PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mengetahuinya yang menyebabkan jabatan Kepala Bagian Departmen tidak
diserahkan kepadanya.
Soerachman sebenarnya ingin berkecimpung dalam pergerakan, namun
karena ia telah terikat oleh tugas sebagai pegawai pemerintah, ditambah lagi
adanya permintaan keluarga, maka ia hanya dapat memberi bantuan kepada
pergerakan dari belakang. Jabatannya dalam Departemen pada waktu itu
merupakan kedudukan yang tinggi bagi penduduk bumiputera. Ketika itu, ia
duduk bersama dengan Ir. Sasrahadikusuma dalam Departemen Perekonomian.Ia
pernah diserahi tugas untuk mengurusi perusahaan-perusahaan Jerman yang
diambil alih oleh pemerintah Belanda yang selanjutnya dikelola oleh badan usaha
bangsa Indonesia sendiri. Dalam penyerahan kepercayaan kepada mereka itu
tidaklah begitu saja, tetapi diseleksi dari Badan yang dapat dipercaya, yaitu dari
golongan menengah. Di antara hasil seleksinya antara lain ialah Raman Tamin,
yaitu suatu usaha dagang yang telah terkenal pada waktu itu diserahi pemintalan
di Jawa Timur. Pemintalan itu diambil dari Belanda lalu diserahkan kepadanya.
Kepercayaan yang sama juga diserahkan kepada Dasaat, yang diambil dari
perusahaan Jerman, selanjutnya dikombinasikan dengan perusahaan Belanda
dengan Mangkunegaran. Pemerintah Mangkunegaran diberinya fasilitas untuk
bekerjasama dengan perusahaan Belanda. Kerjasama ini dapat berjalan lancar
karena pihak Mangkunegaran bersedia menerima saran dan pengarahan demi
kemajuan. Badan usaha gabungan ini bergerak dalam perdagangan mesin-mesin,
tenunan dan penggilingan padi. Badan ini merupakan satu-satunya importir yang
terkuat pada waktu itu.
3
pada 26 Juni 1946 ia mengundurkan diri. Ia digantikan oleh Darmawan
Mangunkusumo sebagai Menteri dan Saksono sebagai Menteri Muda dengan
perubahan nama kementerian menjadi Kementerian Kemakmuran. Memasuki
masa sekolah, orang tua Zainuddin memasukkannya ke sekolah rakyat atau
sekolah sekuler. Ia bersama saudaranya, Jamaluddin, Siti Fatimah dan Dahlan
Abdullah kemudian melanjutkan pendidikan ke kota Fort de Kock (Bukittinggi)
sekitar tahun 1908-1913. Bertiga dengan Jamaluddin dan Dahlan Abdullah ia
menempuh pendidikan di Kweekschool, sedangkan adik perempuannya di
Sekolah Keputrian.Selanjutnya, bersama saudaranya, Jamaluddin, ia menempuh
pendidikan di Wagenigen, Belanda. Ia di sekolah tinggi pertanian
Landbouwhoogeschool, sedangkan Jamaluddin mengambil sekolah menengah
pertanian Middelbare Landbouw School di kota yang sama. Zainuddin kemudian
meraih gelar sarjana (insinyur) pertanian dan Jamaluddin meraih gelar sarjana
muda pertanian. Namun sumber berita lain menyebut, Jamaluddin Rasad-lah
sebagai putra Indonesia pertama yang berhasil meraih gelar insinyur pertanian di
Negeri Belanda.
4
penjualan aset-aset pihak asing, termasuk perusahaan milik Belanda Shell. Gani
juga terlibat dalam penyelundupan senjata dan perlengkapan militer. Beberapa
koneksinya di Singapura, banyak membantu dalam tugas ini. Sejak 2 Oktober
1946 hingga 27 Juni 1947, Gani menjabat sebagai Menteri Kemakmuran pada
Kabinet Sjahrir III. Ketika menjabat sebagai Menteri Kemakmuran, ia bersama
dengan Sutan Sjahrir dan Mohammad Roem menjabat sebagai delegasi Indonesia
ke sidang pleno ketiga Perjanjian Linggarjati. Dia juga bekerja untuk membangun
jaringan nasional perbankan serta beberapa organisasi perdagangan. Setelah
jatuhnya Kabinet Sjahrir, ia bersama Amir Sjarifuddin dan Setyadjit Soegondo
menerima mandat untuk membentuk formatur kabinet baru. Dalam kabinet
tersebut, ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri sekaligus Menteri
Kemakmuran. Gani adalah anggota kabinet pertama yang ditangkap pada masa
Agresi Militer Belanda I, namun kemudian ia dibebaskan. Dalam Kabinet Amir
Sjarifuddin II, ia juga duduk pada posisi yang sama hingga kejatuhan kabinet ini
pada tanggal 29 Januari 1948. Setelah revolusi berakhir pada tahun 1949, Gani
menjadi Gubernur Militer Sumatera Selatan. Pada tahun 1954, ia diangkat
menjadi rektor Universitas Sriwijaya di Palembang. Ia tetap aktif dan tinggal di
Sumatera Selatan hingga wafat pada tanggal 23 Desember 1968. Dia dimakamkan
di Taman Pemakaman Pahlawan Siguntang di Palembang. Gani meninggalkan
seorang istri Masturah, dan tidak mempunyai anak hingga akhir hayatnya.
5
Menteri bagi kabinet tandingan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI) di Sumatera Tengah tahun 1958.
Syafruddin Prawiranegara pernah menjabat sebagai Wakil Perdana
Menteri, Menteri Keuangan, dan Menteri Kemakmuran. Ia menjabat sebagai
Wakil Menteri Keuangan pada tahun 1946, Menteri Keuangan yang pertama kali
pada tahun 1946 dan Menteri Kemakmuran pada tahun 1947. Pada saat menjabat
sebagai Menteri Kemakmuran inilah terjadi Agresi Militer II dan menyebabkan
terbentuknya PDRI. Seusai menyerahkan kembali kekuasaan Pemerintah Darurat
RI, ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri RI pada tahun 1949, kemudian
sebagai Menteri Keuangan antara tahun 1949-1950. Selaku Menteri Keuangan
dalam Kabinet Hatta, pada bulan Maret 1950 ia melaksanakan pengguntingan
uang dari nilai Rp 5 ke atas, sehingga nilainya tinggal separuh. Kebijaksanaan
moneter yang banyak dikritik itu dikenal dengan julukan Gunting Syafruddin.
Syafruddin kemudian menjabat sebagai Gubernur Bank Sentral Indonesia yang
pertama, pada tahun 1951. Sebelumnya ia adalah Presiden Direktur Javasche
Bank yang terakhir, yang kemudian diubah menjadi Bank Sentral Indonesia.
6
Pada masa kemerdekaan awal, PPKI yang dilarang oleh Jepang
dihidupkan kembali atas gagasan Kasimo dan berubah nama menjadi Partai
Katolik Republik Indonesia. Antara tahun 1947-1949 ia duduk sebagai Menteri
Muda Kemakmuran dalam Kabinet Amir Sjarifuddin, Menteri Persediaan
Makanan Rakyat dalam Kabinet Hatta I dan Hatta II. Dalam kabinet peralihan
atau Kabinet Soesanto Tirtoprodjo ia juga menjabat sebagai menteri. Kasimo pun
juga pernah ikut menjadi anggota Delegasi Perundingan Republik Indonesia. Pada
masa Agresi Militer II (Politionele Actie) ia bersama menteri lainnya yang tidak
dikurung Belanda bergerilya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Lalu ketika bisa
kembali ke Yogyakarta ia memprakarsai kerja sama seluruh partai Katolik
Indonesia untuk bersatu menjadi Partai Katolik. Pada masa Republik Indonesia
Serikat (RIS), Kasimo duduk sebagai wakil Republik Indonesia[butuh rujukan]
dan kemudian setelah RIS dilebur sebagai anggota DPR[butuh rujukan]. Dalam
Kabinet Burhanuddin Harahap ia menjabat sebagai Menteri Perdagangan. Kasimo
juga ikut berjuang merebut Irian Barat. Kasimo menyatakan pendiriannya untuk
menolak gagasan Nasakom yang ditawarkan Bung Karno. Kasimo pun juga
menolak Kabinet yang diprakarsai Soekarno dan terdiri dari empat partai
pemenang pemilu 1955: PNI, Masyumi, NU dan PKI. Kala itu Masyumi dan
Partai Katolik Indonesia yang satu-satunya menolak bekerja sama dengan PKI di
kabinet.
7
dengan sebutan sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut United
Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS). Namanya diabadikan sebagai
nama Bandar Udara di Surabaya, Jawa Timur yaitu Bandar Udara Internasional
Juanda atas jasanya dalam memperjuangkan pembangunan lapangan terbang
tersebut sehingga dapat terlaksana. Selain itu juga diabadikan untuk nama hutan
raya di Bandung yaitu Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, dalam taman ini
terdapat Museum dan Monumen Ir. H. Djuanda. Dan namanya pun juga
diabadikan sebagai nama jalan di Jakarta yaitu JL. Ir. Juanda di bilangan Jakarta
Pusat, dan nama salah satu Stasiun Kereta Api di Indonesia, yaitu Stasiun Juanda.
Djuanda wafat di Jakarta 7 November 1963 karena serang jantung dan
dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI
No.244/1963 Ir. H. Djuanda Kartawidjaja diangkat sebagai tokoh
nasional/pahlawan kemerdekaan nasional.
Pada tanggal 19 Desember 2016, atas jasa jasanya, Pemerintah Republik
Indonesia, mengabadikan Djoeanda di pecahan uang kertas rupiah baru NKRI,
pecahan Rp50.000.Ir. H. Raden Djoeanda Kartawidjaja, Juanda Kartawijaya, lahir
di Tasikmalaya, Hindia Belanda, 14 Januari 1911 – meninggal di Jakarta, 7
November 1963 pada umur 52 tahun) adalah Perdana Menteri Indonesia ke-10
sekaligus yang terakhir. Ia menjabat dari 9 April 1957 hingga 9 Juli 1959. Setelah
itu ia menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Kerja I. Sumbangannya
yang terbesar dalam masa jabatannya adalah Deklarasi Djuanda tahun 1957 yang
menyatakan bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di
dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI atau dikenal
dengan sebutan sebagai negara kepulauan dalam konvensi hukum laut United
Nations Convention on Law of the Sea (UNCLOS).
7. Eny Karim
Eny Karim (lahir di Batu Sangkar, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 27
Oktober 1910) adalah seorang pejuang, politisi dan menteri Indonesia. Dia pernah
8
menjabat sebagai Menteri Pertanian pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dari
tanggal 24 Maret 1956 sampai 14 Maret 1957.
9
Kemudian pada masa Presiden Soeharto, ia memegang jabatan Menteri Keuangan
(1966-1968) dalam keadaan keuangan Republik Indonesia di awal Orde Baru
yang sangat tidak baik. Prestasi Frans Seda yang layak diapresiasi pada masa ini
adalah bahwa Frans Seda mampu membawa ekonomi Indonesia ke arah yang
lebih stabil setelah didera inflasi hingga 650%, mengarahkan Indonesia kembali
dalam pergaulan masyarakat internasional, menerapkan kesatuan penganggaran
Pemerintah pada Kementerian Keuangan serta menerapkan model anggaran
penerimaan dan belanja yang berimbang; dua hal penting yang hingga kini masih
diterapkan dalam dunia keuangan Indonesia. Inilah yang menurut pendapat Emil
Salim, salah satu sahabat dekatnya adalah tidak berlebihan apabila kita
menyebutnya sebagai Pahlawan Keuangan Indonesia. Selanjutnya, Frans Seda
dipercaya sebagai Menteri Perhubungan (Pengangkutan, Komunikasi, Pariwisata,
1968-1973) dimana ia kemudian merintis penerbangan dan pelayaran perintis di
berbagai daerah di Indonesia, khususnya di Indonesia bagian Timur, serta
beberapa kawasan wisata unggulan seperti di Nusa Dua, Bali.
Sesudahnya Frans Seda kemudian mendapatkan sederet jabatan di
berbagai bidang, seperti: Duta Besar Republik Indonesia di Brussels untuk
Masyarakat Ekonomi Eropa, Kerajaan Belgia dan Luksemburg (1973-1976;
anggota Dewan Pertimbangan Agung Republik Indonesia (1976-1978; dan
anggota Dewan Penasihat Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia (DP-
KTI) di bawah pimpinan Presiden Soeharto kemudian dilanjutkan oleh Presiden
B.J. Habibie (1996). Ia pun pernah menjadi Penasihat Presiden B.J. Habibie untuk
bidang ekonomi (1998) dan selanjutnya pada tahun 1999 menjadi Penasihat Wakil
Presiden Megawati Soekarnoputri yang kemudian menjadi Presiden Republik
Indonesia.
Dalam bidang politik, ia pernah menjadi Ketua Umum Partai Katolik
(1961-1968), anggota Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong dan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS), mewakili golongan Katolik (1960-
1964), dan anggota Dewan Penasehat Partai Demokrasi Indonesia (PDI) sejak
1971 (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) dan selanjutnya sejak 1997
menjadi anggota Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDI Perjuangan.
10
10. Ir. Soetjipto Soedjono
Ir. Soetjipto Soedjono (lahir di Trenggalek, 13 Agustus 1945 – meninggal
di Surabaya, 24 November 2011 pada umur 66 tahun), merupakan tokoh teknik
sipil dan politisi terkemuka di Indonesia. Sutjipto juga merupakan mantan calon
Gubernur Jawa Timur dalam Pilkada Jatim 2008 yang diusung PDI Perjuangan
yang berpasangan dengan Ridwan Hisjam.
Ia memimpin kader dan simpatisian PDI di Jawa Timur melawan campur
tangan pemerintah dalam tubuh PDI. Dia pun memindahkan markas PDI ke
kantor CV. Bumi Raya, perusahaan jasa konstruksi miliknya. Sebab kantor lama
masih dikuasai kubu Latief Pudjosakti. Sebuah bentuk perlawanan kepada
pemerintah yang otoriter sekaligus sebagai wujud dukungan kepada
kepemimpinan Megawati yang didukung oleh arus bawah. Pilihannya membela
dan menjunjung demokrasi itu, telah mengantarkan lulusan Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) yang kemudian menemukan teknik fondasi sarang laba-
laba, ini menjadi seorang politisi kaliber nasional. Ahli konstruksi yang
temuannya antara lain dipakai di Bandara Hang Nadim, Batam, ini akhir lebih
mengalir bicara politik ketimbang bidang konstruksi yang juga digelutinya.
Memang, kehidupan politik (berorganisasi) bukan hal baru baginya. Sejak
di SMA tahun 1964, ia sudah aktif di Gerakan Siswa Nasional Indonesia.
Kemudian saat kuliah di ITS, ia aktif di Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia, hingga menjabat menjabat wakil sekretariat GMNI Jawa Timur (1971).
Pada tahun 1986, ia pun mulai aktif di PDI. Lalu, dua tahun kemudian terpilih
sebagai bendahara PDI Jawa Timur.
11
Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Indonesia pada tahun 1962 hingga 1964,
selain itu ia juga pernah menjabat Duta Besar Indonesia untuk Luksemburg pada
tahun 1965 hingga tahun 1966.
12. Wardojo
Wardojo (lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 20 Agustus 1933 – meninggal
di Jakarta, 27 Juli 2008 pada umur 74 tahun) adalah Menteri Pertanian Indonesia
pada Kabinet Pembangunan V pada tahun 1988 hingga tahun 1993 pada masa
pemerintahan Presiden Soeharto. Sebelumnya, ia pernah menjabat sebagai sebagai
Menteri Muda Urusan Peningkatan Produksi Tanaman Keras pada Kabinet
Pembangunan IV tahun 1983 hingga tahun 1988.[1] Wardojo yang menerima
bintang Mahaputra Utama dan Adipradana ini dimakamkan di Taman Makam
Pahlawan Kalibata. Wardojo menyelesaikan sekolah atasnya di SMA Negeri 1
Surakarta.
12
Karena dedikasi dan kontribusinya pada bidang pembangunan pertanian
dan pedesaan di Indonesia, Prof. Sjarifuddin Baharsjah menerima penghargaan
bergengsi Dioscoro L. Umali Achievement Award atau disebut juga Umali Award
dalam bidang pertanian dari SEARCA (Southeast Asian Regional Center for
Graduate Study and Research in Agriculture), dalam acara yang dilangsungkan di
New World Makati Hotel, Makati City, Manila, Filipina. Ia terpilih di antara
sekian banyak kandidat, tokoh dan ilmuwan pertanian di Asia Tenggara, dan
merupakan orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut.
SEARCA adalah suatu lembaga yang didirikan pada tanggal 27 November
1966 oleh Dioscoro Luna Umali, seorang tokoh Filipina yang terkemuka dalam
bidang pertanian, yang juga dijuluki sebagai Bapak Pengembangan Pertanian
Filipina. Lembaga ini juga diberi mandat untuk memperkuat kapasitas
kelembagaan dalam pembangunan pertanian dan pedesaan di Asia Tenggara.
13
dua bulan. Pada Kabinet Reformasi Pembangunan, ia dipilih menjadi Menteri
Sosial.
14
17. Prof. Dr. Bungaran Saragih
Prof. Dr. Bungaran Saragih (lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 17
April 1945; umur 73 tahun) adalah Menteri Pertanian pada Kabinet Gotong
Royong. Ia lulus S1 pada tahun 1971 dari Institut Pertanian Bogor dan meraih
gelar doktor di bidang ekonomi dari North Carolina State University, Amerika
Serikat pada tahun 1980. Di universitas yang sama penulis menyelesaikan
pendidikan Ph.D. bidang Ekonomi (mayor) dan Sosiologi (minor) (1980). Penulis
juga telah mengikuti berbagai penataran, baik berskala nasional maupun
internasional.
Pengalaman organisasi atau pengelolaan penelitian yang dimiliki oleh
penulis di antaranya Kepala Pusat Studi Pembangunan IPB; Staf Ahli
Kompartemen, Kompartemen Pertanian, Agroindustri dan Agribisnis KADIN;
dan Anggota Tim Nasional Pengkajian dan Perkoperasian dan Pengusaha Kecil,
Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil. Kiprahnya pun merambah
hingga dunia politik dengan menjadi Menteri Pertanian pada dua kabinet, yaitu
Kabinet Persatuan (26 Agustus 2000 - 23 Juli 2001) dan Kabinet Gotong Royong
(2001 - 2004). Pengalaman penulis dalam organisasi profesi di antaranya adalah
Ketua II Pengurus Pusat Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, Ketua
Dewan Pakar Perhimpunan Manajemen Agribisnis Indonesia (PMAI), dan
Anggota Agribusiness Club.
Penulis telah dianugerahi berbagai penghargaan. Penghargaan tersebut
antara lain Cited for Distinguished Academic Performance, Economic Institute,
Boulder, Colorado, USA (1975); Cited for Distinguished Academic Performance,
International Honor Society of Agriculture, GAMMA SIGMA DELTA (1979);
dan Dosen Terbaik Program Magister Manajemen Agribisnis, IPB (1991 - 1993).
Penulis menjadi peserta aktif dalam berbagai ceramah, seminar, lokakarya,
konferensi, dan simposium di dalam dan luar negeri. Sebagai seorang pakar,
pendapatnya kerap dimuat dalam media massa, baik cetak maupun eletronik.
Beberapa judul publikasi ilmiah penulis adalah Indonesian Coffee: Performance,
Problems, and Prospects; Rice-Based Farming Systems As A Reflection of
Diversfield Farming on Paddy Lands in Indonesia: Economic Significance,
15
Future, Prospects, and Problems; dan Multi-Dimensional Aspects of Rice Farming
Diversification in Indonesia.
Adapun kebijakan dari Menteri Pertanian Bungaran Saragih adalah:
Deptan saat ini mulai digalakkan pemanfaatan lahan pasang surut yang luasnya
mencapai jutaan hektar dan tersebar di timur Sumatera dan pesisir Kalimantan.
Menurut Mentan, Deptan sudah melakukan percobaan pada ribuan hektar lahan
pasang surut di Sumatera dengan menggunakan benih unggul, pupuk berimbang
yang tepat, dan teknik tata air yang baik. Menaikkan harga komoditas pertanian,
Saragih menegaskan, telah ada Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2001
yang khusus mengatur harga dasar gabah, beras untuk penduduk miskin dan tarif.
Tampaknya tarif yang diberlakukan sudah mulai membantu petani.
16
Cross appointment, 1982–1988, Pusat Pengembangan Teknologi Pangan,
Bogor, Indonesia.
Konsultan R & D, 1993, PT Indofood, Indonesia.
Konsultan Mutu dan Pengembangan, 1994-1995, PT Unggul Rasa,
Indonesia.
Konsultan R & D, 1997-1998, PT ADA., Indonesia.
Cross appointment, 1986-1999, Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi ,
Institut Pertanian Bogor, Indonesia.
Cross appointment, 1999 - 2004, Pusat Studi Pangan dan Gizi, Institut
Pertanian Bogor, Indonesia.
Cross appointment, 1998 - 2004, Pusat Studi Biofarmaka, Institut
Pertanian Bogor, Indonesia.
Peneliti Tamu, 1998-1999, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan,
Universitas Reading, Inggris.
Dosen Tamu, 2002, Departemen Kimia, Program Ilmu dan Teknologi
Pangan, Universitas Nasional Singapura, Singapura.
Dosen Tamu Senior, 2004, Departemen Kimia, Program Ilmu dan
Teknologi Pangan, Universitas Nasional Singapura, Singapura.
Menteri Pertanian Republik Indonesia, 2004 - 2009, Kabinet Indonesia
Bersatu I, Indonesia.
Dosen, 1982 – 2010, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Indonesia.
President Director, 2010 – 2011, PT Indomineral Multi Pratama, Jakarta,
Indonesia
Advisor, 2010 - 2011, PT Asia Natural Resources Tbk, Indonesia
Konsultan, 2009 - 2010, PT SANBE FARMA, Bandung, Indonesia.
Konsultan dan Komisaris, 2010 - sekarang, PT INFIAD, Jakarta,
Indonesia
Komisaris Independen, 2010 - sekarang, PT Bakrie Sumatera Plantations
Tbk, Jakarta, Indonesia.
17
Governing Board Member, 2010 - sekarang, PT TUV Rheinhald
International Indonesia, Indonesia.
Anggota Komite, 2010 – 2014, Komite Inovasi Nasional, Jakarta,
Indonesia
Komisaris Utama, 2011 - sekarang, PT Pertani (persero), Jakarta,
Indonesia
Anggota Dewan Penyantun dan Dosen, 2012 – sekarang, Universitas
Bakrie, Jakarta, Indonesia
Komisaris, 2011 – 2012, PT Dunia Pangan, Jakarta, Indonesia
Presiden Komisaris, 2012 - sekarang, PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, Jakarta,
Indonesia
Presiden Komisaris PT. JSB. 2015 – sekarang.
Berbagai penghargaan telah diperoleh, di antaranya: bintang medali
Mahaputera Adipradana dari pemerintah Republik Indonesia pada 2010,
dan penerima beasiswa Bank Dunia pada tahun 1988-1992. Aktivitas
sebagai konsultan untuk berbagai perusahaan pangan banyak digeluti.
Anton, tercatat sebagai Presiden Komisaris PT. Pertani dan PT. TPS Foods
Tbk, komisaris PT. Dunia Pangan, anggota Governing Board of TUV
Rheinhald International Indonesia, dan Komisaris Independen pada Bakrie
Sumatera Plantation.
Menjabat sebagai Menteri Pertanian, Anton Apriyantono secara umum
mengangkat tiga program pertanian, yaitu: 1) Peningkatan ketahanan
pangan, 2) peningkatan kesejahteraan petani, dan 3) meningkatkan nilai
tambah produk pertanian.
18
anggota DPR-RI melalui Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Tengah IX (Kab. Tegal,
Kota Tegal, Kab. Brebes) dan dipercaya membidangi Bidang Pangan, Pertanian,
Kehutanan, Perikanan, dan Kelautan di Komisi IV. Beliau juga menjabat sebagai
Tenaga Ahli Menteri Kehutanan tahun 1999-2001, Anggota DPR RI Periode
2004-2009, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI 2005-2009, Menteri Pertanian -
Kabinet Indonesia Bersatu II 2009-2014.
Adapun kebijakan yang diambil oleh Menteri Pertanian Suswono adalah: Kita
masih akan mengkaji soal PPN 10% ini karena memang produk pertanian itu kan
sangat banyak dan beragam, mulai dari pangan, hortikultura, dan perkebunan.
Penerapan PPN10% terhadap komoditas pertanian mulai berlaku pada 25 Juli
2014. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-24/-
PJ/2014, sekaligus memperkuat Keputusan MA Nomor 70/P/-HUM/2013 yang
menegaskan bahwa semua komoditas pertanian, perkebunan, dan kehutanan
dikenakan PPN 10%.
19
pengalaman dan kemampuan, ia sering mengikuti berbagai macam kursus dan
seminar. Terutama topik-topik yang berunsurkan dunia pertanian, termasuk
pemeliharaan dan pengembangannya. Ia pernah mengikuti seminar presentase
Pengendalian Hama Tikus di Istana Presiden, Jakarta 1999, SUSKALAK-PIM di
Pakkatto, Gowa, Sulsel, 1997, Presentase Pengendalian Hama Tikus untuk
Kalteng di Istana presiden, Jakarta, 1999, mengikuti Studi Banding di Singapura
tahun 2002, ikut Seminar Internasional Palm Oil Belt di Malaysia tahun2002,
menjadi peserta Studi Banding di Bangkok, Thailand tahun 2009, dan menjadi
salah satu anggota melakukan kunjungan ke Sutech Engineering Co. Ltd
(Perusahaan perakitan mesin pabrik gula) untuk transaksi pembelian Pabrik Gula
dan Erawan Power (Pabrik Gula Terbesar di Thailand) pada tahun 2014.
Menteri Pertanian Republik Indonesia ke-26 ini mengoleksi dua
penghargaan penting di rumahnya. Penghargaan tersebut antara lain Tanda
Kehormatan Satyalancana Pembangunan di Bidang Wirausaha Pertanian dari
Presiden RI, diberikan pada tahun 2007 dan Penghargaan FKPTPI Award tahun
2011 di Bali. Bila menelisik garis keturunan keluarga, diketahui bahwa Amran
Sulaiman memiliki darah kerutunan dari Raja Bone. Garis keturunan ini berasal
dari pihak ayah. Amran Sulaiman merupakan keturunan dari La Pawawoi Arung
Sumaling, yang diketahui sebagai anak ke-4 La Tenri Tappu Raja Bone ke-23. La
Pawawoi Arung Sumaling memiliki putra bernama Andi Baco Gangka Petta Teru.
Anak laki-lakinya itu kemudian menikah dengan Karaeng Beja. Karaeng Beja
adalah anak keturunan Karaeng Bantaeng/Karaeng Bore yang berdomisili di
Bantaeng. Dari pernikahan inilah, sosok Amran Sulaiman dilahirkan ke dunia.
Amran Sulaiman dikenal cerdas dan jujur. Di sampingnya ada seorang wanita
bernama IR. Hj. Martati, seorang istri yang setia. Pernikahan mereka dikarunia
empat orang anak yaitu Andi Amar Ma'ruf, Andi Athira, Andi Muh. Anugrah, dan
Andi Humairah.
Amran mengawali karir dengan membangun dan membesarkan empat
belas perusahaan yang tergabung dalam kelompok Tiran Group. Empat belas
perusahaan terkati bergerap di beberapa bidang unit usaha, antara lain di bidang
tambang emas, tambang nikel, proyek gula, proyek perkebunan kelapa sawit,
20
SPBU, distributor unilever, distributor semen, produsen pestisida, dan usaha
lainnya.
Nama Amran Sulaiman telah tercatat dalam PTPN Perkebunan dan selama
kurang lebih enam tahun, Amran Sulaiman sudah mengantongi promosi naik
jabatan empat kali, itu artinya kemampuan Amran Sulaiman cukup dapat
diperhitungkan untuk membangun pertanian dan perkebunan. Sosok ini tak lama
kemudian dicap sebagai sosok pembaharu sektor pertanian di saat ia berani
memangkas anggaran perjalanan dinas sebesar Rp 4,6 Trilliun. Ia mengalihkan
dana segar tersebut untuk merawat pertanian dengan membangun jaringan irigasi
tersier dan sebagian lagi digunakan untuk pengadaan pupuk. Dalam waktu kurang
dari satu tahun, menteri ini sudah melakukan peninjauan langsung ke 300
kabupaten/kota di seluruh Indonesai. Kota-kota yang pernah dikunjunginya mulai
dari Aceh sampai Papua. Ketika sampai di salah satu kota, Amran selalu
memberikan sambutan hangat pada penduduk setempat. Tak lupa ia menyisipkan
pesan-pesan singkat untuk masyarakat dan pejabat setempat. Doktor Ilmu
Pertanian ini memiliki satu tekad agar program kerja mencapai hasil. Ia ingin
masyarakat Indonesai dapat berswasembada pangan dalam dua atau paling lambat
tiga tahun ke depan.
Kader Partai PDIP ini terlihat selalu mengenakan kemeja putih, kadang
dibalut jaket hitam dan selalu bercelana panjang hitam. Dengan itu ia menjadi
semakin nampak tegas, meski begitu ia ramah pada semua orang. Ketika terdengar
kabar bahwa Presiden dan Wakil Presiden akan melakukan reshuffle susunan
kabinet, terdengar kabar bahwa posisi Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian
akan digantikan. Setelah dilakukan pertemuan dengan Ketu Umum Partai PDIP,
Megawati Soekarnoputri, calon pengganti Amran Sulaiman ialah Mindo Sianipar.
Mindo merupakan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP bidang buruh tani
dan nelayan. Akan tetapi, kenyataan memperlihatkan bahwa kedudukan Menteri
Pertanian Kabiner Kerja Jokowi JK masih Amran Sulaiman, pebisnis yang sudah
sukses sejak usia muda.
21
Adapun beberapa kebijakan yang diambil oleh menteri pertanian Amran
Sulaiman sebagai berikut:
Pertama, merevisi Perpres 172 tahun 2014 tentang tender penyediaan
benih dan pupuk menjadi penunjukkan langsung atau e-katalog sehingga
turun tepat waktu menjelang masa tanam.
Kedua, refocusing anggaran 2015 hingga 2017 sebesar Rp 12,2 triliun dari
perjalanan dinas, rapat, rehab gedung direvisi menjadi rehab irigasi, alat
mesin pertanian, cetak sawah dan lainnya untuk petani.
Ketiga, lanjut Amran, bantuan benih yang disalurkan ke petani tidak di
lahan existing, sehingga bantuan berdampak pada luas tambah tanam.
Keempat, pengawalan program Upaya Khusus (UPSUS) dan evaluasi
harian.
Kelima, kebijakan kementerian pertanian fokus juga pada pengendalian
impor dan mendorong ekspor dan deregulasi perijinan dan investasi serta
penyaluran asuransi usaha pertanian.
A. TUGAS
Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 45 Tahun
2015, Kementerian Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pertanian untuk membantu Presiden dalam
menyelenggarakan pemerintahan negara.
B. FUNGSI
Dalam melaksanakan tugas, Kementerian Pertanian menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang penyediaan prasarana dan sarana
pertanian, peningkatan produksi padi, jagung, kedelai, tebu, daging, dan
pertanian lainnya, serta peningkatan nilai tambah, daya saing, mutu, dan
pemasaran hasil pertanian;
22
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang penyediaan prasarana dan sarana pertanian,
peningkatan produksi padi, jagung, kedelai, tebu, daging, dan pertanian
lainnya, serta peningkatan nilai tambah, daya saing, mutu, dan pemasaran hasil
pertanian;
3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan di bidang
penyediaan prasarana dan sarana pertanian, peningkatan produksi padi, jagung,
kedelai, tebu, daging, dan pertanian lainnya, serta peningkatan nilai tambah,
daya saing, mutu, dan pemasaran hasil pertanian;
4. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan inovasi di bidang pertanian;
5. Penyelenggaraan penyuluhan dan pengembangan sumber daya manusia
dibidang pertanian;
6. Koordinasi dan pelaksanaan diversifikasi dan pemantapan ketahanan pangan;
7. Pelaksanaan perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan hayati;
8. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif pada seluruh unsur organisasi di
lingkungan Kementerian Pertanian;
9. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian
Pertanian.
23