Oleh:
SURABAYA
2020
1. Introduction
1
Universitas Kristen Petra
2. Journal Review
Research Objectives
Meneliti hubungan antara paternalistic leadership dengan psychological
contract, dan turnover intention untuk pekerja Indonesia di Taiwan.
Research Problem
Karena adanya kekurangan tenaga kerja di Taiwan sehingga banyaknya
pekerja asing yang datang untuk bekerja di Taiwan dan mayoritas pekerjanya
merupakan orang Indonesia. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti persoalan
yang terkait dengan pekerja Indonesia terutama dalam persoalan leadership.
Research Model
2
Universitas Kristen Petra
dimensi yang pertama, morality yang merupakan penetapan kebajikan yang
mengacu pada integritas diri dari seorang pemilik bisnis yang bermaksud untuk
memberi contoh. Kedua, benevolence yang merupakan perilaku dari leader yang
menunjukkan kepedulian pada diri karyawannya dan kesejahteraan keluarganya.
Ketiga, authoritarianism yang merupakan sesuatu yang mengesankan wibawa dan
mengacu pada menunjukkan otoritas dari seorang leader dengan tidak
memperbolehkan adanya penentangan dan menuntut ketaatan follower-nya.
Psychological Contract
Merupakan peran untuk mempengaruhi niat kerja, sikap, dan perilaku
antara hubungan karyawan dengan pemberi kerjanya.
Turnover Intention
Merupakan ukuran dimana perusahaan memuaskan kebutuhan
karyawannya terkait dengan karir mereka yang berpengaruh terhadap hubungan
antara karyawan dengan organisasi.
Research Findings
● Dimensi moral berpengaruh positif terhadap psychological contract.
● Dimensi authoritarian berpengaruh positif terhadap psychological
contract.
● Dimensi authoritarian berpengaruh positif terhadap turnover intention.
● Psychological contract memediasi hubungan antara dimensi moral dan
authoritarian dengan turnover intention secara penuh.
Managerial Implication
Memberikan wawasan terkait dengan paternalistic leadership pada
pekerja Indonesia di Taiwan dapat dilihat dari segi psychological contract,
turnover intention, dan usia dari pekerjanya. Sehingga manajer dapat memilih
gaya kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi perusahaan.
3
Universitas Kristen Petra
The Dark Side of Paternalistic Leadership: Employee Discrimination and
Nepotism
(Pinar Erden; Ayse Begum Otken, 2019)
Research Objectives
Mengidentifikasi paternalistic leadership dalam lingkungan bisnis di
Turki dan menguji hubungan antara paternalistic leadership dengan nepotisme
dan employee discrimination.
Research Problem
Paternalistic leadership banyak digunakan di lingkungan yang
berkarakteristik power distance yang tinggi, bersifat kolektif, dan menghindari
ketidakpastian yang merupakan ciri dari bisnis keluarga. Paternalistic leadership
yang seperti hubungan ayah dengan anak dapat menimbulkan nepotisme dan
diskriminasi antara karyawan dalam perusahaan tersebut. Sehingga hal ini
menjadi dasar dari peneliti untuk meneliti hubungan tersebut.
Research Model
4
Universitas Kristen Petra
kepemimpinan dengan perilaku yang tegas dan memiliki kekuasaan yang
menuntut follower untuk taat padanya. Benevolent merupakan kepemimpinan
memiliki ciri peduli terhadap individu, penuh pengertian, dan pemaaf. Moral
merupakan kepemimpinan yang memiliki karakteristik memberikan contoh
kebajikan, kedisiplinan diri, dan kepedulian yang dimiliki oleh leader tersebut.
Nepotism
Merupakan hal yang mengarah pada bersikap pilih kasih atau kesukaan
dengan memberikan hak istimewa kepada teman, kolega, dan kenalannya di
dalam pekerjaan, karir, dan keputusan personalia.
Employee Discrimination
Merupakan hal yang mengacu pada perilaku yang tidak adil atau perlakuan
yang tidak sama kepada orang lain berdasarkan keanggotaan kelompok atau
bersikap sewenang - wenang.
Research Findings
● Dimensi benevolent dan moral berhubungan negatif dengan perceived
discrimination dalam praktik human resource (rekrutmen, promosi,
penugasan, delegasi, evaluasi, penggajian, reward, pelatihan, dan kondisi
kerja).
● Jika leader otoriter (authoritarian) maka karyawan akan berpersepsi
nepotisme (perceive nepotism) dalam proses perekrutan.
Managerial Implication
● Memberi wawasan tentang leadership yang dipandang buruk di pada
masyarakat barat, tetapi merupakan suatu karakteristik bagi masyarakat
India, Pakistan, China, dan Turki.
● Memberi wawasan tentang kebudayaan Turki dan paternalistic
leadership.
5
Universitas Kristen Petra
3. Jack Ma’s Paternalistic Leadership
6
Universitas Kristen Petra
keputusan yang terbaik untuk karyawannya dan bukan murni hanya untuk
bisnisnya.
Pada 2013, segera setelah Alibaba dinyatakan sebagai IPO terbesar dalam
sejarah, Jack Ma dalam sebuah wawancara menyebutkan bagaimana
kepemimpinan paternalistic-nya membantunya untuk berhasil. Dia mengatakan
dia memberi timnya kepercayaan diri untuk mengikuti perintahnya saat dia
mengambil semua tanggung jawab atas kesalahan apa pun. Banyak rintangan
termasuk kebijakan Cina dan pengaruh pemerintah lainnya dalam pembangunan
perusahaan Alibaab.
Jack Ma memperjelas bahwa jika ada yang hal yang tidak beres dan
seseorang harus dipenjara, maka ia yang akan berjalan ke penjara.
Karena itu ia percaya bahwa itu bukan ide yang baik bagi seorang
pemimpin untuk membandingkan keterampilan teknisnya dengan timnya. Tim
nya harus selalu lebih baik daripada dia. Jack Ma mempelajari pendekatan
kepemimpinan paternalistik selama kariernya sebagai guru. Sebagai seorang guru
dia selalu berharap bahwa murid-muridnya lebih baik daripada dia. Dan kemudian
dia mempraktikkan pendekatan yang sama ketika dia mulai menjalankan
perusahaannya sendiri.
Berikut adalah salah satu kutipan dari interview Jack Ma :
1. "Mengapa saya menjadi CEO dan mengapa orang-orang percaya pada
saya dan percaya pada perusahaan saya karena saya ingin orang-orang
saya lebih baik daripada saya"
2. “Pekerjaan saya adalah memastikan bahwa tim saya bahagia. Karena
ketika tim saya senang mereka dapat membuat kebiasaan saya bahagia.
Jika kebiasaan saya, yang semuanya bisnis kecil, senang - kita semua
senang ”
7
Universitas Kristen Petra