Anda di halaman 1dari 8

TUGAS LEADERSHIP

PATERNALISTIC LEADERSHIP STYLE

Oleh:

Nadya Issabel Junaedy NRP: D21190028


Angeline M. Tendean NRP: D21190038
Timothy Osmond NRP: D21190039

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN PETRA

SURABAYA

2020
1. Introduction

Peneliti manajemen Jiing-Lih Farh dan Bor-Shiuan Cheng mendefinisikan


gaya kepemimpinan paternalistik sebagai gaya yang ditandai oleh "disiplin dan
otoritas yang kuat dengan prinsip kemurahan hati serta pendekatan “kebapakan”
dan integritas moral." Dengan kata lain, ini mirip dengan hubungan yang dimiliki
orang tua dengan anaknya.
Berdasarkan pada dasar kesetiaan dan kepercayaan, pemimpin yang
menggunakan gaya paternalistik dapat mengambil pendekatan garis keras dalam
melakukan apa yang menurutnya terbaik bagi organisasi dan / atau karyawannya,
sementara pada saat yang sama menerapkan tingkat kepedulian dan pertimbangan
untuk karyawan individu.
Ada 3 tipe paternalistic leadership yaitu benevolent paternalistic
leadership, authoritarian paternalistic leadership, dan moral paternalistic
leadership. Benevolent paternalistic leadership adalah pendekatan kepemimpinan
dimana manajer mendemonstrasikan kepedulian holistik untuk keluarga dan
kesejahteraan pribadi bawahannya. Authoritarian paternalistic leadership adalah
pendekatan kepemimpinan dimana pemimpin memiliki otoritas absolut serta
kontrol, dan mengharapkan bawahannya dapat menampilkan kinerja yang kuat.
Sedangkan moral paternalistic leadership adalah pendekatan kepemimpinan
dimana perilaku pemimpin tidak menghalangi hak bawahan, dan pengembangan
atau membahayakan organisasidan hal ini dapat terlihat dari sikap pemimpin yang
menunjukkan nilai-nilai moral, kebajikan pribadi yang unggul, dan disiplin diri.

1
Universitas Kristen Petra
2. Journal Review

The Mediating Effect of Psychological Contract in the Realtionships between


Paternalistic Leadership and Turnover Intention for Foreign Workers in
Taiwan
(Shu-hsien Liao; Retno Widowati; Da-chian Hu; Lilies Tasman, 2017)

Research Objectives
Meneliti hubungan antara paternalistic leadership dengan psychological
contract, dan turnover intention untuk pekerja Indonesia di Taiwan.

Research Problem
Karena adanya kekurangan tenaga kerja di Taiwan sehingga banyaknya
pekerja asing yang datang untuk bekerja di Taiwan dan mayoritas pekerjanya
merupakan orang Indonesia. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti persoalan
yang terkait dengan pekerja Indonesia terutama dalam persoalan leadership.

Research Model

Research Variable and Variable Definition


Paternalistic Leadership
Merupakan leadership yang menggambarkan figur ayah yang kuat dalam
otoritas, kepedulian, dan penuh perhatian. Paternalistic leadership memiliki tiga

2
Universitas Kristen Petra
dimensi yang pertama, morality yang merupakan penetapan kebajikan yang
mengacu pada integritas diri dari seorang pemilik bisnis yang bermaksud untuk
memberi contoh. Kedua, benevolence yang merupakan perilaku dari leader yang
menunjukkan kepedulian pada diri karyawannya dan kesejahteraan keluarganya.
Ketiga, authoritarianism yang merupakan sesuatu yang mengesankan wibawa dan
mengacu pada menunjukkan otoritas dari seorang leader dengan tidak
memperbolehkan adanya penentangan dan menuntut ketaatan follower-nya.
Psychological Contract
Merupakan peran untuk mempengaruhi niat kerja, sikap, dan perilaku
antara hubungan karyawan dengan pemberi kerjanya.
Turnover Intention
Merupakan ukuran dimana perusahaan memuaskan kebutuhan
karyawannya terkait dengan karir mereka yang berpengaruh terhadap hubungan
antara karyawan dengan organisasi.

Research Findings
● Dimensi moral berpengaruh positif terhadap psychological contract.
● Dimensi authoritarian berpengaruh positif terhadap psychological
contract.
● Dimensi authoritarian berpengaruh positif terhadap turnover intention.
● Psychological contract memediasi hubungan antara dimensi moral dan
authoritarian dengan turnover intention secara penuh.

Managerial Implication
Memberikan wawasan terkait dengan paternalistic leadership pada
pekerja Indonesia di Taiwan dapat dilihat dari segi psychological contract,
turnover intention, dan usia dari pekerjanya. Sehingga manajer dapat memilih
gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi perusahaan.

3
Universitas Kristen Petra
The Dark Side of Paternalistic Leadership: Employee Discrimination and
Nepotism
(Pinar Erden; Ayse Begum Otken, 2019)

Research Objectives
Mengidentifikasi paternalistic leadership dalam lingkungan bisnis di
Turki dan menguji hubungan antara paternalistic leadership dengan nepotisme
dan employee discrimination.

Research Problem
Paternalistic leadership banyak digunakan di lingkungan yang
berkarakteristik power distance yang tinggi, bersifat kolektif, dan menghindari
ketidakpastian yang merupakan ciri dari bisnis keluarga. Paternalistic leadership
yang seperti hubungan ayah dengan anak dapat menimbulkan nepotisme dan
diskriminasi antara karyawan dalam perusahaan tersebut. Sehingga hal ini
menjadi dasar dari peneliti untuk meneliti hubungan tersebut.

Research Model

Research Variable & Definition


Paternalistic Leadership
Merupakan leadership yang menggambarkan figur ayah yang kuat dalam
otoritas, kepedulian, dan penuh perhatian. Paternalistic leadership memiliki tiga
dimensi yaitu authoritarian, benevolent, dan moral. Authoritarian merupakan

4
Universitas Kristen Petra
kepemimpinan dengan perilaku yang tegas dan memiliki kekuasaan yang
menuntut follower untuk taat padanya. Benevolent merupakan kepemimpinan
memiliki ciri peduli terhadap individu, penuh pengertian, dan pemaaf. Moral
merupakan kepemimpinan yang memiliki karakteristik memberikan contoh
kebajikan, kedisiplinan diri, dan kepedulian yang dimiliki oleh leader tersebut.
Nepotism
Merupakan hal yang mengarah pada bersikap pilih kasih atau kesukaan
dengan memberikan hak istimewa kepada teman, kolega, dan kenalannya di
dalam pekerjaan, karir, dan keputusan personalia.
Employee Discrimination
Merupakan hal yang mengacu pada perilaku yang tidak adil atau perlakuan
yang tidak sama kepada orang lain berdasarkan keanggotaan kelompok atau
bersikap sewenang - wenang.

Research Findings
● Dimensi benevolent dan moral berhubungan negatif dengan perceived
discrimination dalam praktik human resource (rekrutmen, promosi,
penugasan, delegasi, evaluasi, penggajian, reward, pelatihan, dan kondisi
kerja).
● Jika leader otoriter (authoritarian) maka karyawan akan berpersepsi
nepotisme (perceive nepotism) dalam proses perekrutan.

Managerial Implication
● Memberi wawasan tentang leadership yang dipandang buruk di pada
masyarakat barat, tetapi merupakan suatu karakteristik bagi masyarakat
India, Pakistan, China, dan Turki.
● Memberi wawasan tentang kebudayaan Turki dan paternalistic
leadership.

5
Universitas Kristen Petra
3. Jack Ma’s Paternalistic Leadership

Jack Ma adalah contoh menarik dari seorang pemimpin yang sukses.


Nama aslinya adalah Ma Yun yang lahir 10 September 1964. Dia adalah raja
bisnis Cina yang adalah pendiri dan ketua eksekutif Grup Alibaba. Alibaba adalah
bisnis berbasis internet yang sukses. Ma bermaksud menggunakan pengaruh
internet & Alibaba untuk memfasilitasi perdagangan yang lebih global di seluruh
perbatasan di luar Cina dan untuk membantu UKM (Usaha Kecil dan Menengah)
di seluruh dunia.
Pada 2014, ia menduduki peringkat ke 30 sebagai orang paling kuat di
dunia dalam peringkat tahunan menurut Forbes. Penghargaan Asia dianugerahi
dengan penghargaan Entrepreneur of the Year pada tahun 2015. Dan pada tahun
2017, Fortune menempatkan Ma di urutan kedua dalam daftar 50 Pemimpin
Terbesar di Dunia. Jack Ma menjadi orang terkaya di Asia pada usia 50 tetapi dia
tidak melakukan bisnis hanya untuk uang. Alih-alih dia berada di sebuah misi
untuk mengubah cara bisnis dilakukan di Cina dan mengambil alih dunia e-
commerce.
Untuk mewujudkan ini, Jack Ma harus menjadi seorang pemimpin yang
memiliki kualitas, keterampilan, dan gaya yang hebat dalam dirinya. Kualitas
kepemimpinan, keterampilan, dan gaya kepemimpinannya yang menakjubkan
memungkinkannya mewujudkan impiannya.

Leadership Qualities, Skills and Style of Jack Ma


Dalam gaya kepemimpinan paternalistic, Jack Ma mengikuti pendekatan
manajerial kebapakan di mana mereka menggunakan posisi mereka untuk
mengendalikan, menjaga, menghukum, dan menghargai bawahan atau pengikut
mereka, yang diharapkan tetap setia kepada para pemimpin mereka.
Jack Ma menggunakan cara ini untuk membangun manajemen Alibaba
hingga sukses seperti sekarang. Jack Ma mengadopsi gaya manajemen yang lebih
konduktif dan mengizinkan orang untuk bekerja bersama dia dan bukan hanya
untuk dia (Gough, 2014). Meskipun begitu, gaya kepemimpinan Jack Ma lebih
jatuh ke paternalistic namun juga bisa diktatoris. Jack Ma mempertimbangkan

6
Universitas Kristen Petra
keputusan yang terbaik untuk karyawannya dan bukan murni hanya untuk
bisnisnya.
Pada 2013, segera setelah Alibaba dinyatakan sebagai IPO terbesar dalam
sejarah, Jack Ma dalam sebuah wawancara menyebutkan bagaimana
kepemimpinan paternalistic-nya membantunya untuk berhasil. Dia mengatakan
dia memberi timnya kepercayaan diri untuk mengikuti perintahnya saat dia
mengambil semua tanggung jawab atas kesalahan apa pun. Banyak rintangan
termasuk kebijakan Cina dan pengaruh pemerintah lainnya dalam pembangunan
perusahaan Alibaab.
Jack Ma memperjelas bahwa jika ada yang hal yang tidak beres dan
seseorang harus dipenjara, maka ia yang akan berjalan ke penjara.
Karena itu ia percaya bahwa itu bukan ide yang baik bagi seorang
pemimpin untuk membandingkan keterampilan teknisnya dengan timnya. Tim
nya harus selalu lebih baik daripada dia. Jack Ma mempelajari pendekatan
kepemimpinan paternalistik selama kariernya sebagai guru. Sebagai seorang guru
dia selalu berharap bahwa murid-muridnya lebih baik daripada dia. Dan kemudian
dia mempraktikkan pendekatan yang sama ketika dia mulai menjalankan
perusahaannya sendiri.
Berikut adalah salah satu kutipan dari interview Jack Ma :
1. "Mengapa saya menjadi CEO dan mengapa orang-orang percaya pada
saya dan percaya pada perusahaan saya karena saya ingin orang-orang
saya lebih baik daripada saya"
2. “Pekerjaan saya adalah memastikan bahwa tim saya bahagia. Karena
ketika tim saya senang mereka dapat membuat kebiasaan saya bahagia.
Jika kebiasaan saya, yang semuanya bisnis kecil, senang - kita semua
senang ”

7
Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai