koefisien autokorelasi
lebih besar dari pada nol, berarti ada Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
autokorelasi positif. apakah dalam model regresi terjadi
3. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-dl), ketidaksamaan varians dan residual satu
maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pengamatan ke pengamatan yang lain. jika
pada nol, berarti ada autokorelasi negatif. varians dari residual satu pengamatan ke
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas pengamatan yang lain tetap, maka disebut
(du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
dapat disimpulkan. adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
Multikolinieritas heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada/
tidaknya heterokedatisitas adalah dengan grafik
Multikolinearitas artinya variabel independent
plot antara nilai prediksi variabel terikat dan
yang satu dengan independent yang lain dalam
residualnya. Deteksi terhadap heterokedastisitas
model regresi saling berhubungan secara
dapat dilakukan dengan melihat ada/tidaknya pola
sempurna atau mendekati sempurna. Apabila
tertentu pada grafik scatterplot. Bila tidak ada
pada model regresi terdapat multikolinearitas
pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas
maka akan menyebabkan kesalahan estimasi
dan di bawah titik 0 pada sumbu Y, maka tidak
akan cenderung meningkat dengan bertambahnya
terjadi heterokedastisitas dan sebaliknya
variabel independent, tingkat signifikasi yang
(Ghozali, 2005;105).
digunakan untuk menolak hipotesis nol akan
semakin besar dan probabilitas menerima Teknik Analisis Data
hipotesis yang salah juga semakin besar, hal ini
akan mengakibatkan model regresi yang Analisis Regresi Linier Berganda
diperoleh tidak valid untuk menaksir nilai
Persamaan garis regresi linier berganda dapat
variabel independent. Model regresi yang baik
ditulis sebagai berikut:
seharusnya tidak mengandung korelasi diantara
variabel independent. Untuk mendeteksi ada Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
Dimana:
tolerance value dan value inflation (VIF).
Kriteria pengukurannya adalah sebagai berikut: Y = Semangat kerja
a. Jika nilai tolerance value < 0,10 dan VIF a = Konstanta, yaitu Y pada saat X1 = X2 =
> 10, maka terjadi multikolinearitas. X3 = 0
b. Jika nilai tolerance value > 0,10 dan VIF <
10 maka tidak terjadi multikolinearitas. b1 = Koefisien regresi parsial, untuk
Normalitas mengukur pengaruh X1 terhadap Y jika
X1 berubah (naik atau turun) satu unit
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dan X2, X3 konstan
dalam model regresi, variabel terikat dan variabel
bebas keduanya mempunyai distribusi normal. b2 = Koefisien regresi parsial, untuk
Model regresi yang baik adalah memiliki mengukur pengaruh X2 terhadap Y jika
distribusi data normal/ mendekati normal. Cara X2 berubah (naik atau turun) satu unit
untuk mengetahui normalitas adalah dengan dan X1, X3 konstan
melihat normal probability plot yang
b3 = Koefisien regresi parsial, untuk
membandingkan distribusi kumulatif dan
mengukur pengaruh X3 terhadap Y jika
distribusi normal. Distribusi normal akan
X3 berubah (naik atau turun) satu unit
membentuk suatu garis lurus diagonal, dan
dan X1, X2 konstan
ploting data akan dibandingkan dengan garis

32
X1 = Program kesejahteraan bersifat X1
ekonomis
X1.1 0,715 Valid
X2 = Program kesejahteraan bersifat fasilitatif 1.
X1.2 0,803 Valid
X3 = Program kesejahteraan bersifat
pelayanan X1.3 0,723 Valid

e = error atau koefisien pengganggu X2

X2.1 0,711 Valid


2.
X2.2 0,757 Valid
HASIL DAN PEMBAHASAN
X2.3 0,761 Valid
Uji Validitas

Berikut ini hasil dari pengamatan X3


kuesioner tentang uji validitas diambil dari data X3.1 0,860 Valid
yang diolah melalui aplikasi SPSS, Dari hasil uji 3.
validitas instrumen semua variabel didapatkan r ≥ X3.2 0,814 Valid
0,30. Jadi seluruh butir pernyataan dari variabel
X3.3 0,335 Valid
independen maupun dependen terbukti valid.
Hasil dari data yang sudah diolah sudah tampak Y
seperti pada tabel di bawah ini:
Y1 0,663 Valid
4.
Y2 0,795 Valid
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Y3 0,760 Valid
Butir R
NO Keterangan
Pertanyaan Hitung

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Item Alpha Reliabel Keterangan

Program Kesejahteraan
Karyawan Bersifat 0,606 0,187 Reliabel
Ekonomis (X1)

Program Kesejahteraan
Karyawan Bersifat 0,594 0,187 Reliabel
Fasilitatif (X2)

Program Kesejahteraan
Karyawan Bersifat 0,473 0,187 Reliabel
Pelayanan (X3)

33
Semangat Kerja (Y) 0,590 0,187 Reliabel

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa masing- seluruhnya dianggap reliabel atau handal dalam
masing variabel mempunyai nilai ralpha lebih besar melakukan fungsinya sebagai alat ukur.
dari rtabel dengan tingkat signifikan 5% sebesar
Analisis Regresi Linier Berganda
0,187 (lampiran 7). Jadi item-item pernyataan

Tabe 4 Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 3.146 1.289 2.441 .016

TOTALX1 .525 .096 .509 5.468 .000 .732 1.366

TOTALX2 -.007 .101 -.007 -.068 .946 .687 1.456

TOTALX3 .218 .084 .216 2.603 .011 .919 1.088

Model persamaan regresi linier berganda sebagai lain konstan, maka semangat kerja (Y) akan
berikut: berubah sebesar 0,017 satuan.
4. Jika program kesejahteraan bersifat pelayanan
Y=0,995 + 0,467X1 + 0,017X2 + 0,226X3 + e (X3) berubah satu satuan nilai dan variabel
Maka dari persamaan regresi tersebut lain konstan, maka semangat kerja (Y) akan
memberikan informasi sebagai berikut: berubah sebesar 0,226 satuan.
Uji Hipotesis
1. Konstanta (a) sebesar 0,995 menyatakan
bahwa jika variabel program kesejahteraan Uji t (Parsial)
bersifat ekonomis (X1), program
1. Variabel Program Kesejahteraan Bersifat
kesejahteraan bersifat fasilitatif (X2) dan
Ekonomis (X1)
program kesejahteraan bersifat pelayanan
Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung > t tabel
(X3) bernilai 0, maka besarnya variabel
yaitu 4,705 > 1,9828, maka H0 ditolak dan Ha
semangat kerja (Y) ada peningkatan sebesar
diterima. Dapat diambil kesimpulan bahwa
0,995 satuan.
variabel program kesejahteraan bersifat ekonomis
2. Jika program kesejahteraan bersifat ekonomis
(X1) berpengaruh terhadap semangat kerja (Y).
(X1) berubah satu satuan nilai dan variabel
lain konstan, maka semangat kerja (Y) akan 2. Variabel Program Kesejahteraan Bersifat
berubah sebesar 0,467 satuan. Fasilitatif (X2)
3. Jika program kesejahteraan bersifat fasilitatif Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung < t tabel
(X2) berubah satu satuan nilai dan variabel yaitu 0,168 < 1,9828, maka H0 diterima dan Ha

34
ditolak. Dapat diambil kesimpulan bahwa (X1) dan program kesejahteraan karyawan
variabel program kesejahteraan bersifat fasilitatif bersifat pelayanan (X3).
(X2) tidak berpengaruh terhadap semangat kerja 2. Secara bersama-sama (simultan) variabel
(Y). program kesejahteraan karyawan (program
kesejahteraan bersifat ekonomis, fasilitatif dan
3. Variabel Program Kesejahteraan Bersifat
pelayanan) mempunyai pengaruh terhadap
Pelayanan (X3)
semangat kerja karyawan PT PJB Unit
Berdasarkan perhitungan diperoleh t hitung > t tabel
Pembangkitan Gresik.
yaitu 2,755 > 1,9828, maka H0 ditolak dan Ha
3. Dari variabel program kesejahteraan
diterima. Dapat diambil kesimpulan bahwa
karyawan (program kesejahteraan bersifat
variabel program kesejahteraan bersifat
ekonomis, fasilitatif dan pelayanan) yang
pelayanan (X2) berpengaruh terhadap semangat
mempunyai nilai beta terbesar adalah variabel
kerja (Y).
program kesejahteraan karyawan bersifat
Uji F ekonomis. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel program kesejahteraan bersifat
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai Fhitung > ekonomis mempunyai pengaruh atau
Ftabel yaitu 15,049 > 2,69 maka H0 ditolak yang kontribusi yang paling dominan terhadap
berarti secara simultan seluruh variabel bebas semangat kerja karyawan PT PJB Unit
yang terdiri dari program kesejahteraan bersifat Pembangkitan Gresik.
ekonomis (X1), program kesejahteraan bersifat
fasilitatif (X2) dan program kesejahteraan bersifat
pelayanan (X3) berpengaruh terhadap semangat SARAN DAN REKOMENDASI
kerja (Y).
Bagi Aspek Manajerial
Uji Dominan
Program kesejahteraan karyawan memiliki peran
Hipotesis dalam penelitian ini menduga bahwa yang cukup penting bagi landasan yang
program kesejahteraan karyawan bersifat digunakan oleh pihak manajemen perusahaan
ekonomis berpengaruh dominan terbukti, karena dalam upaya membentuk semangat kerja
nilai variabel program kesejahteraan karyawan karyawan di PT PJB Unit Pembangkitan Gresik.
bersifat ekonomis lebih besar dari variabel Berdasarkan hasil penelitian, maka diberikan
lainnya yaitu sebesar 0,448 dan terbesar kedua beberapa saran sebagai berikut:
yaitu variabel program kesejahteraan karyawan
1. Variabel program kesejahteraan karyawan
bersifat pelayanan dengan nilai beta sebesar 0,224
yang diberikan kepada karyawan PT PJB Unit
kemudian variabel program kesejahteraan
Pembangkitan Gresik sebaiknya
karyawan bersifat fasilitatif memiliki nilai beta
memprioritaskan pada variabel yang
paling rendah sebesar 0,016.
memberikan pengaruh yang paling besar,
Simpulan yaitu program kesejahteraan karyawan
bersifat ekonomis.
Berdasarkan dari hasil penelitian tentang 2. Variabel program kesejahteraan bersifat
pengaruh program kesejahteraan karyawan fasilitatif pada penelitian ini menunjukkan
terhadap semangat kerja karyawan PT PJB Unit tidak adanya pengaruh dalam meningkatkan
Pembangkitan Gresik dengan menggunakan alat semangat kerja karyawan PT PJB Unit
analisis statistik regresi linier berganda, maka Pembangkitan Gresik, oleh karena itu
peneliti dapat menyimpulkan hasil sebagai sebaiknya PT PJB Unit Pembangkitan Gresik
berikut: sebagai penyelenggara kebutuhan program
kesejahteraan karyawan bersifat fasilitatif
1. Secara individual (parsial) variabel program
hendaknya mengkaji ulang fasilitas apa saja
kesejahteraan karyawan (program
yang tepat bagi karyawan. Hal ini bertujuan
kesejahteraan bersifat ekonomis, fasilitatif dan
agar fasilitas yang telah ada di perusahaan
pelayanan) yang berpengaruh terhadap
dapat sepenuhnya dimanfaatkan dengan baik
semangat kerja karyawan PT PJB Unit
dan tepat sehingga mempunyai pengaruh
Pembangkitan Gresik adalah variabel program
dalam meningkatkan semangat kerja mereka.
kesejahteraan karyawan bersifat ekonomis

35
Bagi Peneliti Selanjutnya Hamalik, Oemar, 1993, Psikologi Manajemen,
Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti Trigenda Karya, Bandung.
masih terdapat keterbatasan, adapun saran bagi
Handoko, T. Hani, 2000, Manajemen Personalia
peneliti yang akan datang diantaranya:
dan Sumber Daya Manusia, BPFE,
1. Semangat kerja tidak hanya dipengaruhi oleh
Yogyakarta.
program kesejahteraan karyawan, melainkan
masih banyak variabel lain yang Hasibuan, Malayu S.P., 2011, Manajemen
mempengaruhinya. Pada penelitian yang akan Sumber Daya Manusisa, Bumi Aksara,
datang sebaiknya variabel lain yang tidak Jakarta.
diteliti dlam penelitian ini ditambahkan,
karena analisis determinasi (R2) semangat Kaswan, 2012, Manajemen Sumber Daya
kerja dipengaruhi oleh variabel di luar Manusia untuk Keunggulan Bersaing
program kesejahteraan karyawan sangat Organisasi, Graha Ilmu, Yogyakarta.
tinggi, yaitu sebesar 65,6%. Variabel lain yang
Lateiner, Alfred R, 1985, Teknik Memimpin
dimaksud misalnya kedudukan, pangkat dan
Pegawai dan Pekerja, Aksara Baru, Jakarta.
kepuasan kerja.
2. Dalam melakukan penelitian dengan respon Mathis, L. Robert and John H. Jackson, 2006,
lebih dari 100, dalam Uji Asumsi Klasik untuk Human Resources Management, Salemba
menguji ada atau tidaknya autokorelasi Empat, Jakarta.
sebaiknya tidak menggunakan analisis Durbin
Watson. Hal ini sesuai dengan pendapat Moekijat, 1999, Manajemen Sumber Daya
Manusia (Manajemen Kepegawaian),
Ghozali (2005;98) yang menyatakan bahwa
Mandar Maju, Bandung.
Uji Autokorelasi dengan LM test digunakan
untuk sam pel di atas 100 observasi. Uji Nasution, Siska Malisa, 2010, Pengaruh
Lagrange Multiplier (LM Test) lebih tepat Kesejahteraan Karyawan Terhadap
digunakan dibandingkan uji DW terutama bila Semangat Kerja Karyawan Pada PT
sampel yang digunakan relatif besar. Pangansari Utama Medan, Universitas
Sumatera Utara,
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456
DAFTAR PUSTAKA
789/11248/1/10E00317.pdf. (diakses 10
Anoraga, Panji, 2001, Psikologi Kepemimpinan, April 2014)
Rineka Cipta, Jakarta.
Nitisemito, Alex S., 2002, Manajemen
Ardana, I Komang, Mujiati, Ni Wayan dan I Personalia (Manajemen Sumber Daya
Wayan Mudiartha, 2012, Manajemen Manusia), Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sumber Daya Manusia, Graha Ilmu,
Yogyakarta. Panggabean, Mutiara S., 2002, Manajemen
Sumber Daya Manusia, Ghalia Indonesia,
Arikunto, Suharsimi, 2005, Manajemen Jakarta.
Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta.
Ramadhany, Marina, Taher Al Habsji, dan
As’ad, Moh.,2003, Psikologi Industri, Ghalia Mochammad Djudi Mukzam , 2013,
Indonesia, Yogyakarta. Pengaruh Program Kesejahteraan
Karyawan Terhadap Semangat Kerja
Creswell, Jhon W., 2003, Desain Penelitian:
Karyawan dan Prestasi Kerja Karyawan
Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, KIK
(Study pada Karyawan Tetap Kompartemen
Press, Jakarta.
SDM PT Petrokimia Gresik), Universitas
Ghozali, Imam, 2005, Analisis Multivariate Brawijaya,http://administrasibisnis.studentjo
dengan program SPSS, Badan Penerbit urnal.ub.ac.id/index.php/jab/article/downloa
Universitas Diponegoro, Semarang. d/105/173. ( diakses 7 Maret 2014)

Gondokusumo, A A, 1995, Komunikasi Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS


Penugasan, Gunung Agung, Jakarta. Statistik Parametik, PT Elex Media
Komputindo Gramedia, Jakarta.

36
Sarahwati, Pengaruh Pelaksanaan Program Yusuf, Muhammad AM. Naufal, 2003, Konsep
Kesejahteraan Terhadap Produktivitas dan Aplikasi Regresi Linier Ganda,
Kerja Direktorat Metrologi Bandung, http://naufalmti.files.wordpress.com/2010/0
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/371/jbptu 7/modul-linear-ganda.pdf. (diakses 10 Juni
nikompp-gdl-sarahwatiy-18511-4-lanjutan- 2014)
.docx . ( diakses 18 Maret 2014)
_________ Perjanjian Kerja Bersama Antara
Siagian, Sondang P., 2009, Manajemen Sumber Manajemen PT PJB dengan Serikat
Daya Manusia, Bumi Aksara, Jakarta. Pekerja Pembangkitan Jawa Bali Periode
2011—2013, PT Pembangkitan Jawa-Bali,
Sofyandi, Herman, 2008, Manajemen Sumber
Surabaya.
Daya Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
_________Undang-undang No.13 Tahun 2013
Straus, George and Leonard R. Sayles, 2003,
Tentang Ketenagakerjaan, ( diakses 23 Mei
Personel, The Human Problems of 2013)
Management, Prentice Hall of India Private
Ltd, New Delhi. _________Undang-undang No. 40 Tahun 2004
Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional,
Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Bisnis,
http://disnakertrans.bantulkab.go.id/docume
Alfabeta, Bandung.
nts/20100622115456-uu-no-40-th-2004.pdf .
(diakses 22 April 2014)

37
38

Anda mungkin juga menyukai