Anda di halaman 1dari 55

PEMERIKSAAN FISIK

DALAM DERMATOLOGI

Rosmelia
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
STRUKTUR KULIT
ALUR PENEGAKAN DIAGNOSIS
Kesan Umum

Pemeriksaan singkat DD

ANAMNESIS DD

PEMERIKSAAN FISIK DD

DIAGNOSIS ?

ya tidak

Penatalaksanaan Pemeriksaan penunjang

EVALUASI
ANAMNESIS
Identity
 Nama, jenis kelamin, alamat, umur, pekerjaan,
suku/ras, agama
 Biasanya di bagian registrasi
 Perlu konfirmasi

Chief complaints
 Alasan utama datang ke dokter
 Dengan bahasa/istilah pasien sendiri
ANAMNESIS
History of present illness
 Onset (kapan mulai muncul, dimana, berupa
apa?)
 Simtom (apakah gatal, panas, atau nyeri?)
 Pola penyebaran (bagaimana menyebarnya)
 Evolusi (bagaimana lesi berubah?)
 Faktor provokatif (tambah banyak bila…, tambah
gatal bila…., kumat bila….)
 Faktor yang memperingan (gatalnya berkurang
bila….)
 Riwayat pengobatan dan respon
ANAMNESIS
History of previous illness/medical history
 Riwayat kesehatan pada umumnya, penyakit
yang pernah diderita, penyakit serupa, riwayat
operasi, rawat inap, imunisasi, riwayat alergi,
riwayat atopi, penggunaan obat (resep/non-
resep/jamu)

.
ANAMNESIS
History of family illness
 Riwayat penyakit serupa
 Riwayat atopi
 Riwayat tumor
ANAMNESIS
Review of systems
 Sesuai indikasi (demam, malaise,
menggigil, penurunan berat badan, nyeri
kepala dll)
ANAMNESIS
Personal and social habits, environment
Personal and social habits
 Kebiasaan merokok, minum alkohol, narkoba,
olahraga, diet,.
 Kebiasaan dan orientasi seksual, pekerjaan,
hobi, riwayat perjalanan
 Personal care: pemakaian kosmetik dan
perawatan kulit rambut dan kuku
Environment
 Kondisi tempat tinggal, lingkungan kerja, sumber
air, paparan sinar matahari, hewan peliharaan
PEMERIKSAAN FISIK
 Status generalis : keadaan umum, kesadaran, tanda-
tanda vital, BB/TB
 Pemeriksaan UKK
Tahapan :
 - Inspeksi
 - Palpasi
 - Inspeksi dengan alat (lup)
 - Skalpel  skuama
 - Pengukuran lesi
 - Diaskopi
 Pencatatan  deskripsi UKK
STATUS DERMATOLOGIS

 Deskripsi UKK  diperlukan untuk menjelaskan lesi kulit


secara akurat, „bahasa‟ dalam komunikasi konsultasi
 Mempelajari “bahasa UKK” :
- Pelajari definisi berbagai UKK primer, sekunder, dan
khusus.
- Periksa UKK dengan teliti, gunakan lup, lakukan
palpasi dan gunakan cahaya dari beberapa sudut jika
perlu.
- Ikuti pola: LOKASI – UKK (primer, sekunder, khusus) –
WARNA/DESKRIPSI TAMBAHAN – UKURAN –
SUSUNAN
- Latihan - Latihan - Latihan
UKK berdasar morfologi
Meninggi Mencekung Mendatar Berisi Vaskular
cairan
Papul Erosi Makula Vesikel Purpura
Plak Ulkus Patch Bula Telangiekt
asia
Nodul Atrofi Eritema Pustula Infark
Kista Sinus Abses
Urtika/bid Burrow
ur
Skar
Morfologi permukaan: dome-shaped,
Komedo
lancip, datar, umbilicated, verrucous,
velvety, papillomatous
UKK berdasar kejadiannya

UKK primer: makula, papula, urtika/bidur,


patch, plak, vesikel, bula, pustula, nodul, kista

UKK sekunder: krusta, skuama, ulkus, erosi,


fisura, ekskoriasi, skar, likenifikasi, atrofi

UKK khusus: telangiektasia, purpura, ptekie,


komedo, burrow, lesi target.
Bentuk atau konfigurasi UKK

• Anuler : misal granuloma annulare, tinea corporis


• Polisiklik: misalnya: tinea corporis
• Bulat / numuler / diskoid / coin-shaped : misalnya
dermatitis numularis, psoriasis plak
• Arkuata : seperti panah, seperti bentuk anuler yang
tidak sempurna
• Retikuler: menyerupai jala
• Linier: seperti garis, misalnya pada dermatitis
kontak iritan primer
• Serpiginosa: misalnya pada cutaneus larva migrans
• Targetoid/iris/lesi target : seperti sasaran panah,
dengan paling tidak tiga zone yang berbeda,
misalnya eritema multiforme.
Distribusi UKK
• Dermatomal/zosteriformis: misalnya herpes zoster
• Limfangitik : limfe, misalnya sporotrikosis
• Sun-exposed : misal pada dermatitis fotokontak
• Akral : misal pustulosis palmoplantar
• Intertriginosa
• Ekstensor : misalnya psoriasis
• Fleksor : misalnya dermatitis atopik
• Lokalisata: terbatas pada satu daerah tubuh, misalnya
selulitis
• Generalisata: menyebar ke daerah luas tubuh, misalnya
viral exanthem, erupsi obat makulopapuler
• Simetris bilateral: terjadi pada kedua sisi tubuh seperti
bayangan pada kaca, misalnya psoriasis
• Universal : meliputi seluruh daerah kulit, misalnya :
eritroderma, alopesia universal
UKK PRIMER
Makula

PVC

Patch

Café au lait pada NF


Papula

Veruka
vulgaris

Plak

Psoriasis
Nodul

Furunkel

Urtika
/bidur

Urtikaria
Papula

VESIKEL PUSTUL KISTA


Herpes simplex, Impetigo, Acne, kista
varicella, herpes folikulitis, acne epidermal
zoster, pomfoliks

BULA
Kendor: pemfigus, impetigo
Tegang: pemfigoid bulosa
Vesikel, pada herpes
zoster

Bula, pada impetigo bulosa


awal
UKK SEKUNDER
KRUSTA
Impetigo, varicella,
pemfigus

EROSI

ULKUS
SKUAMA
Halus/pityriasiformis: PVC
Psoriasiformis/kasar:
Psoriasis, tinea
Kolaret: P. rosea
Ichtyosiform: Ichtyosis
vulgaris
Folikuler
Eksfoliatif
FISURA

EKSKORIASI

SKAR
ATROFI
Penipisan
epidermis,
dermis,
subkutis

LIKENIFIKASI
Penebalan kulit
karena gesekan atau
garukan kronik
UKK KHUSUS
UKK KHUSUS
KOMEDO
Kumpulan sebum dan
keratin folikulosentrik

TELANGIEKTA
SIA
Pembuluh darah
superfisial kecil
yang melebar
BURROW
Terowongan pada
epidermis
Skabies, CLM

Burrow pada skabies


BENTUK ATAU KONFIGURASI / Shape UKK

Polisiklik
Anuler

Arcuata
Numuler
Linier

Lesi target

Serpiginosa
Susunan/Arrangement UKK multipel

Berkelompok

Tersebar
PEMERIKSAAN RAMBUT DAN KEPALA

• INSPEKSI rambut: seluruh daerah kepala,


sistematis. Cari: daerah kebotakan dan penipisan
rambut, tanda-tanda trauma pada kepala atau
batang rambut, parasit (pada pedikulosis), pola
distribusi dan lokasi pertumbuhan rambut berlebih,
perubahan pigmentasi, warna dan tekstur rambut
• PEMERIKSAAN KULIT kepala = di bagian tubuh
lainnya.
Hair pull test
PEMERIKSAAN KUKU

Periksa adanya:
• Pitting (lekuk kecil pada nail
plate)
• Onikolisis
•Paronikia (udem dan eritem pada
lipat kuku dan daerah sekitar
kuku)
• Diskolorisasi (perubahan warna
menjadi putih, kehijauan,
kekuningan atau hitam)
• Perubahan lain: nevus, clubbing,
koilonikia/spoon nail, onikoreksis,
onikogrifosis
Onikolisis Onikogrifosis
Pitting nail

Clubbing fingers
Paronikia + diskolorisasi
PEMERIKSAAN SARAF PADA LEPRA
• Gangguan sensoris:
Sensasi taktil (cottonwool, Semmes Weinstein
Monofilament/SWM, atau ujung bolpoint/ballpoint
pen test),
Sensasi nyeri (jarum pentul),
Sensasi suhu, maupun sensasi gerak dan vibrasi.

Lokasi pemeriksaan
• Gangguan Motoris:
Yang diperiksa

Saraf Pergerakan Otot


Facialis Menutup mata Orbicularis oculi
Ulnaris Abduksi jari kelingking Abductor digiti minimi
Medianus Abduksi ibu jari Abductor pollicis brevis
Radialis Ekstensi pergelangan Wrist extensors
tangan
Poplitea lateralis Dorsofleksi kaki Foot dorsoflexors
Pemeriksaan Pembesaran Saraf

N. auricularis magnus
N. ulnaris
N. Peroneus communis N. Tibialis posterior
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Wood’s lamp: menggunakan lampu dengan filter barium
silikat + nikel oksida  hanya melewatkan  320-400
nm (365 nm). Pemeriksaan di ruang gelap pekat.

Hasil :
- PVC : floresensi kekuningan
- T. capitis : hijau kebiruan
- Eritrasma : coral red
- Hipopigmentasi
- Hiperpigmentasi : menentukan
kedalaman pigmen melanin
(epidermal/dermal)
 Laboratorium sederhana:
- KOH 10% -30%
- Pengecatan Gram
- Pengecatan Ziehl – Nielsen
- Tes Tzanck
- Wet-mount dengan lar. NaCl
0,9%/akuades: skabies, trichomonas
 Tes tusuk (prick-test) : untuk melihat
reaksi tipe I terhadap berbagai alergen
Dilakukan pada: urtikaria, angioedema,
rhinitis alergi, asma bronkhial
 Tes tempel (patch test) : melihat reaksi tipe IV (delayed-
hypersensitivity) terhadap berbagai alergen.
Dilakukan pada : dermatitis kontak

 Tes acetowhite: dengan asam asetat 5% . Dilakukan


pada : kondiloma
 Kultur : bakteri, jamur
 Biopsi : eksisional, ellips, punch
PEMERIKSAAN ELEMEN JAMUR DENGAN KOH

Cara Pengambilan Sampel:


1. Bersihkan bagian tubuh yang akan diperiksa (dengan
kapas alkohol 70%)
2. Pada kulit, ambil dari lesi yang aktif (eritem, meninggi),
rambut dicabut (jika rambut panjang, dipotong sampai 1-
2 cm dari akar), kuku dipotong atau dikerok dibagian
yang rusak
3. Pada PVC bisa diambil dengan selotip, pemeriksaan
dengan KOH-parker.
4. Konsentrasi KOH 10-30% (untuk skuama dibiarkan 2-5
menit, untuk kuku dan rambut 1-2 jam)
HASIL PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN GRAM

Pengambilan sampel:
1. Pus : menggunakan kapas lidi, dari erosi atau ulkus
langsung.
2. Untuk discar uretra: tahan miksi min 4 jam, ambil dari
OUE langsung (kalau perlu milking), kapas lidi masuk
1-2 cm
3. Pada servisitis: sampel diambil bersamaan
pemeriksaan ginekologik, dari endoserviks.
4. Dari pustula/abses: dengan aspirasi menggunakan
spuit steril. Pustula kecil dapat dipecah menggunakan
skalpel
Hasil Pemeriksaan
PEMERIKSAAN BAKTERIOLOGI PADA LEPRA

Cara pengambilan sampel (slit-skin smear)


1. Bersihkan daerah sampel dengan kapas alkohol. Biarkan mengering.
2. Kulit dijepit diantara ibu jari dan telunjuk sampai terlihat memucat.
3. Dengan menggunakan skalpel, dibuat insisi sejanjang 5 mm dengan
kedalaman 2-3 mm pada kulit yang terjepit antara jari. Kemudian
pisau diputar sampai membentuk sudut 90 terhadap insisi dan dasar
luka dikerok hingga didapatkan sedikit cairan dan jaringan dermis di
ujungnya. Tidak boleh ada darah pada spesimen karena dapat
mengganggu pengecatan dan pembacaan.
4. Lepaskan jepitan pada kulit dan hapus darah dengan kapas alkohol.
5. Cairan ini dengan hati-hati dioleskan pada area lingkaran kurang lebih
diameter 8 mm pada gelas obyek. Gelas obyek harus selalu dipegang
pada ujung-ujungnya. Satu gelas obyek dapat digunakan untuk 6
apusan kulit.
6. Hapus kotoran di skalpel dengan kapas alkohol . Lewatkan skalpel di
atas nyala api bunsen 3-4 detik. Biarkan dingin tapi jangan
menyentuh apapun.
7. Ulangi langkah di atas untuk lokasi sampel lain
7. Pada penderita lepra aktif, harus diambil 6 sampel, satu dari tiap-tiap
lobus telinga, dan 4 dari lesi aktif. Lokasi pengambilan sampel harus
dicatat (dapat dibantu dengan menggunakan diagram) dan indeks
bakteriologik dihitung untuk tiap lokasi.
HASIL PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN TZANCK

Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel


• Sampel diambil dari vesikel atau bula yang baru
dan masih utuh
• Atap vesikel atau bula dibuka menggunakan
skalpel, kemudian dilakukan kerokan pada dasar
vesikel/bula.
• Material yang didapat dioleskan pada gelas obyek
hingga membentuk lapisan tipis, dan dibiarkan
sampai kering.
• Genangi dengan cat Giemsa selama 20 menit
• Cuci dengan air mengalir perlahan, biarkan kering.
HASIL PEMERIKSAAN

Multinucleated giant cell Sel akantolitik


PEMERIKSAAN PREPARAT BASAH PADA SKABIES

Cara pengambilan dan pemeriksaan sampel


• Lakukan pengambilan sampel dari beberapa tempat,
dari burrow, atau papul dan vesikel di dekat burrow.
• Lakukan kerokan kulit menggunakan skalpel (no. 15)
yang telah dilapisi minyak imersi atau mineral oil.
• Lakukan pemeriksaan dengan pembesaran lemah,
carilah skabies dewasa, telur, fragmen telur atau kotoran
skabies.

Anda mungkin juga menyukai